DENGAN
Agus Tatik
Eni Kusmayanti
Fitri Wulandari
Nitaliani
Refa Indriyanti
Susan Indah P
Winda Kartika Sari
Dede Sasmita
2018/2019
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan
KaruniaNya maka penulis akhirnya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ ketuban
pecah dini “ ini disusun sebagai bentuk penambahan nilai mata kuliah metodologi penelitian.
Penulis sangat menyadari dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Pada kesempatan ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak, yang akan membantu demi perbaikan dan kesempurnaan
karya tulis ilmiah ini. Penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat dan dapat
digunakan sebagai suatu acuan untuk pembuatan karya tulis ilmiah berikutnya yang lebih
baik.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................................
ABTRAK..................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Perumusan Masalah.................................................................................................
C. Tujuan Studi Kasus..................................................................................................
D. Manfaat Studi Kasus ............................................................................................
BAB II METODE PENELITIAN
A. Metode pengumpulan data..........................................................................................
B. Hubungan metode studi pustaka dengan kasus...........................................................
BAB III PEMBAHASAN
A. Teori Ketuban........................................................................................................
B. Teori Ketuban Pecah Dini ...................................................................................
1. Pengertian ....................................................................................................
2. Etiologi.........................................................................................................
3. Tanda dan Gejala..........................................................................................
4. Diagnosa........................................................................................................
5. Kriteria Diagnosis.........................................................................................
6. Diagnosi Diferensial.....................................................................................
7. Perawatan Rumah sakit.................................................................................
8. Lama Perawatan............................................................................................
9. Masa Pemulihan............................................................................................
C. Pemeriksaan Penunjang.........................................................................................
D. Komplikasi.............................................................................................................
E. Penatalaksanaan.....................................................................................................
F. Pencegahan...........................................................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO) bahwa setiap tahunnya wanita
yang bersalin meninggal dunia mencapai lebih dari 500.000 orang. Sebagian besar
kematian ibu terjadi di negara berkembang karena kurang mendapat akses pelayanan
kesehatan, kekurangan fasilitas, terlambatnya pertolongan, persalinan “dukun”
disertai keadaan sosial ekonomi dan pendidikan masyarakat yang masih tergolong
rendah.
Di Indonesia angka kematian ibu masih tinggi dan merupakan masalah yang
menjadi prioritas di bidang kesehatan. Di samping menunjukkan derajat kesehatan
masyarakat dan tingkat kesejahteraan masyarakat. Menurut hasil Survei Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menyebutkan Angka Kematian Ibu
(AKI) sebanyak 228/100.000 kelahiran hidup. Dalam upaya mempercepat penurunan
AKI pada dasarnya mengacu kepada intervensi strategi “Empat Pilar Save
Motherhood“ meliputi keluarga berencana, pelayanan antenatal, persalinan yang aman
dan pelayanan obstetrik esensial. ( Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) ).
Jumlah kematian ibu maternal yang dilaporkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Selatan pada tahun 2008 sebanyak 121 per 100.000 kelahiran hidup. Untuk
tahun 2009 jumlah kematian ibu maternal mengalami penurunan menjadi 118 per
100.000 kelahiran hidup. Dan berdasarkan data yang di peroleh dari Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2010, Angka Kematian Ibu menurun yang di
perkirakan 115 per 100.000 kelahiran hidup dengan penyebab kematian yang
disebabkan oleh adanya perdarahan sebanyak 54 orang (46,96%), infeksi 2 orang
(1,74%),preeklamsi/eklampsia 23 orang (20%),dan lain-lain 36 orang (31,30%).
Ketuban Pecah Dini merupakan masalah yang masih kontroversial dalam
kebidanan. Penanganan yang optimal dan yang baku belum ada bahkan selalu
berubah. Ketuban Pecah Dini merupakan salah satu penyulit dalam kehamilan dan
persalinan yang berperan dalam meningkatkan kesakitan dan kematian meternal-
perinatal yang dapat disebabkan oleh adanya infeksi, yaitu dimana selaput ketuban
yang menjadi penghalang masuknya kuman penyebab infeksi sudah tidak ada
sehingga dapat membahayakan bagi ibu dan janinnya. (Hakimi 2010 )
Ketuban Pecah Dini (KDP) yaitu pecahnya ketuban sebelum ada tanda-tanda
inpartu, dan setelah ditunggu selama satu jam belum juga mulai ada tanda tanda
inpartu. Early rupture of membrane adalah ketuban yang pecah pada saat fase laten.
Hal ini bisa membahayakan karena dapat terjadi infeksi asenden intrauterine
(Manuaba,2012: 72). Persalinan dengan Ketuban Pecah Dini biasanya dapat di
sebabkan oleh Penyebab dari kasus ini masih belum diketahui Kemungkinan yang
menjadi faktor predisposisinya adalah infeksi pada seelaput ketuban, Servik yang
inkompetensia,Trauma yang didapat misalnya hubungan seksual, Kelainan letak
seperti sungsangjuga sanggt mendongkrak terjadinya kasus ketuban pecah dini ini.
Oleh sebab itu, Ketuban Pecah Dini memerlukan pengawasan yang ketat dan
kerjasama antara keluarga dan penolong (bidan dan dokter) karena dapat meyebabkan
bahaya infeksi intra uterin yang mengancam keselamatan ibu dan janinnya. Dengan
demikian, akan menurunkan atau memperkecil resiko kematian ibu dan bayinya.
(Manuaba, 2008)
Berdasarkan besarnya angka kejadian Ketuban Pecah Dini maka penulis
tertarik untuk mengkaji permasalahan dengan memaparkannya lewat Karya Tulis
Ilmiah dengan judul Ketuban Pecah Dini sebagai wujud dan perhatian dan tanggung
jawab penulis dengan memberikan kontribusi pemikiran yang berkompeten dengan
masalah tersebut guna mencari solusi yang terbaik atas permasalahan yang di hadapi
pada ibu bersalin.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini adalah
masih tingginya kasus kejadian ketuban pecah dini denagn ini penulis akan
memberikan pertanyaan penelitian “apakah yang menjadi penyebab kertuban pecah
dini, Berdasarkan asuhan menajeman kebidanan”.
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Metode Pengumpulan Data
Studi pustaka ialah teknik pengumpulan data yang lakukan peneliti untuk
mencari data dan informasi melalui dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,foto-
foto, gambar, maupun dokumen elektronik yang dapat mendukung dalam proses
penulisan.”Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung foto-foto
atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada.”(Sugiyono,2005:83). Studi pustaka
juga dapat memengaruhi kredibilitas hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Berdasarkan studi pustaka ini peneliti menggunakan buku-buku terbitan 2003-2014.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Teori Ketuban
Ketuban (cairan ketuban) adalah cairan yang bening agak kekuning-kuningan,
yang mengelilingi bayi yang belum lahir (janin), bila cairan ini sudah tidak bening
bahkan kehijau-hijauan memperlihatkan tanda sudah terinfiksi kuman dari luar,
infeksi ini mengancam janin atau tergolong dengan gawat darurat janin sehingga
janin perlu diselamatkan agar tidak mendrita infeksi dalam kandungan ibunya. (Koes
Irianto,2014)
Di dalam rahim, bayi mengapung dalam cairan ketuban. Cairan ketuban
mengelilingi dan mendukung bayi dalam seluruh perkembangannya. Jumlah cairan
ketuban terbesar adalah sekitar 34 minggu kehamilan.
Cairan ketuban terus bergerak (beredar) saat bayi menelan dan menghirup
cairan, dan kemudian melepaskan atau menghembuskan cairan melalui urin.
Cairan ketuban membantu:
1. Perkembangan gerakan bayi di dalam rahim, yang memungkinkan untuk
pertumbuhan tulang yang tepat.
2. Paru-paru bayi berkembang dengan baik
3. Menjaga suhu relatif konstan di sekitar bayi, melindungi dari kehilangan panas.
4. Melindungi bayi dari cedera luar akibat guncangan atau gerakan tiba-tiba.
Cairan ketuban yang terlalu sedikit (oligohidramnion) atau terlalu banyak
(polihidramnion) dapat berbahaya bagi ibu dan bayinya.
C. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Cairan yang keluar dari vagina perlu diperiksa : warna, kosentrasi, bau dan pH-
nya.
b. Cairan yang keluar dari vagina ini ada kemungkinan air ketuban, urine atau
secret vagina.
c. Secret vagina ibu hamil pH :4-5, dengan kertas nitrazin tidak berubah warna,
tetap kuning.
d. Tes lakmus (tes Nitrazin), jika kertas lakmu merah berubah menjadi biru
menunjukan adanya air ketuban (alklis). pH air ketuban 7-7,5 , darah dan infeksi
vagina dapat menghasilkan tes positif yang palsu.
e. Mikroskopik (tes pakis), dengan meneteskan air ketuban pada gelas objek dan
dibiarkan kering. Pemeriksaan mikroskopis menunjukkan gambaran daun pakis.
D. Komplikasi
Komplikasi paling sering terjadi pada KPD sebelum usia kehamilan 37
minggu adalah sindrom distress pernapasan, yang terjadi pada 10-40% bayi baru lahir.
Risiko infeksi meningkat pada kejadian KPD. Semua ibu hamil dengan KPD
premature sebaiknya dievaluasi untuk kemungkinan terjadi koriamnionitis (radang
pada klorin dan amnion). Selain itu kejadian proplas atau keluarnya tali pusar dapat
terjadi pada KPD.
Resiko kecacatan dan kematian janin meningkat pada KPD preterm.
Hipoplasia paru merupakan komplikasi fatal yang terjadi pada KPD preterm.
Kejadiannya mencapai hampir 100% apabila KPD preterm ini terjadi pada usia
kehamilan kurang dari 23 minggu.
1) Infeksi Intrauterin
2) Tali pusat menumbung
3) Prematuritas
4) Distosia.
E. Penatalaksanaan
Ketuban pecah dini termasuk dalam kehamilan beresiko tinggi. Kesalahan
dalam mengelolah KPD akan membawa akibat meningkatnya angka morbiditas dan
mortalitas ibu maupun bayinya.
Penatalaksanaan KPD masih dilema bagi sebgaian besar ahli kebidanan. Kasus
KPD yang cukup bulan, kalau segera mengakhiri kehamilan akan menaikan insiden
besar cesar, dan kalau menunggu persalinan spontan akan menaikan chorioamnionitis.
Kasus KPD yang kurang bulan kalau menempuh cara aktif harus dipastikan
bahwa tidak akan terjadi RDS, dan kalau menempuh cara konservatif dengan maksud
untuk memberi waktu pematangan paru, harus bisa memantau keadaan janin dan
infeksi yang akan memperjelek prognosis janin.
Penatalaksanaan KPD tergantung pada umur kehamilan. Kalau umur tidak
diketahui secara pasti segera dilakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk
mengetahui umur kehamilan dan letak janin.
Resiko yang lebih tinggi sering pada KPD dengan janin kurang bulan adalah
RDS dibandingkan dengan sepsis. Oleh karena itu pada kehamilan kurang bulan perlu
evaluasi untuk menentukan waktu yang optimal untuk persalinan. Pada umur
kehamilan 34 minggu atau lebih biasanya paru sudah matang,chorioamnionitis yang
diikuti dengan sepsis pada janin merupakan sebab utama angka kematian ibu dan
bayi.
Pada kehamilan cukup bualn, infeksi janin lansung berhubungan dngan lama
pecahnya selaput ketuban atau lamanya pereode laten.
Ada 2 faktor yang terdapat dalam penatalaksanaannya.
1) Konservatif
a. Rawat dirumah sakit
b. Beri antibiotika : bila ketuaban pecah > 6 jam berupa : Ampisilin 4 x 500 gr
atau Gentamycin 1 x 800 mg.
c. Umur kehamilan <32-34 minggu : dirawat selama air ketuban masih keluar
atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.
d. Bila usia kehamilan 32-34 mainggu , masih keluar air ketuban, maka usia
kehamilan 35 minggu dipertimbangkan untuk terminasi kehamilan (hal sangat
tergantung pada kemampuan perawatan bayi premature)
e. Nilai tanda infeksi ( suhu, lekosit, tanda infeksi intrauterine.
f. Pada usia kehamilan 32-34 minggu, berikan steroid selama untuk memacu
kematangan paru paru janin.
2) Aktif
a. Kehamilan > 35 minggu : induksi oksitosin, bila gagal dilakukan seksio
sesaria. Cara induksi : 1 ampul syntocinon dalam Dektrose 5%, dimulai 4
tetes per menit , tiap ¼ jam dinaikan 4 tetes sampai maksimum 40 tetes/menit.
b. Pada keadaan CPD, letak lintang dilakukan seksio sesaria.
c. Bila ada tanda infeksi : beri antibiotika dosis tinggi dan persalinan diakhiri.
F. Pencegahan
Beberapa pencegahan dapat dilakukan namun belum ada yang terbukti cukup
efektif. Mengurangi aktivitas atau istirahat pada akhir triwulan kedua atau awal
triwulan ketiga dianjurkan.
Ada 3 macam bentuk solusio berdasarkan jumlah plasenta terlepas. Bila
plasenta terlepas seluruhnya disebut solusio plasenta totalis. Bila sebagian plasenta
parsialis. Dan , bila hanya sebagian kecil pinggir plasenta disebut rupture sinus
marginalis.
Pendarahan yang terjadi pada solusio tidak selalu terlihat dari luar. Pada kasus
yang jarang, darah dapat tidak mengalir, tetapi tertahan di antara bagian plasenta yang
lepas dan uterus sehingga terjadi perndarahan tersembunyi. Bahkan, pendarahan dapat
menembus selaput ketuban lalu masuk ke dalam kantung ketuban.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulam
Pada kesempatan ini penulis menyimpulkan bahwa penyebab dari kasus ini
masih belum diketahui Kemungkinan yang menjadi faktor predisposisinya adalah
infeksi pada seelaput ketuban, Servik yang inkompetensia,Trauma yang didapat
misalnya hubungan seksual, Kelainan letak seperti sungsang sedangkan untuk
melakukan pemeriksaan dalam dengan jarisangat tidak di anjurkan karena
akan meningkatkan resiko infeksi.
Jika timbul tanda dan gejala ketuban pecah dini,diindikasikan untuk segera
berkonsultasi dengan dokter jika terjadi keterlambanan dalam penanganan
kasus ketuban pecah dini ini bisa menyebabkan kematian ibu dan bayi meningkat.
B. Saran
1. Bagi Diri Sendiri
Diharapkan dengan mengkaji lebih dalam lagi mengenai permasalahn ini ,
semoga penulis biasa menerapkannya dan dapat bertindak cepat dan tepat dalam
kasus ibu bersalin dengan ketuban pecah dini.
2. Pendidikan
Diharapkan dengan mengetahui permasalahan yang timbul pada
ibu bersalin dengan ketuban pecah dini ini ,dapat lebih meningkatkan
ilmu pengetahuan, dalam menangani khususnya Ibu bersalin dengan
ketuban pecah dini.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba,Prof.dr.Ide Bagus, dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : Buku
Kedoktera EGC
M.Achadiat,Sp.OG . 2004 . Prosedur tetap OBSTETRI DAN GINEKOLOGI. Jakarta :
Buku Kedokteran EGC
Hidayat, Asri dkk. 2009. Asuhan Patologi Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika
Feryanto, Achmad. 2011. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta : Salemba medika.
Nugroho, dr Taufan. 2012. OBSGYN OBSTETRI dan GINEKOLOG kebidanan dan
keperawatan . Yogyakarta : Nuha Medika.
Alimul, H.S. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar manusia : Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan. Jakarta : Selemba Media.
Ida Ayu,C.M. 2010. Ilmu KebIdanan, Penyakit KandungandanKB. Jakarta. EGC
Saryono. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta:
Nuha Medika
Sudarti. 2010. Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika
Varney H, Kriebs JM, Gegor CL. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC