Disusun Oleh:
Dewi Astuti
(S031808012)
SURAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu masalah yang dihadapi oleh dunia pendidikan nasional adalah
rendahnya mutu pendidikan di setiap jenjang dan satuan pendidikan dasar.
Sudah sewajarnya kalau menjadi kegelisahan bagi insan pendidikan tentang
bagaimana memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan ke arah yang
lebih tinggi. Komponen yang memiliki peran strategis dalam sistem pendidikan
adalah kurikulum. Kurikulum merupakan suatu sistem program pembelajaran
untuk mencapai tujuan institusional pada lembaga pendidikan, sehingga
kurikulum memegang peranan penting dalam mewujudkan sekolah bermutu.
Kurikulum harus dapat menyesuaikan, namun dalam prakteknya di
lapangan seringkali kurikulum dijadikan objek penderitaan, dalam pengertian
bahwa ketidakberhasilan suatu pendidikan diakibatkan terlalu seringnya
kurikulum tersebut berubah. Padahal, seharusnya dipahami bahwa kurikulum
seyogyanya dinamis, harus berubah mengikuti perubahan yang terjadi dalam
masyarakatnya. Inovasi kurikulum juga bergantung pada dinamika masyarakat,
sehingga perubahan di masyarakat memiliki implikasi perubahan dalam
pendidikan.
Perubahan kurikulum merupakan hal yang biasa dilakukan oleh
pemerintah dan bilamana pemerintah mempertahankan kurikulum yang ada
akan merugikan masyarakat itu sendiri. Mengacu pada prinsip-prinsip
pendidikan, maka inovasi kurikulum yang relevan dengan kondisi saat ini
adalah kurikulum 13 (kurtilas).
Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses
pendidikan. Kurikulum mengarahkan seluruh bentuk aktivitas pendidikan demi
tercapainya tujuan pendidikan nasional. Kurikulum merupakan seperangkat
rencana dan pengaturan yang meliputi tujuan, kompetensi dasar, materi
standar, hasil belajar, serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar dan
tujuan pendidikan (Mulyasa, 2007: 46). Dalam jurnal internasional juga
disebutkan bahwa.................................(Widson, 2011).
Kurikulum merupakan seperangkat alat untuk proses belajar mengajar
dalam kelas maupun di luar kelas, yang kondusif, partisipatif, interaktif, dan
menekankan pada nilai serta karakter bangsa sehingga hasil dari proses
pembelajaran dapat optimal. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut,
diperlukan manajemen dan inovasi kurikulum yang baik sehingga dapat
menjawab persoalan pendidikan yang semakin berkembang serta berubah
dengan cepat dari waktu ke waktu.
Manajemen kurikuum perlu adanya inovasi untuk menghadapi persaingan
dalam dunia pendidikan dan juga membantu penerapan kaidah-kaidah
pembelajaran pendidikan dasar, yang tidak dapat dipisahkan dari keberhasilan
dalam pendidikan, sehingga maju mundurnya pendidikan bergantung
sejauhmana pemahaman guru dalam melaksanakan tugasnya di sekolah
termasuk pemahaman tentang kurikulum. Inovasi kurikulum dan pembelajaran
dimaksudkan sebagai suatu ide, gagasan atau tindakan tertentu dalam bidang
kurikulum dan pembelajaran yang dianggap baru untuk memecahkan masalah
pendidikan.
Dinamika perkembangan masyarakat yang semakin maju mampu
mendesak pemerintah daerah untuk mendirikan sekolah berbasis islam terpadu
di wilayah Purworejo. Sekolah Islam Terpadu Ulul Albab 2 Purworejo
mencoba meretas jalan membangun pendidikan berkualitas, salah satunya
dengan berupaya menciptakan pengajaran yang seimbang antara ilmu
pengetahuan dengan nilai-nilai di dalamnya, dengan mengintegrasikan
berbagai komponen kegiatan keislaman yang mampu membentuk pendidikan
berkarakter yang kokoh dan efektif. Sekolah Islam Terpadu (SDIT) Ulul Albab
2 Purworejo berada di bawah naungan Yayasan Ulul Albab 2 Purworejo yang
sudah memasuki kancah baru dalam dunia pendidikan. Hal ini membawa angin
segar bagi SDIT Ulul Albab 2 Purworejo untuk berkembang dan posisinya
sudah dianggap baik di masyarakat maupun di dunia pendidikan yang mulai
diakui keberadaannya. SDIT Ulul Albab 2 Purworejo mengalami
perkembangan cukup pesat karena semakin diminati masyarakat, hal ini
dibuktikan dari pendaftar siswa baru yang selalu melebihi quota dan selalu
meningkat dari tahun ke tahun. Antusiasme dari masyarakat tersebut
mendorong Yayasan Ulul Albab 2 Purworejo untuk berupaya mengembangkan
dan meningkatkan kualitas baik sumber daya manusia maupun sarana dan
prasarana yang sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran.
SDIT Ulul Albab 2 Purworejo merupakan sekolah dasar islam di
Purworejo yang menerapkan perpaduan antara Kurikulum Depdiknas dan
Kurikulum Yayasan, dimana terdapat TPQ dengan metode Qiroati sebagai
program unggulannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka ada beberapa
permasalahan yang menarik. Adapun permasalahan tersebut dapat dirumuskan:
1. Bagaimanakah gambaran umum SDIT Ulul Albab 2 Purworejo?
2. Bagaimana penyusunan manajemen inovasi kurikulum yang ada di SDIT
Ulul Albab 2 Purworejo?
3. Apa konsep, proses, karakteristik, dan strategi yang digunakan dalam
manajemen inovasi kurikulum SDIT Ulul Albab 2 Purworejo?
4. Apa saja faktor pendukung dan penghambat serta manfaat dalam
penyusunan manajemen inovasi kurikulum di SDIT Ulul Albab 2
Purworejo?
C. Tujuan
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Gambaran umum SDIT Ulul Albab 2 Purworejo.
2. Penyusunan manajemen inovasi kurikulum di SDIT Ulul Albab 2
Purworejo.
3. Konsep, proses, karakteristik, dan strategi yang digunakan dalam
manajemen inovasi kurikulum SDIT Ulul Albab 2 Purworejo.
4. Faktor pendukung dan penghambat serta manfaat dalam penyusunan
manajemen inovasi kurikulum di SDIT Ulul Albab 2 Purworejo.
BAB II
ISI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan:
1.
2. Hasil observasi menunjukkan bahwa terdapat manajemen inovasi
kurikulum yang dilakukan oleh SDIT Ulul Albab 2 Purworejo. Manajemen
inovasi kurikulum yang dilakukan meliputi pengintegrasian antara
kurikulum dari pemerintah dan dipadukan dengan kurikulum dari yayasan.
Hasil observasi juga menunjukkan bahwa setelah dijalankan program
khusus, amino masyarakat cukup baik yang dibuktikan dengan
terpenuhinya kuota bagi peserta didik baru setiap tahunnya bahkan jumlah
pendaftar melebihi jumlah kuota yang telah ditetapkan.
3. Bentuk pembelajaran dengan menggunakan kurikulum yang sama seperti
sekolah pada umumnya yaitu kurtilas (kurikulum 2013) yang diberlakukan
oleh Depdiknas, akan tetapi sekolah juga mempunyai wewenang untuk
menambahkan mata pelajaran yang dikembangkan oleh yayasan yang
dimasukkan dalam pengembangan kurikulum muatan lokal, yang meliputi:
Bahasa Inggris, Bahasa Arab, SBQ, TIK, dan Aswaja. Pengembangan
muatan lokal tersebut sudah dialokasikan dengan jam mata pelajaran,
sehingga siswa tidak terbebani dengan tambahan mata pelajaran dari
sekolah.
4. Faktor pendukung dalan penyusunan inovasi kurikulum di SDIT Ulul
Albab 2 Purworejo terdiri dari kegiatan harian, mingguan dan tahunan,
ekstrakulikuer dan program khusus dari yayasan. Faktor penghambatnya
adalah kendala dalam pelaksana dan implementasi inovasi kurikulum
karena lingkungan sekitar dan teknologi yang semakin canggih.
Sedangkan manfaat dari adanya pencanangan kurikulum sekolah islam
terpadu, adalah:
a. Bagi siswa, dapat membawa perubahan pada siswa menuju kepada
pemahaman konsep Islam yang lurus dan akhlak yang lebih baik serta
adanya pembentukan generasi muslim Ulul Albab.
b. Bagi guru, guru menjadi lebih sadar akan tanggung jawabnya sebagai
pendidik, karena memang peran dalam guru dalam penerapan
kurikulum sekolah islam terpadu itu sangat penting.
c. Bagi dunia pendidikan, adanya kurikulum baru ini menjadi paradigma
(pemikiran) baru tentang pembelajaran matematika yang berpedoman
pada kurikulum sekolah islami, sehingga pembentukan akhlak siswa
tidak hanya bisa dilakukan pada pelajaran agama dan kewarganegaraan
saja, tetapi juga dapat dilakukan melalui pelajaran matematika.
d. Bagi bangsa, setidaknya selama 15-20 tahun kedepan bangsa Indonesia
menjadi negara muslim yang berpancasila dan menjunjung tinggi
budaya bangsa.
B. Saran
Saran diberikan kepada pihaka-pihak terkait yaitu:
1. Kepada Penyusun Kurikulum
Saran untuk tim penyusun kurikulum sekolah islam terpadu perlu adanya
tindakan lanjutan dalam pengembangan kurikulum dari dinas dan yayasan,
diantaranya dengan memberikan penyuluhan dan training tentang
kurikulum 2013 dan kurikulum yayasan dengan mengundang narasumber
dari luar sekolah yang kompeten dalam dunia kependidikan, seperti dinas
pendidikan atau pengawas. Pembinaan dari yayasan dan kepala sekolah
biasanya berisi tentang pengetahuan keagamaan dan motivasi kerja,
sedangkan pembinaan dari luar biasanya tentang peningkatan
profesionalisme dalam menjalankan tugas pendidik dan tenaga
kependidikan.
2. Kepada Kepala Sekolah
Kepala sekolah hendaknya bekerjasama dengan guru dalam
mengembangkan kurikulum dari dinas dan yayasan. Pelaksanaan
pembelajaran disesuaikan dengan kurikulun 2013 dan juga muatan lokal
yang dikembangkan oleh yayasan. Pelaksanaan pembelajaran harus benar-
benar sesuai dengan tujuan kurikulum sekolah. Hal ini diharapkan akan
mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam bidang akademik maupun
akhlak.
3. Kepada Guru
Guru hendaknya memberikan metode-metode yang lebih bervariasi lagi,
serta dari segi sumber belajar yang digunakan perlu ditambahkan agar siswa
lebih bersemangat lagi. Selain itu, hendaknya guru dalam membawakan
dalil-dalil Al-Quran sesuai dengan standar pemahaman siswa sehingga
siswa benar-benar bisa memahami hakikat dalil tersebut dikaitkan sengan
materi yang diajarkan.
DAFTAR PUSTAKA