Anda di halaman 1dari 14

Wahyu Widarjo, Pengaruh Modal Intelektual dan Pengungkapan Modal Intelektual pada… 157

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia


Volume 8 - No. 2, Desember 2011

PENGARUH MODAL INTELEKTUAL DAN PENGUNGKAPAN MODAL


INTELEKTUAL PADA NILAI PERUSAHAAN
YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING

Wahyu Widarjo
Universitas Tunas Pembangunan
wahyu_widarjo@yahoo.com

Abstract

The objective of this research is to investigate the influence of intellectual capital performance and
intellectual capital disclosure on the value of the firm after an initial public offering (IPO). The Value Added
Intellectual Coefficient (VAICTM) methode is used to measure of intellectual capital. Intellectual capital
disclosure in this research is measure with Zingh and Zahn (2008) indeks, and value firm is determined
by market value of the firm. The result of the analysis fails to support the first hypothesis that intellectual
capital is affected to firm’s values. The result probably is an indication that market is incapable to assess
the value of a company’s intellectual capital because it has no standardized measure and the limited
quantitative disclosure regarding intellectual capital. The result of the study support the second hypothesis
that intellectual capital disclosure influences positively to firm’s value. This matter is indication that
intellectual capital disclosure will lessen asymmetry information so that assist the investor in valuations of
performance company and can conduct the correct analysis regarding the company prospect in the future.

Keywords: value added, intellectual capital, intellectual capital disclosure, value firms

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menginvestigasi pengaruh kinerja modal intelektual dan
pengungkapan modal intelektual pada nilai perusahaan setelah Initial Public Offering (IPO). Metode
Value Added Intellectual Capital (VAICTM) digunakan untuk mengukur modal intelektual. Pengungkapan
modal intelektual dalam penelitian ini diukur dengan indek Zingh dan Zahn (2008), dan nilai perusahaan
ditentukan dengan nilai pasar dari perusahaan tersebut. Hasil analisis gagal untuk mendukung hipotesis
pertama yang menyatakan bahwa modal intelektual berpengaruh pada nilai perusahaan. Hasil penelitian ini
mengindikasikan bahwa pasar tidak mampu untuk menilai modal intelektual yang dimiliki oleh perusahaan
karena belum ada standar pengukuran dan keterbatasan kuantitas pengungkapan mengenai modal intelektual.
Hasil penelitian ini mendukung hipotesis kedua bahwa pengungkapan modal intelektual berpengaruh
positif pada nilai perusahaan. Hal ini merupakan indikasi bahwa pengungkapan modal intelektual akan
mengurangi asimetri informasi sehingga akan membantu investor dalam penilaian kinerja perusahaan dan
dapat melakukan analisis yang tepat mengenai prospek perusahaan di masa depan.

Kata kunci: nilai tambah, modal intelektual, pengungkapan modal intelektual, nilai perusahaan

tentang modal intelektual merupakan topik


PENDAHULUAN yang menarik bagi para peneliti akuntansi
maupun para praktisi. Hal ini dikarenakan
Selama beberapa tahun terakhir, penelitian perkembangan teknologi yang semakin pesat
158 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2011, Volume 8 - No. 2, hal 157 - 170

dan persaingan yang semakin ketat memaksa pasarnya efisien, maka semakin tinggi modal
perusahaan untuk mengubah cara berbisnis intelektual perusahaan maka semakin tinggi
mereka dari berdasarkan pada tenaga kerja pula nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan
menuju pada bisnis berdasarkan ilmu investor akan memberikan nilai yang tinggi
pengetahuan (Solikhah et al. 2010). Dinamika pada perusahaan yang memiliki modal
bisnis di abad 21 ini menurut Singh dan intelektual yang lebih besar (Yuniasih et al.
Zahn (2008) ditentukan dan dikendalikan 2010).
oleh elemen-elemen intelektual atau ilmu Berdasarkan siaran pers akhir tahun 2009
pengetahuan, sehingga modal konvensional dan 2010 yang dilakukan oleh Badan Pengawas
seperti sumber daya alam, sumber daya Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
keuangan dan aktiva fisik lainnya menjadi (BAPEPAM-LK), selama tiga tahun terakhir
kurang penting dibandingkan dengan modal terdapat 51 perusahaan yang melakukan
yang berbasis pengetahuan dan teknologi. penawaran umum saham perdana di Bursa
Para pelaku bisnis mulai menyadari bahwa Efek Indonesia, yaitu 17 perusahaan pada
kemampuan bersaing tidak hanya terletak tahun 2008, 12 perusahaan pada tahun 2009,
pada kepemilikan aset berwujud, tetapi lebih dan 22 perusahaan pada tahun 2010. Pada
pada inovasi, sistem informasi, pengelolaan tahun 2011 BEI menargetkan perusahaan yang
organisasi dan sumber daya organisasi yang akan melakukan IPO adalah 25 perusahaan
dimilikinya. Oleh karena itu organisasi bisnis (Suara Pembaruan 2010).
semakin menitik beratkan pentingnya aset Dengan semakin banyaknya perusahaan
pengetahuan sebagai salah satu bentuk dari yang melakukan penawaran umum saham
aset tak berwujud (Agnes 2008). Menurut perdana kepada publik, dan semakin banyaknya
Guthrie dan Petty (2000) salah satu pendekatan perusahaan yang ingin mendapatkan modal
yang digunakan untuk menilai dan mengukur melalui alternatif menawarkan sahamnya
aset pengetahuan adalah modal intelektual. ke publik, maka peneliti termotivasi untuk
Kegunaan modal intelektual sebagai salah satu melakukan penelitian tentang modal intelektual
instrumen untuk menentukan nilai perusahaan pada perusahaan yang melakukan Initial
telah menarik perhatian akademisi dan praktisi Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia.
(Edvinsson dan Malone 1997; Sveiby 2001). Walaupun selama beberapa tahun terakhir
Di Indonesia fenomena mengenai modal penelitian tentang pengaruh modal intelektual
intelektual mulai berkembang setelah mun- dan pengungkapan modal intelektual terhadap
culnya PSAK No.19 (revisi 2000) tentang kinerja dan nilai perusahaan telah banyak
aset tak berwujud (Yuniasih et al. 2010). dilakukan di Indonesia, seperti penelitian yang
Dalam PSAK No. 19 disebutkan bahwa aset dilakukan oleh Purnomosidhi (2006), Boedi
tak berwujud adalah aktiva non-moneter yang (2008), Kuryanto dan Safruddin (2008), Ulum
dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai et al. (2008), Solikhah et al. (2010), Sir et al.
wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan (2010), Yuniasih et al. (2010), tetapi bukan
dalam menghasilkan atau menyerahkan barang dalam konteks IPO.
atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, Penelitian terhadap perusahaan yang
atau untuk tujuan administratif (IAI 2007). melakukan IPO menjadi penting dan menarik
Belkaoui (2003) dan Firrer dan Williams karena ketika perusahaan melakukan IPO,
(2003) menyatakan praktik akuntansi konser- tingkat asimetri informasi antara pemilik
vatime menekankan investasi perusahaan perusahaan dengan calon investor lebih tinggi
dalam modal intelektual yang disajikan dalam jika dibandingkan dengan perusahaan yang
laporan keuangan dihasilkan dari peningkatan sudah go public (Hartono 2006). Kondisi ini
selisih antara nilai pasar dan nilai buku. Jika dapat terjadi karena perusahaan privat tidak
berkewajiban untuk melakukan publikasi
Wahyu Widarjo, Pengaruh Modal Intelektual dan Pengungkapan Modal Intelektual pada… 159

laporan keuangan tahunan kepada publik. baik dengan cara memiliki, menguasai dan
Jadi informasi yang dimiliki oleh calon memanfaatkan aset-aset strategis yang penting
investor mengenai prospek dan kualitas (aset berwujud dan tak berwujud). Belkaoui
perusahaan masih sangat terbatas, mengingat (2003) menyatakan strategi yang potensial
akses informasi ke perusahaan yang juga untuk meningkatkan kinerja perusahaan adalah
terbatas. Untuk memperkecil informasi dengan menyatukan aset berwujud dan aset
yang tidak simetris ini maka pemilik lama tak berwujud. Resource-Based Theory adalah
harus menyampaikan sinyal tentang kualitas suatu pemikiran yang berkembang dalam
perusahaan yang ditawarkan kepada investor. teori manajemen strategik dan keunggulan
Dengan menganalisis sinyal yang disampaikan kompetitif perusahaan yang meyakini bahwa
oleh pemilik lama, maka investor dapat perusahaan akan mencapai keunggulan apabila
mengetahui prospek perusahaan di masa yang memiliki sumber daya yang unggul (Solikhah
akan datang. et al. 2010).
Terkait dengan pentingnya informasi dalam Pulic (1998) berpendapat bahwa tujuan utama
pasar yang efisien, pengungkapan informasi perekonomian yang berbasis pengetahuan
tentang modal intelektual memegang peranan adalah menciptakan nilai tambah. Untuk dapat
yang sangat penting. Menurut Holland (2002), menciptakan nilai tambah tersebut, maka
informasi keuangan tidak cukup menjadi dasar dibutuhkan ukuran yang tepat mengenai modal
bagi investor dalam memberikan penghargaan fisik yang berupa dana-dana keuangan dan
terhadap perusahaan, karena lebih didominasi potensi intelektual yang direpresentasikan oleh
oleh output yang menunjukkan kinerja karyawan dengan segala potensi dan kemapuan
tentang penciptaan nilai. Meskipun demikian, yang melekat pada mereka. Berdasarkan
pengakuan aset tak berwujud dalam sistem pendekatan Resource-Based Theory dapat
akuntansi tidak cukup. Hal ini dikarenakan disimpulkan bahwa sumber daya yang
beberapa unsur dari aset tak berwujud tidak dimiliki perusahaan berpengaruh terhadap
dapat dimasukkan dalam laporan keuangan kinerja perusahaan yang pada akhirnya akan
karena masalah identifikasi, pengakuan, meningkatkan nilai perusahaan.
dan pengukurannya. Salah satu alternatif
yang diusulkan adalah dengan memperluas Stakeholder Theory
pengungkapan aset tak berwujud melalui Teori stakeholder menyatakan bahwa
pengungkapan modal intelektual (Sir et al. semua stakeholder mempunyai hak untuk
2010). Berdasarkan latar belakang diatas, memperoleh informasi mengenai aktifitas
tujuan dari penelitian ini adalah untuk perusahaan yang mempengaruhi mereka.
memperoleh bukti empiris tentang pengaruh Teori stakeholder menekankan akuntabilitas
modal intelektual dan pengungkapan modal organisasi jauh melebihi kinerja keuangan
intelektual pada nilai pasar perusahaan yang atau ekonomi sederhana (Deegan 2004). Teori
melakukan penawaran umum saham perdana stakeholder lebih mempertimbangkan posisi
di Bursa Efek Indonesia. para stakeholder yang dianggap powerfull.
Kelompok stakeholder inilah yang menjadi
TINJAUAN PUSTAKA DAN pertimbangan utama bagi perusahaan dalam
PENGEMBANGAN HIPOTESIS mengungkapkan atau tidak mengungkapkan
suatu informasi di dalam laporan keuangan
(Ulum et al. 2008).
Resource Based Theory
Dalam konteks ini, para stakeholder
Wernerfelt (1984) menjelaskan bahwa
memiliki kewenangan untuk mempengaruhi
menurut pandangan Resource-Based Theory
manajemen dalam proses pemanfaatan seluruh
perusahaan akan unggul dalam persaingan
potensi yang dimiliki oleh organisasi. Karena
usaha dan mendapatkan kinerja keuangan yang
160 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2011, Volume 8 - No. 2, hal 157 - 170

hanya dengan pengelolaan yang baik dan akan mendapatkan respon positif dari pasar,
maksimal atas seluruh potensi inilah organisasi hal tersebut dapat memberikan keuntungan
akan dapat menciptakan value added untuk kompetitif bagi perusahaan serta memberikan
kemudian mendorong kinerja keuangan dan nilai yang lebih tinggi bagi perusahaan.
nilai perusahaan yang merupakan orientasi
para stakeholder dalam mengintervensi Modal Intelektual dan Nilai Perusahaan
manajemen. Modal intelektual adalah seluruh aset
pengetahuan yang dibedakan kedalam stake-
Signalling Theory holder resources (hubungan stakeholder
Khlifi dan Bouri (2010) menyebutkan dan sumberdaya manusia) dan structural
bahwa signaling theory dikemukakan oleh resources (infrastruktur fisik dan infrastruktur
Spence (1973) dan Ross (1977) dan kemudian virtual) yang berkontribusi signifikan
diadopsi oleh Leland dan Pyle (1977) ke dalam dalam meningkatkan posisi persaingan
penelitian pasar perdana. Pada penawaran dengan menambahkan nilai bagi pihak-pihak
umum saham perdana terdapat asimetri yang berkepentingan (Marr dan Schiuma
informasi antara pemilik lama dengan investor 2001). Modal intelektual oleh Williams
potensial mengenai prospek perusahaan di (2001) didefinisikan sebagai informasi dan
masa depan (Hartono 2006). Signaling theory
pengetahuan yang diaplikasikan dalam
mengindikasikan bahwa perusahaan akan
pekerjaan untuk menciptakan nilai. Chen et
berusaha untuk menunjukkan sinyal berupa
al. (2005) menyatakan bahwa investor akan
informasi positif kepada investor potensial
memberikan nilai yang lebih tinggi pada
melalui pengungkapan dalam laporan
keuangan (Miller dan Whiting 2005). Leland perusahaan yang memiliki sumber daya
dan Pyle (1977) menyatakan bahwa sinyal intelektual yang lebih tinggi dibandingkan
adalah tindakan yang dilakukan oleh pemilik dengan perusahaan yang memiliki sumber daya
lama dalam mengkomunikasikan informasi intelektual yang rendah. Nilai yang diberikan
yang dimilikinya kepada investor. Pemilik oleh investor kepada perusahaan tersebut akan
lama memiliki motivasi untuk mengungkapkan tercermin dalam harga saham perusahaan.
informasi privat secara sukarela karena Firer dan Williams (2003), Chen et al. (2005)
mereka berharap informasi tersebut dapat dan Tan et al. (2007) telah membuktikan secara
diinterpretasikan sebagai sinyal positif empiris bahwa modal intelektual berpengaruh
mengenai kinerja perusahaan dan mampu positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.
mengurangi asimetri informasi. Ulum et al. (2008) melakukan studi tentang
Williams (2001) dan Miller dan Whiting modal intelektual dengan menggunakan
(2005) menyatakan bahwa pengungkapan sampel perusahaan perbankan di Indonesia.
sukarela mengenai modal intelektual Hasil dari penelitian tersebut menyatakan
memungkinkan investor dan stakeholder bahwa modal intelektual yang diukur dengan
lainnya untuk lebih baik dalam menilai Value Added Intellectual Coeficient (VAICTM)
kemampuan perusahaan di masa depan, terbukti secara statistik berpengaruh terhadap
melakukan penilaian yang tepat terhadap kinerja perusahaan dan kinerja perusahaan di
perusahaan, dan mengurangi persepsi masa depan. Hasil penelitian yang dilakukan
risiko mereka. Perusahaan mengungkapkan oleh Isnawati dan Anshori (2007), dan Sianipar
intellectual capital pada laporan keuangan
(2009) juga menunjukkan adanya pengaruh
mereka dalam rangka memenuhi kebutuhan
yang signifikan antara value added intellectual
informasi investor, serta meningkatkan nilai
capital dengan kinerja perusahaan. Berdasarkan
perusahaan (Miller dan Whiting 2005).
hasil penelitian-penelitian tersebut, maka
Sinyal positif dari organisasi diharapkan
hipotesis pertama dalam penelitan ini adalah
Wahyu Widarjo, Pengaruh Modal Intelektual dan Pengungkapan Modal Intelektual pada… 161

sebagai berikut: METODE PENELITIAN


H1: Modal intelektual berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan yang Sampel
melakukan penawaran umum saham Sampel penelitian ini adalah
perdana. perusahaan yang melakukan penawaran
umum saham perdana pada tahun 1999 sampai
Pengungkapan Modal Intelektual dan 2007. Pengambilan sampel pada periode
Nilai Perusahaan ini didasarkan pada kondisi perekonomian
Dalam beberapa penelitian terdahulu indonesia, dimana pada tahun sebelum
terdapat bukti empiris yang menyatakan dan sesudahnya terjadi krisis keuangan
pengaruh pengungkapan sukarela dan global. Penentuan sampel dilakukan dengan
pengungkapan modal intelektual terhadap menggunakan metode purposive sampling,
nilai perusahaan atau kapitalisasi pasar, artinya bahwa populasi yang akan dijadikan
walaupun bukan dalam konteks IPO. Hasil sampel dalam penelitian ini adalah populasi
penelitian Healy dan Palepu (1993), Welker yang memenuhi kriteria sampel tertentu sesuai
(1995), dan Botosan (1997) mengindikasikan dengan yang dikehendaki peneliti (Sekaran,
2006). Teknik ini digunakan dengan tujuan
bahwa pengungkapan modal intelektual yang
untuk memberikan batasan (spesifikasi) pada
makin tinggi akan memberikan informasi
jenis industri tertentu yang akan dijadikan
yang kredibel atau dapat dipercaya, dan
sebagai objek penelitian. Hal ini dikarenakan
akan mengurangi kesalahan investor dalam
tidak semua jenis industri memiliki aset modal
mengevaluasi harga saham perusahaan,
intelektual yang intensif. Kriteria pengambilan
sekaligus meningkatkan kapitalisasi pasar.
sampel dalam penelitian ini adalah sebagai
Abdolmohammadi (2005) membuktikan
berikut:
bahwa jumlah pengungkapan komponen modal 1. Seluruh saham yang ditawarkan kepada
intelektual dalam laporan tahunan berpengaruh publik merupakan saham perdana.
signifikan terhadap nilai kapitalisasi pasar 2. Perusahaan termasuk dalam jenis industri
perusahaan. Artinya, perusahaan yang perbankan, telekomunikasi, elektronik,
mengungkapkan lebih banyak komponen komputer dan multimedia, automotif, dan
modal intelektual dalam laporan tahunannya farmasi, karena jenis industri ini memiliki
cenderung memiliki nilai kapitalisasi pasar aset modal intelektual yang intensif (Firrer
yang lebih tinggi. Penelitian yang dilakukan dan William 2003; Sir et al. 2010).
oleh Sihotang dan Winata (2008) dengan
mengambil sampel perusahaan publik di Pengumpulan Data
Indonesia yang berbasis teknologi, menemukan Teknik pengumpulan data dalam penelitian
bukti bahwa ada kecenderungan peningkatan ini adalah data arsip. Salah satu bentuk
dalam pengungkapan modal intelektual pengumpulan data arsip adalah data sekunder.
selama periode pengamatan. Penelitian Data yang dianalisis adalah prospektus
tersebut juga menemukan bukti bahwa terdapat perusahaan yang melakukan penawaran umum
hubungan positif antara tingkat pengungkapan saham perdana. Dalam penelitian ini data
modal intelektual dengan kapitalisasi pasar. sekunder diperoleh dari Pusat Data Bisnis
Hasil penelitian tersebut mendukung penelitian dan Ekonomi (PDBE) Fakultas Ekonomi dan
Abdolmohammadi (2005). Berdasarkan uraian Bisnis Universitas Gadjah Mada.
di atas, maka hipotesis kedua dalam penelitian Variabel Penelitian
ini adalah sebagai berikut:
H2: Pengungkapan modal intelektual Variabel Independen
b e r p engaruh p ositif ter hadap Modal Intelektual
nilai perusahaan yang melakukan Variabel modal intelektual yang dimaksud
penawaran umum saham perdana. dalam penelitian ini adalah kinerja modal
162 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2011, Volume 8 - No. 2, hal 157 - 170

intelektual yang merupakan penciptaan  Value Added (VA): Selisih antara Output
nilai yang diperoleh atas pengelolaan modal dan Input
intelektual. Dimana kinerja modal intelektual  Human Capital (HC): Beban karyawan
diukur berdasarkan value added yang diciptakan  Value Added Structural Capital (VASC),
oleh physical capital (VACE), human capital rasio ini mengukur jumlah SC yang
(VAHC), dan structural capital (VASC). dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah
Kombinasi dari ketiga value added tersebut dari VA dan merupakan indikasi bagaimana
disimbolkan dengan VAICTM. Pengukuran keberhasilan SC dalam penciptaan nilai.
kinerja modal intelektual berdasarkan model
yang dikembangkan oleh Pulic (1998, 1999, VAICTM = VACE + VAHC + VASC
2000, 2003).  Value Added Intellectual Coefficient
Pemilihan model VAICTM sebagai ukuran (VAICTM)
atas modal intelektual mengacu pada penelitian Mengindikasikan kemampuan intelektual
Firer dan Williams (2003), Tan et al. (2007), organisasi. VAICTM dapat juga dianggap
Ulum et al. (2008), Sianipar (2009), Yuniasih sebagai BPI (Business Performance
et al. (2010), dan Solikhah et al. (2010). Indicator).
Formulasi perhitungan VAICTM adalah sebagai
berikut: Pengungkapan Modal Intelektual
VA = OUT - IN Pe ngungka pa n moda l inte le ktu a l
 Output (OUT): Total penjualan dan diproksikan dengan indeks pengungkapan
pendapatan lain. modal intelektual. Indeks pengungkapan
 Input (IN): Beban dan biaya-biaya (selain yang digunakan dalam penelitian ini adalah
beban karyawan). indeks pengungkapan modal intelektual
 Value Added (VA): Selisih antara Output yang digunakan oleh Singh dan Zahn (2008).
dan Input Penggunaan indesks ini didasarkan pada
pertimbangan kesamaan objek penelitian,
VACE = VA/CE yaitu perusahaan yang melakukan IPO dan
 Value Added (VA): Selisih antara Output item pengungkapan dalam indeks ini lebih
dan Input komprehensif jika dibandingkan dengan indeks
 Capital Employed (CE): Dana yang tersedia pengungkapan yang digunakan oleh Bukh et al.
(ekuitas, laba bersih) (2005) dan Abdolmohammadi (2005). Indeks
 Value Added Capital Employed (VACE) ini terdiri dari 81 item yang diklasifikasikan ke
menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh
dalam enam kategori berikut ini.
setiap unit dari CE terhadap value added
1. Resources (28 item)
organisasi.
2. Customer (14 item)
3. Information Technology (6 item)
VAHC = VA/HC
4. Processes (9 item)
 Value Added (VA): Selisih antara Output
5. Research and Development (9 item)
dan Input
6. Strategic Statements (15 item)
 Human Capital (HC): Beban karyawan
Penelitian ini menggunakan teknik analisis
 Value Added Human Capital (VAHC)
konten dengan bentuk yang paling sederhana
menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh
untuk mengukur pengungkapan modal
setiap rupiah yang diinvestasikan dalam HC
intelektual yang dilakukan oleh perusahaan.
terhadap value added organisasi.
Pemberian skor untuk item pengungkapan
dilakukan dengan menggunakan skala dikotomi
VASC = SC/VA
 Structural Capital (SC): Selisih antara Value tidak tertimbang (unweighted dichotomous
Added (VA) dengan Human Capital (HC) scale), di mana jika item setiap kategori
Wahyu Widarjo, Pengaruh Modal Intelektual dan Pengungkapan Modal Intelektual pada… 163

pengungkapan modal intelektual diungkapkan tanggal efektif untuk melakukan penawaran


dalam prospektus akan diberi nilai satu (1) umum (White et al. 2007; Sigh dan Zahn 2008).
dan nol (0) jika item tidak diungkapkan. Umur perusahaan yang tinggi menunjukkan
Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlahkan pengalaman dan eksistensi perusahaan dalam
untuk memperoleh total skor pengungkapan persaingan, sehingga akan mengurangi resiko
untuk setiap perusahaan. perusahaan. Kondisi tersebut dipandang
Rasio tingkat pengungkapan modal sebagai sinyal positif bagi investor, sehingga
intelektual dari masing-masing perusahaan investor akan memberikan respon positif
diperoleh dengan membagi total skor pada perusahaan yang lama berdiri. Untuk
pengungkapan pada setiap perusahaan dengan mengurangi deviasi yang tinggi maka nilai dari
total item dalam indeks pengungkapan modal variabel umur perusahaan ditransformasikan
intelektual. Persentase pengungkapan modal ke dalam logaritma natural.
intelektual dihitung dengan rumus berikut:
Model Empiris
Analisis regresi yang digunakan untuk
ICD =
menguji penelitian ini adalah dengan meng-
gunakan regresi linear berganda. Variabel
Di mana:
ICD : P ersentase pengungka pa n nilai perusahaan yang diukur dengan harga
modal intelektual perusahaan penutupan per lembar saham pada hari pertama
DItem : Total skor pengungkapan modal pasar sekunder dikalikan dengan jumlah seluruh
intelektual pada prospektus saham yang ditempatkan dan disetor penuh
perusahaan cenderung memiliki nilai standar deviasi yang
ADIitem : Total item dalam inde ks tinggi. Hal ini mengakibatkan data tidak normal
pengungkapan modal dan adanya heteroskedastisitas (Ghozali 2006;
intelektual Gujarati dan Porter 2009), sehingga perlu
ditransformasikan dalam logaritma natural.
Variabel Dependen Model pengujian hipotesis dalam penelitian ini
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
adalah nilai perusahaan, yaitu nilai pasar
LnV = β0 + β1IC + β2ICD + β3LnAGE + e
perusahaan pada hari pertama di pasar sekunder
(initial market value). Nilai dari variabel ini Dimana:
diperoleh dengan mengalikan jumlah seluruh LnV = Logaritma Natural Nilai Perusahaan.
saham yang ditempatkan dan disetor penuh IC = Intellectual Capital.
dengan harga penutupan per lembar saham ICD = Intellectual Capital Disclosure.
pada hari pertama pasar sekunder (Hartono LnAGE= Logaritma Natural Ukuran
2006). Perusahaan
β0 = Konstanta.
Variabel Kontrol β1. Β3 = Koefisien Regresi.
Variabel kontrol yang digunakan dalam e = Error terms.
penelitian ini adalah umur perusahaan. Mc
Guinnes (1993) dan Keasey dan Short (1997) HASIL ANALISIS DAN
mengukur umur perusahaan berdasarkan PEMBAHASAN
ukuran tahun, sedangkan dalam penelitian
Deskripsi Data
ini diukur dengan ukuran hari. Umur
Tabel 1 menyajikan deskripsi data penelitan
perusahaan dihitung dari perusahaan didirikan yang meliputi variabel-variabel penelitian.
(berdasarkan akta pendirian) sampai dengan Berdasarkan data yang diperoleh dari Pusat
164 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2011, Volume 8 - No. 2, hal 157 - 170

Tabel 1
Deskripsi Data
Variabel Mean Maximum Minimum Standar Deviasi
IC 4,6315 22,2810 0,0040 4,6977
ICD 0,3590 0,5600 0,1800 0,0935
LnAGE 8,2061 9,5300 5,9900 0,8648
LnV 26,6075 30,42 24,72 1,5624

Data Bisnis dan Ekonomi (PDBE) Universitas Pengujian Hipotesis Pertama (H1)
Gadjah Mada, perusahaan yang melakukan Sebelum dilakukan pengujian hipotesis,
penawaran umum saham perdana pada dalam penelitian ini telah dilakukan pengujian
periode tahun 1999 sampai dengan tahun 2007 asumsi klasik dan telah memenuhi kriteria
diperoleh data sebanyak 54 perusahaan. Setelah pengujian. Hasil pengujian hipotesis pertama
dilakukan pemlihan sampel dengan metode dan kedua disajikan pada Tabel 2.
purposive sampling diperoleh sampel penelitian Hasil pengujian hipotesis pertama pada
sebanyak 31 perusahaan. Hasil statistik Tabel 2 menunjukkan nilai koefisien (β1)
deskriptif menunjukkan variabel logaritma 0,054 dengan signifikansi 0,326. Karena nilai
natural nilai perusahaan (LnV) memiliki nilai signifikansi > 0,05, maka dapat disimpulkan
minimum dan maksimum sebesar 24,72 dan bahwa secara statistik hipotesis pertama
30,42 dengan standar deviasi sebesar 1,5624. dalam penelitian ini tidak didukung. Artinya
Nilai minimum modal intelektual (IC) adalah modal intelektual tidak berpengaruh terhadap
0,0040, nilai maksimumnya adalah 22,2810 nilai perusahaan yang melakukan penawaran
sedangkan standar deviasinya sebesar 4,6977 umum saham perdana. Hasil penelitian ini
Variabel pengungkapan modal intelektual menunjukkan bahwa pasar tidak memberikan
(ICD) nilai minimumnya adalah 0,1800, nilai yang lebih tinggi terhadap perusahaan
nilai maksimumnya 0,56, standar deviasinya yang memiliki modal intelektual yang tinggi.
sebesar 0,0953, dan nilai rata-ratanya adalah Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian
0,3590 (35,9%). Hal ini berarti dari data Belkaoui (2003), Firer dan Williams (2003),
yang digunakan sebagai sampel penelitian dan Ulum et al. (2008). Ketidak konsistenan
dapat dikatakan bahwa tingkat pengungkapan hasil penelitian ini kemungkinan disebabkan
modal intelektual pada perusahaan yang karena belum adanya standar yang mengatur
melakukan penawaran umum saham perdana tentang pengukuran modal intelektual secara
masih relatif lebih rendah jika dibandingkan kuantitatif (Yuniasih et al. 2010). Perbedaan
dengan hasil penelitian Purnomosidhi (2006) sampel penelitian kemungkinan juga
yang menyatakan bahwa rerata jumlah atribut dapat mempengaruhi ketidak konsistenan
yang diungkapkan oleh perusahaan go public hasil penelitian ini, karena dalam konteks
di Indonesia sebesar 56%. Perbedaan hasil IPO asimetri informasi lebih tinggi jika
penelitian ini mungkin disebabkan karena dibandingkan dengan perusahaan yang sudah
perbedaan sampel, periode penelitian dan lama go public, jadi investor lebih cenderung
pengukuran dalam pengungkapan modal menggunakan faktor lain misalnya retensi
intelektual. Nilai minimum logaritma natural kepemilikan (Keasey dan McGuinnes 1993;
umur perusahaan (LnAGE) adalah 5,9900, nilai Hartono 2006; Widarjo et al. 2010), reputasi
maksimum sebesar 9,5300 sedangkan nilai underwriter (Rochyani dan Setiawan 2004),
rata-rata adalah 8,2061 dan standar deviasinya dan faktor fundamental yang dicapai (Wirawati
adalah 0,8648. 2008) dari pada modal intelektual yang dimiliki
perusahaan sebagai dasar analisis dalam
pembuatan keputusan investasi.
Wahyu Widarjo, Pengaruh Modal Intelektual dan Pengungkapan Modal Intelektual pada… 165

Tabel 2
Hasil Pengujian Hipotesis
Variabel Koefisien t-statistik P-Value
Konstanta 23,072 7,840 0,000
IC 0,054 1,000 0,326
ICD 9,104 3,176 0,004***
LnAGE 0,006 0,018 0,986

Fstatistik 4,424
Probabilitas Fstatistik 0,012
Adjusted R-Square 0,255
N 31

Keterangan: ***, **, *= secara statistis signifikan masing-masing pada tingkat signifikansi 0,01; 0,05; dan 0,1.

Pengujian Hipotesis Kedua (H2) Dalam hal ini calon investor meyakini
Hasil pengujian hipotesis kedua pada bahwa hanya perusahaan yang memiliki
Tabel 2 menunjukkan koefisian regresi (β2) kualitas tinggi saja yang bersedia untuk
adalah 9,104 dengan signifikansi 0,004, karena memperluas pengungkapan modal intelektual.
signifikansi < 0,05 maka dapat disimpulkan Teori sinyal menyatakan bahwa perusahaan
bahwa secara statistik hipotesis kedua dalam yang berkualitas tinggi akan memberikan
penelitian ini didukung. artinya pengungkapan sinyal yang memadai kepada pasar, sehingga
modal intelektual berpengaruh positif terhadap pasar dapat membedakan antara perusahaan
nilai perusahaan. Semakin tinggi pengungkapan yang berkualitas baik dan buruk. Agar sinyal
modal intelektual yang dilakukan perusahaan tersebut efektif maka sinyal tersebut harus
maka semakin tinggi nilai perusahaan setelah dapat ditangkap oleh calon investor dan
penawaran umum saham perdana. Kondisi ini dipersepsikan baik serta tidak mudah ditiru oleh
menunjukkan bahwa investor dapat menangkap perusahaan yang berkualitas buruk (Hartono
sinyal yang diberikan oleh perusahaan 2005). Hasil pengujian dalam penelitian ini
melalui pengungkapan modal intelektual konsisten dengan temuan Abdolmohammadi
dan menggunakan informasi tersebut dalam (2005) dan Sihotang dan Winata (2008).
analisis pembuatan keputusan investasi. Berdasarkan penjelasan diatas, penelitian
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa ini menunjukkan bahwa dalam hal modal
sinyal yang disampaikan oleh perusahaan intelektual yang dimiliki oleh perusahaan,
melalui pengungkapan modal intelektual investor lebih cenderung menggunakan
dapat mengurangi asimetri informasi. Semakin informasi kualitatif (pengungkapan modal
banyak item-item dalam indeks pengungkapan intelektual) dibandingkan kuantitatif (kinerja
modal intelektual yang diungkapkan dalam modal intelektual) dalam proses pembuatan
prospektus perusahaan (Resources, Customer, keputusan investasi. Hal ini terlihat dari hasil
Information, Technology, Processes, Research pengujian hipotesis ke dua yang secara statistik
and Development, Strategic Statements), didukung oleh data sedangkan hipotesis
maka akan semakin mempermudah calon pertama tidak didukung. Investor kemungkinan
investor untuk mengetahui prospek dan kinerja belum mampu melakukan penilaian yang
perusahaan secara keseluruhan, sehingga calon tepat terhadap modal intelektual yang dimiliki
investor akan memberikan penilaian yang lebih perusahaan mengingat belum adanya standar
tinggi pada perusahaan yang memperbanyak pengukuran yang jelas. Selain itu investor
pengungkapan modal intelektual. kemungkinan belum meyakini bahwa modal
intelektual yang diukur dengan Value Added
166 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2011, Volume 8 - No. 2, hal 157 - 170

Intellectual Coefficient (VAICTM) berpengaruh modal intelektual kemungkinan menyebabkan


positif atau dapat meningkatkan kinerja pasar belum mampu melakukan penilaian
perusahaan, mengingat terdapat beberapa yang tepat atas modal intelektual yang dimiliki
metode dalam mengukur modal intelektual dan perusahaan.
beberapa hasil penelitian yang menggunakan Kesimpulan kedua adalah pengungkapan
VAICTM masih belum konsisten. modal intelektual berpengaruh positif terhadap
Hasil penelitian yang mendukung VAIC nilai perusahaan setelah penawaran umum
berpengaruh positif pada kinerja adalah Firer saham perdana. Semakin tinggi pengungkapan
dan Williams (2003); Chen et al. (2005); Tan modal intelektual maka semakin tinggi
et al. (2007); dan Ulum et al. (2008) sedangkan nilai perusahaan. Perluasan pengungkapan
hasil penelitian yang tidak mendukung adalah modal intelektual akan mengurangi asimetri
Kuryanto dan Safruddin (2008); Sianipar informasi antara pemilik lama dengan calon
(2009); dan Yuniasih et al. (2010). Dari investor, sehingga membantu calon investor
argumen dan hasil penelitian terdahulu serta dalam menilai saham perusahaan dan dapat
hasil pengujian dalam penelitian ini, dapat melakukan analisis yang tepat mengenai
dikatakan bahwa investor lebih fokus pada prospek perusahaan di masa yang akan datang.
pengungkapan modal intelektual sebagai Hasil penelitian ini berimplikasi pada
alternatif yang digunakan dalam melakukan pembuat kebijakan untuk melakukan review
analisis terhadap modal intelektual yang
dan pembahasan mengenai pengukuran dan
dimiliki perusahaan.
pengungkapan modal intelektual yang tepat
Variabel kontrol umur perusahaan dalam
dan akurat, sehingga dapat segera ditetapkan
penelitian ini secara statistik tidak berpengaruh
sebuah standar agar investor dapat melakukan
signifikan pada nilai pasar perusahaan, hal ini
analisis yang tepat dalam menentukan nilai
dibuktikan dengan nilai p-value yang lebih besar
dari 0,05. Hasil pengujian secara keseluruhan dan prospek perusahaan. Bagi investor, hasil
menunjukkan nilai adjusted R-Square sebesar penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
0, 255. Artinya bahwa varian dari variabel bebas pertimbangan dalam pengambilan keputusan
mampu menjelaskan varian variabel terikat investasi pada perusahaan yang melakukan
sebesar 25,5 %, sedangkan sisanya sebesar IPO.
74,5 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak Implikasi hasil penelitian ini bagi
dimasukkan dalam model penelitian. Nilai F perusahaan yang melakukan IPO adalah
hitung sebesar 4,424 dengan signifikansi 0,012 indikasi bahwa modal intelektual belum
menunjukkan bahwa model regresi cukup baik dianggap sebagai sumber daya yang utama
digunakan untuk melihat pengaruh variabel dalam penciptaan nilai oleh perusahaan. Hal
independen terhadap variabel dependen. ini diperkuat dengan hasil penelitian ini dan
penelitian yang dilakukan oleh Kuryanto
SIMPULAN dan Safruddin (2008); Sianipar (2009); dan
Yuniasih et al. (2010) yang menunjukkan
Berdasarkan hasil pengujian dan pem- bahwa pasar tidak memberikan nilai lebih pada
bahasan yang telah disajikan pada bagian modal intelektual perusahaan. Akan tetapi luas
sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa pengungkapan modal intelektual dianggap
kesimpulan, pertama: modal intelektual yang sebagai sinyal positif oleh investor, karena
diukur dengan VAICTM tidak berpengaruh dapat mengurangi tingkat asimetri informasi
secara signifikan terhadap nilai perusahaan. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pasar, Dari hasil penelitian ini, diharapkan perusahaan
dalam hal ini calon investor tidak memberikan lebih memanfaatkan modal intelektual yang
nilai yang lebih tinggi terhadap perusahaan dimiliki dalam rangka meningkatkan kinerja
yang memiliki modal intelektual yang tinggi. perusahaan dan mempertimbangkan kualitas
Belum adanya standar dalam pengukuran serta kuantitas pengungkapan modal intelektual
Wahyu Widarjo, Pengaruh Modal Intelektual dan Pengungkapan Modal Intelektual pada… 167

dalam prospektus perusahaan. Botosan, C. 1997. Disclosure Level and The


Keterbatasan pertama dalam penelitian Cost of Equity Capital. Accounting
ini adalah hanya menggunakan satu ukuran Review, 72 (3), 323-350.
dari beberapa ukuran dalam metode langsung Bukh, P. N., C. Nielsen, P. Gormsen, and
(direct methods) dalam mengukur modal J. Mouritsen. 2005. Disclosure on
intelektual yaitu VAICTM, dimana dalam Information Intellectual Capital in
beberapa penelitian yang menggunakan Danish IPO Prospectuses. Accounting,
metode tersebut masih terdapat hasil yang Auditing and Accountability Journal.
tidak konsisten. Keterbatasan kedua adalah 18 (6), 713-732.
jumlah sampel penelitian, yaitu hanya 31 Chen, M.C., S.J. Cheng and Y. Hwang. 2005.
sampel perusahaan yang melakukan IPO di An Empirical Investigation of The
BEI. Hal ini dikarenakan sulitnya memperoleh
Relationship Between Intellectual
data prospektus perusahaan.
Capital and Firms Market Value and
Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan
Financial Performance. Journal of
penelitian ini dengan menggunakan ukuran
Intellectual Capital, 6 (2), 159-176.
metode langsung yang lain dalam mengukur
modal intelektual, misalnya dengan balanced Deegan, C. 2004. Financial Accounting Theory.
score card (Kaplan dan Norton 1996; Sveiby Sydney: McGraw-Hill Book Company.
2001) atau real options model (Sudarsanan et Edvinsson L and M. S. Malone. 1997.
al. 2003). Penelitian yang akan datang dapat Intellectual Capital: Realizing Your
memasukkan variabel kontrol yang lain, Company’s True Value by Finding
misalnya ukuran perusahaan dan struktur its Hidden Brain Power, New York:
kepemilikan (Yuniasih et al. 2010) kedalam Harper Business.
model penelitian dan menambah jumlah Firer, S. and S. M. Williams. 2003. Intellectual
sampel penelitian untuk mendapatkan tingkat Capital and Traditional Measures of
generalisasi yang lebih tinggi. Corporate Performance. Journal of
Intellectual Capital, 4 (3), 348-360.
Ghozali, I. 2002. Aplikasi Analisis Multivariate
DAFTAR PUSTAKA
Dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbitan Universitas
Abdolmohammadi, M.J. 2005. Intellectual
Diponegoro.
Capital Disclosure and Market
. 2006. Statistik Non-Parametrik:
Capitalization. Journal of Intellectual
Teori & Aplikasi dengan Program
Capital, 6 (3), 397-416.
SPSS. Semarang: Badan Penerbitan
Agnes, U.W. 2008. Sebuah Tinjauan Akuntansi
Universitas Diponegoro.
Atas Pengukuran dan Pelaporan
Gujarati, D.N. and D.C. Porter. 2009. Basic
Knowledge. Paper dipresentasikan pada
Econometrics 5th. Singapore: McGraw-
acara The 2nd National Conference
Hill International Edition.
UKWMS, Surabaya.
Guthrie, J. and R.M. Petty. 2000. Intellectual
Belkaoui, A.R. 2003. Intellectual Capital and
Capital: Australian Annual Reporting
Firm Performance of US Multinational
Practices. Journal of Intellectual
Firms: a Study of The Resource-Based
Capital, 1 (3), 241-251.
and Stakeholder Views. Journal of
Hartono. 2005. Hubungan Teori Signalling
Intellectual Capital, 4 (2), 215-226.
dengan Underpricing Saham Perdana
Boedi, S. 2008. Pengungkapan Intellectual
di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis
Capital dan Kapitalisasi Pasar. Tesis,
dan Manajemen, 5 (1), 35-50.
Universitas Diponegoro Semarang.
168 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2011, Volume 8 - No. 2, hal 157 - 170

Hartono. 2006. Analisis Retensi Kepemilikan Khlifi, F. and A. Bouri. 2010. Corporate
Pada Penerbitan Saham Perdana Disclosure and Firm Characteristics:
Sebagai Sinyal Nilai Perusahaan. A Puzzling Relationship. Journal of
Jurnal Bisnis dan Manajemen, 6 (2), Accounting – Business & Management,
141-162. 17 (1), 62-89.
Healy, P. M., and K. G. Palepu. 1993. The Kuryanto, B. and M. Safruddin. 2008. Pengaruh
Effect of Firms' Financial Disclosure Modal Intelektual dan Kinerja
Strategies on Stock Prices. Accounting Perusahaan. Paper dipresentasikan
Horizons, 7 (1), 1-11. pada acara Simposium Nasional
Akuntansi XI, Pontianak.
Holland, J. 2002. Fund Management,
Lipe, M.G. and S.E. Salterio. 2000. The
Intellectual Capital, Intangibles and
Balanced Scorecard: Judgmental Effects
Private Disclosure. Working Paper,
of Common and Unique Performance
University of Glasgow at UK.
Measures. The Accounting Review, 75
BAPEPAM-LK. 2009. Siaran Pers Akhir
(3), 283-298.
Tahun 2009. http://www.bapepam. Leland, H.E. and D.H. Pyle. 1977. Informational
go.id. Asymetries, Financial Structure, and
BAPEPAM-LK. 2010. Siaran Pers Akhir Financial Intermediation. The Journal
Tahun 2010. http://www.bapepam. of Finance, 32 (2), 371-387.
go.id. Miller, C. and H. Whiting. 2005. Voluntary
Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Pernyataan Disclosure of Intellectual Capital and
Standar Akuntansi Keuangan No. 19. The Hidden Value. Proceedings of the
Jakarta: Salemba Empat. Accounting and Finance Association of
Iswati, S. and M. Anshori. 2007. The Influence Australia and New Zealand Conference.
of Intellectual Capital to Financial Purnomosidhi, B. 2006. Praktik Pengungkapan
Performance at Insurance Companies Modal Intelektual pada Perusahaan
in Jakarta Stock Exchange (JSE). Publik di BEJ. Jurnal Riset Akuntansi
Proceedings of the 13th Asia Pacific Indonesia, 9 (1), 1-20.
Management Conference, Melbourne, Pulic, A. 1998. Measuring the Performance
Australia. of Intellectual Potential in Knowledge
Kaplan R.S. and D.P. Norton. 1996. The Balanced Economy. Paper presented at the
Scorecard: Translating Strategy Into 2nd McMaster Word Congress on
Action, Boston: Harvard Business School Measuring and Managing Intellectual
Press. Capital by the Austrian Team for
Marr, B. and G. Schiuma. 2001. Measuring Intellectual Potential.
and managing intellectual capital and _______ 1998. Basic Information on VAIC™.
knowledge assets in new economy Available Online at: www.vaic-on.net.
organisation, in Bourne, M. Handbook _______ 2000. VAICTM – an Accounting Tool
of Performance Measurement, Gee, for IC Management”. Available Online
at: www.measuring-ip.at.
London.
_______. and Kolakovic. 1998. Value Creation
McGuinness, P. 1993. The market valuation of initial
Efficiency in The New Economy.
public offerings in Hong Kong. Applied
Available Online at: www.vaic-on.net.
Financial Economics, 3, 267-281. Rochayani, W. dan D. Setiawan. 2004.
Keasey, K. dan H. Short. 1997. Equity Pengaruh Informasi Prospektus
Retention and Initial Public Offering: IPO terhadap Abnormal Return dan
The Influence of Signalling and Ketepatan Ramalan Laba. Jurnal
Entrenchment Effect. Applied Financial Ekonomi Perusahaan, 11 (2), 107-124.
Ecomonic, 7, 75-85.
Wahyu Widarjo, Pengaruh Modal Intelektual dan Pengungkapan Modal Intelektual pada… 169

Ross, S. A. 1997. Some Notes on Financial Sveiby, K.E. 2001. Method for Measuring
Incentive-Signalling Models, Activity Intangible Assets.” Available Online at:
Choice and Risk Preferences. The www.sveiby.com/articles.
Journal of Finance, 33 (3), 777-792. Tan, H.P., D. Plowman and P. Hancock. 2007.
Sekaran, U. 2006. Research Methods for Intellectual Capital and Financial
Business. Edisi 4. Terjemahan. Jakarta: Returns of Companies. Journal of
Salemba Empat. Intellectual Capital, 8 (1), 76-95.
Sianipar, M. 2009. The Impact of Intellectual
Ulum, I., I. Gozhali., dan A. Chariri. 2008.
Capital Towards Financial Profitability
Intellectual Capital dan Kinerja
and Investors’ Capital Gain on
Shares: An Empirical Investigation Keuangan Perusahaan; Suatu Analisis
of Indonesian Banking and Insurance dengan Pendekatan Partial Least
Sector for Year 2005-2007. Paper Squares. Paper dipresentasikan pada
dipresentasikan pada acara Simposium acara Simposium Nasional Akuntansi
Nasional Akuntansi XII, Palembang. XI. Pontianak.
Singh, I. and J-L.W.M. Zahn. 2008. Welker, M. 1995. Disclosure Policy,
Determinants of Intellectual Capital Information Asymmetry and Liquidity
Disclosure in prospectuses of Initial in Equity Markets. Contemporary
public Offerings. Accounting and Accounting Research, 11, 801-828.
Business Research, 38 (5), 409-431. Wernerfelt, B. 1984. A Resource-Based View
Sir, J., B. Subroto dan G. Chandrarin. 2010. of The Firm. Strategic Management
Intellectual Capital dan Abnormal Journal, 5 (2), 171-80.
Return Saham (Studi Peristiwa Pada
White, G., A. Lee and G. Tower. 2007. Drivers
Perusahaan Publik di Indonesia).
of Voluntary Intellectual Capital
Paper dipresentasikan pada acara
Simposium Nasional Akuntansi XIII, Disclosure in Listed Biotechnology
Purwokerto. Companies. Journal of Intellectual
Sihotang, P. and A. Winata. 2008. The Capital, 8 (3), 517-537.
Intellectual Capital Disclosures Of Widarjo, W., Bandi, S. Hartoko. 2010.
Technology-Driven Companies: Pengaruh Ownership Retention,
Evidence From Indonesia. International Investasi dari Proceeds, dan Reputasi
Journal Learning and Intellectual Auditor Terhadap Nilai Perusahaan
Capital, 5 (1), 63-82. Dengan Kepemilikan Manajerial
Solikhah, B., A. Rohman dan W. Meiranto. dan Institusional Sebagai Variabel
2010. Implikasi Intellectual Capital Pemoderasi. Paper dipresentasikan
Terhadap Financial Performance, pada acara Simposium Nasional
Growth, dan Market Value: Studi Akuntansi XIII. Purwokerto.
Empiris Dengan Pendekatan Simplistic
Williams, S.M. 2001. Is Intellectual Capital
Specification. Paper dipresentasikan
Performance and Disclosure Practices
pada acara Simposium Nasional
Akuntansi XIII, Purwokerto. Related?. Journal of Intellectual
Spence, M. 1973. Job Market Signalling. The Capital, 2 (3), 192-203.
Quarterly Journal of Economics, 87 Wirawati, N. G. P. 2008. Pengaruh Faktor
(3), 355-374. Fundamental Perusahaan terhadap
Sudarsanan, S., G. Sorwar and B. Marr. 2003. Price to Book Value dalam Penilaian
Valuation of Intellectual Capital and Saham di Bursa Efek Jakarta dalam
Real Option Models. Paper Presented to Kondisi Krisis Moneter. Buletin Studi
PMA Intellectual Capital Symposium Ekonomi, 13 (1), 90-99.
at Cranfield University.
170 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2011, Volume 8 - No. 2, hal 157 - 170

Suara Pembaruan. 2011. BEI Targetkan IPO 25


Emiten di 2011. Diunduh tanggal 7 Maret
2011. www.suarapembaruan.com.
Yuniasih, N.W., D.G. Wirama dan I.D.N.
Badera. 2010. Eksplorasi Kinerja Pasar
Perusahaan: Kajian Berdasarkan
Modal Intelektual (Studi Empiris pada
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia). Paper dipresentasikan
pada acara Simposium Nasional
Akuntansi XIII, Purwokerto.

Anda mungkin juga menyukai