Oleh :
Kelompok 9
King King RDK (15320015)
Meilisa Tabrani (15320019)
Muji Laksono (15320025)
Yessi Aprianti (15320049)
Yogi Al-Akbar (15320050)
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingg kami dapat meyelesaikan makalah
yang berjudul Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Diagnosa Fraktur Femur.
Adapun maksud dan tujuan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas
mata kuliah Sistem Muskuloskeletal dalam rangka tutorial pendalaman materi
yang dibimbing oleh Bapak Eka Yudha Chrisanto, S.Kep.,Ns.,M.Kep.
Di dalam makalah ini, kami menyajikan data tentang Fraktur Femur. Pada
makalah ini, kami menggunakan metode kepustakaan. Kami berharap hasil
makalah kami dapat diterima dan bermanfaat untuk semuanya.
Kami menyadarai bahwa makalah ini masih sangat jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga
makalah ini dapat berguna bagi kita bersama. Kami memohon maaf apabila ada
kesalahan penulisan nama/gelar yang tidak kami sengaja.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................. i
Kata Pengantar.................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................... iii
BAB I – PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan............................................................................2
1.3 Manfaat Penulisan..........................................................................2
1.4 Metode Penulisan...........................................................................2
BAB IV – PENUTUP
4.1 Kesimpulan................................................................................... 14
4.2 Saran............................................................................................. 14
Daftar Pustaka...................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah mahasiswa mampu mengetahui dan
melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa fraktur femur.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Fraktur femur adalah fraktur pada tulang femur yang disebabkan oleh
benturan atau trauma langsung maupun tidak langsung (Sjamsuhidajat,
2004).
Fraktur femur didefinisikan sebagai hilangnya kontinuitas tulang paha,
kondisi fraktur femur secara klinis bisa berupa fraktur femur terbuka yang
disertai adanya kerusakan jaringan lunak (otot, kulit, jaringan saraf dan
pembuluh darah) dan fraktur femur tertutup yang dapat disebabkan oleh
trauma langsung pada paha (Helmi, 2012).
Fraktur femur adalah diskontinuitas atau hilangnya struktur dari tulang
femur (Mansjoer, 2000).
3
Menurut Helmi (2012), fraktur femur dapat dibagi lima jenis berdasarkan
letak garis fraktur seperti di bawah ini:
a. Fraktur Intertrokhanter Femur
Merupakan patah tulang yang bersifat ekstra kapsuler dari femur, sering
terjadi pada lansia dengan kondisi osteoporosis. Fraktur ini memiliki
risiko nekrotik avaskuler yang rendah sehingga prognosanya baik.
b. Fraktur Subtrokhanter Femur
Garis fraktur berada 5 cm distal dari trokhanter minor, diklasifikasikan
menurut Fielding & Magliato sebagai berikut: 1) Tipe 1 adalah garis
fraktur satu level dengan trokhanter minor; 2) Tipe 2 adalah garis patah
berada 1-2 inci di bawah dari batas atas trokhanter minor; 3) Tipe 3
adalah 2-3 inci dari batas atas trokhanter minor.
c. Fraktur Batang Femur
Fraktur batang femur biasanya disebabkan oleh trauma langsung, secara
klinis dibagi menjadi: 1) fraktur terbuka yang disertai dengan kerusakan
jaringan lunak, risiko infeksi dan perdarahan dengan penatalaksanaan
berupa debridement, terapi antibiotika serta fiksasi internal maupun
ekternal; 2) Fraktur tertutup dengan penatalaksanaan konservatif berupa
pemasangan skin traksi serta operatif dengan pemasangan plate-screw.
d. Fraktur Suprakondiler Femur
Fraktur ini disebabkan oleh trauma langsung karena kecepatan tinggi
sehingga terjadi gaya aksial dan stress valgus atau varus dan disertai
gaya rotasi.
e. Fraktur Kondiler Femur
Mekanisme trauma fraktur ini biasanya merupakan kombinasi dari gaya
hiperabduksi dan adduksi disertai denga tekanan pada sumbu femur ke
atas.
4
2.3 Etiologi
Penyebab fraktur secara fisiologis merupakan suatu kerusakan
jaringan tulang yang diakibatkan dari kecelakaan, tenaga fisik, olahraga, dan
trauma dapat disebabkan oleh cedera langsung berarti pukulan langsung
terhadap tulang sehingga tulang patah secara spontan, dan cedera tidak
langsung berarti pukulan langsung berada jauh dari lokasi benturan. Secara
patologis merupakan suatu kerusakan tulang yang terjadi akibat proses
penyakit dimana dengan trauma dapat mengakibatkan fraktur, hal ini dapat
terjadi pada berbagai keadaan diantaranya tumor tulang osteomielitis,
scurvy (penyakit gusi berdarah) serta rakhitis (Mansjoer, 2003).
2.5 Patofisiologi
Tulang bersifat rapuh, namun cukup mempunyai kekuatan dan daya
pegas untuk menahan tekanan. Tetapi apabila tekanan eksternal datang lebih
besar daripada tekanan yang diserap tulang, maka terjadilah trauma pada
tulang yang dapat mengakibatkan rusaknya atau terputusnya kontinuitas
tulang (fraktur ) (Elizabeth, 2003).
Setelah terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh darah serta saraf
dalam korteks marrow dan jaringan lunak yang membungkus tulang
menjadi rusak sehingga menyebabkan terjadinya perdarahan. Pada saat
perdarahan terjadi terbentuklah hematoma di rongga medula tulang,
sehingga jaringan tulang segera berdekatan kebagian tulang yang patah.
Jaringan yang mengalami nekrosis akan menstimulasi terjadinya respon
5
inflamasi yang ditandai dengan vasodilatasi, eksudasi plasma, dan leukosit
serta infiltrasi sel darah putih. Kejadian inilah yang merupakan dasar dari
proses penyembuhan tulang nantinya (Price, 2005).
6
2.6 Komplikasi
Komplikasi fraktur menurut Mansjoer (2000) antara lain:
2.6.1 Komplikasi Dini
a. Syok
Syok hipovolemik atau traumatic, akibat perdarahan (banyak
kehilangan darah eksternal maupun yang tidak kelihatan yang bisa
menyebabkan penurunan oksigenasi) dan kehilangan cairan ekstra
sel ke jaringan yang rusak, dapat terjadi pada fraktur ekstrimitas,
thoraks, pelvis dan vertebra
b. Emboli Lemak
Pada saat terjadi fraktur, globula lemak dapat masuk kedalam
pembuluh darah karena tekanan sumsum tulang lebih tinggi dari
tekanan kapiler atau karena katekolamin yang dilepaskan oleh
reaksi stress pasien akan memobilisasi asam lemak dan
memudahkan terjadinya globula lemak pada aliran darah.
2.6.2 Komplikasi Lambat
a. Delayed union
Delayed union adalah proses penyembuhan yang terus berjalan
dengan kecepatan yang lebih lambat dari keadaan normal. Delayed
union merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi sesuai dengan
waktu yang dibutuhkan tulang untuk menyambung. Ini disebabkan
karena penurunan suplai darah ke tulang.
b. Non-union
Non-union merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi dan
memproduksi sambungan yang lengkap, kuat, dan stabil setelah 6-9
bulan. Non-union ditandai dengan adanya pergerakan yang berlebih
pada sisi fraktur yang membentuk sendi palsu atau
pseuardoarthrosis. Ini juga disebabkan karena aliran darah yang
kurang.
c. Kekakuan Sendi Lutut
Biasanya terjadi apabila penderita mendapat trauma dari depan
dengan lutut dalam keadaan fleksi.
7
d. Infeksi dan Gangguan Saraf Perifer Akibat Traksi yang Berlebihan
Sistem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan. Pada
trauma orthopedic infeksi dimulai pada kulit (superficial) dan
masuk ke dalam. Ini biasanya terjadi pada kasus fraktur terbuka,
tapi bisa juga karena penggunaan bahan lain dalam pembedahan
seperti traksi.
8
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
9
5. Keamanan
Tanda : Laserasi kulit, avulasi jaringan, perdarahan, perubahan
warna.
Pembengkakan lokal (dapat meningkat secara bertahap atau
tiba-tiba).
6. Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : Lingkungan cedera.
Pertimbangan rencana pemulangan : DRG menunjukan rerata lama
dirawat; femur 7,8 hari; panggul/pelvis, 6,7 hari; lainnya, 4,4 hari bila
memerlukan perawatan di rumah sakit. Memerlukan bantuan dengan
transportasi, aktivitas perawatan diri, dan tugas
pemeliharaan/perawatan rumah.
(Doenges,2000)
10
3.3 Rencana Keperawatan
No Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional
. Keperawatan
1. Nyeri akut Setelah dilakukan Kaji tanda-tanda Menentukan
berhubungan dengan tindakan keperawatan vital intervensi selanjutnya
cedera pada jaringan diharapkan masalah Kaji skala nyeri Menetukan seberapa
11
mungkin sakit atrofi
Mempertahankan Tempatkan dalam Menstabilkan fraktur
posisi fungsional posisi terlentang dengan menurunkan
Meningkatkan
secara periodik resiko kontraktur
kekuatan/fungsi yang fleksi panggul
Bantu klien dalam
sakit Belajar memperbaiki
mobilisasi dengan
dengan cara
kursi roda, kruk,
menggunakan alat,
tongkat
penting untuk
mempertahankan
mobilisasi optimal
dan keamanan klien
Kolaborasi dengan Berguna dalam
ahli terafi membuat aktivitas
fisik/okupasi dan individuaal latihan
rehabilitasi spesialis
3. Gangguan integritas Setelah dilakukan Kaji kulit untuk Memberikan
kulit berhubungan tindakan keperawatan luka terbuka informasi tentang
dengan lesi terbuka diharapkan masalah sirkulasi kulit untuk
integritas kulit dapat intervensi medis
Definisi:
Lesi adalah luka segera teratasi dengan Massase kulit
lanjut
kriteria hasil: sekitar terapi Menurunkan tekanan
•Menyatakan restriktif pada area yang peka
ketidaknyamanan dan resiko kerusakan
hilang kulit
•Menunjukkan perilaku Balik klien dengan
untuk mencegah sering untuk
Meminimalkan
kerusakan kulit melibatkan sisi
•Mencapai tekanan pada kaki
yang tidak sakit
penyembuhan lesi Letakkan bantalan
sesuai waktu Meminimalkan
pelindung di bawah
tekanan pada area ini
kaki dan di atas
tonjolan tulang
12
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Fraktur femur merupakan suatu keadaan dimana terjadi kehilangan
kontinuitas tulang femur yang dapat disebabkan oleh trauma langsung
maupun trauma tidak langsung dengan adanya kerusakan jaringan lunak.
Penyebab fraktur secara fisiologis merupakan suatu kerusakan
jaringan tulang yang diakibatkan dari kecelakaan, tenaga fisik, olahraga, dan
trauma dapat disebabkan oleh cedera langsung dan cedera tidak langsung.
Fraktur secara patologis merupakan suatu kerusakan tulang yang terjadi
akibat proses penyakit dimana dengan trauma dapat mengakibatkan fraktur
diantaranya tumor tulang osteomielitis, scurvy (penyakit gusi berdarah) serta
rakhitis.
Masalah keperawatan yang muncul yaitu nyeri akut berhubungan
dengan cedera pada jaringan lunak, gangguan mobilitas fisik berhubungan
dengan kerusakan rangka neuromuskuler, dan gangguan integritas kulit
berhubungan dengan lesi terbuka
4.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan, penulis
memberikan beberapa saran yang bisa dijadikan untuk program selanjutnya,
diantaranya adalah:
1. Bagi mahasiswa
Untuk lebih meningkatkan wawasan tentang asuhan keperawatan pada
klien dengan fraktur femur dengan intervensi keperawatan sesuai
dengan teori yang digunakan.
2. Bagi perawat
Untuk lebih meningkatkan kualitas dalam memberikan asuhan
keperawatan pada klien dengan fraktur femur sehingga meminimalkan
masalah keperawatan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif. 2003. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3, jilid II. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia : Media Aesculapius
14