Anda di halaman 1dari 15

ALAT PELINDUNG DIRI [APD]

DAN PENCEGAHAN INFEKSI

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 1

ANGGITA MATRI LOVA ELZAKARLENA


ARISKA DWI LESTARI ELSA PUTRI
BYDI AI AFISCA ERA ANDESKA
CINTIYA PUSPA P ENDRI YANI
DEWI CAHYA N FITRI OKTAVIANI
DHEA SEFRIYUNI HIKEANA PUTRI K
KENTI OKTAVIA

MATA KULIAH :MANAJEMEN BENCANA

DOSEN PEMBIMBING : EKASARI YP,SST,M.Kes

PRODI DIII KEBIDANAN


FIKES UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
TAHUN 2O18
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyusun
makalah sebagai pertanggung jawaban tugas manajemen bencana.

Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa
adanya bantuan dari pihak pihak tertentu. Maka kami mengucapkan terimakasih pada
semua pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan makalah ini.
Walaupun sederhana namun penulis berharap dengan makalah ini dapat
memperkaya wawasan dan pengetahuan yang berguna di masa mendatang. Serta
mengenal dan memehami kesehatn dan keselamatan kerja.

Selanjutnya, kami juga memohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini, baik
disengaja maupun tidak disengaja, masih banyak terdapat kekurangan. Kami sangat
menyadari hal itu. Maka kami selalu mengharapkan kritik beserta saran untuk
menyempurnakan makalah yang kami susun ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca.

Bengkulu, Desember 2O18

Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................1
BAB II ISI.....................................................................................................3
BAB III PENUTUP .................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi perawat. Setiap hari perawat selalu
berinteraksi dengan pasien dan bahaya-bahaya di rumah sakit, hal tersebut membuat
perawat beresiko terkena Healthcare-associated Infection (HAIs). HAIs merupakan
infeksi yang terjadi selama dalam proses asuhan keperawatan ataupun selama bekerja di
rumah sakit atau di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya .

Pekerjaan yang dilakukan perawat mempunyai potensi yang tinggi dalam penyebaran
infeksi, seperti pembersihan cairan tubuh, injeksi/pengambilan darah, pemasangan kateter,
perawatan luka dan lain-lain. Apabila tindakan tersebut tidak dilakukan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan akan berpotensi menularkan penyakit infeksi, baik bagi
pasien (yang lain) atau bahkan pada petugas kesehatan .

B. Rumusan masalah
1. Apa definisi Alat Pelindung Diri (APD) ?
2. Apa tujuan, dan manfaat Alat Pelindung Diri (APD) ?
3. Apa saja jenis dan bagaimana fungsi Alat Pelindung Diri (APD) bagi aktifitas
manusia ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Alat Pelindung Diri (APD).
2. Untuk mengetahui apa manfaat dari penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi
kegiatan manusia.

.
BAB II

ISI

1. Definisi Alat Pelindung Diri (APD)


Alat Pelindung Diri ( APD ) adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja
untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi
bahaya/kecelakaan kerja. APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi
tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan
dengan baik. APD juga merupakan kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai
kebutuhan untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya.
Perlengkapan pelindung diri termasuk semua pakaian dan aksesories pekerjaan lain
yang dirancang untuk menciptakan sebuah penghalang terhadap bahaya tempat kerja.
Penggunaan APD harus tetap di kontrol oleh pihak yang bersangkutan, khususnya di sebuah
tempat kerja.

A. Tujuan dan Manfaat Alat Pelindung Diri (APD)


Adapun tujuan dari penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), antara lain:
1. Melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administrative tidak
dapat dilakukan dengan baik.
2. Meningkatkan efektifitas dan produktivitas kerja.
3. Menciptakan lingkungan kerja yang aman.
Sedangkan manfaat dari penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), antara lain :
1. Untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi
bahaya/kecelakaan kerja.
2. Mengurangi resiko penyakit akibat kecelakaan.

B. Jenis dan Fungsi Alat Pelindung Diri (APD)


Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja
sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di
sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah melalui Departement Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia. Hal ini tertulis di Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi No. Per.08/Men/VII/2010 tentang pelindung diri.

 Kepala : Helmet

 Mata : Safety glosses, safety gogle

 Wajah : Face shield, pelindung jari

 Tangan : Safety gloves, pelindung jari

 Kulit : Cream pelindung, skin cleaner

 Kaki : Safety shoes

 Pernapasan : Masker, Breathing apparatus

 Telinga : Ear plug, Ear.

Menurut Tiedjen ada tiga jenis sarung tangan yaitu:

1. Sarung tangan bedah, dipakai sewaktu melakukan tindakan infasif atau pembedahan.

2. Sarung tangan pemeriksaan, dipakai untuk melindungi petugas kesehatan sewaktu


malakukan pemeriksaan atau pekerjaan rutin.

3. Sarung tangan rumah tangga, dipakai sewaktu memprose peralatan, menangani bahan-
bahan terkontaminasi, dan sewaktu membersihkan permukaan yang terkontaminasi.

Sarung tangan bedah Sarung tangan pemeriksaan


Sarung tangan rumah tangga

Masker
 Masker harus cukup besar untuk menutup hidung, muka bagian bawah, rahang dan
semua rambut muka.
 Masker dipakai untuk menahan cipratan yang keluar sewaktu petugas kesehatan atau
petugas bedah bicara, batuk, atau bersin dan juga untuk mencegah cipratan darah atau
cairan tubuh yang terkontaminasi masik kedalam hidung atau mulut petugas
kesehatan.
 Masker jika tidak terbuat dari bahan tahan cairan, bagaimanapun juga tidak efektif
dalam mencegah dengan baik.

Respirator
 Masker jenis khusus, disebut respirator partikel, yang dianjurkan dalam situasi
memfilter udara yang tertarik nafas dianggap sangat penting (umpamanya, dalam
perawatan orang dengan tuberculosis paru).
Pelindung mata
 Melindungi staf kalau terjadi cipratan darah atau cairan tubuh lainya yang
terkontaminasi dengan melindungi mata.
 Pelindung mata termasuk pelindung plastik yang jernih. Kacamata pengaman,
pelindung muka.
 Kacamata yang dibuat dengan resep dokter atau kacamata dengan lensa normal juga
dapat dipakai.

Tutup kepala/kap
 Dipakai untuk menutup rambut dan kepala agar guguran kulit dan rambut tidak masuk
dalam luka sewaktu pembedahan. Kap harus dapat menutup semua rambut.

Gaun
Apron

Alas kaki
 Dipakai untuk melindungi kaki dari perlukaan oleh benda tajam atau berat atau dari
cairan yang kebetulan jatuh atau menetes pada kaki.

Semua jenis APD harus digunakan sebagaimana mestinya, gunakan pedoman yang
benar-benar sesuai dengan standar keselamatan kerja (K3L : Kesehatan, Keselamatan Kerja
dan Lingkungan). APD harus digunakan sesuai dengan jenis pekerjaan dan dalam jumlah
yang memadai, memastikan APD yang dugunakan aman untuk keselamatan pekerja, selain
itu APD juga harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan

C. Cara merawat
 Helm Safety/ Helm Kerja (Hard hat)
1. Helm kerja dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara
penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini.
2. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat helm kerja yang kualitasnya
tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk
dipergunakan (retak-retak, bolong atau tanpa system suspensinya).
3. Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan yang memiliki helm
kerja dan telah mengikuti training.

 Kacamata Safety (Safety Glasses)


1. Kacamata safety dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut
cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini.
2. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan kacamata safety yang kualitasnya
tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk
dipergunakan.
3. Penyimpanan masker harus terjamin sehingga terhindar dari debu, kondisi yang
ekstrim (terlalu panas atau terlalu dingin), kelembaban atau kemungkinan tercemar
bahan-bahan kimia berbahaya.
4. Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan yang memiliki
kacamata safety dan telah mengikuti training.
 Sepatu Safety (Safety Shoes)
1. Sepatu safety dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara
penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini.
2. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan sepatu safety yang kualitasnya tidak
sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk
dipergunakan.
3. Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan yang memiliki
sepatu safety dan telah mengikuti training.
 Masker/ Perlindungan Pernafasan (Mask/ Respiratory Protection)
1. Pelindung pernafasan dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang
menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya.
2. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat pelindung pernafasan yang
kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan
untuk dipergunakan.
3. Kondisi dan kebersihan alat pelindung pernafasan menjadi tanggung jawab
karyawan yang bersangkutan,
4. Kontrol terhadap kebersihan alat tersebut akan selalu dilakukan oleh managemen
lini.
 Sarung tangan
1. Sarung tangan dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara
penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini.
2. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan sarung tangan yang kualitasnya
tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk
dipergunakan.
3. Penyimpanan sarung tangan harus terjamin sehingga terhindar dari debu, kondisi
yang ekstrim (terlalu panas atau terlalu dingin), kelembaban atau kemungkinan
tercemar bahan-bahan kimia berbahaya.
D. Pedoman umum alat pelindung diri
1) Tangan harus selalu bersih walaupun mengunakan APD.
2) Lepas atau ganti bila perlu segala perlengkapan APD yang dapat digunakan kembali
yang sudah rusak atau sobek segera setalah anda mengetahui APD tersebut tidak berfugsi
optimal.
3) Lepaskan semua APD sesegera mungkin setelah selesai memberikan pelayanan dan
hindari kontaminasi : lingkungan di luar ruang isolasi, para pasien atau pekerja lain, dan
diri anda sendiri.
4) Buang semua perlengkapan APD dengan hati-hati dan segera bersihkan tangan.
a) Perkiraan resiko terpajan cairan tubuh atau area terkontaminasi sebelum
melakukan kegiatan perawatan kesehatan.
b) Pilih APD sesuai dengan perkiraan resiko terjadinya pajanan.
c) Menyediakan sarana APD bila emergensi dibutuhkan untuk dipakai
Faktor – Faktor Penting Yang Harus Diperhatikan Pada Pemakaian Alat Pelindung Diri :
1) Kenakan APD sebelum kontak dengan pasien, umumnya sebelum memasuki ruangan.
2) Gunakan dengan hati-hati jangan menyebarkan kontaminasi.
3) Lepas dan buang secara hati-hati jangan menyebarkan kontaminasi.
4) Lepas danbuang secara hati-hati ketempat limbah infeksius yang telah disediakan di
ruangan ganti khusus. Lepas masker di luar ruangan.
5) Segera lakukan pembersihan tangan dengan langkah-langkah membersihkan tangan sesuai
pedoman.

B. Konsep Dasar Pencegahan Infeksi Nosokomial

1. Pengertian Infeksi
Infeksi adalah invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu
menyebabkan sakit atau kerusakan jaringan. Proses dimana hospes. Agen-agen patogen
(infeksius) utama adalah (Virus, bakteri, jamur, parasit dan protozoa). Jika mikroorganisme
gagal menyebabkan cidera yang serius terhadap sel atau jaringan, infeksi disebut
Asimptomatik.dan jika penyakit infeksi dapat ditularkan langsung dari satu orang ke orang
lain,penyakit ini meupakan penyakit menular atau contagious .
2. Infeksi Nosokomial
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat dari Rumah Sakit, infeksi tidak terjadi
di Rumah Sakit, infeksi tidak terjadi atau tidak dalam masa inkubasi pada saat pasien
masuk Rumah Sakit. Sedangkan menurut Depertemen Kesehatan, Infeksi nosokomial adalah
suatu infeksi yang diperoleh atau dialami oleh pasien selama dirawat di rumah sakit dan
menunjukkan gejala infeksi baru setelah 72 jam pasien berada di rumah sakit serta infeksi itu
tidak ditemukan atau diderita pada saat pasien masuk ke rumah sakit.
Klien yang berada dalam lingkungan perawatan kesehatan dapat beresiko tinggi
mendapatkan infeksi. Infeksi nosokomial diakibatkan oleh pemberian layanan kesehatan
dalam fasilitas perawatan kesehatan. Infeksi entrogen adalah jenis infeksi nosokomial yang di
akibatkan oleh prosedur diagnostik atau terapeutik .
Infeksi nosokomial adalah infeksi adalah infeksi yang terdapat dalam sarana
kesehatan. Sebetulnya Rumah Sakit memang sumber penyakit. Secara logis, rumah sakit
adalah tempat orang yang mengalami gangguan kesehatan, dimana berbagai penyakit yang
diderita oleh para pasien tersebar di rumah sakit secara terbuka. Pasien, petugas kesehatan,
pengunjung dan penunggu pasien merupakan kelompok yang paling beresiko mendapat
infeksi nosokomial, karena infeksi ini dapat menular dari pasien ke petugas, dari pasien ke
pasien lain, dari pasien ke pengunjung, atau dari petugas kesehatan ke pasien. Hal ini
biasa terjadi apabila petugas kesehatan tidak terampil dalam menjalankan tugasnya atau tidak
mengindahkan dasar-dasar kewaspadaan umum dalam penanganan pasien. Di Negara maju
pun, infeksi yang didapat dalam rumah sakit terjadi dengan angka yang cukup tinggi.
Misalnya, di Amerika Serikat, ada 20.000 kematian setiap tahun akibat infeksi nosokomial.
Diseluruh dunia, 10% (1,4juta) pasien Rawat Inap di Rumah Sakit mengalami infeksi yang
baru selama dirawat setiap tahun .
3.Peran Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial
Tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya dan orang lain
serta bertanggung jawab sebagai pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan. Tenaga
kesehatan juga bertanggung jawab dalam mengunakan saran yang telah disediakan dengan
baik dan benar serta memelihara sarana agar selalu siap pakai dan dapat dipakai selama
mungkin.
Secara rinci kewajiban dan tanggung jawab tersebut meliputi :
a. Bertanggung jawab melaksanakan dan menjaga kesalamatan kerja dilingkungan. wajib
mematuhi intruksi yang dibeikan dalam rangka kesehatan dan keselamatan kerja, dan
membantu mempertahankan lingkungan bersih dan aman.
b. Mengetahui kebijakan dan menerapkan prosedur kerja, pencegahan infeksi, dan
mematuhinya dalam pekerjaan sehari-hari.
c. Tenaga kesehatan yang menderita penyakit yang dapat meningkatkan resiko penularan
infeksi, baik dari dirinya kepada pasien atau sebaliknya, sebaiknya tidak merawat pasien
secara langsung.
d. Sebagai contoh misalnya, pasien penyakit kulit yang basah seperti eksim, bernanah,
harus menutupi kelainan kulit tersebut dengan plester kedap air, bila tidak
memungkinkan maka tenaga kesehatan tersebut sebaiknya tidak merawat pasien.
e. Bagi tenaga kesehatan yang megidap HIV mempunyai kewajiban moral untuk memberi
tahu atasannya tentang status serologi bila dalam pelaksanaan pekerjaan status serologi
tersebut dapat menjadi resiko pada pasien, misalnya tenaga kesehatan dengan status HIV
positif dan menderita eksim basah.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Alat Pelindung Diri ( APD ) adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja
untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya
potensibahaya/kecelakaan kerja.
2. Ruang lingkup Alat Pelindung Diri (APD) antaralain : alat-alat pelindung diri, manfaat
alat pelindung diri, dan cara memilih alat pelindung diri.
3. Manfaat dari penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yaitu untuk melindungi seluruh
atau sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan
kerja, dan mengurangi resiko penyakit akibat kecelakaan.
4. Jenis-jenis alat pelindung diri adalah alat pelindung kepala,muka dan
mata,telinga,pernafasan,tangan,kaki dan tubuh. Dimana penggunaannya harus
disesuaikan dengan jenis aktivitas/pekerjaannya.

B. Saran
1. Sebaiknya dilakukan penyuluhan tentang APD kepada semua masyarakat agar dapat
mengurangi angka kecelakaan.
2. Setiap pekerja sebaiknya menggunakan APD.
3. Penggunaan APD sebaiknya sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja.
4. Pemantauan terhadap penggunaan APD harus rutin dilakukan, agar dalam penggunaan
lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA
https://media.neliti.com/media/publications/234604-pemakaian-alat-pelindung-diri-pada-
tenag-38db67f6.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/38093/Chapter%20I.pdf?sequence=5
&isAllowed=y

http://www.academia.edu/7155088/APD

http://repository.ump.ac.id/176/3/BAB%20II_Pambudi%20Eko%20P..pdf

Anda mungkin juga menyukai