Anda di halaman 1dari 23

Oleh :

Gilbert Wendy Setiawan

Pembimbing :
Prof. Dr. dr. Eddy Suparman, Sp.OG-K
IMPENDING
EKLAMPSIA
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS – I
BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2019
1

PENDAHULUAN
Memberikan kontribusi pada
Hipertensi morbiditas dan mortalitas ibu hamil
WHO
pada Angka Kematian Ibu (AKI)
kehamilan AKI di Indonesia sebesar 359 per 100.000
kelahiran hidup
Paling sering terjadi
selama kehamilan Angka kematian maternal 8,07% dan angka
kematian perinatal 27,42%.

 hipertensi yang disertai dengan proteinuria pada kehamilan.


 timbul setelah minggu ke-20 usia kehamilan, sering terjadi
Preeklampsia pada primigravida.
 di negara berkembang, sekitar 25% mortalitas perinatal
diakibatkan kelainan hipertensi dalam kehamilan
2

LAPORAN KASUS
• Nama : Ny. P.F.
• Umur : 25 tahun
• CM : 55.56.53
• Alamat : Kecamatan Poigar
• Pekerjaan : IRT

Pasien merupakan rujukan dari RS Manembo-nembo


dengan diagnosa G2P0A1 25 tahun hamil aterm belum
inpartu + impending eklampsia
Janin intra uterine tunggal hidup letak kepala.
3

LAPORAN KASUS

Anamnesis
Nyeri kepala (+) sejak 3 jam SMRS
Nyeri ulu hati (+) sejak 3 jam SMRS
Penglihatan kabur (+) sejak 3 jam SMRS
Sudah dilakukan pemberian MgSO4 sesuai protokol
Nyeri perut bagian bawah ingin melahirkan (+)
Pelepasan lendir campur darah (+)
Pelepasan air dari jalan lahir (-)
Pergerakan janin (+) dirasakan saat MRS
Riwayat penyakit jantung, paru-paru, ginjal, hati disangkal
4

LAPORAN KASUS
Riwayat Menstruasi
• Menarche: 13 tahun
• Menstruasi teratur setiap bulan, 4-5 hari.
• HPHT: 3 April 2018
Riwayat Pernikahan
Menikah satu kali selama 5 tahun
Riwayat Obstetri
A1: 2017, kehamilan 8 minggu, dikuret
Riwayat PAN
3 kali di dokter spesialis kebidanan dan kandungan
5

LAPORAN KASUS
Status Generalis
Keadaan umum : cukup Kesadaran: CM
Tekanan darah : 190/100 mmHg Nadi : 92 x/menit
Respirasi : 16 x/menit Suhu : 36,50C
Tinggi badan : 155 cm
Berat badan : 106 kg
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
reflex cahaya (+/+)
Cor/Pulmo : dalam batas normal
Ekstremitas : akral hangat, edema (-), CRT < 2 detik
6

LAPORAN KASUS
Status Obstetrik
TFU : 36 cm
Letak janin : letak kepala U punggung kiri
BJJ : 135-140 x/menit
His : 2’-3’//45”-50”
TBBJ : 3875 gram
Proteinuri : +3 (kualitatif)

Pemeriksaan Dalam
Effacement 75%, pembukaan 1-2 cm, ketuban (+), presenting
part kepala H I
7

LAPORAN KASUS
Laboratorium:
Hemoglobin : 15,4 gr/dL Leukosit : 17.600/uL
Trombosit : 201.000/uL GDS : 126 mg/dL
Ureum : 23 mg/dL Kreatinin : 0,6 mg/dL
SGOT : 14 U/L SGPT : 12 U/L
Natrium : 137 mEq/L Kalium : 3,6 mEq/L
Chlorida : 106 mEq/L
Urinalisis : Leukosit +1, Nitrit -, Bakteri -, BJ 1.025, pH 5,
Protein +3, Keton -, Urobilinogen +1, Bilirubin +1

EKG: dalam batas normal


8

LAPORAN KASUS
USG
Janin intrauterin tunggal hidup
FM (+) FHM (+) BPD: 9,21 cm; AC: 35,57 cm; FL: 7,70 cm
AFL > 2 cm EFW: 3600-3700 gram
Plasenta implantasi di corpus anterior grade II- III
Kesan : Hamil 39-40 minggu + letak kepala

Diagnosis
G2P0A1, 25 tahun, hamil 39-40 minggu, inpartu kala I dengan
impending eklampsia
Janin intrauterine, tunggal, hidup, presenting part kepala HI
9

LAPORAN KASUS
Sikap
Pro seksio sesarea cito
MgSO4 sesuai protokol dilanjutkan
Laboratorium, USG, EKG
Konseling, informed consent
Cross match, sedia donor, setuju operasi
Metildopa 3x500mg
Observasi TTV, His, BJJ
Lapor konsulen: - advis seksio sesarea cito
- konseling, informed consent
10

LAPORAN KASUS
Observasi
Jam 23.45 - 00.00 : his : 8’-9’//10”-15” BJJ: 135-140 x/menit
Jam 00.00 - 00.30 : his : 8’-9’//10”-15” BJJ: 135-140 x/menit
Jam 00.30 - 01.00 : his : 8’-9’//10”-15” BJJ: 135-140 x/menit
Jam 01.20 : pasien didorong ke OK cito
Jam 02:04 : operasi dimulai dilakukan SCTP
Jam 02:10 : lahir bayi ♂, BBL: 3900 gram, PBL: 51 cm, AS
6-8 dilanjutkan dengan insersi IUD post plasenta
Jam 03:14 : operasi selesai
Sampai saat ini KU ibu cukup
(TD 140/90 mmHg) (Hb: 12,3 gr/dl), bayi diruang transisi
11
LAPORAN KASUS
24/8/2018 25/8/2018
07.00 WITA 07.00 WITA
S Nyeri luka operasi, sakit kepala (-), nyeri ulu hati Nyeri luka operasi, sakit kepala (-), nyeri ulu hati
(-), pandangan kabur (-) (-), pandangan kabur (-)
O KU: cukup, CM KU: cukup, CM
TD: 130/80; N: 82 x/m; R: 20 x/m; S: 36,7C TD: 150/90; N: 88 x/m; R: 20 x/m; S: 37 C
Mata: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) Mata: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Mammae: laktasi -/-, infeksi -/- Mammae: laktasi +/+, infeksi -/-
Abdomen: BU (+), TFU 2 jari di bawah pusat, Abdomen: BU (+), TFU 2 jari di bawah pusat,
kontraksi uterus baik, luka operasi kontraksi uterus baik, luka operasi
terawat, darah (-), pus (-) terawat, darah (-), pus (-)
V/U: lochia rubra (+)
A P1A1, 25 tahun, post SCTP + IUD post plasenta P1A1, 25 tahun, post SCTP + IUD post plasenta
H1 a/i impending eklampsia H2 a/i impending eklampsia
Lahir bayi ♂, BBL: 3900 gram, PBL: 51 cm, Lahir bayi ♂, BBL: 3900 gram, PBL: 51 cm,
AS 6-8 AS 6-8
P • IVFD Aff infus dan kateter
Line I: MgSO4 40 % 6 gr dalam RL 500 cc/ 6jam Terapi oral:
 28 tts/menit (sampai 24 jam post op) • Cefradroxil 3 x 500 mg tab
Line II: RL + Oksitosin 20 IU  20 tetets/menit • Sulfat ferosus 1 x 1 tab
• Metildopa 3 x 500mg • Metildopa 3 x 500 mg tab
• Inj Ceftriaxone 2 x 1 gr IV Observasi TTV, kontraksi, perdarahan
• Drip Metronidazole 2 x 500 gr ASI on demand
• Observasi TTV, kontraksi, perdarahan Rawat luka operasi
12
LAPORAN KASUS
26/8/2018 27/8/2018
07.00 WITA 07.00 WITA
S Nyeri luka operasi, sakit kepala (-), nyeri ulu hati Nyeri luka operasi berkurang, nyeri ulu hati (-),
(-), pandangan kabur (-) pandangan kabur (-),sakit kepala (-)
O KU: cukup, CM KU: cukup, CM
TD: 130/80; N: 88 x/m; TD: 120/80; N: 88 x/m;
R: 16 x/m; S: 37C R: 16 x/m; S: 36C

Mata: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) Mata: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Mammae: laktasi +/+, infeksi -/- Mammae: laktasi +/+, infeksi -/-
Abdomen: BU (+), TFU 2 jari di bawah pusat, Abdomen: BU (+), TFU 3 jari di bawah pusat,
kontraksi uterus baik, luka operasi kontraksi uterus baik, luka operasi
terawat, darah (-), pus (-) terawat, darah (-), pus (-)
Urinalisis :
A
Leukosit
P1A1, 25 tahun, - + IUD post plasenta
post SCTP P1A1, 25 tahun, post SCTP + IUD post plasenta
Nitriteklampsia
H3 a/i impending - H4 a/i impending eklampsia
Lahir bayi ♂, Bakteri
BBL: 3900 - gram, PBL: 51 cm, Lahir bayi ♂, BBL: 3900 gram, PBL: 51 cm,
AS 6-8 BJ 1.010 AS 6-8
P Terapi oral: pH 7 Terapi oral:
• Cefradroxil 3 x 500 mg tab • Cefradroxil 3 x 500 mg tab
Protein
• Sulfat ferosus 1 x 1-tab • Sulfat ferosus 1 x 1 tab
• Metildopa Keton
3 x 500-mg tab • Metildopa 3 x 500 mg tab
Observasi TTV,Urobilinogen -
kontraksi, perdarahan Observasi TTV, kontraksi, perdarahan
ASI on demand Bilirubin - ASI on demand
Rawat luka operasi Rawat luka operasi
R/ cek urinalisis Pasien diperbolehkan pulang
13

PEMBAHASAN
Timbulnya hipertensi
disertai proteinuri
Kelainan akut pada
akibat kehamilan,
preeklampsia dalam
setelahpersalinan,
kehamilan, umur
kehamilan
atau 20 minggu
nifas yang ditandai
atau segera
dengan setelah
timbulnya
Preeklampsia
persalinan yang
kejang dengan atau
disertai dengan nyeri
tanpa penurunan
kepala hebat,
kesadaran (gangguan
penglihatan yang
sistem saraf pusat)
berkurang, dan atau
nyeri epigastrium
14

PEMBAHASAN

Bila spasme arteriolar


ditemukan diseluruh tubuh
PREEKLAMPSIA  dipahami bahwa tekanan
Perubahan
pokok darah yang meningkat
SPASME PEMBULUH DARAH merupakan kompensasi
mengatasi kenaikan tahanan
perifer agar oksigenase
jaringan tetap tercukupi

Pada preeklampsia dijumpai kadar aldosterone yang rendah dan


kadar prolaktin yang tinggi dibandingkan pada kehamilan normal
Chesley’s hypertensive disorders in pregnancy
15

PEMBAHASAN

Manifestasi Klinis
Tekanan darah. Kelainan dasar  vasospasme arteriol  peringatan awal muncul
adalah peningkatan tekanan darah. Tekanan diastolik merupakan tanda prognostik
yang lebih baik dibandingkan tekanan sistolik.
Kenaikan berat badan. Peningkatan berat badan tiba-tiba dan yang berlebihan
merupakan tanda pertama preeklampsia.
Proteinuria. Pada preeklampsia awal, proteinuria mungkin hanya minimal atau
tidak ditemukan sama sekali. Pada kasus yang berat, proteinuria biasanya dapat
ditemukan dan mencapai 10 gr/L.
Nyeri kepala. sering terasa pada daerah frontalis dan oksipitalis dan tidak sembuh
dengan pemberian analgesik biasa
Nyeri epigastrium atau nyeri kuadran kanan atas
Gangguan penglihatan. Seperti pandangan yang sedikit kabur, skotoma, hingga
kebutaan sebagian atau total
16

PEMBAHASAN

Pada pasien ini


Diagnosis didapatkan

Nyeri kepala, mata


Anamnesis kabur dan nyeri ulu hati

TD190/100 mmHg,
Pemeriksaan fisik proteinuria kuantitatf +3.

Pemeriksaan urinalisis 
Penunjang didapatkan proteinuria +3
17

PEMBAHASAN

TATALAKSANA
Tujuan dasar dari penatalaksanaan preeklampsia

1. Terminasi kehamilan dengan kemungkinan setidaknya tidak terdapat


trauma pada ibu maupun janin
2. Kelahiran bayi yang dapat bertahan
3. Pemulihan kesehatan lengkap pada bayi

Tujuan
Pada kasusutama  memperbaiki
ini pasien datang denganluaranusia
1. Manajemen ekspektatif perinatal 39-40
dengan mengurangi morbiditas
kehamilan minggu tidak lagi dilakukan
MgSO 4 direkomendasikan
neonatal serta memperpanjangoleh WHO
Pada pasienekspektatif
manajemen  MgSO
ini diberikan langsung
4 40usia
% 4 gr
disikapi
sebagai terapi
kehamilan utama mengingat
tanpaperlahan
membahayakan efektifitas,
ibu
2. Penggunaan MgSO4 (10cc) IV bolus
dengan SC cito.5-10 menit,
safety, dan cost effective pada
dilanjutkan dengan MgSO4 40% 6 gr (15cc)
penggunaannya
drips dalam 500cc RL/6 jam.
18

PEMBAHASAN

Kotak 1.
Rekomendasi pemberian
MgSO4
19

PEMBAHASAN
Metildopa, agonis reseptor alfa yang
bekerja di sistem saraf pusat,  obat
3. Penggunaan antihipertensi antihipertensi yang paling sering
digunakan untuk wanita hamil dengan
Pada pasienhipertensiini diberikan
kronis.
antihipertensi
Metildopa oral berupa
safety margin yang luas
(paling aman). Walaupun bekerja
Metildopa 3 x 500 mg tablet.
terutama pada SSP,(NIH)
National Institutes of Health namun memiliki
sedikit efek perifer yang akan
merekomendasikan
4. Pemberian steroid 1. Semua menurunkan
wanita hamiltonus
dengan simpatis dan
kehamilan
Pada
Kotak 2. Rekomendasi
antara 24-34 pasien
pemberian
tekanan
minggu ini usia
antihipertensi
darah
yang pada preeklamsia
arteri
dalam
persalian prematur mengancam
2. kehamilan 39-40
Kortikosteroid yang minggu
dianjurkan 
 tidak diberikan
deksametason 6 mg sebanyaksteroid
4 dosis
IM dengan interval 12 jam.
3. Keuntungan optimal dicapai 24 jam
setelah dosis inisial dan selama 7 hari.
20

PEMBAHASAN

Gambar 1.
Penanganan
Preeklampsia Berat
21

PENUTUP
Impending eklampsia  preeklampsia yang disertai dengan nyeri kepala
Kesimpulan hebat, penglihatan yang berkurang, dan atau nyeri epigastrium.
Diagnosis ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
Penatalaksanaan meliputi :
1. Manajemen ekpektatif yang bertujuan untuk memperbaiki luaran
perinatal dengan mengurangi morbiditas neonatal serta
memperpanjang usia kehamilan tanpa membahayakan ibu terutama
pada usia kehamilan <37 minggu,
2. Penggunaan MgSO4 sebagai agen profilaksis dan definitif,
3. Penggunaan antihipertensi,
4. Pemberian steroid.

Kejadian rata-rata sebanyak 6% dari seluruh kehamilan dan 12% pada


Saran kehamilan primigravida. Banyak dijumpai pada primigravida terutama
primigravida pada usia muda daripada multigravida.
Oleh karena itu, edukasi pasien mengenai kunjungan ANC teratur sangat
diperlukan
22

Anda mungkin juga menyukai