Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelessaikan makalah ini yang
Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Shalat di Berbagai Keadan dan
Penyelenggaraan Jenazah pada saat melepas kematian “
Makalah ini berisikan tentang berbagai jenis shalat dalam berbagai keadaan
diantaranya shalat pada saat dalam perjalanan, shalat jama qasar, shalat orang Sakit serta
shalat dalam kendaan. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua
tentang shalat di berbagai keadaan dan penyelenggaraan melepas kematian .
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna , karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir, Semoga Allah SWT.senantiasa
meridhoi segala usaha kita. Amin
Kelompok 3
1
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 4
1.3 Tujuan ............................................................................................................... 4
BAB 11 PEMBAHASAN
1.1 Sholat Diberbagai Keadaan
1.1.1 Shalat Safar ........................................................................................ 5
1.1.2 Shalat Jama ........................................................................................ 6
1.1.3 Shalat Jamka Qasar ............................................................................ 8
1.1.4 Syarat Sah Shalat Jamak Qasar ............................................................. 8
1.1.5 Tata Cara Shalat Jamak Qasar .............................................................. 10
1.1.6 Tata Cara Shalat di Kendaraan ............................................................. 13
1.1.7 Tata Cara Shalat Orang Sakit ................................................................. 14
1.2 Penyelenggaraan Jenazah Menjelang Kematian
1.2.1 Menganjurkan Sabar bila sakit .............................................................. 15
1.2.2 Mengingatkan agar berbaik sangka kepada Allah ............................... 16
1.2.3 Mendatangi orang sakit ........................................................................... 16
1.2.4 Mentalqinkan orang yang sakartul maut .............................................. 18
1.2.5 Menganjurkan orang yang sakit keras agar berwasiat ........................ 20
1.2.6 Hadapkanlah ke arah kiblat .................................................................... 21
1.2.7 Menciptakan suasana tentram ................................................................. 22
1.2.8 Ucapkanlah kalimat Istirja jika telah meninggal .................................. 22
1.2.9 Tindakan lain yang harus dikerjakan setelah kematian ....................... 23
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perjalanan, merupakan salah satu kegiatan yang tidak dapat dielakkan dalam
kehidupan manusia, apa lagi pada jaman modern ini. Perjalanan selalu membutuhkan
tenaga dan menyita waktu kita, entah itu banyak atau sedikit. Namun ada kewajiban-
kewajiban yang tidak boleh kita tinggalkan meski dengan alasan perjalanan. Salah
satunya adalah Sholat 5 waktu. Dalam Islam sudah ditentukan aturan-aturan yang sangat
mempermudah bagi para musafir. Sholat yang dilaksanakan dalam perjalanan biasa
disebut sholatus safar. Islam adalah agama Allah SWT yang banyak memberikan
kemudahan kepada para pemeluknya didalam melakukan berbagai ibadah dan amal
sholehnyaIslam juga dibangun dengan lima pilar. Salah satu pilarnya adalah shalat.
Karenanya shalat merupakan tiang agama. Ketika seorang meninggalkan shalat ia disebut
penghancur agama tetapi sebalikya ketika ia melaksanakan shalat dengan sebaik-baiknya
maka ia disebut sebagai penegak agama. Karenanya, seorang muslim tidak boleh
meninggalkan shalat walau bagaimanapun juga tak terkecuali dalam bepergian.Seperti
halnya seorang yang tidak memiliki air untuk berwudhu maka ia diperbolehkan
bertayammum, begitu pula dengan sholat yang dapat dilakukan dengan cara dijama’
(dirangkap) maupun diqoshor (dipotong).
Yang selanjutnya ialah mengenai kehidupan, Kehidupan manusia akan berakhir ketika
Malaikat Izroil datang untuk mencabut nyawa manusia. Mati adalah akhir dari kehidupan
manusia didunia, tapi kematian itu merupakan titik pangkal kehidupan manusia diakherat.
Kehidupan didunia itu ibarat orang mencari bekal untuk kehidupan yang lebih lama dan
kekal. Manusia tidak akan pernah mengerti hakekat kehidupan jika ia tidak mau
mengingat arti dan hakekat kematian. ati tidak mengenal batas usia dan tempat. Manusia
harus siap jika ajal menjemput. Manusia dalam keadaan rugi ketika dalam kehidupannya
hanya menyibukkan dengan urusan dunia tanpa menyiapkan bekal yang cukup untuk
kehidupan yang abadi diakherat kelak. Diharapakan dengan mengingat kematian
diharapkan manusia akan mengerti hakekat kehidupan, dengan demikian dalam
kehidupan sehari-hari akan selalu mendekatkan diri pada Allah SWT dengan iman dan
taqwa yang istiqomah.
3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Shalat Safar ?
2. Apa itu Shalat Jamak ?
3. Apa itu Shalat Jamak Qasar ?
4. Apa saja Syarat Sah Shalat Jamak Qasar ?
5. Bagaimana Tata Cara Shalat Jamak Qasar ?
6. Bagaimana Tata Cara Shalat di Kendaraan ?
7. Bagaimana Tata Cara Shalat Orang Sakit ?
8. Bagaimana Menganjurkan Sabar bila sakit ?
9. Bagaimana Mengingatkan agar berbaik sangka kepada Allah ?
10. Bagaimana cara Mendatangi orang sakit ?
11. Bagaimana Cara Mentalqinkan orang yang sakartul maut ?
12. Bagaimana Menganjurkan orang yang sakit keras agar berwasiat ?
13. Bagaiman cara menghadapkan orang ke arah kiblat ?
14. Bagaimana cara Menciptakan suasana tentram ?
15. Bagaimana cara mengucapkan kalimat Istirja jika telah meninggal ?
16. Apa Tindakan yang harus dikerjakan setelah kematian ?
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
5
Artinya: Aku niat shalat 2 rakaat, karena telah kembali dari berpergian
jauh, sunat karena Allah Ta’aala
b. Surat Yang Sebaiknya (disunnahkan) di baca :
- Rakaat pertama setelah surat Al-fatihah : Surat Al-kaafirun atau boleh juga
surat Al-Falaq
- Rakaat kedua setelah surat Al-fatihah : Surat Al-Ikhlas atau boleh juga
surat Al-Naas.
- Setelah selesai shalat bacalah Ayat kursi dan Surat Al-quraisy sebanyak
satu kali dengan meniatkan menjadi pemelihara diri kita sendiri bersama
rombongan, dan orang yang ditinggalkan serta menyerahkan diri, keluarga
dan harta benda kepada Allah SWT
B. Shalat Jamak
1. Pengertian
Shalat jamak artinya shalat yang dikumpulkan, maksudnya adalah dua shalat
fardhu yang dikerjakan dalam satu waktu. Seperti melaksanakan shalat Dzuhur
dan shalat Ashar di waktu Dzuhur. menjama’ shalat separti ini dinamakan Jama’
Taqdim. atau melaksanakan shalat dzuhur dan ashar di waktu Ashar dinamakan
Jama’ Ta’khir. Dan melaksanakan shalat Magrib dan shalat Isya’ bersamaan di
waktu sholat Magrib atau melaksanakannya di waktu Isya’
6
2) Syarat jama’ taqdim
- Perjalanan yang dilakukan harus mencapai jarak bolehnya Qashar yakni
78 km atau 48 mil.
- Tertib, mengerjakan dua rakaat secara urut. Dhuhur harus didahulukan
tidak boleh dibalik dengan mengerjakan Ashar dulu.
- Niat jama' yang dibarengkan dengan Takbiratul Ihram shalat yang
pertama, misalnya Dhuhur.
- Terus-menerus, antara dua shalat yang dijama' tidak boleh diselingi
dengan ibadah atau pekerjaan lain
b. Jamak takhir
Shalat jamak yang dilaksanakan pada waktu shalat yang terakhir, misalnya
shalat duhur dengan shalat ashar dilaksanakan pada saat waktu shalat ashar.
1) Niat shalat jamak takhir (pada shalat dhuhur dan ashar)
Niat shalat jamak ta'khir Dzuhur dan Ashar:
أصلي فرض الظهر جمع تأخير بالعصر فرضا هلل تع
Artinya: Saya niat shalat Dzuhur jamak ta'khir dengan Ashar karena Allah
7
C. Shalat Jamak Qashar
Pngertian Shalat Qashar yaitu menjadikan shalat yang berjumlah empat rakaat
menjadi dua rakaat. Seperti Shalat Zhuhur, ‘Ashar dan Isya’. Sedangkan Shalat
Maghrib dan Shubuh tidak bisa di-qashar. Selain memperbolehkan hambanya
menjamak atau mengqashar ibadah shalatnya. Allah juga mengizinkan kita untuk
mengerjakan shalat jamak qashar, yakni digabung dan diringkas. Artinya anda
mengerjakan 2 shalat fardu dalam satu waktu dan juga meringkasnya. Shalat jamak
qashar bisa dilakukan secara takdim maupun takhir.
8
5. Hujan
Jika seseorang berada di suatu masjid atau mushalla, tiba-tiba turun hujan
sangat lebat, maka dibolehkan menjama’ shalat maghrib dengan ‘isya’, dzuhur
dan ‘ashar,“Nabi saw pernah menjama’ antara sholat maghrib dan isya pada
suatu malam yang diguyur hujan lebat.” (HR. Bukhari)
6. Sakit
Sakit merupakan cobaan dan ujian bagi manusia, dan apabila seseorang sabar
dalam menghadapi cobaan dan ujian sakit ini, dan tetap menjalankan perintah
Allah dan Rasul-Nya, khususnya perintah shalat, maka akan mengurangi dosa-
dosanya, sekalipun shalat itu dikerjakan dengan cara dijama’
7. Takut
Takut dalam masalah ini bukan takut seperti yang biasa dialami oleh setiap
orang, akan tetapi yang dimaksud takut disini yaitu takut secara bathin.
Artinya :
“Diriwayatkan dari Ya’la Ibn Umayyah, ia berkata: Saya bertanya kepada
‘Umar Ibnul Khaththab tentang (firman Allah): "Laisa ‘alaikum junaahun an
taqshuru minashalah in khiftum an yaftinakumu-lladzina kafaru". Padahal
sesungguhnya orang-orang dalam keadaan aman. Kemudian Umar berkata:
Saya juga heran sebagaimana anda heran terhadap hal itu. Kemudian saya
menanyakan hal itu kepada Rasulullah saw. Beliau bersabda: Itu adalah
pemberian Allah yang diberikan kepada kamu sekalian, maka terimalah
pemberian-Nya.”(HR. Muslim)
8. Keperluan (kepentingan) Mendesak
Dalam banyak kejadian di masyarakat, kadang kalanya karena sibuk dengan
beberapa keperluan, kepentingan, mereka melupakan shalat yang telah menjadi
kewajiban bagi setiap muslim beriman. Maka boleh menjama’ shalat bagi
orang yang tidak dalam safar, jika ada kepentingan yang mendesak, asal hal itu
tidak dijadikan kebiasaan dalam hidupnya.
9
E. Tata Cara Shalat Jamak Qashar
1. Pengertian Shalat Jamak Qasar
Yaitu Mengumpulkan 2 jenis shalat dalam satu waktu dan jumlah rakaatnya
diringkas. Contohnya : Shalat Zuhur dan Ashar dilaksanakan pada waktu juhur
atau ashar, yang masing masing 2 rakaat.
10
b. Shalat Jamak Qasar Takhir
Cara melaksanakan shalat jamak qasar takhir sebagai berikut.
1) Shalat jamak qasar takhir, caranya sama dengan shalat jamak qasar takdim
hanya waktunya yang berbeda
2) Shalat jamak qasar takhir dilasakanakan pada waktu shalat yang akhir.
Misalnya, shalat Zuhur dan Asar dilakukan pada waktu shalat asar.
Demikian juga shalat Magrib dan Isya dilakukan pada waktu shalat Isya
2) Niat melaksanakan shalat magrib jamak qasar takdim dengan isya artinya
kedua shalat magrib dan isya dikerjakan diwaktu shalat magrib
3) Niat melaksanakan shalat isya jamak qasar takdim dengan shalat magrib
artinya kedua shalat ini dikerjakan pada waktu shalat magrib
11
"Usholli fardho isyaa-i arba'a raka'atin majmu'an ma'al maghribi
jam'a taqdimin ada-an lillahi ta'aala.
Artinya : Aku sengaja shalat fardu isya empat rakaat yang di jama' dengan
maghrib dengan jama'takdim, fardu karena allah taala.
2) Niat melaksanakan shalat zuhur jamak qasar takhir dengan asar artinya
kedua shalat ini dilaksanakan pada waktu asar.
3) Niat melaksanakan shalat magrib jama takhir dengan isya artinya : kedua
shalat ini dikerjakan pada waktu isya
12
"Usholli fardho maghribi salasa raka'atin majmu'an ma'al isya'a
jama takhirin ada-an lillahi ta'ala".
Artinya :
Aku sengaja shalat magrib tiga rakaat yang dijama' dengan isya, dengan
jama takhir fardu karna allah taa'ala
َتخاف الغرق
َ َ ُ هللا كيف أ
صلّي في السفينَ ِة قال ص ّل فيها قائما إال أن ِ يا رسو َل
2. Syaikh Al Albani berkata: “hukum shalat di atas pesawat sama seperti shalat di
atas perahu. Shalat dilakukan sambil berdiri jika mampu, jika tidak mampu maka
sambil duduk, rukuk dan sujudnya dengan isyarat” (Ikhtiyarat Imam Al Albani,
117).
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin dalam fatwa beliau di atas juga
menjelaskan tata cara shalat di atas pesawat: “shalat dilakukan dengan menghadap
kiblat sambil berdiri, jika masih memungkinkan, dan juga rukuk seperti biasa jika
bisa. Sujud dilakukan sambil duduk atau dengan isyarat karena sepengetahuan
saya tidak mungkin melakukan sujud ketika di pesawat. Karena jarak antar tempat
duduk sangat dekat. Allah Ta’ala berfirman:
َ َ َّللا َما ا ْست
ط ْعت ُ ْم َ َّ فَاتَّقُوا
13
“apa yang aku perintahkan kepada kalian, kerjakanlah sesuai kemampuan
kalian” (HR. Al Bukhari 7288, Muslim 1337)
14
c. Orang sakit yang tidak mampu berdiri maka melakukan sholat wajib dengan
duduk.
d. Orang sakit yang tidak mampu melakukan shalat berdiri dan duduk maka
boleh melakukannya dengan berbaring miring, boleh dengan miring ke kanan
atau ke kiri dengan menghadapkan wajahnya ke arah kiblat.
e. Orang sakit yang tidak mampu berbaring miring, maka boleh melakukan
shalat dengan terlentang dan menghadapkan kakinya ke arah kiblat karena hal
ini lebih dekat kepada cara berdiri. Misalnya bila kiblatnya arah barat maka
letak kepalanya di sebelah timur dan kakinya di arah barat.
f. Apabila tidak mampu menghadap kiblat dan tidak ada yang mengarahkannya
atau membantu mengarahkannya ke kiblat, maka shalat sesuai keadaannya
tersebut.
g. Orang yang sakit dan tidak mampu melakukan seluruh keadaan diatas, ia tidak
mampu menggerakkan anggota tubuhnya dan tidak mampu juga dengan
matanya, maka ia sholat dengan hatinya. Shalat tetap diwajibkan selama akal
seorang masih sehat
15
sehat. Yaitu, berbaik sangka bahwa Allah mengasihinya, memaafkannya dan
mengampuni dosa-dosanya.
Menurut riwayat Hammad bin Salamah, dari Tsabit, dari Anas bin Malik ra.
dia berkata, sabda Rasulullah saw., “Jangan sekali-kali ada seorangpun dari kamu
sekalian mati kecuali dia berbaik sangka kepada Allah, karena sesungguhnya berbaik
sangka kepada Allah itu adalah bayarannya [untuk masuk] surga.
Diriwayatkan pula dari Ibnu Umar, bahwa ia berkata, “Tiang agama,
keagungan terbesar dan puncak tertingginya adalah berbaik sangka kepada Allah.
Maka barangsiapa dari kamu sekalian mati dalam kedaan berbaik sangka kepada
Allah, dia akan masuk surga dengan manja.” Maksudnya dalam keadaan gembira,
tanpa rasa takut.
16
d. Waktu berkunjung jangan terlalu lama agar tidak mengganggu si sakit atau
keluarganya.
e. Jangan terlalu banyak bertanya pada si sakit karena hal itu akan membebani si
sakit.
f. Mendoakan si sakit agar cepat sembuh. Salah satu doa yang dianjurkan adalah
membaca: رب العرش العظيم؛ أن يشفيك،أسأل هللا العظيم. Teks latin: As'alullahal
Adzim, Rabbal Arsyil Adzim ay Yashfika sebanyak 7x dan membaca Surah
Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nas.
g. Peziarah tidak berbicara dengan orang lain di dekat si sakit suatu pembicaraan
yang menyakiti atau mengganggu. Dan hendaknya menampakkan sikap kasih
dan empati yang dapat menyenangkan perasaan si sakit.
h. Memberi harapan kesembuhan dan memotivasi kesabaran pada si sakit.
2. Hukum menjenguk orang sakit
Hukum menjenguk atau mengunjungi orang sakit adalah sunnah mu'akkadah
atau bahkan fardhu kifayah menurut sebagian ulama. Berikut dalil dasarnya:
a. Hadits sahih riwayat Bukhari: وفكوا العاني, وعودوا المريض, أطعموا الجائع
Artinya: Berilah makan orang lapar. Dan jenguklah orang sakit.
b. Hadtis sahis riwayat Muslim
وعيادة، وإجابة الدعوة، وتشميت العاطس، رد السالم: خمس تجب للمسلم على أخيه
واتباع الجنائز، المريض
Artinya: Ada 5 (lima) hal yang wajib bagi seorang muslim pada sesama muslim lain:
menjawab salam, memberi minum orang haus, menghadiri undangan, menengok orang
sakit dan mengantar jenazah.
ِإن ْال ُم ْس ِلم ِإذا عاد أخاهُ ْال ُم ْس ِلم ل ْم يز ْل فِي ُخ ْرف ِة ْالجن ِة حتى ي ْر ِجع
Artinya: Orang muslim yang menengok saudaranya yang muslim (yang sedang
sakit) maka dia senantiasa di sisi surga sampai dia kembali.
3. Hikmah Menjenguk Orang Sakit
a. Pujian dari Allah dan malaikat
17
Dalam riwayat di atas menyebutkan, “Maka malaikat berseru, ‘Engkau adalah
orang yang baik, langkahmu adalah langkah yang baik.’“ Sedangkan dalam
riwayat lain disebutkan, “Maka Allah Ta’ala berseru, ‘Engkau adalah orang
yang baik, dan langkahmu adalah langkah yang baik.’” Tidak ada
pertentangan antara kedua riwayat ini, karena Allah Ta’ala melontarkan pujian
ini, dan sekaligus memerintah malaikat untuk menyerukan pujian yang sama
kepada seornag muslim yang menjenguk orang sakit.
b. Shalawat dari 7.000 malaikat
Rasul SAW bersabda, “Tidak ada seorang Muslim yang menjenguk
saudaranya sesama Muslim di pagi hari, melainkan tujuh puluh ribu Malaikat
dan bersalawat untuknya hingga sore hari. Jika ia menjenguknya di sore hari,
maka tujuh puluh ribu malaikat akan bersalawat untuknya hingga pagi hari,
dan ia akan mendapat taman buah di surga”(HR.Tirmidzi).
c. Dimasukkan ke dalam surga
Seperti penggalan hadits di atas, “Maka malaikat akan berseru, ‘Engkau
adalah orang yang baik, langkahmu adalah langkah yang baik, dan engkau
telah mendapat suatu tempat di surga.”
d. Memiliki taman buah di surga
Seperti penggalan hadis riwayat Tirmidzi, “Dan ia akan mendapat taman buah
di surga.” Nabi saw. bersabda, “Hak seorang muslim atas muslim yang lain
ada 5: menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengiringi jenazah,
menyambut undangan, dan mendoakan orang yang bersin” (HR.Bukhari dan
Muslim).
e. Di sisi lain, ada banyak pelajaran dan hikmah saat kita berkunjung ke orang
yang sedang sakit. Seperti ajang introspeksi diri untuk menjaga kesehatan dan
meningkatkan silaturrahmi
18
“Tuntunlah seseorang yang akan meninggal dunia untuk mengucapkan
kalimat: ‘Laa ilaaha illa Allah’”
Dalam riwayat yang lain:
“Barangsiapa yang ucapan terakhirnya adalah “Laa ilaaha illa Allah” maka
akan masuk surga”
19
Apabila orang yang sedang sakaratul maut telah mengucapkan kalimat ini, maka
telah mencukupi dan tidak perlu di-talkin lagi. Namun, bila setelah ia
mengucapkan kalimat ini ia mengucapkan kalimat lain, maka perlu kembali di-
talkin, sehingga kalimat ini adalah kalimat akhirnya.
3. Talkin adalah mengingatkan bukan memerintahkan
Kadang kita dapati seorang men-talkin saudaranya dengan kalimat tauhid ini
namun dengan cara memerintah. Padahal, talkin yang dilakukan saat seperti ini
sifatnya sekadar mengingatkan. Sebab, selain dituntut untuk mengatakan kalimat
tauhid, juga dituntut untuk meyakini kandungan kalimat ini. Nah, kalau talkin ini
bersifat perintah, boleh jadi ia akan mengucapkannya karena tekanan perintah
saja, sedangkan jiwanya mengingkarinya. Lalu apakah artinya ucapan ini bila
tidak diyakini. Demikian yang dijelaskan oleh Asy Syaikh Ibnu Utsaimin
rahimahullah dalam Syarh Riyadush Shalihin.
4. Talkin diperuntukkan kepada seluruh orang
Yakni tidak khusus diperuntukkan untuk seorang muslim saja. Namun juga
dianjurkan bagi orang kafir unuk mengucapkan kalimat ini. Diharapkan, di akhir
hidupnya termasuk orang yang bertauhid. Sebagaimana Rasulullah shallallahu
‘alaihi wassalam men-talkin paman beliau Abu Thalib tatkala menghadapi
kematian.
Maka maksudnya adalah diwajib meninggalkan harta yang cukup untuk ahli
waris ketika meninggal, jika ia memiliki harta dan tidak mewasiatkan kepada yang
20
lain sehingga kerabatnya terlantar. Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-
sa’di rahimahullah berkata,
، فعليه أن يوصي لوالديه وأقرب الناس إليه بالمعروف، ماال] وهو المال الكثير عرفا:وكان قد {ترك خي ًْرا} [أي
،على قدر حاله من غير سرف
“Maksud “taraka khairan” adalah harta yaitu harta yang cukup banyak menurut adat
saat itu, dan wajib baginya berwasiat bagi anak dan kerabatnya dengan baik sesuai
dengan keadaannya tanpa berlebihan.”
ويستحب تعجيلها وأن يكتبها في صحته ويشهد عليه فيها ويكتب فيها ما يحتاج إليه فإن تجدد له أمر يحتاج إلى
الوصية به ألحقه بها قالوا وال يكلف أن يكتب كل يوم محقرات المعامالت وجزيئات األمور المتكررة وأما قوله
صلى هللا عليه وسلم ووصيته مكتوبة عنده فمعناه مكتوبة وقد أشهد
“Dianjurkan agar bergera menulis wasiat, menulisnya ketika sehat dan dpersaksikan.
Ia tulis sesuai dengan yang dibutuhkan. Jika perkaranya berubah maka ia perbarui
wasiat tesebut sesuai keadaan.”
22
Jadi ucapan istirja’ (Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Roji’un) ini adalah diucapkan
terhadap segala musibah yang menimpa seseorang termasuk didalamnya adalah
musibah kematian baik yang meninggal itu adalah seorang muslim ataupun non
muslim. Akan tetapi tidak dibolehkan bagi seorang muslim untuk memohonkan
ampunan atau mendoakan orang kafir yang sudah meninggal dunia.
Innalillaahi wa inna ilayhi raaji’uun atau (“Kita ini milik Allah, dan kepadaNya kita
kembali”
Al-‘ainu tadmaghu wal qolbu yahzanu, walaa naqulu illa maa yardha robbuna.
Artinya: Mata boleh jadi menangis dan hati bersedih, (akan tetapi) kami tidaklah
berkata-kata, kecuali apa yang diridhai Rabb kami”
23
Dari Ummu Salamah bahwa Rasulullah saw mendatangi rumah Abu Salamah
(pada hari wafatnya), dan beliau mendapatkan kedua mata Abu Salamah terbuka
lalu beliau menutupnya. Beliau bersabda: “Sesungguhnya tatkala ruh dicabut,
maka pandangan mata akan mengikutinya’ (HR Muslim)
b. Mengikat kepala mayit secara vertikal dari arah dagu dengan kain yang
dilingkarkan diatas kepala, hal ini bertujuan agar mulut mayat tertutup dan
tidak bisa dimasuki udara.
c. Hendaknya tangan mayit di posisikan seperti orang yang shalat.
d. Melemaskan sendi sendi tangan dan kaki mayat dengan cara menekuk
persendian tersebut berulang kali. Tindakan ini bertujuan agar jasad mayat
tidak kaku sehingga sulit dimandikan.
e. Melepaskan pakaian mayat yang dikenakan ketika meninggal, sebab pakaian
tersebut bisa mempercepat proses pembusukan.
b. Menaruh sesuatu yang agak berat di atas perut mayit agar perutnya tidak
membesar.
24
d. Memperbanyak do’a-do’a yang berisi permohonan ampunan dan rahmat
untuknya.
3. Lunasilah Hutangnya
Bagi ahli warisnya diharuskan menyegerakan membayar hutang-hutannya atau
sangkut paut yang berurusan dengan keuangan terhadap manusia, begitu pula
melaksanakan wasiatnya jika terdapat wasiat
ْن ُْ ْنَف:ْسلَ َْم
ِْ سْال ُمؤ ِم َ علَي ِْهْ َو َْ ْصلَى
َ ُّْللا َ ِّْللا ُ ْقَا َْلْ َر:ّْللاُْعَن ْهُْقَا َْل
َْ ْسو ُْل َْ ْيَْ عَنْْأَبِيْ ُه َري َر ْةَْ َر ِض
)ُمعَلَقَةْْبِدَينِ ِْهْ َحتَىْيُقضَىْعَن ْهُْ(رواهْالترمذيْوْابنْماجهْبإسنادْصحيح
5. Segerakanlah Pemakamannya
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
25
Syaikh Utsaimin mengatakan: “Berdasarkan penjelasan ini maka kita
mengetahui kesalahan yang dilakukan oleh sebagian orang yang mereka
mengakhirkan pemakaman jenazah sehingga datang kerabatnya… Mereka
menunggu selama satu atau sehari semalam agar kerabatnya datang. Pada
hakekatnya apa yang mereka lakukan ini adalah merupakan tindakan kejahatan
terhadap jenazah karena jenazah apabila termasuk orang yang baik ia
menginginkan untuk segera dikuburkan karena ia mendapatkan berita gembira
tentang surga ketika meninggal dunia. Dan apabila dikeluarkan dari rumahnya
maka jiwanya akan mengatakan:
قدموني
“Percepatlah untukku”
26
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Safar artinya berpergian. Jadi Shalat safar artinya shalat yang dilakukan bagi orang
yang sedang melakukan perjalanan jika perjalanan itu sudah menempuh jarak 3 mil.
Dapat menjamak kan shalatnyo jika masih dalam perjalanan . Shalat jamak artinya shalat
yang dikumpulkan, maksudnya adalah dua shalat fardhu yang dikerjakan dalam satu
waktu.Sedangkan Shalat Qashar yaitu menjadikan shalat yang berjumlah empat rakaat
menjadi dua rakaat..Hingga Shalat Jamak Qasar yaitu Mengumpulkan 2 jenis shalat
dalam satu waktu dan jumlah rakaatnya diringkas. Contohnya : Shalat Zuhur dan Ashar
dilaksanakan pada waktu juhur atau ashar, yang masing masing 2 rakaat.
Tata cara shalat di atas pesawat: “shalat dilakukan dengan menghadap kiblat sambil
berdiri, jika masih memungkinkan, dan juga rukuk seperti biasa jika bisa. Sujud
dilakukan sambil duduk atau dengan isyarat. cara shalat di atas perahu ‘shalatlah di
dalamnya sambil berdiri, kecuali jika engkau takut tenggelam cara shalat di atas perahu?
beliau bersabda: ‘shalatlah di dalamnya sambil berdiri, kecuali jika engkau takut
tenggelam. mengenai shalat di mobil (termasuk bus dan semacamnya) beliau
menjelaskan caranya: “jika anda bersafar untuk jarak yang jauh dan tidak memungkinkan
untuk berhenti, shalatlah sambil duduk, karena Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam
bersabda: “shalatlah sambil berdiri, jika tidak bisa maka sambil duduk, jika tidak bisa
maka sambil berbaring” (HR. Al Bukhari 1117). jika tidak ada tempat wudhu dan tidak
ada air maka bertayamumlah lalu shalat.
Penyelenggaraan jenazah melepas kematian iantaranya degan : Menganjurkan Sabar
Bila Sakit, Mengingatkan Agar Berbaik Sangka Kepada Allah, Mendatangi Orang Sakit,
Mentalqinkan Orang Yang Sakartul Maut, Menganjurkan Orang Yang Sakit Keras Agar
Berwasiat, Menghadapkan ke arah kiblat, menciptakan suasana yang tentram,
Ucapkanlah Kalimat Istirja jika telah meninggal serta Melakukan Tindakan yang Harus
Dikerjakan Setelah Kematian.
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan dalam pengembangan ilmu
agama mengenai shalat diberbagai keadaan dan penyelengaraan melepas kematian.
27