Anda di halaman 1dari 47

PROPOSAL LAPORAN TUGAS AKHIR

HUBUNGAN PELAKSANAAN ANTE NATAL CARE


(ANC) DENGAN PERSALINAN PREMATUR DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS AIR LAIS
KABUPATEN BENGKULU UTARA
TAHUN 2018

Dosen Pembimbing : Dr. HARTIAN PANSORI, M.Kes PATH

Disusun Oleh : KELOMPOK 1

MYKE SEPTI RIA TALIA INNA RAHMATUN KHASANAH


BELLA AVISTA MAHARANI ALITA NANDA SEPTINA
ROHMI ANGGRAINI SISKA MALASARI
NOVI RIANTI YULI MULIANA

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
TAHUN 2018
ABSTRAK

Latar belakang dan tujuan : Data Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Tahun
2017 AKB yaitu 403 per 1000 kelahiran hidup. Kabupaten Bengkulu Utara Tahun
2018 Angka Kematian Bayi (AKB) sebanyak 26 orang (0,64%) dari 4.026 kelahiran,
angka kematian ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2017 AKB sebanyak 28 orang
(0,58%) dari 4.780 kelahiran hidup.
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan pelaksanaan Ante Natal Care (ANC) dengan
persalinan prematur di Wilayah Kerja Puskesmas Air Lais Bengkulu Utara Tahun
2018.
Metodologi Penelitian : Penelitian ini menggunakan desain penelitian
deskriptif analitikdengan menggunakan Case Control. Jumlah populasi adalah 839
orang dengan sampel 30 kasus dan 30 kontrol. Analisis data dilakukan dengan
analisis univariat dan bivariat dengan uji Chi-Square dengan α 5 %.
Hasil Penelitian : menunjukkan bahwa 63,3% responden yang prematur atau
kelompok kasus melaksanakan AnteNatal Care(ANC) dengan teratur, sisanya 36,7%
tidak melaksanakan AnteNatal Care(ANC) dengan teratur. Sedangkan dari kelompok
kontrol hanya 20,0% responden yg melaksanakan AnteNatal Care(ANC) dengan
teratur, selebihnya sebanyak 80,0% responden pada kelompok kontrol yang tidak
melaksanakan AnteNatal Care(ANC) yang teratur. Terdapat hubungan yang
bermakna secara statistik antara pelaksanaan Ante Natal Care(ANC)dengan
persalinan prematur. Ibu hamil yang melakukan Ante Natal Care(ANC) tidak teratur
berpeluang 6 kali lebih besar melahirkan bayi yang prematur dibandingkan ibu hamil
yang melakukan AnteNatal Care(ANC) yang teratur selama kehamilannya.
Kesimpulan dan Saran : Dukungan dan dorongan kepada ibu hamil untuk
melakukan Ante Natal Care(ANC)secara dini dan teratur sangat diperlukan sehingga
apabila terjadi risiko pada saat kehamilan dapat ditangani secara cepat dan tepat agar
persalinan prematur dapat ditekan menjadi seminimal mungkin.

Kata Kunci : AnteNatal Care (ANC), Persalinan Prematur


KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan proposal ini

dengan judul “Hubungan Pelaksanaan Ante Natal Care (ANC) Dengan

Persalinan Prematur di Wilayah Kerja Puskesmas Air Lais Bengkulu Utara

Tahun 2018”.

Pada saat penulisan penelitian ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu perkenankanlah penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Dra.Bando Amin C Kader,MM selaku BPH Yayasan Dehasen Bengkulu


2. Ibu Dr. Ida Samidah. S.Kp.M.Kes selaku Dekan FIKes Dehasen Bengkulu.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang berlipat ganda atas
mereka yang telah memberikan bantuan kepada penulis untuk menyusun penelitian
ini ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa pembuatan dan penyusunan penelitian
ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu penulis menerima kritik
dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penelitian
ini. Dan semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti dan kita
semua khususnya bagi perkembangan ilmu kebidanan.

Bengkulu, September 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i

ABSTRAK ............................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep dasar caring .............................................................................. 7

1. Pengertian ...................................................................................... 7

2. Konsep caring menurut para ahli..................................................... 8

3. Manfaat caring................................................................................. 13

4. Perilaku caring................................................................................. 14

5. Daftar dimensi caring ...................................................................... 16

B. Motivasi .................................................................................................. 18

1. Teori Motivasi ................................................................................. 19

2. Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi ............................................ 20


3. Karakteristik motivasi perawat ........................................................ 21

4. Tujuan Motivasi ............................................................................... 21

5. Pengukuran Motivasi ....................................................................... 22

C. Lama kerja ............................................................................................ 23

D. Hubungan antara motivasi dengan perilaku caring ................................ 24

E. Hubungan lama kerja dengan perilaku caring ........................................ 24

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFENISI OPERASIONAL,


HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep .................................................................................. 26

B. Definisi Operasional ............................................................................... 27

C. Hipotesis ................................................................................................. 27

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis penelitian ...................................................................................... 29


B. Populasi dan sampel .............................................................................. 29
C. Tempat Penelitian................................................................................... 30
D. Waktu Penelitian .................................................................................... 30
E. Etika Penelitian ...................................................................................... 30
F. Pengumpulan, Pengolahan, dan Analisis Data ....................................... 31
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu kebijaksanaan pembangunan kesehatan negara kita adalah

meningkat status kesehatan masyarakat yang akan mendukung kesejahteraan

bagi setiap penduduk. Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan tersebut

seharusnya dimulai sedini mungkin, sejak janin dalam kandungan yang sangat

tergantung kepada kesejahteraan ibu termasuk kesehatan dan keselamatan

reproduksinya. Oleh karena itu, upaya meningkatan status kesehatan ibu dan

anak di indonesia merupakan salah satu prioritas (Depkes RI, 2012).

Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tergolong tinggi

dibanding AKB negara- negara ASEAN, AKB Singapura 3 per 1000

kelahiran hidup, Brunai 8 per 1000 kelahiran hidup, Malaysia 10 per 1000

kelahiran hidup, Vietman 18 per 1000 kelahiran hidup, dan Thailand 20 per

1000 kelahiran hidup. Survey Demografi Indonesia (SDKI) tahun 2012 Angka

Kematian Bayi (AKB) di Indonesia adalah 34 per 1000 kelahiran hidup. Ini

artinya setiap 1000 kelahiran terdapat 34 kematian sebelum usia 1 tahun

(Depkes RI, 2012).


Angka Kematian Bayi (AKB) Bengkulu tahun 2011 adalah sebesar

375 per 1000 kelahiran hidup. Pada tahun 2012 AKB sedikit lebih tinggi yaitu

403 per 1000 (Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, 2012).

Di Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2013 Angka Kematian Bayi

(AKB) sebanyak 26 orang (0,64 %) dari 4.026 kelahiran angka kematian ini

lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 AKB sebanyak 28 orang (0,58%) dari

4.780 kelahiran hidup. Sejak tahun 2011 penyebab kematian bayi di

Kabupaten Rejang Lebong adalah BBLR pada persalinan prematur berada di

urutan pertama, selanjutnya infeksi, sepsis, kelainan kongential dan lain-lain

(Dinas Kesehatan Bengkulu Utara, 2013).

Kematian bayi baru lahir terutama disebabkan oleh afiksia, bayi

dengan Persalinan Prematur, infeksi, hipotermi,kelainan kongential, dan lain-

lain. Kondisi tersebut berkaitan erat dengan kondisi kehamilan,

pemantau/pemeriksaan di saat hamil, pertolongan persalinan aman dan

perawatan bayi baru lahir. Bayi baru lahir dengan persalinan prematur

merupakan salah satu faktor risiko yang menpunyai kontribusi terhadap

kematian bayi khususnya pada masa perinatal (Asna, 2009).

Persalinan prematur sangat mempergaruhi pertumbuhan dan

kecerdasan anak, dan cenderung mempunyai pertumbuhan fisik yang

terhambat. Selain itu persalinan prematur sangat rentan terhadap infeksi, hal
ini tentunya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi angka kematian

bayi (AKB).

Menurut Arvin, (2009) banyak faktor yang menyebabkan terjadinya

persalinan prematur antara lain faktor ibu adalah kehamilan ganda, malnutrisi,

penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan (anemia,trauma fisik

dan psikologi) usia ibu <20 tahun, dan jarak kelahiran terlalu dekat,

pemeriksaan kehamilan Ante Natal Care (ANC) yang tidak rutin, faktor janin

adalah cacat bawaan, ketuban pecah dini,hidramnion, faktor plasenta adalah

solusio plasenta, plasenta previa, faktor sosial ekonomi adalah status sosial

ekonomi rendah, dan kehamilan remaja.

Pemeriksaan Ante Natal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan

yang dilakukan untuk memeriksakan keadaan ibu dan janin secara berkala

yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang di tentukan

(Saifudin,dkk, 2007).

Menurut Prawirohardjo. 2010, pelayanan atau asuhan merupakan cara

memonitoring dan mendukung kesehatan ibu hamil dan mendeteksi ibu

dengan kehamilan normal. Manfaat ANC untuk janin adalah memilihara

kesehatan ibu sehingga mengurangi persalinan prematur, BBLR, dan juga

meningkatkan kesehatan bayi sebagai titik awal kualitas sumber daya manusia

(Manuaba, 2005)
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Joekarno, dkk di

Rumah Sakit Al Falah Ambon tahun 2008, bahwa pelaksanaan ANC tidak

teratur merupakan salah satu faktor risiko yang signifikasi terhadap persalinan

prematur. Selain itu jarak kehamilan yang terlalu dekat juga merupakan faktor

yang signifikasi terhadap persalinan prematur.

Kabupaten Bengkulu Utara tercatat persalinan prematur pada tahun

2012 sebanyak 112 orang dari 4.569 kelahiran (2,45%) terjadi peningkatan

pada tahun 2013 jumlah persalinan prematur meningkat sebanyak 123 orang

dari 4806 kelahiran (2,56%). Sedangkan data pada pada Wilayah Kerja

Puskesmas Air Lais tahun 2012 terdapat 20 orang (17,8%) kelahiran prematur

di Puskesmas Marga Sakti, 17 orang (15,1%) di Puskesmas Perumnas, 15

orang (13,3%) di Puskesmas Purwodadi, pada tahun 2013 terjadi peningkatan

di Puskesmas Air Lais menjadi 23 orang (19,6%) kelahiran prematur, 19

orang (16,8%) pada Puskesmas Perumnas, dan 18 orang (15,9%) di

Puskesmas Purwodadi, Berdasarkan data di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa Puskesmas Curup memiliki angka persalinan prematur yang paling

tinggi di Kabupaten Rejang Lebong (Dinas Bengkulu Utara, 2013).

Hasil survey awal yang dilakukan oleh peneliti di Puskesmas Air Lais

dari 10 orang dengan persalinan prematur di dapat 4 orang yang teratur

mengikuti ANC dari Trimester I sampai dengan Trimester III dan 6 orang
yang tidak teratur melakukan ANC (hanya melakukan ANC pada Trimester II

dan Trimester III).

Berdasarkan uraian dan data di atas penelitian tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Hubungan Pelaksanaan Ante Natal Care

(ANC) dengan Persalinan Prematur Di Wilayah Kerja Puskesmas Air

Lais Tahun 2018”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka

didapat masalah penelitian Hubungan Pelaksanaan Ante Natal Care (ANC)

dengan Persalinan Prematur. Sedangkan rumusan masalah bagaimanakah

“Hubungan Pelaksanaan Ante Natal Care (ANC) dengan Persalinan Prematur

Di Wilayah Kerja Puskesmas Air Lais Tahun 2018,”


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Persalinan Prematur

1. Pengertian

Persalinan Prematur adalah persalinan yang terjadi dibawah umur

kehamilan 37 minggu (antara 20-37 minggu) dengan perkiraan berat janin

kurang dari 2500 gram (Manuaba, 2005). Persalinan Prematur adalah

terjadinya persalinan sebelum usia kehamilan lengkap, yaitu pada usia

kehamilan antara 20 – 36 minggu. Kehamilan normal lainnya adalah 40

minggu di hitung dari Hari Pertama Periode Haid Terakhir (HPTT)

(Wiknjosastro,2011).

2. Etiologi

Faktor – faktor yang dapat penyebab terjadinya persalinan

prematur menurut Sudraji dalam Wiknjosastro(2011).sebagai berikut

a. Faktor ibu

1) Kehamilan Ganda

Berat janin pada kehamilan ganda lebih ringan

dibandingkan dengan berat janin kehamilan tunggal pada bulan

yang sama. Sebanyak 10% pasien dengan partus preterm ialah

kehamilan ganda dan secara umum kehamilan ganda mempunyai

panjang usia gestasi yang lebih pendek.

8
2) Perdarahan Antepartum

Perdarahan pada kehamilan diatas 22 minggu hingga

menjelang persalinan. menyebabkan anemia dan syok sehingga

keadaan ibu memburuk, terjadi gangguan ke plasenta

menyebabkan janin anemia dan syok intrauterin. Intrauterin

merupakan kematian yang terjadi pada usia kehamilan 20 minggu

ketika bayi sudah mencapai 500 gram atau lebih menurut

Nasdaldy dalam Yulianti (2010). Walaupun janin dapat

diselamatkan, dapat terjadi berat badan lahir rendah.

3) Umur Ibu yang terlalu muda (kurang dari 20 tahun).

Secara fisik dan emosional belum matang dan juga masih

tergantung kepada orang lain. Ibu yang berusia 40 tahun juga

berpotensi mengalami kelahiran prematur karena keadaan badan

dan kesehatannya sudah mulai menurun.

4) Jarak kehamilan.

Jarak kehamilan yang terlalu dekat kurang dari 20 tahun

dapat menimbulkan pertumbuhan janin kurang baik. Ibu yang

melahirkan dengan jarak yang berdekatan dapat meningkatkan

risiko persalinan prematur.

5) Malnutrisi

Kekurangan gizi selama hamil akan berakibat buruk

terhadap janin. Penentuan status gizi yang baik yaitu dengan


mengukur berat badan ibu sebelum hamil dan kenaikkan berat

badan selama hamil. Gizi buruk saat hamil kontribusinya besar

terhadap kelahiran prematur. Ibu hamil dengan gizi buruk juga

sulit melahirkan normal karena kondisinya cenderung lemah dan

kurang tenaga untuk melahirkan normal.

6) Infeksi

Infeksi vagina yang disebut vaginosis bakterial. Bakteri ini

akan naik ke atas menyebabkan ketuban mudah pecah. Akibatnya,

bayi lahir cepat.

7) Stres

Stres menyerang langsung ke pikiran. Jika pikirannya stres

anggota tubuhnya pun akan terganggu. Semua yang melekat di

tubuh di kendalikan oleh pikiran, termasuk juga kandungan.

8) Ante Natal Care(ANC)

Pemeriksaan adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan

untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang di

ikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang

ditemukan. Pemeriksaan Ante Natal Careseharusnya dimulai

segera setelah diperkirakan terjadi kehamilan, pemeriksaan ANC

selain bermanfaaat untuk kesehatan ibu juga untuk janin, sehingga

mengurangi Persalinan Prematur. Juga meningkatkan kesehatan

bayi sebagai titik awal kualitas sumber daya manusia.


Akibat yang ditimbulkan dari pemeriksaan kehamilan yang

tidak sesuai dengan standar minimal yaitu komplikasi obstetri

yang mungkin terjadi selama kehamilan tidak dapat dideteksi

sedini mungkin serta ditangani secara memadai.

b. Faktor Janin

1) Cacat bawaan

Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam

pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasil

konsepsi sel telur. Bayi yang dilahirkan dengan kelainan

kongenital, umumnya akan dilahirkan sebagai Berat badan Lahir

Rendah atau bayi kecil untuk masa kehamilannya. Berat Badan

Lahir Rendah dengan kelainan kongenital yang mempunyai berat

kira-kira 20% meninggal dalam minggu pertama kehidupannya.

2) Ketuban pecah dini

Ketuban pecah mungkin mengawali terjadinya kontraksi,

ketuban pecah dini didefinisikan sebagai pecahnya ketuban

sebelum waktunya melahirkan. Disebabkan oleh berkurangnya

kekuatan membran yang diakibatkan adanya infeksi yang dapat

berasal dari vagina dan serviks.


3) Hidramnion (kelebihan cairan ketuban)

Keadaan dimana banyaknya air ketuban melebihi 2000cc.

Hidramnion berisiko tinggi pada kehamilan karena

membahayakan ibu dan anak.

c. Faktor Plasenta

1) Solusio Plasenta

Terlepasnya plasenta yang normal pada rahim sebelum janin

lahir. Terlepasnya plasenta akan merangsang terjadinya kelahiran

prematur, meskipun sebagian besar (65%) terjadi pada aterm. Pada

pasien dengan riwayat solusioplasenta(11%).

2) Plasenta Previa

Plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen-bawah

uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan

jalur lahir menurut Sudraji dalamWiknjosastro(2011).Plasenta

previa sering kali berhubungan dengan persalinan prematur akibat

harus dilakukan tindakan pada perdarahan yang banyak. Bila telah

terjadi perdarahan banyak maka kemungkinan kondisi janin

kurang baik karena hipoksia (kekurangan oksigen menyebabkan

sel gagal melakukan metabolisme secara efektif).

d. Faktor Sosial Ekonomi

1) Tidak melakukan perawatan prenatal


2) Status sosial ekonomi rendah. Karena keadaan sosial rendah,

maka tidak melakukan perawatan prenatal untuk mengetahui

keadaan janin.

3) Kehamilan remaja. Remaja seringkali melahirkan bayi dengan

berat bayi lebih rendah. Hal ini terjadi karena mereka belum

matang dan mereka belum memiliki sistem transfer plasenta

seefisien wanita dewasa.

3. Patofisiologi Persalinan Prematur

Enzim sitokinin dan protaglandin, ruptur membran, ketuban pecah,

aliran darah ke plasenta yang berkurang mengakibatkan nyeri dan

intoleransi aktifitas yang menimbulkan kontraksi uterus, sehingga

menyebabkan persalinan prematur. Akibat dari persalinan prematur

berdampak pada janin dan pada ibu. Pada janin, menyebabkan kelahiran

yang belum pada waktunya sehingga terjadilah imaturitas jaringan pada

janin. Sedangkan pada ibu, risiko tinggi pada kesehatan yang

menyebabkan kurangnya informasi tentang kehamilan mengakibatkan

kurangnya pengetahuan untuk merawat dan mejaga kesehatan saat

kehamilan.

4. Gejala Persalinan Prematur

Gejala persalinan prematur adalah terdapat penambahan jumlah

lendir di vagina, adanya rasa kram seperti haid yang hilang timbul, terasa

ada tekanan dengan irama yang teratur di daerah panggul,sakit punggung


yang berhubungan rasa kram di perut. Mereka yang mengalami hal

tersebut harus langsung menghubungi dokter terdekat.

Perkembangan dan keadaan hamil dapat meningkatkanterjadinya

persalinan prematur diantaranya adalah kehamilan dengan hidramnion,

kehamilan ganda, kehamilan dengan perdarahan antepartum pada solusi

planseta, plasenta previa, kehamilan dengan pecah ketuban dini: terjadi

gawat janin, temperatur tinggi, kelainan anatomi rahim, keadaan rahim

yang menimbulkan kontraksi dini : serviks inkompeten karena kondisi

serviks, amputasi serviks, kelainan kongential rahim, infeksi pada vagina

aseden (naik) menjadi amnionitis.

5. PenangananPersalinan Prematur

a. Pemantauan Umum Persalinan Prematur

1) Lakukan evaluasi cepat keadaan umum ibu

Pantau keadaan umum ibu berupa : tanda – tanda seperti

Tensi Darah, Suhu, Nadi, pernafasan, adanya pendarahan,adanya

kontraksi apa tidak, pembuka mulut rahim dan tinggi fundus uteri.

Jika dicurigai adanya syok, segera dilakukan tindakkan meskipun

tanda-tanda syok belum terlihat. Saat melakukan evaluasi lebih

lanjut kondisi ibu dapat memburuk dengan cepat. Jika terjadi

syok, sangat penting untuk segera memulai penanganan syok,

yaitu pasang infus dan berikan cairan intravena. Lakukan restorasi

cairan darah sesuai dengan keperluan.(Saifuddin,2007)


2) Upayakan lakukan komfirmasi umur kehamilan bayi

Tanyakan kepada ibu tentang umur kehamilan dari Hari

Pertama Haid Terakhir (HPHT), karena dapat mengetahui kisaran

berat janin, selain itu juga dapat dilihat dari tinggi fundus uteri,

pemantauan denyut jantung janin (DJJ) untuk mengetahui keadaan

umum janin.

b. Penatalaksanaan Medik Persalinan Prematur

1. Infeksi

Tatalaksana dengan antibiotika spektrum luas dosis tinggi,

demam/hiperpireksia ibu yang mungkin terjadi juga harus diobati,

karena keadaan hiperpireksia dapat berakibat buruk pada sirkulasi

janin.

2. Kontraksi

Kontraksi yang berisiko tinggi adalah kontraksi dengan

frekuensi lebih dari 3-4 kali per jam. Dalam 48 jam menjelang

partus, kontraksi akan meningkat (his) sampai 2-4 kali setiap 10

menit dengan intensitas yang makin kuat, makin lama dan makin

sering. Pada kasus dengan kontraksi, dilakukan terapi tokolisis,

dengan obat-obatan beta-agonis, sambil terus mengawasi keadaan

ibu dan keadaan janin. Pengobatan diberikan dengan infus,

kemudian dapat dilanjutkan dengan obat oral bila pasien


dipulangkan. Bila kontraksi hilang, pemberian tokolisis dapat

dihentikan.

3. Metode yang digunakan untuk menghentikan kontraksi pada

kehamilan prematur

a) Tirah baring

b) Magnesium sulfat

c) Preparat beta agonis – adrenergik. (Isoksuprin, Ritodrin,

Terbutalin, Fenoterol)

d) Terapi kombinasi dari ritodrin dengan magnesium sulfat.

e) Anti prostaglandin

f) Preparat penghambat saluran kalsium.

4. Pemicu pematangan paru janin

Untuk akselerasi pematangan paru janin, diberikan preparat

kortikosteroid (misalnya deksametason, betametason) yang akan

menstimulasi produksi dan sekresi surfaktan di paru janin. Ideal

diberikan minimal selama 2 x 24 jam.

6. Pencegahan Persalinan Prematur

Secara teknis persalinan prematur dapat di cegah melalui hal – hal

sebagai berikut

a. Pemeriksaan Ante NatalCare (ANC) yang berkualitas untuk

menurunkan persalinan prematur.


b. Pendidikan masyarakat melalui media yang ada tentang bahaya dan

kerugian kelahiran prematur.

c. Mengusahakanmakan lebih baik pada masa hamil agarmenghindarkan

kekurangan gizi dan anemia.

d. Menghindarkan kerja berat selama hamil.

e. Jangan kawin terlalu muda dan terlalu tua (idealnya 20-30 tahun).

f. Perbaiki keadaan sosial ekonomi.

g. Memakai alat kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan.

B. Asuhan Kehamilan(Ante Natal Care)

1. Pengertian

Ante Natal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk

mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu

menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI, dan

kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar seperti sebelum kehamilan

(Manuaba, 2005). ANC merupakan salah satu pelayanan asuhan ibu

hamil untuk meyelamatkan ibu. ANC ini meliputi pemeriksaan fisik,

mendeteksi dini, pemantauan ibu hamil dengan resiko serta flow up atau

evaluasi pada ibu hamil selama kehamilan untuk mempersiapkan

persalinan yang normal (Mochtar, 2008).

Ante Natal Care merupakan perawatan atau asuhan yang diberikan

pada ibu hamil sebelum kelahiran, yang berguna untuk memfasilitasi hasil

yang sehat fositif bagi ibu hamil maupun bayinya dengan ajaran
menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasi

yang dapat menancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan

pendidikkan kesehatan (Cuningham, 2006).

Kunjungan ibu hamil dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan

pelayanan ANC sesuai standar yang ditetapkan. Istilah kunjungan disini

tidak hanya mengandung arti bahwa ibu hamil yang berkunjung ke

fasilitas pelayanan, tetapi adalah setiap kontak tenaga kesehatan baik di

posyandu, pondok bersalin desa, kunjungan rumah dengan ibu hamil

tidak memberikan pelayanan ANC sesuai dengan standar dapat di anggap

sebagai kunjungan ibu hamil (Depkes RI, 2009).

2. Tujuan Asuhan Kehamilan

1) Tujuan Umum

Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental untuk

meyelamatkan ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan dan

nifas sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.

2) Tujuan Khusus

a) Ibu

(1) Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesehatan ibu

dan tumbuh kembang bayi.

(2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental,

sosial ibu dan bayi.


(3) Mengenal secara dini ada tidaknya ke abnormalan selama

hamil atau komplikasi yang mungkin terjadi.

(4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat, ibu maupun bayi dengan trauma seminimal mungkin.

(5) Mempersiapkan peran ibu agar masa nifas berjalan normal

dan pemberian ASI Ekslusif.

(6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima

kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal

(Mansjoeor, 2005).

b) Anak

(1) Mengurangi prematur, angka kesakitan.

(2) Mengurangi insiden lahir mati dan kematian neonatal.

(3) Meningkatkan kesehatan yang optimal pada bayi.

3. Manfaat ANC

a. Mengenali dan menangani penyakit–penyakit yang mungkin dijumpai

dalam kehamilan persalinan dan nifas.

b. Mengenali dan mengobati penyakit – penyakit yang mungkin di derita

sedini mungkin.

c. Menurunkan angka mortalitas dan morbilitas.

d. Memberikan nasehat–nasehat tentang cara hidup sehat, KB, kehamilan

Persalinan, Nifas, serta Laktasi.


4. Kunjungan ANC

Menurut Sulaiman (2009), kunjungan ANC minimal dilakukan

sedikitnya 4 kali selama kehamilan dan tujuan kunjungan ANC per

Trimester adalah

1) Trimester Satu / TM I (1 – 12 minggu)

Kunjungan pada Trimester satu minimal satu kali, tujuan ANC adalah

a) Memantau kehamilan, memastikan kesehatan ibu dan tumbuh

kembang janin.

b) Memastikan pemenuhan nutrisi dan cairan.

c) Meningkatkan dan menpertahankan kesehatan fisik, mental dan

sosial ibu dan janin dan personal hygiene.

d) Menjelaskan perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi dalam

kehamilan TM I.

e) Menjelaskan sex dalam kehamilan.

f) Mendeteksi sedini mungkin ketidaknormalan yang mungkin terjadi

dengan mengenalkan tanda-tanda bahaya dalam kehamilan TM I.

g) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kehamilan

Pemeriksaan lebih difokuskan kepada :

a) Anamnesa lengkap termasuk riwayat obsteric dan ginekologi

terdahulu, penyakit menahun dan menular yang pernah/sedang di

derita.
b) Timbang berat badan/ukur tinggi badan dan lingkar lengan atas

(Lila) > 23,5 cm.

c) Pemeriksaan fisik dan obstetric pengukuran panggul luar terutama

pada ibu primigravida dan dengan riwayat obstetric yang jelek.

d) Pemeriksaan, Tensi Darah.

e) Konjungtiva, oedema dan bibir.

f) Pembesar kelenjar thyroid dan pembengkakkan vena jugularis.

g) Payudara.

h) Varises dan oedema.

i) Pengeluaran sekresi vagina.

j) Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan.

k) Pemenuhan kebutuhan istirahat.

l) Keluhan ibu yang disebabkan perubahan fisiologis dalam

kehamilan.

m) Tanda-tanda bahaya dalam kehamilan TM I seperti : muntah lebih

dari 4 kali dlam sehari, pengeluaran sekresi vagina yang abnormal,

mules / nyeri berlebihan pada perut.

n) Pemeriksaan lab lengkap : urine lengkap, darah lengkap, HB,

leukosit, golongan darah, resus sitologi dan gula darah.

o) Penilai resiko kehamilan.

p) KIE dan konseling bagi bumil TM I.


2) Trimester Dua / TM II (13 – 24 minggu).

Kunjungan pada trimester dua minimal satu kali, tujuan ANC adalah

a) Memantau kehamilan, memastikan kesehatan ibu dan tumbuh

kembang janin.

b) Memastikan pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan.

c) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan

sosial ibu dan janin.

d) Pemberian imunisasi TT dan FE.

e) Menjelaskan perubahan-perubahan fisiologi yang terjadi dalam

kehamilan TM II.

f) Mendeteksi sedini mungkin ketidaknormalan yang mungkin terjadi

dengan mengenal tanda-tanda bahaya dalam kehamilan TM II.

g) Mempersiapkan ibu siap secara materil seperti menabung serta

spiritual agar ibu dapat tenang dalam menghadapi kehamilannya.

h) Mempersiapkan donor darah, kendaraan rujukan bila diperlukan

dan rencana tempat persalinan.

Pemeriksaan lebih difokuskan kepada

a) Anamnesis, keluhan dan perkembangan yang dirasakan ibu.

b) Kenaikkan berat badan / lingkar lengan atas > 23,5 cm.

c) Pemeriksaan Tensi Darah.

d) Konjungtiva, oedema dan bibir.

e) Pembesar kelenjar thyroid dan pembengkakkan vena jugularis.


f) Payudara.

g) Pemeriksaan abdomen, DJJ dan gerak janin, presentasi dan posisi

dan TBJ.

h) Varises dan oedema.

i) Pengeluaran sekresi vagina, pemeriksaan genital bila diperlukan.

j) Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan.

k) Pemenuhan kebutuhan istirahat.

l) Keluhan ibu yang disebabkan perubahan fisiologis dalam

kehamilan.

m) Pemeriksaan HB, gula darah dan proteinuria.

n) Tanda-tanda bahaya dalam kehamilan TM I seperti perdarahan

pervagina, sakit kepala yang berat, penglihatan kabur, bengkak di

wajah dan tangan, nyeri abdomen yang hebat, bayi kurang bergerak

dari biasanya.

o) Penilai resiko kehamilan.

p) Nasehat perawatan payudara dan senam hamil.

q) Pemberian TT.

3) Trimester Tiga / TM III ( 25 – 40 minggu).

Kunjungan pada trimester tiga minimal dua kali, tujuan ANC adalah

a) Memantau kehamilan, memastikan kesehatan ibu dan tumbuh

kembang janin.

b) Memastikan pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan.


c) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan

sosial ibu dan janin.

d) Menjelaskan perubahan-perubahan fisiologi yang terjadi dalam

kehamilan TM III.

e) Menjelaskan sex dalam kehamilan dan kapan mulai menghentikan

hubungan sex.

f) Mendeteksi sedini mungkin dan mengenalkan tanda – tanda bahaya

dalam kehamilan TM III.

g) Menilai resiko kehamilan dan melakuka rujukan bilamana

ditemukan salah satu tanda bahaya dalam kehamilan.

h) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam persiapan persalinan.

i) Mempersiapkan ibu siap secara materil seperti menabung serta

spiritual agar ibu dapat tenang dalam menghadapi kehamilannya

dan saat persalinan.

j) Memotivasi, mempersiapkan persalinan dan rencana tempat

persalinan, merencanakan donor darah, kendaraan rujukan bila

diperlukan.

k) Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang persiapan persalinan

yang diperlukan bagi ibu dan bayinya.

l) Menjelaskan kunjungan ulang yang terbaik yaitu satu minggu

sekali.
Pemeriksaan lebih di fokuskan kepada

a) Anamnesa : keluhan, gerak janin.

b) Kenaikkan berat badan / lingkar lengan atas > 23,5 cm.

c) Pemeriksaan Tensi Darah.

d) Konjungtiva, oedema dan bibir.

e) Pembesar kelenjar thyroid dan pembengkakkan vena jugularis.

f) Payudara.

g) Pemeriksaan abdomen, DJJ dan gerak janin, presentasi dan posisi

dan TBJ.

h) Varises dan oedema.

i) Pengeluaran sekresi vagina, pemeriksaan genital bila diperlukan.

j) Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan.

k) Pemenuhan kebutuhan istirahat.

l) Keluhan ibu yang disebabkan perubahan fisiologis dalam

kehamilan.

m) Pemeriksaan HB.

n) Tanda-tanda bahaya dalam kehamilan TM I seperti perdarahan

pervagina, sakit kepala yang berat, penglihatan kabur, bengkak di

wajah dan tangan, nyeri abdomen yang hebat, bayi kurang bergerak

dari biasanya.

o) Penilai resiko kehamilan dan rencana persalinan.


Sedangkan jadwal kunjungan sebaiknya dilakukan adalah

a. Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat

haid.

b. Pemeriksaan ulang.

1) Setiap bulan sampai umur kehamilan 6 – 7 bulan.

2) Setiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 8 bulan.

3) Setiap minggu sejak kehamilan 8 bulan sampai terjadi

persalinan.

c. Pemeriksaan khusus bila terdapat keluhan – keluhan tertentu.

5. Komponen ANC

a. Melakukan deteksi dini komplikasi, Melakukan penatalaksanaan serta

rujukan bila diperlukan.

b. Perencanaan antisipasi dan persiapan sedini untuk melakukan rujukan

bila perlu.

c. Persalinan yang bersih dan aman.

d. Mengupayakan kehamilan sehat.

6. Langkah – langkah Pemeriksaan Ibu Hamil

Menurut Pusdiknakes (2008) adalah sebagai berikut

a. Menyambut ibu.

Menyambut ibu dan seseorang yang menemaninya, memperkenalkan

diri pada ibu, menanyakan nama dan usia serta tujuan datang ke bidan.
b. Melakukan pengkajian pada ibu.

Biodata ibu dan suami, alasan utama datang melakukan kunjungan

1) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.

2) Riwayat kesehatan / penyakit yang diderita sekarang dan lalu.

3) Riwayat sosial ekonomi.

c. Persetujuan tindakkan medis.

d. Persiapan sebelum tindakan.

e. Pemeriksaan fisik.

1) Tanda – tanda vital.

2) Kepala dan leher.

3) Payudara.

4) Abdomen.

a) Memeriksa apakah ada bekas operasi, kebersihan, linea dan striae.

b) Palpasi.

Leopold 1 : mengukur tinggi fundus uteri dengan jari pada usia

kehamilan < 12 minggu, dan diikuti dengan pita

ukuran pada kehamilan. 12 minggu dan meraba apa

yang terletak pada fundus.

Leopold 2 : meraba dengan kedua telapak tangan secara berganti

di samping kiri dan kanan perut ibu untuk

mengetahui bagian – bagian kecil janin dan

punggung janin.
Leopold 3 : meraba bagian bawah perut ibu dan apakah bagian

terendah janin sudah masuk pintu atas panggul atau

belum.

Leopold 4 : memeriksa bagian bawah perut ibu :convergen dan

divergen diikuti teori WHO menggunakan perlima.

5) Auskultasi.

Menghitung denyut jantung janin, meliputi punctum maximum,irama,

frekuensi selama 1 menit dan kekuatannya.

6) Ekstermitas Atas dan Bawah.

Meliputi oedema pretibia pada mata kaki dan metakarpal, pucat pada

kuku jari, varises, pada kaki, serta memeriksa refleks fetella untuk

melihat apakah terjadi hypo atau hyper.

7) Genetalia (bila ada indikasi).

Meliputi oedema, laserasi, luka, ulcus, varies dan cairannya (warna,

jumlah dan baunya), kemudian melakukan palpasi pada bagian

kelenjar bartholine, sambil melihat wajah ibu untuk mengetahui rasa

nyeri atau tidak.

8) Pemeriksaan CVA (Trimester III).

Ibu berbaring miring kiri/duduk bersial membelakangi pemeriksa,

tangan kiri pemeriksa diletakan pada lumbal ke V, kepalkan tangan

kanan dan pukul diatas tangan kiri tiga kali secara perlahan tetapi

mantap sambil tanyakan sakit atau tidak.


f. Pendidikan Kesehatan.

Meliputi pemberitahuan hasil pemeriksaan, menghitung usia kehamilan,

mengajarkan mengenai ketidak nyamanan yang mungkin di alami,

sesuai dengan usia kehamilan diajari ibu mengenai nutrisi, olaharaga

ringan, kebersihan, pemberian ASI, tanda-tanda bahaya, sex,

pakai/sepatu, obat-obatan dan pekerjaan.

g. Promosi kesehatan.

Berupa imunisasi TT, pemberian tablet FE, dan memberi tambahan

vitamin A.

h. Persiapan dan kesiagaan komplikasi.

Memulai membicarakan persiapan persalinan meliputi siapa yang

membantu waktu melahirkan, tempat melahirkan, peralatan yang

digunakan, persiapan keuangan, sarana transfortasi, pembuat keputusan

dalam keluarga dan donor darah.

i. Kesimpulan dari kunjungan.

Meliputi kunjungan ulang dan mencatat hasil kunjungan pada catatan

SOAP.

j. Pemeriksaan penunjang dalam pemeriksaan kehamilan adalah

1) Pemeriksaan HB (haemaglobin).

Pemeriksaan yang bertujuan mengetahui keadaan HB ibu, apakah

menderita anemia dalam kehamilan atau tidak.


2) Pemeriksaan protein urine.

Pemeriksaan yang bertujuan mengetahui kadar protein dalam urine

ibu dan mendeteksi dini terjadinya diabetes milletus pada ibu hamil

3) Pemeriksaan glukosa urine.

Pemeriksaan yang bertujuan mengetahui kadar glukosa dalam urine

ibu dan mendeteksi dini terjadinya diabetes miletus pada ibu hamil.

7. Pelayanan Asuhan Standar Minimal ‘7T’.

Timbang berat badan, tekanan darah, tinggi fundus uteri (TFU), TT

lengkap (Imunsasi), tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan, tengok

periksa ibu hamil dari ujung rambut sampai ujung kaki, tanya (temu

wicara) dalam rangka persiapan rujukan.

C. Hubungan Pelaksanaan Ante Natal Care (ANC) dengan Persalinan

Prematur.

Ante natal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk

mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu

menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI, dan kembalinya

kesehatan reproduksi secara wajar seperti sebelum kehamilan (Manuaba,

2005).

ANC bertujuan untuk menurunkan/mencegahan kesakitan dan

kematian maternal dan prenatal. Sedangkan tujuan khususnya adalah

memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh

kembang bayi, mengenal secara dini adanya, ketidaknormalan, komplikasi


yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum,

kebidanan dan pembedahan. Mempersiapkan kehamilan cukup bulan,

melahirkan dengan selamat ibu dan bayinya dengan trauma seminimal

mungkin, sehingga mencegah kelahiran prematur.

Menurut dr. Bramundito Spog (2013) dari Rumah Sakit Pondoh Indah,

ANC mencakup pemeriksaan secara rutin terhadap kondisi ibu dan janin,

mempersiapkan persalinan dan memberikan info selengkapnya pada orang tua

terkait proses kelahiran yang akan dijalani. Pemeriksaan rutin bertujuan

mengawal kehamilan supaya berjalan normal, sehinggan ibu dan anak tetap

dalam kondisi sehat. Jangka waktu pemeriksaan berbeda, bergantung pada

usia kehamilan. Makin tua usia kehamilan,jangka waktu semakin rapat.

Kunjungan ANC sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama

kehamilan yaitu satu kali pada trimester 1, satu kali pada trimester II, dua kali

pada trimester III. Menurut dr. Suparyanto M.Kes (2013) ibu hamil secara

ideal melaksanakan perawatan kehamilan maksimal 13-15 kali. Dan minimal

4 kali, yaitu 1 kali pada trimester 1, 1 kali pada trimester II dan dua kali pada

trimester III, Namun jika terdapat kelainan dalam kehamilannya, maka

frekuensi pemeriksaan disesuaikan menurut kebutuhan masing-masing

sehingga dapat disimpulkan bahwa dikatakan teratur juka ibu hamil

melakukan pemeriksaan kehamilan >4 kali kunjungan, kurang teratur

pemeriksaan kehamilan 2-3 kali kunjungan dan tidak teratur jika ibu hamil

hanya melakukan pemeriksaan kehamilan < 2 kali kunjungan.


Persalinan prematur merupakan kelainan proses yang multifaktorial.

Kombinasi keadaan obstetrik, sosiodemografi dan faktor medik mempunyai

pengaruh terhadap terjadinya persalinan prematur. Kadang hanya risiko

tunggal dijumpai seperti distensi berlebih uterus, ketuban pecah dini, atau

trauma. Banyak kasus persalinan prematur sebagai akibat proses patogenik

yang merupakan mediator biokimia yang mempunyai dampak yang terjadinya

kontraksi rahim dan perubahan serviks.

Penelitian yang dilakukan dr. Ali sejak bulan Februari sampai

desember 2010 ini merupakan penelitian campuran kuantitatif dan kualitatif.

Penelitian di lakukan dengan metode non-randomized controlled trail pada

ibu hamil dengan usia kehamilan 14 – 18 minggu dengan kehamilan tunggal

yang datang ke pusat – pusat layanan kebidanan primer di 5 Kecamatan di

Jakarta.

Melalui penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

persalinan prematur merupakan salah satu penyebab mortalitas dan morbiditas

yang tinggi pada neonatus. Untuk itu dr. Ali menyarankan agar pemeriksaan

skrining pemeriksaan inspekulo sebaiknya dilakukan pada ibu hamil yang

datang pertama kali untuk memeriksa kan kehamilan. Hal ini juga sebagai

upaya untuk menurunkan resiko infeksi vaginosis bakteri sebagai faktor

utama pemicu persalinan prematur.

Selain itu, dr. Ali menyarankan agar model Asuhan Ante natal Cegah

Prematur (AACP) di terapkan selama asuhan antenatal, hal terpenting pada


model tersebut adalah melakukan edukasi pada penyedia Pelayanan Ante

Natal Care (dalam hal ini bidan) mengenai resiko persalinan prematur dan

edukasi pada pasien. Model AACP sendiri merupakan suatu rangkaian

kegiatan yang mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan pengetahuan dan

kewaspadaan akan besarnya masalah persalinan prematur. Hal ini dilakukan

dengan memberikan edukasi kepada pasien tentang masalah bayi prematur

dan dampaknya. Selain itu diperlukan keterlibatan pasien dalam melakukan

deteksi dini secara mandiri dengan melakukan pemeriksaan segera kepada

petugas kesehatan dan mendapatkan pengobatan secara dini.

D. Kerangka Teori.

Pemeriksaan ANC selama kehamilan sangat penting untuk

mendukung kesehatan ibu dan janin, dapat memdeteksi dan mencegah

terjadinya hal yang tidak di inginkan selama proses kehamilan. Pemahaman

tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan ANC tidak dipengaruhi oleh usia

seseorang, tetapi bagaimana daya tangkap dan pemahaman informasi yang

diberikan. (Mochtar, 2008).

Salah satu langkah terpenting dalam mencegah prematur adalah mulai

melakukan pemeriksaan kehamilan sedini mungkin dan terus melakukan

pemeriksaan selama kehamilan. Statistik menunjukkan bahwa perawatan

kehamilan yang dini dan baik bisa mengurangi angka kejadian prematuritas,

kecil untuk kehamilan dan angka kesakitan akibat persalinan dan pada masa

baru lahir (Wiknjosastro,2011).


Adapun kerangka teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Faktor ibu
1. Kehamilan ganda
2. Pendarahan aterpartum
3. Umur ibu
4. Jarak kehamilan
5. Malnutrisi
6. Infeksi
7. Stres
8. ANC

Faktor janin Persalinan


1. Cacat bawaan
2. Ketuban pecah dini Prematur
3. hidramnion

Faktorplasenta
1. Solusioplasenta
2. Plasentaprevia

Faktorsosialekonomi
1. Kehamilanremaja
2. Status social ekonomirendah
3. Tidakmelakukanperawatan
prenatal

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak Diteliti

Bagan 2.1 Kerangka Teori Penelitian

Sumber : Sudraji dalamWiknjosastro(2011).


BAB III
TUJUAN LUARAN DAN KONTRIBUSI PENELITIAN

A. Tujuan Luaran
1. Tujuan Umum
Diketahui Hubungan Pelaksanaan Ante Natal Care (ANC) dengan
Persalinan Prematur Di Wilayah kerja Puskesmas Air Lais Kabupaten
Bengkulu Utara Tahun 2018..
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya distribusi frekuensi ibu hamil dalam melaksanakan

pemeriksaan kehamilan Ante Natal Care(ANC) di Wilayah kerja

Puskesmas Air Lais Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2018.

B. Diketahuinya hubungan pelaksanaan Ante Natal Care (ANC) dengan


persalinan prematur di Wilayah Kerja Puskesmas Air Lais Kabupaten
Bengkulu Utara Tahun 2018.
C. Konstribusi Penelitian
1. Praktis
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat
sebagai data dasar pencegahan persalinan prematur.
2. Teoritis
Hasil penelitian ini dapat di integrasikan dalam pembelajaran
kesehatan reproduksi, serta memberikan informasi bagi mahasiswa dalam
praktekbelajardilapangan.

23
26

BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep penelitian ini adalah sebagai berikut

Variabel Independen Variabel Dependen

Pelaksanaan Ante Natal Care


Persalinan Prematur
(ANC).

Bagan 4.1 Kerangka Konsep Penelitian

B. Hipotesis Penelitian
Ha : ada hubungan antara pelaksanaan ANC dengan persalinan prematur di

Wilayah Kerja Puskesmas Air Lais Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2018.

C. Jenis dan Rancangan Penelitian


Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitikdengan
menggunakan Case Control dimana penelitian digunakan untuk mengetahui
hubungan pelaksanaan Ante Natal Care (ANC) dengan persalinan prematur di
Wilayah Kerja Puskesmas Air Lais Kabupaten Bengkulu Utara Tahun
2018.Menggunakan pendekatan secara retropektif yaitu efek (penyakit atau status
kesehatan) diidentifikasi pada saat ini, kemudian faktor risiko diidentifikasi
adanya atau terjadinya pada waktu yang lalu (Notoatmodjo, 2010)

D. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi
27

Populasi merupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu

penelitian ( Saryono, 2009).Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu

bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Air Lais selama Tahun 2017 dan bulan

Januari – Maret tahun 2018, jumlah populasi adalah 839 orang. Jumlah

persalinan prematur Tahun 2017 sebanyak 23 orang dan Tahun 2018 pada

bulan Januari – Maret sebanyak 7 orang, jadi total persalinan prematur

berjumlah 30 orang. Dan persalinan yang tidak prematur sebanyak 809 orang

di jadikan populasi kontrol.

2. Sampel

a. Besar Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti yang di ambil dari
keseluruhan objek yang diteliti dan dapat di anggap mewakili seluruh
populasi (Notoatmodjo, 2010). Besar sampel dalam penelitian ini adalah
60 orang kelompok ibu bersalin. Terdiri dari kelompok kasus 30 orang
(ibu bersalin prematur) selama tahun 2017 dan pada bulan Januari - Maret
2018 dan kelompok kontrol 30 orang (ibu bersalin tidak prematur), yang
diambil dengan sistem random samplingdari 809 orang persalinan yang
tidak prematur selama tahun 2013 dan bulan Januari – Maret 2018.
Teknik sistem random samplingadalah suatu sampel yang terdiri atas
sejumlah elemen yang dipilih secara acak,dimana setiap elemen atau
anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi
sampel (Notoatmodjo, 2010)
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan menggunakan data sekunder.

Data sekunder adalah data–data yang diperoleh secara tidak langsung berupa
28

buku–buku kepustakaan, laporan atau brosur–brosur yang ada, data yang di

peroleh melalui literatur, dan hasil penelitian sebelumnya serta data yang

diperoleh dari register (Notoatmodjo, 2010). Penelitian mengambil data dari

buku register persalinan,catatan persalinan BPS dan buku KIA.

F. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara ukur Alat Hasil ukur Skala


Operasional ukur ukur

1 Persalin Persalinan Melihat Check 0= prematur, jika Ordin


an yang terjadi buku List persalinan terjadi al
pada usia
prematur pada register
kehamilan < 37
kehamilan persalinan, minggu dengan
kurang dari catatan berat janin < 2500
gram.
37 minggu persalinan
1= tidak prematur,
dengan berat BPS
jika persalinan
janin kurang (bidan
terjadi pada usia
dari 2500 praktek
kehamilan < 37
gram swasta)
minggu
2 Pelaksan Kunjungan Melihat Check 0= tidak teratur bila Ordin
aan ibu hamil buku KIA List ANC sampai
untuk dengan TM III < 4 al
ANC
memeriksaka X
n 1= teratur bila
kehamilanny ANC sesuai kriteria
a, kunjungan
sampai TM III > 4
4 X dengan
kriteria X
29

TM I = 1X
TM II = 1X
TM III= 2X
G. Analisa Data
1. Analisa Univariat
Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran masing-masing
variabel baik variabel independen maupun variabel dependen
2. Analisa Bivariat
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-
Square (X2) dengan derajat kemaknaan () sebesar 5%. Selanjutnya untuk
kesimpulan dilihat nilai p dari hasil perhitungan Chi-Square dengan program
SPSS.
H. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Air Lais Kabupaten

Bengkulu Utara Tahun 2018..

I. Etika Penelitian
Peneliti harus berusaha untuk mematuhi etika dalam penelitian mengingat
penelitian ini berhubungan dengan manusia. Adapun etika penelitian ini meliputi:
1. Anomity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan responden yang diteliti, peneliti tidak
mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data cukup dengan
memberi kode pada masing-masing lembar tersebut yang telah berhubungan
2. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi responden di jamin oleh peneliti hanya
kelompok data tertentu saja yang akan di sajikan atau dilaporkan sebagai
hasil riset.
3. Lembar persetujuan penelitian di berikan kepada responden.
30

Tujuannya adalah subjek mengetahui maksud dan tujuan penelitian


serta dampak yang di teliti selama pengumpulan data jika subjek bersedia di
teliti maka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika responden
menolak untuk di teliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap
menghormati haknya.
31

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :Rineka


cipta.

Anonym, (2010) diunduh dari http:// Majalah Kesehatan Com/sekilas-Tentang


Persalinan Prematur/

Arvin B.K, (2009) Ilmu Kesehatan Anak. Buku kedokteran EGC. Jakarta

Cunningham, (2006). Obstetri willams. Jakarta : EGC

Dinas Kesehatan provinsi bengkulu,2012 profil kesehatan Provinsi Bengkulu,


Bengkulu tahun 2012 : Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu
Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Utara, 2018, Profil Dinas Kesehatan
Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2018.Dinas Kesehatan Kabupaten
Bengkulu Utara

dr. Arief ZR. (2009). Neonatus Dan Asuhan Keperawatan Anak. nuha medika,
yogyakarta
Fazriyati Wardah. (2013). Pemeriksaan ANC. Diakses www kompas.com

Harymawan, 2007. Dukungan Suami Dan Keluarga. Diunduh dari


http://www.infowikipedia.com

Kasdu, 2010. Buku ajaran medikal bedah. Yoygakarta : Graha ilmu

Kementerian Kesehatan. Pusat Data Dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia.


Kementerian Kesehatan RI, Jakarta 2012.

Neliyani dkk, 2010. Hubungan Paritas Dan Jarak Kehamilan Dengan Persalinan
Prematur di wilayah kerja Puskesmas pematang siantar, Universitas
Sumatera Utara

Manuaba IBG, 2005. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga


Berencana Untuk Pendidikan Bidan, jakarta : EGC.

Muchtar, 2008Sinopsis Obstetri Jilid I, jakarta, EGC


59
32

Notoatmodjo. (2006). Pendidikan Prilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka cipta,

,(2010). Metodologi penelitian kesehatan. Rineka cipta. Jakarta.

Nursalam. (2008). Konsep dan metodolgi penelitian ilmu keperawatan : pedoman


sikripsi, tesis dan instrumen penelitian. Jakarta ; salemba Medika.

Saifudin, (2007). Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Meternal Dan Neonatal.


Yoygakarta : yayasan binaan pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sugiyono. (2006). Statistik Untuk Penelitian. Alfabeta : bandung.

Sulaiman, Ali : (2009), Kapita Selekta Kedokteran Jilid I, Jakarta, Media


Aesculapius.

Saifudin. (2007). Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya. Yoygakarta : salemba


medika.
Puskesmas Air Lais, 2015, Laporan Tahunan Puskesmas Air Lais Tahun 2015.
Bengkulu Utara

Wiknjosastro (2011). Ilmu Kebidanan jakarta : yayasan bina pustaka.

Yani Firda Triyana, 2013. Panduan Klinis Kehamilan Dan Persalinan. Yogyakarta :
D- Medika

, 2007. Perawatan Kehamilan (ANC). Diunduh dari http//www.


Depkes.Go.id.

, 2009.Panduan Pelayanan Ante Natal. Jakarta : Depkes RI


i
67

Anda mungkin juga menyukai