Anda di halaman 1dari 7

JHeS, Vol 2, No 1, Maret 2018, Hal.

103 104 - 109


110
ISSN print: 2549-3345, ISSN online: 2549-3353
DOAJ: http://doaj.org/toc/2549-3353
Google scholar: https://scholar.google.co.id
Sinta: sinta.ristekdikti.go.id
Tersedia online di https://ejournal.unisayogya.ac.id

Gambaran Umur dan Paritas pada Kejadian KEK

Umu Hani, Luluk Rosida


Prodi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
E-mail:uhen_dimyati@yahoo.co.id

Abstract: This study aims to determine the description of age and parity in
pregnant women with KEK in Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta. The
type of research is descriptive, using secondary data. Based on the results of the
study of 72 pregnant women who experienced KEK there were 6 people (8.3%)
who were <20 years old> 35 years old or included in high risk age category, and
as many as 66 people (91.7%) aged 20- 35 years or in category not at risk. Based
on the results of the study of 72 pregnant women who experienced KEK there
were 13 people (18.1%) who gave birth • 2 times, and as many as 59 people
(81.9%) who had never given birth (first pregnancy) and gave birth for the first
time.

Keywords: KEK; pregnant women; age; parity

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umur dan paritas
pada ibu hamil dengan KEK di Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta. Jenis
penelitian deskriptif, menggunakan data sekunder. Berdasarkan hasil penelitian
dari 72 ibu hamil yang mengalami KEK terdapat 6 orang (8,3%) yang berusia
<20 tahun / >35 tahun atau masuk dalam kategori usia beresiko tinggi, dan
sebanyak 66 orang (91,7%) yang berusia 20-35 tahun atau dalam kategori tidak
berisiko. Berdasarkan hasil penelitian dari 72 ibu hamil yang mengalami KEK
terdapat 13 orang (18,1%) yang melahirkan •2 kali, dan sebanyak 59 orang
(81,9%) yang belum pernah melahirkan (hamil pertama kali) dan melahirkan
pertama kali.

Kata kunci: KEK; ibu hamil; umur; paritas


104 Journal of Health Studies, Vol. 2, No. 1 Maret 2018, Hal. 103-109

PENDAHULUAN status gizi seorang ibu adalah


Status gizi merupakan ukuran kehamilan pada usia muda (<20
keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi tahun), kehamilan dengan jarak yang
untuk ibu hamil. Gizi ibu hamil pendek dengan kehamilan sebelumnya
merupakan nutrisi yang diperlukan (<2tahun), kehamilan yang terlalu
dalam jumlah yang banyak untuk sering serta kehamilan pada usia
pemenuhan gizi ibu sendiri dan terlalu tua (>35 tahun) (Achadi, E.
perkembangan janin yang L,2007). Semakin muda dan semakin
dikandungnya (Bobak, dkk, 2005). tua umur seseorang ibu yang sedang
Masa kehamilan merupakan masa hamil akan berpengaruh terhadap
yang sangat menetukan kualitas kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur
sumber daya manusia masa depan, muda perlu tambahan gizi yang
karena tumbuh kembang anak sangat banyak karena selain digunakan
ditentukan kondisinya dimasa janin pertumbuhan dan perkembangan
dalam kandungan. Salah satu faktor dirinya sendiri, juga harus berbagi
yang mempengaruhi terhadap dengan janin yang sedang dikandung
kesehatan ibu adalah keadaan gizi ibu (Arisman,2010).
(Depkes RI, 2007). Menurut Mochtar (2005),
Ibu hamil dengan masalah gizi paritas adalah seorang wanita yang
dan kesehatan berdampak terhadap pernah melahirkan bayi yang dapat
kesehatan, keselamatan ibu dan bayi hidup (viable). Paritas adalah jumlah
serta kualitas bayi yang dilahirkan. anak yang dilahirkan oleh seorang ibu.
Kondisi ibu hamil dengan kekurangan Paritas merupakan salah satu faktor
energi kronik (KEK), berisiko penyebab terjadinya KEK pada ibu
menurunkan kekuatan otot yang hamil. Biasanya ibu dengan paritas
membantu proses persalinan sehingga lebih dari lima kali memiliki
dapat mengakibatkan terjadinya partus kemungkinan besar untuk melahirkan
lama dan perdarahan pasca salin, bayi BBLR (Saraswati, 2003).
bahkan kematian ibu. Risiko pada bayi Penanggulangan ibu hamil
dapat mengakibatkan terjadi kematian KEK harus dimulai sejak sebelum
janin (keguguran), prematur, lahir hamil (catin) bahkan sejak usia remaja
cacat, Bayi Berat Lahir Rendah putri. Upaya penanggulangan tersebut
(BBLR) bahkan kematian bayi. Ibu membutuhkan koordinasi lintas
hamil KEK dapat mengganggu program melalui kegiatan edukasi
tumbuh kembang janin, yaitu kesehatan reproduksi remaja putri
pertumbuhan fisik (stunting), otak dan melalui program Usaha Kesehatan
metabolisme yang menyebabkan Sekolah (UKS) dan Pelayanan
penyakit tidak menular di usia dewasa Kesehatan Peduli Remaja (PKPR),
(FKM UI, 2007). konseling calon pengantin (catin),
Di Indonesia sendiri kasus pemeriksaan ibu hamil terpadu
Kekurangan Energi Kronik (KEK) (Pelayanan Antenatal Terpadu) dan
disebabkan oleh beberapa faktor yakni perlu dukungan lintas sektor,
faktor umur, pendidikan, pekerjaan, organisasi profesi, tokoh masyarakat,
riwayat penyakit, riwayat anemia, dan LSM dan institusi lainnya. Agar
paritas (Arisman, 2010). Beberapa hal kegiatan penanggulangan ibu hamil
penting lain yang berkaitan dengan KEK dapat dilaksanakan dengan baik
Umu Hani, Luluk Rosida, Gambaran Umur dan Paritas pada..... 105

dan terkoordinasi diperlukan suatu kejadian KEK pada ibu hamil di


pedoman (FKM UI,2007). Puskesmas Kasihan Bantul Yogya-
Prevalensi KEK wanita hamil karta tahun 2016.
di dunia mencapai 41% (Unicef,1997).
Data di Asia, proporsi KEK wanita
hamil di Thailand sekitar 15,3%, METODE PENELITIAN
Thanzania menunjukkan prevalensi Jenis penelitian yang dilakukan
sebanyak 19% ibu hamil remaja usia adalah deskriptif, yakni penelitian
15-19 tahunmengalami KEK (USAID, untuk mengetahui faktor-faktor yang
2003). Seperti negara berkembang berhubungan dengan kejadian KEK
lainya di Indonesia berdasarkan survei pada ibu hamil di Puskesmas Kasihan
kesehatan rumah tangga (SKRT) pada Bantul Yogyakarta. Penelitian ini
tahun 1995 terdapat sekitar 41% menggunakan pendekatan waktu
penderita ibu hamil dengan KEK. secara crosssectional dengan proses
Prevalensi ini mengalami pendekatan untuk mempelajari
penurunan sebesar 7% menjadi 34% dinamika kolerasi antara faktor risiko
pada tahun 2002 berdasarkan hasil dengan efek, dengan cara
survei kesehatan nasional(Surkesnas). pengumpulan data sekaligus pada
Berdasarkan hasil Riskesdas 2013 suatu waktu tertentu. Variabel pada
menunjukkan prevalensi risiko KEK penelitian ini adalah umur, paritas dan
secara nasional mencapai 24,2%. kejadian KEK pada ibu hamil.
Prevalensi kejadian KEK tertinggi Populasi dalam penelitian ini adalah
berada di Nusa Tenggara Timur semua ibu hamil yang melakukan
mencapai 45,5% sedangkan kejadian pemeriksaan kehamilan enam bulan
KEK terendah berada di Bali hanya terakhir yakni dari bulan Juli-
mencapai 10,1%.Hasil prevalensi Desember 2015 di Puskesmas
kejadian KEK pada ibu hamil di kecamatan Kasihan Bantul
Yogyakarta tahun 2012 adalah Yogyakarta. Sampel dalam penelitian
12,92%, dan tahun 2014 diseluruh ini menggunakan total sampling
Yogyakarta sudah di angka <30%.Dari semua ibu hamil yang berkunjung
lima kabupaten di Yogyakarta, dua pada Juli- Desember. Alat ukur yang
kabupaten sudah bebas dari kejadian digunakan dalam penelitian ini adalah
KEK pada ibu hamil yakni Sleman dan data sekunder.
Kulonprogo, tetapi masih ada tiga Pengumpulan data untuk umur,
kabupaten yang mengalami KEK pada paritas, dan kejadian KEK dilakukan
ibu hamil yakni Bantul, Yogyakarta, peneliti sendiri dengan mengambil
dan Gunung Kidul. data pasien dari buku kohort dan
Studi pendahuluan yang dilaku- rekam medis. Analisis data dalam
kan di dinas kesehatan Bantul tahun penelitian ini menggunakan analisis
2015 didapatkan hasil prevalensi ibu univariat yakni hasil dari pengumpulan
hamil dengan kekurangan energi data pada penelitian ini diolah secara
kronis (KEK) mencapai 9,7% komputerisasi, kemudian data yang
(Riskesdas,2013). Berdasarkan latar terkumpul dianalisis secara deskriptif
belakang tersebut maka penelitian dan disajikan dalam bentuk tabel
deskriptif ini dilakukan dengan tujuan berdasarkan frekuensi dan variabel
untuk mengetahui umur, paritas dan yang diteliti sehingga memperoleh
106 Journal of Health Studies, Vol. 2, No. 1 Maret 2018, Hal. 103-109

gambaran tentang obyek penelitian Kasihan, serta memiliki dua desa


dalam bentuk presentase. sebagai wilayah kerja yaitu Desa
Ngestiharjo dan Desa Tirtonirmolo,
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan 24 dusun.
Puskesmas Kasihan II berada
diwilayah pemerintahan Kecamatan

Tabel 1. Gambaran Jumlah Ibu HamildenganKEK


Kategori Jumlah Persentase
KEK 72 16,9
Tidak KEK 354 83,1
Jumlah 426 100

Berdasarkan hasil penelitian KEK, dan sebanyak 354 orang


dari 426 responden terdapat 72 orang (83,1%) dalam kategori tidak KEK.
(16,9%) termasuk dalam kategori

Tabel2.Gambaran umur pada ibu hamil denganKEK

Kategori Jumlah Persentase


<20 tahun/>35 tahun 6 8,3
20-35 tahun 66 91,7
Jumlah 72 100

Berdasarkan hasil penelitian masuk dalam kategori usiaberesiko


dari 72 ibu hamil yang mengalami tinggi, dan sebanyak 66 orang (91,7%)
KEK terdapat 6 orang (8,3%) yang yang berusia 20-35 tahun atau dalam
berusia <20 tahun/>35 tahun atau kategori tidakberesiko.

Tabel 3 Gambaran umur pada ibu hamil denganKEK

Kategori Jumlah Persentase


>2 kali 13 18,1
0-1kali 59 81,9
Jumlah 72 100

Berdasarkan hasil penelitian ngetahui gambaran umur dan paritas


dari 72 ibu hamil yang mengalami pada ibu hamil dengan KEK di
KEK terdapat 13 orang (18,1%) yang Puskesmas Kasihan II Tirtonirmolo
melahirkan >2 kali, dan sebanyak 59 Kasihan Bantul. Ibu dengan masalah
orang (81,9%) yang belum pernah gizi dan kesehatan berdampak ter-
melahirkan (hamil pertama kali) dan hadap kesehatan, keselamatan ibu dan
melahirkan pertama kali. bayi serta kualitas bayi yang di-
Penelitian ini bertujuan me- lahirkan. Kondisi ibu hamil dengan
Umu Hani, Luluk Rosida, Gambaran Umur dan Paritas pada..... 107

KEK beresiko terjadinya perdarahan denganjaninyang sedang dikandung.


pasca salin, dan gangguan tumbuh Sedangkan untuk umur tua perlu
kembang janin. energi yang besar juga karena fungsi
Berdasarkan hasil penelitian organ yang melemah dan diharuskan
prevalensi KEK pada ibu hamil di untuk bekerja maksimal, maka
Puskesmas Kasihan II dari 426 memerlukan tambahan energi yang
responden terdapat 72 responden cukup guna mendukung kehamilan
(16,9%) termasuk dalam kategori yang sedang berlangsung. Sehingga
KEK, sedangkan prevalensi KEK di usia yang paling baik adalah lebih dari
Kabupaten Bantul yang dilakukan 20 tahun dan kurang dari 35 tahun,
dinas Kesehatan Bantul mencapai dengan diharapkan gizi ibu hamil akan
9,7%. Data tersebut menunjukkan lebih baik (Arisman,2010).
bahwa kejadian KEK di Puskesmas Melahirkan anak pada usia ibu
Kasihan II berada di atas angka yang muda atau terlalu tua
prevalensi ditingkat kabupaten. mengakibatkan kualitas janin atau
Menurut Depkes RI (2002) anak yang rendah dan juga akan
dalam Program Perbaikan Gizi Makro merugikan kesehatan ibu (Baliwati,
menyatakan bahwa Kurang Energi 2004). Karena pada ibu yang terlalu
Kronis merupakan keadaan dimana ibu muda (kurang dari 20 tahun) dapat
penderita kekurangan makanan yang terjadi kompetisi makanan antara janin
berlangsung menahun (kronis) yang dan ibunya sendiri yang masih
mengakibatkan timbulnya gangguan dalammasa pertumbuhan dan adanya
kesehatan pada ibu. KEK dapat terjadi perubahan hormonal yang terjadi
pada wanita usia subur (WUS) dan selama kehamilan (Soetjiningsih,
pada ibu hamil (bumil). KEK merupa- 1995). Sehingga usia yang paling baik
kan salah satu keadaan malnutrisi. adalah lebih dari 20 tahun dan kurang
Malnutrisi adalah keadaan patologis dari 35 tahun, sehingga diharapkan
akibat kekurangan atau kelebihan status gizi ibu hamil akan lebihbaik.
secara relative atau absolut satu atau Berdasarkan hasil penelitian
lebih zat gizi (Supariasa,2002). dari 72 ibu hamil yang mengalami
Berdasarkan hasil penelitian KEK terdapat 13 orang (18,1%) yang
dari 72 ibu hamil yang mengalami melahirkan >2 kali, dan sebanyak 59
KEK terdapat 6 orang (8,3%) yang orang (81,9%) yang belumpernah
berusia <20 tahun atau>35 tahun atau melahirkan (hamil pertama kali) dan
masuk dalam kategori usia beresiko melahirkan pertama kali. Paritas
tinggi, dan sebanyak 66 orang (91,7%) adalah keadaan seorang ibu yang
yang berusia 20-35 tahun atau dalam melahirkan janin lebih dari satu orang.
kategori tidak beresiko. Paritas adalah status seorang wanita
Semakin muda dan semakin sehubungan dengan jumlah anak yang
tua umur seseorang ibu yang sedang pernah dilahirkannya. Menurut
hamil akan berpengaruh terhadap Mochtar (2005), paritas adalah seorang
kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur wanita yang pernah melahirkan bayi
muda perlu tambahan gizi yang yang dapat hidup (viable). Paritas
banyak karena selain digunakan adalah jumlah anak yang dilahirkan
pertumbuhan dan perkembangan oleh seorang ibu. Paritas merupakan
dirinya sendiri, juga harus berbagi salah satu faktor penyebab terjadinya
108 Journal of Health Studies, Vol. 2, No. 1 Maret 2018, Hal. 103-109

KEK pada ibu hamil. Biasanya ibu kategori tidak beresiko.


dengan paritas lebih dari 5 kali Berdasarkan hasil penelitian
memiliki kemungkinan besar untuk dari 72 ibu hamil yang mengalami
melahirkan bayi BBLR (Saraswati, KEK terdapat 13 orang (18,1%) yang
2003). melahirkan > 2 kali, dan sebanyak 59
Ibu yang baru pertama kali orang (81,9%) yang belum pernah
hamil merupakan hal yang sangat baru melahirkan (hamil pertama kali) dan
sehingga termotivasi dalam me- melahirkan pertama kali.
meriksakan kehamilannya ketenaga
kesehatan. Sebaliknya ibu yang sudah Saran
pernah melahirkan lebih dari satu Berdasarkan hasil penelitian ini
orang mempunyai anggapan bahwa ia dapat disampaikan beberapa bagi
sudah berpengalaman sehingga tidak responden hasil penelitian ini diharap-
termotivasi untuk memeriksakan kan dapat memberikan pengetahuan
kehamilannya (Wiknjosastro, 2007). bahwa gizi selama kehamilan dan gizi
Paritas merupakan faktor ibu sangat penting abgi pertumbuhan
yang sangat berpengaruh terhadap dan kesejahteraan janinnya.
hasil konsepsi. Paritas adalah jumlah
janin dengan berat badan lebih dari DAFTAR RUJUKAN
500 gram atau lebih, yang pernah
dilahirkan, hidup atau mati. Bila Achadi, L.E. 2007. Gizi dan Kese-
berat badan tidak diketahui maka hatan Masyarakat. Edisi I.
dipakai batas umur kehamilannya 24 Departemen Gizi dan Kesehatan
minggu. Paritas 1 dan paritas tinggi Masyarakat Fakultas Kesehatan
(lebih dari 3) mempunyai angka Masyarakat..Universitas.Indone-
kematian maternal lebih tinggi. Lebih sia..PT..Raja.Grafindo.Persada:
tinggi paritas, lebih tinggi kematian Jakarta.
maternal. Resiko pada paritas 1 dapat Arisman. 2010. Gizi dalam Daur
ditangani dengan asuhan obstetri Kehidupan. Buku Ajar Ilmu
lebih baik, sedangkan resiko pada Gizi. Jakarta: EGC
paritas tinggi dapat dikurangi atau Balitbang Kemenkes RI. 2013. Riset
dicegah dengan keluarga berencana. Kesehatan Dasar. RISKESDAS.
Sebagian kehamilan pada paritas Jakarta: Balitbang Kemenkes RI
tinggi adalah tidak direncanakan
(Wiknjosastro,2007). Baliwati, Y. F. 2004. Pengantar
Pangan dan Gizi, Cetakan I.
SIMPULAN DAN SARAN Jakarta: Penerbit Swadaya.
Bobak, M. Irene, at.al. 2005. Buku
Simpulan Ajar Keperawatan Maternitas.
Berdasarkan hasil penelitian Edisi 4. Alih Bahasa:Maria
dari 72 ibu hamil yang mengalami Wijayarini. EGC: Jakarta.
KEK terdapat 6 orang(8,3%) yang
berusia <20tahun/> 35 tahun atau Dinas Kesehatan Propinsi D. I.
masuk dalam kategori usia beresiko Yogyakarta. 2015. Profil
tinggi, dan sebanyak 66 orang (91,7%) Kesehatan Propinsi D.I.
yang berusia 20-35 tahun atau dalam Yogyakarta Tahun 2014.
Umu Hani, Luluk Rosida, Gambaran Umur dan Paritas pada..... 109

Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul. Supariasa, dkk. 2002. Penilaian


2015. Profil kesehatan Kabupa- Status Gizi. Penerbit Kedokteran
ten Bantul tahun 2014. EGC: Jakarta.
Mochtar, Rustam. 2005. Sinopsis Universitas Indonesia. 2007. Buku
Obsetri. Edisi Ke 6, Jilid 1. Pedoman Petunjuk Pelaksanaan
EGC: Jakarta. Dan Penanggulangan KEK
Pada Ibu Hamil. Fakultas
Saraswati. 2003. Risiko Ibu Hamil
Kesehatan Masyarakat: Jakarta.
Kurang Energi Kronis dan
Anemia Untuk Melahirkan Bayi Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu
dengan BBLR. Puslitbang Gizi: Kebidanan..Yayasan.Bina.Pust
Jakarta. aka.Sarwono.Prawirohardjo:
Jakarta.
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang
Anak. Penerbit Kedokteran EGC:
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai