1
No Aspek yang dinilai
Ya Tidak
1 Kepala Ruang menerima dan mengarahkan peserta didik 2
2 Pembimbing klinik mengorientasikan peserta didik 2
3 Pembimbing klinik mengikutkan peserta didik dalam
2
kegiatan pelayanan keperawatan
4 Pembimbing klinik membagi pasien kelolaan peserta didik 2
5 Pembimbing klinik/perawat memfasilitasi kelengkapan dan
bahan yang akan digunakan peserta didik dalam 2
memberikan asuhan keperawatan
6 Peserta didik mengkomunikasikan kepada pembimbing
2
klinik sesuai kompetensi yang akan dicapai
7 Pembimbing klinik membimbing peserta didik dengan
2
metode pre-post conference
8 Pembimbing klinik membimbing peserta didik dengan
2
metode ronde keperawatan
9 Pembimbing klinik membimbing peserta didik dengan
2
metode bed side teaching
10 Pembimbing klinik memantau pelaksanaan praktik klinik
2
peserta didik
11 Pembimbing klinik mengecek dokumentasi rekam medis
2
pasien menjadi kelolaan peserta didik
12 Pembimbing klinik mengarahkan dan membimbing peserta 2
didik dalam rangka pencapaian target kompetensi yang
diharapkan
13 Memotivasi minat dan semangat belajar untuk meningkatkan
2
kemampuan peserta didik
14 Pembimbing klinik/perawat memantau kedisiplinan peserta
2
didik
15 Pembimbing klinik mengesahkan pencapaian kompetensi 2
Jumlah 26 4
Presentase % 86,6%
Sumber : Hasil pengkajian 29-31 Oktober 2018
Hasil dari jumlah nilai total evaluasi bimbingan Praktek Klinik Keperawatan
di IGD RS PKU Muhammadiyah Gamping didapatkan persentase 86,6% atau
dikategorikan baik dan perlu dipertahankan.
4. Hasil evaluasi penerapan patient safety
Tabel 2.36 Pengkajian Unsur Output tentang Penilaian Penerapan Patient
Safety di IGD RS PKU Muhammadiyah Gamping
Tabel 2.37 Unsur Output Nilai BOR di IGD RS PKU Muhammadiyah Gamping
No Bulan BOR %
1 April 78,12
2 Mei 77,56
3 Juni 67,39
4 Juli 76,72
5 Agustus 77,42
6 September 82,61
7 Oktober 83,17
8 November 81,21
9 Desember 80,65
10 Januari 84,57
11 Februari 79,35
12 Maret 79,94
Total 948,71
BOR di bangsal Al-Kautsar mulai bulan April 2017 - bulan Maret 2018
rata-rata 79,05 % hal tersebut menunjukkan pemakaian tempat sudah efisien.
b. TOI menunjukkan rata-rata suatu tempat tidur kosong atau waktu antara suatu
tempat tidur ditinggalkan pasien sampai dengan diisi lagi. Standar nasional TOI
untuk RSU dalam satu tahun adalah 1-3 hari.
TOI = ((Jumlah Tempat Tidur x Periode) - Hari Perawatan/Jumlah Pasien
Keluar Hidup Mati)
Tabel 2.38 Unsur Output Nilai TOI di IGD RS PKU Muhammadiyah Gamping
No Bulan TOI
1 April 1,11
2 Mei 1,05
3 Juni 1,73
4 Juli 1,15
5 Agustus 1,08
6 September 0,79
7 Oktober 0,69
8 November 0,86
9 Desember 0,87
10 Januari 0,64
11 Februari 0,89
12 Maret 0,93
Total 11,79
Analisa data:
TOI di bangsal Al-Kautsar mulai bulan April 2017 - bulan Maret 2018 rata-
rata 0,98 yang menunjukkan bahwa waktu tempat tidur kosong sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan.
c. BTO menunjukkan frekuensi pemakaian tepat tidur rumah sakit dalam satuan
waktu tertentu. BTO menggambarkan tentang tingkat pemakaian tempat tidur.
Standar nasional BTO untuk RSU dalam satu tahun adalah 4-45 kali, sedangkan
yang baik yaitu lebih dari 40 kali.
BTO = Jumlah Pasien Keluar / Jumlah Tempat Tidur
Tabel 2.39 Unsur Output Nilai BTO di IGD RS PKU Muhammadiyah Gamping
No Bulan BTO
1 April 5,91
2 Mei 6,65
3 Juni 5,65
4 Juli 6,26
5 Agustus 6,48
6 September 6,57
7 Oktober 7,57
8 November 6,55
9 Desember 6,87
10 Januari 7,48
11 Februari 6,52
12 Maret 6,70
Total 79,21
Analisa Data BTO di bangsal Al-Kautsar mulai bulan April 2017 – bulan Maret
2018 rata-rata 6,60 sudah sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan.
Analisa data nilai rata-rata NDR 27,60 indikator ini memberikan gambaran mutu
pelayanan di ruang Al-Kautsar kurang baik. Oleh karena itu perlu ditingkatkan.
f. GDR (Gross Death Rate)
GDR adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar. Nilai GDR
setidaknya <45/1000 penderita keluar.
Rumus GDR = (jumlah pasien mati seluruhnya / jumlah pasien keluar
(hidup+mati)) x 1000 permil
Tabel 2.41 Unsur Output Nilai GDR di IGD RS PKU Muhammadiyah Gamping
No Bulan GDR
1 April 22,06
2 Mei 45,75
3 Juni 38,46
4 Juli 41,67
5 Agustus 26,85
6 September 13,25
7 Oktober 34,48
8 November 20,83
9 Desember 44,30
10 Januari 40,70
11 Februari 33,33
12 Maret 32,47
Total 394,15
Nilai rata-rata GDR 27,60 indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di
ruang Al-Kautsar adalah baik dan perlu dipertahankan.
6. Kepuasan kerja perawat
Menurut Robbins (2001) dalam Nursalam (2015) kepuasan kerja
didefinisikan sebagai suatu sikap umum seseorang terhadap pekerjaannya. Definisi
ini mengandung pengertian yang luas dengan kata lain kepuasan kerja merupakan
penjumlahan yang rumit dari sejumlah unsur pekerjaan yang terbedakan dan
terpisahkan satusama lain (discrete jobelements). Jika mengacu pada George dan
Jones (2002), kepuasan kerja merupakan kumpulan feelings dan beliefs yang dimiliki
orang tentang pekerjaannya. Pengungkapan ketidakpuasan pegawai dalam 4 cara:
a. Respon Voice (aktif dan konstruktif, memberikan saran)
b. Respon Neglect (Pasive: tidak mau tahun / Destructive: membiarkan
kondisimmburuk)
c. Respon Exit (Destructive: karyawan keluar / Active: mencari pekerjaan baru)
d. Respon Loyalty (Pasive: tidak melakukan apapun / Contructive: harapan kondisi
membaik)
Kepuasan kerja (job satisfication) adalah keadaan emosional yang
menyenangkan atau tidak menyenangkan dimana para karyawan memandang
pekerjaan mereka. PonLoyalty (Pasive: tidak melakukan apapun / Contructive:
harapan kondisi membaik). Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang
terhadap pekerjaannya dan nampak dari sikap positif karyawan terhadap
pekerjaannya serta segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya (Handoko,
1993). Peningkatan suasana kerja yang kondusif serta pemberi dukungan dari
perawat yang mempunyai posisi lebih tinggi, peningkatan hubungan interpersonal
dapat meningkatkan kepuasan kerja dan meningkatkan Turn Over perawat sehingga
diperlukan rentang dukungan yang kontinyu bagi perawat sejak bekerja di unit rawat
atau tatanan pelayanan kesehatan lain.
Kepuasan atau ketidakpuasaan seseorang dengan pekerjaan merupakan
keadaan yang sifatnya subyektif yang merupakan hasil kesimpulan yang didasarkan
pada suatu perbandingan mengenai apa yang secara nyata diterima oleh pegawai dari
pekerjaannya dibandingkan dengan apa yang diharapkan, diinginkan dan
dipikirkannya sebagai hal yang pantas atau berhak baginya. Sementara setiap
pegawaisecara subjektif menentukan bagaimana pekerjaan itu memuaskan (Gomes,
1995).
Semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan
individu maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan demikian pula
sebaliknya. Kepuasan kerja dipengaruhi oleh karakteristik lingkungan kerja,
karakteristik pekerjaan, dan karakteristik pekerja. Semakin tua usia karyawan maka
lebih cenderung merasa puas karena semakin tinggi jenjang pekerjaan karyawan.
Kepuasan merupakan suatu konsep yang multifacet (banyak dimensi). Suatu
kesimpulan menyeluruh tentang kepuasan hanya akan menyembunyikan
pertimbangan subjektif dari pegawai mengenai kepuasan sehubungandengan gaji,
keselamatan kerja, supervise, relasi-relasi antarperorangan dalam kerja, peluang
peluang di masa yang akan datang, dan pekerjaan itu sendiri (Gomes, 1995).
Kepuasan kerja mempunyai konsekuensi langsung maupun tidak langsung
terhadap efektivitas kerja organisasi. Kepuasan kerja karyawan yang rendah menjadi
penyebab menurunnya kondisi kerja, kinerja dan kualitas produksi dalam
berorganisasi (Gomes, 1995). Menurut Strauss dan Sayles, kepuasan kerja penting
untuk aktualisasi diri. Karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan
pernah mencapai kematangan psikologis, dan pada gilirannya akan menjadi frustasi.
Karyawan seperti ini akan sering melamun, mempunyai semangat kerja rendah, cepat
lelah dan bosan, emosinya tidak stabil, sering absent dan melakukan kesibukan yang
tidak ada hubungannya dengan pekerjaan yang harus dilakukan. Sedangkan karyawan
yang mempunyai kepuasan kerja biasanya mempunyai catatan kehadiran dan
perputaran yang lebih baik, kurang aktif dalam kegiatan serikat karyawan dan
kadang-kadang berprestasi lebih baik daripada karyawan yang tidak memperoleh
kepuasan kerja (Handoko, 2001). Faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja
karyawan dalam rangka peningkatan kinerjanya adalah:
Faktor psikologik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan
karyawan yang meliputi minat, ketenteraman dalam kerja, sikap terhadap kerja,
bakat, dan keterampilan.
a. Faktor sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik
sesama karyawan, dengan atasannya, maupun karyawan yang berbeda jenis
pekerjaannya.
b. Faktor fisik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik
lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan, meliputi. Jenis pekerjaan,
pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat, perlengkapan kerja, keadaan
ruangan, suhu penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan, umur,
dan sebagainya.
c. Faktor finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta
kesejahteraan karyawan yang meliputi sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial,
macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan, promosi, dan sebagainya.
Berdasarkan hasil dari kuesioner yang telah dibagikan kepada 15 perawat didapatkan
hasil sebagai berikut:
Tabel 2.42 Pengkajian Unsur Output (Kepuasan Kerja Perawat) tentang
Kuesioner Kepuasan Kerja pada Perawat Di IGD RS PKU
Muhammadiyah Gamping
No Pernyataan SP P CP TP