ALQURAN
tentang
Oleh:
NAZWAR SYAMSU
ALQURAN
tentang
Oleh:
NAZWAR SYAMSU
Cabang-cabang:
JAKARTA : Jl. Pramuka Raya 4 tel. 884814 – 883842
SURABAYA : Jl. Biliton 73 tel. 40458
BANDUNG : Jl. Cikaso 38. Cicadas tel. 73933
YOGYA : Jl. Bumijo Tengah 74A tel. 4874
SEMARANG : Jl. Kauman Butulan 138 tel. 26230
PALEMBANG : Jl. Dr. Cipto No. 35
Kata Pengantar.
ALLAH Maha Besar. DIA mewajibkan ibadah Hajji bagi siapa yang telah sanggup
melaksanakan agar datang ke Masjidil Haraam di Makkah sebagai tempat yang paling
penting di muka Bumi ditinjau dari sejarah, ilmu pengetahuan dan keagamaan.
Selama ribuan tahun semenjak zaman Nabi Ibrahim, ibadah itu telah berlangsung. Makkah
dikunjungi oleh jamaah yang jumlahnya semakin meningkat terutama lagi pada abad ke-15
Hijriah waktu mana peradaban manusia sudah bertambah maju dengan teknologi dan alat-
alat pengangkutan serba modern.
Sementara itu pengalaman membuktikan bahwa pertambahan pengunjung demikian telah
menimbulkan efek sampingan yang harusnya tidak berlaku. Para jamaah dengan kepatuhan
datang berduyun berdesak-desak di suatu tempat hingga berbagai kecelakaan sering terjadi,
bukan saja pada harta benda tetapi juga banyak menelan korban jiwa.
Hal ini seharusnya menjadi perhatian khusus terutama bagi panitia pelaksana Hajji yang
jika perlu hendaklah merubah tradisi yang berlaku dengan cara-cara yang lebih wajar logis
untuk kesempurnaan ibadah yang diwajibkan itu.
Satu-satunya cara ialah kembali pada ketentuan yang tercantum dalam Alquran yang semua
Ayatnya berfungsi untuk seluruh zaman semuanya efektif dan produktif bagi kehidupan
masyarakat manusia.
Dalam buku ini serba ringkas diterangkan berbagai masalah mengenai Makkah dan ibadah
Hajji berdasarkan Firman ALLAH, di antaranya sejarah dan posisi kota Suci itu serta
hikmah ilmiah yang terkandung dalam pelaksanaan ibadah tersebut. Masing-masingnya
akan menggugah perhatian para pembaca terutama mereka yang ingin menamhah ilmunya
tentang Islam sebagai satu-satunya agama logis yang diredhai ALLAH
Penulis
Demikianlah semoga buku-buku ini dapat bermanfaat untuk kemajuan Agama, Bangsa,
dan Negara tercinta ini.
Wassalamu'alaikum
(Keselamatan atas anda)
Penerbit
Motto ................................................................................................................ 8
Bab I. Sejarah Ringkas kota Makkah .............................................................. 9
Bab II. Posisi Makkah di Permukaan Bumi .................................................... 37
Bab III. Hikmah Pelaksanaan Ibadah Hajji ..................................................... 58
Bab IV. Tuntunan Manasik Hajji dan Pengalaman ......................................... 101
Bab V. Alquran Tentang Hajji dan Umrah ...................................................... 126
Bab VI. Tuntunan Hidup yang Sempurna ........................................................ 168
Indeks Ayat Alquran dan Terjemahannya ........................................................ 216
MOTTO:
ل سيِروُا فيِ الل لرض لفاَنظ قروُا ك ليِف بدأ ل ال لخل لق ث قم الل مه ينُشئ النُ ل ل
شأة ل الل س
خلرة ل ق ق س ق م ل ل م ل ل ل ل ق ل س س قق ل س ق
٢٠﴿ ديرر ل
يِءْء ق س ش ل ى كل ل ل ق ل م
ه ع لل ى ن الل ل ﴾ إس م
29/20. Katakanlah:”Berjalanlah di Bumi maka perhatikanlah berapa DIA telah mulai
ciptaan itu. Kemudian ALLAH akan mewujudkan perwujudan terakhir. Bahwa
ALLAH menentukan atas tiap sesuatu."
٨٧﴿ ن ميِ ل ن هقول إ سمل ذ سك لرر ل لل للعاَل ل س ﴾إ س ل
38/87. “Bahwa dia (Alquran) adalah pemikiran untuk seluruh muntsia.
ل
٨٨﴿ ن ْحيِ ء
ن ن لب لأه ق ب لعلد ل س م م ﴾وُلل لت لعلل ل ق
38/88. “Dan akan kamu ketahui perkabarannya sesudah waktunya.
م قأوُقلو ه وُلقأوُل لـ ىئ س ل
ك هق ل م الل م ق
داهق ق
ن هل ل
ذي ل ه قأوُل لـ ىئ س ل
ك ال م س سنُ ل ق
ح ل
ل فليِتبعو ل
نأ ل ن ال ل ل
قو ل ل ل م س ق ل مقعو ل
ست ل س
ن يل ل ال م س
ذي ل
١٨﴿ ب ل ل ل
﴾الللباَ س
39/18. '' (Yaitu) Orang-orang yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti yang baiknya,
itulah orang-orang yang ALLAH tunjuki mereka, dan itulah orang-orang
penyelidik.
ALLAH telah menurunkan Alquran selaku Kitab Suci yang setiap Ayatnya mengandung
kepastian tanpa ragu berbahasa Arab, menjadi petunjuk bagi orang-orang yang insaf dan
bahan ungkapan ilmiah bagi mereka yang berpengetahuan. Seluruh manusia dituntut
rnemberikan perhatian seksama serta memikirkan sangkut paut masing-masingnya, baik
antara sesama Ayat Suci maupun mengenai hubungannya dengan alam semesta serta
kejadian yang berlaku padanva, karena setiapnya adalah ketentuan yang realitanya akan
diketahui masy'arakat umum pada waktu tertentu sesuai dengan zamannya. Demikian
penjelasan yang terkandung dalam Firman ALLAH pada Ayat 2/2, 38,/88 dan 41/3.
Selaku penganut Islam yaitu agama yang disebut juga agama logis, Diinul Haq,
atau agama yang sesuai dengan pemikiran wajar dan menjelaskan seluruh persoalan hidup,
setiap Muslim diperintah mematuhi hukum-hukum ALLAH dengan penqertian
secukupnya, bukan secara buta tuli. Karenanya benarlah keterangan Nabi Muhammad yang
pernah disampaikan sementara Khatib bahwa "Agama itu akal, dan tiadalah agama bagi
orang yang tidak berakal."
Sejalan dengan maksud ini, ALLAH telah menyatakan dalam Alquran yang
artinya sebagai berikut:
ن لقاَقلوا لل
جاَه سقلو ل
م ال ل لخاَط لب لهق ق ض هلولنناَ وُلإ س ل
ذا ل ن ع للى اللر س
شو ل ل م ق ن يل لذي ل ن ال م س مـ ى س ح ل علباَد ق المر ل
وُل س
٦٣﴿ َما سل نل ﴾ ل
25/63. Dan hamba-hamba ARRAHMAAN ialah orang-orang yang berjalan di atas Bumi
dengan berendah hati, dan ketika orang-orang bodoh berbicara pada mereka,
mereka berkata dengan keselamatan.
٧٢﴿ َما مزروُا ك سلرا ن مزروُا سباَلل مغلوس ل ذا لن الززوُلر وُلإ س لدوُ ل شهل ق ن لل ي ل ل ذي ل ﴾لوُال م س
25/72. Dan orang-orang yang tidak mengakui kepalsuan, dan ketika lewat pada obrolan,
mereka lewat dengan berbuat rnulia.
٧٣﴿ َمليِاَنناماَ وُلع ق ل خزروُا ع لل ليِ للهاَ ق
ص م م لل ل
م يل س ذا ذ قك لقروُا سبآِلياَ س
ت لرب لهس ل ن إس لذي ل ﴾لوُال م س
25/73. Dan orang-orang yng ketika diperingatkan Ayat-ayat TUHAN mereka, tidaklah
mereka merunduk atasnya secara tuli dan buta.
Begitu penting persoalan ibadah Hajji ke Kota Suci itu selaku tempat yang paling
utama dan mulia, di permukaan planet Bumi.
Makkah itula tempat yang paling banyak mengandung nilai-nilai sejarah, geologis dan
nilai-nilai lainnya dalam kehidupan manusia semenjak dulu sampai ke Akhir zaman. Maka
yang dituntut agar ziarah ke sana ialah mereka yang berkesanggupan datang menurut garis
hukum, yaitu yang sanggup dalam bidang perongkosan dan ekonorni, yang sanggup
menurut kekuatan dan kesehatan, begitupun ketabahan dan tanggung jawab yang harus
berlaku sewaktu dan sesudah berlangsungnya ibadah Hajji tersebut.
Persoalan inilah yang akan kita perbincangkan dalam tulisan ini sesuai dengan
kesadaran yang didapat berdasarkan Firman-firman ALLAH yang telah menciptakan dan
menyusun segala sesuatunya untuk ketnggian peradaban manusia di dunia kini. Semoga
ALLAH memberikan bimbingan untuk mencapai kesempurnaan yang diredhai-NYA,
terhindar dari kealpaan dan salah pengertian.
Secara geografis, dapat diketahui bahwa Makkah terletak di Saudi Arabia, suatu
negara yang luasnya lebih kurang 870.000 mil meliputi empat perlima bagian semenanjung
Arabia, di sebelah timur Laut Merah dan berbatasan dengan Jordan, Irak, Kuwait, Bahrain,
Qatar, Emirat Arab, Oman, dan Yaman. Saudi Arabia adalah daerah yang paling panas di
rnuka Bumi hingga pernah tercatat mencapai temperatur 50º C dan pada musim dingin
mencapai 0°C dengan kesejukan yang membekukan tetapi kering tanpa air. Pada tahun
1400 Hijriah yang diperkirakan berpenduduk 9 juta orang dengan Riyadh sebagai ibu
kota. Makkah sendiri dijadikan kota suci yang setiap tahunnya selalu didatangi jemaah
Hajji dari berbagai pelosok Bumi meramaikan Masjidil Haraam dipusat kota Makkah pada
status 40° Bujur Timur dan 22° Lintang Utara.
Dulunya negara ini masih sangat terbelakang dalam bidang ekonomi, karena waktu itu
berbentuk propinsi-propinsi dengan kerajaan-kerajaan, yang pada mumnya tergantung pada
Dari deposito air hujan semenjak ribuan tahun atau mungkin juga jutaan tahun yans
lalu, dengan bantuan pompa-pompa air 1istrik berkekuatan besar, kini telah dikeluarkan
air pada 50 tempat dari kedalaman 200 sampai 300 meter di dalam tanah. Semua itu telah
menghijaukan dan menyuburkan kehidupan di beberapa tempat yang dulunya padang
tandus, ditambah dengan pembangunan jalan-jalan raya lebar dan modern, yang
menghubungkan beberapa tempat, juga dibarengi dengan pembangunan kota-kota baru
sebagai ganti dan perluasan kota-kota yang lama, begitupun pelabuhan-pelabuhan dan
Iapangan-lapangan terbang yang berkapasitas internasional.
Modal utama dari semua pembangunan itu ialah tambang-tambang minyak yang
banyak terdapat di Saudi Arabia hingga negara ini terbilang kaya, pada akhir abads ke-
1400 Hijriah tercatat mengexport minyaknya sebanyak 9 juta barrel setiap hari. Mas depan
negara itu sangat cerah, bahkan menurut hasil penyelidikan, kini telah diketahui pula
adanya endapan Uranium disepanjang pantai Laut Merah. Sementara itu didaerah
pegunungannya terdapat pula endapan Fospat, Magnesium, Perak, perunggu dan emas
yang belum pernah disentuh orang.
Orang-orang Barat terheran-heran memperhatikan kemajuan yang dicapai Saudi
Arabia. Mereka tidak menyangka mulanya bahwa daerah tandus itu mengandung bahan
mineral yang sangat kaya hingga sempat menjadikan penduduknya berpengaruh dalam
bidang ekonomi dunia. Mereka memandang dengan iri hati, dan menganggap keadaan
demikian hanyalah kebetulan semata. Mereka memang terheran karena dalam geologi
yang mereka ketahui, daerah tandus seperti Saudi Arabia demikian tidak mungkin ada
Doa Ibrahim ini bukanlah sembarang doa asal bermohon saja, tetapi rnengandung
kesadaran dan ilmu pengetahuan rentang geologi dan astronomi, karenanya ALLAH
memperkenankan doa tersebut pada waktunya sesuai dengan kejadian dan proses yang
berlaku. Kini yang didoakan Ibrahim itu telah terlaksana dan akan terlaksana terus menurut
keadaannya yang wajar tentang mana orang-orang kafir boleh merasa iri hati tetapi
bukanlah keadaan yang berlaku di Saudi Arabia kini suatu kebetulan. Tentang ini ALLAH
telah lama memperingatkan, yang maksudnya sebagai berikut:
صط ل ل
َفيِ للنُاَه ق سفيِ الد زن لليِا ه وُلل ل ل
قد س ا ل س ق ف ل ه نل ل
ف ل س س من ل م إ سمل ل مل مةس إ سب للرا س
هيِ ل عن ل من ي للرغ ل ق
ب ل وُل ل
١٣٠﴿ ن ل ِحي
س س ل َصا
م ال ن
ل م
س ل ل س ة ر
ل خس ل
ل ا ِفي س ه م
لس قن إُو﴾
2/130. Dan orang yang membenci doktrin Ibrahim hanyalah orang yang memperbodoh
dirinya. Dan sesungguhnva telah KAMI pilih dia di dunia, dan bahwa dia di
Akhirat akan termasuk orang-orang yang shaleh.
Sebagai Imam bagi manusia ramai dan sebagai Nabi pilihan, Ibrahim telah diberi ALLAH
ilmu pengetahuan yang meyakinkan tentang alam semesta dan keadaan Bumi. Hal ini
tercantum pada Ayat 2/124, 6/75 dan beberapa Ayat Suci lainnya. Nabi Muhammad
diperintah ALLAH untuk mengikuti doktrin Ibrahim begitupun kita semua sebagai
dimaksudkan dalam Ayat 3/95, 6/191, 16/123, dan 22/78. Dan doktrin itu ada termaktub
Dari maksud Ayat-ayat Suci di atas dapatlah diketahui bahwa masyarakat manusia Bumi
yang kini diperkirakan sejumlah lebih kurans 4 milyar orang bukanlah hasil evolusi monyet
dan hewan lain sebagaimana dicanangkan oleh Darwin cs, semenjak satu abad yang lalu.
Bukanlah perbedaan kulit, bahasa, dan tingkat kemajuan bangsa manusia disebabkan telah
berlangsungnya evolusi fisik, tetapi sengaja dijadikan ALLAH demikian agar antara
sesamanya terdapat pengertian dan kesadaran untuk saling berlomba mencapai kemajuan
serta saling mengenal dan berhubungan dalam kehidupan manusiawi di dunia kini. Hal ini
perlu kita tekankan karena kita mengetahui bahwa pendapat keliru tersebut telah
berkembang luas hingga sempat memasuki lapangan pengajaran yang berlangsung dalam
masyarakat Islam sendiri. Mungkin hal ini berupa suatu kealpaan atau tersebab kekurangan
pengertian dan penganalisaan dari kalangan guru pengajar, tetapi yang jelas adalah bahwa
teori evolusi tersebut menjuruskan orang kepada atheisme, sengaja atau tidak. telah
bertindak menantan ajaran Islam yang terkandung dalam Alquran.
Nenek moyang kita yang pertama kali hidup di permukaan Bumi ini ialah Adam
didatangkan ALLAH dari suatu planet yang lebih tinggi mengorbit di atas Bumi, bersama
dengan istriny dan berbagai macam pasangan ternak yang kini telah kembang biak, sebagai
yang dimaksudkan ALLAH pada Ayat 39/6. Persoalan nenek moyang begini terrnasuk
bahagian petunjuk diberikan ALLAH kepada kita, maka siapa yang bersikap dan
berpendapat lain, tentulah akan menemui kekeliruan yang sangat menyedihkan.
Dipindahkan Adam bersama istrinya ke Bumi bukanlah karena kedua nenek kita itu
telah berdosa hingga harus menjalani hukuman dengan kehidupan sengsara, tetapi
semenjak mulanya telah disengajakan ALLAH untuk jadi Khalifah di Bumi ini dengan
kehidupan penuh ujian antara yang baik dan yang buruk dan untuk berkembang biak
sebagaimana kemudianya juga Daud dijadikan Khalifah dengan maksud yang sama
tercantum pada ayat 38/26 dan bukanlah kita yang lahir kemudiannya dinyatakan berdosa
pula dengan dosa turunan sebagai yang diajarkan oleh agama Kristen, karena setiap orang
dilahirkan ibunya dalam keadaan suci dan bersih, sementara dosa dan pahalanya, begitupun
Sehubungan dengan sejarah kehidupan Adam sebagai nenek moyang manusia Bumi
terdapat beberapa penafsiran yang perlu dibicarakan di sini, yaitu mengenai keadaan
sebelum dipindahkan ke Bumi, Surga atau jannah tempat tinggal, istilah turun dari jannah,
dan kedudukan Adam sebagai Nabi. Keempat persoalan ini perlu dibahas, karena
semuanya berhubungan rapat dengan sejarah kota Makkah yang menjadi acara dalam pasal
ini.
1. Mengenai keadaan alam kehidupan yang berlaku pada Adam sebelum dipindahkan ke
Bumi, ada kalangan yang berpendapat bahwa waktu itu Adam hidup dalam alam
malakut. Hal ini mereka dasarkan pada Ayat 2/31, 2/33 dan Ayat Suci lainnya di mana
dinyatakan bahwa Adam berkomunikasi dengan para malekat dan mengajarkan pada
mereka nama-nama beberapa benda. Dengan demikian timbullah dugaan bahwa waktu
itu Adam hidup dalam alam lain yaitu alam malakut yang sangat asing, bukan dalam
kehidupan manusia biasa.
Tetapi kalau orang mernperhatikan maksud Ayat 2/30 dengan seksama akan
diketahuilah bahwa Adam waktu itu hidup dalam alam konkrit sebagai kehidupan kita
saat kini, terbukti dengan istilah Khalifah untuk Adam dan adanya pertumpahan darah
yang pernah dilihat para malekat berlaku dalam kehidupan manusia ramai waktu itu.
maka:
a. Nyatalah sebagai Khalifah, Adam waktu itu sudah berwujud manusia biasa dalam
kehidupan konkrit, bukan dalam alam malakut, seperti Nabi Daud
dijadikanKhalifah lain di antara manusia ramai yang dinyatakan ALLAH pada
Ayat 6/165, 7/69, 10/14, 10/73, 27/62, dan 35/39.
b. Adam waktu itu hidup dalam wujud konkrit sebagaimana wujud manusia kini dalam
masyarakat ramai karena Ayat 2/30 itu sendiri menyatakan bahwa para malekat
telah biasa melihat berlkunya pertumpahan darah dan pengrusakan di antara
manusia. Sementara itu Ayat 3/59 menyatakan bahwa permisalan Isa sama dengan
Memang Adam bersama istrinya dipindahkan ALLAH dari planet yang lebih tinggi ke
Bumi ini untuk bertugas Khalifah dan sebagai manusia pertama di planet ini. Kini anak
cucunya telah berkembang biak ramai jadi berbagai bangsa mendiami hampir setiap tempat
daratan Bumi, maka tempat tinggal pertama kali bagi Adam bersama istrinya sewaktu telah
sampai di planet ini ialah Makkah di mana kini berdiri Ka'bah dengan megahnya selaku
bangunan mulia paling terkenal sepanjang sejarah manusia. Di situlah Rumah pertama di
Makkah yang dinyatakan secara gamblang oleh Allah dalam Alquran pada Ayat 3/96.
Ingatlah. Ayat Suci itu menyatakan bahwa Rumah yang pertama kali didirikan untuk
manusia Bumi ialah yang di Makkah, bukan menyebutkan Ka'bah yang memang didirikan
oleh Ibrahim bersama anaknya Ismail. Jadi, Ka'bah didirikan oleh Ibrahim adalah di tempat
Rumah pertama dulunya yang tentunya sudah lama musnah ditelan masa terutama oleh
gelombang besar sewaktu berlaku topan di zaman Nabi Nuh.
Mungkin timbul purbasangka di sementara orang dengan pertanyaan, benarkah
pernyataan Alquran pada Ayat 3/96 itu? Dapatkah dibuktikan kebenaran pernyataan
tersebut?
Sebagai jawaban bagi pertanyaan di atas dapat kita sampaikan sebagai berikut ini:
5. Alquran sebagai dipastikan pada Ayat 2/2, 38/88 dan 41/3 adalah Kitab Suci yang semua
Ayatnya terdiri dari Firman ALLAH yang menciptakan segala yang ada di ruang
angkasa ini. Semua pernyataan-NYA adalah benar tanpa ragu dan pembuktiannya akan
berlaku pasti dalam sejarah kehidupan manusia pada waktu tertentu, namun para ahli
fikir boleh menjelajahnya secara ilmiah waktu kini untuk mana bahan-bahan seperlunya
telah ada terkandung dalam Alquran. ALLAH sengaja menurunkan Alquran itu
demikian selaku petunjuk bagi manusia yang suka memikirkan, sementara itu berupa
Ayat 22/26 menjelaskan bahwa Ka'bah yang di Makkah kini adalah bangunan yang
didirikan Ibrahim menurut perintah ALLAH yang sengaja menentukan tempat Ka'bah itu,
bukanlah menurut kehendak dan dugaan Ibrahim sendiri. Gunanya ialah untuk orang-orang
tawaf, dan menjadi Kiblat Shalat bagi setiap manusia yang hidup di muka Bumi ini,
dimaksudkan dalam Ayat 2/144. Dengan Kiblat Shalat demikian, akan bersama-samalah
MAKKAH DAN IBADAH HAJJI/SU/APRIL 2016 18
manusia ramai menyucikan Ka'bah dan lingkungan Masjidil Haraam, dengan begitu juga
terhindarlah manusia dari perbuatan menserikatkan ALLAH.
Sinyalemen lain yang terkandung pada Ayat 22/26 itu ialah hahwa manusia ramai termasuk
Ibrahim sendiri tidak mengetahui tempat Rumah pertama di Bumi, karenanya sengaja
ALLAH memberikan tanda di mana Ka'bah harus didirikan yaitu tepat di tempat Rumah
pertama dulunya. Hal ini tentunya dengan memberikan tanda khusus yaitu mengirim
sebuah batu meteor yang jatuh tepat di tempat dimaksud, maka kini meteor itu dinamakan
orang dengan Hajar Aswad atau Batu Hitam yang sebagian sisinya tampak menonjol ke
luar dinding Ka'bah.
Tampaknya sisi Hajar Aswad di dinding Ka'bah demikian sengaja pula ditempatkan
Ibrahim dengan maksud agar manusia ramai tidak menuduhnya berbuat semaunya
mendirikan Ka'bah di sembarang tempat, tetapi tepat di tempat yang telah ditentukan
ALLAH. Jadi bukanlah Hajar Aswad itu untuk diciumi orang-orang yang melaksanakan
tawaf karena Hajar Aswad itu adalah meteor bersamaan dengan
meteor-meteor yang sering berjatuhan di permukaan Bumi, planet-planet lain, dan yang
langsung jatuh pada Surya, begitupun yang banyak berjatuhan di permukaan Bulan hingga
satelit itu berbentuk bopeng berkawah-kawah. Kini banyak sekali anggota jemaah Hajji
yang ikut menciumi Hajar Aswad, namun perbuatan itu tidaklah berdosa selagi tidak
mendatangkan bencana dan terutama selagi perbuatan itu tidak menjuruskan orang kepada
menserikatkan ALLAH.
Tetapi adakah faedah bagi orang yang sempat menciumi Hajar Aswad itu? Ditinjau
dari segi hukum, kita tidak pernah mengetahui adanya perintah yang menyebabkan orang
berbuat demikian. Dari segi kepercayaan mungkin seseorang mendapat faedah
menciuminya dengan keterangan bahwa orang akan semakin cinta pada ALLAH dan
semakin berhasrat menunaikan ibadah Hajji serta tawaf dan Shalat keliling Ka'bah dalam
lingkungan Masjidil Haraam, namun kerugian yang mungkin timbul dihasilkan perbuatan
itu adalah lebih banyak, antara lain sebagai berikut.
g. Banyaknya orang yang menciumi Hajar Aswad tersebut dapat menimbulkan gejala
syirik dalam jiwa jemaah Hajji, ditakuti terdapatnya dugaan perasaan bahwa sewaktu
menciuminya seolah-olah menciumi ALLAH sendiri karena memang diketahui bahwa
Ka'bah itu juga dinamakan orang dengan Rumah ALLAH, dan ini dinyatakan pula
dalam Ayat 2/125 dan 22/26 dengan istilah Baitii yang artinya Rumah-KU, juga pada
Ayat 14/37.
h. Banyaknya kejadian kecelakaan atau kerusuhan sewaktu orang berdesak-desak hendak
menciumi Hajar Aswad itu, hingga sering didengar adanya orang yang patah kaki atau
tulang badannya luka-luka, bengkak dan benjol-benjol pada kulitnya. Semua ini nyata
Ayat 22/27 adalah Firman ALLAH yang secara gamblang menyatakan kebesaran hikmah
ibadah Hajji, di samping mengandung ketentuan ALLAH yang pasti berlaku di antara
manusia ramai sampai ke akhir zaman, bahwa segala bangsa akan datang ke Makkah
melaksanakan ibadah itu dari setiap pelosok permukaan Bumi. Namun terjemahan di atas
ini tampak sebagai menerangkan hal-hal yang mengecewakan dan menantang kejadian
yang berlaku karena memang pada awal abad ke-15 Hijriah, serta pada tahun-tahun
berikutnya, tiadalah manusia yang datang ke Makkah berjalan kaki dan yang mengendarai
unta kurus.
Ketika terjemahan ini diperlihatkan kepada seoranq Muzawir di Madinah, orang itu berkata
dengan senyum di bibir. "Memang banyak lagi ilmu pengetahuan tentang Islam yang harus
dipelajari oleh orang Indonesia. Rijaalan bukan berarti jalan kaki tetapi laki-laki."
Sesungguhnya kita melihat kekeliruan penterjemahan dari maksud Ayat 22/27, yaitu
mengenai istilah RIJAALAN dan DHAAMIRIN. Rijaalan bukanlah berarti berjalan kaki
tetapi BERLAKI-LAKI menurut maksud Ayat Suci itu, begitupun yang termuat pada Ayat
2/239 mengenai pelaksanaan ibadah Shalat sewaktu berlaku ancaman dari orang-orang
kafir. Jelasnya perhatikanlah maksud Ayat Suci tersebut:
Sementara istilah yang berarti KAKI dalam Alquran ialah RIJLU termuat pada Ayat 24/45,
38/42 sementara jamaknya ialah ARJULU tercantum pada Ayat 5/6, 5/33, 5/66, 6/65,
7/124, 7/195, 24/24, 26/49, 29/55, 36/65 dan 60/12.
Sengaja kita bicarakan di sini lebih mendalam persoalan RIJAALAN yang terkandung
pada Ayat 22/27, karena istilah itu sebenarnya berarti BERLAKI-LAKI dan berfungsi
sumber hukum bagi setiap perempuan yang hendak melaksanakan Hajji ke Makkah. Jika
istilah itu diartikan dengan BERJALAN-KAKI maka hal ini:
j. Berlawanan dengan tatabahasa Alquran dan bertantangan dengan maksud Firman
ALLAH.
k. Menghilangkan suatu sumber hukum dalam Alquran mengenai wajibnya seorang
perempuan yang datang menunaikan ibadah Hajji ke Makkah dengan penjagaan laki-
laki yang jadi mahramnya.
i. Memperlihatkan bahwa Firman ALLAH tentang ibadah Hajji itu tidak berfungsi seluruh
zaman karena pada tahun 1400 saja dapat dilihat setiap orang yang datang ke Makkah
dari berbagai pelosok Bumi, semuanya menaiki kendaraan dan tidak seorang juga yang
berjalan kaki.
Demikian pula persoalan istilah DHAAMIR yang termuat pada Ayat 22/27 dibicarakan
secara mendalam karena jika istilah itu diartikan dengan UNTA-KURUS maka terjemahan
ini:
MAKKAH DAN IBADAH HAJJI/SU/APRIL 2016 21
m. Nyata salah pasang, karena DHAAMIR bukanlah berarti unta kurus tetapi alat
"penghubung" atau kendaraan yang membawa orang ke Makkah dari berbagai pelosok
Bumi.
n. Nyata bertantangan dengan maksud Firman ALLAH yang berfungsi seluruh zaman bagi
manusia yang mendiami pelosok-pelosok permukaan Bumi.
o. Berupa hinaan bagi hukum ALLAH yang menyangkut dengan ibadah Hajji karena
terjemahan itu menyatakan setiap jemaah Hajji hanya datang ke Makkah berjalan kaki
atau mengendarai unta kurus.
Bagaimana pula jemaah Hajji yang datang dari berbagai benua dapat mengendarai unta
kurus ke Makkah padahal mereka tidak memiliki unta dan memang unta tidak pula
sanggup menghantarkan mereka ke Tanah Suci itu, terutama mereka yang harus melintasi
lautan luas dari berbagai pulau. Apalagi kalau mereka menaiki unta kurus, tentulah unta itu
akan tersungkur karena tidak kuat dan tidak sehat. Namun pada tahun 1400 Hijriah, kita
tidak melihat seorang juga jemaah Hajji yang menunggang unta ke Makkah, apalagi yang
harus menyeberangi lautan. Masing-masingnya tampak memakai kendaraan lain seperti
mobil, pesawat udara atau kapal besar yang serba modern.
Anehnya, kenapa dan apa alasan bagi penterjemah memberikan arti pada istilah
DHAMIR dengan unta kurus, memang tidak dapat dimengerti, padahal dalam tatabahasa
Arab istilah itu berarti penghubung dan dapat difahami sebagai conjunction dalam bahasa
Inggris. Karenanya terjemahan Ayat 22/27 tersebut harus diperbaiki hingga cocok sesuai
dengan maksud Firman ALLAH yang menjadi sumber hukum bahkan juga bahan
keterangan bagi masalah ibadah Hajji untuk seluruh zaman kehidupan manusia dalam
sejarahnya.
Sejarah telah memberikan kenyataan, bahwa jemaah Hajji yang datang ke Makkah
menjadi semakin ramai dari tahun ke tahun. Semuanya mematuhi panggilan ALLAH
dengan mengharapkan ampunan dan keredhaan-NYA walaupun harus membayarkan
ongkos yang banyak dan setengahnya mengalami sakit serta meninggal dunia dalam masa
pelaksanaan Hajjinya. Mereka meninggalkan rumah tangga, perusahaan dan keluarganya,
dengan hasrat besar untuk sempat melakukan Shalat dalam lingkungan Masjidil Haraam,
tawaf keliling Ka'bah dan ibadah mulia lainnya.
Ka'bah itulah yang dinyatakan ALLAH sebagai Matsaabah atau Sumber Ilmu bagi
manusia ramai, tercantum pada Ayat 2/125, juga disebut selaku Baitul Haraam atau Rumah
Mulia berfungsi kebangunan bagi manusia ramai, termuat pada Ayat 5/2 dan 5/97.
Setelah selesai pembangunan Masjid, maka Khalifah Umar membangun bendungan besar
untuk mencegah banjir dan mengalihkan saluran dari Mudda'a ke Wadi Ibrahim.
Pada tahun 26 Hijriah perluasan masjid yang dilakukan pada masa Khalifah Umar bin
Khattab dipandang belum mencukupi, maka oleh Khalifah Usman bin Affan diadakan
perluasan dan ditambah pula beberapa tempat yang beratap."
(Halaman 46) "Perbaikan Ka'bah selanjutnya pernah dikerjakan sewaktu Abdullah bin
Zubair menjadi Walikota Makkah. Karena Zubair tidak setuju Yazid bin Mu'awiyah
menjadi Khalifah maka Zubair mengirimkan tentara untuk menundukkannya. Dengan
Pada tahun 284 Hijriah Khalifah Al Muqtadir Billah dari daulat Abbasyiah menambah
ruangan Baabuzziyadah, dan pada tahun 306 Hijriah menambah lagi ruangan Babu
Zarahim.
Pada hari Sabtu 28 Sawal 802 Hijriah kebakaran di Masjidil Haraam, banyak tiang dan
ukiran yang amat berharga habis terbakar. Kerusakan itu diperbaiki oleh Faraj bin
Barquk dari Mesir dengan bangunan beratapkan kayu jati. Oleh karena bangunan itu
sederhana sekali dan sering terjadi kerusakan, maka setiap kali memerlukan perbaikan,
diajukan kepada Sultan Salim Khan Al Usmany. Kemudian Sultan itu memerintahkan
untuk memperbaiki keseluruhannya.
Bab II
POSISI MAKKAH DI PERMUKAAN BUMI
Memang ALLAH telah memberikan permisalan dan keterangan untuk setiap masalah
hidup manusia di dunia kini, hanya manusia juga yang krang memperhatikan, demikian
pernyataan ALLAH pada Ayat Suci 16/89 dan 54/17, padahal mengenai ciptaan ALLAH,
setiap orang disuruh menyelidiki terutama tentang posisi permukaan Bumi yang kini kita
diami turun-temurun. Maksud firman ALLAH mengenai penyelidikan ini telah kita
muatkan pada halaman pertama.
Namun, kalau orang bersungguh-sungguh memperhatikan ilmu yang terkandung dalam
Alquran, walaupun belum pernah keliling dunia, akan dia temuilah data-data ilmiah yang
saling berhubungan menerangkan betapa keadaan Bumi ini dulunya bersamaan dengan
planet-planet lain mengitari Surya sebagai pusat orbit. Hal inilah yang menjadi pokok
dalam penganalisaan kita dalam memperbincangkan posisi permukaan Bumi di mana kota
Makkah dinyatakan ibu segala negeri dan Ka'bah adalah tempat Rumah pertama paling tua.
Dulunya Tatasurya kita terdiri dari satu Surya sebagai pusat orbit dikitari oleh 11
planet yang juga dikitari oleh Bulan sebagai-satelitnya. Tetapi setelah 2.000 tahun
penciptaan pertama, beberapa planet yang kini dinamakan orang dengan Mars. Saturnus,
Neptunus, dan Pluto menjadi terpecah hingga berukuran lebih kecil daripada waktu
bermulanya. Hal ini berlaku secara logis, secara wajar, disebabkan oleh pembesaran radiasi
dari Surya. Semuanya ini dapat diketahui dari kandungan Ayat-ayat Suci, di antaranya
ialah Ayat 12/4, 20/6, 26/189, 33/72, 41/9 s/d 41/12 dan 65/12.
Kini diketahuilah bahwa satu dari planet yang 11 itu benar-benar telah hancur
menjadi batu-batu meteor dan 30.000 butir masih tetap mengorbit keliling Surya
dinamakan orang dengan Planetoids atau Asteroids terdiri dari berbagai ukuran antara garis
Tegasnya, unsur yang berlainan magnet selalu saling bertarikan, dan unsur yang
bersamaan saling bertolak belakang. Sementara itu ALLAH telah menetapkan pula bahwa
unsur positif lebih berkuasa daripada unsur negatif, bersamaan keadaannya dengan lelaki
yang lebih berkuasa daripada perempuan dalam masyarakat manusia menurut Ayat 2/228
dan 4/34.
Unsur positif yang lebih berpengaruh demikian telah menyebabkan molekul
permukaan planet-planet lebih banyak bergerak ke arah kutub utara yang bermagnet negatif
hingga terbentuklah bagian daratan luas dan lebih tinggi di daerah itu dibanding dengan
belahan selatan permukaan planet di mana terdapat lautan yang luas. Hal ini berlaku pada
waktu penciptaan planet-planet ketika mana permukaannya masih empuk hingga sampai
waktunya mendingin dan membeku unruk tempat kediaman manusia, dan sampai pada
waktu berlakunya topan besar di
Jadi Tuamoto itulah daerah yang terletak pada 40° Bujur Barat dan 22° Lintang Selatan,
yaitu tepat 90° di bawah Makkah di balik belahan Bumi. Dan otomatis daerah ekuator
waktu itu ialah daerah yang meliputi Indonesia. Jepang, Alaska, Atlantik Utara.
Semenanjung Afrika, dan Australia Barat.
Sebagai bukti dari keadaan itu dapat dikemukakan di sini bahwa biji-biji tetumbuhan
purbakala yang ditemui di England oleh ahli arkeologi memperlihatkan biji-biji itu dulunya
tumbuh di daerah panas, dan memang dulunya England adalah daerah yang tertetak pada
bagian ekuator Bumi yang beriklim panas. Itulah pula sebabnya kayu-kayu purbakala yang
ditemui di England ternyata setelah dipotong pepat tidak memperlihatkan lingkaran-
lingkaran sebagai garis-garis yang didapat pada potongan-potongan pohon kayu dewasa
ini. Setelah diselidiki nyatalah lingkaran-lingkaran itu ditimbulkan oleh pengaruh
pergantian musim yang pada zaman purbakala tidak pernah berlaku. Ingatlah bahwa
pergantian musim di muka Bumi baru mulai terjadi setelah topan besar di zaman Nabi Nuh.
Selama ratusan ribu tahun anak cucu Nabi Adam bertempat tinggal di belahan utara
Bumi berpusat di kota Makkah dengan kehidupan subur waktu itu, tanpa pergantian
musim, tanpa pergantian nyata dari siang dan malam, dalam satu bangsa dan bahasa, maka
Alquran pada Ayat 6/6 menyatakan bahwa waktu itu siang-siang hanya berlaku di bawah
mereka, sama dengan keadaan orang yang kini hidup di kutub utara pada tanggal 21 Maret
dan 21 September atau semisalnya tidak berlaku pergantian musim saat kini.
Pada beberapa Ayat Suci lain, masyarakat manusia purbakala itu dinamakan
Penduduk Utara atau bertempat tinggal di kutub utara. Buat sekian lama Ayat-ayat Suci itu
kurang difahami oleh para penterjemah dan penafsir hingga apa yang dimaksudkan
sebenarnya tidak jelas dan karenanya kurang mendapat perhatian, antara lain adalah
sebagai berikut:
Terjemahan Umum:
قك ق ل
١٤﴿ وانرام أط ل ل خل ل ل ل
﴾وُلقلد ل ل
71/14. Sedangkan Dia telah ciptakan kamu dalam berbagai tingkat kehidupan.
95/2 s.d. 6.
٢﴿ نسيِسنُيِ ل ﴾وُل ق
طورس س
Terjemahan sewajarnya :
Dan sungguh DIA telah menciptakan di kutub-kutub utara.
Dan demi penduduk daerah utara. Dan demi negeri (Makkah) yang aman ini. Sungguh
telah KAMI ciptakan manusia itu pada perwujudan yang lebih baik. Kemudian KAMI
kembalikan dia pada kerendahan yang lebih rendah. Kecuali orang-orang yang beriman
dan beramal Shaleh, maka untuk mereka upah yang tidak dibatasi.
Istilah THUUR dalam Alquran terdapat pada Ayat 2/63, 2/93, 4/154, 28/29, 28/46, 52/1,
dan pada Ayat 19/52, 20/80, 23/20. Istilah ini berarti AURORA atau sinar utara, northern
light, yang dulunya pernah di atmosfir kota Makkah, bukanlah dia bukit atau nama bukit
yang diangkatkan atas Bani Israil, tetapi sinar spektrum atau Aurora. Jadi
THUURISIINAA pada Ayat 23/30 bukanlah berarti Bukit Sinai tetapi daerah utara zaman
purbakala yang waktu itu adalah kota Makkah sebagai dinyatakan pada Ayat 95/2 dan
71/14. Itulah sebabnya THUURISIININ pada Ayat 95/2 didekatkan dengan Makkah
sebagai negeri aman pada Ayat 95/3 karena memang Makkah itu dulunya adalah pusat
kutub utara Bumi di mana Rumah pertama didirikan oleh Adam sebagai tercantum pada
Ayat: 3/96.
Dalam masa ratusan ribu tahun, manusia purbakala hidup sebagai manusia biasa yang
sifatnya terus herlomba untuk kemajuan. Walaupun Alquran menyebutkan sejarah Nabi
Adam didekatkan atau langsung disambut dengan sejarah Nabi Nuh tetapi waktu hidup
kedua Nabi itu sangat berjauhan dibatasi oleh masa yang sangat panjang. Hal ini dapat
diketahui oleh ahli-ahli arkeologi, bahwa Bumi ini telah didiami manusia semenjak lama
hingga bangsa Israil di Palestina menemukan kota purbakala yang tertimhun dalam tanah
selama sejuta tahun, padahal antara masa hidup kita dengan topan di zaman Nuh paling
jauh baru 10.000 tahun waktu mana peradaban manusia yang hidup dalam zaman
perbaikan dimulai kembali dari zaman batu. Dalam waktu 10.000 tahun, manusia kini maju
cepat hingga telah menjejakkan kakinya di permukaan Bulan pada tanggal 21 Juli 1969
Ayat-ayat Suci tersebut secara nyata menjelaskan bahwa manusia purbakala lebih banyak
jumlah. lebih banyak meninggalkan bekas, dan lebih tinggi ilmu pengetahuannya
dibanding dengan manusia kini yang hidup sesudah topan besar di zaman Nuh. Keadaan
demikian memberikan pertanda bahwa sejarah hidup yang berlaku pada manusia purbakala
lebih panjang daripada sejarah hidup yang berlaku kini.
Sebagai bukti dari ketinggian ilmu pengetahuan manusia purbakala ialah penemuan-
penemuan yang diperoleh Erich van Daniken dengan keterangan-keterangan yang
MAKKAH DAN IBADAH HAJJI/SU/APRIL 2016 37
dimuatkannya dalam buku yang terjemahannya "Nenek Moyang Kita Didatangi oleh
Austronout Bintang lain."
Dan selaku bukti nyata ialah sphinx dan piramid di Mesir yang sangat tinggi mutu
bangunannya hingga para ahli abad ke-20 Masehi terpaksa mengaku kalah dan terheran-
heran tentang bagaimana, bila dan siapa yang mendirikannya dulu. Padahal bangunan itu
didirikan oleh manusia purbakala, bukan oleh Rames atau Firaun di Mesir. Banyak sekali
alasan untuk itu, sementara Alquran tidak pernah menyatakan Firaun mendirikan piramid
tetapi pemilik, didapatinya telah ada saja dari peninggalan purbakala. Bahkan Firaun
pernah bertanya pada Nabi Musa tentang manusia purbakala yang maksudnya sebagai
berikut:
٥١﴿ ى ققروُ س ل ق ل ل ال ل قماَ لباَ قل فل ل
﴾لقاَ ل
ن الوُل ى
20/51. Dia berkata: "Maka apakah keadaan generasi pertama?"
٥٢﴿ سى ل لرلبيِ وُللل لينُ ل ض ز ب مل ي ل س ْعنُد ل لرلبيِ سفيِ ك سلتاَ ء عل ل ق
ملهاَ س ﴾لقاَ ل
ل س
20/52. Dia (Musa) berkata: "Ilmunya ada puda TUHAN-ku dalam Kitab. Tidakkah
TUHAN-ku sesat dan tidaklah DIA lupa.
س
صاَئ سلر سللمنُاَ س
ى بل ل ققروُ ل ل ق ل
ن الوُل ى ماَ أ لهلل لك للنُاَ ال ل ق من ب لعلد س ل ب س سى ال لك سلتاَ ل مو ل وُلل ل ل
قد ل آت ليِ للنُاَ ق
٤٣﴿ ن م ي لت لذ لك مقروُ ل ة ل معلل مهق ل م ن
ح ل دىً وُللر ل﴾وُلهق ن
28/43. Dan sesungguhnya KAMI datangkan Kitab pada Musa sesudah apa-apa yang KAMI
binasakan generasi pertama selaku kenyataan bagi manusia dan petunjuk serta
rahmat semoga mereka mempertimbangkan.
Kini orang mendapatkan hidung Sphinx di Mesir itu telah rusak, tetapi orang pun tidak
mengetahui semenjak bila, oleh siapa serta dengan cara bagaimana rusaknya. Namun ada
pendapat yang menyatakan bahwa hidung Sphinx itu telah ditembaki oleh saracen atau
tentara Arab Islam secara membabi buta selama perang sabil pada abad ke-11 Masehi dulu.
Dugaan ini pun keliru dan tidak dapat diterima akal karena pada waktu perang sabil atau
perang salib dulu itu belum ada senjata api dibikin orang, bahkan kalau ada tidak akan
mungkin tentara Islam telah berbuat demikian rupa merusak peninggalan lama. Sebenarnya
kerusakan hidung Sphinx itu ditimbulkan oleh gelombang air laut yans naik
menggelombang ke semua daratan Bumi dengan membawa semua yang mungkin hanyut
begitupun batu-batu hingga hidung sphinx itu terkena lalu pecah, dan belum diperbaiki
sampai saat kini:
ف يأ لستيِه ل
٥﴿ نست لهلزسقئو ل ماَ ل
كاَقنوا ب سهس ي ل ل م أنلباَقء ل
سو ل ل ل س لم فل ل
جاَلءهق ل حق ل ل ل م
ماَ ل قد ل ك لذ مقبوا سباَل ل ل
﴾فل ل
6/5. Sungguh mereka telah mendustakan yang logis ketika sampai pada mereka, maka akan
datang pada mereka kenyataan-kenyataan kabar tentang apa-apa yang mereka
perolokkan.
Karena umat Nabi Nuh telah kafir dan sombong dengan ilmu pengetahuan yang didapat
mereka, sejalan dengan rencana ALLAH untuk memperbaiki daerah permukaan Bumi bagi
kehidupan masyarakat manusia selanjutnya, juga karena Makkah sebagai kutub utara
ketika itu sudah menjadi sejuk sebanding dengan semakin tebalnya lapisan ionosfir yang
menghalangi sinar Surya, maka kaum kafir waktu itu dibinasakan semuanya sementara
posisi kota Makkah dipindahkan sejauh 68 derajat ke daerah yang kini terkenal sangat
panas dalam kawasan garis ekuator.
Kalau dulunya Makkah dikelilingi oleh daratan luas, maka kini daratan itu sebagian
telah menjadi Lautan Hindia. Laut Merah, dan Lautan Tengah, Lautan itulah yang pada
Ayat 28/58 dinyatakan diwarisi ALLAH. Sementara itu, lautan dulunya yang hanya ada di
belahan selatan saja, kini telah melebar luas hingga membentuk daratan Bumi berbenua-
benua dan berpulau-pulau. Jadi bukanlah ada benua yang bergerak seperti pernah
dinyatakan oleh kaum naturalis Barat.
Kini orang-orang Barat merasa heran tentang adirnya benua Antartika di kutub
selatan Bumi, begitupun mereka diherankan oleh adanya lautan luas di kutub utara, karena
menurut ilmu mereka dalam bidang geologi, mestinya kutub utara dipenuhi oleh daratan
dan kutub selatan terdiri dari lautan luas, namun kenyataannya terbalik. Maka kalau
mereka sudi menerima ilmu pengetahuan yang terkandung dalam Alquran, akan jelaslah
semuanya secara logis di mana tiada satupun tersimpan apa yang mereka namakan missing
links, dan semuanya akan teranalisakan menurut logika wajar. Itulh keterangan-keterangan
dan petunjuk ALLAH bagi manusia ramai sebagaimana banyak kali dinyatakan Kitab Suci
itu.
Memang kota Makkah dengan Ka'bahnya dan sejarah Nabi Nuh yang banyak
sekali mengandung keterangan tentang geologi adalah hal-hal yang berhubungan rapat dan
Kita tidak memperbincangkan apakah keterangan ini diterima atau tidak oleh para sarjana,
karena untuk itu banyak hal obyektif dan subyektif yang harus dipertimbangkan, namun
kita mendapat catatan yang dikira telah mendekati sasaran bagi persoalan ini. Catatan itu
ialah sebagimana yang dimuat oleh Majalah Intisari bulan Juni 1972 halaman 76-78 yang
antara lain sebagai berikut:
"Sarjana-sarjana Lamont Geological Observatory dari Columbia University
mendapatkan bahwa berkali-kali medan maget itu menjadi lemah dan pada klimaksnya
bahkan menghilang sama sekali. Menurut catatan terakhir, sifat magnet Bumi pernah
lenyap setidak-tidaknya 171 kali selama 7.600.000 tahun terakhir. Sifat magnet itu
perlahan-lahan muncul kembali, tetapi dalam keadaan jungkir balik. Artinya, kutub
utara dan selatan bertukar tempat. Pertukaran kutub terakhir terjadi 700.000 tahun yang
lalu. Dengan demikian, baru sejak 700.000 tahun yang lampau kutub selatan magnet ada
di dekat utara Bumi. Dahulunya justru di dekat kutub selatan Bumi."
"Pendapat lebih baru lagi menyatakan bahwa baik lenyapnya medan magnet,
maupun punahnya kehidupan, sama-sama merupakan akibat dari benturan Bumi dengan
Comet. Medan magnet Bumi yang stabil mengalami goncangan sampai terjungkir
balik."
"Menurut statistik, medan magnet tersebut lenyap setiap 220.000 tahun sekali. Selama
700.000 tahun terakhir, niscaya peristiwa itu sudah terulang 480.000. 260.000 dan
MAKKAH DAN IBADAH HAJJI/SU/APRIL 2016 42
40.000 tahun yang lalu. Artinya 480.000, 260.000 dan 40.000 tahun yang lalu mestinya
sudah terjadi bencana pada kehidupan di Bumi. Dengan demikian kita tidak perlu heran
apabila malapetaka yang sudah lama tertunda (kiamat) itu akhirny terjadi besok atau
lusa."
Dari kutipan di atas ini ada pendapat yang seharusnya kita terima seperti telah
berpindahnya pool magnet Bumi dan punahnya kehidupan waktu itu kecuali yang
diselamatkan ALLAH dalam kapal besar yang lehih dulu dibikin Nabi Nuh. Dan kejadian
demikian akan berulang lagi tanpa kecuali selaku peristiwa besar yang mematikan seluruh
makhluk hidup di permukaan Bumi ini sebagai dinyatakan ALLAH pada banyak Ayat Suci
dan disinyalir pada Ayat 29/20. Sebaliknya kita tidak sependapat dengan punahnya
kehidupan itu dulunya disebabkan oleh benturan Comet.
Comet adalah benda angkasa terbesar, melayang tanpa orbit tertentu di semesta raya.
Kalau dia sampai membentur Tatasurya kita maka tamatlah riwayat semua kehidupan di
semua planet, dan terseretlah Tatasurya kita ini sebagai ekornya. Hal ini hanyak kali
dinyatakan dalam Alquran di antaranya pada Ayat 37/2 dan 39/68. Maka sewaktu topan
besar di zaman Nabi Nuh. Comet demikianlah yang jadi penyebab, dia hanya mendekati
Tatasurya kita, bukan membenturnya, dinyatakan pada Ayat 6/6 dan 42/5. Dan
mendekatnya Comet demikian, yang menyebabkan berpindahnya kutub-kutub magnet
Bumi, bukanlah berlaku berulang kali tetapi baru sekali dalam sejarah Bumi. Ingatlah
bahwa yang berlaku ialah perpindahan kutub-kutub, bukan pembalikan dari kutub utara
menjadi selatan, dan bukan pula kutub magnet positif menjadi negatif. Kita mempunyai
alasan bagi perpindahan kutub-kutub itu satu kali, tetapi orang tidak akan mempunyai
alasan untuk menyatakannya telah berlaku berulang kali, dan mereka tidak akan sanggup
memberikan bukti-bukti.
Kita juga tidak sependapat dengan keterangan itu yang menyatakan sifat magnet Bumi
pernah hilang dengan arti tidak berfungsi, kemudian timbul lagi secara perlahan. Jika hal
ini memang pernah berlaku maka tentulah Bumi kita telah lepas dari tarikan Surya yang
diorbitnya, dan planet ini telah lama berbenturan dengan bintang lain karena setiapnya
senantiasa bergerak cepat di anskasa luas. Maka yang kita perbincangkan di sini bukanlah
anggapan dan dugaan imaginas, tetapi sengaja didasarkan atas hal-hal konkrit dengan
alasan dan bukti nyata.
Setelah diketahui bahwa Makkah itu dulunya adalah kutub utara Bumi dan Pulau
Tuamoto di Pasifik jadi kutub selatannya maka kini dapatlah diketahui kenapa jaluran
gempa Bumi yang tercatat sejuta kali dalam setahun berada pada jalur tertentu. Jika orang
melihat pada gambaran globe Bumi, akan nyatalah jalur gempa itu terdapat pada belahan
timur dan barat antara Makkah dan Pulau Tuamoto. Sehubungan dengan itu orang dapat
Dari maksud Ayat-ayat Suci itu jelaslah bahwa Ka'bah sebagai pusat ibadah dan Kiblat
Shalat juga ada di permukaan planet lain, karena semua planet itu sama wujud, keadaan,
dan sejarahny dengan Bumi yang kita diami kini. Untuk sementara orang harus menunggu
datangnya waktu pembuktian nyata sampai berlakunya penerbangan antar planet sebagai
yang dinyatakan ALLAH pada Ayar 2/148, 15/14, dan 43/12, namun semua itu adalah
logis dapat dicapai dengan pikiran wajar terbuka, apalagi kalau didasarkan atas iman
dengan mana setiap Firman ALLAH akan diterima dengan keterbukaan dan dijadikan
pendorong untuk ungkapan yang lebih terarah.
Ibrahim mendirikan Ka'bah bukanlah atas kemauannya sendiri, karena kalau menurut
kemauannya, tentulah dia mendirikan Ka'bah itu di daerah subur untuk kesempurnaan
hidup anak cucunya, tetapi dia telah mendirikannya di daerah tandus yang sampai kini
masih terkenal paling panas di permukaan Bumi. Dan juga bukanlah ALLAH
memerintahkan Ibrahim mendirikan Ka'bah di Makkah itu sebagai suatu paksaan bagi
keimanan orang-orang yang beragama Islam, tetapi memang negeri itulah suatu tempat
yang paling penting dalam kejadian benda-benda angkasa dan dalam sejarah manusia,
namun pada suatu waktu yang telah ditentukan sesuai dengan proses yang berlaku.
Makkah itu akan menjadi tempat paling subur di Bumi sebagaimana keadaannya dulukala
ke arah mana manusia secara sukarela atau terpaksa akan menjuruskan perhatian dalam
hal-hal yang menyangkut kebenaran, kepercayaan, keamanan, ilmu pengetahuan dan
ekonomi.
Kembali kepada persoalan istilah THUUR yang dibicarakan pada permulaan pasal ini,
baiklah hal itu kita teliti lebih seksama karena di samping dia tercantum pada Ayat 71/14
Sewaktu Musa telah menikah dan mengembala selama 10 tahun sebagai pembayaran
maskawin, maka dia bersama keluarganya berangkat mengembara hingga sampai di sekitar
MAKKAH DAN IBADAH HAJJI/SU/APRIL 2016 46
lembah suci Thuwa, atau di sekitar lembah sebelah kanan dan pada lekuk yang diberkati
dari pertumbuhan, atau di sekitar Thuur. Di sana Musa melihat api dari jauh lalu
mendatanginya, dan ALLAH memerintahkan agar dia pergi ke Mesir menemui Fira'un.
Tetapi apakah api yang dilihat Musa itu? Yang dilihatnya Sinar aurora, sengaja
diciptakan ALLAH untuk memanggilnya agar datang ke tempat yang ditentukan. Sinar
aurora itu membayang di angkasa Makkah yaitu lembah pada lekuk yang diberkati dari
pertumbuhan. Itulah lembah yang dimaksudkan Nabi Ibrahim termuat pada Ayat 14/37.
Makkah adalah daerah Thuur atau aurora sebelah kanan dipandang dari tempat Musa
berada waktu itu menurut arah putaran Bumi, sedangkan aurora sebelah kiri ialah yang ada
di angkasa Artik kutub utara kini. Ingatlah bahwa Makkah dulunya adalah kutub putaran
Bumi di utara sebelum topan besar di zaman Nuh.
Lembah itu diberkati menurut pertumbuhannya karena memang dengan adanya
batang magnet Bumi, yang kutub utaranya dulu di Makkah kini, terwujudlah pembulatan
globe Bumi yang diliputi oleh lapisan atmosfir yang semakin tebal. Itulah Thuwa atau
kutub putaran utara purbakala sebagai lembah suci yang diberkati. Dan memang pula
Makkah itulah negeri yang diberkati ALLAH sebagai tercantum pada Ayat 3/96, 21/71,
21/81 dan 34/18, di sanalah pusat peradaban manusia Bumi, di sanalah tempat yang paling
penting, dan dari sanalah berkembangnya masyarakat manusia yang kini telah jadi berbagai
bangsa.
Maka tiadalah alasan bagi orang untuk menyatakan Musa di panggil ALLAH di
bukit Sinai atau di daerah Palestina, karena negeri itu tidak pernah dinyatakan diberkati dan
tidak pula pernah menjadi Thuwa atau tempat putaran Bumi, tidak pula pernah dinaungi
aurora atau Thuur di angkasanya. Nyatalah orang demikian hanya menduga-duga atau
tanpa sadarnya telah dipengaruhi ajaran agama lain.
Karena daerah Thuur atau lembah suci Thuwa tersebut ialah kota Makkah, maka
ALLAH sengaja berulang kali menyatakannya dalam Alquran, bahwa kepada Musa
diperlihatkan sebagai api dari jauh, padahal Nabi-nabi lain yang diberi wahyu oleh
ALLAH, cukup dengan Firman langsung tanpa panggilan lebih dulu; Dan karena itu pula
pada Ayat 28/46 dinyatakan bahwa Muhammad tidak ada di sekitar Thuur waktu Musa
dipanggil ALLAH walaupun daerah Thuur atau daerah Makkah tersebut adalah daerah
tempat kelahiran Muhammad sendiri, dan memangnya Muhammad belum lahir ketika itu.
Demikian penting posisi Makkah dalam sejarah kejadian Bumi serta
penduduknya, karena itu dia dinyatakan sebagai negeri yang diberkati, menjadi Sumber
Ilmu, tempat kebangunan manusia ramai, dan sebagai lbu segala Negeri di Bumi ini.
Negeri itu bukan hanya sehubungan dengan tempat kelahiran Nabi Muhammad, tetapi juga
menjadi penting dalam geologi dan histori, sehubungan dengan Rumah kediaman Nabi
Bagaimana cara pelaksanaan ibadah Hajji yang dilakukan orang-orang musyrik sebelum
kenabian Muhammad tidaklah menjadi acara kita dalam bab ini. karena perlu diketahui
bahwa pada masa itu ibadah tersebut senantiasa berlaku di sepanjang zaman semenjak
Ka'bah didirikan oleh Nabi Ibrahim bersama anaknya Nabi Ismail, namun caranya tentulah
berbagai ragam sesuai dengan kepercayaan dan tradisi yang berlaku. Maka yang kita
bicarakan di sini ialah apa-apa yang terkandung dalam Alquran, sumber hukum satu-
satunya bagi agama Islam.
Ka'bah, yang ada di Makkah sebagai tempat terpenting di Bumi dalam sejarah
manusia, selama ini dianggap suatu penamaan saja tanpa perhatian tentang maksud atau
arti yang terkandung dalam istilah itu. Dia memang berupa bangunan dari batu persegi
empat berdiri dengan megahnya di tengah Masjidil Haraam. Tetapi ALLAH tidak
memberikan nama dengan sembarang kata bagi setiap benda yang termuat dalam Alquran,
demikian pula Ka'bah tentunya mengandung hikmah besar berharga.
Dua kaii istilah "Ka'bah" tercantum dalam Alquran yaitu pada Ayat 5/95 dan 5/97,
tetapi untuk memahaminya Alquran juga memberikan istilah bandingan dengan pokok kata
yang sama yaitu dengan ‘KA'BAIN berarti MATA KAKI termuat pada Ayat 5/6.
Dengan mengetahui bahwa Makkah adalah dulunya kutub utara Bumi di mana
Rumah pertama didirikan, kutub putaran planet ini dan ibu kota semua negeri sebagai yang
Banyak hal yang selama ini tidak difahami orang secara wajar, termasuk dalam hal Rasul
sebelum Muhammad, semuanya beristri dan berketurunan. Selama ini orang beranggapan
Nabi Isa tidak beristri dan tidak berketurunan, namun anggapan itu hanyalah dugaan tanpa
dalil dan alasan kecuali tersebab ajaran agama lain yang mengajarkan demikian, padahal
ALLAH menyatakan semua Rasul itu beristri dan berketurunan. Hal ini akan disadari nanti
sesudah datang waktunya. Maka keadaan Isa Almasih dalam hal beristri dan berketurunan
bersamaan dengan Nabi Luth dan Nabi Harun yang juga tidak diterangkan ALLAH dalam
Alquran secara terperinci, namun semua Rasul itu beristri dan berketurunan sesuai dengan
maksud Ayat 13/38.
Demikian pula mengenai keadaan lainnya dalam hal fisika dan sejarah, dijelaskan
ALLAH dengan Firman yang maksudnya sebagai berikut:
٦٦﴿ ل ْكيِ ء ت ع لل ليِ ل ق
كم ب سول س س ق حقز ققل ل م ل ك وُلهقول ال ل ل م ل ﴾وُلك لذ م ل
ب ب سهس قلول ق
6/66. Dan telah mendustakannya kaumnya, padahal dia logis. Katakanlah: "Bukanlah AKU
penjaga atasmu.”
٦٧﴿ ن مو ل ف ت لعلل ل ق سو ل ل ست لقلير وُل ل م ل ل ن لب لإ ءْ ز﴾ل لك ق ل
6/67. Bagi setiap perkabaran itu ada hal yang ditentukan, dan nanti akan kamu ketahui.
٨٧﴿ ن ميِ لن هقول إ سمل ذ سك لرر ل لل للعاَل ل س ﴾إ س ل
38/87. Bahwa dia adalah pemikiran untuk seluruh manusia.
ل
٨٨﴿ ن ْحيِ ءن ن لب لأه ق ب لعلد ل س م م ﴾وُلل لت لعلل ل ق
38/88. Dan akan kamu ketahui perkabarannya sesudah waktunya.
Begitu pula Nabi Daud dengan pengetahuannya melunakkan besi. Sulaiman dengan
penerbangan memakai tenaga angin. Isa Armasih dengan kehidupan masyarakat manusia di
planet lain, dan seterusnya Nabi Muhammad s.a.w. dengan pengetahuan yang
diperolehnya dari Mi’raj serta posisi Ka'bah yang ada di Makkah. Semua itu adalah hal-hal
Berdasarkan dorongan yang terkandung pada Ayat 6/67, 3/190, 16/89, 41/3, 54/17 serta
banyak Ayat Suci lainnya, kita telah melihat dan mendapat beberapa bukti tentang
kebenaran pernyataan ALLAH yang terkandung dalam Alquran tentang eksakta yang
sebagiannya masih sangat asing serta mengherankan para sarjana Barat atau yang selama
ini mereka namakan missing links. Tetapi secara sukarela atau terpaksa, mereka akan
mengakui kebenaran Firman-firman ALLAH dalam Alquran sesuai dengan peningkatan
peradaban. Ketika itu nanti akan terlaksanalah pernyataan ALLAH yang maksudnya:
ل
١٥﴿ نحوقروُ ل س ق م ل م من قلول ر ح قل نل ل صاَقرلناَ ب ل ل ت أب ل ل سك للر ل ماَ ق قاَقلوا إ سن م ل
﴾ل ل ل
15/15. Mereka akan mengatakan: "Bahwasanya telah dipukau pemandangan
kami, bahkan kami adalah kaum yang di sihiri (tradisi)".
١٤﴿ ن قل سقبو ل ى لرب للنُاَ ل ل ق
منُ ل ل
﴾وُلإ سمناَ إ سل ى
43/14. “Dan bahwa kami orang-orang yang kembali kepada TUHAN
kami.”
ل ل
٢﴿ َجا وا ن ن الل مهس أفل ل ن سفيِ سدي س خقلو ل س ي لد ل قت المنُاَ ل ﴾وُللرأي ل ل
110/2. Dan engkau lihatlah manusia itu akan masuk kedalam agama
ALLAH berkelompok-kelompok.
٣﴿ َوانبان تل مكاَ له ل فلره ق إ سن م ق ست لغل س ك لوُا ل مد س لرب ل ل ح لح بس لسب ل ل﴾فل ل
110/3. Maka tasbihlah dengan memuja TUHAN-mu dan mintalah ampun pada-NYA,
bahwa DIA adalah pemberi tobat.
Berbicara tentang hikmah yang terkandung dalam ibadah Hajji, rasanya banyak sekali yang
harus kita bicarakan karena dia menyangkut pada hampir seluruh aspek kehidupan
masyarakat manusia di Bumi ini, maka yanq kita kemukakan dalam buku ini ialah yang
Maka semua orang yang di Bumi kini adalah keturunan dari seorang lelaki yang bersama
istrinya bertempat tinggal di Makkah di mana Ka'bah berdiri. Lelaki itu ialah Nabi Adam,
dan karenanya kita dinamakan ALLAH dengan anak cucu Adam, tercantum pada Ayat
5/27, 7/26, 7/27, 7/31, 7/35, 7/172, 17/70, dan 36/60.
Kini teranglah bahwa kita semua adalah anak cucu Adam yaitu seorang lelaki
terpilih, manusia cerdas, yang diangkat ALLAH menjadi Nabi. Maka kalau orang bertanya
tentang negeri asal, tentulah kita akan menjawab bahwa negeri asal itu ialah Makkah.
Mungkin hal ini dianggap olok-olok, tetapi jawaban itu adalah sebenarnya karena memang
itulah negeri tempat tinggal pertama bagi manusia pertama di Bumi ini. Makkah itulah
negeri asal kita semua yang kini telah merantau ke beberapa benua.
Sebagai perantau tentulah orang berkeinginan pulang ke kampung atau negeri asal
walaupun agak sekali selama hidupnya. Hal ini suatu kewajaran dan memang berlaku pada
setiap orang waras berbudi pekerti, namun yang melakukannya ialah orang-orang yang
berkesanggupan dan berkesempatan. Tetapi manusia itu pada umumnya kurang
pengetahuan dan tidak mengetahui negeri asalnya, maka ALLAH menerangkan hal itu
secara lengkap lalu memerintahkan agar setiap orang yang berkesanggupan hendaklah
datang berziarah ke Makkah sebagai perantau pulang ke kampung. demikian ALLAH telah
memberikan ketentuan hukum yang sesungguhnya sesuai dengan naluri manusia bersusila
tentang mana seharusnya kita bersyukur dan melaksanakannya. Jika ALLAH tidak
menerangkan semua itu maka kita tentulah tidak mengetahui asal-usul kita, malah
menganggap diri sebagai hasil evolusi monyet, tanpa mengetahui negeri asal dan nenek
moyang.
Sebaliknya, jika ada orang kafir yang memakai pemikirannya secara wajar,
kemudian dapat memahami bahwa pernyataan ALLAH tentang Ka'bah adalah suatu yang
logis, lalu bersedia datang ke Makkah untuk ziarah, maka dia haruslah lebih dulu mengakui
dan bersedia melaksanakan semua hukum ALLAH yang terkandung dalam Alquran.
Tepatnya ialah bahwa dia lebih dulu menyatakan dirinya penganut agama Islam dan
melakukan semua hukumnya. Dengan demikian dia akan terbebas dari tradisi-tradisi kafir
yang umumnya selama ini diliputi kepalsuan dan kekeliruan. Jadi orang yang datang
berziarah ke Ka'bah hanyalah orang Islam dan sangat dilarang terhadap orang kafir.
Hukum ini berlaku semenjak Nabi Muhammad masih hidup:
ل
م ب لعلد لحلرا لجد ل ا ل ل ل
س س
م لقلرقبوا ال ل ل
س فللل ي ل ل ج ر ن نل ل
كو ل شرس ق م ل ماَ ال ل ق مقنُوا إ سن م لنآ ل لياَ أي زلهاَ ال م س
ذي ل
ن الل م ل
ه شاَلء إ س مضل سهس سإن ل من فل ل ه س م الل م ق
ف ي قغلسنُيِك ق ق
سو ل ل ة فل لم ع ليِ لل ل نفت ق لخ ل
ن س ذا وُلإ س لم هلـ ى لمهس ل عاَ سل
٢٨﴿ م كيِ رح س م ل ﴾ع لسليِ ر
9/28. Wahai orang-orang beriman, bahwasanya orang-orang musyrik itu najis, maka
janganlah mereka mendekati Masjidil Haraam sesudah tahun musim mereka ini.
Dan jika kamu cemas akan kemelaratan maka ALLAH pasti menyelamatkan kamu
dengan kurnia-NYA jika DIA kehendaki. Bahwa ALLAH mengetahui bijaksana.
Memang umat Islam yang berpusat di Makkah memegang posisi inti yang dinyatakan
Tengah pada Ayat 2/143, dapat ditinjau pada beberapa segi kehidupan, namun semua itu
hanyalah sebahagian dari alasan kenapa mereka menghadap Shalat ke arah Ka'bah yang
berdiri di pusat kota itu. Ajaran Islam tidak dipengaruhi oleh sejarah yang berlaku
sebagaimana umumnya kejadian pada agama lain. Sebaliknya ajaran Islam itulah yang
telah lebih dahulu menggariskan sejarah dunia, secara sadar atau terpaksa, pada mana
perkembangan peradaban sudah berlangsung dan akan berlaku terus.
Ajaran Islam disusun oleh ALLAH yang menciptakan semua benda angkasa di mana
Bumi ini hanyalah globe kecil, maka ALLAH memerintahkan agar Kiblat Shalat ditujukan
ke arah Ka'bah yang ada di Makkah untuk persatuan dan kesatuan aksi dengan disiplin
sempurna. Di sanalah kutub magnet utara Bumi dulunya yaitu magnet ciptaan ALLAH
yang memutar globe Bumi ini dengan kecepatan 1.665 kilometer perjam walaupun
beratnya diperkirakan orang ada 600 trilliun ton. Itulah kekuatan terbesar yang ada di
planet ini. Kekuatan itu ciptaan ALLAH yang senantiasa dalam keadaan Ghaib. Maka
untuk menyembah ALLAH yang Ghaib itu diperlukan arah tertentu, dan arah yang lebih
praktis hanyalah Ka'bah yang menjadi tempat kutub utara magnet tadi.
Jadi berkiblat Shalat ke arah Ka'bah bukanlah orang menyembah bangunan Ka'bah yang
memang terdiri dari batu tersusun. Bukanlah orang-orang Islam menyembah batu-batu
diKa'bah dan bukan pula menyembah Hajar Aswad yang melekat di sana, tetapi semuanya
menyembah ALLAH Pencipta segala benda anskasa dan Pcncipta Bumi yang berpusat di
Ka’bah itu. Untuk itu perhatikanlah maksud Ayat Suci:
٣﴿ تذا ال لب ليِ ل س
ب هلـ ى ل ﴾فلل ليِ لعلب ق ق
دوُا لر م
Memang Ka'bah itulah yang menjadi sumber ilmu pasti yang sesungguhnya bagi manusia
Bumi sebagai dinyatakan ALLAH pada Ayat 2/125, sementara bagi manusia yang
mendiami planet lain ada pula Ka'bah untuk Kiblat Shalat sebagaimana yang ada di Bumi,
tercantum pada 2/148, 2/149 dan 2/150. Itulah Ka'bah yang didirikan Ibrahim yang
memiliki kebesaran di tempui itu. Memang Ibrahim dinyatakan jadi IMAM bagi
masyarakat manusia Bumi sesudah zaman Nuh, karenanya pantaslah Nabi itu dijuluki
Master of Geology dan Master of Asrronomy. Untuk ini perhatikanlah maksud Ayat Suci:
عل ق ل ل ل
ماَ لقاَ ل
ل ماَ ن
س إس ل ك سللمنُاَ س جاَ س ل إ سلنيِ ل ن لقاَ ل مهق م ت فلأت ل م ْماَ ء ه ب سك لل س ل م لرب ز ق هيِ لى إ سب للرا س وُلإ سذ س اب لت لل ى
١٢٤﴿ ن ميِ ل م
دي الظاَل س س ل ع لهل س ل ل ي للنُاَ ق ل من ذ قلري مستيِ لقاَ ل ﴾وُل س
2/124. Dan ketika Ibrahim diuji oleh TUHAN-nya dengan Kalimat-kalimat lalu
disempurnakan semuanya. DIA berkata: "Behwa AKU menjadikan engkau IMAM
bagi manusia ramai." DIA berkata: "Dan dari keturunanku?" DIA berkata:
"Ketegasan-KU itu tidak akan mencapai orang-orang zalim.”
َصملى وُلع لهسد للنا ل ملثاَب ل ن ل
م ل م ق هيِ ل
قاَم س إ سب للرا س م لمن م ذوُا س خ ق مننُاَ لوُات م س س وُلأ ل ة لل م لنُاَ س ت ل جعلل للنُاَ ال لب ليِ ل ل وُلإ سذ ل ل
﴿ جود س س ال ع م ك ر وُال ن ِفي ك َعا ل ل وُا نِفي ئ م
َطا لل ِي تِي ب را هل ط أن لل ِعي َما س إُو م ِهي راى إس ل ل
ب ل
ز ق ل ل ز س س س ل ل ل س س س س
ل ل لل ل س ل لس ل ل س إ سل ى
١٢٥﴾
2/125. Dan ketika KAMI jadikan Rumah itu sumber Ilmu bagi manusia ramai dan
keamanan, dan adakanlah dari kebesaran Ibrahim itu jadi Mushalla. Dan KAMI
tegaskan kepada Ibrahim dan Ismail agar: "Sucikanlah Rumah-KU itu untuk orang-
orang tawaf dan yang ‘ukuf serta ruku’ sujud.”
٧٥﴿ ن موقسسنُيِ ل ن ال ل ق م لن س كو ل ت لوُالل للرض وُلل سيِ ل ق ماَلوُا س س ل ت ال م كو ل مل ل ق م ل هيِ لري إ سب للرا س ك نق س ﴾وُلك لذ لىل س ل
س
6/75. Dan seperti itulah KAMI perlihatkan pada Ibrahim kerajaan-kerajaan planet-planet
dan Bumi, dan agar dia termasuk orang-orang yang yakin (mendapat kepastian).”
Jelaslah ibadah tawaf yang berlangsung dalam lingkungan Masjidil Haraam bukan sekadar
kebiasaan atau perintah yang harus dilakukan, tetapi mengandung hikmah penting dalam
bidang fisika dan asrtonomi. Dengan begitu, teranglah pula kenapa orang tidak boleh
memindahkan Ka'bah ke tempat lain karena tiada satu tempat di muka Bumi yang setaraf
dengan kedudukannya di Makkah dewasa ini. Dan ingatlah
bahwa di zaman purbakala yaitu sebelum topan besar di zaman Nuh, tidak pernah berlaku
pergantian musim dan tidak pernah kutub-kutub magnet Bumi berpindah tempat sebagai
keadaannya kini.
Shafa dan Marwah adalah dua tempat terpisah sekira 430 meter di bagian selatan dan
timur Ka'bah, masih dalam lingkungan Masjidil Haraam. Pada Ay'at 2/158 dinyatakan
bahwa ada baiknya dilakukan tawaf antara keduanya, namun para jemaah Hajji sudah
menentukan sebagai kerwajiban yang dilaksanakan dalam hukum ibadah Hajji dan Umrah,
disebut dengan SA'l atau berjalan keliling 7 x 430 meter antara Shafa dan Marwah
Dari tradisi yang berlaku, ibadah Sa'i itu dinyatakan sebagai mengulangi perbuatan
istri Nabi Ibrahim serwaktu berusaha mencari air minum. Dia meninggalkan anaknya,
Ismail, yang sedang kehausan ketika masih bayi. Dari Shafa dilihatnya bagaikan ada air
mengalir di Marwah, tetapi setelah didatanginya ternyata tanah kering kepanasan, maka
yang dilihatnya bermula hanylah fatamorgana. Kemudian dari Marwah dilihatnya pula di
Doa Nabi Nuh yang tercantum pada Ayat 71/26 dikabulkan ALLAH, hingga sewaktu topan
besar berlaku, maka hanyalah orang-orang Islam yang diselamatkan dalam kapal yang
Demikian segala sesuatu yang tergolong ibadah dalam hukum Islam mengandung hikmah
kait-mengkait dengan beberapa aspek kehidupan yang pengertiannya akan semakin luas
dan logis dapat difahami sebanding dengan tingkat kesadaran manusia yang semakin
modern.
E. Ukuf di Arafah
Istilah 'ARAFAAT tercantum dalam Alquran, satu-satunya hanyalah pada Ayat 2/198,
yang kalau diartikan maka maksudnya ialah Tempat di mana manusia saling mengenal.
Ayat 2/198 tidak menyebutkan di mana Arafaat itu dan apa-apa tugas yang dilaksanakan
jemaah Hajji di tempat tersebut.
Maka dalam hal-hal yang tidak diterangkan ALLAH dalam Alquran, orang
hendaklah berhati-hati mengambil kesimpulan dari hasil pemikiran wajar dibanding dengan
tradisi yang berlaku. Jika kesimpulan itu jelas tidak bertantangan dengan salah satu hukum
dalam Alquran maka dia dipandang sebagai suatu yang baik dan boleh dihayati. Demikian
yang telah berlaku pada ibadah ukuf di Arafah.
Pada tanggal 8 Zulhijjah biasanya jemaah Hajji mulai meninggalkan kota Makkah
berangkat ke Arafah suatu padang pasir luas sejauh lebih kurang 25 kilometer dari
Makkah. Selama lebih kurang 24 jam di tempat itu, mereka melakukan ukuf dengan
memperbanyak Shalat sunat, zikir dan membaca Alquran. Setelah Surya terbenam di barat
Memang besar hikmah yang terkandung dalam ukuf di Arafah. Di sana orang, dianjurkan
memperhatikan diri dan hubungannya vertikal dengan ALLAH serta horizontal dengan
masyarakat ramai. Semuanya adalah untuk kesempurnaan dan kemakmuran hidup
berkelanjutan. Sungguh, dalam sikap ukhuwah Islamiah saja kemakmuran hidup hanya
dapat dicapai di mana iman tanpa zalim menjadi ukuran.
Dalam hal kemakmuran hidup itulah manusia-manusia kafir telah gagal total karena
tidak menghargai hubungan vertikal dan horizontal tadi. Sekalipun mereka telah berhasil
mencapai ketinggian teknologi tahap demi tahap, walaupun telah sukses meninggalkan
Bumi melalui pintu atmosfir dan akan melakukan pindah antar planet, tetapi mereka telah
gagal mencapai kemakmuran bersama, dan telah gagal mendatapatkan ketenangan jiwa.
Alternatif bagi mereka, tidak lain, hanyalah kembali kepada pokok falsafah bahwa gerak
dan diam tidak mungkin disatukan, bahwa manusia dilahirkan bersifat bodoh bercampur
zalim, dan bahwa hidup kini adalah ujian untuk nilai keabadian di Akhirat nanti.
Mereka harus kembali kepada kenyataan bahwa yang mutlak sempurna adalah ajaran
hidup yang diturunkan ALLAH, bahwa teori hidup susunan manusia hanyalah dugaan
dipenuhi kepalsuan ketidaktentuan. Mereka harus memahami bahwa kemakmuran akan
relatif bilamana didasarkan dan dicapai dengan sikap relatif, bahwa kekuasaan hanyalah
khayalan jika diperoleh dengn kekuatan. Tiada juara yang tidak rubuh. Persatuan takkan
dicapai bila setiap fihak membawakan ide yang berlainan, dan bila kebenaran hanyalah
ucapan dari fihak yang mengalahkan.
Segala apa yang dibutuhkan manusia untuk mencapai persatuan dan kemakmuran
abadi tersebut telah terkandung dalam pelaksanaan ibadah Hajji. tinggal lagi
pengamalannya pada manusia ramai. Untuk ini perlu rasanya dikutipkan maksud Ayat
Suci:
١٣٨﴿ ن قيِ ل ة ل لل ل ق
مت م س عظ ل ر
مو ل س
دىً وُل ل س وُلهق ن ذا ب لليِاَ ر ل
ن للمنُاَ س ﴾هلـ ى ل
3/138. Alquran ini adaluh bukti bagi manusia serta petunjuk dan pelajaran bagi orang-
orang yang insaf.
ل
١٣٩﴿ ن مؤ ل س
مسنُيِ ل كنُقتم ز ن سإن ق م الل لع لل لول ل ﴾وُللل ت لهسقنُوا وُللل ت ل ل
حلزقنوا وُلأنت ق ق
Paada Ayat 2/198 secara terang dinyatakan nama Arafah selaku tempat dari mana manusia
ramai berombongan, namun tidak disebut ibadah ukuf yang biasanya berlaku di sana setiap
tanggal 9 Zulhijjah. Karena ibadah itu memang baik hikmahnya dan berpangkal dari
contoh teladan yang diwariskan Nabi Muhammad s.a.w. maka tiada seorangpun dari
Kita dapat memberikan fakta bahwa pelontaran jamrah di Mina itu adalah suatu
kekeliruan, bahwa perbuatan itu tiada faedahnya dalam Islam, namun sebaiknyalah orang
mematuhi hukum ALLAH tercantum pada Ayat 5/49 dan 5/50, bahwa orang hendaklah
memberikan hukum berdasarkan apa-apa yang diturunkan ALLAH dan tidak hanya
mematuhi hukum jahiliah yang berlaku.
Berdasarkan Alquran, kita tidak melihat adanya tanda bahwa pelontaran jamrah di
Mina termasuk wajib Hajji, bahkan jamrah itu sendiri tidak pernah tercantum dalam
Alquran. Kita juga tidak dapat meyakini bahwa Nabi Ibrahim dulunya telah melempari
setan dengan batu karena telah menggodanya. Cerita itu nyata tanpa sumber resmi dari
Alquran. Dan kalau memanglah dulunya hal itu kejadian pada Ibrahim, rasanya tidaklah
akan berupa peristiwa penting bagi Nabi tersebut hingga kini harus menjadi wajib Hajji
setiap tahun, tetapi lebih penting pengalaman beliau dalam hal meruntuh patung-patung
berhala atau usaha pembakaran dari kaum kafir atas diri Nabi itu, yang keduanya nyata
termuat dalam Alquran.
Memang Ayat 2/198 dan 2/199 menyebutkan adanya Masy'aril Haraam antara Arafah
dan Makkah, tempat itu mungkin saja Muzdalifah dan Mina di mana harus dilakukan
tasbih dan tahmid sebanyak mungkin, tetapi ibadah lain, yang terkandung dalam keadaan
demikian hanyalah penyembelihan korban yang berlangsung di Mina sebagaimana
dimaksudkan pada Ayat 2/200, 22/34, 22/36, dan 22/37. Pada semua Ayat Suci itu tidak
terdapat tanda yang menunjukkan pelontaran jamrah, walaupun demikian kita pulangkan
pada kebijaksanaan para ahli hukum Islam yang kini telah membentuk persatuan bertaraf
internasional di muka Bumi.
Dari segi perbuatan yang berlaku pada pelontaran jamrah itu, yang kita lihat
hanyalah pekerjaan melontar tugu-tugu batu yang tidak berarti, tidak mengandung maksud
dan hikmah positif. Demikian pula yang berlaku pada perbuatan anggota jemaah Hajji
sewaktu menciumi Hajar Aswad yang ada di dinding Ka'bah. Mungkin orang mempunyai
alasan lain dengan berbagai keterangan membenarkan perbuatan tersebut tetapi nyatalah
kedua alasannya tanpa dalil Alquran dan hanya disebabkan kepatuhan pada tradisi yang
Secara terang dinyatakan hahwa Ibrahim menjadi teladan yang baik bagi manusia ramai
terutama bagi umat Islam, yaitu contoh terpuji mengenai sikap hidup terutama mengenai
MAKKAH DAN IBADAH HAJJI/SU/APRIL 2016 75
hubungan pergaulan di dunia kini. Dan sikapnya dalam mematuhi perintah ALLAH
walaupun tampaknya bertentangan dengan kepentingan pribadi, nyata telah menggugah
perhatian para penyelidik. Sikapnya demikian itu dan pengorbanan yang telah
dilaksanakannya dinyatakan ALLAH sebagai hal yang harus membekas pada masyarakat
manusia sesudahnya.
Ibrahim telah bersedia mengorbankan anak kesayangannya untuk kepentingan
perintah ALLAH. Sikap demikian sangat dihargai, lalu ALLAH mengganti dengan
pengorbanan seekor ternak, maka jiwa pengorbanan yang berlaku pada setiap musim Hajji
bukanlah hanya sekedar menyembelih hewan untuk dibagi-bagikan kepada fakir miskin,
tetapi juga hendaklah dengan pengertian tentang kepatuhan dan kecintaan pada ALLAH.
Bahwa seorang Mukmin bersedia menekan berbagai perasaan hati dan siap mengorbankan
segala apapun, bukan saja harta benda, pangkat atau semua kelengkapan hidup, tetapi juga
jiwa raga asal saja untuk hukum dan perintatrih ALLAH yang dipujanya.
Ditinjau dari segi kebutuhan kelengkapan pangan pada sejumlah besar penduduk
Bumi, maka penyembelihan korban pada musim Hajji sesungguhnya memegang peranan
penting jika dilakukan secara sempurna menurut hukum yang ditentukan ALLAH. Mereka
yang kekurangan itu perlu diberi makan dengan kalori dan gizi secukupnya. Membiarkan
mereka selalu dalam kekurangan berarti memutuskan rantai hubungan sosial dalam
masyarakat umum yang seharusnya diperkuat. Manusia dalam masa hidupnya harus saling
membantu karena tiada suatu golongan yang mungkin selamat tanpa kerjasama dengan
golongan lain. Setiap diri akan berguna dan memberi keuntungan pada masyarakat ramai,
hanya sistem hidup masyarakat itu juga yang menentukan apakah diri itu konstruktif atau
destruktif.
Orang diperintah menyembelih korban sewaktu melakukan ibadah Hajji, begitu pula
dengan rasa kepatuhan di daerah-daerah lain orang-orang Islam yang tidak pergi Hajji
melakukannya untuk dibagi-bagi kepada fakir miskin yang berdekatan. Dengan begitu
terjalinlah harmoni yang baik dalam pergaulan sehari-hari di muka Bumi. Maka dalam
ibadah tersebut terkandunglah hikmah yang antara lain sebagai berikut:
1. Bahwa para peternak harus lebih giat melipatgandakan produksinya, dan sistem
perternakan hendaklah ditingkatkan menurut kesanggupan untuk kelestarian hidup
manusia ramai. Jika kewajiban berkorban dengan menyembelih ternak sebagai telah
ditentukan pada jemaah Hajji dapat terlaksana menurut mestinya, dan jika ibadah Hajji
itu sendiri nantinya telah difahami dan dilaksanakan oleh yang berkesanggupan dalam
kalangan orang-orang Islam yang semakin meningkat jumlahnya, maka daging korban
Pada Ayat 22/28 dan 22/36 terdapat istilah yang artnya "fakir-fakir yang sengsara" dan
"yang minta-minta dan yang kekurangan” yang sebenarnya adalah penduduk negeri lain
yang kebetulan wakrtu itu kekurangan pangan disebabkan oleh beberapa hal. Namun
bukanlah yang dimaksudkan itu penduduk Makkah atau orang-orang yang waktu itu berada
di Mina karena terbukti pada awal abad ke-15 Hijriah, orang-orang yang herada dl Makkah
dan di daerah sekitarnya sudah tergolong mampu dan berkecukupan, orang-orang ini boleh
memakan daging korban tersebut tetapi hendaklan fakir-fakir yang membutuhkan lebih
diutamakan.
H. Memotong Rambut
Setelah jemaah Hajji menunaikan tugasnya yaitu tawaf keliling Ka'bah, sa'i atau tawaf
antara Shafa dan Marwah, ukuf di Arafah, berombongan ke Mina dan menyembelih
korban, mereka lalu memotong rambut sebagai dimaksudkan pada Ayat 2/196. Orang yang
tidak dapat melakukannya karena sakit atau ada gangguan di kepalanya, haruslah
menggantinya dengan berpuasa atau bersedekah ataupun ibadah lainnya.
Ingatlah bahwa pemotongan rambut itu harus dilakukan setelah korban benar-benar
telah sampai pada tempatnya disembelih, dan kewajiban itu berlaku pada setiap jemaah
Hajji lelaki atau perempuan tanpa kecuali. Tetapi berapa banyaknya atau panjang pendek
rambut yang dipotong diserahkan kepada orang itu sendiri. Hal ini disebut orang dengan
tahallul, paling sedikit tiga helai rambut.
Sebenarnya Ayat 2/196 menyebutkan HALAQA berarti MENCUKUR sebagaimana
juga termuat pada Ayat 48/27, tetapi mengingat perintah bercukur tersebut ditujukan
kepada setiap jemaah Hajji lelaki ataupun perempuan,tentulah maksudnya memotong
rambut, seperlunya pada perempuan atau sebaiknya cukur habis pada lelaki.
Ada beberapa hal yang hendak dibicarakan mengenai tahallul yang diwajibkan bagi
jemaah Hajji. Mungkin selama ini kewajiban itu dianggap orang sebagai kemestian tanpa
maksud tertentu lalu melakukannya berdasarkan iman dan kepatuhan saja, tetapi jika
diperhatikan dengan seksama, sesuai dengan semua ketentuan hukum ALLAH
mengandung faedah dan hikmah bagi manusia ramai, demikian pula keadaan hukum
tentang memotong atau mencukur rambut di Mina tersebut:
Wahyu terakhir:
ة
ق ق خنُ س ل منُ ل لل ل سغليِ لرس الل مهس ب سهس لوُال ل ق ماَ أ قه س م زيرس وُل ل خنُ س م ال ل س ح ق م وُلل ل ل ة لوُالد م ق ميِ لت ل قم ال ل ل ت ع لل ليِ لك ق ق م ل حلر ل ق
ل م م ل
ماَ أك ل ل ل ق ل
ح ع للى ماَ ذ قب س ل م وُل ل ماَ ذ لكيِ لت ق ل سب قعق إ سل ل ل ال م ة وُل ل ح ق طيِ لة لوُالنُ م س مت للرد لي ل ق مولقوذ لة ق لوُال ق لوُال ل
من ن كل ل م ل ق ل ل سموا باَلل ل النُصب وُ ل
فقروُا س ل ذي
س ل ا س
ل س ئل ي م
ل ل ول ِي ل ا ق
ل ر س س ف م
ل ك س ل ى ذ س م ل ز
ل ق س س ل قل ت س
ل ل ت أن ز ق س ل
ق ل ل ق ق ل ل ل ل ل ل
م
ت ع لليِ لك ل م ق م لم وُلأت ل ل م سدينُ لك ل ت لك ل مل ق م أك ل ن اليِ لول ل شو ل س خ ل م لوُا ل شولهق ل خ ل م فل ت ل ل ل سدينُ سك ق ل
جاَن س ءْ ل صةءْ غ ليِ للر ق ضط قمر سفيِ ل م سديننُاَ فل ل سلل ل م الل س ل ت ل لك ق ق
ْف ل سث لم ء مت ل ل م ل خ لم ل نا ل م س ضيِ ق مستيِ وُللر س ن سعل ل
٣﴿ م حيِ ر فورر مر س هغ ق ل م
ن الل ل ﴾فإ س م ل
5/3. ........ Hari ini AKU sempurnakan bagimu agamamu dan AKU cukupkan atasmu
nikmat-KU dan AKU redhai bagimu Islam itu selaku agama...
ALLAH telah memulai Firman yang diturunkan kepada Nabi Muhammmad s.a.w. dengan
pernyataan mengajar manusia agar memakai pena untuk tulis baca. Membaca yaitu
memperhatikan seluruh ciptaan ALLAI di semesta raya, yang terlihat, terdengar, dan yang
terasa sebagai ketetapan-NYA, juga memperhatikan semua Ayat Alquran yang berfungsi
menerangkan keadaan yang berlaku di jagat raya tadi. Sedangkan menulis berarti
mencurahkai ilmu pengetahuan yang diperdapat dari ketentuan ALLAH untuk kepentingan
masyarakat lingkungan berbentuk perbuatan, ucapan, dan tulisan, dengan nama akan
terwujud pengertian tentang kebesaran dan kemuliaan ALLAH.
Bab IV
TUNTUTAN MANASIK HAJJI DAN PENGALAMAN
Manasik Hajji ialah cara pelaksanaan ibadah Hajji, untuk ini semua anggota jemaah Hajji
sengaja dikumpulkan pada suatu teMpat di mana mereka diberi keterangan selengkapnya
MAKKAH DAN IBADAH HAJJI/SU/APRIL 2016 85
bahkan dilatih melakukan tawaf keliling Ka'bah, sa'i antara Shafa dan Manwah, dan
melontar jamrah di Mina. Tuntunan manasik begini memang sangat diperlukan karena
disadari bahwa bukan semua jemaah Hajji terdiri dari orang-orang cerdas dan
berpengetahuan luas. Tambahan lagi dengan manasik tersebut dapat diketahui siapa di
antara mereka yang tidak sehat fisik dan rohani. Memang setiapnya telah diperiksa dokter
yang kemudiannya memberikan surat keterangan tanda sehat, tetapi dengan latihan
manasik tadi kesehatan mereka lebih nyata hingga nanti sewaktu melakukan ibadah
sebenarnya tidak terdapat hal-hal yang menyulitkan.
Tuntunan manasik demikian berlaku pada daerah-daerah yang ditentukan
pemerintah, yang dalam hal ini tentunya Departemen Agama, terhadap calon-calon jemaah
Hajji yang telah melunaskan pembayaran ongkos Hajji-nya menurut saluran tertentu. Di
Indonesia Departemen Agama itu sengaja menerbitkan tiga macam buku yang masing-
masingnya bernama:
1 Tuntunan Ibadah Hajji (Manasik).
2. Petunjuk Perjalanan Hajji lndonesia.
3. Sejarah Tempat Ziarah di Tanah Suci.
Sementara itu Kantor Perwakilannya di Propinsi juga menerbitkan buku yang isinya
berupa tuntunan ibadah Hajji sebagai kesimpulan-kesimpulan dari ketiga buku di atas tadi.
Masing-masing buku itu diberikan kepada setiap calon Hajji untuk dipelajari dan difahami.
Tuntunan manasik demikian berlaku juga bagi jemaah Hajji negara lain. terbukti dengan
sibuknya mereka membacakan lembaran-lembaran berisikan doa dan kalimat suci sewaktu
tawaf dan sa'i dalam Masjidil Haraam di Makkah.
Bagian terpenting dari buku-buku tadi perlu kita kutipkan di sini untuk sama
diketahui dan dipikirkan. yaitu buku Tuntunan Ibadah Hajji bab I Penjelasan Umum
halaman 11, anrara lain sebagai berikut:
A. l. Ibadah Hajji:
a. Hajji ialah berkunjung ke Baitullah (Ka'bah) untuk melakukan tawaf, sa'i, ukuf di
Arafah dan amalan manasik lainnya, di dalam masa tertentu.
b. Hukum ibadah Hajji itu ada dua macam:
1) Hajji wajib yaitu yang dikerjakan pertama kali dan hanya sekali seumur hidup.
2) Hajji sunat yaitu yang dikerjakan pada kesempatan selanjutnya.
2. Ibadah Umrah:
a. Umrah ialah berkunjung ke Baitullah untuk tawaf dan sa'i dengan cara tertentu.
b. Umrah itu ada dua macam:
l) Umrah yang dikerjakan sewaktu-waktu.
Bila syarat di atas tidak terpenuhi maka gugurlah kewajiban melakukan Hajji atau
Umrah bagi seseorang.
Rukun Hajji atau rukun Umrah ialah ketentuan-ketentuan pelaksanaan ibadah
Hajji/Umrah yang apabila salah satu rukun diatas ditinggalkan, maka ibadah Hajji atau
Umrah itu tidak sah.
Wajib Hajji atau wajib Umrah adalah ketentuan yang bilamana dilanggar, maka
ibadah Hajji/Umrah itu sah juga tetapi harus membayar dam (denda).
C. Keterangan Lain-lain:
1. Istitha'ah. Pengertian umum tentang istitha'ah ialah mampu, yaitu mampu melakukan
ibadah Hajji/Umrah ditinjau dari:
MAKKAH DAN IBADAH HAJJI/SU/APRIL 2016 87
a. Jasmani:
Tidak terlalu tua, agar tidak sulit melakukan ibadah Hajji/Umrah.
Tidak sakit lumpuh.
Tidak dalam keadaan sakit yang diperkirakan sukar untuk sembuh.
b. Rohani:
Mengetahui hukum dan manasik Hajji Umrah.
Berakal sehat dan memiliki kesiapan mental untuk melakukan ibadah Hajji Umrah
denqan perjalanan jauh.
c. Ekononti:
Mampu membayar ongkos naik Hajji (ONH) dengan uang bukan hasil penjualan tanah,
sawah, perusahaan yang kesemuanya menjadi satu-satunya sumber kehidupan.
Memiliki biaya hidup bagi keluarga yang menjadi tanggungannya meliputi sandang,
pangan, dan papan.
d. Keamanan:
Aman di dalam perjalanan dan di dalam pelaksanaan ibadah Hajji/Umrah.
Keamanan bagi keluarga dan harta benda yang ditinggalkan selama melakukan ibadah
Hajji/Umrah.
2. Miqat:
a. Miqat Zamani, yaitu ketentuan batas waktu untuk mengerjakan Hajji dari tanggal 1
Syawal sampai dengan tanggal puluhan pertama bulan Zulhijjah.
b. Miqat Makani, yaitu ketentuan batas tempat mulai berniat ihram.
1) Bagi jemaah Hajji dengan kapal laut yang akan langsung ke Makkah, maka miqat
makani mereka dari arah Yalamlam sedangkan yang dengan kapal udara dari arah
Qarnul Manazil, atau kedua-duanya dapat mengambil miqat makani dari Jeddah
saja.
2) Kalau jemaah ke Madinah lebih dulu, maka miqat makaninya ialah dari Bir Ali,
yaitu suatu tempat yang dilalui dari Madinah menuju Makkah.
3. Ihram.
Yaitu niat memasuki ibadah Hajji atau Umrah dengan berpakaian, cara, dan larangan
tertentu.
a. Pakaian Ihram:
1. Bagi lelaki, dengan dua helai kain tidak bertangkup, disunatkan berwarna putih.
2. Bagi perempuan, dengan pakaian yang menutup seruruh tubuh kecuali muka dan kedua
telapak tangannya.
b. Cara berihram:
D. Diagram pelaksanaan Hajji Tamattu' bagi yang tiba di Jeddah sebelum 25 Zulkaedah:
I. Di Jeddah:
1. Bermalan di Madinatul Hujjaj.
2. Berangkat menuju kota Makkah.
II. Di Madinah:
1. Shalat 40 waktu di Masjid Nabawi dan ziarah ke tempat bersejarah.
2. Memotong kuku/rambut.
3. Mandi/berwudu'.
4. Memakai wangi-wangian.
5. Bersisir dengan rapih.
E. Diagram pelaksanaan Hajji Tamattu' bagi yang tiba di Jeddah sesudah tanggal 25
Zulkaedah:
I. Di Jeddah:
1. Menginap/istirahat di Madinatul Hujjaj.
2. Memotong kuku/rambut.
3. Mandi/wudu'.
4. Memakai wangi-wangian.
5. Bersisir dengan rapi.
6. Memakai pakaian ihram.
7. Niat ihram untuk Umrah.
8. Berangkat menuju Makkah dengan memperbanyak bacaan talbiyah.
II. III.lV, dan V bersamaan dengan alinea D kolom IV, V. VI, dan VII.
VI. Di Makkah:
1. Tawaf ifadah dan sa'i bagi yang belum mengerjakan.
2. Hari terakhir sebelum meninggalkan Makkah. melakukan tawaf wada'.
3. Berangkat menuju Madinah.
VII.Di Madinah:
1. Istirahat di rumah Muzawwir.
2. Shalat 40 waktu di Masjid Nabawi, dan ziarah ke tempat-tempat bersejarah.
3. Ziarah wada, (perpisahan) dan bersiap-siap pergi ke Jeddah untuk kembali ke tanah
air.
Banyak sekali hal yang hendak kita bicarakan mengenai manasik dan pengalaman, tetapi
sebelum itu ada hal yang sering terdengar dalam masyarakat umum yaitu mengenai
keadaan haid pada perempuan yang pergi menunaikan ibadah Hajji, dan hukumnya bagi
orang-orang yang memakai kesempatan berdagang selama melakukan ibadan Hajji. Kedua
hal ini nyata tidak ditemui penyelesaiannya dalam buku manasik Hajji.
Sebenarnya keadaan haid, yang berlaku pada perempuan sewaktu melakukan ibadah
Hajji, tidaklah membatalkan ibadahnya, tetapi selama waktu haid itu tidak boleh
melakukan Shalat, begitu pula tidak melakukan tawaf dan sa'i sebagaimana keadaannya
Alinea B menerangkan Syarat, Rukun dan Wajib Hajji, tetapi tidak menyebutkan
kurban sebagai rukun atau kewajiban pelaksanaan ibadah Hajji. Sementara itu pada alinea
D kolom VII no. 3 dicantumkan tulisan memotong dam/kurban. Maka di sini timbul
pertanyaan tentang kurban yang dipotong, atau dam itu sendiri yang dimaksudkan dengan
korban. Hal ini tampaknya berupa soal kecil saja tetapi sangat mengelirukan dan
meresahkan hati para jemaah Hajji, terutama yang melakukan Hajji Ifrad. Mereka
Apakah yang dimaksud dengan kurban adalah dam atau denda yang tercantum pada
alinea C no. 4 dalam buku itu? Rasanya kedua istilah itu tidak mengandung maksud yang
bersamaan karenanya, antra kedua istilah itu terdapat perbedaan. Dalam Alquran istilih
DAM berarti DARAH, jadi kalau dikatakan orang harus memhayar dam maka itu berarti
membayarkan darah. Semenrara itu istilah QURBAN berarti penyerahan sesuatu diberikan
secara sukarela kepada sesuatu yang dirmuliakan. Kedua istilah itu baik DAM maupun
QURBAN tidak pernah mengandung arti "denda".
Sekiranya semua jemaah Hajji melakukan Hajji Ifrad maka jadilah sesuatu yang
mencengangkan bahwa di Mina tiada lagi orang-orang menyembelih hewan untuk kurban
atau untuk pembayar denda, ketika itu percumalah terowongan besar yang diperuntukkan
buat penyembelihan ternak di Mina, dan terpaksalah fakir miskin yang digembirakan
ALLAH pada beberapa Ayat suci dalam Alquran dengan pemberian daging ternak kurban,
berhampa tangan dan lalu berusaha mencari rizki di tempat lain, padahal ALLAH
menyebutkan secara nyata bahwa dalam musim Hajji ada daging ternak selaku HADYU
atau BUDNU yang dibagikan kepada fakir miskin, sebagai tercantum pada Ayat 2/196,
5/97, 48/25, dan 22/28, 22/34, 22/36. Jadi menurut ketentuan Ayat-ayat Suci itu nyatalah
semua anggota jemaah Hajji wajib menyerahkan ternak untuk dikorbankan, dan kewajiban
itu tanpa kecuali, rnaka rukun Hajji yang tercantum pada alinea B tadi harus ditambah
dengan penyerahan ternak untuk dikurbankan, seperlunya hal ini dibicarakan pada Bab III
alinea G dan Bab V dalam buku ini.
Pada alinea C no. 3 sub c dalam buku Tuntunan Manasik Hajji tadi dinyatakan
bahwa setiap anggota jemaah Hajji selama memakai pakaian ihram dilarang memburu,
membunuh atau mengganggu binatang dengan cara apapun, dan pada alinea C itu juga no.
4 dinyatakan bahwa orang yang melanggar larangan itu wajib membayar dam berupa
penyembelihan hewan persamaannya. Jika dia tidak mampu maka dia wajib puasa atau
memberikan makanan seharga hewan tersebut.
Rasanya ketentuan itu didasarkan pada Ayat Suci yang maksudnya sebagai beriku:
ل ل
جلزارء دا فل ل م ن مت لعل ل
كم ز منُ ق ه س من قلت لل ل ق م وُل ل حقر ر م ق صيِ لد ل وُلأنت ق ل قت ققلوا ال م مقنُوا لل ت ل ل نآ ل ذي للياَ أي زلهاَ ال م س
ل
م هلد لنياَ لباَل سغل ال لك لعلب لةس أوُل ك ل م
فاَلرة ر منُك ق ل ل ل ْم ب سهس ذ للوُا ع لد ل ء حك ق ق ن النُ معلم س ي ل ل م لل س ماَ قلت ل ل
ل ل مث ل ق ل
ف ل
سل ل م ل ل ق ل ل ل ق ل ل
ماَ ل ق م ل ع ه ل ال َفا
ل ل ع س ه ر
ل سم أ ل َبا
ل ل ُو ل ق ُذو ل ِي ل َما
ن َيِا
ل ص
س ك س ل ى ذ ل ل د ل ع ُو
ل ل أ ن ِكي
س َسال م
ل مق َعا
ل ط
٩٥﴿ ْقاَم ء ذوُ انت س ل زيرز ق ه عل س ه لوُالل م ق منُ ل ق ه س م الل م ق ق قعاَد ل فلليِنُت ل س ن ل م ل﴾وُل ل
Jadi bukanlah HURUM dalam Ayat-ayat Suci itu berarti memakai pakaian ihram di
Makkah, namun pakaian ihram berwarna putih demikian sangat baik untuk kebersihan,
keserasian dan hubungan sederajat, dalam pergaulan ratusan ribu orang dari berbagai
bangsa. Berpakaian ihram demikian adalah tradisi yang sangat baik, tetapi tidak pernah kita
temukan dasarnya dalam Ayat-ayat Alquran, apalagi menjadi rukun Hajji dan Umrah.
Yang menjadi persoalan dalam hal ini ialah kenapa jemaah yang sampai di Jeddah
sebelum tanggal 25 Zulkaedah tidak langsung dibawa ke Makkah untuk tawaf dan sa'i di
Masjidil Haraam, dan kenapa mereka dibawa lebih dulu ke Madinah di mana mereka harus
bermukim minimal 8 hari? Jarak Jeddah Makkah hanya beberapa puluh kilometer saja
sedangkan jarak Jeddah - Madinah ratusan kilometer. Tidakkah lebih baik jemaah itu
dibawa ke Makkah pertama kalinya sebelum dibawa ke mana-mana? Dan bukanlah tujuan
mereka ialah Makkah sebagai yang diutamakan ALLAH pada Ayat 3/97, 22/33 dan
beberapa Ayat Suci lainnya?
Maka di sini kita mengemukakan anjuran kepada para Ahli hukum Islam dan kepada
semua panitia pelaksanaan Hajji agar jemaah Hajji yang sampai di Saudi Arabia lebih dulu
dibawa ke Makkah memasuki Masjidil Haraam untuk beribadah, bukan dibawa ke
Madinah. Cara begini lebih logis dan sesuai dengan maksud ketentuan hukum ALLAH,
mendahulukan yang lebih penting daripada yang lainnya, medahulukan yang wajib
daripada yang tidak wajib. Cara begini juga dapat memperkuat keyakinan jemaah Hajji
hahwa Makkah negeri paling utama, bukan Madinah, bahwa Makkah adalah Kota Suci
Islam bukan Madinah dan bukan kota lain, dan bahwa kebesaran Islam berpusat di Mekkah
bukan di tempat lainnya.
Dalam kota Makkah tiada kita dapati adanya tanda-tanda yang mengkultusindividukan
Muhammad, begitupun Khalifah-khalifah Islam serta pahlawan-pahlawan Islam lainnya.
Hanya ALLAH saja yang harus dipuja disembah tanpa serikat selaku Pencipta, Pengatur,
dan Pengawas segala yang ada.
Dalam daerah kota Makkah tidak pernah kelihatan sesuatu yang berbentuk gambar
patung atau patung sahabat Nabi, apalagi gambar dan patung Muhammad sendiri. Hal ini
nyata menjadi sikap pemerintah Saudi Arabia sesuai dengan ajaran Islam untuk
menjauhkan manusia ramai dari kekeliruan dan anggapan yang menyesatkan.
Di Makkah juga jarang sekali kita lihat adanya diispensary atau toko obat untuk
umum, maka orang sakit atau yang membutuhkan obat, dapat berurusan langsung dengan
dokter di hospital tertentu. Hal ini tentunya dimaksudkan agar penduduk dapat menerima
pelayanan pengobatan langsung dari ahlinya dengan ilmu serta bahan yang cocok cukup
tersedia, agar obat-obat tidak dijadikan obyek mata pencaharian, dan agar pemakai obat
tidak salah pasang memakai obatnya Namun pelayanan pengobatan diberikan kepada yang
memerlukan tanpa pungut bayaran. Semua team kesehatan mendapat gaji cukup dari
pemerintah, dan semua alat bersama obat-obatan disediakan dengan pembiayaan negara
tentang mana tidak perlu dipungut bayaran lagi dari si sakit.
Di Makkah juga terdapat berbagai sekolah di mana setiap siswa dapat belajar dengan
semangat penuh dan memakai alat-alat yang cukup tersedia, semuanya tanpa memberikan
bayaran dalam bentuk apapun. Tentunya hal ini dimaksudkan agar generasi muda dari
segala golongan masyarakat dapat belajar tekun tanpa tekanan perasaan dan ekonomi demi
untuk ketinggian martabat bangsa di masa depan. Memang semua perongkosan sekolah
dan pelajaran adalah menjadi tanggungan keuangan negara, termasuk gaji guru-guru,
tentang mana para murid dan mahasiswa tidak perlu memberikan uang.
Di Makkah juga kita lihat adanya televisi menyiarkan berbagai adegan untuk umum,
tetapi sekian jauh, tidak pernah kelihatan acara berbentuk tari menari apalagi yang
berbentuk porno dan pergaulan bebas antara lelaki dan perempuan. Dalam hal ini tampak
aktivitas pemerintah Saudi Arabia dalam bidang kebudayaan bangsa hingga acara-acara
TV benar-benar dapat disesuaikan dengan ajaran agama yang dihayati masyarakat umum,
hingga dengan begitu dapat dijamin tertib umum dan susila masyarakat terjauh dari
kenakalan remaja dan ide asing tidak tentu arah. Penyiaran TV itupun adalah dengan
Kita berpendapat bahwa sebagian besar dari 343 orang yang hilang itu adalah orang-
orang yang mendapat kecelakaan di Mina, bukan di Arafah, Madinah atau di Makkah.
(Agar diperhatikan bahwa banyak visa hajji dipakai untuk jadi pembantu di Saudi Arabia)
Di Arafah, jemaah Hajji hanya menginap satu malam. Di sana mereka tidak berdesak-
desak yang mungkin menimbulkan kematian, dan mereka hanya melakukan Shalat dan
zikir atau membaca Alquran dengan tertib di lingkungan kemah tertentu. Jika ada yang
sakit atau meninggal dunia, tentulah semuanya telah diurus dengan baik dan telah masuk
catatan.
Di Madinah dan di Makkah, jemaah Hajji sering juga hilang dari kelompoknya, tetapi
karena mereka dalam kota yang aman, maka setiap orang itu sempat kembali dengan
pertolongan orang lain ke tempat kelompok masing-masingnya. Dan jika ada jemaah yang
meninggal dunia tentulah segera diketahui identitasnya lalu dikuburkan dan dicatat sebagai
orans yang telah mati.
Maka hanyalah di Mina keadaan jemaah begitu sulit. Semuanya harus pergi melontar
jamrah dalam keadaan berdesak-desak. Kalau ada kartu pengenal yang disisipkan di dada,
mungkin saja kartu itu tergeser dan yang jatuh kemudian hilang tak sempat diambil lagi.
Dalam pada itu pada tanggal 12 Zulhijjah sesudah Shalat Zuhur mereka yang bernafar awal
segera pergi melontar pada tiga jamrah dalam suasana yang sangat riuh dan harus segera
pula meninggalkan Mina sebelum Surya terbenam di barat, dan malamnya harus sampai di
Makkah. Demikian pula bagi mereka yang bernafar tsani pada tanggal 13 besoknya.
Karenanya, di Mina itulah rasanya sebagian besar dari 343 orang yang hilang tadi
telah meninggal dunia. Di sana mereka mendapat kecelakaan tanpa pertolongan dengan
tubuh yang tak dapat dikenal lagi sementara orang-orang lain terburu-buru, berdesak
berebut, mencari kendaraan untuk menuju Makkah setelah letih lemas dihantam panas
Surya dan dorongan manusia ramai selama waktu melontar jamrah. Mengenai inilah
kepada fihak yang berwenang di Mina kita usulkan agar sudi memperhetikan dan
mengadakan perbaikan secara bijaksana untuk keselamatan jemaah Hajji pada tahun-tahun
mendatang.
Perbaikan tentang pelaksanaan ibadah Hajji di Mina perlu sekali dan sangat mendesak
karena: Ingatlah bahwa pada abad ke-15 Hijriah ini diperkirakan jumlah jemaah yang
datans ke Makkah akan semakin meningkat. Jika suasana pelontaran jamrah di Mina tidak
diperbaiki maka jumlah korban yang akan berjatuhan tentulah jadi semakin banyak.
Bab V
ALQURAN TENTANG HAJJI DAN UMRAH
Banyak sekali hal yang patut dikerjakan dan memang telah sering dilaksanakan orang,
namun semuanya tidaklah termasuk bid'ah walaupun tidak pernah dilakukan Nabi
Muhammad s.a.w. dulunya. Jadi yang dikatakan perbuatan bid'ah ialah suatu ibadah yang
diwajibkan, dibolehkan, ataupun yang disunatkan tetapi bertantangan dengan hukum
ALLAH dalam Alquran. Misalnnya, ialah bid'ah hukum yang menyatakan lotre halal,
padahal dia termasuk judi yang dilarang ALLAH pada Ayat 2/219, 5/90, dan 5/91. Dan
adalah bid'ah hukum yang mengatakan renten bank halal, padahal dia termasuk riba yang
dinyatakan ALLAH pada Ayat 2/276. 3/130, 4/161 dan 30/39.
Juga adalah bid'ah ketentuan hukum atau anggapan orang yang menyatakan semua
ibadah harus benar-benrar sesuai dengan apa yang dilakukan Nabi dulunya, yaitu
menunaikan ibadah Hajji harus di waktu berumur 63 tahun dan melakukan Sharat di waktu
berumur 40 tahun, begitupun datang ke Makkah untuk Hajji harus dari jurusan Madinah
dengan menaiki unta atau jalan kaki. Padahal ALLAH memerintahkan manusia dari segala
tingkat umur yang berkesanggupan untuk ibadah Hajji, termuat pada Ayat 3/97 dari
manapun datangnya dan dengan kendaraan apapun, tercantum pada Ayat 22/27, seterusnya
melakukan Shalat pada segala umur menurut Ayat2/21.
Nyatalah ada kejadian pada masyarakat ramai bahwa mereka dalam ibadahnya mengikuti
hukum thagut yaitu hukum di luar Alquran, dan mereka masih menyatakan beriman seperti
tercantum pada Ayat 4/60. Mereka digolongkan pada orang-orang fasik dan zalim menurut
Ayat 5/45 dan 5/47. Maka untuk menempatkan diri pada keredhaan ALLAH bagi
kelestarian dan keamanan hidup, hendaklah kita benar-benar mengikuti hukum ALLAH
yang termuat dalam Alquran seperti dimaksudkan Ayat 6/153 dan 7/3. Kita tidak
dibolehkin mengikuti hukum lain agar tidak terpecah belah dan agar tidak termasuk fasik
atau zalim.
Karena ibadah Hajji hanya dapat dilaksanakan di Makkah di mana orang-orang Arab
berkuasa, dan pada umumnya tradisi mengenai ibadah berasal dari mereka sebagai terbukti
Kedua Ayat Suci yang artinya kita kutipkan di atas ini memberikan kesan bahwa memang
tradisi ibadah Hajji yang berlaku sampai kini banyak sedikitnya tidak sesuai dengan hukum
ALLAH, karenanya tradisi itu harus disesuaikan dengan Ayat-ayat Suci dalam Alquran.
Sementara itu keterangan yang menyatakan ibadah Hajji adalah rukun kelima dalam Islam
dan orang telah sempurna Islamnya sesudah selesai melaksanakan Hajji, sebenarnya harus
diperbaiki menurut Ayat 9/19 bahwa orang-orang yang berjuang pada garis hukum
ALLAH hahkan lebih tinggi derajatnya selaku orang-orang bahagia dinyatakan ALLAH
pada Ayat 9/20.
"Siqaayatul Hajji" bukanlah berarti memberi minum orang yang melakukan Hajji
sebagaimana biasanya diartikan orang, tetapi perencanaan atau rencana bagi para Hajji.
Siqaayah demikian juga tercantum pada Ayat 12/70 di mana dinyatakan bahwa Nabi Yusuf
melakukan suatu perencanaan pada karung adiknya untuk dapat menahan adiknya agar
tinggal bersamanya. Rencana itu berupa memasukkan gantang ke dalam karung tersebut
dan dikatakan dicuri atau kehilangan pada Ayat 12/72.
Begitu pula istilah "Imaarah” bukanlah berarti "memelihara" tetapi "meramaikan"
yaitu meramaikan Masjidil Haraam. Sehubungan dengan istilah itu ialah "Amara"
tercanum pada Ayat 9/17, 9/18, 30/9, dan "Umrah" pada Ayat 2/196. serta "Ttamara" pada
MAKKAH DAN IBADAH HAJJI/SU/APRIL 2016 112
Ayat 2/158. Masing-masingnya berarti upacara meramaikan dan sama meramaikan. Jadi
yang dimaksud ALLAH pada Ayat 9/19 ialah meramaikan Masjidil Haraam, maka
melakukan Umrah ialah meramaikan Masjidil Haraam itu, bukan Umrah seperti anggapan
orang selama ini yang menamakannya sebagai Hajji kecil dilakukan dengan miqat makani
berpakaian ihram dua helai kain putih dimulai dari Bir Ali atau Tan'im.
Jadi yang dimaksud dengan Umrah atau 'Imaratul Masjidil Haraam ialah
meramaikan tempat suci itu dengan melakukan Shalat, Tawaf, Sa'i, dan zikir atau membaca
Ayat-ayat Alquran. Lebih jelas untuk persoalan ini. baiklah kita kutipkan pula maksud
beberapa Ayar Suci; begitupun yang menyangkut ibadah Hajji. dan bulan-bulan Haraam:
َصملى وُلع لهسد للنا ل ملثاَب ل ن ل
م ل م ق هيِ ل قاَم س إ سب للرا س م ل من م ذوُا س خ ق مننُاَ لوُات م س س وُلأ ل ة لل م لنُاَ س ت ل جعلل للنُاَ ال لب ليِ ل ل وُلإ سذ ل ل
﴿ جود س س ال ع م ك ر وُال ن ِفي ك َعا ل ل وُا ن ِفي ئ َطا م لل ِي ت ِي ب را ه ل ط أن ل ل ِعي
ى إس ل ل س ل ل س ل ل س
َما س إ ُو م ِهي را ب ل
ز ق سس ل ل ل سس ل ل ز س ل ل للس ل س إ سل ى
١٢٥﴾
2/125. Dan ketika KAMI judikan Rumah itu sumber ilmu bagi manusia dan keamanan,
dan adakanlah dari kebesaran Ibrahim itu jadi Mushalla. Dan KAMI tegaskan
kepada Ibrahim dan Ismail, agar: "Sucikanlah Rumah-KU itu bagi orang-orang
yang tawaf dan orang-orang yang ukuf serta ruku' sujud.
ل ل ل
ح ع لليِ لهس أن جلنُاَ ل ملر فللل ق ت أوُس اع لت ل ل ج ال لب ليِ ل ل ح م ن ل م ل شلعاَئ سرس الل مهس فل ل من ل ملروُلة ل س فاَ لوُال ل ل ص ل ن ال م إس م
١٥٨﴿ م ر ِلي
س ل ع ر ر س ك َشا ل ه
ل م ل ال ن م إ ل ف را ن ل ِي خ
ل ل ع م و ل ط ل ت من ُو
سس ل ل ل َما ه ب ف
ل م و م ط ل ي﴾
س
2/158. Bahwa Shafa dan Marw'ah termasuk syiar ALLAH, maka siapa yang menziarahi
Rumuh itu atau sama meramaikan, tiadalah kejanggalan atasnya untuk tawaf pada
keduanya. Dan siapa yang menyanggupi adalah lebih baik, bahwa ALLAH
menghargai lagi mengetahui.
س ال لب سزر ب سلأن ت لأقتوا
ل
ج وُلل ليِ ل ل ح ل س لوُال ل ل س َت سللمنُا واسقيِ ق م ل يِ ل ل هس ل ن الل له سل مةس قق ل س ك عل سأ لقلون ل ل يل ل
قوا الل لم قى وُأ لتوا ال لبيِوت من أ ل ل ل ق
ه واب سلهاَ لوُات م ق قق ل س ل ل لب ق س ل ل س م سم ل س م ى ل ق ل ت ا ن م ر ب ل ا ن ك ى ـ ل ُو َها ر هو ظ من ال لب ققيِو ل س
ت
١٨٩﴿ ن حو ل فل س ق م تق ل ق
﴾لعللك ل م ل
2/189. Mereka bertanya padamu tentang bulan baru. Katakanlah: "Dia adalah untuk
penentuan waktu bagi manusia dan Hajji...."
وُأ لت سموا ال لحج وُال لعمرة ل ل سل مه فلإ ق
قوا حل س ق ي وُللل ت ل ل س ن ال لهلد ل م ل سلر س ست ليِ ل ل ماَ ا ل م فل ل صلرت ق ل ح س نأ ل س س ل ل م ل ق ل ل ل ز
ل ن كم مريضاَ أ لوُ به أ ل ق ل ل م ل ق ق
سهس من مرأ س ل ًذى س ل س ن م س ُمنس ن ل َكا من ل ف ه
ق ل ح س م
ل ق ل ي ل د ه ل ا ل غ ل ل ب ل ي ى م ت ح ل م
ل ك س
ل ُقرقءو
ل ل ل ل ذا أ ل ل ة من ص ىيِاَم أ لوُ صدقلة أ ل
ج
ل ل ح ل ا لى إ ة ر م ع
س ق ل ل ل ل ل م ل س ق ل ل س س ل َبا ع ت م ت من ف م ت ُمن ل س إ ف ك س
ْس ل ءْ ل ل ل ءْ ل ق ق ء ن ُو ف لل ر ل ي د فل س
ذا سب لعلةءْ إ س ل ج وُل ل ح ل ل
م ث للث لةس أمياَم ءْ سفيِ ال ل ل صليِاَ ق جد ل ف ل س م يل س من ل ل م ي فل ل ن الهلد ل س ل م ل سلر س ست ليِ ل ل ماَ ا ل فل ل
ل ل ق ل ق م ل ل ل ل ل ل ل
حلرام س جد س ا ل ل س س م ل ري ال ل ض س حاَ س ه ل ن أهلل ق م ي لك ل من ل ل ة ذ ىل سك ل س ل
قوا الل مه وُاع لل لموا أ ل
مل ر م ت سلك ع لشلرة ر كاَ س جعلت ق ل لر ل
١٩٦﴿ ب س َقا
ل س ع ل ل ا ق د دي
س ش ل هل م ل ال نم ق ل ل ق م ت وُا
ل ﴾
2/196. Dan sempurnakanlah Hajji dan Umrah (meramaikan Masjidil Haraamm) untuk
ALLAH, jika kamu dalam keadaan sulit maka hendaklah yang mudah dari kurban.
Dan jangan cukur kepalamu hingga kurban itu sampai pada tempatnya tertentu.
Maka siapa yang sakit dari kamu atau ada gangguan di kepalanya, hendaklah
MAKKAH DAN IBADAH HAJJI/SU/APRIL 2016 113
berfidyah terdiri dari berpuasa atau bersedekah atau pengabdian (lainnya). Jika
kamu dalam keadaan aman, maka siapa yang melengkapi dengan umrah sampai
pada Hajji, hendaklah yang mudah dari korban, maka siapa yang tidak
mendapatkannya, hendaklah berpuasa tiga hari dalam Hajji itu dan tujuh (hari)
ketika kamu telah kembali. Itulah sepuluh (hari) yang sempurna. Yang demikian
ialah bagi siapa yang keluarganya tdak hadir pada Masjidil Haraam (bukan
penduduk Makkah). Dan insaflah pada ALLAH, dan ketahuilah bahwa ALLAH
sangat pemberi balasan.
دا ل
ل ج ل سوقل وُللل س ث وُللل فق ق ج فللل لرفل ل ح م ن ال ل ل ض سفيِهس م من فللر ل ت فل ل ماَ ر معلقلو ل شهقرر م ج أل ل ح ز ال ل ل
قولىًى خيِ للر المزاد س الت م ل ن ل دوُا فلإ س م ه وُلت للزوُم ق م
ه الل ق م ق ل
خيِ لرءْ ي لعلل ل ن ل م ل فعللوا س ق ماَ ت ل ل ج وُل ل ح ل ل
سفيِ ال ل
١٩٧﴿ ب َبا ل لل ل ل ا ِليس ُأو ق َيا ن قو ق ت وُا ﴾
ل س س ل ل م
2/197. Hajji adalah pada bulan-bulan tertertu. Siapa yang telah wajib padanya (bulan-bulan
itu) melakukan Hajji, maka tiada lagi jimak (suami istri) dan tiada kefasikan dan
tiada perbantahan dalam Hajji itu. Dan apapun yang kamu perbuat dari kebaikan.
ALLAH mengetahuinya, maka tambah-tambahlah, bahwa tambahan yang baik
ialah keinsafan, dan insaflah pada-KU wahai para penyelidik.
ق
ت لفاَذ لكقروُا ل ليِس ع لل ليِك قم جنُاَح لأن تبتقغوا فلضنل من ربك قم فلإ ل ل
ْن ع للرلفاَ ء م ل ضقتم ل ذا أفل ل ل ل م ل ل س للل ل ل ق ل ر ل ل
ن ل م
س ل ل س ه س لل ب ل ق من ل تم ق ُكن ق إن ل لسُو م ق ك دا
ل ل ه َما ق ق ل ل ك ه ُرو ق ك ل ذ وُال س ل م را ح
ل ل ل ا س ر ل ع ش ل م
ل ل ل ا ل د ُعنس ه م
ال لل
١٩٨﴿ ن ل
ضاَليِ ل ﴾ال م
2/198. Tiadalah kejanggalan atasmu untuk mencari kurnia dari TUHAN-mu, maka ketika
kamu telah berombongan dari Arafah, ingatlah ALLAH pada Musy'aril Haraam
(susunan mulia) dan ingatlah DIA sebagaimana DIA tunjukkan padamu dan
walaupun kamu sebelumya termasuk orang-orang sesat.
ل
من م ع لل ليِ لهس وُل ل ن فللل إ سث ل ل ميِ ل س ل سفيِ ي لول ل ج ل من ت لعل م ت فل ل ْدا ء دوُ ل مع ل ق ه سفيِ أمياَم ءْ م لوُاذ لك ققروُا الل م ل
ل ل ل م ل ل
٢٠٣﴿ ن شقروُ ل ح ل م إ سليِ لهس ت ق ل ق
موا أن مك ل ه لوُاع لل ق قوا الل ل ى لوُات م ق ق ى ن ات م ل م س م ع لليِ لهس ل س ل خلر فللل إ سث ل ل ﴾ت لأ م
2/203. Dan ingatlah ALLAH pada hari-hari tertentu, maka siapa yang terdahulu dua hari,
tiadalah dosa atasnya, dan siapa yang terlambat juga tiadalah dosa atasnya, yaitu
bagi orang yang insaf. Dan insaflah pada ALLAH dan ketahuilah bahwa kamu
kepada-NYA akan dikumpulkan.
٩٦﴿ ن ميِ ل دىً ل لل للعاَل ل س كاَ وُلهق ن ملباَلر ن ة ق ذي ب سب لك م ل س ل لل م س ضعل سللمنُاَ س ت وُق س ْل ب ليِ ل ء ن أ لوُم ل ﴾إ س م
3/96. Bahwa Rumah pertama yung didirikan untuk manusia (di Bumi) ialah yang di
Mukkah, diberkahi dan petunjuk buai seluruhmanusia.
ج
ح ز س س ل م ه ل خل ل ق
مننُاَ وُلل سلهس ع للى المنُاَ س نآ س كاَ ل من د ل ل م وُل ل هيِ ل
م إ سب للرا س قاَ ق م ل ت م ت ب ليِ للنُاَ ر سفيِهس آلياَ ر
٩٧﴿ ن ميِ ل ل
ن اللعاَل س ل ل م ل ل ن ل ل ﴾ال لب ليِ ل س
يِ ع ل س ه غنُ س ي ن الل ل فلر فإ س م من ك ل سسبيِل وُل ل ست لطاَع ل إ سليِ لهس ل نا ل م س ت ل
3/97. Padanya ada Ayat-ayat yang menerangkan, kebesaran, Ibrahim, dan siapa yang
memasukinya adalah aman. Dan bagi ALLAH atas manusia ialah menziarahi
Gerak edaran Bumi keliling Surya diatur ALLAH secara sangat teliti namun dapat
difahami secara logis sehubungan dengan adanya gaya tarik-menarik anrara keduanya.
Sewaktu Bumi berada pada titik Perihelion, tercatatlah tanggal 1 Muharram. Ketika itu
Surya tentunya lebih dekat dan kelihatan lebih besar hingga gelombang di lautan lebih aktif
sebab mendapat tarikan magnet lebih besar dari Surya. Keadaan demikian menyebabkan
bencana alam lebih banyak berlaku di permukaan Bumi sekitar bulan Muharram setiap
tahunnya.
Sementara itu Bumi terus juga bergerak mengitari Surya hingga berada di titik
Aphelion orbitnya. Ketiki itu tercarat tanggal 1 Rajab, dan praktis waktu itu Surya
kelihatan lebih kecil karena posisinya jauh dari Bumi, maka tarikan magnetnya begitu kecil
hingga bencana alam agak berkurang di muka Bumi di sekitar bulan Rajab jika orang sudi
memperhatikan. Namun secara astronomis waktu itu dianggap keadaan gawat bagi Bumi,
ditakuti terlepas dan bergerak ke luar dari garis orbitnya.
Tetapi ketika Bumi bergerak terus, mulailah dia melayang lebih cepat karena
mendapat tarikan yang semakin besar dari Surya. Pada bulan Zulkaedah berlakulah
keadaan gawat kembali sebab berada pada posisi yang semakin mendekati Surya. Keadaan
begitu berlaku sampai pada akhir Zulhijah waktu mana Bumi menyelesaikan satu kali
orbitnya 345 derajat keliling Surya selama satu tahun Qamariah, dan mulailah pula
penanggalan 1 Muharram untuk tahun berikutnya. Itulah sebabnya kenapa bulan
Muharram, Rajab, Zurkaedah, dan Zurhijah dinamakan empat bulan Haraam dalam Islam,
yaitu empat bulan waktu mana Bumi secara astronomis dalam keadaan gawat menurut
posisinya keliling Surya.
Kini kita ketahuilah kenapa bulan Ramadhan tidak dinamakan bulan Haraam
walaupun pada bulan itu Alquran diturunkan dulunya kepada Nabi Muhammad, 2/185, dan
pada bulan itu juga orang-orang Islam diwajibkan berpuasa. Begitu pula bulan Rabi'ul
Awal tidak dinamakan bulan Haraam walaupun pada bulan itu menurut sejarah Nabi
Muhammad di lahir ke dunia dan berpulang ke Rahmatullah. Nyatalah penamaan empat
bulan Haraam dalam penanggalan tahun Qamariah adalah sehubungan dengan hal-hal
astronomis, bukan didasarkan catatan historis dan bukan pula dogmatis.
Pada keempat bulan Haraam itu orang dilarang membunuh binatang buruan daratan,
tetapi dihalalkan baginya berburu di lautan. Juga dilarang mengadakan perang tetapi wajib,
membalas kalau diserang. Hal ini secara terang dinyatakan ALLAH pada Ayat 5/97, 9/2
dan 9/5. Sebaliknya pada keempat bulan itu orang boleh melakukan ibadah Hajji ke
Namun di Minalah tempat yang sebaiknya untuk melakukan penyembelihan ternak kurban.
Setiap orang yang menunaikan ibadah Hajji harus memberikan kurbannya di tempat itu,
tanpa kecuali, baik yang disebut Hajji Tamattu', Qiran, maupun Hajji Ifrad. Ingatlah bahwa
penyembelihan kurban adalah rukun Hajji terpenting sehubungan dengan sosial ekonomi
dunia dengan mana orang-orang yang kelaparan dapat dibantu dan digembirakan hatinya
hingga mereka yang Islam dapat bertambah imannya sedangkan oranq-orang lainnya agar
tergugah dengan kemuliaan hukum ALLAH. Hal ini dapat difahami dari maksud Ayat
22/28 dan 22/36.
Dalam pelajaran manasik Hajji, penyembelihan ternak kurban tidak termasuk rukun
Hajji, tetapi disebut dengan DAM atau denda yang wajib dibayar karena kelalaian atau
karena pelanggaran terhadap peraturan lainnya. Sementara itu orang yang melakukan Hajji
Ifrad dinyatakan tidak harus menyembelih kurban, karena mendahulukan ibadah Hajji
daripada Umrah, dengan pengertian mendahulukan yang wajib daripada yang sunat.
Dari ketentuan ALLAH yang termuat pada Ayat 2/196 dan 48/27 dapatlah diketahui bahwa
semua lelaki yang melakukan ibadah Hajji wajib bercukur, sesuai dengan kebersihan dan
kewajaran begitupun dengan tatabahasa yang dipakai dalam kedua Ayat Suci itu.
Sementara itu mereka disuruh pula memperpendek kumis dan jambang. Jadi tidaklah
cukup hanya memotong beberapa helai rambut kepala saja.
Kini kita jumpai contoh teladan yang dilakukan Nabi Muhammad dalam
melaksanakan ibadah Hajji. Begitu pentingnya mencukur rambut tersebut, maka ALLAH
sengaja memuatkannya dalam Alquran agar dilaksanakan pula oleh semua jemaah Hajji
lelaki kemudiannya, hingga Alquran memang menjadi sumber hukum yang sempurna
dalam Islam. Dalam kitab suci terkandung semua kewajiban dan larangan yang harus
dipatuhi, karenanya ALLAH menyebutkannya cukup sempurna, menerangkan seluruh
persoalan hidup, tetang mana orang dilarang mencari hukum lain. Namun sekian jauh tiada
kita dapati kewajiban melontar jamrah tercantum dalam Alquran. Demikian pula ALLAH
tidak membagi golongan Hajji menjadi Tamattu, Qiran, dan Ifrad.
Setelah selesai mencukur rambut di Mina maka jemaah Hajji bergerak menuju
Makkah untuk melakukan ukuf, tawaf, sa,i, dan Shalat dalam lingkungan Masjidil Haraam.
Hal ini dinyatakan ALLAH pada Ayat 2/125, 2/200 dan 22/33. Mereka melakukan ibadah
itu dengan rasa keinsafan pada hukum ALLAH, mengharapkan ampunan dan kurnia-NYA,
sementara menunggu hari keberangkatan ke tanah air masing-masing, waktu mana mereka
akan meninggalkan Tanah Suci yang dicintainya dan entah kapan kembali lagi.
Selama di Makkah, mereka dipanggil dengan HAJJI kepada lelaki dan kepada
perempuan Hajjah oleh penduduk Makkah dan oleh orang-orang Arab sekitarnya, karena
panggilan demikian memang wajar, berarti PENZIARAH. Jadi panggilan Hajji oleh
penduduk Makkah kepada anggota jemaah yang datang dari daerah lain memang wajar,
tetapi tidaklah wajar lagi jika panggilan itu diucapkan pula oleh orang-orang lain di daerah
iain. Karenanya kita sadarilah kenapa Muhammad, Abu Bakar Shiddiq, dan lain-lainnya
tidak pernah dipanggil Hajji oleh penduduk Madinah
Dan kita harapkan sekali semoga jemaah Hajji itu tidak tergolong lagi menjadi
Tamattu', Qiran, dan Ifrad, karena ibadah itu adalah satu macam yaitu mendatangi Ka'bah
yang ada dalam Masjidil Haraam sebagai dinyatakan ALLAH pada Ayat 3/97. Selama ini
mungkin para anggota panitia pelaksana ibadah Hajji kurang memahami maksud Ayat Suci
tersebut, tetapi pada hakekatnya mereka adalah orang-orang yang mengikuti tradisi yang
berlaku, dan takut-takut mengadakan perubahan. Tidak mau dikatakan orang fasik atau
bid'ah, dan mereka tidak ingin dikatakan pelanggar hukum agama Islam.
Kita dapat memahami bahwa perbedaan golongan Hajji yang mereka nyatakan itu
berpangkal pada Ayat 2/196 di mana terkandung dua pengertian: "menyempurnakan Hajji
dan Umrah". dan "melengkapi dengan Umrah sampai pada Hajji" Yang pertama mereka
Yang kita maksud dalam hal ini ialah bahwa jimak suami istri bukanlah dilarang
selama berpakaian ihram, tetapi semenjak jemaah Hajji itu berangkat ke Makkah dan
sampai berada kembali di tanah air. Larangan ini mungkin dilanggar oleh sementara
jemaah yang pergi ke Makkah bersuami istri, maka pelanggaran itu akan merusak ibadah
Hajji yang mereka laksanakan. Karenanya ketentuan tersebut hendaklah dijelaskan secara
tegas. Ada orang yang menyatakan larangan itu hanya berlaku pada hari-hari tertentu
selama mengerjakan ibadah Hajji di Makkah, dan sebelumnya atau kemudiannya suami
istri itu boleh melakukan jimak. Namun pendapat itu adalah keliru, karena bukankah
semenjak orang-orang itu berangkat dari rumah tangganya menuju Makkah sudah termasuk
melakukan ibadah Hajji dan sampai pada waktu mereka berada kembali di tanah airnya?
Hal ini juga dapat didasarkan pada Ayat 3/197 yang mewajibkan orang pergi Hajji ke
Makkah.
Mengenai persoalan haid, ada pula anjuran bahwa sewaktu dalam perjalanan
hendaklah perempuan memakan pil anti haid yang juga dinamakan pil Ramadhan agar
tidak mengalami masa haid selama hari-hari tertentu dan ibadah tidak terhalang.
Sebenarnya proses yang ditimbulkan pil itu belum dapat dipastikan bagi keselamatan zahir
batin, dan belum dipastikan tidak menimbulkan akibat sampingan, Alquran memberikan
hukum pada Ayat 2/222 dan 5/6 bahwa perempuan haid tidak boleh melakukan Shalat
hingga dia bersih kembali dan mandi wajib. Kemudian dia langsung melakukan Shalat
tanpa membayar Shalat yang ditinggalkannya.
Adanya empat Bulan Haraam untuk kesempatan menunaikan ibadah Hajji, baik di
muka Bumi maupun di permukaan planet lain, berupa kelapangan yang diberikan ALLAH
kepada manusia ramai untuk memilih waktu atau pada bulan mana mereka hendak
melaksanakan ibadah itu.
Seperti di muka Bumi misalnya, pada bulan Desember dan Januari menurut tahun
musim (Solar Year), ternyata iklim di Makkah sangat dingin dan kering, sebaliknya pada
bulan Juni dan Juli sangat panas juga kering. Maka dengan kesempatan yang ditentukan
ALLAH, orang dapat memilih salah satu dari Bulan Haraam yang empat untuk Hajji ke
Makkah agar mengelakkan iklim dingin atau yang panas tadi hingga ibadahnya sempat
berlangsung secara wajar tinpa tekanan perasaan yang ditimbulkan keadaan cuaca.
4. Di planet-planet lain itu juga telah berlaku hukum Islam 3/83, dan di sana juga telah ada
Makkah dengan Ka'bahnya selaku Kiblat Shalat, 2/148, 2/149, 2/150. Di planet itu juga
telah berlangsung ibadah Hajji seperti di Bumi, dengan penyembelihan ternak kurban.
22/34, 5/97. Namun di semua planet itu dan di angkasa raya yang luas, ALLAH
Pencipta adalah Satu. DIA mengetahui segala sesuatu yang berlaku di jagad raya itu
sebagai dinyatakan-NYA pada ujung Ayat 5/97 dan 37/5.
5. Jadi, memang benar bahwa Nabi Muhammad mi'raj itu sehubungan dengan bulan-bulan
Haraam, beliau melakukan ibadah Hajji ke Muntaha karena waktu itu tidak sempat
dilaksanakannya di Makkah. Waktu itu adalah tanggal 27 Rajab yaitu bulan Haraam
untuk pelaksanaan ibadah Hajji. Beliau menunaikan Hajji ke planet Muntaha di kutub
dulu planet itu di mana nenek moyang manusia di sana bermukim sebagaimana manusia
Bumi kini menunaikan ibadah ke Makkah yang jadi kutub utara dulu dan tempat
bermukim nenek moyang kita.
Demikian Nabi Muhammad telah menjadi pemberi bukti (Syahiid) tentang kebesaran
ALLAH, disampaikannya berbentuk Firman-firman suci yang semuanya terkandung dalam
Alquran, dan begitu pula beliau sudah menjadi pemberi bukti dengan pengalaman baik di
Bumi maupun di luar Bumi berupa sikap dan perbuatan mulia dan terpuji. Itulah perbuatan
dan sikap yang beliau tinggalkan selaku Uswah Hasanah untuk ditiru diteladani oleh orang-
orang Islam pada zaman sesudahnya.
Ketabahan dalam perjuangan Nabi menegakkan kebenaran berdasarkan ketentuan-
ketentuan ALLAH telah sama diketahui, demikianlah semoga para jemaah Hajji sesudah
berada kembali di tanah airnya dapat memberikan contoh yang baik bagi masyarakatnya
dan sungguh menjadi pimpinan yang bersikap Muslim. Sementara itu juga hendaklah
sanggup berfungsi Syuhadaa' dalam melaksanakan hukum ALLAH serta menerangkan
hikmah-hikmah yang terkandung dalam hukum itu.
Pelaksanaan dua kalimah syahadah, Shalat, puasa, zakat dan Hajji sebenarnya
belumlah sesuatu yang paling sempurna dalam Islam, karena semua itu sangat
rnembutuhkan perjuangan di segala bidang, maka ALLAH menetapkan bahwa orang-orang
yang berjuang bahkan lebih tinggi, untuk itu perhatikanlah maksud Firman-NYA:
س وُلي ل ق ل طاَ ل لت ل ق س ن ك جعل لنُاَك ق ق
سو ق
ل ن المر ق كو ل دالء ع للى المنُاَ س شهل ل كوقنوا ق ة وُل ل م نمأ م وُلك لذ لىل س ل ل ل ل ل
سولل من ي لت مب سعق المر ق م ل ل م ل
ت ع لليِ للهاَ إ سل ل سنُ لعلل ل ق
ة الستيِ كنُ ل م ل
قب لل ل ل ل
جعلللنُاَ ال س ماَ ل دا وُل ل شسهيِ ن م ل ع لل ليِ لك ق ل
ن
كاَ ل ماَ ل ه وُل ل م
دىً الل ق ن هل ل ذي ل م ل م
ت لك لسبيِلرة ن إ سل ع للى ال س ل كاَن ل ل قب ليِ لهس وُلسإن ل ى عل س ل
ب ع لل ى قل س ق
من لينُ ل م م س
١٤٣﴿ م حيِ رف مر س س للرقءوُ ر ل م ق م
ه سباَلمنُاَ س ن الل ل م إس م ماَن لك ل ضيِعل سإي ل ه ل سيِ ق س ﴾الل ق
2/143. Dan seperti itulah KAMI jadikan kamu ummat Tengah agar kamu menjadi pemberi-
pemberi bukti atas manusia ramai, dan Rasul itu menjadi pemberi bukti atas
kamu ..............................................................
ن سباَلل مهس لوُال ليِ لولم س ال س
ل ل
خرس م ل نآ ل م ل حلرام س ك ل ل جد س ا ل ل ل س س م ل ماَلرة ل ال ل ل ع ل ج وُل سحاَ ل ة ال ل ل قاَي ل ل
س لم س جعلل لت ق ل أ ل
﴿ن ميِ ل م ال م
ظاَل س س قو ل لدي ال ل ل ه لل ي لهل س عنُد ل الل مهس لوُالل م ق ن س ووُ ل ست ل ق ل الل مهس لل ي ل ل سسبيِ س جاَهلد ل سفيِ ل وُل ل
١٩﴾
9/19. Apakah kamu jadikan perencanaan Hajji dan upacara meramaikan Masjidil Haraam
seperti orang yang beriman pada ALLAH serta Hari yang Akhir dan berjuang pada
garis hukum ALLAH? Tidaklah mereka itu bersamaan pada ALLAH, dan ALLAH
tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang zalim.
Bab VI
TUNTUTAN HIDUP YANG SEMPURNA
٤٨﴿ ن مب لط سقلو لب ال ل ق ذا مللرلتاَ ل ك إس ن ميِنُ س ل خط ز ق
ه ب سيِ ل س ب وُللل ت ل ق ْمن ك سلتاَ ء من قلب لل سهس ست ت لت لقلو س ماَ ق
كنُ ل ﴾وُل ل
29/48. Dan tidaklah engkau (Muhammad) pernah menganalisa suatu kitab sebelumnya
(Alquran itu), dan tidak pula engkau menulisnya dengan tatahukummu, ketika itu
akan ragulah orang-orang yang keliru.
حد ق سبآِلياَت سلنُاَ إ سمل ال م ل هقو آياَت بيِنُاَت فيِ صدوُر ال مذي ق
نمو ل
ظاَل س ق ج ل ماَ ي ل ل
م وُل ل ن أوُقتوا ال لعسل ل ل ق ق س س ل بل ل ل ل ر ل ل ل ر س
٤٩﴿﴾
29/49. Tetapi dia adalah Ayat-ayat yang menerangkan dalam dada orang-orang yang diberi
ilmu, dan tiadalah yang menantang Ayat-ayat KAMI kecuali orang-orang zalim.
ط
صلرا س ى س ل
دي إ سل ى حقم وُلي لهل س ك هقول ال ل ل من مرب ل ل ك س ل إ سل ليِ ل ل ذي قأنزس ل م ال م س
وُيرىً ال مذي ق
ن أوُقتوا ال لعسل ل ل
س ل للل
٦﴿ ميِد س ح س زيزس ال ل ل س ل ع ل ل ا﴾
MAKKAH DAN IBADAH HAJJI/SU/APRIL 2016 142
34/6. Dun akan melihatlah orang-orang yang diberi ilmu itu bahwa yang diturunkan
kepadamu dari TUHAN-mu adalah yang logis dan menunjuki kepada tuntunan
yang mulia terpuji.
٨٧﴿ ن ميِ ل ن هقول إ سمل ذ سك لرر ل لل للعاَل ل س ﴾إ س ل
38/87. Bahwa dia adalah pemikiran bagi seluruh manusia.
ل
٨٨﴿ ن ْحيِ ء ن ن لب لأه ق ب لعلد ل س م م ﴾وُلل لت لعلل ل ق
38/88. Dan akan kamu ketahui perkabarannya sesudah waktunya.
٢﴿ حيِم س ن المر س مـ ى سح ل
ن المر ل م ل ل ل زي ر ﴾لتنُ س
41/2. Turun dari yang pengasih penyayang.
٣﴿ ن قولم ءْ ي لعلل ل ق
مو ل ه ققلرآنناَ ع للرب سميِاَ ل ل ل ت آلياَت ق ق صل ل ل ب فق ل
﴾ك سلتاَ ر
41/3. Kitab yang dijelaskan Ayat-ayatnya, Alquran berhahasa Arab, bagi kaum yang
berilmu.
ل
٢٦﴿ ن ن ت لذ لهلقبو ل ﴾فلأي ل ل
81/26. Maka kemanapun kamu pergi.
٢٧﴿ ن ميِ ل ن هقول إ سمل ذ سك لرر ل لل للعاَل ل س ﴾إ س ل
81/27. Bahwa dia adalah pemikiran bagi seluruh manusia.
Sengaja kita deretkan arti beberapa Ayat suci pada mana dapat dilihat betapa keadaan diri
Nabi Muhammad dan Alquran yang menjadi sumber hukum Islam. Sebagai penduduk kota
Makkah yang butahuruf, Muhammad tidak pernah berkenalan dengan aksara apalagi
menuliskannya, dinyatakan pada Ayat 7/158 jo. 62/2. Karena itu beliau tidak pernah
membaca sesuatu kitab apalagi menganalisanya dan kemudian menyuruh tulis
penganalisaan itu kepada orang lain agar berbentuk buku. Namun berlau telah
menyampaikan Alquran yang terdiri dari 114 surat, masing-masing Ayatnya berupa
penjelasan dan bahan pemikiran bagi para ilmuawan kemanapun mereka pergi, di sana
akan terdapat keadaan yang telah tercantum dalam Arquran lebih dulu, walaupun mereka
telah meninggalkan Bumi untuk penerbangan antar planet.
Muhammad tidak pernah merantau ke luar Makkah sebelum menjadi Nabi, dan
barulah pada umur 53 tahun beliau hijrah ke Madinah sebagai pertama kalinya
meninggalkan Makkah. Karena itu juga Muhammad tidak pernah mendapat pengetahuan
dari ahli kitab yang memang tidak pernah bertemu dengan beliau selama di Makkah. Dan
untuk belajar dari Kitab memang tidak mungkin karena waktu itu belum ada suatu buku
pun yang pernah dijilid orang apalagi yang mengandung pelajaran agama. Ingatlah bahwa
The Bible yang menjadi kitab suci agama Yahudi dan Keristen barulah dicetak pada tahun
1450 Masehi di Mainz, German, dinamakan denqan Guttenberg Bible, sementara
penyusunannya dimulai pada tahun 325 Masehi.
2. Arnold Toynbee dalam bukunya A Study of History jilid 12 halaman 483 menerangkan
yang artinya sebagai berikut:
"... Hidup dan matinya Jesus berlalu tanpa diketahui waktu itu... Riwayat Muhammad
berbeda dengan Jesus, dapat dilihat noktah demi noktah, dan dalam beberapa bahagian
hampir hari demi hari penuh dengan tindakan cemerlang dari sejarahnya."
Namun ada saja pemberitahuan palsu disampaikan sementara media massa seperti yang
termuat dalam Americana Encyclopedia, 1975, antara lain maksudnya sebagai berikut:
Jilid 15 halaman 491:
"Kafilah itu memiliki sebanyak 2.500 ekor unta dibebani dengan barang-barang
berharga, dan sejumlah besar penunggang kuda yang menemani, penunjuk-penunjuk
jalan, penjaga-penjaga, dan para utusan. Kegiatan utama kota Makkah waktu itu ialah
berupa ibu kota bagi pengalaman tersebut dan keuntungan yang sangat menyenangkan
baginya ialah dengan adanya pendatang-pendatang. Perdagangan ini membawanya
kepada hubungan dengan dunia luar yang mungkin jadi sumber bagi pengetahuan
Muhammad tentang kitab suci orang-orang Yahudi dan Kristen. Hubungan itu juga
menimbulkan perubahan-perubahan interen dalam susunan sosial di kota itu."
Jilid 19 halaman 192:
"Menurut sejarah bahwa pada umur 12 tahun. Muhammad pergi menemani pamannya,
Abu Thalib, ke Syria dengan suatu kafilah dagang. Hal ini telah dihiasi dengan berbagai
dongeng untuk mencegah keraguan tentang kebenarannya. Namun tiada satu barispun
dalam Alquran yang menerangkan hal Muhammad sehubungan dengan Syria itu.
Satu dari dongeng itu ialah bahwa dalam perjalanannya ke Syria itu. Muhammad
bertemu dengan Bahira di Busra, selatan Damaskus. Orang itu mengetahui dalam diri
Muhammad sebagai Nabi besar masa depannya, dan dapat melihat tanda-tanda tertentu
yang jelas pada tubuhnya, termasuk cap tanda kenabiannya di antara kedua bahu
Muhammad. "
Orang-orang Barat menganggap bahwa Muhanrmad dulunya telah mendapat pelajaran dari
agama Yahudi dan Kristen sehubungan dengan ketuhanan dan kemasyarakatan, kemudian
itu Nabi menyuruh tuliskannya berbentuk Alquran. Mereka menyatakan Alquran sebagai
buku kecil yang memuat peraturan tertentu dalam kehidupan sehari-hari, tidak sanggup
menerangkan hal-hal lainnya apalagi secara terperinci, karenanya orang-orang Islam
melengkapinya dengan hadis atau sunnah Nabi. Di zaman Nabi, bangsa Arab tidak pernah
memiliki buku, tetapi orang-orang Yahudi dan Kristen yang berhubungan dengan
Muhammad memang telah memiliki buku sebagai sumber pengetahuan bagi Nabi itu.
Tentang anggapan dan pernyataan demikian, kita merasa perlu memberikan
penjelasan tentang kejadian yang sesungguhnya telah berlaku agar masalahnya dapat
difahami umum tanpa keraguan:
a. Nabi Muhammad memang seorang Ummi, butahuruf. Dengan keadaan demikian jelaslah
bahwa Nabi itu tak mungkin menyusun berbagai pokok ilmu yang kini terkandung
dalam Alquran. Beliau hidup pada zaman pra-ilmiah, tetapi Kitab Suci yang
disampaikannya memuat ketentuan ilmiah bagi seluruh persoalan, yang sebahagian
besar tidak pernah ada dalam The Bible kini. Karenanya logislah Alquran tersebut
bukan susunan Muhammad dan orang-orang di zamannva tetapi diturunkan ALLAH
kepada Muhammad. Namun Alquran itu bukanlah buku kecil tetapi buku yang kini jadi
satu-satunya Kitab Suci yang mengandung ajaran hidup paling lengkap untuk segala
problem tentang mana Encyclopedia Americana yang 30 jilid belum berarti apa-apa,
memang sampai kini Alquran belum pernah mendapat tandingan:
ل ل ل وُلسإن ق
مث لل سهس لوُاد ل ق
عوا من ل سولرةءْ ل ى ع لب لد سلناَ فلأقتوا ب س ق ماَ ن لمزللنُاَ ع لل ى
م م ب لْم سفيِ لري ل ء كنُت ق ل
٢٣﴿ ن صاَد سسقيِ لم ل ق
ن اللهس سإن كنُت ق ل م دوُ س
من ق ق
دالءكم ل شهل ل ﴾ ق
2/23. Dan jika kamu dalam keraguan tentang apa yang KAMI turunkan atas hamba KAMI,
maka datangkanlah suatu surat seumpamanya dan panggillah pemberi-pemberi
buktimu selain ALLAH jika kamu orang-orang benar.
٨٢﴿ خت سللنفاَ ك لسثيِنرا ل
دوُا سفيِهس ا ل ج ق عنُد س غ ليِ لرس الل مهس ل لول ل
ن س م ل
ن س ن وُلل لول ل
كاَ ل قلرآ ل ن ال ل ق
﴾أفللل ي لت لد لب مقروُ ل
Dengan demikian nyatalah orang-orang Barat selama ini salah anggapan karena kurang
perhatian, hingga apa yang mereka nyatakan menjadi tantangan bagi mereka sendiri.
b. Pencatatan Firman-firman ALLAH yang sampai kepada Muhammad waktu itu langsung
dituliskan para sahabat beliau. Semua yang disampaikan Nabi sebagai wahyu ALLAH,
dimasukkan ke dalam catatan, bukan sebahagian. Catatan itulah kemudian dijadikan
buku yang bernama Kitab Alquran tanpa rubah dalam sejarahnya dan dapat difaedahkan
oleh semua orang. Jadi tiadalah wahyu ALLAH yang sampai kepada Muhammad
kecuali semuanya telah terkandung dalam Alquran.
c. Pencatatan itu dulunya bukan dilakukan di atas kulit-kulit kayu atau pada kulit-kulit
hewan sebagai pernah dikatakan orang tetapi dituliskan di atas kertas yang waktu itu
sudah banyak dibikin dan tersebar di Asia Barat. Hal ini dapat diketahui dari keterangan
Americana Encyclopedia sendiri yaitu buku 21 halaman 258 yang menjelaskan bahwa
pada mulanya kertas dibikin di Cina pada tahun 105 Masehi oleh TA'AI LUN seorang
pegawai istana Emperor Ho Ti di China. Waktu itu kertas dibikin dari kulit kayu dengan
campuran bahan-bahan lain, kemudian diperbaiki mutunya di sepanjang zaman.
Sebagai diketahui bahwa pada masa itu kota Makkah telah menjadi pusat perdagangan
antara Asia dan Eropa, maka kertas banyak yang telah dibawa para pedagang ke beberapa
negeri Arab. Di Jepang pengetahuan tentang kertas berkembang pula tetapi beru pada tahun
610 Masehi dibikin orang, kemudiannya diikuti oleh Samarkand pada tahun 751. Spanyol
tahun 1150, Italia tahun 1276, Prancis rahun l348, Jerman tahun 1390, dan di Inggris pada
tahun 1494.
Dengan demikian teranglah bahwa pencatatan Ayat-ayat Suci Alquran bukan
dilakukan sesudah Muhammacl meninggal dunia tetapi langsung dituliskan para sahabat
beliau sewaktu mendengarnya. Ingatlah pula bahwa sewaktu Muhammad masih hidup,
para sahabat beliau seringkali mengirim surat ke beberapa orang raja sehubungan dengan
penyiaran agama Islam. Surat-surat itu terdiri dari kertas yang memang sudah banyak
tersebar waktu itu.
Sebaliknya, dapat pula diketahui bahwa Injil yang disampaikan Nabi Isa tidak ada
sewaktu beliau di Bumi ini, karena memang ketika itu kertas belum pernah dibikin orang
sehagai alat tulis menulis anak cucu Nabi Nuh. Itu pula sebabnya Tawrat yang disampaikan
Nabi Musa bukan berupa buku yang terdiri dari kertas. Seterusnya Ayat-ayat Tawrat yang
dihafal Uzair juga bukan dituliskan orang di atas kertas tetapi hanya dihafal saja atau
dicatat orang pada kulit-kulit kayu. Dan itu pula sebabnya kenapa Nabi-nabi lain tidak
Itulah yang dikatakan orang sebagai Kitab Musa sebanyak 5 bahagian dari 39 kitab dalam
Old Testament, atau 5 bahagian dari 66 kitab dalam The Bible di mana ada 27 kitab yang
dinamakan New Testament.
Semua yang kita catatkan di atas ini, ditambah dengan kejadian yang berlaku di
zaman Uzair, menyukarkan kita untuk menentukan bagian mana yang dinamakan dengan
Tawrat. Kita tidak dapat membedakan mana yang mengandung pengertian asli, mana yang
dipalsukan atau yang ditambah dengan saduran oleh penulisnya. Tetapi yang jelas ialah
bahwa bahasanya telah diubah dari aslinya, dan pada setiap kitab itu selalu tampak adanya
komentar dari penulisnya.
Dengan alasan demikian dapatlah kita simpulkan bahwa Tawrat asli seperti yang
disampaikan Nabi Musa dulunya sudah tiada lagi di dunia ini; Dan yang sangat menyolok
ialah bahwa The Bible adalah kitab suci Yahudi dan Kristen, bahwa dua agama yang
berkitab suci pada Bible itu namun keduanya berlainan aliran hidup, selalu bermusuhan,
dan seringkali bentrokan.
The Bible yang 39 kitabnya dinamakan Old Testament dan 27 kitab dinamakan New
Testament, kedua Testament itu diakui oleh Kristen selaku Kitab Suci, sementara Yahudi
hanya mengakui Old Testament saja. Keadaan demikian memperlihatkan gambaran
kejadian yang berlaku pada kedua agama itu sepanjang sejarahnya dan dapat dimengerti
menurut sesungguhnya oleh orang-orang yang suka memperhatikan. Tentang ini ALLAH
menjelaskan pada Ayat Suci yang maksudnya:
ت ال ليِ لقهود ق س س صاَلرىًى ل ليِ ل لت النُ م ل يِءْء وُللقاَل ل سش لى ل ل
صاَلرىًى ع لل ى ت النُ م ل س س ت ال ليِ لقهود ق ل ليِ ل لوُللقاَل ل س
م لفاَلل م ق
ه ل قلولل سهس ل
مث ل ل ن سمو ل ن لل ي لعلل ل ق ذي ل ل ال م سك لقاَ ل ب ك لذ لىل س ل ن ال لك سلتاَ لم ي لت لقلو ل يِءْء وُلهق ل
ش ل ى ل ل
ع لل ى
١١٣﴿ ن فو ل خت لل س ق ل
ماَ كاَقنوا سفيِهس ي ل ل مةس سفيِ ل قليِاَ ل ل
م ال س م ي لول لم ب ليِ لنُ لهق ل ق
حك ق ﴾ي ل ل
2/113. Dan berkatalah orang-orang Yahudi: "Tiadalah Nashara itu atas sesuatu juga." Dan
berkata pula orang-orang Nashara:"Tiadalah Yahudi itu atas esuatu juga." Dan
mereka menganalisa Kitab. Seperti itulah berkata orang-orang yang tidak
Teranglah bahwa kisah tentang penciptaan semesta raya sampai pada topan di zaman Nuh
hanyalah diterangkan ALLAH dalam Alquran saja, tiada pada kitab-kitab lainnya. Bahwa
Musa dan Isa Almasih tidak pernah menyampaikannya, sedangkan anak cucu Nabi Nuh
sesudah topan besar itu sibuk dengan mencari kebutuhan hidup sehari-hari, dan mereka
memulai sejarah manusia kembali dari zaman batu. Kini teranglah pula kenapa Ptolomy
sebagai ahli astronomi terbesar pada abad pertama Masehi tidak memuat catatan
penciptaan Semestu Raya dan Bumi ini dalam bukunya bernama Alnagest, begitupun tidak
pernah menyebut peristiwa yang berlaku dizaman Nabi Nuh, karena memang tidak pernah
didapatnya dalam agama Yahudi dan Kristen waktu itu.
Kalau dari sejarah The Bible yang pertama kali dicetak di Mainz German pada tahun
1450 Masehi, ditambah dengan keterangan ahli sejarah ilmiah yang tidak lagi mengakui
Genesis sebagai kitab yang memuat keterangan asli, maka timbullah pendapat yang
sesungguhnya beralasan bahwa keterangan yang tercantum dalam kitab Genesis itu adalah
saduran yang salah pasang berasal dari keterangan Alquran yang memuat semua kejadian
itu pada berbagai Ayat Suci.
Dengan penjelasan Encyclopedia Americana buku 12 halaman 395 sebagai dikutip di
bawah ini nyatalah kitab Genesis dalam The Bible hanya susunan manusia biasa dalam
kebodohan:
"The history related in Genesis is, of course, artificial, and a reconstruction. The
creation story is obviously precisely a story. It is a narrative credo professing faith in a
Mereka menyatakan Zabur adalah Kitab suci yang disampaikan Nabi Daud lalu mereka
adakan Psalms atau Mazmur dalam The Bible dengan susunan kalimat yang muluk-muluk.
Mereka nyatakan riwayat Isa Almasih yang mereka catat sebagai Injil padahal bukan
begitu. Sengaja mereka pakai dua istilah yang terkandung dalam Alquran untuk
menyesatkan kaumnya dan manusia lain untuk kepentingan agama yang mereka anut.
Tetapi kaum itu pada waktu tertentu kemudiannya akan menyadari bahwa tradisi yang
berlaku selama ini hanyalah hal yang menyesatkan aliran fikiran. Mereka akan keluar dari
pengaruh tradisi itu lalu mengikuti ajaran yang terkandung dalam Alquran sesuai dengan
maksud ucapan Nabi Musa pada ayat Deuteronomy 18:19 dan ucapan Nabi Isa pada St.
John 16:13 dan banyak ketentuan lainnya.
Demikianlah dengan keterangan ringkas seperlunya, baik berdasarkan ucapan Musa dan
Jesus dalam The Bible sendiri begitupun berdasarkan ketentuan ALLAH yang terkandung
dalam Alquran, terjawablah pernyataan orang-orang Barat yang sifatnya merendahkan
Nabi Muhammad dan Kitab Suci yang disampaikannya. bahwa:
1. Alquran bukanlah buku kecil. tetapi dia buku besar yang menerangkan segala persoalan
hidup manusia di dunia kini, pokok-pokok ilmu dalam segala bidang kejuruan, petunjuk
dan hukum yang cocok dengan naluri sewajarnya untuk kebahagiaan zahir batin. Hal ini
dinyatakan ALLAH pada Ayat 16/89 dan dibenarkan Jesus pada St. John 16:13.
2. Alquran bukanlah buku kecil dan bukan tersusun dari riwayat Nabi Muhammad s.a.w.,
tetapi isinya khusus Firman ALLAH. Alquran tidak dapat disamakan dengan The Bible
yang hanya ditebalkan dengan pergandaan catatan-catatan yang terdapat mengenai
kehidupan beberapa orang Nabi.
3. Alquran bukanlah buatan atau susunan yang direncanakan Nabi Muhammad s.a.w.
karena Nabi itu hidup di zaman pra-ilmiah dan dia sendiri buta huruf, tetapi sengaja
diturunkan ALLAH kepada Beliau dengan Ayat-ayat Suci yang menerangkan seluruh
problema termasuk hal-hal yang menjadi perselisihan dan keraguan dalam kalangan
Bani Israil sendiri.
4. Alquran bukanlah mendapat inspirasi dari The Bible, karena sejarah membuktikan
bahwa The Bible itu sendiri disusun setelah Alquran berkembang luas di antara berbagai
Memang benar bahwa Alquran memberikan berbagai pokok ilmu di segala bidang
kehidupan, tentang mana orang tidak harus ragu, difahami dan diakui oleh mereka yang
berpengetahuan luas tanpa rasa iri hati. Ajaran Islam yang terkandung dalam kitab suci itu
MAKKAH DAN IBADAH HAJJI/SU/APRIL 2016 163
bukanlah untuk orang-orang Arab saja tetapi untuk seluruh manusia dalam daerah
Tatasurya ini, karenanya tiada alasan untuk iri hati dan merasa benci, setiap orang boleh
saja mematuhi hukum yang terkandung di dalamnya atau tetap kafir dalam keadaan tak
menentu arah. Namun semenjak puluhan tahun telah berkumandang pernyataan orientalis
Barat yang bunyinya: "Islam is not only a religion but also a complete civilization". Bahwa
Islam itu bukanlah hanya suatu agama tetapi juga peradaban yang sempurna. Hal ini
sebenarnya telah lebih dulu dinyatakan ALLAH pada Ayat 5/3.
Ditinjau secara luas menurut pengertian umum, ucapan tersebut memperlihatkan
kebenaran yang sesungguhnya bahwa memang Islam mengandung ajaran yang bersifat
universal melingkupi seluruh masalah hidup. Tetapi jika ditinjau dari sudut ajaran Islam
sendiri di mana religion disebut ADDIIN berarti agama maka pernyataan itu
memperlihatkan sedikit kejanggalan, karena Islam adalah religion di mana terdapat
peradaban sempurna. Jadi "a complete civilization" telah terkandung dalam agama itu
sebagai satu-satunya yang diakui ALLAH:
ف ال مذي ق
َما
من ب لعلد س ل ب إ سمل س ن أوُقتوا ال لك سلتاَ ل خت لل ل ل س ل ماَ ا ل م وُل ل سلل ق عنُد ل الل مهس الل س ل ن س دي ل ن ال ل إس م
١٩﴿ ب ل سَسا ح
س ل ل ا ق ع ري س
ل ل س ه م لال ن
م إ ل ف س هم لال ت
س َيا
ل ِبآ
ل س ر ق ف ل ك ل ي من ُو
ق ل ل ل م هل ُن
ل ِي
ل ب َيِا
ن ل غل ب م
ق ل لس ع ل ل ا مق ق هل ء َجا
﴾ ل
س
3/19. Bahwa agama pada ALLAH ialah Islam, dan tidaklah berselisihan orang-orang yang
diberi kitab kecuali sesudah apa-apa dari ilmu yang datang kepada mereka tersebab
dengki di antara mereka. Dan siapa yang engkar pada Ayat-ayat ALLAH, maka
ALLAH sangat cepat dalam perhitungan.
ض ط لول ن لل أ لفلغليِر دين الل مه يبقغون وُل ل ل
َها ل
عاَ وُلكلر ن ت لوُاللر س ماَلوُا س س ل من سفيِ ال م م ل سل ل ل هأ ل ل ل ق س لل لل س س
٨٣﴿ ن عو ج
لس ل س قل ل ق لر ي ه ل
ِي ل إ ُو﴾
3/83. Apakah selain agama ALLAH yang mereka cari? Padahal telah Islam bagi-NYA
orang-orang di planet-planet dan di Bumi secara patuh dan terpaka, dan kepada-
NYA mereka akan dikembalikan.
٨٥﴿ ن ري ل س سخاَ سن ال ل ل م ل خلرةس س ه وُلهقول سفيِ الل س منُ ل ق ل س قب ل ل سللم س سديننُاَ فلللن ي ق ل من ي لب لت لسغ غ ليِ للر الل س ل ﴾وُل ل
3/85. Dan siapa yang mencari selain Islam selaku agama, maka tidaklah akan direrinra
daripadanya, dan dia di Akhirat termasuk orang-orang yang merugi.
Maka sebaliknya pernyataan orientalis Barat tadi diperbaiki menjadi "lslam is a religion
containing a complete civilization". Demikian dia baru menempati posisi sesungguhnya
sesuai dengan ketentuan ALLAH dan memang dapat ditemui kenyataannya dalam sejarah
yang berlaku.
Yang kita bicarakan sebentar ini ialah Islam selaku agama yang diredhai ALLAH
mengandung tuntunan bagi kehidupan yang sempurna, namun yang rnenjadi masalah ialah
penganutnya sendiri. Jika kita mau konsekuen atas pendirian beragama maka kita
1. Dua Kalimah Syahadah, yaitu dua pengakuan kesadaran yang diucapkan, berarti: Aku
mengakui bahwa tiada tuhan selain ALLAH dan aku mengakui bahwa Muhammad
utusan ALLAH.
Jika Syahadah itu dipikirkan dan dianalisa secara mendalam akan didapatlah ungkapan
yang sungguh luas tentang kepastian kebenaran Islam selaku tuntunan hidup yang
sempurna
a. Tiada tuhan selain ALLAH. Bahwa semua benda angkasa bcrsama isinya adalah
benda ciptaan, dihasilkan oleh pengetahuan sangat tinggi luar biasa oleh Khaliq
yang senantiasa dalam ghaib. Segala sesuatu yang ada dalam semesta itu tersusun
begitu rapi yang masing-masingnya berproses pada keadaan tertentu tanpa
persamaan tetapi harmonis, menandakan bahwa alam ini bukanlah hasil evolusi,
bukanlah terwujud dan berproses sendirinya. Pencipta itu tentu selalu ghaib tak
mungkin dicapai dengan pancaindera dan ilmu pengetahuan manusia. Jika DIA
abstrak atau konkrit maka DIA akan tergolong bersamaan dengan makhluk ciptaan-
2. Mendirikan Shalat minimal lima waktu dalam 24 jam, yaitu repons dari dua kalimah
syahadah tadi, dengan ketentuan sebagai berikut:
Maka kewaiiban melakukan Shalat mengandung hikmah yang antara lain ialah bahwa
orang dididik bersih serta disiplin dalam kehidupan, mengetahui posisi daratan di mana
dia berada dalam hubungan planet yang berotasi ini dengan Surya; Bahwa orang dididik
3. Puasa selama siang hari bulan Ramadhan. Puasa yaitu menahan kehendak tubuh seperti
makan minum, hubungan seksual suami istri, dan menekan perasaan hati agar selalu
menjauhi larangan ALLAH, dilaksanakan semenjak fajar mulai menyingsing di ufuk
timur sampai pada waktu Surya terbenam di ufuk barat, dinyatakan dalam Ayat 2/183
sampai dengan 2/187. Pada Ramadhan yaitu bulan kesembilan dalam perhitungan tahun
Qamariah itu dulunya Alquran mulai diturunkan kepada Nabi Muhammad terdiri dari
Ayat 96/l s.d. 96/5. Tentang memulai puasa di siang hari Ramadhan selama ini menjadi
persoalan besar bagi penduduk daerah musim atau Temperature Zone di belahan utara
dan belahan selatan permukaan Bumi, dan terutama lagi bagi orang yang kebetulan
berada di kutub-kutub Bumi. Pada semua daerah itu panjang waktu siang sangat relatif,
bergantian, hingga di kutub utara siang hari berlangsung selama 160 hari dan waktu itu
adalah malam di kutub selatan. Selanjutnya enam bulan kemudian berlakulah hal yang
sebaliknya, bergantian dari tahun ke tahun. Karenanya dakwah Islamiah yang ditujukan
kepada penduduk belahan utara dan selatan tersebut tidak mempan, atau tidak begitu
berhasil. Mereka merasa sulit sekali mengatur natijah puasa dan Shalat sebagaimana
yang berlaku di daerah panas. Torrid Zone, atau daerah Ekuator keliling Bumi. Selaku
contoh, cobalah perhatikan keadaan di Oslo yang terletak pada garis bujur 11º dan
lintang utara 60º. Pada tahun 1975 tercatat waktu terbit dan terbenam Surya senantiasa
berbeda sepanjang tahun:
Kalau orang kebetulan berpuasa di Oslo pada tanggal 20 Juni menurut tradisi yang berlaku
maka dia harus mulai imsak pada kira-kira jam 01.30 malam karena waktu itulah fajar
terbit di ufuk timur, dan herbuka puasa atau Shalat Magrib pada jam 21.27. Jadi orang itu
hanya dapat makan minum selama 4 jam saja yaitu dari jam 21.27 sampai dengan jam
01.30 malam. Hal ini sangat menyusahkan hidupnya, maka hukum Islam yang dipakai
selama ini mengenai waktu Shalat dan puasa tidak praktis dilaksanakan karena didasarkan
atas posisi Surya dipandang dari daerah tempat kediaman.
Sebaliknya kalau penduduk Oslo itu kebetulan berpuasa pada tanggal 20 Desember, maka
dia mulai imsak pada kira-kira jam 08.00 pagi karena waktu itulah fajar menyingsing di
ufuk timur, sedangkan dia akan berbuka puasa dan Shalat Magrib pada jam 14.54 siang
karena pada ketika itulah Surya tampak terbenam di ufuk barat. Pada hari itu dia hanya
berpuasa selama kira-kira 7 jam saja dan boleh makan minum selama 17 jam.
Dari sebab itu pemakaian waktu daerah tempat kediaman menurut tradisi yang berlaku
selama ini tidak mungkin dijadikan dasar natijah Shalat dan Puasa, tetapi hendaklah
didasarkan atas waktu daerah Ekuatur pada garis bujur yang sama dari kutub selatan ke
kutub utara Bumi sesuai dengan maksud Ayat 2/143, 2/187, dan 36/37 s.d. 36/40, bahwa
untuk menentukan waktu Shalat dan imsak serta berbuka puasa hendaklah dipakai waktu
yang ditimbulkan oleh rotasi Bumi sendiri yang berlaku permanen di seluruh zaman, bukan
waktu malam dan siang yang ditimbulkan Pergantian musim atau condongnya Surya ke
utara dan ke selaian garis Ekuator. Sebagai contoh pemakaian waktu Shalat dan puasa itu
ialah sebagai bcrikut!
a. Penduduk Stockholm di Sweden, begitupun penduduk Cape Town di Afrika Sela:an,
hendaklah memakai waktu yang berlaku di Kongo Tengah yang terletak di garis
Ekuator Bumi.
b. Penduduk Peking di China, begitupun penduduk Perth di Australia, hendaklah memakai
waktu yang berlaku di Kalimantan Timur yang terletak di garis Ekuator Bumi.
c. Penduduk Montreal di Kanada dan penduduk New York di USA, begitupun penduduk
Santiago dan penduduk Penta Arenas di Chili hendaklah memakai waktu yang berlaku
di Bogotta Columbia yang terletak pada garis Ekuator Bumi.
a. Fuqaraa' yaitu orang-orang melarat yang tidak mempunyai tempat tinggal dan
tidak mempunyai pekerjaan yang menghasilkan untuk kebutuhan hidupnya.
Mereka terlunta-lunta tanpa jaminan, orang-orang itu hendaklah dirawat dan
diobati kalau sakit, diasramakan kalau invalid. Tetapi jika mereka sehat,
hendaklah diberi pekerjaan yang menghisiikan untuk keperluan hidupnya.
7/124. "Akan aku potong tanganmu dan kakimu bertantangan, kemudian aku salib kamu semuanya.
ل ق
ل
هممقر قل ي لأ ق جيِ س لن سم سفيِ الت موللراةس لوُا ل س عنُد لهق ل مك لقتونباَ س ه ل دوُن ل قج قذي ي ل س يِ ال م س
م م يِ الل ل ل النُ مب س م سو ل ن المر ق ن ي لت مب سقعو ل ال م س
ذي ل
م لوُاللغ للل ل
ل صلرهق ل ق س لإ م
ل ه ل ُنل ع ق ع ض
ل ل يل ُو ث ل س ئ َبا
ل خل ل لا م
ق س هل ل
ِي لل ع م
ق ر
ل ل ح
ل ق يُو ت س َبا
ل ل م
ِي ط ال م
ق ق هل ل ل ز ح
س ق ي ُو
س ل ر ل ك ُمن
ق ل ل ا نس ل ع مل ق ه َها ل
ل لُن
ل يُو ف
س سباَل ل ل
ُمعلقرو
م
ك هق ق ه قأوُل لـ ىئ س ل معل ق ل ل ذي قأنزس ل صقروُه ق لوُات مب لقعوا الزنُولر ال م س مقنُوا ب سهس وُلع لمزقروُه ق وُلن ل ل نآ ل ذي ل م لفاَل م س ت ع لل ليِ لهس ل كاَن ل ل ال مستيِ ل
١٥٧﴿ ن حو ل فل س قم ل ﴾ال ل ق
7/157. Orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi buta huruf, yang mereka dapati dia termaktub pada rnereka dalam Tawrat
dan Injil, menyuruh rnereka dengan yang makrut dan rnencegah mereka tentang yang mungkar, dia halalkan
untuk mereka yang baik-baik dan mengharamkan atas mereka yang buruk-buruk, dia angkatkan dari mereka
tugas mereka serta kekangan yang ada atas mereka. Maka orang-orang yang beriman padanya dan
membantunya serta menolonqnya dan mengikuti pentunjuk yang diturunkan bersamanya, itulah orang-orang
menang.
﴾وُمن قلوم موس ق
١٥٩﴿ ن حقل وُلب سهس ي لعلد سقلو ل ن سباَل ل ل دوُ ل ة ي لهل ق م ر ىأ م ل س ق ل ى ل س
7/159. Dan dari kaum Musa ada ummat yang menunjuki dengan hal logis, dan dengannya mereka bersikap adil.
١٦٦﴿ ن سسئيِ ل خاَ س كوقنوا قسلرد لة ن ل م ق ه ققل للنُاَ ل لهق ل ماَ ن ققهوا ع لنُ ل ق عن م وا ل ماَ ع لت ل ل ﴾فلل ل م