NIM : A31115050
Profesi audit sudah dikenal sejak dahulu kala. Berdasarka dokumen batu
yang ditemukan oleh sejawaran, ditemukan fakta bahwa di sekitar tahun 3000
S.M ahli tulis bangsa Mesopotamia menggunakan system internal control yang
detail sengan menggunakan tanda centang dan titik – titik. Proses auditing telah
berkembang pesat seiring perkembangan jaman. Dan sekarang kita mengenal dua
tipe auditor bisnis/usaha yaitu eksternal dan internal. Auditor eksternal disewa
oleh otoritas pemerintah untuk mengunjungi sebuah perusahaan atau badan usaha
untuk mengkaji dan melaporkan hasil kajian tersebut secara independen.
Audit internal memiliki cakupan yang lebih menarik dan juga luas.
Sebagai karyawan sebuah perusahaan seorang auditor internal secara independen
mengkaji dan menilai kinera di berbagai bidang, seperti prosedur akuntansi
perusahaan atau kualitas proses manufaktur. Kebanyakan auditor internal
berpedoman pada standar tinggi yang ditetapkan oleh firma professional mereka
yaitu institute of internal audit (IIA) akan tetapi masih banyak praktik dan
pendekatan lain yang bisa digunakan dikarenakan banyaknya macam aktifitas
audit saat ini.
Sebagai langkah efektif pertama utuk memahami audit internal dan area
pemahaman kuncinya mari kita mengacu pada organisasi profesionalnya yaitu IIA
dan standar professional yang sudah merka terbitkan. IIA mendefinisikan praktik
audit internal seperti di bawah ini.
Audit internal adalah fungsi penilaian secara independen yang didirikan
dalam suatu organisasi untuk memeriksa dan mengevaluasi aktifitas-aktifitasnya
sebagai layanan terhadap organisasi tersebut.
Definisi internal audit menurut IIA mencakup beberapa istilah – istilah penting
yang mengacu pada profesi tersebut.
1. Financial audit
Audit yang dilakukan disini meliputi pembuktian kebenaran tentang
adanya harta kekayaan serta keabsahan dokumen-dokumen. Juga untuk
meyakinkan adanya perlindungan, serta penilaian yang konsisten atas
harta kekayaanperusahaan.Di samping itu di dalam audit juga tercakup
untuk meyakinkan serta mengetahui apakah sistem akuntansi yang
dibuat telah dapat dipercaya dan cukup baik, kemudian membahas
apakah pengawasan intern yang baik telah dijalankan.
2. Operasional audit
Audit pada bidang operasi akan mencakup setiap tahap kegiatan
perusahaan,dimana pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai apakah
kebijaksanaaan perusahaan,pedoman standar kerja telah dipatuhi oleh
para pelaksana demi untuk meyakinkan apakah para pelaksana telah
memenuhi persyaratan yang dibutuhkan ditinjau dari segi latar
belakang pendidikan, kemapuan dan pengalaman yang cukup untuk
melakukan pekerjaannya. Dengan adanya kewajiban terhadap lembaga
pemerintahan maka internal auditor akan melakukan audit apakah
berbagai peraturan pemerintah telah dipenuhi,demikian juga perjanjian
kerja serta kewajiban kepada pihak luar telah dilaksanakan sesuai
dengan perjanjian. Oleh karena itu dengan adanya bagian internal
auditor yang bekerja dengan baik, maka audit yang dilakukan oleh
akuntan publik atas perusahaan akan lebih cepat. Sebagaimana mana
dikemukakan di atas pengawasan intern tersebut dikepalai oleh satuan
pengawasan intern yang selalu menilai dan mengawasi, penerapannya
dengan baik. Sedangkan untuk menetapkan luasnya yang akan
dilaksanakan didasarkan pada sistem pengawasan intern yang ada pada
perusahaan yang bersangkutan.
Fungsi dan tanggung jawab internal auditor
Pada saat ini fungsi internal auditor dalam suatu perusahaan semakin
diperlukan,terutama pada perusahaan yang memiliki skala operasi yang luas
dan besar. Internal auditor tidak hanya berfungsi untuk mengurangi kebocoran
dan penyelewengan dalam perusahaan, akan tetapi lebih dari itu yaitu sebagai
penghasil informasi yang tepat dan tidak memihak serta dapat mernbantu
meningkatkan mutu pimpinan dalam pengendalian perusahaan. Di dalam tugasnya
membantu pimpinan, maka fungsi internal auditor harus sesuai dengan fungsi-
fungsi manajemen yang dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Fungsi perencanaan
2. Fungsi pengawasan
3. Fungsi pelaporan
yang meliputi penyajian interprestasi dan analisa data keuangan bagi pimpinan
dan menekankan penilaian data dan referensi perusahaan serta tujuan dari metode
bagian-bagian. Pengaruh ekstem dan kelayakan penyajian laporan kepada pihak
ketiga seperti pemerintah, pemilik kreditur-kreditur, langganan, masyarakat dan
pihak-pihak lain.
4. Fungsi akuntansi
5. Fungsi lain-lain
Audit internal telah dimulai 3.500 tahun SM yaitu semenjak zaman peradaban
Mesopotamia. Sejarah mencatat beberapa Negara pada waktu ituseperti : Mesir,
Cina, Yahudi mulai menerapkan internal audit masih sangat sederhana, misal :
setiap penyerahan hasil pertanian ke organisasidesa mensyaratkan adanya
dokumen yang sah, sehingga mudah di periksa dan di verifikasi oleh yang
berwenang. Berbeda di yunani dimana orang-orang Yunani telah mementingkan
control atau transaksi-transaki keuangan, sedangkan kerajaan Romawi kuno
menerapkan sistem dengan laporan, dimana verifikasimelalui pelaporan lisan atas
semua laporan keuangan.
Dan juga pada saat itu, auditor internal hanya dikaitkan dengan
pemerikasaan catatan akuntansi dan pendeteksian kesalahan dan penyimpangan
keuangan dan tidak lebih dari bayangan atau asisten untuk auditor eksternal
independen mereka. Walter B. Meigs, menulis tentang status auditor internal pada
tahun 1930-an, mengamati bahwa auditor internal entah itu dia seorang juru tulis
yang ditugaskan untuk pencarian kesalahan pada berkas – berkas akuntansi atau
mereka yang bepergian dan menjadi perwakilan perusahaan yang memiliki cabang
di berbagai lokasi yang tersebar secara luas. Awalnya auditor internal tidak lebih
dari sekedar pembantu pencatatatan yang bertugas menyelasikan rangkaian
rekonsiliasi akuntansi atau bekerja sebagai anggota bantuan pencatatan.
Pada periode waktu yang hamper bersamaan yaitu tahun 1942, IIA
didirikan. Babak pertama keangotaannya dimulai di New York, dimana Chicago
kemudian menyusul. IIA di bentuk oleh orang – orang yang sudah diberi gelar
internal auditor oleh perusahaan mereka yang dimana mereka juga ingin saling
berbagi pengalaman dan mendapatkan tambahan pengetahuan di bidang yang baru
ini. Dan kemudian sebuah profesi lahir yang sebelumnya mengalami banyak
perubahan selama kurun waktu yang berjalan yang menghasilkan berbagai macam
profesi dari internal audit modern.
Perusahaan bisnis tahun 1940-an, ketika audit internal modern baru saja
mulai, diperlukan keterampilan yang sangat berbeda dibandingkan dengan
perlakuan bisnis sekarang ini. Sebagai contoh, selain dari beberapa perangkat
elektro mekanis dan kegiatan di laboratorium penelitian, sistem komputer digital
tidak ada. perusahaan tidak membutuhkan programer komputer sampai komputer
mulai menjadi berguna untuk pencatatan dan perhitungan serta fungsi akuntansi
lainnya.
Ref:
http://www.scribd.com/doc/12781495/Internal-Auditor
Robert Moeller and Herbert N.Witt, Brink’s Modern Internal Auditing Fifth
Edition.: Simultan Cously, 1999,