PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Klien yang mendapatkan konseling dengan baik akan cenderung memilih alat
kontrasepsi dengan benar dan tepat. Pada akhirnya hal itu juga akan menurunkan
tingkat kegagalan KB dan mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan.
Untuk meraih keberhasilan tersebut, tentunya sangat diperlukan tenaga-tenaga
konselor yang profesional. Mereka bukan hanya harus mengerti seluk-beluk masalah
KB, tetapi juga memiliki dedikasi tinggi pada tugasnya serta memiliki kepribadian
yang baik, sabar, penuh pengertian, dan menghargai klien (Siswanto, 2010).
2006).
2000).
2011, pencapaian peserta baru pengguna kontrasepsi medis operatif pria (MOP),
medis operatif wanita (MOW), dan IUD, dua tahun terakhir meningkat tajam yaitu
MOP naik 44%, MOW 15%, dan pengguna IUD meningkat sebesar 53%. Salah satu
daerah yang pencapaian MOP-nya tinggi adalah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Namun pencapaian peserta KB baru yang berhasil didata Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana (BKKBN) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara (Sumut)
belum maksimal. Secara nasional, Provinsi Sumut berada di posisi ke 13 dalam
penilaian pencapaian peserta KB baru, yakni dengan nilai 72,27. Posisi yang dicapai
Sumut masih belum maksimal diatas rata-rata nasional. Sumut masih memiliki nilai
minum dalam beberapa hal pencapaian peserta KB baru (BKKBN, Sumut 2011).
Peserta KB aktif di Sumatera Utara yang berhasil dibina sebanyak 4.534,850
(76,23%) dari seluruh Pasangan Usia Subur (PUS) yang mencapai 5.948.962 PUS.
Realisasi peserta KB aktif yang menggunakan kontrasepsi suntik 2.239.108, pil
848.503, IUD 557.224 dan kondom 42.464 (BPS, 2009).
1.2. Permasalahan
TINJAUAN PUSTAKA
4) Menekan ovulasi
5) Mioma uterus
g. Jadwal kunjungan kembali. Klien tidak perlu kembali ke klinik kecuali ingin
mencabut implant atau jika ditemukan hal-hal sebagai berikut :
1) Amenorea yang disertai nyeri perut bagian bawah
5) Sakit kepala hebat, penglihatan jadi kabur atau nyeri dada hebat
3) Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak
perlu diganti).
4) Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
1) Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil.
2) 3 bulan kemudian
a. Metode Operasi Pria (MOP) / Vasektomi. Metode operasi pria yang dikenal
dengan nama vasektomi merupakan operasi ringan, murah, aman, dan
mempunyai arti demografis yang tinggi, artinya dengan operasi ini banyak
kelahiran yang dapat dihindari.
a) Suami dari pasangan usia subur yang dengan sukarela mau melakukan
vasektomi serta sebelumnya telah mendapat konseling tentang
vasektomi.
b) Mendapat persetujuan dari isteri :
3) Cara kerja. Menghalangi jalannya sel sperma sehingga tidak dapat membuahi
sel telur.
4) Kelebihan
5) Keterbatasan. Resiko dan efek samping bedah tetap ada dan tidak melindungi
dari IMS, HIV/AIDS, dan Hepatitis B.
6) Yang tidak boleh menjalani tubektomi.
a) Hamil atau diduga hamil
b) Penyakit jantung, paru, infeksi akut
Faktor predisposisi
Faktor pemungkin
Faktor pendorong Perilaku
Faktor pola
perencanaan keluarga
Faktor subjektif
Faktor objektif Pemakaian alat
Faktor motivasi kontrasepsi jangka
panjang
Faktor ini merupakan faktor anteseden terhadap perilaku yang menjadi dasar
atau motivasi bagi perilaku. Termasuk dalam faktor ini adalah pengetahuan, sikap,
keyakinan, nilai dan persepsi yang berkenaan dengan motivasi seseorang atau
kelompok untuk bertindak.
Faktor
predisposisi Perilaku Non perilaku
Faktor
pemungkin Masalah Non
kesehat masalah
an kesehatan
Faktor
pendorong
1. Umur
Berdasarkan jumlah anak yang dimiliki, paritas 2-3 merupakan paritas paling
aman ditinjau dari sudut risiko terjadinya kematian maternal. Paritas 1 dan lebih dari
3 memiliki risiko kematian maternal yang lebih tinggi dibandingkan paritas 2-3.
Variabel Dependen
Faktor predisposisi :
1. Karakteristik responden
(Umur, Jumlah anak hidup)
2. Pengetahuan
3. Persepsi nilai anak