Anda di halaman 1dari 5

SPO PENGENDALIAN SERANGGA

NO DOKUMEN REVISI HALAMAN

RSUD ASY-SYIFA
SUMBAWA BARAT
TANGGAL TERBIT Ditetapkan
STANDAR Plt Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL

April 2016 dr. Carlof


PENGERTIAN Suatu usaha untuk menekankan atau menurunkan populasi serangga sampai
batas yang tidak merugikan atau membahayakan kesehatan dan
keselamatan manusia.
TUJUAN Agar terciptanya kondisi lingkungan rumah sakit yang bebas dari gangguan
jentik, nyamuk, lalat, kecoa, semut, serta serangga lainnya yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan.
KEBIJAKAN 1. Pengendalian dilakukan terhadap semua jenis serangga diantaranya:
jentik, nyamuk, lalat, kecoa, semut, dll.
2. Pengendalian dengan menggunakan insektisida yang direkomendasikan
REFERENSI KepMenKes RI No.1204/MenKes/SK/X/2004. Tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
ALAT DAN BAHAN A. Alat:
1. Senter
2. Checklist
3. Fogger
4. Roll kabel
5. Gelas ukur
6. Jerigen
7. APD
B. Bahan Insektisida:
1. Solfac 10 WP
2. Mustang 25 EC
3. Abate 1 G
4. Prevail 100 EC
5. Cynof 25 UL
PROSEDUR A. Pengendalian Jentik Nyamuk
1. Survey Jentik
a. Petugas ISLRS melakukan survey jentik nyamuk terhadap semua
container (bak mandi, kolam maupun tampungan air lainnya).
b. Petugas ISLRS mencatat dalam checklist hasil survey jentik,
kemudian menghitung indeks container.
c. Petugas ISLRS menganalisa indeks container dan memberikan
rekomendasi terhadap hasil survey ke satuan kerja obyek survey.
2. Pengendalian Secara Fisik
a. Petugas/Cleaning Service melakukan pengurasan pada bak mandi,
kolam maupun genangan air lainnya.
b. Petugas/Cleaning Service menutup semua tandon air yang ada di
wilayah kerjanya
c. Petugas/Cleaning Service membuang barang bekas yang
dimungkinkan dapat menampung air hujan.
3. Pengendalian jentik nyamuk pada air bersih pada genangan air yang
tidak memungkinkan dilakukan pengurasan:
a. Petugas ISLRS menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.
b. Petugas ISLRS mengukur volume air pada tandon.
c. Petugas ISLRS menaburkan serbuk Abate dengan menggunakan
sendok sesuai dosis yang ditentukan yaitu 10 gr/100 ltr air bersih.
d. Petugas ISLRS melakukan abatisasi secara periodic (3 bulan sekali).
Catatan: 10 gram Abate = 1 sendok makan.
4. Pengendalian jentik nyamuk di air kotor.
a. Petugas ISLRS menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.
b. Petugas ISLRS mengukur volume air yang akan diberi larvasida.
c. Petugas ISLRS membuat larutan larvasida dengan dosis 20 cc/1 ltr
Air.
d. Petugas ISLRS menyiramkan larvasida pada genangan air kotor.
B. Pengendalian Serangga pada Nyamuk Dewasa
1. Survey Nyamuk Dewasa.
a. Petugas ISLRS melakukan survey populasi nyamuk dewasa.
b. Petugas ISLRS mengisi checklist bila populasi nyamuk sudah
mengganggu.
c. Petugas ISLRS merencanakan pemberantasannya meliputi waktu
dan bahan yang digunakan.
2. Pemberantasan nyamuk dengan Metode Fogging.
a. Petugas ISLRS menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.
b. Petugas ISLRS memakai alat pelindung diri.
c. Petugas ISLRS membuat larutan insektisida sesuai dosis formulasi
dan dosis aplikasi yang ditentukan.
d. Petugas ISLRS merangkai/menyambung fogger dengan roll kabel.
e. Petugas menancapkan stop kontak roll kabel pada sumber arus
listrik
f. Petugas ISLRS menghidupkan fogger dengan cara menekan tombol
ke posisi “ON”.
g. Petugas ISLRS mulai melakukan penyemprotan pada tempat yang
menjadi sasaran penyemprotan (arahkan fogger searah dengan
aliran angin).
h. Petugas ISLRS mematikan fogger dengan menekan tombol fogger ke
posisi “OFF” setelah selesai penyemprotan.
i. Petugas ISLRS mencabut stop kontak roll kabel dari sumber arus
listrik.
j. Petugas ISLRS mencabut kabel fogger dari roll kabel.
k. Petugas ISLRS membenahi kembali alat dan bahan ke posisi semula.
l. Petugas ISLRS meminta tanda tangan pada laporan tindakan pada
penanggung jawab ruangan dimana dilakukan penyemprotan.
C. Pengendalian Kecoa
1. Upaya Pencegahan:
a. Petugas ruangan menyimpan bahan makanan dan makanan jadi
pada tempat-tempat tertutup dan selalu menjaga kebersihan
ruangan.
b. Petugas ruangan melakukan pengolahan sampah dengan baik.
c. Petugas IPSRS memasang kawat kasa pada setiap saluran air.
d. Petugas IPSRS menutup lubang-lubang atau celah-celah agar kecoa
tidak masuk ke dalam ruangan.
2. Survey Populasi Kecoa.
a. Petugas ISLRS melakukan survey populasi kecoa dengan melihat
tanda-tanda keberadaan populasi kecoa di obyek survey yaitu;
1) Adanya kotoran kecoa.
2) Adanya kapsu telur kecoa (ootheca).
3) Adanya kecoa hidup.
b. Petugas ISLRS melakukan survey populasi kecoa pada lokasi;
1) Utuk kotoran kecoa: pada lantain dan jejak kecoa.
2) Untuk telur: pada tempat tersembunyi di sudut-sudut meja,
almari, celah dinding.
3) Untuk kecoa: dibawah daun meja, rak, lipatan tempat
tidur,celah dinding dan almari, celah dinding itu sendiri.
c. Petugas ISLRS menganalisa hasil survey dan bila ditemukan
populasi kecoa dibuat rencana pemberantasannya.
3. Pemberantasan kecoa secara fisik dan mekanis.
a. Petugas mengambil kapsul telur yang terdapat pada celah-celah
dinding, almari, peralatan.
b. Petugas memusnahkan kapsul telur kecoa dengan
membakar/menghancurkan.
c. Petugas membunuh langsung dengan alat pemukul atau tangan.
d. Petugas menyiram tempat perindukan dengan air panas.
4. Pemberantasan kecoa secara kimia dan metode pengumpanan.
a. Petugas ISLRS menyiapkan alat dan umpan racun kecoa (blattanex
gel 2,15).
b. Petugas ISLRS memakai alat pelindung diri.
c. Petugas ISLRS melepaskan penutup tabung umpan racun kecoa.
d. Petugas mengaplikasikan umpan racun kecoa pada sarang atau
tempat-tempat persembunyian kecoa dengan ukuran diameter 5 ml
(0,1 gr/m2).
e. Petugas ISLRS menutup kembali tabung umpan racun kecoa.
f. Petugas ISLRS melakuan pengecekan/monitoring umpan racun
kecoa setiap 2 minggu sekali.
g. Petugas ISLRS melakukan pemasangan kembali umpan racun kecoa
setiap 3 bulan sekali.
5. Pemberantasan kecoa secara Kimia dengan metode Fogging.
a. Petugas ISLRS menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.
b. Petugas ISLRS memakai alat pelindung diri.
c. Petugas ISLRS membuat larutan insektisida sesuai dosis formulasi
dan dosis aplikasi yang ditentukan.
d. Petugas ISLRS merangkai/menyambung fogger dengan roll kabel.
e. Petugas menancapkan stop kontak roll kabel pada sumber arus
listrik
f. Petugas ISLRS menghidupkan fogger dengan cara menekan tombol
ke posisi “ON”.
g. Petugas ISLRS mulai melakukan penyemprotan pada tempat yang
menjadi sasaran penyemprotan meliputi celah-celah dinding,
almai, peralatan dansaluran air limbah.
h. Petugas ISLRS mematikan fogger dengan menekan tombol fogger ke
posisi “OFF” setelah selesai penyemprotan.
i. Petugas ISLRS mencabut stop kontak roll kabel dari sumber arus
listrik.
j. Petugas ISLRS mencabut kabel fogger dari roll kabel.
k. Petugas ISLRS membenahi kembali alat dan bahan ke posisi semula.
l. Petugas ISLRS meminta tanda tangan pada laporan tindakan pada
penanggung jawab ruangan dimana dilakukan penyemprotan.

FORMULIR -
DOKUMEN -
TERKAIT
UNIT TERKAIT A. Intern RS :
1. Seluruh unit kerja Rumah Sakit
2. Instalasi Sanitasi Lingkungan Rumah Sakit
B. Ekstern RS :

Anda mungkin juga menyukai