Anda di halaman 1dari 72

LIPUTAN

y. 5^
:

RP 29.700
WWW.TEMP0.C0
MAJALAH BERITA MINGi
ISSN: 0126 -4273
»Y
00031

9 770126 427302
Rizkelrizky.blogspot.com
LIPUTAN KHUSUS

-TEMPO KESAKSIAN PARA ALGOJ0 1965


SEJARAH kelam pembantaian orang-orang Partai Komunis Indonesia hidup
kembali melalui film TheActofKHUngUagal) karya sutradara Amerika Serikat, 50
Joshua Oppenheimer, yang diputardi Festival Film Toronto, Agustus lalu. Film
ini memuat pengakuan algojo Anwar Congo. Tempo mencoba melihat peristiwa

tragis itu dari perspektif para pembantai. Liputan khusus kali ini juga dilengkapi
penelusuran ulang terhadap kamp-kamp konsentrasiyang didirikan militer di Pulau
Buru, Plantungan, dan Moncongloe. Pelacakan juga kami lakukan terhadap ladang-
ladang pembantaian PKI.

Cover: Beberapa orang yang


diduga terlilmt G-30-S di Ekonomi
Jawa Tengah digiring oleh
Nasional
32 136
Pelemahan KPK Awan Panas Bumi dari London
tentara (1965).
PANAS-dingin hubungan Komisi KEJATUHAN beruntun hargasaham-saham Grup
Pemberantasan Korupsi dan Bakrie berimbassampai ke London, tempat Bumi
Foto: Koleksi Perpustakaan
Kepolisian RI memasuki babak baru. Plc mencatatkan diri di lantai bursa. Selama dua
Nasional hari perdagangan, harga sahamnya merosot 46,33
Kedua Lembaga hukum ini sedang
tarik-ulur soalstatus 16 penyidik persen. Peristiwa ini juga mencuatkan dugaan
yang menjaditulang punggung KPK. skandal keuangan di dua anak perusahaan di \
Sebelas penyidik KPKyang berasal Indonesia, yakni Bumi Resourcesdan Berau Coal.
dari Polri diminta kembali ke Markas Rencana Bumi Plc menginvestigasi skandal itu
Kepolisian, sementara empat penyidik malah memicu ketegangan lama antara Bakrie
memilih balik kanan menyusul kolega dan Nathaniel Philip Victor James Rothschild
mereka. Kehilangan personel, KPK alias NatRothschild,yang masih mengantongi 11
pincang. persen saham Bumi Plc.
<

Prelude: Nasional: Ringkasan 26 Seni:Sinema48 Seni 46


1 Opini: Bahasa 49 I
<
<
Album 10 I Angka 12 I Hukum: Hukum 126 I
Ekonomi: Momen 145 Catatan Pinggir162 1

Etalase K I Inovasi 16 I Kriminalitas 132 Internasional: Internasional H8 I


0pini29 Kolom40
1

Kartun 20 Seribu Kata 22


I I Gaya Hidup: Kesehatan 42 Momen 154 Tokoh: Wawancara 156 I

Surat 6 Tempo Doeloe 18


I Sains: Lingkungan44 Pokok & Tokoh 160 i

k I
TEMPO | 7 OKTOBER 2012
Op ini TEMPO, 1-70KT0BER 2012

DARI PENGAKUAN ALGOJ0 1965


EKONSILIASI tidak bisa di-
masyarakat, permohonan maaf yang diaju-
mulai dari ingkar; ia harus di-
kan Presiden Abdurrahman Wahid pada
awali oleh pengakuan. Itu- awal reformasi dulu layak diapresiasi. Seba-
lah yang seharusnya dilaku-
gai kepala negara dan kiai Nahdlatul Ulama,
kan para pelaku pembunuhan
Gus Dur secara terbuka menyatakan penye-
massal 1965 dan mereka yang menyokong
salan. Patut disayangkan, 13 tahun setelan-
kejadian itu. Dalam and reconci-
frasa truth
nya segelintir ulama NU justru menolak me-
liation, terma "kebenaran" diletakkan men-
minta maaf kepada para korban dan memin-
dahului "rekonsiliasi" untuk menunjukkan
ta Presiden Yudhoyono mengikuti jejak me-
yang satu merupakan syarat mutlak bagi
reka. Sikap ini mereka ambil setelah Komi-
yang lain.
si Nasional Hak Asasi Manusia mengumum-
tahun berlalu sejak pembunuhan
Kini, 47
kan hasil investigasi tentang tragedi ini. Se-
besar-besaran terhadap anggota Partai Ko-
jarah mencatat, NU
adalah organisasi yang
munis Indonesia dan orang-orang yang ditu-
aktif berperan "membersihkan" PKI di Jawa
duh berafiliasi dengannya. Rekonsiliasi ma-
Tengah dan Jawa Timur.
sih jauh dari angan-angan. Yang abadi hing-
Betapapun penolakan tak surut, langkah
ga kini: para pelaku-juga organisasi serta
untuk menyembuhkan luka 1965 harus te-
aparatur negara yang menyokong aksi sadis-
rus dilakukan. Membentuk pengadilan ad
tisitu-sibuk menyangkal atau membela diri
hoc untuk mengadili para pelaku-kini uzur
seraya mengingatkan tentang "bahaya la-
atau bahkan sudah meninggal-tampaknya
ten" komunisme. bukan rencana yang mudah dilakukan. Proses rekonsiliasi yang
Tak ada angka pasti tentang jumlah korban. Pada Desember membutuhkan undang-undang diperkirakan memakan waktu
1965, Sukarno pernah membentuk komisi pencari fakta yang
di- lama meski tak sepatutnya diabaikan.
pimpin Menteri Negara Oei Tjoe Tat untuk mencari tahu. Karena
Permintaan maaf pemerintah mungkin jadi solusi jangka pen-
tak leluasa bekerja dan khawatir pada reaksi tentara, komisi
itu dek. Penyesalan bisa dinyatakan dengan memberi
kompensasi
menyimpulkan 78 ribu orang terbunuh-angka yang dipercaya ter- yang wajar kepada para korban. Aksi pemerintah ini diharapkan
Laporan Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan
lalu kecil.
diduplikasi oleh masyarakat di level yang lebih mikro. Benih per-
Ketertiban menyebutkan korban tewas sekitar satu juta. Menurut
maafan itu sebetulnya bukan tak ada sama sekali.
mantan Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat Sar- Di Palu, Sulawesi Tengah, Wali Kota Rusdi Mastura secara
res-
wo Edhie Wibowo, setidaknya tiga juta orang terbunuh. Para akti- mi dan terbuka meminta maaf kepada bekas anggota PKI. Kepada
vis kiri mempercayai dua juta. keluarga korban ia menjanjikan kesehatan gratis dan beasiswa.
Ia
Meminjam Robert kaum kiri membesar-besarkan ska-
Cribb, juga berencana mendirikan monumen di bekas lokasi kerja
paksa
la pembantaian untuk menekankan kesalahan para pelaku. Bagi PKI. Sebagai pegiat Majelis Syuro Muslimin, ia mengaku
organisa-
para penentang komunis, angka yang tinggi menegaskan
bahaya sinya terlibat dalam aksi mengganyang PKI.
PKI, angka yang rendah akan mengurangi kesalahan mereka.
Da- Di luar itu, tak selayaknya kita alergi terhadap komunisme.
Su-
lam hal ini, pengingkaran tampaknya dimulai dari statistik.
dah lama ideologi itu bangkrut. Uni Soviet porak-poranda, Cina
Dalam semangat mengungkap "t ruth" itulah film TheActofKilling kini sama dengan Amerika. Ide masyarakat tanpa ke-
kapitalisnya
karya sutradara Joshua Oppenheimer layak mendapat perhatian.
las adalah utopia yang usang dan sia-sia.
Dibuat selama tujuh tahun, film itu memuat kesaksian terbuka seo-
Karena itu, tak perlu melarang penyebaran ajaran komunisme,
rang bergajul yang pernah membunuh ratusan orang PKI di Medan. Marxisme, dan Leninisme. Ketetapan MPRS tentang itu sebaiknya
Kesaksian itu menguak motif lain para jagal: dendam pribadi. Bagi dihapus saja. Tak boleh ada pembredelan buku yang menyangkut
Anwar Congo, jagal orang-orang PKI harus dibunuh karena me-
itu,
1965-juga yang lainnya. Yang justru harus diperangi adalah stig-
reka melarang film Barat- "kapitalisme" yang bertahun-tahun
telah matisasi pada komunisme dan para korban. Menyebut komunis
se-
menafkahi Anwar sebagai tukang catut karcis bioskop. Sejumlah al- bagai ateis merupakan salah kaprah yang bertahun-tahun telanjur
menyampaikan apologia yang tak baru: mereka membu-
gojo lain
dipercaya. Dengan kata lain, hadapi komunisme dengan rileks.
Se-
nuh untuk menyelamatkan negara dari bahaya komunis. bab, ideologi itu sesungguhnya biasa-biasa saja.
Dalam alam pikir Orde Baru yang belum sepenuhnya pupus di
• BERITATERKAIT DI HALAMAN 50

7 OKTOBER 2012 I TEMPO I 29


LIPUTAN KHUSUS 1965

50 I
TEMPO I
7 OKTOBER 2012
{ BURHAN ZAINUDDIN RUSJIMAN, 72 TAHUN }

7 OKTOBER 2012 I
TEMPO I 51
4\mm

Anggota dan simpatisan PKI yang ditangkap di Bali.

A dulu tukang catut karcis bi- reka bernostalgia ke tempat-tempat mere- sealiran. Ketika keadaan berbalik, luapar I

oskop Medan. Dalam film


di ka pernah membunuh-di antaranya sepo- pembalasan tak terkendali. Pembunuh;
dokumenter TheActofKilling tong jalan tempat ia menyembelih banyak direstui oleh sesepuh masyarakat dan to I

(Jagal) karya sutradara Ame- warga keturunan Tionghoa. "Setiap kete- koh agama. Masa 1965-1966 tak bisa di r
rika Serikat, Joshua Oppen- mu Cina, langsung saya tikam...." lai dengan norma dan nilai-nilai masa kin I

heimer, yang diputar di Fes- Pengakuan "jujur" preman bernama An- Membaca sejarah kelam Indonesia pad:- I

tival Film Toronto pada Sep- warCongo dalam film yang bakal ditayang- masa itu hanya dapat dilakukan dengar I
tember lalu, blakblakan ia kan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia di memperhatikan konteks sosial-politik-ekc I

mengaku dengan sadis mem- Jakarta pada Oktober tahun ini tersebut nomi pada masa itu pula. I

bantai orang-orang Partai bisa membuat siapa saja terperangah. Ada Tapi kita juga tahu betapa tak simetris in I

Komunis Indonesia di Me- heroisme di situ. Anwar mengesankan diri- formasi tentang tragedi 1965. Saat itu, sel
dan sepanjang 1965-1966. nya penyelamat bangsa. Satu versi menye- mua koran dikuasai militer. Masyarakat & I
Meniru tokoh-tokoh gangster dalam film butkan hampir satu juta orang PKI terbu- cekoki cerita bahwa komunis adalah mu-
Amerika yang ditontonnya, ia memiliki nuh pasca-1965. Ini pelanggaran hak asa- suh negara yang identik dengan ateisn
teknik khusus menjerat leher orang yang ia si berat. Anwar hanyalah salah satu pela- Militer menyebarkan daftar anggota P
tuding anggota PKI agar darah tak muncrat ku pembunuhan. Di berbagai daerah, ma- yang harus dihabisi. Militer melindung
membanjiri lantai. sih banyak "Anwar" lain. para pelaku, bahkan menyuplai mere
Pembawaannya riang. Ia dikenal jago Tempo kali ini mencoba melihat peris- dengan senjata. Di beberapa tempat, a I
dansa. Penggemar Elvis Presley dan James tiwa 1965 dari perspektif para algojo. Tak narapidana yang sengaja dilepaskan untin
Dean itu mengatakan sering membunuh ada niat kami membuka aib atau menyu- memburu "sang musuh negara". Itu me
sembari menari cha-cha. "Saya menghabisi dutkan para pelaku. Politik Indonesia pada buat para algojo menganggap wajar tindak
orang PKI dengan gembira," katanya. Da- masa itu sangat kompleks. Menjelang tra- an mereka. |

lam sebuah adegan, bersama rekannya se- gedi September, konflik PKI dan partai po- Sejarah berulang: di sini dan di tem-
sama algojo 1965, ia terlihat naik mobil ter- litik lain memanas. PKI, yang merasa di pat lain. Di Israel, pernah seorang apar
buka menyusuri jalan-jalan di Medan. Me- atas angin, menekan penduduk yang tidak kamp konsentrasi Nazi bernama Adolpl

52 I
TEMPO I
7 OKTOBER 2012
PARA ALGOJO 1965

Eichmann diadili. Ia pelaku pembantaian ratus-


an orang Yahudi. Ia merasa lalu,sejumlah sumber, kami
tak bersalah kare- mengecek apakah TIM LAPORAN KHUSUS 1965
dia benar pelaku atau orang
na menganggap itu tugas yang sekadar ingin
negara. FilsufJerman
dicap berani. Bila tak ada
Hannah Arendt, yang konfirmasi yang me- Penanggung jawab:
mengamati sidang itu nguatkan, sosok itu kami coret
pada 1963, menulis buku dari daftar Seno Joko Suyono
terkenal Eichmann in
Jerusalem: A Report ofthe
Kami menghargai privasi narasumber. Kepala proyek:
Banality ofEvil. Arendt Bagi me-
reka yang tak ingin namanya Kurniawan
melihat para eksekutor disebut, hanya kami
seperti Eichmann bukan
pengidap skizofrenia atau psikopat, cantumkan inisialnya atau kami
samarkan identi- Koordinator:
melainkan tasnya dengan nama palsu.
warga biasa yang menganggap Kami mematuhi per- Dody Hidayat. NurdinKalim
wajar tindakan- mintaan sumber yang tak ingin
nya karena dibenarkan fotonya dimuat. Penyunting:
negara. Arendt menye-
Algojo yang fotonya terpampang
but fenomena ini sebagai dalam liputan Arif Zulkifli. Bina Bektiati, Budi
kedangkalan yangakut m, ada ah mereka yang mengizinkan Setyarso, Hermien Y. Kleden, Idrus
gambar me- Shahab, Leila
reka diketahui publik luas. F.
S. Chudori, L.R.
Baskoro, Nugroho Dewanto,
MELACAK Kami juga menelusuri ulang Putu
kembali ladang-ladang kamp-kamp kon- Setia, Qaris Tadjudin,
Seno Joko
pemban- sentrasi yang didirikan
taian PKI, kami menemukan pembunuhan militer pasca-1965. Selain Suyono. Yosrizal Suriaji
mas- di Pulau Buru yang
sal tak hanya terjadi terkenal, tertuduh PKI
di Jawa Timur, Jawa
Tengah banyak Penulis:
ditahan di penjara seperti
dan Bal.-tempat-tempat yang di Plantungan, Jawa Te- Adek Media. Agung Sedayu,
Agus
sudah sering di- ngah, atau di Moncongloe,
sebut oleh media dan Supriyanto, Bagja Hidayat.
sejumlah hasil penelitian Kabupaten Maros, Su- Cheta
awesi Selatan. Tempat-tempat Nilawati. Dian Yuliastuti,
Dody
Pembantaian, misalnya, terjadi ini-mengambil is-
juga di Sikka, tilah Aleksandr Hidayat. Dwi Arjanto, Dwi
Wiyana.
Flores, juga di sebuah Solzhenitsyn, sastrawan
pulau di Palembang. Kami Rusia Iqbal Muhtarom, Jobpie Sugiharto,
menemui para algojo-upaya yang yang pernah ditahan di kamp
konsentrasi Rusia- Kurniawan. NunuyNurhayati.
tak mudah ka- adalah Gulag Archipelago
Nurdin
rena umumnya sudah Indonesia. Meski kini Kalim, PhilipusParera,
Purwani
meninggal. Yangmasih hi-
lokasi itu sudah menjadi Diyah Prabandari, Seno
dup, rata-rata 70-an tahun, tempat lain, kisah sedih Joko Suyono,
tanpa tedeng aling-
masa lalu masih terasa mengalir Sunudyantoro, Wahyu Dhyatmika,
aling membuka kisah kelam yang membangkit- dari situ Yudhono Yanuar
kan bulu kuduk. Melengkapi tulisan ini, kami
mengulas TheAct
ofKillmg. Anel Heryanto, Kontributor:
Seorang algojo menyatakan yang kini associate pro- Ananda
moralitas itu se- fessor d, Australian National
Putri, Dian Yuliastuti,
suatu yang relatif. Pembunuhan University, meresen- lqbal Muhtarom, NunuyNurhayati.
memang dila- film .tu. Ariel mengikuti
si
rang tapi harus dilakukan proses pembuatan film Prihandoko, Sundari (Jakarta),
untuk menyelamat- tersebut dari versi panjangnya
kan bangsa dan agama. Ada Abdul Rahman (Makassar),
pula yang diam-
sampai editingter-
akh.r. Ariel juga kami Ahmad Rafiq (Solo), Ahmad Fikri
diam menyadari kesalahannya. minta menulis kajian yang
Anwar, yang da- membandingkan film tersebut dengan (Bandung), Ayu Cipta (Tangerang),
lam film terlihat brutal, puluhan
mengalami pergolakan nim Indonesia yang membahas
David Priyasidharta (Lumajang),
batin tentang apa yang
diperbuatnya. Menurut tema PKI Fatkhurrohman Taufiq (Surabaya),
Pembaca, betapapun pedihnya, Hari Wasono (Kediri),
Oppenheimer, sang sutradara, pembunuhan Tri
Ika
sepanjang pem- massal 1965-1966 harus dikuak. Ningtyas (Banyuwangi),
buatan film, Anwar ada kalanya Mengingat lebih Ishomuddin
seperti menye- baik dar.pada melupakan. (Magetan), Jumadi (Moncongloe),
sali perbuatannya.
Rasa heroik dan bersalah ber- Memang dibutuhkan Kukuh S. Wibowo (Jombang), Mahbub
sitegang di dalam diri kesiapan mental bagi para
pelaku untuk menya- Djunaidy (Jember),
mantan algojo. Seorang dari kesalahan
Muhammad
mantan jagal harus dipasung dan meminta maaf Darlis (Palu), Parliza
Hendrawan
keluarganya kare- Apa yang terjadi
na bila mengingat-ingat di Palu, Sulawesi (Palembang), Pribadi Witjaksono
pembunuhan yang dila- Tengah, bisa
dijadikan contoh. Solidaritas (Yogyakarta), Sahrul (Takalar),
kukannya, ia ke luar rumah Korban Pelanggar-
mengayun-ayunkan an Hak Asasi Manusia Sulawesi Sohirin (Semarang). Steph
Tupeng
parang dan celurit. Tengah menemu- Witin (Ende, Flores),
Sujatmiko
kan lebih dan seribu orang
Memahamipersoalan dari sisi para jagal terbunuh dalam pra- (Tuban). Soetana Monang
Hasibuan
bisa hara 1965-1966 di provinsi
memberi pengertian lain terhadap itu. Wali Kota Palu
Rus-
(Medan), Ukky Primartantyo
(Solo),
prahara
1965. d. Mastura secara terbuka Yohanes Seo (Maumere,
Seperti dikatakan
Oppenheimer, persoalan uta- meminta maaf kepada Flores)

ma para korban. Periset: Danni Muhadiansyah,


rekonsiliasipada dasarnya bukan terletak Dina
pada sisi korban atau masalah Rusdi bercerita bahwa Andriani. Driyandono Adi.
Soleh
iaberusia 16 tahun ke-
prosedural, melain- tika
kan pada kemauan para pembunuhan massal terjadi. Ketika itu Riset foto:
pembantai untuk menilai siswa sekolah menengah
ia
Jati Mahatmaji (koordinator),
perbuatannya sebagai salah dan atas.
Sebagai anggo-
jahat. Rekonsilia- ta Pramuka, dia disuruh Ijar Karim
si sering terhambat karena kepala sekolah menja-
dalam diri para pelaku ga tempat-tempat tahanan Pengolah foto:
tertanam kuat indoktrinasi di sekitar kota itu
se-
rezim yang mengata- Agustyawan Pradito
kan perbuatan mereka masuk lama satu-dua bulan. Ia terkesan
akal.
oleh pengalam-
an masa kecilnya menyaksikan Bahasa:
Pembaca, liputan ini kami penderitaan para
lakukan ekstra-hati- korban. Rusdi dan pejabat lyan Bastian, Sapto Nugroho,
nati Kami tahu pemerintah Palu ber-
menampilkan profil para algo- Uu Suhardi
janji memberikan
jo adalah hal yang kesehatan gratis kepada kelu-
sensitif. Prosedur
jurnalistik arga korban dan beasiswa Desain:
kami patuhi, termasuk bagi anak-anak korban
memverifikasi keabsah- Djunaedi (koordinator),
r ta nd irikan monumen Aji Yuliarto,
an cerita para algojo yang
kami wawancarai. Me- pt c
PKI. Sikap
i nr
Rusdi perlu dicontoh. •
di 'okasi kerja paksa Eko Punto Pambudi, Agus
Setiadi.TriWatnoWidodo
Darmawan

7 OKTOBER 2012 I TEMPO |


53
.

PARA ALGOJO 1965

Kebijakan pemberantasan orang-orang PKI dan \

simpatisannya telah menyulut api pembunuhan


membakar Jawa dan Bali, dan terus menvebar ke
bermunculan. Atas nama dendam
keyakinan
menghunus pedang menyembelih mereka yang
PKI. Mayat mereka dibuang begitu saja
ke jurang
sungai, atau luweng. Mengapa para pelaku
tal merasa
bersalah atas perbuatannya?

Foto seorang anggota Marhaen Bali yang


diduga membantu tentara
menangkap anggota PKI di Bali, 1945.

7 OKTOBER 2012 I TEMPO I 55


M
TENTARA.SANTRI.
DAN TRAGEDI KEDJRI
PONDOK PESANTREN, ANSOR, DAN TENTARA
BERSAMA-SAMA MEMBANTAI ANGGOTA
DAN ORANG YANG TERKAIT DENGAN PARTAI
KOMUNIS INDONESIA. TERSULUT PERISTIWA
KANIGORO.

ENYANDANG kele- nyaksikan sejumlah anggota komando ra-

wang, Abdul Malik me- yon militer datang ke rumah H Sopingi, to-

mimpin 100 pemuda An- koh NU yang tinggal Kelurahan Setono-


di

sor berjalan kaki dari la- gedong, Kediri, tempat rapat pembahas-
pangan alun-alun Kota an rencana apel siaga. Anggota koramil itu
Kedirimenuju Kelurahan Burengan. Tuju- meminta apel siaga segera digelar karena
annya: kantor Partai Komunis Indonesia, PKI telah siap bergerak menyerang Kediri.
sekitar tiga kilometer sebelah timur pusat Hermawan Sulistyo, penulisbuku Palu
Kota Kediri. Tanpa basa-basi, beragam sen- Arit di Ladang Tebu, menyatakan apel siaga
jata tajam berkelebat. Belasan pengurus itu memang atas permintaan Ko-
awalnya
PKI yang mencoba mempertahankan kan- mandan Brigade Infanteri 16 Kolonel Sam
tor terjungkal, lainnya melarikan diri ke kepada Ketua NU Kediri. Permintaan itu se-
utara desa. "Kantor itu kami bakar hingga kaligus ungkapan eksplisit dukungan mili-
mantan Komandan Peleton III
ludes," ujar ter terhadap NU untuk bergerak. Bahkan pasan dimulai, Sungai Brantas menjadi ku-
Ansor Kecamatan Kandat, Kediri, ini me- Sam memberikan sepucuk pistol Luger ke- buran terapung. Mayat-mayat yang sebagi-
ngenang peristiwa 13 Oktober 1965 itu. pada Ketua Ansor Kediri sekaligus melatih- an besar tanpa kepala mengambang di se-
Ditemui Tempo di rumahnya pekan lalu, nya menembak di Gunung Klotok, gunung panjang sungai. Bau busuk menguar. Tidak
Abdul mengatakan peristiwa siang itu ada- kecil di sebelah barat Kediri. Selain dires- ada orang yang berani menangkap ikan
lah awal aksi dia menumpas anggota PKI di tui para Kiai pemuka NU, apel itu dihadiri serta bersedia makan ikan dari sungai ter-

Kediri.Grup Abdul tak sendiri. Ada puluh- sejumlah tokoh di luar NU. Bupati dan Ko- besar dan terpanjang di Jawa Timur itu.
an kelompok lain, yang terdiri atas santri mandan Komando Distrik Militer Kediri Kediri juga penyumbang tahanan PKI
berbagai pondok pesantren serta anggota kala itu ikut datang dan memberi sambut- terbesar di Jawa Timur. Berdasarkan data
Ansor dan Banser berjumlah puluhan ribu an. Direktorat Sosial Politik Provinsi Jawa Ti-

orang. Hari itu mereka serentak menyisir Apel siaga itu tonggak awal penumpasan mur pada 1981,jumlah mantan tahanan
kantong-kantong PKI di Kediri. anggota PKI dan orang yang dianggap ter- terkait dengan PKI yang dibebaskan dan

Sebelum bergerak, massa mengikuti kait dengan partai berlambang palu-arit wajib lapor sebanyak 446.803 orang di se-
apel siaga yang digelar di alun-alun kota. tersebut di Kediri. Pembantaian berskala luruh Jawa Timur. Sebanyak 83.&00 orang
Apel dipimpin Syafi'i Sulaiman dan H To- besar dan terbuka selanjutnya terjadi se- berasal dari Kediri.
yip, dua tokoh Nahdlatul Ulama terkemuka lama berbulan-bulan di seluruh wilayah
di Kediri. "Mereka menyatakan PKI telah Kota Tahu itu. Salah satu lokasi favorit un-
menginjak-injak agama Islam dan hendak tuk membantai adalah gisikan atau sepan- SEJAK penyerbuan di Kelurahan Bure-
menumpas kaum muslim di Indonesia," jang pinggiran Sungai Brantas, yang mem- ngan pertengahan Oktober itu, selama ber-
kata Abdul. Atas dasar itu, mereka membe- belah wilayah Kediri. Kepala para korban bulan-bulan Abdul terus memimpin Ansor
rikan instruksi tegas kepada peserta apel: dipenggal dan lantas dilempar ke sungai. Kandat menumpas PKI. Menurut dia, aksi
tumpas PKL Kediri diduga menjadi ladang pemban- itu mendapat dukungan penuh sekaligus

Menurut Abdul, tentara memiliki andil taian paling besar di Jawa Timur. Belum perlindungan dari tentara. Pernah suatu
besar dalam pelaksanaan apel itu. Satu ma- ada angka pasti jumlah korban pembantai- ketika kelompoknya kewalahan mengha-
lam sebelum apel siaga digelar, Abdul me- an kala itu. Namun, sejak operasi penum- dapi orang-orang PKI di Desa Batuaji, Ke-

56*1 TEMPO I 7 OKTOBER 2012


PARA ALGOJO 1965
KEDIRI

Kiai Idris Marzuki, saat ditemui Tempo per-


tengahan September lalu mengatakan,
kala itu seorang perwira Kodam membe-
ri tahu Kiai Makhrus bahwa PKI akan
me-
nyerang Kediri pada 15 Oktober 1965. Dan
Pesantren Lirboyo menjadi sasaran utama
penyerbuan. Untuk lebih meyakinkan Kiai
Makhrus, perwira itu menunjukkan se-
jumlah lubang mirip sumur yang digali di
area tebu yang mengelilingi Pesantren Lir-
boyo. Ia mengatakan PKI membuat lubang-
lubang untuk tempat pembuangan ma-
itu

yat para santri dan Kiai Lirboyo yang akan


mereka bantai nanti.
Pendek kata, Kiai Makhrus percaya. Apa-
lagi hubungan Kiai Makhrus dan Kodam

memang sangat bahkan sejak masa


dekat,
perjuangan kemerdekaan. Kiai Makhrus
berperan dalam menggerakkan pesantren
melawan penjajah. Dia juga anggota Fo-
rum Kiai-Kodam Brawijaya, yang merupa-
kan wadah komunikasi antara Kodam dan
pesantren di Jawa Timur. "Sakitnya Ko-
dam adalah sakitnya Kiai Makhrus," kata
Kiai Idris, menggambarkan kedekatan Kiai
Makhrus dengan Kodam kala itu.
Kiai Makhrus, yang juga Ketua Suriah
Nahdlatul Ulama Jawa Timur, lantas meng-
instruksikan para santri untuk bersiaga.
Semua santri dewasa mendapat pelatih-
camatan Kandat, Kediri. Karena massa PKI
an silat serta gemblengan ilmu kebal dari
lebih besar, Abdul meminta bantuan kora- Kuburan Sumberejo Kandat,
lokasi pembantaian anggota dan
pengurus dan pendekar pesantren. Pesan-
mil. Tak lama, sejumlah tentara membawa
simpatisanPKI. tren Lirboyo memang terkenal sebagai gu-
panser datang membantu.
dang para pendekar.
Bukan hanya itu, setiap malam truk ko-
dan Maksum Jauhari, atau yang
Kiai Idris
ramil datang ke rumah Abdul menyetor-
biasa dipanggil Gus Maksum, berbagi pe-
kan sejumlah anggota PKI untuk diekseku- tubuh seorang anggota PKI. Hingga akhir- ran. Kiai Idris bertanggung jawab menja-
si. "TNI yang menangkap mereka,
sedang- nya salah seorang anggota Ansor menya- ga keamanan dalam pesantren sekaligus
kan kami sebagai eksekutornya," katanya. rankan agar memukulnya dengan tongkat memastikan proses mengaji santri tak ter-
"TNI seperti nabok nyilih tangan (memin- rotan yang telah diberi Asma atau doa oleh ganggu. Sedangkan Gus Maksum memim-
jam tangan orang lain untuk memukul)." Kiai. Manjur, anggota PKI itu ambruk sebe- pin penumpasan anggota PKI. Lirboyo me-
Begitu diturunkan dari truk, "paket ki- lum akhirnya tewas dibacok beramai-ra- mobilisasi santri besar-besaran. Sekitar se-
riman" dari koramil itu lantas digiring ke mai. paruh dari total 2.000-an santri ikut berge-
pemakaman umum Desa Sumberejo, yang
rak menghabisisemua orang PKI.
berada tak jauh dari rumah Abdul, un-
Menurut Zainal Abidin, keponakan Gus
tuk "disekolahkan'-istilah yang dipakai AWAL Oktober 1965, aktivitas pengajian Maksum, selama hidupnya, Gus Maksum
saat itu yang berarti dibunuh. "Jumlahnya di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, men- sering bercerita tentang kiprahnya dalam
beragam. Sebanyak 4-17 orang dikirim tiap dadak gaduh. Kiai Makhrus Aly, pengasuh menumpas PKL Di setiap aksinya, tutur Za-
malam," Abdul mengenang. pondok pesantren terbesar di Kediri itu, inal,Gus Maksum tak pernah mengguna-
O
Tak ada korban yang melawan saat diek- mengatakan massa PKI dalam jumlah be- kan senjata. Cukup dengan tangan kosong,
i
sekusi. Meski begitu, kadang tak gampang sar akan menyerang Kediri. Kiai Makhrus ia sanggup melumpuhkan setiap lawan.
membunuh mereka. "Tak sedikit yang me- mendapat informasi rencana penyerang- Putra Kiai Jauhari, pengasuh Pesantren Al-
< miliki ilmu kebal," ujarnya. Pernah suatu an PKI dari Komando Daerah Militer Bra- Jauhar, Kanigoro, itu memang terkenal me-
O ketika tebasan kelewang, bahkan parang
o.
z wijaya. miliki ilmu
UJ kanuragan tinggi. Karena ke-
besar, andalan Abdul tak mampu melukai Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, mampuan silatnya itu pula Gus Maksum di-

7 OKTOBER 2012 I
TEMPO I 57
percaya sebagai komandan opera- belumnya, meski hubungan kelompok san-
si.Bukan hanya para santri, Ban- tri dan PKI tegang, tak pernah ada konflik
ser bahkan para pendekar silat di terbuka.
Kediri berada dalam garis koman- Meski tak sampai ada korban jiwa, pe-
donya. "Selain memimpin santri, nyerbuan di Kanigoro menimbulkan trau-
Gus Maksum mengajak para pen- ma kemarahan kalangan pesan-
sekaligus
dekar silat di luar pesantren da- tren dan anggota Ansor Kediri, yang seba-
lam penumpasan itu," katanya. gian besar santri pesantren. Memang kala
Menurut Kiai Idris, tentara me- itu para santri belum bergerak memba-
mang berada di belakang trage- Namun, seperti api dalam sekam, kete-
las.
di itu. Kodam bahkan mengirim- gangan antara PKI dan santri makin mem-
kan pasukan berpakaian sipil ke bara.
menjemput dan
Lirboyo. Tentara mengakui atmosfer permusuh-
Kiai Idris
mengangkut santri dengan truk an antara santri dan PKI telah berlangsung
militeruntuk selanjutnya mengi- jauh sebelum pembantaian. "Bila berpa-
rim mereka ke kantong-kantong pasan, kami saling melotot dan mengger-
PKI yang menjadi target operasi di tak," katanya. Kubu NU dan PKI juga sering
seluruh wilayah Karesidenan Ke- unjuk kekuatan dalam setiap kegiatan pub-
diri. Di lapangan, militer mempo- lik. Misalnya ketika pawai memperingati

sisikan para santri di garis depan


sekaligus sebagai algojo.
Toh, Kiai Makhrus masih pu-
nya batasan. Dia melarang para
ABDUL DAN PARA ANGGOTA ANSOR LAINNYA
santri membunuh simpatisan SEMAKIN YAKIN BAHWA PERBUATAN MEREKA
PKI yang tinggal di sekitar Lirbo-
yo. Alasannya, ia tidak ingin
BENAR. "SEPERTI API YANG DISIRAM BENSIN,
ada
pertumpahan darah antara san- KAMI SEMAKIN MENDAPAT ANGIN UNTUK
tri dan warga sekitar pesantren, MEMUSNAHKAN PKI."
yang kala itu banyak berafiliasi ke
PKI. "Sehingga penumpasan di
sekitar pesantren dilakukan oleh TNI sen- Dia menyaksikan massa PKI juga me- Hari Kemerdekaan 17 Agustus, rombong-
diri," ujar Kiai Idris. nyerang rumah Kiai Jauhari, pengasuh an PKI dan rombongan NU saling ejek bah-
Pondok Pesantren Al-Jauhar dan adik ipar kan sampai melibatkan simpatisan kedua
••• pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kiai kelompok. Kondisi itu semakin diperparah
MASIH lekat di ingatan Masdoeqi Moes- Makhrus Aly. Ayah Gus Maksum itu diseret oleh penyerbuan PKI ke Kanigoro.
lim peristiwa di Pondok Pesantren Al-Jau- dan ditendang ke luar rumah. Peristiwa di Kanigoro itu pula yang mem-
har di Desa Kanigoro, Kecamatan Kras, Ke- Selanjutnya, massa PKI mengikat dan perkuat tekad kaum pesantren dan anggo-
diri, pada 13 Januari 1965. Kala itu, jarum menggiring 98 orang, termasuk Kiai Jauha- ta Ansor di Kediri, termasuk Abdul, mem-
^jam baru menunjukkan pukul 04.30. Ia ri, ke markas kepolisian Kras dan menye- bantai anggota PKI. Pembantaian menca-
dan 127 peserta pelatihan mental Pelajar Is- rahkannya kepada polisi. Menurut Masdoe- pai puncaknya ketika pemerintah meng-
lam Indonesia sedang asyik membaca Al- qi, disepanjang perjalanan, sekelompok umumkan bahwa PKI adalah organisasi
Quran dan bersiap untuk salat subuh. Tiba- anggota PKI itu mencaci maki dan meng- terlarang. Abdul dan para anggota Ansor
tiba sekitar seribu anggota PKI membawa ancam akan membunuh. Mereka mengata- lainnya semakin yakin bahwa perbuatan
berbagai senjata datang menyerbu. Seba- kan ingin menuntut balas atas kematian ka- mereka benar. "Seperti api yang disiram
gian massa PKI masuk masjid, mengambil der PKI di Madiun dan Jombang yang tewas bensin, kami semakin mendapat angin un-
Al-Quran dan memasukkannya ke karung. dibunuh anggota NU sebulan sebelumnya. tuk memusnahkan PKI," ujarnya.
"Selanjutnya dilempar ke halaman masjid Akhir 1964, memang terjadi pembunuh- Begitu banyak anggota PKI yang mati
dan Masdoeqi saat di-
diinjak-injak," kata an atas sejumlah kader PKI di Madiun dan ditangan Abdul hingga ia tak sempat lagi
temui Tempo di rumahnya di Kecamatan Jombang. "Utang Jombang dan Madiun di- menghitungnya. Bahkan saudara Abdul
Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, pekan lalu. bayar di sini saja," ujar Masdoeqi, meniru- yang menjadi anggota PKI juga dibantai.
Para peserta pelatihan digiring dan di- kan teriakan salah satu anggota PKI yang "Dia dihabisi rekan saya karena saya tak
kumpulkan di depan masjid. "Saya meli- menggiringnya. sampai hati melakukannya. Meski sauda-
hat semua panitia diikat dan ditempeli sen- Kejadian itu dikenal sebagai Tragedi Ka- ra, urusan ideologi tak bisa ditawar dan di-
jata," tutur Masdoeqi, yang kala itu masuk nigoro-pertama kalinya PKI melakukan kompromikan."
kepanitiaan pelatihan. penyerangan besar-besaran di Kediri. Se-

58 I TEMPO | 7 OKTOBER 2012


PARA ALGOJO 1965
KEDIRI

HAJI SY:

KALAU SAYA MATI, SAYA MATI SYAHID


Haji SY masih gagah dan sehat di usia 74 tahun. Kakek 14 cucu itu
berasal dari Probolinggo, Jawa Timur. Pada waktu mudanya ia san-
tri Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri. Saban bulan ia bolak-balik Ke-
diri- Probolinggo dengan kereta api.
Kepada Tempo, ia menceritakan pengalamannya ikut mengga-
nyang PKI di Probolinggo dan Kediri. Tempo menemuinya pada
Minggu pagi, 23 September lalu, di rumahnya di Kecamatan Gruju-
gan, Bondowoso. Ingatannya masih bagus. Beberapa kali diajukan
pertanyaan yang sama setiap 15 menit, ia menjawab ulang dengan
konsisten.

•••
AYA berusia 27 tahun saat 1965. Waktu itu kelas II ma-
drasah aliyah di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri. Se-
jak akhir 1964, saya menjadi Ketua
Anak Cabang Gerak-
an Pemuda Ansor (GP Ansor) Kecamatan Pakuniran.
Probolinggo.
Tatkala saya balik ke Probolinggo, mendadak ada pesan Orari Gerakan Pemuda Ansor menentang keberadaan PKI pada 1965
Markas Kodim Probolinggo, dari komandannya, Ali Muttakim. Isi-
nya perintah supaya berkoordinasi dengan NU, Banser, dan An-
sor untuk menangkap orang-orang PKI. Malam harinya, 41 ang- iknya muncul. Orangnya tinggi besar dan berkumis tebal. Dia bi-
gota Banser dan GP Ansor bersama 10 tentara dan 2 polisi naik se- lang, "Katelaopo, Le?Kateguyon m?" (Mau apa kamu? Mau bercan-
buah truk yang dipinjam dari toko orang Cina menuju Dusun Kre- da ya?). Fadhol menyahut, "Iya." Orang itu menghunus pedang
sek, 10 kilometer tenggara Pakuniran. Tujuh tokoh PKI dan BTI di- pendek dan membacok Fadhol, tapi luput. Lalu Gus Ghozi, kawan
ciduk. Salah satunya bernama Astawar. saya lain, membalas dengan pedang samurai, ternyata tak mem-
Sesampai Desa Glagah-Pakuniran, semua bingung.
di Balai pan. Perkelahian berjalan alot.
Ada yang usul mereka dijerat tali. Para tentara tak mau menem- Saya bergegas ke tanggul dekat sungai mengambil batang sing-
bak. Akhirnya saya tebas satu per satu. Terakhir Pak Astawar. Dia kong sekitar tiga jari tangan. Lalu saya pukulkan ke punggung
membujuk kami dengan uang. Saya tolak, dan saya tebas leher- orangku. Dia gemetaran, dan langsung saya tebas dengan pedang
nya. Wallahi wannabi (demi Allah, demi Nabi). samurai. Kepalanya jatuh.
Lalu warga ramai-ramai memasukkan tujuh mayat ke satu lu- Kembali ke kantor Ansor, saya diguyur air kembang tiga timba.
bang dekat Sungai Glagah dan ditutup tanah. Wakil saya, Pak Zae- Kapten Hambali menghadiahkan sarung cap Manggis kotak-kotak
nab, bilang, "Waduh, sampeyan kok bisa seperti itu, Dik." Dia he- hitam dan hem putih merek Santio. Wah, saya senang sekali, ka-
ran saya sendirian membunuh orang PKI. Saya dan teman-teman rena yang bagus. Sejak itu, di Lirboyo, saya dikenal seba-
itu baju
ke Masjid Jami' Glagah. Saya disiram air, baju hitam saya dicuci ka- gai "Sueb Ganyang" karena berani menghadapi orang-orang PKI.
rena berlumuran darah. Baju dan celana itu pemberian guru di Ci- Yang terakhir ditangkap dan dibunuh bernama Albidin, Ketua CC
rebon, Kiai Munjahid. PKI Paiton
Di Pesantren Lirboyo, saya diberi tahu Fadhol Bustami, teman Saya ikut operasi karena kewajiban warga negara. Sebab, ka-
asal Sampang, Madura. Katanya saya dicari Kiai Makhrus Ali, lau PKI menang. Islam akan dihancurkan. Apalagi orang tua dan
pengasuh Pesantren Lirboyo. Saya sampaikan ke beliau informa- Kiai merestui. Kalau saya mati, saya mati syahid. Sejak saya ber-
si dan situasi pembunuhan orang-orang PKI di Probolinggo.
Kiai hasilmembunuh tokoh PKI Gurah yang warok Ponorogo itu, oleh
Makhrus mengatakan, "Oh, baguslah. Nanti malam ikut rombong- Gus Maksum saya diangkat memimpin rombongan dan bertugas
an ke Gurah (timur Kediri)." memberi perintah. Tidak boleh membunuh lagi.
Setelah isya, saya berangkat bersama Fadhol Bustami dan be- Sebagai manusia biasa, saya sebenarnya kasihan terhadap
<
berapa pemuda. Kiai memberikan baju dan celana hitam serta pe- orang-orang PKI itu. Dalam operasi, sayaselalu ingat pesan almar-
<
< dang samurai. Sesampai di kantor Ansor di Kecamatan Gurah, ba- hum Makhrus dan Kiai Marzuki agar tidak sembarangan me-
Kiai

Cl
nyak orang berkumpul. Juga banyak tentara. Saya disuruh mem- nangkap dan membunuh. Tapi ada saja yang keliru. Anak buah
cr
bawa orang ke sebuah rumah besar berjarak 700 meter. Menu-
10 saya di Paiton suatu hari menangkap seorang guru ngaji. Pak Sa-
rut data ABRI, itu rumah milik gembong PKI asal Ponorogo. Saya rati. Saya berupaya mencegah, tapi dia kadung dikeroyok dan di-
O lupa namanya. Rumah itu kami dobrak, pintunya ambruk. Pemi- bantai.»

7 OKTOBER 2012 I
TEMPO '
59
SETELAH 'TUHAN MATI' DI MLANCU
KADER PARTAI KOMUNIS INDONESIA DI PERBATASAN JOMBANG DAN
KEDIRI DIBANTAI. GENTING SEJAK LIMA TAHUN SEBELUM GESTAPU.

ENANGAN Dasuki teran- seperti ninja. gus: menggaet massa buruh, petani tebu,
tuk pada suatu sore awal No- Tak ada yang mengambil mayat-mayat dan santri.
vember 1965 yang tak akan itu. Jangankan keluarga PK1, kata Dasuki, Pembantaian Mlancu juga terekam da-
pernah ia lupakan seumur hi- orang Mlancu yang tak ikut partai ini saja/i- lam buku Palu Arit di Ladang Tebu. Her-
dupnya. Di remang senja itu, per ke luar rumah meski mendengar ribut- mawan Sulistyo, yang menyusun peneliti-
tubuh anak delapan tahun ini bergetar saat ribut semalaman. Mayat-mayat tersebut ke- an itu untuk disertasi di Arizona State Uni-
melihat ratusan mayat bergelimpangan di mudian dikubur di halaman itu, yang kini versity, Amerika Serikat, merekam ingatan

halaman rumah Lurah Mlancu Djamal Pra- hanya ditandai dua tugu merah dan putih. RA, seorang algojo di sana. Jumlah 700 je-
wito, di perbatasan Kediri-Jombang, Jawa Pada 1969, tanah itu dibongkar dan tulang- nazah berasal dari pengakuannya. "Opera-
Timur. belulangnya dipindahkan ke sumur tua di agak menyimpang karena dilakukan
si ini

Darah segar menggenangi halaman ru- kebun kakao tak jauh dari situ. siang hari, biasanya malam," kata RA da-
mah seluas 200 meter persegi itu. "Kalau Dalam ingatan Dasuki, penangkapan ter- lam buku itu.
jalan di sana, mata kaki tenggelam/' kata hadap orang-orang yang dituduh PKI di- Hermawan, Lembaga Ilmu Pe-
peneliti

Dasuki, kini 55 tahun. Dua pekan lalu, war- mulai Oktober 1965. Mlancu, yang terpen- ngetahuan Indonesia, menyimpulkan pe-
ga Mlancu ini memandu Tempo menyusuri dikepunggunung, 21 kilometer darijom-
cil ristiwa G-30-S memicu konflik berdarah

tempat pembantaian orang-orang yang di- bangarah Malang, terlambat menerima ka- yang sesungguhnya sudah terpendam lima
anggap sebagai "kader Partai Komunis In- bar pembunuhan enam jenderal Angkat- tahun sebelum peristiwa itu. PKI atau bu-
donesia" di desanya, setelah Gerakan 30 an Darat itu. Setelah kerusuhan meletus di kan PKI, kata dia, hanya cap untuk alasan
September 1965 di Jakarta. pelbagai kota di Jawa Timur, Mlancu mulai membunuh. "Karena itu, bapak saya, yang
Dia ingat, celurit, pedang, dan golok ber- mencekam. tak ikut apa-apa, juga dibunuh," ujar Sakib,
tumpuk di samping tubuh-tubuh tak ber- Desa ini terkenal sebagai kampung de- 49 tahun, kepada Tempo.
nyawa dengan luka menganga di merih ngan pembantaian PKI yang sadis. Meski Syahdan, pada 1960, pemerintah menge-
mereka. Dasuki melihat sore itu para algojo terpencil, wilayah ini dianggap sebagai ba- sahkan Undang-Undang Pokok Agraria. Se-
beringsut kelelahan pulang ke rumah ma- sis PKI yang kuat. Lokasinya tak jauh dari tahun sebelum ketentuan itu berlaku, ka-
sing-masing setelah selama tujuh jam me- Pabrik Gula Tjoekir, dekat Pesantren Tebu- der-kader PKI sudah mengawal pelaksana-
nebas leher sekitar 700 orang yang ditu- ireng. PKI memusatkan kegiatan di sini ka- annya di desa-desa dengan semboyan "ta-
duh PKL Mereka memakai penutup wajah, rena mendapatkan tiga keuntungan sekali- nah untuk rakyat". Mereka mengincar ta-

60 I
TEMPO I 7 OKTOBER 2012
AM:

KAMI TIDAK PERNAH MENGUBUR


Sosoknya masih tampak tegap di usianya yangkini telah 70 tahun.
Sorot matanya tajam. Bicaranya tegas. AM, sebut saja begitu, satu
tli antara pelaku lapangan dalam tragedi pembantaian orang-orang

PK1 di Badas dan Pare, dua kecamatan di perbatasan jombang-Kedi-


rijawa Timur, sepanjang Oktober-November 1965.
Dua /ta// Tempo menemui AM di tempat berbeda dijombangpada
rumahnya dan di sebuah tempat di Rejo-
17 dan 18 September 2012, di

so. Di sana, kepadaTempo, dia merekonstruksi bagaimana cara me-

ngirim rombongan pelaku pembantaian ke rumah aktivis dan sim-


patisan PKI beserta organisasi di bawahnya. Istilahnya drop-drop-
an. Saya sudah tidak ingat lagi berapa kali melakukan drop-dropan,
juga berapajumlah korbannya," ujarnya.

#••

ESKI umur saya baru 23 tahun, pada 1965 saya


telah ditunjuk menjadi pengurus anak cabang
Gerakan Pemuda Ansor (biasa disingkat GP An-
sor, organisasi pemuda yang berafiliasi dengan

Nahdlatul Ulama) di Lamongan, Jawa Timur.


Hingga suatu hari saya mendapat surat tugas menjadi pengajar di
sebuah pesantren di Jombang. Selain di pondok tersebut, saya di-
minta mengajar di sebuah madrasah.
Nah, saat itulah peristiwa politik 30 September 1965 meletus
di Jakarta. Karena alat komunikasi tidak semudah sekarang, be-
rita itu baru sampai di telinga kami dua atau tiga hari setelah keja-

dian. Kabar itu memicu kemarahan masyarakat. Dari pengamat-


an saya, kemarahan masyarakat ini spontan dan tidak dikondisi-
kan. Sebab, umumnya mereka sudah memendam kebencian seki-
an lamaterhadap orang PKI. Akumulasi kemarahan yang awalnya
tersumbat itu seperti memperoleh saluran baru.
Ansor pun merapatkan barisan. Puluhan anggota Barisan An-
sor Serbaguna (Banser), termasuk saya, digembleng di sebuah
tanah lapang di Desa Mojoduwur, Kecamatan Mojowarno. Gem-
blengan ini dipimpin oleh dua kiai yang sangat disegani karena
menguasai ilmu kanuragan tinggi dan punya aji kebal. Awalnya fi-
sik kami yang digembleng. Setelah fisik, baru mental kami yangdi-
gembleng, termasuk "diisi" ilmu kanuragan. Pada hari terakhir,
kami semua diberi rotan sebesar ibu jari, kira-kira panjangnya
satu meter. Konon, yang memegang rotan itu akan ketularan ke- Kami dikasih tahu daftar orang yang malam itu akan dihabisi,
bal. entah siapa yang menyusun. Yang jelas, targetnya adalah para
Malam, pukul 19.00-21.00, kami masih mengaji seperti biasa di pengurus teras Comite Central (CC) PKI di tingkat desa, terutama
pesantren. Menjelang tengah malam, 30 orang yang pernah ikut ketua dan sekretarisnya. Maka dalam satu desa ada satu atau dua
gemblengan diminta bersiap. Kami melepas pakaian santri dan orang yang kami sasar. Setelah siap, kami bergerak menuju perti-
berganti pakaian seragam serba hitam. Kami semua juga meng- gaan jalan besar yang berjarak sekitar satu ki lometer dari pesan-
ikat kepala dengan udheng, mirip pakaian tokoh Sakerah dalam tren (jalan raya poros Jombang-Mojokerto). Di sana, kami sudah

cerita ludruk. Secara psikologis, seragam serba hitam menambah ditunggu truk bak terbuka.
bobot keberanian kami. Kami juga melengkapi diri dengan golok Kami lalu naik untuk berangkat berombongan ke titik sasaran.

atau celurit. Di atas truk. kami dilarang bicara. Lampu truk juga dipadamkan.

62 I
TEMPO I
7 OKTOBER 2012
PARAALGOJO 1965
JOMBANG

Perayaan Hari Buruh oleh anggota Partai Komunis Indonesia


di Jawa Timur.

mereka sudah down.


Satu-dua target kami ada yang punya ilmu kebal. Misalnya, ke-
tikalehernya disabet golok, tidak timbul luka. Namun saya tahu
pengapesan (kelemahan) orang yang beginian. Saya sudah paham
bagaimana caranya agar orang yang punya ilmu kebal itu menja-
di mempan dibacok. Yangjelas, setelah korban roboh, jenazahnya
kami tinggal begitu saja. Kami tidak pernah mengubur. Biar ke-
luarganya yang mengambil. Saat itu tidak ada rasa kasihan, tidak
ada rasa ngeri. Sebab, isi kepala saya sudah diliputi kebencian ter-
hadap PKL
Kebencian saya itu sudah ada sejak masih di Lamongan. Saat
itu, pengaruh PKI di tengah masyarakat makin kuat. Dengan slo-

gan "tanah milik rakyat" dan "tanah dibagi rata", PKI mengiming-
imingi akan membagikan sebidang tanah buat tiap anggotanya.
Propaganda ini terbukti ampuh, sehingga tidak sedikit kaum nah-
dliyin di sejumlah kecamatan di Lamongan berbondong-bondong
masuk PKI. Kecamatan Sugio, misalnya, termasuk basis PKI, se-
lain Sambeng, Tikung, dan Laren.
Suatu hari, pemimpin PKI, D.N. Aidit, datang ke Lamongan. Ia
berpidato di alun-alun Lamongan pakai bahasajawa krama inggil.
Ribuan orang hadir, termasuk saya. Pidato Aidit memang enak di-
dengar, bahasanya halus dan tertata. Pokoknya membius. Inti pi-
dato Aidit, mengajak anggota dan simpatisan PKI bersama-sama
berjuang mewujudkan kesejahteraan, di antaranya melalui prog-
ram land reform.
Pengurus kecamatan, yang berafiliasi dengan PKI, kemudian
membuat kebijakan berisi larangan buat siapa pun memiliki tanah
di luar domisilinya. Misalnya si A bertempat tinggal di Sugio, dia
tidak boleh punya tanah di kecamatan lain. Kebijakan itu memi-
cu aksi sepihak di banyak tempat. PKI merampasi tanah orang se-
enaknya. Bila ada yang nekat menghalang-halangi akan dibunuh.
Beberapa pemilik tanah tewas ditebas senjata atau dikeroyok.
PKI semakin gencar melakukan provokasi. Mereka pernah
nanggap ludruk di sebuah lapangan tak jauh dari masjid. Suara-
Saya tidak tahu siapa sopirnya, juga pemilik truk. Kami tidak bo- nya bising, mengganggu orang beribadah. Mereka mengumum-
leh banyak bicara. Jalanan yang kami lalui gelap. Tak mengheran- kan bahwa cerita yang akan dibawakan adalah Gusti Allah Man-
kan bila sampai tujuan di Badas dan Pare (jaraknya sekitar 20 kilo- tu. Tapi ini trik saja. Tujuannya agar masyarakat berbondong-bon-
meter) sudah masuk dinihari. dong datang untuk dicekoki propaganda mereka. Saya, yang pe-
Tiba di tujuan, truk berhenti di sebuah tempat.
Kami turun dan nasaran, sempat datang. Ternyata isi ceritanya biasa-biasa saja
berpencar menuju sasaran. Saya mengetuk pintu orangyangakan dan tidak ada kaitannya dengan judul.
<
a.
o dihabisi. Setelah cocok dengan target, orang itu kami ajak ke tem- Nah, kondisi-kondisi itulah yang membuat saya membenci PKI.
pat sepi. kebun tebu atau tepi sungai. Yang penting sepi. Mereka Sekarang orang-orang yang membunuh PKI diserang dengan isu
umumnya sudah pasrah. Meski ada yang bertubuh tinggi besar, hak asasi manusia. Tapi mereka tidak menganalisis betapa kejinya
S mereka tidak mencoba lari atau melawan. Sekali gertak, mental PKI saat itu. #

7 OKTOBER 2012 TEMPO 63


PUSARA
DI ATAS
SUMUR
LADANG
PEMBANTAIAN
MEREKA YANG
DICAP ANGGOTA
PKI TERSEBAR DI
PENJURU LUMAJANG.
PUSATNYA DI
PANDANWANGI.
PESISIR PANTAI
SELATAN.

ERLETAKsekitar45 menit per- cerita-cerita pembunuhan itu dari pelaku- yang menjadi komandan penumpasan itu
jalanan ke arah selatan dari nya. Orang-orang komunis tersebut, ujar antara lain Gozali alias Jali, Saprawi, dan
Lumajang, Desa Pandanwangi Anshori, diangkut dengan truk. Banyak di Badrukhi. "Ketiganya sudah meninggal,"
dikenal sebagai salah satu tem- antaranya tak sadar bahwa itu perjalanan kata Anshori.
pat pembantaian orang-orang akhir mereka. Bahkan, kata dia, ada yang Selain di Pandanwangi, ladang pemban-
Partai Komunis Indonesia, 40-an tahun si- mengira mereka diajak berekreasi. "Ada taian PKI tersebar di sejumlah penjuru Lu-
lam. Lokasinya memang "ideal", terpencil yang membawa dagangan dan menjaja- majang. Tempat itu, antara Curah
lain,

dan sulit dijangkau. Kini sebagian wilayah kannya di setiap tempat pemberhentian," Mayit di Kecamatan Randuagung dan Du-
itu dijadikan pusat latihan perang Tentara ujarnya. sun Srebet di Desa Purwosono, Kecamatan
Nasional Indonesia Angkatan Darat dan La- Anshori mengaku beberapa kali meng- Sumbersuko. Lokasi pembantaian di Du-
pangan Tembak TNI Angkatan Udara. "Lo- ikuti rapat menjelang pembantaian terse- sun Srebet terletak di pinggir sungai. Tem-
kasi penumpasan PKI saat itu dipusatkan di but. Rapat itu dihadiri sejumlah tokoh Ba- pat itu kini telah "lenyap", bersalin rupa
Desa Pandanwangi," kata Muhammad An- risan Ansor Serbaguna (Banser) dan Gerak- menjadi permukiman warga.
shori Zain, 78 tahun, kepada Tempo. an Pemuda Ansor. "Orang-orang Banser dan Sapari, warga Srebet, menceritakan ke-
Anshori salah satu saksi mata peristiwa Ansor di desa-desa inilah yang menjadi algo- saksiannya melihat pembantaian puluh-
pembantaian tersebut. Kala itu, ia men- jo," katanya. Adapun yang mengendalikan- an tahun silam itu. Kala itu ia bertugas se-
jabat Bendahara Pengurus Anak Cabang nya, ujar dia, para tokoh NU di Lumajang. bagai anggota Pertahanan Sipil (Hansip) di
Ansor Kecamatan Tempeh. Pandanwangi Para tokoh agama tersebut menyatakan dusunnya. "Menjelang pembantaian, sua-
merupakan salah satu desa di Kecamatan penumpasan orang-orang PKI merupa- sana tegang. Musala dan masjid dipenuhi
Tempeh. Kakak Anshori, KH Amak Fadho- kan jihad. "Dan kalau tidak menumpas le- penduduk yang ketakutan," kata pria 70 ta-
li, saat itu tokoh Nahdlatul Ulama di Luma- bih dulu justru akan ditumpas PKI," ujar hun itu.
jang. Anshori. Operasipenumpasan itu dilaku- Menurut Sapari, pelaku pembantai-
Meski saat itu mengetahui ada pembu- kan dengan dukungan militer dan dilaku- an bukan hanya anggota Banser atau An-
nuhan terhadap orang-orang PKI, Anshori kan malam hari. Menurut Anshori, orang- sor, melainkan juga sejumlah warga lain

menyatakan tak pernah ikut ke lokasi pem- orang NU tak akan berani melakukan itu yang tidak menjadi anggota organisasi itu.
bantaian. Dia mengaku hanya mendapat tanpa mendapat dukungan tentara. Algojo Orang-orang PKI itu, ujar dia, diangkut de-

64 I
TEMPO I 7 OKTOBER 2012
PARA ALGOJO 1965
LUMAJANG

Seorang warga tai Nasional Indonesia," kata Alim kepada nus. "Dia algojo yang paling disegani di se-
menunjukkan Tempo. luruh Magetan," ujarnya.
"sumur neraka" Alim mengaku tak tahu siapa pembunuh Kaderun mengenal Yunus. Keduanya
di Desa Pragak, ayah angkatnya. "Saya masih SMP waktu berkawan cukup dekat. Menurut Kaderun,
Magetan, Jawa itu," katanya. Tapi ia tahu nama-nama al- ada 82 orang yang dimasukkan ke sumur
Timur. gojo yang disebut-sebut sebagai pembantai itu. Mereka dicemplungkan setelah dibu-
ayahnya. Dua algojo yang paling terkenal nuh. "Mereka bukan orang sini, melainkan
saat itu adalah Mochamad Samsi dan Pan- dari desa atau kecamatan lain," ujarnya.
di, yang sudah meninggal. Daerah itu antara lain Panekan, Maospati,
Pekan lalu Tempo menemui Samsi di ru- dan Bendo. "Itu basis PKI."
mahnya di Srebet. Dia mengaku sebagai Yunus, ujar Kaderun, saat itu bertugas di
orang yang membunuh Kepala Desa Ka- Perwira Urusan Teritorial dan Perlawan-
ranganom. "Saya disuruh menumpas Ke- an Rakyat (Puterpra) Kecamatan Parang.
pala Desa Karanganom. Tapi saya lupa na- Pangkat terakhirnya pembantu letnan
manya...," ujarnya. "Saya hanya menjalan- dua. Selain menjadi tentara di Puterpra-
kan perintah." kini berubah menjadi komando rayon mi-
liter-Yunus dikenal sebagai pawang ular.
Dia juga dipercaya memiliki ilmu kebal.
TEMPAT itu dulu adalah sumur. Kini su- "Dia pernah berguru di daerah Batu Am-
mur tersebut sudah tertutup dan "muluk- par, Madura," katanya. Yunus sudah me-
nya rata dengan tanah. Di atasnya ada pu- ninggal. Dia, "Meninggal pada 1980 karena
sara berukuran 1,5 x 1,5 meter. Sejumlah Kaderun.
digigit ular," ujar
kembang warna-warni yang sudah kering Kuburan massal yang diyakini sebagai
terlihat di atasnya. "karya" Yunus juga terdapat di alas (hu-
Inilah sumur "neraka" Dusun Puhran- tan) Gangsiran di Dusun Gangsiran, Desa
cang, yang terletak di Desa Pragak, Keca- Mategal, Kecamatan Parang. Kawasan hu-
matan Parang, sekitar 30 kilometer selatan tan produksi yang ditanami pohon mahoni
Magetan, Jawa Timur. Puhrancang terletak dan sambi ini termasuk wilayah Badan Ke-
di perbukitan. Tak sulit menuju tempat ini satuan Pemangkuan Hutan Lawu Selatan.
lantaran sebuah jalan cukup bagus-ken- Menurut Kaderun, para korban di hutan
dati di sejumlah tempat aspalnya mengelu- itu dimasukkan ke sejumlah lubang yang
pas-membentangdari Magetan. dalamnya tak sampai dua meter. "Saya lupa
ngan truk dan digiring ke bantaran sungai Puluhan tahun silam, ke dalam sumur jumlah pastinya, mungkin belasan sampai
di Srebet. Kedua tangan mereka disilang- itulah ratusan orang yang dicap anggota puluhan," ujarnya. "Begitu penuh, lang-
kan ke belakang dan kedua ibu jari diikat Partai Komunis Indonesia yang mati diban- • sung diuruk dan ditandai dengan sebuah
dengan benang. Di sana, sejumlah lubang tai dilemparkan. "Ya, di bawah itu tempat- pohon," kata Kaderun, yang dulu mengaku
sudah disiapkan untuk mereka. nya," kata Sukiman, menunjuk kuburan- aktivis Pemuda Muhammadiyah sebelum
Sapari mengakui tidak mengetahui asal- satu-satunya kuburan-di situ. Sukiman menjadi anggota Banser.
usul orang-orang tersebut. Menurut dia, pemilik lahan tempat sumur itu berada. Menurut pengamatan Tempo hutan
di
dalam situasi seperti itu sulit dibedakan Soal sumur dan orang-orang PKI yang Gangsiran, di sana memang ada sejumlah
mana yang anggota PKI dan bukan. "Ba- dimasukkan ke sana, Sukiman menyata- pohon yang tumbuh di atas gundukan ta-
nyak warga yang sebenarnya bukan anggo- kan mendapat cerita itu dari mertuanya, nah. Pohon-pohon itu terlihat berumur le-
ta PKI ikut dibantai," katanya. "Di mata me- yang meninggal dua tahun lalu. "Saya tidak bih tua ketimbang pohon lain. "Ya, seper-
reka, PKI itu bahkan dikira singkatan Par- tahu kapan sumur itu ditutup," ujar pria 47 ti ini, Mas," kata Kepala Dusun Kalitengah,
tai Kiai Indonesia." tahun ini. Desa Mategal, Sumarwanto, sambil me-
Hari, 78 tahun, warga Desa Jogoyudan, Yang pasti, tempat itu kini menjadi tem- nunjuk sebuah gundukan tanah.
Sumbersuko, menceritakan hal sama. "Ba- pat ziarah. Sejumlah orang kerap datang Sumarwanto mengaku mendengar ce-
nyak warga yang tidak tahu-menahu ikut nyekar dan memanjatkan doa di sana. Ken- ritapembantaian di hutan Gangsiran dari
ditumpas," kata pensiunan pegawai dinas dati tinggal hanya beberapa meter dari be- ayahnya. Menurut sang ayah, mereka yang
pendidikan yang kini membuka warung kas "ladang pembantaian", Sukiman meng- dibunuh di sana terutama berasal dari desa
di rumahnya itu. Hal ini diakui Alim, yang aku tak merasa takut atau mengalami hal tetangga, Poncol. "Di sana, kata dia, terca-
kehilangan ayah angkatnya, Joyo Pranoto, seram. "Sudah biasa. Lewat di sini malam- 700 orang komunis," ujar-
tat ada lebih dari
yang saat itu menjabat Kepala Desa Karang- malam juga enggak ada apa-apa," katanya. nya. Orang-orang PKI waktu itu, ujar Su-
anom. Kecamatan Seduro. Joyo, yang ke- Menurut Kaderun, 69 tahun, Kepala Du- marwanto, sangat kejam. Mereka mem-
tika itumenjadi Ketua Persatuan Pamong sun Jombok, Desa Pragak, Kecamatan Pa- bantai serta membunuh ulama dan tokoh
Desa Indonesia Lumajang, difitnah seba- rang, kepada Tempo sumur itu dalamnya
9 masyarakat yang anti-PKI. "Karena itulah
gai kader PKI dan dibunuh di sebuah hotel 27 meter dan diameternya, dulu, sekitar 2 kelompok-kelompok anti-PKI bersatu dan
di Lumajang. "Padahal beliau anggota Par- meter. Eksekutor para korban adalah Yu- membalas." •

7 OKTOBER 2012 I
TEMPO I 65
PARA ALGOJO 1965 LUMAJANG

MOCHAMADSAMSI:

HARAM MEMBUNUH CICAK


JIKA BELUM MEMBUNUH KAFIR
AM A saya Mochamad Samsi. Saya lahir di Dusun Sre-
bet, Desa Purwosono, Kecamatan Sumbersuko, Lu-
majang. Pada 1960-an, saya tergolong orang sukses.
Saya memiliki peternakan sapi perah. Setiap hari, ber-
liter-liter susu saya antar kepada para pelanggan. Dai usaha itu,
i

saya menjadi satu-satunya warga yang memiliki televisi. Merek-


nya kalau tidak salah National.
Setiap hari banyak orang berkumpul di rumah saya sekadar me-
nonton perkembangan berita peristiwa Gerakan 30 September di
Jakarta.Tak mengherankan kalau mereka mendengar pernyata-
an seorang jenderal, "Tumpas PKl sampai ke akar-akarnya." Tak
lama berselang, keluar instruksi para ulama Nahdlatul Ulama un-
tuk menumpas habis orang-orang Partai Komunis Indonesia.
Saya banyak mengenal tokoh NU saat itu, seperti KH Amak Fa-
doli dan KH Anas Mahfudz, serta sejumlah tokoh lain. Sebagai

anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser), saya sering menjaga


rapat-rapat yang dihadiri para kiai NU. Saya kemudian ditunjuk
sebagai ujung tombak dalam penumpasan orang-orang kafir ini.
Pembasmian itu hanya berlangsung dua bulan, sekitar akhir
1965 hingga awal 1966, Lokasi penumpasan dipusatkan di pantai
selatan Lumajang, dekat Desa Pandanwangi, Kecamatan Tempeh.
Juga ada lokasi lain, termasuk di pinggir sungai di dusun saya.
Saya ingat, pertama kali membunuh adalah karena perintah
seorang tentara Angkatan Darat, yang saya lupa namanya. Ia me-
nyuruh saya menghabisi nyawa seorang anggota PKI yang tidak
saya kenal. "Habisi nyawa orang ini tanpa keluar darah dari ba-
dannya," katanya. Saya tidak tahu dari mana asal anggota PKI itu.
Tanpa berpikir panjang, saya ambi sepotong rotan yang sudah di-
1

siapkan. Saya pukul tengkuk orang itu berkali-kali. Setelah saya


pastikan mati, jasadnya langsung saya seret ke tepi laut biar ter-

bawa arus.
Setelah korban pertama saya itu, berturut-turut saya mengek-
sekusi orang-orang PKI lainnya. Saya tak ingat berapa jumlahnya. Tipe orang PKI yang harus saya habisi beragam. Ada yang m
Orang-orang PKI tersebut saya lihat diturunkan dari atas truk ma- dah, ada yang susah. Pernah saya menghadapi seorang saudag;
lam itu. Satu persatu mereka kami bantai. Mayat mereka langsung kaya di Lumajang yang dianggap anggota PKI. Waktu itu dia p
kami ceburkan ke laut agar hilang ditelan arus. lang dari luar kota. Saya harus mencegatnya di dekat jembatan i

Tak jarang saya yang mengawali "ritual" pembantaian itu. Per- sekitar Desa Grobogan, Kecamatan Kedungjajang.

nah suatu kali rekan-rekan sesama eksekutor mendapati seorang Begitu muncul, langsung saya tebas lehernya hingga kepa
ia

anggota PKI melafalkan ayat-ayat Al-Quran. Mereka jadi ragu me- dan badannya terpisah. Lalu saya lempar mayat itu ke bawah jer
numpasnya. Saya yakinkan kepada teman-teman bahwa orang batan. Tapi, begitu saya hendak pergi, terdengar suara orang te
PKI itu cuma berpura-pura agar lolos dari penumpasan. tawa. Saya kaget bukan kepalang. Saya seperti melihat badan ±
Saya habisi saja nyawanya. Dan, betul saja, aksi saya itu membu- kepala orang itu menyatu kembali dan tertawa-tawa.
ang rasa canggung rekan-rekan saya. Saya teringat perkataan se- Saya tebas lagi lehernya, lalu badan dan kepalanya saya pisa
orang ulama NU: "Tidak sah sebagai muslim jika tak mau menum- kan, masing-masing di sisi sungai yang berseberangan. Akhinr
pas orang-orang PKI" atau "Haram hukumnya membunuh cicak orang itu pun mati. Kini sudah 47 tahun berlalu. Saya tak meny
jika belum membunuh orang-orang kafir ini." sal melakukan semua itu. •

66 I
TEMPO I 7 OKTOBER 2012
CHAMBALI:

ORANG ITU
LANCAR
MENGUCAP
SYAHADAT..

AMA saya Chambali. Umur


saya 70 tahun. Waktu muda,
saya adalah Ketua Baris-
an Ansor Serbaguna (Ban-
Kecamatan Rengel,
ser) di
Tuban, Jawa Timur, pada 1964-1967. Saya
ingat, saat meletus Gerakan 30 September
1965, Tuban ikut bergolak.
ka tidak dibunuh sekarang, besok mereka Seorang warga menunjukkan lokasi
Tuban adalah salah satu daerah "Tapak
Jurang Watu Rongko.
Merah". Di kabupaten ini, banyak keca- yang akan membunuh kami. Merusak aga-
matan yang basis PKI-nya kuat, seperti Ke- ma kami.
Saya membunuh anggota PKI bersama- jurang itu.Jurang tersebut sedalam 70-100
camatan Plumpang, Palang, Soko, Seman-
sama dengan anggota organisasi pemuda meter. Tempat itu masih banyak dihuni bina-
ding, Tuban Kota, dan Rengel. Kebetulan
lainnya, seperti Pemuda Muhammadiyah tang liar, seperti monyet, burung gagak, dan
Syam Kamaruzaman, tokoh penting dan
Tuban. dan pemuda Barisan Rakyat (Banra), on- ayam hutan. Di dasar jurang terdapat gua
pejabat Politbiro PKI, berasal dari
derbouw Partai Nasional Indonesia. Kami dengan panjang sekitar 200 meter. Nama
Syam adalah tangan kanan Aidit.
dipanggil setiap kali ada jadwal ekseku- Watu Rongko (Batu Kerangka) mulai diguna-
Saya ditunjuk sebagai Ketua Banser Re-
Biasanya malam hari seusai waktu salat kan belakangan, saat penduduk yang mulai
ngel oleh Ketua Pimpinan Cabang Nahdla- si.

Menu- Sudah ada jadwal eksekusi sekaligus menempati daerah itu menemukan tulang
tul Ulama Tuban Kiai Haji Murtadji. isya.
nama-nama calon korban dari kantor keca- belulang kerangka manusia. Hingga 1980-
rut Kiai Murtadji, kondisi negara dalam ke-
matan yang diberi komando resor militer. ari, ratusan kerangka masih ditemukan ber-
adaan genting. Diperlukan orang yang te-
Malam pertama, saya tidak langsung serakan di depan mulut gua dan belukar di
gas dan berani membunuh orang PKI. Per-
menjadi eksekutor. Saya ingat kami diajak dasar jurang. Tak ada yang menguburnya.
mintaan itu langsung saya terima. Kema-
rombongan Musyawarah Pimpinan Keca- Rangka-rangka manusia itu dibiarkan terge-
rahan saya kepada orang-orang PKI sudah
matan Rengel menuju sebuah perbukitan. letak tak beraturan.Semua penduduk di Re-
di ubun-ubun. Beberapa kali mereka hen-
Tepatnya perbukitan di Jurang Watu Rong- ngel sudah paham bahwa jurang itu adalah
dak membunuh saya. Saya juga tidak suka
ko, sekitar tiga kilometer arah barat Kota tempat penyembelihan orang-orang PKI. Ke-
cara mereka menistakan para ulama pa-
Kecamatan Rengel. Lokasinya di hutan ge- pada Tempo, Askur, 53 tahun, warga yang
nutan kami.
pemuda lap karena memangjauh dari permuki- mendirikan rumah di sekitar Jurang Watu
Dari sekian banyak Rengel, ha-
man. Saat tiba di lokasi, terlihat sudah ada Rongko, mengatakan hampir tiap pekan se-
nya saya yang berani jadi eksekutor, me-
puluhan orang berjejer di tepi jurang de- kali ada orang datang untuk nyekar. Mereka
nyembelih orang PKL Saya merasa urusan
ngan tangan terikat di belakang. melempar kembang ke jurang atau di leku-
dengan PKI ini bukan cuma perbedaan ide-
kan-lekukan batu).
ologi, melainkan sudah mirip perang aga-

ma. Membunuh atau dibunuh. Kalau mere- (Tempo mencoba mengecek keberadaan

68 I
TEMPO I 7 OKTOBER 2012
PARAALGOJO 1965
TUBAN

takpateni. Sak durunge takpateni, opo sam- Keesokan harinya, ada pemberitahuan
peyan enekpesen. Neksampeyan wong Islam, dari Muspika Rengel dan Koramil setem-
moco syahadat disik (Anda hendak saya bu- pat, akan ada eksekusi terhadap orang-
nuh. Tapi, sebelum saya bunuh, apakah orang PKI di Rengel. Seusai isya, saya dan
Anda punya pesan. Kalau Anda orang Is- puluhan pemuda lain kembali berkum-
lam, baca kalimat syahadat dulu). pul di depan rumah tahanan PKI. Tak ber-
Pertanyaan itu dijawab dengan gagah selang lama, dari arah utara, muncul truk
oleh anggota PKI tersebut: Monggo kulo di- yang isinya belasan orang, dengan tangan
pejahi. Kulomboten enten pesen. Kulo mbo- yang belakangan diketahui anggo-
terikat,
ten sah moco syahadat, tiang PKI kok moco ta PKI. Truk itu menuju bukit, tepatnya di
syahadat. PKI mboten tepang Gusti Allah (Si- Jurang Watu Rongko, yang berlokasi di atas
lakan saya dibunuh. Saya tidak ada pesan. Kota Rengel.
Saya tidak usah membaca syahadat. Orang Setelah truk itu lewat, ada seorang yang
PKI kok baca syahadat. Orang PKI tidak ke- memberi komando kepada kami untuk me-
nal Gusti Allah). nyusul ke Watu Rongko. Seperti peristiwa
Lalu, dalam hitungan detik, pedang pe- sebelumnya, belasan tahanan sudah berje-
muda itumemotong leher korbannya. Da- jer dengan tangan terikat di pinggir jurang.
rah deras mengalir. Tubuh tak bernyawa Hati saya tersentak ketika seseorang me-
itu ditendang masuk ke jurang. Malam se- manggil nama saya dan memberikan pe-
makin larut, satu per satu orang PKI yang dang. Malam itu saya diminta menjadi ek-
kami tangkap berakhir di Jurang Watu sekutor.
Rongko. Itu adalah pertama kalinya saya Tangan saya gemetar ketika pedang
melihat penyembelihan orang. Perasaan yang saya genggam menempel ke leher le-
saya bercampur aduk. Badan saya menggi- laki yang sudah pasrah di depan saya. Dan,
gil, perut saya mual sampai muntah-mun- serrr.... Niat saya suci.... Semoga Allah
tah. Saya beberapa hari mengurung diri di mengampuni saya. Sejak malam itu, entah
rumah. berapa nyawa yang tewas di tangan saya.
Saya mulai aktif lagi setelah datang un- Satu kejadian yang terus teringat sam-

.ALU, DALAM HITUNGAN DETIK, PEDANG PEMUDA ITU MEMOTONG


EHER KORBANNYA. DARAH DERAS MENGALIR. TUBUH TAK
BERNYAWA ITU DITENDANG MASUK KE JURANG. MALAM SEMAKIN
ARUT. SATU PER SATU ORANG PKI YANG KAMI TANGKAP BERAKHI
JURANG WATU RONGKO. ITU ADALAH PERTAMA KALINYA SAYA
MELIHAT PENYEMBELIHAN ORANG.

Kami berbaris. Beberapa menit kemu- dangan pertemuan para pemuda, tokoh pai sekarang. Dari sekian orang yang di-
datang seseorang yang berbicara cu- agama dari pelbagai organisasi kemasya- eksekusi malam ada satu orang yang
itu,
mp lantang. Di sekitarnya, beberapa orang rakatan, dan Muspika Rengel. Barangkali lolos dari maut. Saya tanya orang itu apa-
akilan dari kantor Camat, Koramil, Kiai Murtadji mengetahui saya tengah bim- kah kamu orang Islam. Dia menjawab: Ya,
Kantor Polsek Rengel. Ia mengatakan bang. Di tengah-tengah pertemuan, tiba- saya orang Islam. Saya pertegas lagi. Kalau
yang diikat ini adalah musuh negara tiba Kiai menghampiri saya, lantas mem- kamu orang Islam, apakah bisa baca syaha-
s membahayakan agama. berikan wejangan. Beliau meminta saya ti- dat? Orang itu lancar mengucap syahadat.
Selanjutnya, seorang pemuda dari Keca- dak ragu-ragu dalam bertindak, terutama Tubuh saya langsung gemetar. Pedang di
Soko, Tuban, maju sambil menghu- terhadap orang-orang yang dianggap mu- genggaman saya terlepas dan masuk ke ju-
pedang mendekati tawanan yang ber- suh negara dan agama. Setelah itu, saya di- rang. Orang-orang yang menyaksikan ek-
di paling depan barisan. Pemuda itu sodori gelas berisi air putih, yang kemudi- sekusi terdiam. Yang lain meminta saya
gajukan pertanyaan: Sampeyan ameh an saya minum. pergi dari lokasi eksekusi.*

7 OKTOBER 2012 1 TEMPO I 69


mengikat empat sampai lima orang sekali-

PENDEKAR TULUNGAGUNG gus sendirian," kata Marjuni. Mayat mere-


ka kemudian dikubur di dalam sebuah lu-
bang besar di pemakaman desa. Marjuni

DALAM PASUNGAN tak bisa mengingat lagi berapa orang PKI


yang disikat kakaknya.
SEORANG PELAKU PEMBANTAIAN ORANG- di
Tak semua pemuda dan anggota Ansor
desanya, tutur Marjuni, ikut melaku-
ORANG PKI PADA 1965 MENGALAMI kan penumpasan. Marjuni sendiri memi-
GANGGUAN JIWA. KARENA IA KERAP lih menghindari bentrok fisik karena tak

MENGAMUK, AKHIRNYA KELUARGANYA cukup punya nyali. Dari keluarganya, ha-


nya Supardi yang berani ikut dalam pem-
TERPAKSA MEMASUNGNYA. bantaian orang PKL Menurut Marjuni, dia
mengikuti penggemblengan ilmu kanura-
gan dan belajar pencak silat bersama Su-
pardi di sebuah pondok pesantren di Bli-
tar hanya agar tak dicurigai sebagai simpa-
RIA 71 tahun itu menyam- juni memperkenalkan Tempo kepadanya, tisan PKL
i
bar celurit di depannya. Sen- tapi Supardibergeming. Perokok berat itu Syarifatul Jannah, 75 tahun, kakak Su-
jata tersebut digosok-gosok- malah kembali asyik mengisap rokok kre- pardi, yang tempat tinggalnya bersebelah-
kan di atas lempengan batu teknya dalam-dalam. an dengan rumah Marjuni, membenarkan
asah sambil sesekali disiram Namun, ketika Tempo dan Marjuni mulai cerita itu. Menurut Jannah, semasa muda,
air. Kedua tangannya terus bergerak meng- berbincang tentang Partai Komunis Indo- adiknya memang gemar belajar ilmu silat
asah hingga salah satu sisi celurit mengki- nesia dan Ansor, Supardi, yang duduk ha- dan kebatinan di sela-sela mencari rum-
lap. Setelah berkilau tajam, celurit itu dia nya berjarak sekitar satu meter, tampak be- put buat pakan ternak ayahnya. Badannya
letakkan begitu saja di depannya. Tak lama reaksi. Dia berdiri dan tiba-tiba raut muka- yang besar juga membuat Supardi disegani
berselang, tangan kanannya merogoh nya memerah. Sorot matanya menatap ta- remaja sebayanya. "Pokoknya, dia jagoan,"
saku baju kumalnya dan mengeluarkan jam ke arah kami. Marjuni pun langsung ujarnya.
rokok. Perlahan dia menyulut rokok kre- menghentikan perbincangan dan buru- Jannah juga membenarkan kabar bah-
tek itu dan mengisapnya seraya menenga- buru mencoba mencairkan suasana de- wa adiknya ikut dalam penumpasan orang
dah. Lalu mengembuskan asap
ia itu hing- ngan menyodorkan sebungkus rokok ke- PKI di wilayahnya. Dipimpin dua tokoh An-
ga membentuk kepulan-kepulan. pada sang kakak. "Kalau kakak saya tidak sor, TY dan SR, Supardi berperan mering-
Terkadangterdengargemerincing rantai segera dibujuk dengan rokok, emosinya kus dan mengikat anggota PKI yang ter-
besi yang mengikat kaki kirinya saat berge- akan naik," ujarnya berbisik. "Kalau sudah tangkap. Mereka kemudian digiring ke lo-
sekan dengan lantai. Rantai itu tampak ko- mengamuk, susah dikendalikan." kasi pemakaman untuk dihabisi.
koh dan berat dengan ujung lainnya tertan- Kami berdua kemudian memilih menja-
cap pada beton semen. "Dia memang pin- uh. Marjuni menuturkan, sejak dulu, sosok
tar mengasah celurit," kata Marjuni, 67 ta- Supardi memang ditakuti. Selain perawak- SETELAH peristiwa pembantaian itu,
hun, tentang kakak kandungnya, Supardi, annya tinggi besar-kira-kira tingginya 176 Supardi diajak seorang temannya beker-
yang dipasung karena mengalami ganggu- sentimeter dan bobotnya 75 kilogram-ia ja di perkebunan kopi di Sumatera Sela-
an jiwa. dikenal sebagai pendekar yang tang-
silat tan. Tapi, baru sekitar tiga tahun dia beker-
Supardi menjalani pemasungan sejak guh. Sejak remaja, dia aktif berguru ke se- ja di sana, Marjuni menerima kabar bah-
keluar dari Rumah Sakit Jiwa Lawang, Ma- jumlah pendekar silat di Tulungagung wa sang kakak mengalami gangguan jiv
lang, sekitar 30
tahun silam. Sebelum dipa- dan Blitar. Kehebatan dia dalam
sung, Supardi seringmembuat warga Podo- ilmu bela diri itulah yang membu-
rejo, Sumbergempol, Tulungagung, Jawa at pengurus Gerakan Pemuda An-
Timur, waswas karena kebiasaan pria itu sor, organisasi pemuda Nahdlatul MEREKA YANG
membawa cangkul dan senjata tajam keti-
ka mengamuk. "Tak ada warga yang berani
Ulama, Tulungagung, merekrut-
nya menjadi algojo dalam pemban-
TERTANGKAP DIIKAT
mendekat selain saya," Marjuni, yang sela- pada 1965.
taian anggota PKI
MENJADI SATU SEBELUM
ma ini merawat sang kakak, menuturkan. Kalaitu.takadaanggotaPKIyang DIGOROK. "MAS SUPARDI
Ahad siang, 23 September 2012, saat
Tempo menemui Supardi dan mencoba me-
lolos dari sergapan Supardi dan ka-
wan-kawannya. Mereka yang
BISA MENGIKAT EMPAT
ter-
nyapanya, ia nyaris tak bereaksi. Dia hanya tangkap diikat menjadi satu sebe- SAMPAI LIMA ORANG
sempat menatap sesaat. Beberapa kali Mar- lum digorok. "Mas Supardi bisa SEKALIGUS SENDIRIAN
70 I TEMPO I 7 OKTOBER 2012
.

PARAALGOJ01965 TULUNGAGUNG

Supardi.

nyediakan bak air besar di depan pondok.


Air itulah yang digunakan Supardi untuk
mandi.
Meski hidup dalam kondisi seperti ini se-
lama puluhan tahun, tak pernah sekali pun
Supardi mengalami sakit fisik. Tubuhnya
terlihatbugar dengan beberapa helai ram-
but putih yang mulai rontok. "Rambut itu
dulu sangat hitam dan panjang," ujar Mar-
juni. "Semasa muda, Supardi sengaja me-
manjangkan rambutnya, yang merupakan
cirikhas seorang pendekar."
Kini sehari-hari Supardi mengisi wak-
tu dengan membuat benda yang disukai-
nya. Salah satunya layang-layang. Beleng-
gu yang melingkar di kakinya tak membu-
at aktivitasnya terganggu. Saat membuat
layang-layang siang itu, tangannya cukup
cekatan menajamkan bilah bambu dengan
pisau kecil. "Dia tak bisa diam dan selalu

membuat sesuatu," Marjuni menjelaskan.


Kepandaian Supardi dalam mengasah
celurit dan perkakas tajam lainnya menda-
tangkan keuntungan. Dia kerap menerima
order menajamkan celurit dan ujung cang-
kul dari warga sekitar rumahnya. Sebagai
ongkosnya, warga memberikan beberapa
batang rokok, rajangan tembakau, dan ma-
kanan.
Bagi Marjuni sendiri, hal itu ikut meri-
ngankan beban biaya perawatan sehari-

hari kakaknya. Apalagi penghasilan Mar-


juni sebagai buruh tani dan pembuat batu
perkakas rumah tangga di dalamnya, se- bata tak banyak menghasilkan pemasuk-
dan sering mengamuk. Karena itu, ayah
lain tumpukan benda bekas seperti ban se- an. Dua kolam ikan yang dia kelola kini ter-
Supardi memutuskan menjemputnya pu-
peda, ember plastik, sapu, tas kumal, ser- bengkalai. "Sudah lama berhenti karena
lang. "Kami sampai meminjam borgol mi-
tumpukan kain yang merupakan pakai- kehabisan modal," katanya.
lik anggota polisi setempat saat membawa- ta
an Supardi sehari-hari. Satu-satunya ben- Sebenarnya Marjuni tak tega mema-
nya naik kapal laut," kata Marjuni.
da terawat yang berada di tempat itu ada- sung kakaknya seperti itu. Dia kasihan keti-
Upaya penyembuhan medis, termasuk
mengirim Supardi ke rumah sakit jiwa, lah sebuah kopiah yang tergantung di salah ka beberapa orang mendatangi rumahnya
satu dinding. Menurut Marjuni, kakaknya hanya untuk menonton orang yang diran-
dan spiritual yang ditempuh keluarga tak
masih memiliki pakaian Ansor, yang disim- tai. Namun dia juga tidak memiliki cara un-
membuahkan hasil. Dia masih kerap meng-
pan di dalam tas. tuk mengamankan Supardi jika dilepas se-
amuk. Dengan kaki dirantai, Supardi ke-
Di belakang pondok itu terdapat jam- perti dulu. Kebiasaan Supardi yang meng-
mudian melewati hari-harinya di sebuah
ban keluarga Marjuni. Supardi sendiri tak amuk dengan membawa cangkul dan celu-
kamar kecil berukuran 2,5 x 1,5 meter di
pernah menggunakan jamban itu. Karena rit membuat warga ketakutan
belakang rumah Marjuni. Kamar itu diba-
kondisi kakinya yang terikat rantai sepan- Begitulah. Menjelang sore, saat Tempo
ngun semipermanen dengan setengah bi-
jang dua meter, dia hanya bisa memindah- pamitan, Supardi hanya menoleh sesaat
dang dindingnya berupa kain bekas dan
karung. kan tubuh dari luar ke dalam pondok un- dan kemudian mengangguk. Setelah itu,
tuk berteduh. Aktivitas buang air dia laku- pendekar tersebut kembali tercenung sera-
Boleh dibilang, kondisi pondok peng-
kan pondok, yang dikelilingi ta-
di sekitar ya mengisap rokoknya.
asingan Supardi itu lebih buruk daripada
kandang ternak. Tak ada penerangan dan naman pisang. Namun Marjuni tetap me-

7 OKTOBER 2012 1
TEMPO I
71
PARA ALGOJO 1965 BANYUWANGI

KIAMAT AKIBAT DENDAM KESUMAT


DIBANYUWANGI, PEMBANTAIAN DILAKUKAN SECARA BERGANTIAN.
KE JURANG TANGIS, MAYAT-MAYAT DILEMPARKAN.

AMA pasukan itu Gagak Hitam.


Bukan pasukan TNI, karena isi-
nya adalah anggota Nahdlatul
Ulama, Partai Nasional Indo-
nesia (PNI), dan organisasi onderbouw ke-
duanya di Banyuwangi, Jawa Timur. Tugas
mereka adalah menumpas orang-orang ko-
munis di ujung timur Pulau Jawa itu. Dina-
makan Gagak Hitam karena pasukan ini
memakai atribut serba hitam, dari celana,
baju, hingga ikat kepala.
Pasukan ini dibentuk setelah orang NU
marah karena 62 anggota Ansor dihabisi di
Dusun Cemethuk, Kecamatan Cluring, Ba-
nyuwangi. Pemuda Ansor yang bersenjata
celurit, pedang samurai, keris, dan bambu
runcingku sebenarnya datanguntukmem-
bantai orang PKI, tapi justru mereka yang
dihadang di ujung desa dan disekap bersa-
ma orang-orang PNI. Peristiwa itu kemudi-
an diabadikan dalam Monumen Pancasila
Jaya atau yang dikenal dengan Lubang Bua-
ya di Cemethuk.
Kami menemui salah satu anggota Ga- Pasukan Gagak Hitam mendatangi mar- Jurang Tangis, tempat pembuangan
gak Hitam di Kelurahan Boyolangu, Keca- kas ataupun rumah anggota PKI dan orga- mayat orang-orang PKI.
matan Giri. Namanya Baidawi, umurnya nisasi afiliasinya. Menggunakan parang,
sudah 80 tahun, tapi terlihat masih gagah. Gagak Hitam lalu menghabisi mereka dan
Semasa muda, ia cukup disegani. Dia per- membuang mayatnya ke sungai atau ju-
rang. Rumah milik orang komunis dibakar. dari pihak komunis diperkirakan ribuan.
nah memimpin Lembaga Seniman Buda-
yawan Muslimin Indonesia (Lesbumi)-sa- "Saat itu seperti kiamat," katanya. Iapernah dipenjarakan oleh tentara sela-
lah satu organisasi afiliasi NU-di Desa Bo- Selain dilakukan oleh warga sipil, pem- ma dua tahun. Sebelum dipenjara, dia di-
yolangu. Ia juga ditakuti karena, menurut bantaian dilakukan tentara. Suatu keti- bawa ke kamp tahanan di sebuah lapang-
kabar yang beredar di masyarakat, banyak ka tentara kewalahan dengan banyaknya an di Kecamatan Kalibaru. Sepuluh hari di
menghabisi nyawa orang PKL orang yang harus dihabisi. Eksekusi sejum- kamp tersebut, Andang menyaksikan ada
lah tahanan pun diserahkan kepada pendu- ribuan orang yang nasibnya sama dengan
Namun, saat bertemu dengan Tempo
duk sejumlah desa, termasuk Boyolangu. dirinya. "Dari camat, lurah, carik, semua
pada akhir bulan lalu, Baidawi memban-
tah. "Kalau ada yang bilang saya tukang bu- Kata Baidawi, kampungnya pernah menda- ada di kamp itu," kata Andang.
pat limpahan lima orang komunis, yang ter-
kemudian dipisah-
Di sana setiap orang
nuh orang PKI, tidak usah didengarkan. Itu
salah. Saya hanya melihat," katanya. Bai- diri atas empat pria dan satu wanita. kan menurut jenis hukumannya. Bila ma-
dawi mengatakan menjadi anggota Gagak Malam kelimanya dieksekusi di la-
hari, suk kategori berat, akan langsung diekse-
pangan yang kini menjadi pemakaman kusi pada malam harinya. Mayatnya di-
Hitam karena menganggap komunisme
membahayakan negara, "Tapi sekarang desa. Proses eksekusi dihadiri ratusan war- buang ke Jurang Tangis. Jurang yang berlo-
yang semuanya membawa parang, ter- kasi di kawasan Taman Nasional Baluran di
saya tak perlu mengingatnya lagi, asalkan ga,
masuk Baidawi. Dengan tangan terikat, lima wilayah perbatasan Banyuwangi dan Situ-
PKI tidak bangkit lagi di Indonesia."
Penumpasan orang-orang komunis di- orang komunis itu dibantai beramai-ramai bondo itu menjadi salah satu kuburan mas-
kemudian dikubur dalam satu lubang. sal orang komunis di Banyuwangi. Lokasi
umumkan secara terang-terangan oleh se-
Mantan Sekretaris Lembaga Kebudaya- lainnya berada di jurang Gunung Kumitir,
orang pegawai kecamatan. "Sambil bawa
an Rakyat (Lekra) Banyuwangi Andang di perbatasan Banyuwangi dan Jember.
pengeras suara, dia mengumumkan bahwa
orang-orang PKI harus dihabisi," ujarnya. Chatif Yusuf mengatakan jumlah korban

72 I
TEMPO I
7 OKTOBER 2012
PARAALGOJ0 1965 BENGAWAN SOLO

JASAD
TERAPUNG
SAMPAI
JAUH
DARI JEMBATAN
DIPERBATASAN SOLO-
SUKOHARJO INILAH
APARAT MILITER DAN
WARGA SIPIL MEMBANTAI
ORANG YANG DITUDUH
KOMUNIS.

MBAH Wiryo merinding keti-


ka menyaksikan tiang fonda-
jantung Kota Solo itu memang merupakan
salah satu tempat favorit eksekusi. Sejara-
wan Universitas Negeri Sebelas Maret Su-
Fondasi bekas Jembatan Bacem.
Dulu kerap terdengar tembakan dan
si bekas jembatan yang berdi- suara benda jatuh ke sungai.
tengah Bengawan Solo.
ri di rakarta, Sudharmono, mengatakan ek-

Perempuan 80 tahun itu ingat tragedi 47 sekusi mati orang-orang PKI di atas Jem-
tahun silam. Bekas jembatan di Desa Telu- batan Bacem terjadi pada sekitar Oktober Menurut Supeno, Koordinator Pagu-
kan, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Jawa 1965. Akibat pembantaian itu, air Benga- yuban, selain militer, yang mengekseku-
Tengah, itu jadi saksi bisu pembantaian ter- wan Solo berwarna darah. Kadang pendu- si orang PKI di Jembatan Bacem adalah Ba-

hadap mereka yang dituding terlibat Partai duk mendapati jari manusia di perut ikan. risan Ansor Serbaguna (Banser), yang ber-
Komunis Indonesia. Ketika terjadi banjir besar pada 1966, bekas afiliasi ke Nahdlatul Ulama. "Yang saya de-

Setelah September 1965, dari rumahnya eksekusi di Bengawan Solo hilang. "Sungai ngar, Banser ikut menembaki PKI," kata-

yang berjarak 100 meter dari Jembatan Ba- kembali jernih," kata Sudharmono. nya Sabtu dua pekan lalu.
cem tersebut, ia kerap mendengar suara Bibit, yang pernah ditahan di Komando Tapi sesepuh NU Solo, Kiai Haji Abdul Ro-
tembakan. "Lalu ada suara seperti benda Distrik Militer Solo karena dituding sebagai zaq Shofawi, membantah anggapan bahwa
jatuh ke sungai," kata perempuan yang ter- PKI, menghitung ada 144 tahanan yang satu Banser NU ikut membantai. Menurut dia,
lahir bernama Suyek ini, Sabtu dua pekan per satu diangkut ke tempat pembantaian. Banser hanya bertugas menjaga pesan-
lalu. Suara itu datang dari jasad yang terce- Dari banyak orang, ia mendengar para ta- tren dari ancaman orang-orang PKI. Mere-
bur ke sungai. hanan itu dieksekusi di Jembatan Bacem. ka bersiaga karena belum ada militer yang
Pada saat itu, selama enam bulan, tiap 2- Tempat itu, kata dia, juga jadi ladang mem- masuk ke Solo. "Waktu itu ada kabar PKI
3 hari sekali ada eksekusi terhadap aktivis bunuh tahanan dari tempat lain. akan membunuh kiai-kiai NU," katanya.
PKI. Jika bunyi dor senjata api menyalak, Bibit menyatakan hal ini ketika Paguyub- Supeno, kini 82 tahun, masuk penjara
penduduk sekitar jembatan memilih me- an Korban Orde Baru berziarah ke lokasi milik tentara pada November 1965 dengan
ngunci pintu. "Kalau ada di luar rumah ta- pembantaian itu pada 2005. Testimoni Bibit tudingan terlibat PKI. Menurut dia, ekse-
kut dituduh PKI," katanya. Penduduk baru ini dimuat di situs pribadi Umar Said, war- kusi di Jembatan Bacem dilakukan setidak-
berani ke luar rumah ketika pagi menje- tawan Indonesia yang hidup sebagai eksil di nya 71 kali. Eksekusi selalu dilakukan sem-
lang. Kerap, pada pagi hari, ia menyaksi- Paris. Umar meninggal hampir setahun lalu. bunyi-sembunyi pada malam hari. Untuk
kan mayat terdampar di tepi Bengawan Bibit juga mendengar kisah, beberapa hari mengenang mereka yang jadi korban, Su-
Solo. Lalu beberapa orang menggeser ma- setelah pembantaian, aparat keamanan me- peno, yang punya enam anak, setahun se-
yat bergelimpangan itu ke tengah sungai merintahkan masyarakat setempat untuk kali berziarah ke Jembatan Bacem. Ia nye-

agar terbawa arus. membersihkan bekas darah yang menem- kar bersama kawan senasib dan keluarga
Jembatan yang berjarak 4 kilometer dari pel pada besi pembatas jembatan. korban. •

7 OKTOBER 2012 I TEMPO I


73
PARA ALGOJO 1965 BENGAWAN SOLO

BURHAN ZAINUDDIN RUSJIMAN, 72 TAHUN: Operasi pembersihan komunis ini bia-


sa saya lakukan bersama tentara. Kami di-
minta membuat pagar betis, lalu tentara

SAYA PUNYA LICENSE TO KILL beroperasi. Tapi, karena masyarakat dan


organisasi Islam juga menaruh dendam,
kami pun sering bergerak sendiri.
Dengan posisi sebagai staf satu Laskar
Ampera Aris Margono dari Kesatuan Aksi
AYA dijuluki Burhan Kampak. Pada saat menempel poster itu, saya di- Mahasiswa Indonesia (KAMI), saya menda-
Sebab, saat terjadi konflik pada tendang hingga jatuh oleh anak CGMI. pat license to kill. Ada 10 orang yang diberi
1965-1966, saya sering memba- Pengurus kampus lalu memberi saya cap pistol, lalu dilatih di Kaliurang. Pistol jenis
wa kampak (kapak) panjang un- mahasiswa kontrarevolusioner dan me- FN diberikan sekitar November 1965.
tuk memburu orang yang diduga komunis. nentang konsep Nasakom (nasionalisme, Saya paling sering kembali ke markas Kos-
Tapi sayajuga kerap mengeksekusi dengan agama, dan komunis) Presiden Sukarno. trad di Gedung Wanitatama Yogyakarta un-
pistol. Prinsip saya, daripada dibunuh, le- Sebelum meletus G-30-S, pada 1963-1964 tuk minta peluru. Saya menggelar opera-
bih baik membunuh. CGMI merajalela dan meneror kelompok si mencari simpatisan dan tokoh PKI di wi-
Kebencian saya terhadap komunisme dan mahasiswa Islam. Pendukung PKI ham- layah Yogyakarta hampir saban hari, mulai
dimulai sejak mahasiswa, ketika menja- pir tiap hari menggelar orasi dan demo di Ma- akhir 1965 sampai pertengahan 1966.
di anggota Himpunan Mahasiswa Islam lioboro dan di tempat-tempat strategis lain. Wilayah operasi saya tidak hanya di
(HMI). Saya yakin komunis musuh semua Kebencian saya memuncak setelah saya Yogyakarta, tapi juga sampai Luweng Gu-
agama. Salah satunya karena fatwa Mukta- dengar Ketua Comite Central (CC) PKI Dipa nungkidul serta Manisrenggo dan Kaliwe-
mar Majelis Ulama Indonesia
Sumateradi Nusantara Aidit berpidato melecehkan di di Klaten, Jawa Tengah. Di Luweng, ek-
Selatan pada pertengahan 1962. MUI me- HMI. Dalam Kongres III CGMI pada 29 Sep- sekusi dilakukan pada malam hari dengan
nyatakan komunisme haram karena ateis. tember 1965, Aidit bilang, kalau CGMI tak cara mendorong orang yang ditutup mata-
Mulai saat itu, saya berpikir, orang PKI ka- mampu menyingkirkan HMI dari kampus, nya dari tebing tinggi ke aliran sungai yang
lau bisa dibina ya dibina, kalau tidak mau sebaiknya mereka sarungan saja. mengalir ke pantai selatan Jawa.
ya dibinasakan. Ketika G-30-S meletus, perang terhadap Di Kaliwedi, sebelah barat Klaten, sebe-
Pada awal 1965, tahun ketiga kuliah di PKI dan simpatisan pendukungnya gencar lum eksekusi, warga sekitar diminta mem-
Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, saya lakukan di Yogyakarta. Khususnya se- buat parit sepanjang 100-200 meter untuk
saya dikeluarkan karena memasang span- telah kedatangan Komando Cadangan Stra- meletakkan kader PKI yang akan diekse-
duk dan poster menuntut pembubaran tegis Angkatan Darat (Kostrad) dan Resimen kusi. Eksekusi di Kaliwedi memakai senja-
Concentrasi Gerakan Mahasiswa Indone- Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) ke panjang dan AK. Laras pendek ha-
ta laras
sia (CGMI), organisasi di bawah Partai Ko- Yogyakarta sekitar Oktober 1965 di bawah nya untuk memastikan korban benar-be-
munis Indonesia. Kolonel Sarwo Edhie Wibowo. nar mati. •

74 I
TEMPO I 7 OKTOBER 2012
Warga diberi pengarahan tentang G-30-S di Jawa Tengah.

DARI GUDANG BERAS KE KEBUN PISANG CJ

DIGROBOGAN, KETERLIBATAN MASYARAKAT DALAM £

PEMBANTAIAN PKI DIKOMANDO LANGSUNG OLEH TENTARA. I


a
LU

hak asasi manusia yang pertama kali Dari kantor kecamatan, rombongan itu
UATU sore pada 1969, sebuah vis
<
memasuki menyatakan adanya pembantaian 2.000- segera meluncur ke kamp tahanan di de- z
o
Chevrolet Impala
3.000 anggota Partai Komunis Indone- kat balai desa.Sebelumnya, bangunan itu 3
Desa Kuwu, Kecamatan Kra-
sia di seluruh Grobogan. Dia datang ber-
hanyalah gudang beras milik Ang Kwing <
<
denan, Grobogan, Jawa Te-
sama Panglima Angkatan Darat Jenderal Tian. "Militer lalu meminjamnya untuk
ngah. Mobil yang ditumpangi
Maraden Saur Halomoan Panggabean dan tempat penahanan orang-orang yang ditu-
beberapa pejabat serta satu londo -sebutan
Menteri Penerangan Budiardjo. Mereka duh sebagai anggota PKI," ujar salah satu
masyarakat setempat untuk kulit putih-itu
bermaksud mengklarifikasi kebenaran be- saksi yang kini menjabat perangkat desa
kantor kecamatan,
vang dibawa Princen itu. kepada kami.
adalah PoodoB Princen, akti- rita
.

PARA ALGOJO 1965 PURWODADI

ngatakan PKI sedang giat


membentuk Ten-
Henk Kolb, wartawan hari-

Sesampai di kamp tahanan, mereka ti- internasional.


menjadikan tara Pembebasan Rakyat. "Berdasarkan
membuktikan indikasi pem- an Belanda, HaagscheCoumnt, keterangan awal itulah
pembersihan ter-
dak berhasil investigasinya.
tahanan masih cerita itu sebagai acuan Maskun.
karena jumlah hadap PKI dilakukan," ujar
bunuhan, Dalam laporannya, Kolb menyebutkan pem-
sama dengan data yang tertulis. Di kemudi-
atau kubur- Menurut Bonnie, berbeda dengan
sebelum rombong- ada tujuh ladang pembantaian bantaian di Jawa Timur yang melibatkan
an hari baru ketahuan, Desa Simo (300 mayat
secara sukarela, di Grobogan
nyaris ko- an massal, yakni di
an datang, kamp itu sebenarnya Kuwu (100), masyarakat
dieksekusi oleh yang terkubur), Cerewek (25),
tentara langsung memberi
komando ke-
song. Sebagian besar sudah Grobo-
milisi Perta- Tanjungsari (200), Banjarsari (75),
mereka yang tergabung dalam
hanan Rakyat (Hanra) Inti, ang-
gota Hanra paling terlatih. —
Agar jumlahnya kembali se- I KEPADA PRINCEN, ROMO BERCERITA
yang
suai dengan daftar orang
BANYAK ORANG DITANGKAP „
1

ditangkap, tentara kembali


me- nrnACI
OPERASI
nangkapi orang. "Kali ini yang KEMUDIAN DIBUNUH DALAM
ditangkap bukan orang-orang PFMRFRSIHAN PKI YANG DIKENAL
PK1, melainkan pengagum Su-
KIKIS DAN PADA
karno, yang sering disebut
Su- DENGAN OPERASI I
II,

karnosentris," ujar saksi mata


1967-1968.
itu.
Meski misi Princen untuk
elemen masyarakat. "Lebih baik kali-
membuktikan pembantaian pada
gagal, keda- gan (50), dan Pakis (100 mayat). (masyarakat) membersihkan (komunis)
yang dituduhkannya penahanan, an
seperti
perubahan Sedangkan untuk kamp yang membersih-
tangan impala itu membawa gudang sendiri daripada saya
"Sebelumnya, setiap pu- kamp yang paling besar adalah kannya," kata Komandan
Kodim 0717 Pur-
desa tersebut. Tahan-
beras milik Ang Kwing Tian
di itu.
Suwarno, se-
kul tiga pagi selalu ada tahanan masuk ke
tempat. Demikian
wodadi Letnan Kolonel Tedjo
an berasal dari berbagai
siangnya dibawa entah ke perti dikutip Princen.
kamp, kemudian satu regu Hanra Inti yang ber-
warga pula dengan yang dilakukan Tedjo sebenar-
mana dan menghilang," ujar Suwito, ujar sumber Tempo yang
Apa
penang- tugas jaga di situ," merupakan perintah atasannya. Me-
Kuwu lainnya yang menyaksikan menjadi asisten petugas kesehatan nya
ada radio-
nurut seorang sumber Tempo,
itu dibubar- saat itu
kapan itu. Setelannya, kamp Kodam VIl/
tempat lain, dan di kamp tahanan. .
langsung dari Panglima
kan, tahanan disebar ke mengalami gram
berangsur ter- Di kamp tersebut tahanan Diponegoro Mayor jenderal Surono, yang
ketegangan di desa tersebut hingga se-
luar biasa, dari pukulan operasi
urai.
siksaan
tahanan ham- meminta Kodim 0717 melakukan
ngatan listrik. Tidak jarang pengamanan
pembersihan PKL "Operasi
tersebut. Pada ma-
*** pir gila lantaran siksaan tentunya berbentuk penangkapan dan
tertentu, para anggota
Han- ini
pembantai- lam-malam pembantaian itu," ujar sumber Tempo ter-
PRINCEN mendapat kabar mengeluarkan sedikitnya 20 tahan-
Sumarto, seorang ra Inti
an itu dari Romo Wignyo dengan truk ke sua- sebut.
an. Mereka diangkut mengung-
ibu kota Kabupaten
Grobogan, Beberapa hari setelah Princen
pastor di
tempat. Di lokasi tersebut, para tahanan pembantaian PKI
Princen, Romo berce- tu
kapkan cerita mengenai
Purwodadi. Kepada cara dipancung atau di-
dengan VII/ Dipone-
kepada pers, Panglima Kodam
kemudian di- dieksekusi
banyak orang ditangkap
rita
pembersihan PKI, pukul tengkuknya dengan besi goro Mayor Jenderal Surono membuat ban-
bunuh dalam operasi menyebut hu-
Beberapa penduduk juga apa yang disam-
dengan Operasi Kikis dan II,
I
sebagai tem- tahan. Dia mengatakan
yang dikenal
Gundih di luar Desa Kuwu perang urat
tan paikan Princen adalah bentuk
pada 1967-1968. pembantaian. Mereka tahu hutan
jati
dan pat yang dilancarkan PKI dalam rang-
Romo mendengar sendiri hal itu merupakan tempat eksekusi
lantaran saraf
Pembangunan
ka menggagalkan Rencana
tahan- ini
pengakuan penjaga kamp-kamp meninggalkan satu
tanpa sengaja algojo yang sedang dila-
timur Semarang. Dalam ceri-
Lima Tahun (Repelita),
an di sebelah potongan kepala yang lupa
dikubur.
orang yang ditangkap
kemudian di- kepada kukan pemerintah Orde Baru.
ta itu,
Seorang petani bernama Sugin, pusat juga
dengan cara dipukul bagian ke-
di
mengaku per- Bukti adanya perintah dari
bunuh sejarawan Bonnie Triyana, intelijen serah-te-
batangan besi. "Ini dilakukan
pala dengan seseorang yang ke- tertuang dalam memori
langsung Diponego-
rima jabatan Kepala Staf Kodam
nah melihat
kereta api Yogya
pada malam hari setelah dipukul besi hingga tewas- Ma-
dalam biografinya, Ke- palanya tertanggal 23 Juli 1968. Memori intelijen
lewat," ujar Princen di tempat dan di ro
yatnyalangsung dikubur menyebutkan jumlah
ini secara gamblang
merdekaan Memilih.
atasnya ditanam pohon
pisang. dalam
Salah satu anggota milisi
Hanra Inti, ber-
yang anggota PKI yang telah ditangkap
Wartawan Harian Indonesia Raya klasifikasi A, 248
nama Mamik, menceritakan itu dalam
di Grobogan,
Operasi Kikis II: 172 orang
menyebutkan ikut melaporkan kejadian dan 472 orang klasifika-
pengakuan dosanya. Mamik orang klasifikasi B,
razia ter-
hanya dalam se- Maskun Iskandar, menyebutkan "Biasanya yang klasifikasi A itu yang
telah membunuh 50 orang diawali dengan si C.
hadap PKI di Purwodadi dihabisi," ujar
malam. sering me- kategorinya berat dan pasti
,.
penangkapan Sugeng karena
Cerita Romo Wignyo ini kemudian di-
Sugeng me- sumber Tempo. •
pers nasional dan rampok. Dalam pemeriksaan,
ungkap Princen kepada

7 OKTOBER 2012 TEMPO i 77


PARAALGOJ01965 KAKI MERAPI

MENGAMBIL JATAH DI DAERAH MERAH


BOYOLALI DAN KLATEN DI KAKI GUNUNG MERAPI JADI l ADANG
PEMBANTAIAN ANGGOTA PKI.

NGATANNYA selalu kembali ke masa


lalu setiap kaliorang menanyakan te-
linga kirinya yang terbelah. Kemba-
li ke pagi, akhir Oktober 1965, ketika

Soepomo hendak berangkat meng-


ajar di Sekolah Dasar Ampel, Boyolali. Se-
kelompok tentara menangkapnya di daerah
Mojosongo Utara. Dia dibawa ke kantor Bin-
tara Urusan Teritorial Pertahanan Rakyat
atau Komando Rayon Militer Mojosongo,
Boyolali.
Di kantor itu, Soepomo- kini 67 tahun-
diinterogasi soal pemilikan senjata dan tu-
duhan pembunuhan. Meski tak terbukti,
dia tetap disiksa. "Dua hari dua malam, te-
linga dan betis dibabat pedang samurai, ke-
pala dipukul popor senjata, punggung di-
cambuki dengan karet besar ukuran 5-6
sentimeter sepanjang 60 sentimeter," ujar
pria yang kini menjadi Ketua Yayasan Pe-
nelitian Korban Pembunuhan 1965 itu.
Geger peristiwa G-30-S rupanya telah
membuat tentara dan massa bergerak di nami pohon dan pepaya. Beberapa
ketela
Anggota PKI yang tertangkap di kaki
daerah Boyolali, Klaten, Solo, dan sekitar- nisan dan batu penanda diletakkan keluar- Gunung Merapi.
nya. Wilayah Jawa Tengah saat itu disebut ga yang peduli peristiwaku.
daerah merah, yang dikuasai Partai Komu- Ladang pembantaian lain adalah di La- "Salah satunya di bekas gudanggula Belan-
nis Indonesia dan afiliasinya. Dia menyebut- pangan Kaligentong, Kecamatan Ampel; da yang sekarang menjadi gedung badmin-
kan operasi penumpasan PKI oleh Resimen Lawang, Kelurahan Jurug; Ketaon, Keca- ton di sebelah barat Pasar Cokro, Tulung,"
Para Komando Angkatan Darat dan pasuk- matan Banyudono; dan jurang Porong di ujarnya.
an Komando Daerah Militer VI I/Diponegoro perbatasan Kecamatan Musuk-Klaten. Ku- Gito bersama30 pemuda biasanya bertu-
mulai berlangsung sejak 22 Oktober 1965. buran ratusan korban juga ditemukan di gas "mengambil jatalV'-menangkap orang
Soepomo diciduk lantaran aktif sebagai Kecamatan Susukan, Kabupaten Sema- yangdidugaanggotaPKI. Biasanya, tiga orang
anggota pengurus Pemuda Rakyat Kabu- rang. Lokasinya ada di daerah Gunung yang ditangkap tentara dikawal lima anggota
mengaku sebelumnya
paten Boyolali. Dia Butak-sebuah bukit kecil-di jalan yang peleton Gito. Kebanyakan tertangkap dalam
sempat menjadi target pembunuhan, tapi menghubungkan Kecamatan Sruwen, Se- kondisi babak-belur. Beberapa bahkan tewas
selalu berhasil menghindar berkat bantu- marang, dan Kecamatan Karanggede, Bo- lantaran ramai-ramai dipukuli.
an teman-temannya. Namun
akhirnya dia Tempat lain, menurut penelitian
yolali. Mereka membawa tawanan ke lokasi ek-
ditangkap, ditahan di beberapa kamp, dan Singgih Nugroho dari Yayasan Persemaian sekusi. "Di lokasi tersebut sudah ada lu-
bekerja paksa bertahun-tahun. Cinta Kemanusiaan (Percik) Salatiga, ada bang untuk menguburkan mayat. Siapa
Hampir 50 tahun berlalu, Soepomo kini di Alas Kopen, Kecamatan Bringin, dan La- yang menggali, saya tidak tahu," ucap Gito.
bergiat dalam advokasi korban peristiwa pangan Skeep Tengaran. Pria sepuh ini mengatakan mereka tak
itu. Dia bersama seorang saksi yang masih
Operasi penumpasan aktivis PKI juga pernah mengeksekusi tawanan di tem-
hidup mendata tempat-tempat pembantai- bergerak ke selatan, menuju daerah Tu- pat yang sama. Gito juga mengaku hanya
an dan penguburan, termasuk yang di So- lung, perbatasan Boyolali-Klaten. Gito Su- mengawasi dan tak ikut mengeksekusi.
nolayu. Tempat itu tak jauh dari Taman darmo, 82 tahun, salah satu Komandan Pe- Beberapa kali mereka kesulitan saat
Makam Pahlawan di Kabupaten Boyolali di leton Gerakan Masyarakat di Kecamatan mengeksekusi karena korban kebal senjata
kaki Gunung Merapi. Teras, Boyolali, menceritakan, mereka di- tajam. "Kami geledah, kalau perlu ditelan-
"Di sanalah ratusan orang dibantai," minta membantu tentara Batalion E Cila- jangi sampai ketemu jimat. Kekebalan me-
ucapnya. Sekarang tanah kebun ini dita- cap menangkap dan menelanjangi korban. reka hilang," katanya. •

78 I TEMPO I 7 OKTOBER 2012


SETELAH PISTOL MENYALAK DI TEGALBADENG

IDAK banyak yang berubah sat kotasudah penuh," ujarnya. bunuhan enam jenderal TNI Angkatan Da-
dari bangunan dua lantai di Para tawanan ini tak dipenjara lama- rat di Jakarta terkuak pada awal Oktober
tepi Jalan Manggis, Desa Le- lama. Setiap kali lantai dasar dan lantai dua 1965. Ketika berita soal konflik berdarah di
lateng, Kabupaten Jembra- toko yang semula terkenal sebagai toko ke- Ibu Kota sampai ke Bali, situasi politik me-
na, itu. Gedung bertembok te- lontong itu padat dengan manusia, truk- mang memanas. Tapi belum ada gerakan
bal dengan tiga jendela besar di lantai dua truk yang sama akan mengangkut mereka yang mengarah pada pembunuhan massal
itu tampak kokoh. Empat dekade lampau, pergi. Tak ada yang kembali. Sampai suatu anggota PKI.
gedung ini dikenal dengan sebutan Toko malam, entah kenapa, para penjaga mur- Geoffrey Robinson dalam bukunya, The
Wong. ka. "Semua tahanan PKI diberondong de- Dark Side ofParadise, yang mengulas seja-
Ketika Tempo berkunjung ke sana, perte- ngan senapan mesin," kata Raka. Tak ku- rah kelam pembantaian politik di Bali, me-
ngahan September lalu, orang-orang tua di rang dari 200 anggota PKI tewas malam runut kembali peristiwa yang kemudian
Jembrana masih ingat betul sejarah gelap itu. berujung pada pembumihangusan semua
Toko Wong. Meski sekarang bangunan itu "Mayat mereka lalu dibuang ke dalam su- kader komunis di Pulau Dewata itu. Dia
dipakai buat menjual mebel aneka rupa, mur-sumur di sekitar toko," ujar seorang menemukan bahwa pembunuhan besar-
tak mudah untuk lupa apa yang terjadi di warga di lingkungan itu menimpali kisah besaran baru pada awal Desember
terjadi
sana pada pengujung November 1965. Raka. Tak mau disebut namanya, dia se- S
1965, setelah pasukan Resimen Para Ko- o:
"Toko itu dipakai untuk menahan orang- perti enggan mengingat tragedi di Toko mando Angkatan Darat dan Komando Dae- i
orang PKI," kata Ida Bagus Raka Negara, 73 Wong. Hanya satu yang membekas di kepa- a:
rah Militer Brawijaya, Jawa Timur, menda-
tahun, bekas Kepala Desa Tegalcangkring, lanya: "Darahnya banyak sekali." rat di Bali.
Jembrana. Dia lalu bercerita bagaimana se-
"Sebelumnya memang ada desakan
tiap malam truk-truk besar membawa ratus-
yang agresif dari Partai Nasional Indone- o
an anggota Partai Komunis Indonesia untuk PEMBANTAIAN anggota PKI di Bali tidak £
sia dan sejumlah organisasi Islam, seperti
disekap di sana. "Waktu itu, penjara di pu- terjadi segera setelah penculikan dan pem- Muhammadiyah, untuk mengembalikan

80 I TEMPO I 7 OKTOBER 2012


PARA ALGOJO 1965 BALI

pembunuhan berlangsung.
Pantai Baluk Rening, Desa Baluk,
Ida Bagus Raka punya kisah serupa. Di
Jembrana. Bati, dan Toko Wong.
desanya di Tegalcangkring, dia didaulat
menjadi Ketua Front Pancasila. Tugasnya
menyeleksi siapa yang harus dibunuh dan
siapa yang boleh hidup. "Di daftar saya,
ga PKI, lengkap dengan dokumen "rencana ada 432 nama anggota PKI. Hanya 15 orang
pemberontakan". yang saya serahkan ke tentara," ujarnya
Amarah massa mulai memuncak. Se- pelan.
buah insiden di Tegalbadeng, Jembrana, Sepanjang Desember, Jembrana mence-
kemudian jadi awal pembantaian massal kam. Adik Gubernur, Anak Agung Bagus
di Bali. Denia, dijemput di rumahnya di Puri Nega-
Pada 30 November 1965, seorang tenta- ra. "Dalam keadaan hidup, dia diseret de-
ra dan dua pemuda anggota Barisan Ansor ngan truk yang diikuti sebuah jip tentara,"
NU mengendap-endap di luar rumah San- kata Bagus Raka, yang melihat sendiri pe-
tun, seorang polisi, di Tegalbadeng. Malam ristiwa itu. Kemudian mayat Denia diarak
itu, ada kabar bahwa Santun tengah meng- dan seluruh kompleks Puri Negara dibakar
gelar rapat gelap pengurus PKI di rumah- habis.
nya. Tak disangka-sangka, Santun memer- Pembantaian terjadi semua
merata di
goki mereka. Pistol menyalak. Tiga orang kota di Bali. Di Gianyar, Tempo menemui
telik sandi itu terkapar tak bernyawa. seorang pria-sebut saja namanya Wayan-
Dengan cepat, berita pembunuhan itu bekas kepala desa yang ikut mengganyang
menyebar. Malam itu juga tentara menyer- PKI pada 1965. Rapat-rapat untuk menci-
bu Desa Tegalbadeng. "Orang-orang ber- duk dan menghabisi simpatisan komunis di

ketertiban dan menghancurkan pengkhia-


natan PKI, tapi otoritas militer di Bali tidak
meresponsnya," tulis Robinson. Peneliti
"ORANG-ORANG BERLARIAN SEPERTI
dari Cornell University, Amerika Serikat, AYAM DIKEJAR-KEJAR. SUARA TEMBAKAN
ini menilai petinggi militer di Bali masih ke-

bingungan menentukan sikap: ikut Sukar-


TERDENGAR SEPANJANG HARI."
no atau Soeharto.
Selain itu, Gubernur Bali masih dijabat larian seperti ayam dikejar-kejar. Suara Gianyar digelar di kantor-kantor kecamat-
petinggi PKI: Anak Agung Bagus Sutedja. tembakan terdengar sepanjang hari," kata an. "Waktu itu, ada instruksi dari Panglima
Kegamangan inilah yang membuat massa Dewa Ketut Denda, warga Tegalbadeng, Komandan Operasi Pemulihan Keamanan
PKI di desa-desa relatif masih aman. Kon- yang kini berusia 78 tahun, ketika Tempo dan Ketertiban di Bali untuk membersih-
flik sudah terjadi, tapi masih amat spora- datang ke desa itu dua pekan lalu. Tak je- kan PKI sampai akar-akarnya," ujarnya.
dis. Di beberapa kabupaten, anggota Pe- las berapa orang PKI yang dibunuh hari itu, Sesuai dengan keputusan rapat di keca-
muda Rakyat-organisasi pemuda afiliasi tapi insiden ini membuat massa PNI memu- matan, sebagai kepala desa, Wayan me-
PKI-bahkan sempat menyerang seterunya tuskan menyerang. rekrut 30 pria untuk menjadi anggota Ta-
dari PNI atau Nahdlatul Ulama. "Semua ketua PNI desa diminta me- meng. Mereka bertugas mengambil 40 ang-
Pada pertengahan November 1965, mi- ngumpulkan laki-laki yang jago berkelahi gota PKI di desa mereka sendiri. Penjem-
salnya, massa PKI sempat menyerang ka- untuk jadi anggota pasukan inti," kata Ke- putan dilakukan dinihari. "Setelah semua
der PNI di Gerokgak, Buleleng Barat, dan tut Denda. Pasukan ini dikenal dengan se- lengkap, kami bawa mereka ke Pantai Saba
Desa Bungkulan, Buleleng Timur. Bentrok- butan "Tameng Marhaenis". Di desanya, di Blahbatu, Gianyar, dengan truk," kata-
an pecah, sejumlah pemuda tewas, tapi api 30 lebih orang bergabung. Dia juga dimin- nya. Sepanjang subuh itu, polisi dan tenta-
tak menyebar ke wilayah lain. ta ikut, tapi menolak karena takut. ra ikut mengawal penjemputan.
Barulah setelah Sutedja dicopot pada Sejak itulah, kata Ketut Dewa, truk-truk Di pantai, tawanan PKI dibagi berdasar-
akhir November 1965, mulai terjadi per- mulai datang ke desa-desa, mengambil kan asal desanya. Sambil menunggu, me-
ubahan. Penguasa Pelaksana Dwikora Dae- anggota serta simpatisan PKI, dan memba- reka diminta berjongkok di pasir. Lalu para
rah-penguasa militer tertinggi di sebuah wa mereka pergi. Di depan, para anggota anggota Tameng diminta bertukar posi-
provinsi pada masa itu-Brigadir Jenderal Tameng membuka jalan. Sebagai warga se- si, agar mereka tidak membantai tetangga
Sjafiuddin memerintahkan semua orang tempat, mereka tahu betul siapa yang ada atau saudara sendiri. Setelah itu, dengan
yang diduga berkaitan dengan PKI mem- di kubu merah. Setiap hari, ribuan orang kelewang dan golok seadanya, ratusan-
buat pernyataan terbuka mengutuk peris- diangkut. Ada yang dikumpulkan di ku- mungkin ribuan-kader PKI tersebut di-
tiwa G-30-S. Militer juga mulai menerbit- buran desa, ada yang dibawa ke Pantai Ba- penggal.
kan berbagai daftar nama orang yang didu- luk Rening, takjauh dari kampung. Di sana,

7 OKTOBER 2012 I TEMPO I 81


PARA ALGOJO 1965 BALI

kan. Mayat mereka kemudian diangkut de-


ngan truk dan dikubur di lubang-lubang
yang sudah disiapkan di pinggir Pantai Ba-
luk Rening.
Wilayah kerja kami terentang dari Ye-
hembang sampai Gilimanuk. Pos koman-
do menjadi salah satu tempat eksekusi.
Tapi kadang-kadang kami langsung mem-
bawa mereka hidup-hidup ke Pantai Baluk
Rening. Di sana, mereka diminta berjajar
menghadap pantai, lalu langsung kami te-
bas dari belakang.
kami me-
Selain di Pantai Baluk Rening,
nyediakan lubang-lubang untuk mengu-
bur mayat orang-orang PKI, yang biasa
kami sebut lubang-lubang buaya, di Pantai
Cupel dan Pantai Candi Kusuma di wilayah
Kecamatan Malaya. Kawasan pantai jadi
pilihan karena lebih gampang digali. Satu
lubang isinya bisa 20 mayat, tergantung be-
rapa orang PKI yang dihabisi saat itu.
KETUT MANTRAM: Walaupun dari pusat kami diminta meng-
habisi orang-orang PKI sampai ke akar-
akarnya, saya dan teman-teman tetap
ADA DAFTAR DARI KODIM
pi-

Hanya orang yang betul-betul ter-


lih-pilih.

libat yang kami habisi. Berbekal surat pe-

rintah dari kodim, saya dan teman-teman


satu regu diangkut menggunakan bus-ini

Kelompok kami dinamakan pasukan juga rampasan dari PKl-ke desa yang men-
MUK saya sekarang 72 ta- na.
Rantai, berani matimembela partai. Ta- jadi target. Kami ditemani tentara dan se-
hun. Saya ingat, saat di Ja-
meng dibekali pedang, mengenakan baju orang pengawal dari desa itu yang menun-
karta terjadi Gestok atau Ge-
dan celana serba hitam, serta memakai jukkan rumah orang-orang PKI yang akan
rakan Satu Oktober 1965, di
baret merah. Tugas kami menjemput dan dijemput tersebut. Untuk wilayah perkam-
Bali saya menjabat Sekre-
mengeksekusi orang-orang PKI menurut pungan yang jauh dari lubang-lubang bua-
taris Partai Nasional Indonesia (PN1) Desa
daftar nama yang diberikan kodim. ya, mayat mereka kadang langsung kami
Baluk, Kecamatan Negara, Kabupaten Jem-
Kami dilatih ketangkasan untuk berjaga- cemplungkan ke sumur.
brana. Peristiwa penculikan jenderal di Ja-
jaga bila ada perlawanan dari orang yang
Selama bekerja, kami lebih banyak di-
karta membuat panas wilayah Jembrana,
komando tentara dari kodim. Tapi per-
termasuk Desa Baluk, tempat tinggal saya. akan kami tangkap. Ada orang PKI yang
memiliki ilmu kebal. Regu saya pernah nah juga datang orang-orang dari RPKAD.
Sebetulnya telah lama hubungan antara
membasmi PKI di Desa Brambang, Jembra- Mereka melintasi pos melihat-lihat situa-
PN I dan Partai Komunis Indonesia negatif.
si, menggunakan kendaraan semacam
jip.
Saya ingat ada kejadian berdarah di Desa na. Di sana ada orang PK 1 yang tak mempan
peluru. Untungnya dia langsung mati sete- Jumlahnya tidak banyak, hanya bebera-
Tegal Badeng, Jembrana. Saya mendengar
lah kepalanya putus ditebas pedang. pa. Tapi mereka ganteng-ganteng, mema-
seorang tentara tewas terbunuh setelah
Setiap hari, selama kurang-lebih tiga bu- kai seragam loreng kuning dan berbaret
mengintai rapat gelap orang-orang PK1 di
lan, kami harus tinggal di pos menunggu
merah dengan senjata berpelitur serba ku-
sebuah rumah dekat pura di Tegal Badeng.
Waktu itu suasana sa- ning. RPKAD datang ketika keadaan agak
Seorang polisi yang membekingi rapat itu perintah dari kodim.
ngat mencekam. Siang hari tidak ada pen- aman.
memuntahkan peluru.
duduk yang berani berkeliaran. Kalau ma- Setelah tiga bulan, turun perintah un-
Insiden itumenyebar ke seluruh Jem-
lam, orang tak ada yang menyalakan lam- tuk menghentikan kegiatan. Kami dimin-
brana. Kodim memutuskan menumpas se-
pu. ta kembali ke rumah. Kalau mengingat ba-
mua anggota PKI di Kabupaten Jembrana.
gaimana payah kami waktu itu, ra-
jerih
Di Desa Baluk kebetulan dibangun pos ko- Saya ingat, awalnya kami mendapat "se-
toran" 90 orang PKI. Sebagian besar dari sanya seperti tulisan dengan pensil yang
mando tepat di tanah yang sekarang ber-
Desa Tegal Badeng. Malam itu juga mere- gampang terhapus. Tak ada upah, tak ada
diri BalaiDesa Baluk. Pemimpinnya Ke- kasih. Selesai,
ka kami eksekusi dengan cara ditebas le- yang mengucapkan terima
tua PN saat itu. Sesuai dengan perintah ko-
disuruh pulang. Tapi, sudahlah, yang
1

dim, PN1 kemudian membentuk satu pele- hernya atau ditusuk dadanya dengan ke- lalu

lewang atau pedang. Saya, yang sebelum- penting saya sudah ikut mengamankan ne-
ton pasukan inti, 37 orang, termasuk saya.
Pasukan inti itu disebut Tameng, yang nya tak pernah membunuh orang, awal- gara.

dibentuk di setiap desa di seluruh Jembra- nya merasa takut, tapi terpaksa saya laku-

82 I
TEMPO I
7 OKTOBER 2012
Lokasi pembantaian
Kampung Garam.

Tapi yang paling dia ingat adalah ketika


ikutmemarang 10 orang tertuduh anggota
PKI di Kampung Garam, Kecamatan Mau-
mere, pada 1966. Kini kampung itu masuk
wilayah Kecamatan Alok Barat. Penduduk
disana rata-rata bekerja sebagai tukang
masak garam. Bila air laut pasang, rumah-
rumah mereka tergenang.
Ada area seluas 400 meter persegi di
daerah itu yang diyakini penduduk Sikka
sebagai salah satu kuburan massal terbe-
sar korban pembantaian 1966. Konon, jum-
lah yangdikubur di sana hampir 100 orang,
dan Desa Baubatun,
berasal dari Desa Bola
Kecamatan Kewapante. Menurut warga se-
tempat, ada tiga lubang sedalam 3 meter
dan lebar 25 meter untuk menguburkan
korban pembunuhan.
Kini tempat itu cuma berupa gundukan
tanah ditumbuhi kelapa dan rumput liar.

KOMANDO OPERASI. Warga setempat bercerita, bila malam tiba,


mereka sering mendengar bunyi-bunyian
tak jelas, seperti suara orang sedang ber-

TUHAN ALLAH DI MAUMERE nyanyi.


Peter tak mengenal orang-orang yang
JIKA ADA SATU TAHANAN LOLOS, DUA dia bunuh. Menurut orang-orang itu
dia,
ditangkap begitu saja karena nama mere-
ALGOJO YANG DIANGGAP LALAI MENJADI ka ada dalam daftar yang dipegang Tenta-
KORBAN PENGGANTI. ra Nasional Indonesia. Asal daftar itu
misteri. "Saya kadang dihantui rasa bersa-
pun

lah. Setiap tahun saya meminta misa untuk


keselamatan orang-orang ini. Saya yakin
Tuhan telah menerima para korban ini di
ENGGALAN adegan ini tak di itu kepada Tempo, yang menemuinya di surga," katanya pelan.
pernah hilang dari ingatan Maumere. Dia lupa hari, tanggal, dan bulan hal itu
Bapa Peter, 75 tahun, bukan Saat itu Peter bekerja sebagai juru tulis terjadi. Yang pasti, saat itu jagung-jagung
nama sebenarnya. Di suatu di koperasi pelabuhan. Usianya 27 tahun. telah berbulir dan berisi. Korban dijejer-

malam yang gulita, ada mobil Pagi sebelum pembantaian, dia dan teman- kan dengan tangan dan kaki terikat. Leher
meraung-raung memasuki area Pantai Wai- temannya dikumpulkan di Warung Tanta mereka persis di tengah lubang. Tidak ada
rita, sekitar 15 kilometer dari Kota Maume- Ia, dekat pelabuhan. Mereka ditanyai apa- keributan malam itu. Cuma bunyi parang
re, ibu kota Kabupaten Sikka. Orang-orang kah mau bertugas membunuh orang Partai memutus leher para korban, lalu gedebuk
dengan tangan dan kaki terikat diseret ke Komunis Indonesia, atau dikenai tuduhan potongan tubuh tumbang ke lubang.
luar mobil menuju tiga lubang berukuran 2 sebagai anggota PKI. "Setelah makan, kami
x 2,5 meter. Di tepi lubang, para algojo siap berjalan berdua-dua ke berbagai arah. Lalu
sedia dengan parang panjang di tangan. satu truk mengangkut kami ke Pantai Wa- PATER Hubertus Thomas Hasulie SVD,
"Saya tak berdaya menyelamatkan me- irita," katanya. peneliti pada Pusat Penelitian Agama dan
reka. Nyawa saya pun terancam. Saya tak Setelah pembunuhan, tentara memerin- Kebudayaan Candraditya, Maumere, per-
mengenal siapa pun saat itu. Suasana amat tahkan mereka menimbun lubang-lubang nah meneliti pembantaian di Sikka, salah
gelap/' ujar Peter, yang mengaku dibawa itu dengan tanah dan dedaunan. Pekerjaan satu kabupaten di Pulau Flores, Nusa Teng-
tentara ke Wairita untuk menggali lubang itu tuntas pada pukul 05.00 Wita. Pihak ko- gara Timur. Hubert-begitu dia disapa-me-
bagi para korban. Pekan lalu, pria kelahir- mando distrik militer setempat melarang mulainya pada tahun 2000. Menurut dia,
an Lembata, Flores, yang masih tampak mereka menceritakan peristiwa itu kepa- pembunuhan mulai terjadi pada Maret
perkasa ini mengisahkan kembali trage- da siapa pun. 1966. Tapi para korban telah ditahan tanpa

84 \ TEMPO I
7 OKTOBER 2012
PARAALGOJ01965 MAUMERE

proses pengadilan sejak Desember 1965.


kekejaman negara yang dire-
Di Sikka, Romo
presentasi oleh TNI, menurut Pater Hu- Frederikusda
bert, membenturkan relasi antarwarga de- Lopez Pr, atau
ngari berbagai latar belakang: partai poli- yang dikenal
tik, agama, suku, dan budaya. Lubang-lu- dengan Romo
bang, misalnya, selalu diberi nama Partai Pede.
Katolik, Parkindo, dan Nahdlatul Ulama.
Pater Hubert
"Pembantaian korban pun selalu disaksi-
kan utusan partai-partai itu," katanya. Thomas
(bawah).
Untuk memperkuat teror, pembantaian
sengaja dilakukan di setiap kecamatan Bila .

di satu kecamatan itu tak ditemukan ang-


gota PK I, korban didatangkan dari wilayah
lain dan dibunuh di sana. Di
seluruh Kabu-
paten Sikka terdapat setidaknya 30 lubang
pembantaian, tersebar dari Kecamatan Ta-
libura, Waigete, Kewa, Bola, Alok, Maume-
re, Nita, Lela, Lekebai, hingga Paga.

Menjelang pembantaian, aparat TNI bia-


sanya menjemput wakil Partai Katolik, Par- dengarkan pengakuan dosa mereka sebe- Pede ditawari untuk ikut saja ke Maumere.
kindo, dan NU serta wakil pemuda Katolik, lum dibunuh. Pastor-pastor itu di antara- Mereka tiba di Markas Komando Opera-
Protestan, dan Islam untuk menjadi sak- nya Clemens Parera SVD dan Frans Corne- si Maumere malam. Romo
sekitar tengah
si. Algojo-algojo pun diambil mewakili ke-
lissenSVD. Pede disuruh menghadap Mayor Soemar-
lompok-kelompok masyarakat itu. Mere- Romo Frederikus da Lopez Pr, dikenal

mo, komandan operasi saat itu. Soemar-


ka disuruh membantai, seraya aparat TNI sebagai Romo Pede, yang waktu itu Pas- mo bertanya, siapa saja yang akan dibe-
Jan polisi menjaga serta mengawasi pro- tor Pembantu Paroki Bola-sekitar 20 kilo- baskan. Romo Pede menjawab, semuanya.
ses pembantaian dengan senjata di meter dari Kota Maumere-menco- Permintaan itu ditolak. Belakangan dike-
;angan. Jika ada satu tahanan lo- ba membela umatnya yang di- tahui, orang-orang itu dieksekusi di Kam-
os, dua algojo yang dianggap tangkap secara serampang- pung Garam.
alai dijadikan korban peng- an. Hasilnya? Dia diancam Menyusul "perlawanan" itu, semua surat
ganti. tentara. yang keluar dari seminari diperiksa aparat.
Komando Operasi Pe- Ditemui di Seminari Ri- Tentara khawatir kisah pembantaian PKI
nulihan Keamanan dan tapiret, Nita, Kabupaten di Kabupaten Sikka disiarkan ke luar. Pada
Cetertiban-dulu dike- Sikka, Romo Pede, 75 ta- 15 Maret 1966, Komandan Operasi Kodim
lal dengan istilah Ko-
luas hun, masih terang meng- 1607 Mayor Infanteri Soemarmo mengirim
nop-merekrut cukup ba- ingat peristiwa 46 tahun surat peringatan kepada Deken-semacam
lyak algojo ketika itu. Hu- lalu tersebut. Ketika itu, pastor wakil uskup-Maumere.
)ert dalam penelitiannya me- sore 6 Maret 1966, satu rom- Perihal surat itu: campur tangan kaum
wawancarai lima algojo, salah bongan Komando Operasi dari rohaniwan dalam urusan Komop Nomor
atunya tentara. Setiap orang meng- Maumere tiba di Mereka men-
Bola. B.061/III/1966. "Setiap campur tangan dan
iku membunuh 10-20 orang. Jumlah kor- jemput orang yang telah dikumpulkan di sumbangan negatif terhadap usaha-usa-
>an di seluruh Kabupaten Sikka, menurut gedung koperasi di desa itu. haKomop Kabupaten Sikka dan Flores Ti-
laftar riset dia, sebanyak 1.000-1.500 jiwa. Mendengar kabar itu, Romo Pede sege- mur identik dengan perbuatan melindungi
Umumnya para algojo dipaksa membu- ra mendatangi gedung koperasi. Dia mene- Gestapu-PKI beserta antek-anteknya," tu-
luh di bawah ancaman. Indoktrinasinya mui komandan jaga. "Saya tanya, kenapa lis Soemarmo. Para rohaniwan diperingat-
dalah orang PKI itu jahat, tak kenal Tu- orang-orang ini ditangkap. Kalau mereka kan untuk tidak mencampuri urusan Ko-
ian. Kalau tidak dibunuh, mereka akan benar anggota PKI, berarti mereka hanya mop. Deken Maumere pun diminta sege-
nembunuh. "Bahkan, untuk Sikka, indok- PKI kelas kambing," katanya. ra memindahkan Pater Pede dari Paroki
rinasi lebih intens: kalau orang-orang PKI Sebelumnya, dua guru, yakni Jonas dan Bola, "Sebelum Komop mengambil tindak-
li tak dibunuh, mereka pertama-tama Donatus, bercerita bahwa mereka berha- an mendahuluinya."
kan membunuh pastor alias romo, suster, sil membebaskan warga dari Kampung Mo-
Atas persetujuan Uskup Ende, Mgr Gab-
ruder, frater," ujar Hubert kepada Tempo. ribelang yang ditahan dengan alasan para riel Manek SVD, Romo Pede akhirnya di-
Tak ada yang bisa menghentikan pem- tahanan itu telah terdaftar sebagai anggo- pindahkan ke Ndona, Kabupaten Ende.
antaian. Sebagai institusi, Gereja Kato- ta Partai Katolik. Maka Romo Pede berkata Kata Romo Pede saat diwawancarai Tem-
k di Sikka pun tak mampu berbuat ba- kepada si aparat: "Mereka harus diperiksa, po: "Di Ende, saya melapor kepada Uskup.
yak. Cuma ada beberapa pastor yang be- apakah mereka juga terdaftar di Partai Ka- Di Maumere, Komando Operasi sudah jadi
mj mendatangi para korban untuk men- tolik." Tapi permintaan itu ditolak. Romo Tuhan Allah." •

7 OKTOBER 2012 i
TEMPO I 85
BAPA TENGKORAK:

KELUARGA
PUN HARUS
DIBUNUH
ULUHAN tahun lalu saya beker-

ja sebagai Pelabuhan
buruh di
Maumere- kini Pelabuhan Lo-
rens Say. Pada 18 Maret 1963,
saya dimasukkan penjara karena membu-
nuh paman. Saya kesal karena dia tak mau
membagi uang hasil penjualan ikan. Saya
tebas dia dengan kelewang saat kami ber-
dua di warung.
Untuk pembunuhan saya dihukum
itu,

penjara 12 tahun. Tapi, baru tiga tahun saya


suatu hari Kodim 1603, yang diko-
di bui,
mandani Gatot Suherman, berkirim surat
kepada kepala penjara. Mereka mau me-
rekrut saya dan sembilan tahanan lain un-
tuk menjadi algojo-dan saya diangkat jadi
komandan.
Setelah direkrut, kami dibawa ke Kodim
Maumere, dan diberi tahu bahwa ada tugas
Higetegefa, Baungparat,dan Pigang. Ra-
membela negara. Kami disuruh kejar ang- kami potong kepalanya adalah keluarga
tusan orang dibunuh. Saya tahu jumlah
gota Partai Komunis Indonesia sampai ha- sendiri.
korban karena, setiap kali ada eksekusi
bis. Kami juga diminta bersumpah mela- Malam itu para terduga anggota PK 1 ditu-
korban, selalu dicatat oleh Komandan Ko-
kukan itu. Lalu kami disuruh pulang ke ru- runkan dari mobil Komop dengan tangan
harus siap jika se- dan kaki terikat ke belakang. Mata mere- mop Mayor Soemarmo.
mah masing-masing, tapi
ka tak ditutup. Mereka dibawa ke dekat lu- Pembantaian berlangsung empat bulan
waktu-waktu dipanggil menjalankan tu-
bang, kemudian kami tebas kepala mereka hingga Mei 1966. Setelah itu, kami bersepu-
gas. Pemanggilan dilakukan melalui Radio
dengan kelewang. Darah muncrat memba- luh dibayar Rp 150 ribu per algojo dan dibe-
Pemerintah Daerah saat itu.
ri beras lima karung ukuran 50 kilogram.
Pada Februari 1966, kami mendapat sahi tubuh dan wajah saya.
Setiap orang yang ditebas langsung kami Karena sudah menjalankan tugas nega-
panggilan berkumpul di Kodim. Kami di-
buang ke lubang yang telah disiapkan. Apa- ra selama berbulan-bulan, saya tak lagi di-
bekali tiga sekop, tiga cangkul, dan empat
rat kepolisian dan TNI bersenjata menga-
kembalikan ke penjara, tapi langsung dibe-
tanduk rusa. Setiap algojo mendapat satu
wal dengan ketat. Setelah semuanya ma- baskan. Saya tak akan lupa Komandan Ko-
parang. Setelah itu, kami diangkut ke lokasi
suk ke lubang, kami diminta menutupnya dim Gatot Suherman dan Mayor Soemar-
pembantaian yang ditentukan Komandan
dengan tanah. Sebagai penanda, di atasnya mo, yang perintahkan kami mengekseku-
Komando Operasi Pemulihan Keamanan
kami tanam batang pohon reo, atau dahan si anggota PK I.
dan Ketertiban (Komop). Di sana, kami di-
kedondong. Saya sekarang tinggal berdua dengan is-
suruh menggali lubang sedalam tiga meter,
tri, dan menjadi penggali kubur. Orang-
lebarnya lima meter. Saya tidak tahu orang-orang yang kami
bunuh datang dari mana. Banyak juga yang orang kampung memanggil saya Bapa
Mula-mula bertugas di Desa Wairita.
saya kenal. Bahkan saya harus membunuh Tengkorak. Saya bersyukur bisa hidup da-
Di sana kami menggali tiga lubang untuk
dua anggota keluarga saya sendiri. mai dengan keluarga korban, termasuk
menguburkan 45 orang yang diduga ter-
Aksi pembantaian berlanjut sampai ke mereka yang keluarganya telah saya bu-
libat PK1. Eksekusi terjadi tengah malam,
Desa Waidoko, Kebun Misi (belakang kan- nuh. Mereka tahu apa yang kami lakukan
atas perintah Komandan Komop. Kami tak
tor Bupati Sikka saat ini), Watulemang, Ko-
dulu karena paksaan tentara.
bisamenolak karena ini tugas negara. Ha-
rus dilaksanakan, walaupun orang yang ting. Nila, Pauparangbeda, Rane, Detung,

86 TEMPO 7 OKTOBER 2012


PARA ALGOJO 1965
JAWA BARAT

KARENA WIBAWA SANG JENDERAL


AK A PE BU H N M A S SA DI MWA BARAT
Rp K^ TA K W E R^ G tE K K E S A L
Ibrahim Adjie IkananJ.

ERINTAH datang dari Mayor


itu yang dituding anggota PKI jadi korban. nyatakan berhasil mencegah pertumpah-
Jenderal Ibrahim Adjie. Kepa- Tapi kejadian tak meluas. Perintah Ibrahim an darah. "Nyiiwun dawuh lan nyadongde-
da Benedict Anderson, Indone- tampaknya diikuti tentara sampai level pa- duko-b\\a saya bertindak lancang," ujar
sianis dari Universitas Cornell, ling bawah. "Saya tidak ingin ada pemban-
Soeharto menutup suratnya.
Amerika Panglima Komando Dae-
Serikat, taian di Jawa Barat, karena merasa bagai- Belakangan terbukti Soeharto berbo-
rah Militer VI Siliwangi itu menegaskan,
manapun sebagian besar adalah orang ke- hong. Pembantaian ribuan anggota PKI
"Saya sudah kasih perintah kepada semua cil. Akan mengerikan kalau mereka
dibu- dan simpatisannya terjadi di berbagai tem-
kesatuan di bawah saya, orang-orang ini di- nuh," katanya. pat, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Ti-
tangkap diamankan, tapi jangan sampai Sikap Ibrahim Adjie tak lepas dari sikap mur. Sejumlah peneliti, seperti Robert
ada macem-macem." Ibrahim dan Ander- setianya kepada Sukarno. Pada Oktober,
I Cribb dari Universitas Nasional Australia,
son bertemu pada 1968. presiden pertama itu mengeluarkan perin- juga Benedict Anderson, menyatakan tin-
Kepada A. Umar Said, mantan Pemim- tah agar semua pihak menghentikan aksi dakan brutal itu terjadi di daerah-daerah
pin Redaksi Ekonomi Nasional--surat kabar agar suasana tak runyam. Pada hari yang yang didatangi satuan elite militer Resimen
yang dilarang terbit bersama Harum Rak- sama, Sukarno mengirimi Ibrahim sepu- Para Komando Angkatan Darat (RPKAD).
yat, Bintang Timur, dan Suluh Indonesia pas-
cuk surat yang isinya meminta Ibrahim da- "Dalam banyak kasus, pembunuhan di-
ca-G-30-S-Anderson menyampaikan cerita tang ke Pangkalan Udara Halim Perdana- mulai setelah kedatangan kesatuan elite
Ibrahim itu. Dari wawancara pada Septem- kusuma jika keselamatan Presiden teran- militer, yang lalu memerintahkan dan
ber 1996 itu, Umar memuat cerita Anderson cam. memberi contoh tindakan kekerasan,"
di blog pribadinya. Umar wafat pada 7 Okto-
Sehari kemudian, Pimpinan Sementa- kata Cribb dalam buku Pembantaian PKI di
ber 2011 di Paris, tempatnya bermukim se- ra Angkatan Darat Mayor Jenderal Soehar-
Jawa dan Bali 1965-1966.
Jawa Barat berun-
jak Oktober 1965 sebagai eksil.
to melapor kepada Sukarno bahwa situa tung: RPKAD tak merangsek di sana. Alha-
Pembunuhan Jawa Barat bukan tak
di si dapat dikuasai. Dalam surat
yang ditulis sil, kata Anderson. "Di Jawa Barat
tak terja-
terjadi. Di Indramayu, misalnya, ada orang tangan pada 2 Oktober 1965, Soeharto me- di pembantaian."»

7 OKTOBER 2012 TEMPO 87


PEMBUNUHAN MASSAL 1965-1966:

VENDETTA DAN JINGOISME


UA peristiwa sosial-politik dan ekonomi ter- tas horor itu, tapi masih tetap banyak tabir berikutnya yang
besar dalam sejarah Indonesia modern terjadi belum tersentuh. Dengan mengesampingan faktor politik,
pada 1965 dan 1998. Pada yang pertama, histo- salah satunya adalah penjelasan kultural atas jalinan relasi
mengalami perubahan dalam tiga
riografi telah sosial yang penuh kekerasan. Tetangga saling bunuh, kenal-
tahap, yaitu pra-1971, sepanjang masa Conso- an saling terkam, dan kerabat saling curiga.
lidated Orde Baru (1971-1998), dan pasca-1998. Pada yang ke- Pendekatan ini penting, mengingat karakter kekerasan ter-
dua, historiografi bahkan masih 'm the malang, seiring dengan sebut melekat hampir di semua komunitas di semua wilayah
pertarungan wacana politik yang sekarang sedang dan ma- di Indonesia, bahkan hingga sekarang. Bagaimana menje-
sih berlangsung. Tafsir-tafsir yang belum, dan barangkali tak laskan berbagai konflik komunal, tawuran, konflik berbasis
akan pernah, selesai. ekonomi-politik, kultural, keagamaan, dan seterusnya, pada
Pada pra-1971, kekuasaan Orde Baru (baca: Soeharto) be- masa sekarang, jika kita tidak pernah memahami pembunuh-
lum terkonsolidasi, sehingga masih mudah ditemukan ba- an massal 1965-1966? Sebagai analogi, masyarakat Barat sela-
han-bahan teks tanpa sensor. Bahkan risalah Mahkamah Mi- ma berabad-abad berusaha memaknai konsep "amok" dari
liter Luar Biasa diterbitkan tanpa sensor. Namun, demi kon- dunia Melayu, hanya untuk menjelaskan fenomena orang
solidasi kekuasaan Orde Baru, seluruh sumber bahan G-30- "mengamuk" tanpa alasan, yang tidak tersedia dalam kosa-
S "menghilang" karena disimpan oleh Kopkamtib. Sejak saat kata kultural mereka.
itu, historiografi hanya
oleh discourse tunggal, yaitu PKI
diisi Salah satu penjelasan kultural itu dapat didekati dari kon-
adalah pelaku tunggal kejahatan terhadap negara. Karena sep Jingoisme dan vendetta. "Jingoisme" muncul sebagai wa-
itu,penyebutan peristiwa G-30-S pun memerlukan suffix PKI, cana publik pada 1970-an. Istilah ini berasal dari judul film
menjadi G-30-S/PKI. koboi populer pada masa itu, Django. Tentu saja, sang tokoh
Discourse tunggal itu pun hanya atas peristiwa politik di ting- protagonis adalah pemenang dalam duel-duel koboi di ka-
kat nasional. Sama sekali tidak ada studi apa pun mengenai wasan frontier Amerika-terutama Arizona dan New Mexi-
gejolak sosial-politik yang menewaskan korban yang sangat co-yang masih merupakan terra incognita, tanah baru yang
banyak, dengan angka bervariasi antara 78 ribu dan 1,5 juta tak bertuan dan belum terkenali. Di kawasan seperti itu, "hu-
orang. Akibatnya, dalam historiografi Indonesia modern, pe- kum" ditentukan oleh senjata dan kekuasaan fisik, dan relasi-
riode 1965-1966 merupakan tahun-tahun yang hilang dan ter- relasi sosial dibangun bersifat macho.
lupakan. Kemudian Reformasi 1998 telah membuka ruang pe- Dalam bahasa "Pengantar Sosiologi", situasi Jingoisme ada-
nafsiran dalam historiografi
1965 menjadi sangat terbuka.
Kini banyak penulisan G-30-S
tanpa suffix PKI lagi.
Dalamhalsubstansi,kedua SEKADAR CAP "PKI LU" SUDAH DAPAT
aras tafsir sejarah
alami "revisi".
pun meng-
Pada aras pe-
MENJADI SALURAN KEBENCIAN YANG TELAH
ristiwa nasional, gejolak G- TERTANAM SEBELUMNYA. MEMBUNUH LAWAN
30-S memperkuat tafsir-taf- POLITIK MERUPAKAN VENDETTA. SUATU
yang sebelumnya kalah
sir

oleh discourse tunggal ten-


KONSEP BALAS DENDAM YANG BERSIFAT
tang PKI sebagai pelaku uta- MACHO. DI BAWAH KONTEKS JINGOISME.
ma percobaan kudeta G-30-
S. Satu tafsir percaya bahwa
G-30-S merupakan pergulat-
an internal militer, mengikuti mazhab Cornell White Paper. lah anomie, yaitu norma dan nilai-nilai lama telah runtuh, se-
Lalu ada tafsir bahwa dalangnya tak lain adalah Bung Karno mentara norma dan nilai-nilai yang baru belum terbentuk.
sendiri. Tafsir lain lagi menyebutkan Soeharto adalah dalang Maka, siapa pun yang memiliki mighty power, kekuatan fisik,
G-30-S. Dan, tentu saja, tafsir bahwa semua itu ulah Cl A. akan mampu membangun kekuasaan (sosial) atas orang atau
Namun kekosongan historiografi atas aras massa, yaitu pihak lain, karena per definisi, kekuatan fisik memang salah
pembunuhan massal, terutama di Jawa, Bali, dan sebagian satu sumber kekuasaan sosial-politik. Konsekuensinya, Jingois-
Sumatera, tetap belum sepenuhnya terisi. Beberapa peneli- me yang hadir di suatu komunitas juga membuka ruang bagi
ti aras bawah ini memang mulai menguak sebagian tabir pen- ekspresi kebencian dan dendam melalui tindak kekerasan.

88 I
TEMPO I
7 OKTOBER 2012
PARA ALGOJO 1965
KOLOM

HERMAWAN SULISTYO, ,N. Pf p


PENULIS 1

Pembunuhan massal 1965-1966 pun tidak terlepas dari


konteks kehadiran Jingoisme. Penelusuran atas seluruh
me-
dia massa sejak pemilu sela 1957-bahkan
sebelumnya, pe-
milu 1955-menunjukkan karakter dari konstruk relasi sosi-
al seperti itu. Di daerah-daerah yang pada
pasca-1965 meng-
alami pertarungan massal yang fatal dan mematikan,
hampir
tidak ada minggu yang terlewatkan tanpa
perkelahian, per-
orangan maupun kolektif. Ideologi politik lalu sekadar men-
jadi backdrop kekerasan massal. Jargon-jargon
politik yang
konfrontatif di tingkat nasional diterjemahkan sebagai
pem-
benar untuk membunuh lawan perkelahian dari masa-masa
sebelumnya.
Sekadar cap "PKI lu" sudah dapat menjadi saluran keben-
cian yang telah tertanam sebelumnya. Membunuh
lawan po-
litik merupakan vendetta. Suatu
konsep balas dendam yang
bersifat macho, di bawah konteks Jingoisme, yang
populer se-
jak masa awal perilaku para mafioso di Sisilia. Gejalanya terli-
hat dari, antara lain, local parlance, "pilihannya adalah
mem-
bunuh atau dibunuh". Vendetta dalam Jingoisme ini dilaku-
kan dalam bentuk kelompok-kelompok kecil (vigilante) yang
mengejar lawan hingga ke rumah-rumah mereka. Membawa
pulang sepotong kuping, atau seutas jari korban, menjadi
se-
macam token atas m/g-foypoim-dalamjingoisme.
Mereka yanghiduppadaujungl950-anhinggaawall970-an
pasti mengalami situasi betapa sangat mudah
mencap seseo-
rang sebagai PKI dan melakukan vendetta pribadi ataupun ke-
lompok atas orang atau pihak lain itu. Dalam ruang dan wak-
tu yang lain, pelaku "semacam preman", minus backdrop
ide-
ologi dan kelompok politik. Aspek kultural
semacam ini akan
memperkaya tafsir atas pembunuhan massal 1965-1966. Juga
akan bermanfaat untuk mengenali konteks berbagai konflik
massal pasca-1998.
Tapi anakronisme sejarah adalah menilai masa lampau
de-
ngan standar norma dan nilai-nilai masa kini. Maka pema-
haman kelam Indonesia pada 1965-1966 hanya
atas sejarah
dapat dilakukan melalui pembacaan konteks pada
masa itu.
Suatu pembacaan yang memerlukan potret longitudinal
atas
proses-proses yang terjadi, bukan potret semasa (kontempo-
rer). Dalam
paralelisme, begitu pula tafsir atas rangkaian tin-
dak kekerasan massal yang marak sejak 1998, hingga hari ini.
Akhirnya, sejarah adalah tafsir logis atas serangkaian
pe-
ristiwa pada masa lampau yangdisusun secara
kronologis da-
lam hubungan sebab-akibat. Karena bersifat tafsir, tidak
ada
"sejarah yang bengkok" dan tidak ada pula
"sejarah yang lu-
rus". Jadi, merupakan kesia-siaan saja untuk
"meluruskan se-
jarah". Bangsa ini tidak akan pernah belajar
berupaya
jika
"meluruskan sejarah", karena sejarah hanyalah tafsir domi-
nan atas serangkaian peristiwa oleh pemenang dalam
perta-
rungan politik. Karena itu, biarkan sejarah 1965-dan sejarah
kemudian nya-tetap bengkak-bengkok. •

7 OKTOBER 2012 I TEMPO I 89


90 I TEMPO I 7 OKTOBER 2012
PARA ALGOJ0 1965

<
mpat itu
<
<
<
I—
mo Indonesi
Fahanan yang diduga anggota u -.

Partai Komunis Indonesia o.


m
U)
ditangkap oleh tentara di
penjara Tangerang, 1966.
LU
-J
o
n, dari y
o
.«v ..*-..!, -.- i,'i ,._-- |

I o

7 OKTOBER 2012 | TEMPO 91


KISAH PILU DARI
SARANG
CARA
BERBAGAI
KALONG
APARAT UNTUK
DILAKUKAN
MENGOREK PENGAKUAN TAHANAN. MULAI
AYAT KURSI SAMPAI PECUTAN BUNTUT PARI.

ELAKI setengah baya itu me- "Kondisi rumah masih sama seperti
itu

wanti-wanti agar sejarah rumah dulu," kata Syaiful, sebut saja begitu, me-
tua di dekat kediamannya dija- dio September lalu. Dia mantan tahanan
lan Gunung Sahari II, Jakarta politik yang pernah disiksa di tempat itu.
Pusat, tak usah diungkit. Kisah Sebelum menjadi markas Operasi Kalong
masa lalu itu dianggapnya ibarat mala. "Itu pada 1966, menurut Syaiful, rumah itu ta-
bahaya. Tak ada artinya untuk diingat," ka- dinya kantor persatuan tukang becak. Ke-
tanya sembari meminta identitasnya tak tika itu, tembok depannya dipenuhi pa-
dikutip. Tetua warga ini malah balik meng- jangan rambu lalu lintas untuk mengingat-
interogasi Tempo, yang menemuinya Ahad kan para pengayuh becak.
siang dua pekan lalu. "Dari mana kamu Syaiful ditangkap pada 1968, kemudian car biasanya mengenai jaringan dan orang-
tahu itu? Ini kasus sudah lama," ujarnya, dijebloskan di Pulau Buru, dan baru dibe- orang yang dikenal si terperiksa.
menyelidik. baskan pada 1979. Bekas jurnalis Harian Penyiksaan menjadi cara yang paling la-
Rumah bernomor 8 itu merupakan be- Rakyat dan aktivis Lekra ini berusia 27 ta- zim untuk mengorek keterangan, seper-
kas markas Tim Operasi Kalong, regu mi- hun ketika berurusan dengan Kalong. Me- ti menyetrum, memukul, menginjak de-

liter yang menangkap dan memeras peng- nurut dia, penyiksaan sudah menjadi pro- ngan sepatu lars, dan memecut punggung
akuan dari ratusan orang pasca-Gerakan sedur tetap Kalong. "Saya disetrum, lalu di- tahanan dengan buntut ikan pari. "Sekali
30 September 1965. "Saya masih berusia pukuli," kata Syaiful. setrum sekitar lima menit. Rasanya minta
sekitar 10 tahun waktu itu." Begitu pembi- Bekas "anak asuh" Kalong lainnya, Jawi- ampun di pangkal lengan," ujar Juwito ke-
caraan menukik soal siapa pemilik rumah to, 62 tahun, dan Bedjo Untung, 64 tahun, pada Tempo di Jakarta, pertengahan Sep-
besar tadi, ia lantas menggeleng. menuturkan, setengah dari markas disu- tember lalu.
Penjaga rumah pun menyatakan tak me- lap menjadi aula, bagian administrasi, dan Bekas tahanan politik Tan Swie Ling da-
ngetahui siapa pemiliknya. Pria itu meng- ruang interogasi. Sedangkan sisanya, seki- lam buku G30S 1965: Perang Dingin dan Ke-
aku sebagai penjaga baru. "Yang punya ru- tar 200 meter persegi di bagian belakang, hancuran Nasionalisme membeberkan sa-
mah tak tinggal di sini. Ini menjadi tempat untuk menampung tahanan. disnya 80 kali cambukan buntut pari yang
taruh barang si engkoh yang jualan di Se- Dua warga Pemalang, Jawa Tengah, ini dialami sahabatnya. Pria yang ditangkap
nen," ujarnya. Dia melarang Tempo mele- "mencicip" Kalong sekitar setahun. Bedjo bersama Sekretaris Jenderal PKI Sudis-
wati pagar setinggi 2,5 meter yang dikelir bekas aktivis Ikatan Pemuda Pelajar Indo- man oleh Kalong ini juga mengungkap me-
hitaiii dengan gulungan kawat berduri di nesia Pekalongan, sedangkan Juwito ang- tode favorit lainnya, yaitu jurus "ayat kur-
pucuknya. gota Pemuda bawah
Rakyat, organisasi di si": jari-jari kaki digencet dengan kaki kursi
Rumah itu kini lusuh tak terawat. Tem- PKL Kala itu jumlah tahanan sekitar 200 yang diduduki petugas.
bol ya yang berwarna putih terlihat ku- orang, yang tidur di selasar. Namun hanya Syaiful menuturkan penyiksaan menja-
sam. Halamannya tak dibersihkan. Deda- ada dua kamar mandi, yang semuanya ber- di pilihan lantaranpetugas buta soal para
unan kering pohon kapuk dan petai cina lantai becek. kader dan organisasi PKI. "Bisa dibayang-
menutupi sebagian pelataran yang dise- Berbagai cara dilakukan petugas Tim Ka- kan, mereka harus memeriksa banyak se-
men. Gundukan puing dan kardus bekas long untuk menuai pengakuan agar bisa di- kaliorang dengan persiapan dan penge-
bungkus barang elektronik teronggok di catat dalam berita acara pemeriksaan. Se- tahuan yang minim," ujar mantan tahan-
teras yang "dijaga" dua pilar kotak kaku. ring kali pemeriksa mengadu tahanan de- an Pulau Buru itu. "Kantor saja tak punya,
Pada salah satu pilar tersemat stiker bertu- ngan tahanan lain atau membuat tahanan sampai mengambil kantor tukang becak."
lisan "TNI AD". menjadi kaki tangan. Pengakuan yang diin- Tim Operasi Kalong dibentuk oleh Ko-

92 i
TEMPO I
7 OKTOBER 2012
PARAALGOJ01965
OPERASI MILITER

menginterogasi tokoh PKI daerah dengan


teknik ancaman pembunuhan, "...akan
saya tembak mati dengan penghormatan
terakhir sebesar-besarnya dari saya ter-
hadap sikapnya yang konsekuen membe-
la ideologi partai," katanya seperti diku-
tip dalam buku Operasi Trisula Brawidjaja
Menghantjurkan PKI-Gaja Baru.
Panglima TNI Laksamana Agus Suhar-
tono tak mau banyak bicara perihal ope-
rasi besar-besaran pasca-1965 itu, terma-
suk soal Kalong. Ia berdalih tak tahu persis
keadaan kala itu sehingga harus mempela-
jari lebih dulu. Namun Agus berpendapat
tak perlu membicarakan masa lalu agar tak
memancing keresahan masyarakat. "Su-
dahlah, yang sudah berlalu sudahlah. Itu
bagian dari sejarah kita," ucapnya di Pang-
kalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakar-
ta Timur, Ahad dua pekan lalu "Mari kita
melangkah ke depan dengan lebih baik."
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia me-
nunjuk peran Komando Operasi Pemulihan
Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib),
yang mengusut pelaku peristiwa Gerakan
30 September 1965. Komando itu dibentuk
oleh Presiden Sukarno dengan panglima
pertama Mayor Jenderal Soeharto.
mando Daerah Militer V/Jaya pada 15 Agus- Bekas markas Kalong Belakangan Kopkamtib melakukan ke-
tus 1966. Tugasnya menangkap, mengin- di Jalan Gunung Sahari II
jahatan kemanusiaan, seperti pembunuh-
terogasi, lalu mengklasifikasikan orang- Nomor 8 , Jakarta Pusat.
an, pemusnahan, perbudakan, pengusir-
orang berdasarkan beratnya tuduhan ke- an, perampasan kemerdekaan, penyiksa-
terlibatan dengan PK I dan pembunuhan nya. Kebayoran Lama memang lebih berfo- an, pemerkosaan, penganiayaan, dan pen-
tujuh pahlawan revolusi pada 1965. kus mendalami keterlibatan tahanan yang culikan. Sekitar 3 juta orang dilaporkan te-
Operasi Kalong dipimpin duet Mayor Su- dianggap gembong PKL "Pangkat Cecep was lantaran dituding sebagai anggota atau
roso-Kapten Rosadi. Salah seorang peme- tak jelas. Kadang dia pakai pangkat kopral, simpatisan PKI. "Kopkamtib yang paling
riksanya bernama Kapten Syafei. Menurut- kadang brigjen," ucapnya. bertanggungjawab atas pelanggaran HAM
Suroso, seperti dikutip Kompas, 15 Agustus Penangkapan yang bisa berujung pada berat tersebut," kata Ketua Tim Penyeli-
1966, tim itu dinamakan Kalong karena ka- penyiksaan, bahkan kematian, orang yang dik Kasus 1965 yang juga anggota Komnas
lau siang orang-orangnya berada di kantor dicurigai terlibat PKI dilakukan secara sis- HAM, Nurkholis, kepada Tempo, Kamis
dan malam hari kelayapan seperti kelela- tematis, serempak, dan masif. Pekerjaan dua pekan lalu.
war. itu dilakukan aparat negara, terutama mili- Kopkamtib terus berlanjut ketika Soe-
Kendati bukan satu-satunya satuan tugas ter, di semua level, baik pusat maupun dae- harto menjadi presiden. Kerja lembaga itu
Kalong sangat beken berkat
intel dijakarta, rah. Tak ada tentangan dari penvelenggara terstruktur dari pusat sampai daerah. Tu-
kebengisannya. Tim itu juga paling banyak negara lainnya, seperti parlemen dan ke- gasnya mengidentifikasi, menangkap, dan
memeriksa orang. Ada lagi Satuan Tugas kuasaan peradilan. menahan. Dari begitu banyak orang yang
Intel Kebayoran Lama, yang dikomanda- Pembersihan gelombang kedua setelah ditahan, hanya segelintir yang diadili. Na-
ni Cecep di bekas kantor Studio Film Infi- operasi pasca-30 September 1965 terjadi mun Komnas HAM tak memiliki doku-
co; Satgas Intel Tanah Abang di bawah Ma- pada 1968. Kodam VIII/Brawijaya di Jawa men otentik, semisal surat perintah opera-
yor Endang Surawan, yang bermarkas di Timur, misalnya, melancarkan operasi Tri- siyang spesifik. "Keterangan kami peroleh
gedung eks kantor berita Cina, Kinhua; dan sula pada Juli 1968 untuk menyapu Blitar dari para mantan tahanan politik," ujar
Satgas Intel Kramat 5 di bekas kampus Uni- Selatan sebagai basis PKL Dalam keterang- Nurkholis.
versitas Rakyat. "Sampai 1974, Kalong ma- an pers pada 9 Agustus tahun yang sama di Para korban biasanya hanya mendapat-
sih ada," katanya. Malang, Panglima Kodam Brawijaya Mayor kan surat pembebasan dari penjara atau
Dari semua komandan satgas, Cecep ter- Jenderal M. Jasin mengumumkan keberha- pengasingan. Namun tak pernah ada su-
kesan paling mumpuni. Syaiful menutur- silan Trisula, yangbertulang punggung pa- rat penahanan. "Sewaktu saya dibebaskan
kan, dia bisa mengambil tahanan dari sat- sukan tempur dan intelijen. dari Pulau Buru, suratnya berbunyi: 'tak
gas mana pun untuk diperiksa di markas- Jasin mengungkapkan kepiawaiannya terlibat G30S/PKI\" kata Syaiful, getir. •

7 OKTOBER 2012 I TEMPO I 93


PARA ALGOJO 1965
KOPKAMTIB

Mayor Jenderal Soeharto (tengah)


seusai peristiwa G-30-S di Jakarta,
Oktober 1965.

membuat daftar nama orang yang diang-


gap anggota atau simpatisan komunis dan
keluarganya.
Orang yang namanya tercantum dalam
daftar menjadi korban kebrutalan aparat
atau massa yang dilatih oleh tentara. Mere-
ka diciduk pada malam hari dan kebanyak-
an tak pernah kembali. Bahkan ada yang
langsung dihabisi di tempat.
Dalam buku The Indonesian Killings, Mi-

DI BAWAH CENGKERAMAN chael van Langenbert menyebutkan opera-


si penumpasan kian menjadi setelah Pang-

lima Kopkamtib mengeluarkan instruksi ke-


pada semua personel Angkatan Darat pada
KOPKAMTIB 17Oktober 1965. Instruksi itu menyebut PKI
sebagai pengkhianat dan menetapkan 1 Ok-
SOEHARTO MEMBENTUK ORGANISASI SUPER tober sebagai Hari Kesaktian Pancasila.

UNTUK MELINDAS PKL OTAK DAN MOTOR Untuk memuluskan penumpasan orang
komunis di Indonesia, Kopkamtib, melalui
PEMBANTAIAN MASSAL. Kostrad dan RPKAD, menebar propagan-
da yang mengasosiasikan PKI sebagai mu-
suh seluruh rakyat. Komunis dituding nya-
ris menghancurkan bangsa sehingga harus
ARI-HAR1 setelah penculikan Operasi Tertinggi ABRI pada 1 November dimusnahkan tanpa ampun.
enam jenderal di Jakarta meru- 1965. Isinya tentang pemulihan keamanan Foto pengangkatan mayat para jenderal
pakan periode konsolidasi kilat dan ketertiban pasca-30 September. dari sumur Lubang Buaya berulang kali di-
di tubuh Angkatan Darat. Satu- Hasil penyelidikan yang dilakukan Ko- muat di media massa, yang semuanya su-
satunya jenderal paling senior, Abdul Haris misi Nasional Hak Asasi Manusia menun- dah berada di bawah kontrol tentara. Tak
Nasution, terluka dan dirundung duka se- jukkan Kopkamtib sebagai pelaku utama lupa dibumbui cerita bahwa mereka tewas
telah kehilangan putrinya, Ade Irma Sur- pelanggaran hak asasi manusia berat pe- setelah disiksa secara perlahan oleh pe-
yani. ristiwa "Individu/komandan/
1965-1966. rempuan anggota Gerwani.
Panglima Komando Cadangan Strategis anggota kesatuan dapat dimintai pertang- Selain memastikan semua daerah bebas
TNI Angkatan Darat Mayor Jenderal Soe- gungjawaban." dari elemen komunis, Kopkamtib member-
harto tampil mengambil alih pucuk pe- Lembaga itu memiliki wewenang sangat sihkan pemerintahan Sukarno dari peja-
mimpin Angkatan Darat. Dua perwira pen- besar.Semua komandan Kopkamtib ada- bat-pejabat yang diduga berkaitan dengan
ting yang menyokong langkahnya adalah lah komandan militer di tiap tingkatan. PKI. Menurut Van Langenbert, pembersih-
Panglima Komando Daerah Militer Jaya Kopkamtib berwenang pula memakai te- an dilakukan setelah Soeharto, berbekal
Mayor Jenderal Umar Wirahadikusumah naga dari institusi sipil untuk melaksana- Surat Perintah Sebelas Maret 1966, meng-
dan Komandan RPKAD Kolonel Sarwo kan tugasnya. Mereka hanya bertanggung umumkan PKI sebagai partai terlarang.
EdhieWibowo. jawab kepada satu orang: Soeharto. Kopkamtib menjadi penopang utama re-
Setelah memastikan kontrol atas tentara, Sebagai Panglima Kopkamtib, Soeharto zim Orde Baru. Ibarat sistem layanan satu
Soeharto membentuk dan memimpin sen- bergerak cepat. Ia menerbitkan berbagai atap, dalam bukunya, Gerwani: Kisah Ta-
diri operasi pemulihan keamanan, yang kebijakan untuk melacak serta menang- pol Wanita di Kamp Plantungan, Aniurwa-
kemudian dikenal sebagai Komando Ope- kap anggota dan simpatisan Partai Komu- ni Dwi Lestariningsih menuturkan lemba-
rasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban nis Indonesia. Salah satu perintahnya ada- ga itu melakukan semua proses hukum de-
(Kopkamtib). "Soeharto membentuk lem- lah pembentukan Tim Pemeriksa Pusat/ ngan dalih keadaan darurat.
baga itu pada 2 Oktober untuk menumpas o
Daerah, yang dipimpin panglima daerah Tak cuma menentukan tersangka, meng- <
2
PKI," ujar Asvi Warman Adam, sejarawan militer. geledah, dan menangkap, Kopkamtib juga
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Tim pemeriksa inilah yang menjadi ma- o
menyelidik, menuntut, dan menghukum
Kopkamtib mendapat pijakan hukum se- z
laikat penentu hidup-mati jutaan orang tanpa lewat pengadilan. Lembaga itu bah- LU
a
telah Sukarno meneken Surat Keputusan pada masa itu. Di kantor-kantor Pelaksana kan memantau dan menentukan nasib ta-
LU
a
Presiden/Panglima Tertinggi/Komando Khusus Daerah Kopkamtib, tim pemeriksa o
hanan yang sudah dibebaskan.© o

94 I TEMPO I
7 OKTOBER 2012
PARAALGOJ0 1965
MEDAN

IRONI GANDHI DI MEDAN


Kalau abang masukJalan Gandhi
Badan abang habis dipukuli
Pulang-pulang tinggal holiholi (tengkorak).

OTONGAN lirik lagu berjudul


Abang Pareman itu mungkin
masih akrab di telinga sebagi-
an warga Medan. Jalan Gandhi
yang dimaksud si pencipta lagu, entah sia-
pa namanya, adalah tempat berdirinya
se-
buah bangunan berlantai dua yang difung-
sikan sebagai rumah tahanan selama lebih
dari satu dekade setelah peristiwa
Gerakan
30 September. Inilah neraka bagi siapa pun
yangdituduh sebagai anggota atau simpati-
san Partai Komunis Indonesia dan
organi-
sasi yang bernaung di bawahnya.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
me-
nyebutkan rumah tahanan Gandhi meru-
pakan salah satu lokasi penyiksaan, pe-
ngurungan, dan pemusnahan yang
dila-
kukan aparat negara. Menurut laporan
pe-
nyelidikan peristiwa 1965-1966
yang di- menjalani interogasi. Seusai interogasi,
buat Komnas HAM, selain pemukulan, pe- se-
bagian dikirim ke pusat tahanan lainnya, Jalan Gandhi Kecamatan Medan Area.
di
nyiksaan yang paling banyak dialami Medan. Sumatera Utara.
para sisanya menetap menjalani hari-hari
tahanan adalah disekap di dalam WC pan-
ber- jang.
sama tumpukan tinja. Di penjara Gandhi, Setelah gempa politik 1965, kantor PKI
Gandhi bahkan lebih ganas bagi anggota
tahanan biasanya hanya transit
bebera- dan organisasi yang dianggap berafiliasi
pa waktu sebelum dipindahkan ke penja- TNI yang dituduh simpatisan PKI. Bintara
ke partai komunis di Medan hanya menyi-
ra lain. yang bertugas di bagian logistik Angkatan
sakan jelaga. Astaman, yang anggota Lem-
Empat tahun lalu, bangunan yang per- Darat, Eddy Sartimin, kini 72
baga Kebudayaan Rakyat (Lekra), adalah tahun, ada-
nah menjadi sekolah itu dirobohkan. lah salah satu korban. Setelah
Kini anak seorang pengurus PKI Simalungun. menjalani
sebuah gedung berbalut cat hijau metalik pemeriksaan dan penyiksaan di markas
Cukup alasan untuk mengantarnya mene-
tampak mencolok di antara bangunan seki- satuan tugas intelijen dijalan H.M. Yamin,
mui maut, meski ia mengaku bukan komu-
tarnya. Gedung itu menjadi pusat Eddy dikirim ke Gandhi. Selain mendapat
perkum- nis. "Saya bukan PKI. Orang
pulan warga etnis Tionghoa, Teo Chew tua saya me- siksaan reguler yang bisa membuat
Su- mang PKI," ujarnya dua pekan lalu. Asta- cairan
matera Utara. Gedung lama sudah perutnya merembes, ia sempat disekap 40
hilang. man ditahan empat setengah tahun dija-
Tapi, bagi tahananyang keluar dengan hari di WC,
tidur di atas kotoran. "Seorang
se- lan Gandhi, sebelum dioper ke
lamat, Jalan Gandhi tetap rumah ta- perwira bahkan diikat dan mendekam tiga
menyisakan ki- hanan lainnya, dan bebas pada 1978.
sah "Dulu di situlah saya disekap dan
pilu. tahun di WC," katanya.
Rumah tahanan dijalan Gandhi sulit di-
menjalani siksaan," kata Astaman Eddy Sartimin mungkin tergolong orang
Hasibu- lupakan. Lantai satu bisa memuat 1.800
an, 73 tahun, yangdituduh terlibat yang paling apes, walaupun bisa lepas dari
PKI. orang, sedangkan lantai dua adalah
Cerita Astaman berawal setelah ruang Gandhi dengan tetap membawa nyawa. Ia
peristi- petugas. Astaman masih ingat beberapa
wa 30 September 1965. Di Sumatera Utara,
re- ditahan sebelas tahun, dari tahanan ke
ta-
kan sesama pesakitan yang dibawa ke lan-
Pelaksana Khusus Daerah hanan. Setelah dibebaskan, ia dinyatakan
Komando Ope- tai dua dan terjun bebas lalu
rasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban terkapar di ja- masuk golongan F alias tidak terlibat PKI.
lanan. Pukulan di sekujur tubuh
(Laksusda Kopkamtib) mengambil yang ber- "Saya membantah tuduhan
alih se- ulang PKI. Saya ti-
kolah dasar milik Badan
kali membuat hilang kesadaran, di- dak terlibat seperti Lekra, buruh
Permusjawarat- kurung di WC (organisa-
gelap penuh tinja selama
an Kewarganegaraan Indonesia si afiliasi PKI) itu. Tidak ada keluarga saya
(Baperki), berminggu-minggu, dan kelaparan sudah
organisasi warga etnis Tionghoa terlibat PKI," tegas katanya.
yangditu- dilalui bekas wartawan yang
Sudah kadung
duh menjadi pendukung PKI, itu. Di kini menjadi dicap PKI, Eddy ditinggalkan oleh istri
sinilah aktivis Ikatan Keluarga Orang Hilang dan
para pesakitan yang dicap antek Indo- anak-anaknya. Aktivis lembaga swadaya
komunis nesia ini.
masyarakat itu kini hidup sendiri. •

7 OKTOBER 2012 | TEMPO | 95


PARA ALGOJO 1965
GUNTUR

BERAS Salah satu bentuk interogasi tentara.

ERWIN DAN dulu batuan atau pasir dari nasi.


Nasi itu dibanjiri
kuah sayur yang hanya

BUBUR TAJIN berisi dua helai daun bayam. Lauknya po-


tongan kecil tempe. "Kami juga pernah di-
beri bubur, tapi seperti tajin, encer sekali,"
PARA TAHANAN ujar Jawito.
POLITIK MENJEJALI Bedjo dan Jawito semula menjalani ta-
hanan di markas Kalong di Jalan Gunung
RUANG TAHANAN Sahari Setelah berpindah-pindah pen-
II.

SEMPIT. MAKANAN jara, mereka disuruh kerja paksa membu-

MINIM DAN MEREKA at jalan dan membuka lahan pertanian di


daerah Cikokol, Tangerang. Jawito selan-
AKRAB DENGAN jutnya dibuang ke Nusakambangan dan
BERBAGAI METODE Pulau Buru.
Tahanan perempuan mengingat penjara
PENYIKSAAN. Bukit Duri dan markas Kalong sebagai tem-
pat penyiksaan. Dengarlah cerita Sri Sukat-
no, anggota Gerwani yang pernah mende-
kam di Bukit Duri selama bertahun-tahun.
Penyiksaan, menurut mantan jurnalis ko-
IGA peluru menembus tubuh le- di Jakartadan sekitarnya. Banyak tempat ran Ekonomi Nasional itu, juga kerap terja-
laki itu. Dua di dada dan sebuah yangtak disiapkan untuk jadi bui dijejali ra- di jika para tahanan dibon malam hari ke
lagi di lengan kirinya. Beron- tusan manusia. Gang Buntu.
dongan tembakan dari bedil ten- Kebanyakan tahanan merupakan hasil Gang Buntu merupakan sebutan untuk
tara itu tak membunuh Eko Wardoyo, kini Operasi Kalong di Jakarta dan Operasi Tri- sebuah tempat di Jalan Kebayoran Lama,
89 tahun. Tapi mata kirinya buta karena tu- sula di Blitar Selatan. Selanjutnya, para ta- tak jauh dari lampu merah Pasar Bunga
sukan bambu yang dihunjamkan anggota hanan menjalani hukuman tan-
politik ini Rawa Belong. Tempat itu merupakan ba-
Zeni Tempur 8 dan Komando Distrik Mili- pa proses pengadilan di penjara atau kamp ngunan besar yang dulunya dipakai seba-
ter Jatinegara pasca-Gerakan 30 Septem- inrehabilitasi di Jawa atau di luar Jawa. Di gai studio dan untuk memutar film bagi Le-
ber 1965. tempat itu, mereka akrab dengan berbagai kra. Kinibangunan besar itu dipakai se-
Eko dituduh sebagai Komandan Pos Ko- metode penyiksaan. bagai gudang distribusi sandal dan sepatu
ordinasi Barisan Tani Indonesia Jakarta Se- Simak kembali cerita Eko. Setelah dipe- plastik.
latan. Pria asal Klaten ini memang bekerja riksa di Kodim, dia dipindahkan ke penja- Di tempat tersebut, para tahanan meng-
diDepartemen Pertanian. Setelah ditang- ra Cipinang. Di sana, penderitaannya tak alami siksaan dan psikis
fisik dengan ber-
kap di daerah Tanjung Priok, dia dibawa ke reda. Para petugas hanya memberi makan bagai metode, bahkan penyiksaan di dae-
Balai Masyarakat Desa Pasar Minggu, lalu dua kali sehari dengan menu tetap: sayur rah genital. "Saya disetrum di sini," ujar
dipindahkan ke markas tentara Zeni Tem- bayam, nasi berpasir, dan sesekali jagung perempuan sepuh ini sambil memperlihat-
pur 8 di Lenteng Agung. Di ruang tahanan, rebus. "Jagungnya dipipil. Saya hitungjum- kan gigi-giginya yang tanggal karena siksa-
penyiksaan menjadi santapannya sehari- lahnya 142 biji, pernah cuma 98 biji," ujar- an itu.
hari. nya mengenang masa pahit itu. Tempat penahanan dan penyiksaan lain
"Kedua tangan dan kaki saya diikat de- Eko meringkuk empat bulan di Cipinang. adalah Pusat Investigasi Komando Militer
ngan tambang, lalu badan saya digebuki Seterusnya, ia dikirim ke Rumah Tahanan Jakarta Raya di Lapangan Banteng. Penu-
dari belakang," ujarnya. "Seorang tenta- Salemba, yang lebih longgar. Di Salemba, ia buku Bertahan Hidup di Gulag Indonesia,
lis
ra menyiram spiritus, lalu menyileti perut merawat dan berteman dengan tokoh PKI, Carmel Budiardjo, pernah ditahan di sini.
saya hingga berdarah-darah." Latief. Setelah itu, Eko ditempatkan di pen- "Tempatnya sekarang ya di Kementerian
Kisah Eko hanya sepenggal cerita pe- jara Tangerang. Dia menjalani hidup dari Agama itu," ujar Bedjo.
dih para tahanan politik pasca-Gerakan 30 sel ke sel selama 13 tahun. Mereka yang diduga terlibat PKI dan ber-
September. Para anggota satuan tugas Ang- Bedjo Untung, 64 tahun, dan Jawito, 62 asal darikalangan militer bakal menjalani
katan Darat di bawah Komando Operasi tahun, mengalami nasib serupa di Salem- pemeriksaan di kompleks Guntur, sekitar
Pemulihan Keamanan dan Ketertiban me- ba. Di sana, beras Erwin menjadi makanan Kantor Polisi Militer Kodam Jaya di Mang-
nangkap, menahan, dan menginterogasi sehari-hari. Mereka tak tahu mengapa be- garai, Jakarta Selatan. Di tempat
mere- itu,
mereka di berbagai tempat: penjara, kamp ras apak dan berpasir itu disebut Erwin. Se- ka harus pasrah menjalani nasib yang ke-
penahanan, atau tempat subrehabilitasi belum makan, mereka harus memisahkan lam.»

96 I TEMPO I 7 OKTOBER 2012


PARA ALGOJO 1965
SULAWESI

Soemiran D. P., 70 tahun, korban tahanan politik PK1 1965-1979,


menunjukkan masjid peninggalan yang dibangun tapol di Moncongloe

ribuan bekas penghuni Instalasi Rehabili-


tasiMoncongloe, kamp pengasingan bagi
KERJA RODI DI MONCONGLOE orang-orang yang terlibat Partai Komunis
Indonesia. Dibuka pada 1969, tempat pena-
KAMP PENGASINGAN INI HAMPIR hanan ini resmi dibubarkan sepuluh tahun

TERLUPAKAN. BANYAK TAHANAN SAKIT berselang.


Soemiran dulu polisi yang bertugas di Pe-
HEPATITIS KARENA BERATNYA PEKERJAAN labuhan Makassar. Ia dijebloskan ke rumah

DAN MINIMNYA GIZI. tahanan militer karena dianggap memban-


tu pelarian seorang tokoh PKI dengan ka-
pal ke Jawa. "Saya hanya ingin membantu
guru saya. Saya lihat surat-suratnya leng-
kap, saya persilakan naik ke kapal," kata
EBUN singkong memenuhi Mungkin tidak sampai lima tahun lagi lulusan Sekolah Kepolisian di Mojokerto,
sebagian area di daerah ini menjadi bagian Kota Daeng. Se- Jawa Timur, yang melanjutkan belajar di
Kabupaten Gowa dan jarah kelam kampung di Desa Paccelle- SM A Sawerigading, Makassar, untuk men-
Sulawesi Selatan _ kang, Kecamatan Pattallasang, Kabupa- dapatkan kenaikan pangkat itu.
pengembang mulai memba- ten Gowa, itu makin terlupakan. Tapi tidak Ia baru masuk kamp tersebut pada 1978,
ngun perumahan di kawasan penyangga bagi Soemiran. ketika semua tahanan politik telah dibebas-
pengembangan Kota Makassar ini. Laki-laki 69 tahun ini salah satu dari se- kan. Moncongloe berubah menjadi tempat

7 OKTOBER 2012 I
TEMPO I
97
penahanan bagi militer. Mereka masing- temannya yang ditahan di sini telah dibe- mendapat hukuman. Mereka lalu mencu-
masing diberi lahan satu hektare dan sepe- baskan. Dia baru bebas pada 1977. ri kesempatan menggarap ladang pendu-

tak rumah. Setahun kemudian, mereka di- Di tahanan militer ini, mereka diinte- duk atau lahan milik tentara yang ada di
bebaskan. Saat ini tinggal Soemiran yang rogasi. Menurut Anwar, di sinilah mere- luar kamp. Dari kerja sampingan ini, mere-
bertahan, sedangkan rekan-rekan seang- ka disiksa. Keluar dari ruang pemeriksa- ka memperoleh uang untuk memenuhi ke-
katannya sudah pindah dan menjual la- an, para tahanan politik ini mendapat kate- butuhan, mulai peralatan mandi, pakaian,
hannya. gori B atau C. "Kriterianya apa, tidak tahu. sampai rokok. Apalagi beberapa tahanan
Menurut buku Kamp Pengasingan Mon- Suka-suka petugasnya," kata Anwar sambil suami-istri ada yangmembawa anak.
congloe, yang ditulis Taufik, tempat pena- mengisap rokok kreteknya. Tahanan perempuan, menurut Anwar,
hanan ini dibuka pada Maret 1969. Sebe- Ia mengakui kondisi di kamp lebih baik juga sering menjadi korban pelecehan
las tahanan politik, yang terdiri atas tujuh daripada saat di penjara Makassar. Un- para penjaga. Dalam buku Taufik disebut-
laki-laki dan empat perempuan, dibawa ke tuk makan, setiap tahanan mendapat ja- kan tentang tahanan perempuan berprofe-
Moncongloe untuk mendirikan barak da- tah setengah liter beras per hari. Lauk- si perawat yang hamil dan dikeluarkan dari

rurat. Dua bulan kemudian, masuklah 44 nya, mereka mengupayakan sendiri dari kamp, tapi kemudian nasibnya tidak jelas.
tahanan, yang diberi tugas menyiapkan kebun dan hutan. Tempat tinggal mereka Selama di kamp, para tapol juga mera-
kamp pengasingan. pun lebih baik daripada sel sempit untuk sakan kerja rodi: membangun jalan se-
Anwar Abbas, salah seorang dari 44 ta- 20 orang. panjang 20 kilometer dari Moncongloe ke
hanan politik itu, masih menyimpan se- Tapi di sini mereka diperlakukan seper- Daya, Makassar. Mereka dibagi dalam be-
mua kenangan di tempat tersebut. Dia me- ti budak oleh para penjaga kamp. M. Jufri berapa kelompok, yang bertugas mulai
nunjukkan kepada Tempo setumpuk do- Buape, 71 tahun, mengatakan para tahan- mencari batu di gunung sampai mengeras-
kumen terbungkus plastik berisi catat- an harus menggarap lahan tentara tan- kan jalan.
an dengan tulisan dari mesin ketik, peta pa dibayar minimal enam jam sehari. "Ja- Taufik, peneliti di Balai Pelestarian Se-
lokasi Moncongloe, beberapa helai foto, ngankan upah, bisa-bisa kami kena pukul jarah dan Nilai Tradisional Makassar, ke-
dan dua lembar kliping koran. "Ini catatan jika dianggap kerja tidak benar," kata laki- tika meneliti tentang Moncongloe berha-

singkat saya," kata pria 66 tahun itu keti- laki yang belum lama ini terkena stroke ri- sil mewawancarai tiga tentarayang bertu-
ka ditemui di rumahnya di Gowa, dua pe- ngan itu. gas menginterogasi tapol. Mereka membe-
kan lalu. Sekretaris Lekra Sidrap ini enggan me- narkan adanya penyiksaan di kamp peng-
Dengan peralatan seadanya, tahanan merinci bentuk hukuman yang diterima asingan. Sayangnya, para penjaga kamp ti-
yang kemudian disebut Kelompok 44 mem- jika pekerjaan tidak sesuai dengan kemau- dak bercerita lebih gamblang.
buka hutan dan membangun kamp. Di ba- an penjaga. "Ya, macam-macamlah," ka- Menurut Taufik, sebelum ia menulis
buku, tak ada informasi tertulis tentang
kamp yang hanya berjarak 28 kilometer
dari Makassar itu. "Tidak ada referensi saat
PARA TAHANAN HARUS MENGGARAP LAHAN itu. Saya harus mewawancarai puluhan ta-

TENTARA TANPA DIBAYAR MINIMAL ENAM pol dan mencari pelaku," ujarnya.
Taufik mengatakan awalnya banyak ta-
JAM SEHARI. "JANGANKAN UPAH, BISA-BISA hanan politik yang menolak bicara. Dia ha-
KAMI KENA PUKUL JIKA DIANGGAP KERJA rus beberapa kali bertemu untuk meyakin-

TIDAK BENAR. kan mereka. Kesulitan terberat: saat hen-


dak mewawancarai eks petugas. Para pen-
siunan tentara itu menolak dengan alasan
wah pengawasan ketat anggota polisi mi- tanya. Sering pula para tentara memerin- beragam. "Mereka khawatir dituntut ba-
liter, kelompok ini membangun kompleks tahkan tahanan mengambil kayu di hutan lik dan paham komunis bangkit kembali,"

pengasingan lengkap dengan lima barak atau bambu untuk dijual. Tentu saja mere- kata Taufik, yang menjadikan penelitian
berukuran 120 meter persegi, masjid, gere- ka tidak mendapat bagian. tentang kamp itu sebagai bahan tesis pas-
dan aula.
ja, poliklinik, Jufri masih ingat nama para penjaga casarjana di Universitas Hasanuddin, Ma-
Pada Desember 1969, Moncongloe me- kamp. "Banyak yang sudah meninggal," kassar.

nampung tahanan politik yang sebelum- ujarnya. Saat jabatan komandan kamp di- Anggota Komisi Nasional Hak Asasi Ma-
nya menghuni rumah tahanan militer di pegang Kapten Siregar dan Kapten Lubis, nusia, Nurkholis, dua tahun lalu menin-
berbagai kota di Sulawesi Selatan, mulai kekerasan fisik terhadap para tahanan se- jau Moncongloe bersama sejumlah bekas
Majene, Tana Toraja, Palopo, Makassar, ring terjadi. Menurut Anwar, tidak ada ta- penghuninya. Moehamad Arman dari Soli-
Bulukumba, sampai Selayar. Pemindahan hanan yang sampai meninggal karena pe- daritas Korban Pelanggaran Hak Asasi Ma-
inibertahap hingga 1971. nyiksaan. Ada beberapa dari mereka yang nusia Sulawesi Selatan, yang mendampingi
Anwar, Ketua Pemuda Rakyat Pangkaje- sakit dan meninggal. Kebanyakan tahanan korban gerakan antikomunis itu, berharap
ne Kepulauan (Pangkep), sebelumnya dita- menderita hepatitis akibat beratnya peker- negara segera memulihkan nama baik me-
han di kantor polisi di kotanya pada 1965. jaan dan kurangnya asupan gizi. reka, melakukan rekonsiliasi dan menye-
,

Namun ia minta dipindahkan ke rumah ta- Sebagai bentuk perlawanan, tahanan se- lesaikan kasus 1965.
hanan militer di Makassar karena seorang ring kali bekerja sekadarnya asalkan tidak

98 I TEMPO | 7 OKTOBER 2012


PAh A ALGOJO 1V6b SULAWESI

BANGSAWAN KARAENG LIRA

MENGGANYANG KELUARGA SENDIRI


ICARANYA sudah mulai terbata-bata. Namun Bang- kan," ujarnya. Makanan biasanya dikirim anggota keluarga ma-
sawan Karaeng 72 tahun, masih berapi-api kala
Lira, sing-masing.
menceritakan kiprahnya mengganyang anggota Partai "Tidak ada siksaan tisik, tapi siksaan batin luar biasa," kata-
Komunis Indonesia dan Barisan Tani Indonesia (BTI) nya. "Mereka tidur tanpa alas (tanah) dalam satu kamp." Para
di desanya, Bontolanrang, Kecamatan Galesong Utara, Kabupa- tapol ini juga dipaksa bekerja dengan alat seadanya. Bahkan,
ten Takalar, pada pengujung 1965. untuk merobohkan pohon, mereka mencabut akarnya dari ta-
Bangsawan menyimpan dendam karena pernah dikejar-ke- nah menggunakan tali ditarik beramai-ramai. Sejumlah jalan,
jar anggota PKL Gara-garanya, saat
mengikuti pelatihan soal Nasakom
(Nasionalis, Agama, dan Komunis)
yang diadakan Bupati Takalar Mak-
katang Daeng Sibali, dia melontarkan
pernyataan komunis yang tidak me-
ngenal Tuhan tak bisa disatukan de-
ngan agama.
Begitu pecah peristiwa G-30-S
dan PK dianggap berada di bela-
I

kangnya, Bangsawan menjadi motor


penumpasan anggota partai komu-
nis dan onderbouw-nya di desanya.
Kebetulan basis BTI Takalar adalah
kampungnya. "Saya yang memimpin
massa mengganyang rumah pimpin-
an BTI itu. Paginya, rumah itu han-
cur. Tentara dan polisi, yang datang
belakangan, bilang, 'Luar biasa ge-
rakan ini'," katanya.
Dalam serangan itu, beberapa ang-
gota PKI dan BTI tewas. Sejumlah
korban masih kerabatnya. "Saya ini
orang keras," ujar Bangsawan, yang
pada 1975 diangkat menjadi kepa-
la desa. Ia kemudian menjadi anggo-

ta Dewan Perwakilan Rakyat Daerah


Takalar pada 1992 setelah berhasil
mengajak penduduk desa masuk Par-
tai Golkar, terutama eks anggota PKI
dan BTI. Para tahanan politik di Moncongloe, Sulawesi.
Ada ribuan anggota Barisan Tani Indonesia di Bontolarang.
Mereka bergabung karena dijanjikan akan diberi tanah. "Kalau
secara ideologi, mereka tidak mengerti," katanya. Setelah ditang- irigasi, dan pasar di Galesong yang ada sekarang adalah hasil
kap, mereka ditahan di komando rayon militer dan dipaksa mela- kerja paksa ini.

kukan berbagai pekerjaan, mulai membersihkan lapangan sam- Pemimpin BTI Kecamatan Galesong, Kamaruddin Belia, meng-
pai membuat irigasi dan jalan. aku belum bisa memaafkan mereka yang mengganyang keluar-
Rahim, yang menjadi pengawas dalam kerja paksa ini, menga- ganya. Rumahnya dihancurkan oleh Bangsawan Lira. Ayah mer-
takan para tahanan politik itu membuat irigasi sepanjang 3 kilo- tuanya meninggal setelah disuruh lompat dari atas rumah. "Ter-
meter dari pagi sampai pukul 10 malam. Ada seorang yang tewas masuk anak saya juga dibunuh," kata Kamaruddin, 80 tahun,
karena kelaparan dan terserang penyakit. "Mereka tidak dika- ketika ditemui di rumahnya di Galesong. Ia lolos dari sergapan,
sih makan. Kadang-kadang saya diam-diam yang memberi ma- meski akhirnya tertangkap dan ditahan di Gowa. •

7 OKTOBER 2012 I
TEMPO 99
PARA ALGOJO 1965 PALEMBANG

Bekas kamp tahanan PKI di Pulau


Kemaro, Palembang.

di sana selama belasan tahun karena ditu-


duh komunis. "Saya lihat sendiri banyak
tahanan yang diseret, disiksa, sebelum di-
angkut menuju Sungai Musi," kata kakek
84 tahun ini kepada Tempo, 17 September
lalu. Dia kini mengelola Yayasan Rumah Sa-
kit Islam Siti Khadijah di Palembang.

"Katanya PKI itu tak bertuhan. Tapi,


yang saya heran, mereka sendiri memper-
lakukan tahanan semaunya," ujar Moch-
tar, yang merekam pengalamannya sela-

ma ditahan dalam buku Perjuangan Men-


cariRidha Tuhan; Catatan Tiga Zaman dari
Balik Terali Penjara Rezim Tirani Soeharto.
Dibuku itu dia menggambarkan ba-
gaimana dirinya disiksa satuan tugas in-
tel pada 1972, yang terdiri atas Capa Sia-

haan, Sersan Tindaon, dan seorang tenta-


ra lagi. "Akhirnya, dengan jawaban yang ti-
dak mau mengikuti kehendaknya, Capa Si-
ahaan marah. Dia dengan dua temannya

SEBUAH KAMP mengeroyok aku dengan pukulan karate,


dengan kayu, dengan karet, dengan kur-
si, Darah segar sudah
setiap dia berbicara.

DI TENGAH SUNGAI
memenuhi mukaku dan kepalaku," tulis
Mochtar.

KAMP KONSENTRASI MILITER ITU DIBANGUN DI PULAU Beberapa korban yang selamat dari pe-
nyekapan di Pulau Kemaro menyatakan
KEMARO, PALEMBANG. KINI JADI TEMPAT WISATA. pembunuhan besar-besaran terjadi pada
akhir September dan awal Oktober 1966.
Dalam tiga malam jumlah tawanan di sana
berkurang dari ratusan orang menjadi 17
ULAU itu terletak di tengah Su- sionalHak Asasi Manusia mendapat kesak- orang. Mayat-mayat itu diangkut dengan
ngai Musi dan dapat dicapai seki- sian bahwa sekitar 30 ribu orang telah di- kapal motor dan dibuang di tengah sungai.
tar 15 menit dengan perahu mo- bunuh dan hilang di provinsi itu, terma- Suwandi termasuk yang dapat berta-
tor dari Jembatan Ampera. Da- suk di pulau tersebut. Para korban dibiar- han hidup, tapi tawanan lain, "Ada yang
ratan yang luasnya sekitar sepertiga Kebun kan mati kelaparan di kamp atau dibuang dilaparkan. Ada juga yang disiksa sampai

Raya Bogor itu disebut Pulau Kemaro (ke- ke sungai. mati," ujar lelaki 71 tahun yang kini jadi tu-

marau), karena pulau itu tak pernah keban- Menurut Suwandi, bekas guru di Beng- kang cukur di samping kantor Wali Kota
jiran meskipun Musi sedang pasang besar. kulu yang 12 tahun ditahan tanpa pengadil- Palembangku, Rabu dua pekan lalu.
Di dekat dermaganya terdapat sebuah an di sana, pulau itu dulu dikelilingi pagar Kini kamp-kamp itu telah lenyap. Se-

pagoda besar, Kelenteng Hok Tjing Rio, dan kawat berduri dan dijaga polisi militer. Dia mua bangunan sudah diratakan dengan ta-
makam Siti Fatimah. Menurut legenda, pu- ditangkap karena dituduh sebagai anggo- nah dan ditumbuhi semak belukar. "Di de-
lau itu menjadi saksi bisu kisah cinta Tan ta PKI. Di dalam pagar itu berdiri beberapa kat pohon besar itu dulu ada bangunan be-

Bun An, seorang saudagar Tionghoa, de- barak dengan ruang-ruang seluas kamar kas penjara, tapi sudah lama rusak ketika

ngan Siti Fatimah, seorang putri raja, yang mandi yang diisi banyak tahanan dari ber- kami masih kecil," ujar Zulkifli, lelaki sepa-
meninggal dengan tragis di sungai itu. bagai daerah di Sumatera, seperti Palem- ruh baya yang bermukim di sana, seraya
Pulau Kemaro kini jadi tempat wisata bang, Jambi, dan Lampung. menunjuk sebuah pohon yangpaling besar
Penyiksaan oleh militer pada masa pem- di pulau itu. Zulkifli hidup dengan bekerja
dan ziarah umai Buddha. Tapi, pada 1960-
an dan 1970 an. pulau itu adalah kamp berantasan PKI tak hanya terjadi di Kema- mencari barang rongsokan di dasar sungai.
konsentrasi yang mengerikan bagi orang- ro, tapi juga sejak para tahanan disekap di Selain dia, ada beberapa keluarga lain yang

orang PKI dan yang disangka komunis. Pomdam Sriwijaya. Mochtar Effendy, be- tinggal dan menggarap beberapa petak sa-

Tim Ad Hoc Peristiwa 1965-1966 Komisi Na- kas perwira Kodam IV Sriwijaya, disekap wah di sana. •

100 i
TEMPO 7 OKTOBER 2012
: i*
ii f

s,
/ •

h t t

^
;&
(* t

GULAG TEPI SUNGAI LAMPIR


TAHANAN POLITIK PbREMPUAN MENGHUNI KAMP PLANTUNGAN.
DIANGGAP LEBIH BAIK DARIPADA SEL-SEL DI TEMPAT LAIN.

UATU pagi pada September hanan tersebut berupa bangunan kosong jang banjir bandang 12 tahun silam. Tak
Sumarmiyati dipe-
1971, C. H. yang ditumbuhi semak belukar. Tidak ada ada yang tersisa.
rintahkan berkemas. Ia me- lampu. "Kami diminta membersihkan se- Pada Juni 1971, kamp Plantungan diben-
lihat rekan-rekannya, 30-an muanya, ngepel, pasang lampu, nyapu ca- y tuk untuk "pusat rehabilitasi" tahanan po-
tahanan politik perempuan but rumput," ujar Mamik. litik dari berbagai kota di Jawa. Sebab, pu-
penghuni penjara Wirogunan, Yogyakar- Tak sedikit tahanan disengat kalajeng- luhan ribu orang berjejalan menjadi tahan-
ta, juga diminta melakukan hal sama. Se- king. Ular juga banyak ditemukan. Namun an politik setelah peristiwa 30 September
mua tanpa penjelasan. Menjelang tengah ia mengatakan bukan hal itu yang dikeluh- 1965. Amurwani Dwi Lestariningsih, Ke-
hari, mereka diangkut dengan truk. kan para tahanan. "Yang kami pikirkan pala Subdirektorat Pemahaman Sejarah
"Ternyata kami dibawa ke Bulu, Sema- cuma satu: sampai kapan kami di sana." Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbaka-
rang, untuk transit sebelum dibawa ke Plan- Tahanan "Golongan B" adalah mereka la serta penulis buku Gerwani: Kisah Ta-
tungan," kata Sumarmiyati kepada Tempo di yang dituduh "nyata-nyata terlibat tidak se- pol Wanita di Kamp Plantungan, menyebut-
Yogyakarta, Kamis dua pekan lalu. cara langsung" G-30-S. "Tempat Pemanfa- kan pada 1968 tercatat 63.894 orang men-
Sepanjang tiga jam perjalanan, tutur Ma- atan Sementara' Plantungan merupakan jadi tahanan politik. Jumlah itu diperkira-
mik, begitu ia dipanggil, penumpang bak bekas rumah sakit militer yang dibangun kan meningkat hingga 30 persen pada ta-
truk berusaha ceria. Semua bernyanyi, pada masa penjajahan Belanda. Bangunan hun-tahun berikutnya.
tapi menghindari lagu-lagu yang mengun- itu kemudian dijadikan rumah sakit peng- Pada 22 Maret 1971, Panglima Komando
dangkesedihan. Mereka antara lain melan- idap lepra, yang ditutup pada 1960. Operasi Pemulihan Keamanan dan Keter-
tunkan Di Timur Matahari. Dua pekan di Kompleks itu berada di lembah Lampir, tiban mengeluarkan surat perintah tentang
Bulu, Mamik dan kawan-kawan kembali di- diapit Gunung Perahu, Gunung Butak, dan pemindahan 500 tahanan politik B wanita
perintahkan berkemas. Kamulan, dataran tinggi yang memben- di Jawa ke Plantungan. Tapi jumlahnya te-
Mereka diangkut ke Plantungan, Kendal, tang di selatan Kendal. Kamp di sana bia- rus menggelembung. Dilam, mantan pem-
sekitar 70 kilometer dari Semarang. Mei e sa disebut kompleks "inrehab", berdam bina kerohanian Katolik kamp Plantungan,
ka menuju "Tempat Pemanfaatan Semen- pingan dengan rumah tahanan anak ne- mengatakan, pada awal dia bertugas, Mei
tara Tahanan G-3U b PKJ Golongan B Wa- gara yang hingga kini masih dipakai. Dua 1974, kamp itu dihuni 870 tahanan.
nita". Mantan aktivis Ikatan Persatuan IV area dipisahkan Sungai Lampir. Ada-
ini Banyak tokoh penting menghuni kamp
lajar Indonesia itu menuturkan, tempat ia pun blok-blok kamp telah runtuh, diter- itu, baik aktivis Gerakan Wanita Indonesia

102 I
TEMPO I 7 OKTOBER 2012
PARA ALGOJO 19« PLANTUNGAN

juga dua tahanan yang hamil oleh penjaga


dari militer. Dilam membenarkan informa-
si ini. "Dipaksa atau suka sama suka, saya
tidak tahu," ujarnya.
Para tahanan diberi pilihan kegiatan.
Ada yang bercocok tanam, beternak, atau
membuat kerajinan seperti menyulam. Di-
lam menyebutkan ada tahanan yang dipe-
kerjakan di rumah-rumah dinas petugas
kamp dan lembaga pemasyarakatan . "Tapi
dipilihyang lolos evaluasi," ujarnya.
Setiap Kamis, tahanan menerima pelajar-
an agama. Sabtu merupakan hari indoktri-
nasi yang disebut "santi aji". Para tahanan
diminta mempelajari Pedoman Penghayat-
an dan Pengamalan Pancasila serta pelajaran
ilmu politik, sosial, ekonomi, dan budaya.
Hubungan dengan masyarakat sekitar
kian lama kian cair. Warga kerap meman-
faatkan klinik di kamp yang dikelola dok-
ter, bidan, atau perawat yang merupakan
nyenangkan berada di sana. Tempat-tem- tahanan. Tak jarang merekalah yang men-
Bangunan yang tersisa di kamp pat tahanan lain dinilai menyeramkan. Da- datangi pasien di desa dengan pengawalan
Plantungan, Kendal, Jawa Tengah lam buku Bertahan Hidup di Gulag Indone- tentara. "Persalinan tiga dari enam anak
sia, Carmel Budiardjo mengisahkan, ta- kami dibantu bidan dari tapol," ujar Siti
Pembebasan penghuni kamp hanan politik di Bukit Duri berbisik-bisik Chamidah, istri Slamet.
Plantungan, 1978. mengenai tempat pembuangan terakhir. Selain pelayanannya sopan dan bersaha-
"Inilah penyelesaian final. Dicampakkan bat, menurut Siti Chamidah, berobat ke kli-
di tempat yangjauh dari keluarga dan saha- nik kamp "inrehab" dekat dan murah. Se-
bat-sahabat untuk selama-lamanya sejauh bagai perbandingan, sementara biaya per-
« ierwani) maupun organisasi lain yang di- kita memperkirakan," ia menulis. salinan di puskesmas saat itu Rp 1.000, di
nyatakan sebagai onderbouw Partai Komu- Di Plantungan, para tahanan menemu klinik "inrehab" cuma Rp 100. Menurut Di-
nis Indonesia. Misalnya dokter Sumiyarsi kan kehidupan dan lokasi baru yang tak lam, klinik di kamp menyingkirkan rumah
Siwirini, aktivis Himpunan Sarjana Indo- terlalu seram -seperti yang sebelumnya sakit. "Sampai mobil-mobil, truk, bawa
yang dicap militer sebagai "dokter
nesia, mereka bayangkan. Ada delapan blok be- rombongan," tuturnya.
Lubang Buaya". Ada juga Siti Suratih, yang sar di kompleks yang hanya dipagari kawat Hubungan baik hingga
terus terjalin
bekerja sebagai bidan Rumah Sakit Pusat berduri. Tak ada sel tempat tahanan berde- kamp kosong. Setelah didesak Palang Me-
Angkatan Darat Gatot Soebroto. Ia istri ang- sak-desakan di dalamnya. "Kami tidak lagi rah Internasional agar tahanan politik di-
gota Politbiro PK I. Oloan Hutapea, yang di- terkungkung di sel," kata Pujiati, 87 tahun, kembalikan ke masyarakat pada 1975, pe-
tembak mati di Blitar pada I968. Juga ada mantan aktivis Serikat Buruh Unilever merintah miilai membebaskan mereka.
Mia Bustam, istri pelukis S. Sudjojono. yang sebelumnya mendekam enam tahun Dalam bukunya, Amurwani menyatakan
Para tahanan sebelumnya menghuni be- di Bukit Duri. Tahanan sesekali dibolehkan 45 tahanan yangdigolongkan d/V /?ard- ber-
berapa lokasi interogasi dan penahanan. keluar dari kompleks dengan pengawalan. ideologi komunis kuat direlokasi ke "inre-
Misalnya, Sumiyarsi pernah ditempatkan di Di sana, kata dia, tak ada siksaan tisik wa- hab" Bulu, Semarang, pada 1976. Di antara-
Markas Kepolisian Bandung Seksi VIII; sel di lau tahanan tetap menanggung beban psi- nya dokterSumiyarsi dan Mia Bustam, juga
Jalan Panglima Polim, Kebayoran Baru, Ja- kologis dan menerima pelecehan seksu- wartawan Istana, Roswati. Tahanan lain
karta; Rumah Tahanan Pesing; Satgas Ka- al. Ia menganggap kadar penderitaan di meninggalkan Plantungan pada 1978-1979.
longGunungSahari; Lidikus Lapangan Ban- Plantungan jauh berbeda dibandingkan Sebagian mantan tahanan masih men-
teng; juga penjara perempuan Bukit Duri. dengan saat ia diinterogasi dan ditahan di jalin hubungan kekeluargaan dengan pen-
Awalnya, para tahanan politikku takber- CPM dan penjara Wirogunan. Di dua tem- duduk di sekitar bekas kamp. Bidan Mu-
sentuhan dengan penduduk sekitar. Tenta- pat itu, pada saat interogasi, ia disiksa, di- jiati, misalnya, dua kali berkunjung ke ru-

ra menjaga ketat mereka. "Masyarakat juga lecehkan secara seksual, dan diperlakukan mah Slamet, termasuk kunjungannya seta-
telah diindoktrinasi: anggota Gerwani ada- keras. hun lalu. "Dia mengaku kangen dan napak
lah istri para anggota PKI yang jahat," ujar Tetap ada kejadian vang
saja, sesekali tilas ke Plantungan," tutur Slamet. Dilam,
Slamet Shabu, 68 tahun, sesepuh Desa Pe- membuat tahanan tertekan. Misalnya, Ma- yang Gunungkidul,
kini tinggal di Playen,
sanggrahan, di sekitar bekas kamp. mik menyebutkan, tahanan asal Solo ber- juga beberapa kali disambangi mantan ta-
Meski Plantungan dianggap tidak nya- nama Sumiyatun yang gila karena ditang- hanan politik.
man, para tahanan mengatakan lebih me- kap hanya sebulan setelah menikah. Ada

7 OKTOBER 2012 I TEMPO I 103


JALAN MASIH BERLIKU

ERISTIWA 1965-1966 dan tahun-tahun sesu- yang dilakukan Nelson Mandela di Afrika Selatan.
dahnya merupakan suatu tragedi kemanusia- Komnas HAM periode 2002-2007, yang banyak mendapat
an yang menjadi lembaran hitam dalam sejarah pengaduan dari korban dan keluarganya, merespons hal ini.
bangsa Indonesia. Tak ada satu pun kebenar- Mereka, antara lain, beberapa kali mengeluarkan surat reko-
an mengenai besarnya korban yang terbunuh mendasi kepada presiden untuk segera memulihkan hak asa-
ataupun korban penghilangan orang secara paksa. Sejumlah si dengan cara mengakhiri semua bentuk diskriminasi dan

sumber menyebutkan, korban terbunuh dan hilang ada 300 stigma terhadap para korban dan keluarganya.
ribu-2,5jutajiwa. Upaya penuntasan kasus kejahatan 1965 oleh Komnas HAM
Peristiwa tersebut terjadi akibat kebijakan negara pada adalah sebuah catatan panjang yang dilakukan lembaga ini.
waktu itu. Mereka disangka sebagai anggota dan pengikut ko- Pada 2003, Komnas HAM membentuk tim penyelidikan un-
munis yang dianggap melawan pemerintah. Pada saat itu ada tuk mengkaji lima pelanggaran berat hak asasi yang dilaku-
semacam kebijakan negara yang diikuti munculnya berbagai kan rezim Soeharto. Salah satunya, kejahatan 1965.
tindakan kekerasan terhadap warga negara yang dituduh se- Komnas HAM periode 2007-2012 menindaklanjuti hasil ka-
bagai anggota ataupun simpatisan PKL jiansebelumnya dengan melakukan kajian hukum terhadap
Para korban yang selamat dan keluarganya mengalami ber- pelanggaran berat hak asasi manusia di masa Orde Baru. Ha-
bagai pelanggaran hak asasi manusia. Penderitaan psikologis silnya adalah ditemukan dugaan kuat bahwa telah terjadi pe-
mereka pikul hingga turun-temurun. Selain kehilangan har- langgaran berat dalam peristiwa 1965. Dalam sidangparipur-
ta benda dan usaha, mereka mengalami diskriminasi hak si- na Mei 2008, Komnas HAM memutuskan membentuk tim ad
pil dan politik, serta hak ekonomi, sosial, dan budaya. hoc penyelidikan pro-yustisia.
Pasca-Reformasi 1998, peristiwa 1965-1966 mendapat per- Tim Ad Hoc Penyelidikan Pelanggaran HAM Berat Peristi-
hatian kembali. Presiden Abdurrahman Wahid berupaya wa 1965-1966 bekerja mulai 1 Juni 2008 hingga 30 April 2012.
memperjelasnya dalam kebenaran sejarah Indonesia. Saat Pengumpulan bukti dilakukan selama empat tahun. Bekerja
itu, DPR mengesahkan pemberlakuan Undang-Undang ten- dengan mandat Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 ten-
tang Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi. Ini merupakan upa- tang Pengadilan Hak Asasi Manusia, tim ini memeriksa sak-
ya menyelesaikan pelanggaran-pelanggaran berat di masa si serta korban sebanyak 349 orang. Dalam menjalankan pe-

lalu. Undang-undang ini banyak mendapat inspirasi dari apa nyelidikan, tim melakukan peninjauan secara langsung ke se-

104 TEMPO I 7 OKTOBER 2012


PARA ALGOJO 1965 KOLOM

WAKIL KETUAI KOMISI Na- N


YOSEPADIPRASETYO
LHAKi
M
v *J#^

jumlah daerah. Waktu yang panjang ini menunjukkan kehati- Korban umumnya mengalami tindak kekerasan yang mem-
hatian Komnas dalam menyelidiki peristiwa sensitif itu. bekas selama berpuluh-puluh tahun, baik fisik maupun men-
Ada dua bentuk kejahatan dalam UU Nomor 26 Tahun tal. Hal ini mengakibatkan rasa traumatis mendalam, sehing-
2000 yang disebut sebagai pelanggaran berat hak asasi ma- ga para korban yang menjadi saksi mengalami kesulitan atau
nusia, yaitu genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan. enggan memberikan keterangan. Berkali-kali hasil laporan
Tim Komnas menyimpulkan, dalam Peristiwa 1965, diduga penyelidikan peristiwa 1965 dibahas dan mengalami penun-
telah terjadi kejahatan terhadap kemanusiaan. Hasil penyeli- daan pengambilan keputusan akibat sidang paripurna me-
dikan menyimpulkan, dari 10 jenis kejahatan terhadap kema- minta tim memperbaiki dan memperbaiki kualitas laporan.
nusiaan-yang tercantum dalam Pasal 9 UU Nomor 26 Tahun Pada Juli 2012, melalui mekanisme sidang paripurna, Kom-
2000-telah terjadi sembilan jenis kejahatan. Antara lain, nas HAM menerima laporan tim dan menyatakan bahwa pa-
pembunuhan, pemusnahan, perbudakan, pengusiran atau tut diduga telah terjadi pelanggaran berat hak asasi dalam pe-
pemindahan penduduk secara paksa, perampasan kemer- ristiwa 1965-1966. Berkas laporan telah disampaikan kepa-
dekaan, penyiksaan, kejahatan seksual, penganiayaan, dan da Jaksa Agung, yang akan bertindak sebagai penyidik. Pada
penghilangan orang secara paksa. akhir Agustus 2012 telah berlangsung pertemuan antara pim-
Perbuatan tersebut merupakan bagian dari serangan seca- pinan Komnas HAM dan pimpinan Kejaksaan Agung untuk
ra langsung terhadap penduduk sipil sebagai kelanjutan dari membahas tindak lanjut hasil penyelidikan.
kebijakan penguasa saat itu. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Kita menunggu dua hal:
Kejahatan terhadap kemanusiaan ini masuk yurisdiksi uni- langkah hukum dan langkah politik. Langkah hukum berupa
versal. Setiap pelaku kejahatan tersebut dapat diadili di ne- tindak lanjut terhadap hasil penyelidikan Komnas HAM da-
gara mana pun, tanpa mempedulikan tempat perbuatan di- lam ranah penyidikan, penuntutan, dan pengadilan. Hal ini
lakukan dan kewarganegaraan pelaku ataupun korban. Hal memerlukan rekomendasi DPR, yang notabene adalah lem-
ini dimaksudkan untuk mewujudkan prinsip nosafehaven (ti- baga penerbitan keputusan presiden mengenai
politik, serta
dak ada tempat berlindung) bagi pelaku kejahatan yang digo- pembentukan pengadilan HAM adhoc.
longkan dalam hostis humanis generis (musuh
seluruh umat manusia). Kejahatan terhadap
kemanusiaan, sebagaimana kejahatan perang SELAIN KEHILANGAN HARTA BENDA
dan genosida, tak mengenal daluwarsa. Pasal
56 UU Nomor 26 Tahun 2000 juga mencantum- DAN USAHA, MEREKA MENGALAMI
kan hal tersebut. DISKRIMINASI HAK SIPIL DAN POLITIK,
Dalam menjalankan tugas, Tim Penyelidik-
an Peristiwa 1965-1966 menemui aneka perso-
SERTA HAK EKONOMI, SOSIAL, DAN
alan. Antara lain luasnya sebaran geografis. Pe- BUDAYA.
langgaran yang berat terhadap hak asasi ma-
nusia ini terjadi hampir di seluruh wilayah Republik Indone- Langkah politik adalah langkah yang harus diambil Presi-
sia dan memakan banyak korban, kecuali Irian Barat (seka- den Susilo Bambang Yudhoyono untuk menyelesaikan kasus
rang Papua dan Papua Barat). Hal lain adalah luasnya cakup- pelanggaran berat hak asasi manusia dalam Peristiwa 1965-
an geografis serta banyaknya korban serta saksi. Juga, berba- 1966 secara menyeluruh. Wujudnya bisa berupa perminta-
gai kompleksitas dalam pelaksanaan penyelidikan, yang ti- an maaf pemerintah, bisa dengan segera mencabut peratur-
dak didukung anggaran memadai. an perundangan yang diskriminatif terhadap korban dan ke-
Untuk itu, tim mencoba melakukan optimalisasi dengan luarganya, atau bisa pula dengan mengungkapkan kebenar-
cara memilih dan memilah beberapa sampel kejahatan seru- an sejarah. Tapi yang lebih penting adalah melakukan repa-
pa. Hal ini untuk membuktikan elemen chapeau, yaitu terja- rasi terhadap para korban dan keluarganya berupa pemberi-
dinya kejahatan secara sistematis dan meluas. an rehabilitasi, restitusi, dan kompensasi.
Lamanya waktu kejadian juga menjadi masalah. Peristiwa Pemerintah SBY punya peluang besar menyelesaikan per-
1965-1966 terjadi hampir 47 tahun silam. Para korban mau- soalan ini. Apalagi SBY tak akan maju lagi menjadi kandidat
pun keluarganya yang menjadi saksi sulit mengingat secara presiden setelah 2014. Semuanya terpulang kepada Presi-
detail semua kejadian: peristiwa, waktu kejadian, serta nama den bagaimana dia akan menggunakan kesempatan besar
dan pangkat orang-orang yang patut dimintai pertanggung- ini: menjadikannya mitestones untuk menyelesaikan utang
jawaban. Sebagian besar pelaku utama dan penanggung ja- masa silam atau mewariskannya kepada pemerintahan
wab bahkan telah meninggal. mendatang. •

7 OKTOBER 2012 !
TEMPO 105
SEBUAH PENGAKUAN
DARI KERUMUNAN POHON KAPUK
BEBERAPA PELAKU PEMBUNUHAN ANGGOTA PKI DI PALU
MENGAKU DAN MEMINTA MAAF KEPADA KORBAN.
REKONSILIASI SEDANG DIRAJUT DI KOTA ITU.

ngar letusan senapan. "Dorang sudah tum-


AK ada penanda apa pun di ngan pangkat terakhir sersan dua. tahu
persis letak kuburan itu karena dialah yang
bang," kata Ahmad dalam hati. Mobil ke-
kerumunan pohon kapuk
menggalinya. Waktu itu, tutur lelaki kela- mudian melaju cepat kembali ke Palu dan
tak jauh dari jalan besar yang
hiran Ambon yang kini berusia 82 tahun \hmad melihat ada bekas darah segar me-
menghubungkan dua kelurah-
mi. kuburan bersama dua rekan-
dia gali nempel di sekop di mobil itu.
an, l.oli dan Watusampu, di
Penelusuran Solidaritas Korban Pelang-
n\-.\ atas perintah Kapten Umar Said,
ko-
Kota Palu, Sulawesi Tengah. Tapi di tengah-
mandannya di Markas Komando Resimen garan Hak Asasi Manusia Sulawesi Tengah
tengah semak itulah tiga tokoh PKI diekse-
i.lnlakodi jalan Sudirman, Palu. menunjukkan bahwa kuburan itu pernah
kusi dan dikubur pada Mei 1967. Merek 132 l

digali pada 1977 dan kerangkanya dikubur-


adalah Abd Rahman Maseln dan Hain Rus Tiga petinggi PKI itu kemudian mereka
jemput di penjara Donggala, lalu dibawa kan kembali di samping gedung Korem.
wanto, masing-masing Ketua dan Wakil Ke-
Tapi di ramping kiri dan kanan gedung itu
tua Pimpinan Comite Daerah Besar 'K Su-I I ke tempat galian. Ahmad diminta menjaga
kini sudah berdiri gedung lain.
lawesi Tengah, serta Sunai vo. Ketua ivmii m >bil sedangkan Umar dan
beberapa ten-
Ahmad memegang erat-erat rahasia itu
tara lain turun sambil membawa tahanan.
da Rakyat Sulawesi Tengah.
memr kemudian Ahmad mende- selama puluhan tahun. Namun, makin tua
Ahmad Bantam, pensiunan tentara de p, Tapa

106 ITFMPO I 7 OKTOBER 2012


PARA ALGOJO 1965 PALU

sekolahnya menjaga tempat-tempat tahan-


Lokasi yang diperkirakan tempat
an di sekitar kota itu selama 1-2 bulan. "Jadi
eksekusi tiga petinggi PKI Sulawesi
saya tahu peristiwa itu. Saya tahu Umar
Tengah, antara wilayah Loli dan
Watusampu.
Said membunuh empat orang itu di Watu-
sampu. Dalam perhitungan saya, dia ha-
nya menutup belangnya dan akhirnya dia
juga ditangkap," kata Rusdi, yang mengaku
usianya, beban itu makin menyesakkan tak turut menyiksa para tahanan.
dada. Apalagi dia dikambinghitamkan se- Dalam pidatonya, Rusdi mengatakan
bagai pembunuh para petinggi itu. Sebe- saat itu politik jadi panglima, dan peristi-
narnya, pada 1977, saat diperiksa Detase- wa pemberontakan PKI di Madiun terus-
men Polisi Militer Palu, ia sudah menutur- menerus diangkat, sehingga timbul rasa
kan dengan jelas soal laporan hilangnya dendam. Karena itu, "Sebagai pemerintah
tiga petinggi PKI itu, tapi laporan tersebut Kota Palu, saya minta maaf. Saya juga seba-
hanya terkunci di arsip militer. gai orang Masyumi dan bisa dikatakan pe-
Akhirnya, Ahmad memutuskan menca- laku juga pada saat itu karena ikut menang-
ri keluarga ketiga tokoh komunis itu pada kap dan menjaga rumah tahanan," kata-
2006. "Saya beri tahu bahwa keluargamu nya.
bukan hilang, tapi sudah ditembak mati. Rusdi dan pejabat pemerintah Palu ber-
Saya yang menggali kuburannya," ujar Ah- janji memberikan kesehatan gratis kepada
mad. "Sebentar lagi saya meninggal. Saya
tidak mau rahasia ini tidak dibuka, kasihan
keluarga korban."
Pengakuan Ahmad ini seperti pentil di-
lepas dari ban bagi keluarga korban. "Lega,
AHMAD BANTAM: "SAYA BERI TAHU BAHWA
plong hati ini. Selama ini saya sudah ke KELUARGAMU BUKAN HILANG, TAPI SUDAH
mana-mana menanyakan keberadaan Ba- DITEMBAK MATI. SAYA YANG MENGGALI
pak, ke Manado, Makassar, Jakarta, bah-
kan ke Cina dan Rusia," kata Maryam Labo- KUBURANNYA. SEBENTAR LAGI SAYA
nu, istri Abd Rahman, yang kini berusia 74 MENINGGAL SAYA TIDAK MAU RAHASIA
tahun.
INI TIDAK DIBUKA, KASIHAN KELUARGA
Sejak suaminya ditangkap, Maryam hi-
dup bersama tiga anaknya yang berusia KORBAN."
8 bulan hingga 2 tahun, yakni Gagahris-
mus, Rulian, dan Gamal Bardi. Dia bersa-
ma anak-anaknya sempat ditahan selama nyatakan bahwa ketiga korban dieksekusi keluarga korban dan beasiswa bagi anak-
setahun di sebuah penjara di Jalan Nusa karena mencoba melarikan diri ke laut saat anak korban serta mendirikan monumen
Indah. Tak ada yang tersisa dari kejayaan pamit buang air kecil. "Bagaimana mau di lokasi kerja paksa PKI. Pada 1970-an,
suaminya sebagai tokoh partai, termasuk lari, ikatannya pendek-pendek, dan ikatan- para tahanan dipaksa membuat sejumlah
rumah besarnya di Jalan Jenderal Sudir- nya saling terkait ketiganya," kata Ahmad. jalan dan gedung perkantoran di kota itu.
man pun dilego orang."Saya tak memper- Sejak 2006, kelompok solidaritas ini "Ada 15 titik jalan yang dikerjakan orang
masalahkan, yang penting jiwa ini tak di- mendata lebih dari seribu korban peristi- PKI secara kerja paksa," kata Nurlaela La-
ambil," kata bekas guru
SD Negeri 10 Palu wa 1965-1966 di provinsi tersebut. Empat masitudju, Koordinator Solidaritas Kor-
yang menghidupi keluarganya dengan ber- di antaranya belum kembali, yakni tiga pe- ban.
jualan kue hingga kini "Yang ma-
itu. Tapi, tinggi PKI yang dihabisi di Watusampu dan Pelan-pelan rekonsiliasi mulai bergulir
sih ada dalam benak saya, kenapa saya di- Zamrud, pemimpin PKI di Donggala. Ke- para korban dan
di kota itu. Setiap bulan,
tangkap? Apa salah saya?" lompok itu lalu mencoba menggulirkan pelaku bertemu. Para pelaku atau keluar-
Ahmad sebenarnya juga mempertanya- upaya rekonsiliasi antara para pelaku dan ganya mulai muncul dan meminta maaf.
kan kenapa orang-orang PKI di sana ditang- korban. Salah satunya dengan acara Dialog Misalnya Shinta, putri Darman Sura, se-
kap dan dibunuh. "Belasan tahun saya se- Terbuka Memperingati Hari Hak Korban orang pensiunan polisi yang bertugas di
bagai intel tidak pernah ada indikasi orang Pelanggaran HAM atas Kebenaran dan Ke- Kepolisian Distrik Parigi pada masa 1965-
PKI Sulawesi Tengah mau memberontak. adilan pada 24 Maret 2012 di Taman GOR. 1966. Shinta datang di pertemuan itu dan
Itu sebabnya saya yakin orang dieksekusi Dalam pertemuan itu, Wali Kota Palu meminta maaf kepada korban atas nama
itu tidak tahu masalah," katanya. Rusdi Mastura secara terbuka meminta bapaknya, karena bapaknya ternyata per-
Ahmad juga memberikan pengakuan- maaf kepada para korban atas kejadian di nah memukul hingga gigi korban rontok.
nya kepada Solidaritas Korban Pelanggar- masa lalu. Rusdi bercerita, saat itu dia ber- Seminggu kemudian, Darman meninggal.
an HAM Sulawesi Tengah, termasuk lapor- usia 16 tahun dan bersekolah di SMA 1. Se- Pengakuan para pelaku itu telah menye-
an palsu yang dibuat Umar Said, yang me- bagai anggota Pramuka, dia disuruh kepala mai benih rekonsiliasi di Palu.#

7 OKTOBER 2012 I TEMPO I


107
PARA ALGOJO 1965 KOLOM

ROBERT CRIBB, GURU BESAR


SOAL STATISTIK POLI": 1AN SEJARAH A:
DI AUSTRALIAN NATIONAL
UNIVERSITY. CANBERRA
KORBAN
AK ada angka pasti mengenai jumlah korban tewas ka menjadi setengah juta. Pada 1989, mantan Komandan
ini
dalam pembantaian 1965-1966. Perkiraannya ber- Resimen Para Komando Angkatan Darat (sekarang Komando
kisar dari 200 ribu sampai 3 juta jiwa. Jumlah yang Pasukan Khusus) Brigadir Jenderal Sarwo Edhie Wibowo me-
paling mungkin sekitar setengah juta. Catatan res- nyebut jumlah korban sebanyak 3 juta. Dan para aktivis kiri
minya, jikapun ada, belum diterbitkan. Kita tahu bahwa se- memberi angka 2 juta jiwa.
bagian tentara Indonesia mengawasi pembunuhan di bebe- Sayang, kita tak bisa mengandalkan perkiraan-perkiraan
rapa wilayah Indonesia. Andai unit itu telah membuat lapor- di atas karena orang-orang yang mengeluarkannya punya
an tentang pembantaian, hasilnya akan ada dalam arsip mi- alasan mendistorsi angka. Kaum kiri membesar-besarkan
liter. Tapi banyak pembunuhan dilakukan di luar kerangka skala pembantaian untuk menekankan kesalahan para pela-
kerja resmi-di mana Partai Komunis Indonesia merupakan ku. Para penentang komunis juga punya alasan: angka yang
kekuatan signifikan, dan masyarakat tengah dilanda suasana tinggi akan menegaskan bahaya Partai Komunis bagi masya-
ketakutan. Suasana ngeri ini timbul dari ketegangan dan keti- rakat Indonesia, angka yang rendah akan mengurangi kesa-
dakpastian yang merajalela sebelum upaya kudeta. lahan mereka.
Situasi itu timbul dari keyakinan yang meluas bahwa Par- Pada saat pembunuhan, tak ada yang mau menghitung ma-
tai Komunis telah merencanakan pembantaian musuh lokal yat korban. Selama periode Orde Baru dan di era reformasi,
mereka-menyusul kudeta di Jakarta. Keyakinan ini didorong tak ada kemungkinan menggali kuburan secara sistematis un-
propaganda tentara tentang penganiayaan para jenderal di tuk membuat sensus kematian yang berarti, seperti yang ter-
Lubang Buaya, yang ternyata tidak benar. Milisi antikomu- jadi di Kamboja. Memori saksi untuk keperluan statistik juga
nis mendapat dorongan serta bantuan dari pihak tentara dan sulit digunakan. Kenangan orang sering bermasalah, membi-
kadang menerima pelatihan serta senjata. Banyak di antara ngungkan, dan detailnya tak dapat diandalkan.
mereka mengadakan operasi sendiri terhadap anggota PKL Kita harus mengandalkan keadaan waktu itu. Misalnya,
Ini terutama terjadi di Jawa Timur-di mana unit Barisan An- PKI mengklaim keanggotaannya 3 juta orang (mungkin ang-
sor Serbaguna bertanggung jawab atas pembunuhan banyak ka ini bersumber dari estimasi Sarwo Edhie), tapi sebagian
anggota PKL besar pengamat memperkirakan jumlah aktivis partai itu se-
Dari daerah lain-Timor, Lombok, dan Medan-juga ada la- kitar setengah juta, dengan puluhan ribu di organisasi kema-
poran tentang milisi yang melakukan banyak pembunuhan. syarakatan yang berafiliasi dengan PKI. Partai Komunis Indo-
Tak semua orang yang hilang tewas. Menyadari risiko men- nesia hancur karena pembantaian. Beberapa pemimpinnya
jadi korban, banyak yang mencoba melarikan diri. Beberapa mendirikan basis perlawanan di Blitar, sedangkan yang lain
ditangkap, dipenjarakan, atau dibunuh. Ada yang tak diketa- berhasil bertahan dalam persembunyian atau di pengasing-
hui jejaknya dan menjalani hidup baru di tempat-tempat lain an. Tapi secara keseluruhan partai itu dibasmi.
di negeri ini. Sebagian besar orang ini-sejauh yang kita tahu Jika kita membandingkan catatan sensus 1961 dengan 1971,
dari beberapa cerita-sulit hidupnya dan menjadi masyarakat amat sulit menemukan jejak demografi pembantaian. Popu-
pinggiran. lasi Ponorogo, misalnya, tempat pembantaian luas terjadi,
Pada Desember 1965, banyak sekali orang tewas di Pulau agak kecil pada 1971 dibandingkan dengan angka yangsemes-
Jawa. Presiden Sukarno mengirimkan Komisi Pencari Fakta tinya-jika populasinya meningkat secara normal sejak 1961.
yang dipimpin Menteri Oei Tjoe Tat untuk menyelidiki jum- Namun Kediri, tempat beberapa pembantaian paling biadab
lah korban. Kerja Komisi tidak lancar karena pembantaian terjadi, mengalami tingkat pertumbuhan penduduk yang se-
masih berlangsung dan akses ke daerah terbatas. Komisi pun hat. Jikapun ada kesenjangan di daerah tertentu akibat pem-
takut terhadap pembalasan tentara kalau mereka mencan- bunuhan, hal itu tampaknya telah diisi migrasi.
tumkan jumlah korban yang tinggi. Karena itu, angka Komisi Pembunuhan cukup parah di beberapa tempat menyisa-
Pencari Fakta-78 ribu korban jiwa-tak bisa dipercaya. kan desa-desa yang berisi janda dan anak-anak, menimbul-
Belakangan, seorang anggota Komisi mengatakan jumlah kan kekurangan guru-hingga level kritis— di sebagian be-
korban sebetulnya sepuluh kali lipat dari yang dipublikasi- sar wilayah Jawa (banyak guru didominasi serikat guru ko-
kan. Satu laporan Komando Operasi Pemulihan Keamanan munis), dan membatasi kegiatan kebudayaan di Bali karena
dan Ketertiban (Kopkamtib) pada 1966-yang disusun atas da- pembunuhan banyak anggota Lekra.
sar survei sejumlah "lulusan universitas'-menyebutkan ang- Pada akhirnya, kita tak dapat menemukan bukti yang me-
ka korban tewas sekitar 1 juta orang. Sepuluh tahun kemudi- nunjukkan jumlah kematian di seluruh Indonesia lebih tinggi
an, Komandan Kopkamtib Laksamana Sudomo merevisi ang- dari sekitar setengah juta jiwa. •

108 I
TEMPO I 7 OKTOBER 2012
1
PARA ALGOJ0 1965

film Indonesia, sebuah film dokumenter


i

tentang sejarah kelam 1965?

Film The ActofKiUmg.


CARiOSAHANGOOEMONIIVlHI A< irHKIItlNG.COM
DARI SERDANG BEDAGAI SAMPAI MEDAN
E.'1-M J#££?IP
F KELING MENGGUNCANG FESTIVAL
F LM TORONTO. BAGAIMANA JOSHUA OPPENHEIMER
g^K E
,^ffi'n
PAR A MEMBANTAI PKI DI SUMATERA DAN
BERKENALAN DENGAN ANWAR CONGO?

ESTIVAL Film Telluride di yang mengerikan dan mengguncangbatin. reka, seperti kesulitan membentuk serikat
Colorado, Amerika Serikat, Film ini mengisahkan Anwar Congo, se- buruh," kata Oppenheimer mengenang.
awal September lalu. Begitu orang preman bioskop di Medan yang di Oppenheimer ingat, selama pembuat-
film dokumenter TheActofKil- masa mudanya, pada 1965-1966, tanpa be- an film itu, ia mendapatkan fakta menarik.
UngUagal) selesai diputar, seo- las kasihan menjadi pembantai utama Para buruh tersebut ternyata hidup berte-
rang perempuan bergegas menemui sang orang-orang Partai Komunis Indonesia di tangga dengan orang-orang yang banyak
sutradara, Joshua Oppenheimer. kota itu. Dalam film, penonton bisa melihat membunuh buruh PKI pada 1965-1966.
Perempuan itu kelihatan seperti habis bagaimana Anwar tanpa tedengaling-aling "Mereka bertetangga dengan jagal yang
menangis. Kepada Oppenheimer, ia ber- menceritakan keganasannya. membunuh bapak, paman, dan bibi mere-
kata, "Film yang kamu buat bukan cuma
ka sendiri," ujarnya.
tentang Indonesia. Film ini tentang kita se-
Pada satu kesempatan, Oppenheimer
mua." BAGAIMANA bisa Oppenheimer sampai berbincang-bincang dengan salah satu ja-
Seminggu setelah diputar di Colorado, ke Sumatera dan kemudian bertemu de- gal. Jagal itu bercerita bagaimana dia mem-
The Act ofKilling ditayangkan perdana di ngan Anwar Congo? Oppenheimer meng- bunuh anggota serikat buruh yang berafi-
Festival Film Internasional Toronto, Kana-
injak Sumatera pada 2001. Saat itu, ia mem- liasi dengan PKl-dengan perincian
da (6-16 September). Sejumlah media men- yang
buat film dokumenter mengenai buruh mengerikan. "Bayangkan, ia bercerita di
catat The Act ofKilling sebagai salah satu
perkebunan sawit di kawasan Matapao, depan cucu perempuannya yang berusia 9
film favorit di antara 300 film yang diputar.
Serdang Bedagai, Sumatera Utara. tahun," kata Oppenheimer.
Film ini sekaligus dipandang sebagai film "Saya ingin mengangkat persoalan me- Oppenheimer mengaku terpana oleh ke-

112 I TEMPO I 7 OKTOBER 2012


.

para algojo 1965 THE ACT OF KILLING

Pasar Pekan Minggu, Desa Pematang kusi, crokkk..., leher Tris putus dari badan. pernah putus.
Setrak, dekat Simpang Matapao. Tempo bertemu dengan warga Teluk "Saya memperkenalkan kepada me-
diri
Mengkudu bernama Maeran yang menge- reka sebagai sutradara film dengan kei-
nal Amir. Maeran pada masa itu menjadi nginan membuat sebuah dokumenter ten-
terbukaan jagal ini. Setelah menyelesaikan anak buah Amir. Maeran bercerita operasi tang pengalaman hidup mereka dan seja-
hlm buruh perkebunan, ia kembali ke Ing- dikendalikan dari sebuah pos jaga di Sim- rah penumpasan PKI pada 1965-1966," kata
gris. Tapi kemudian memutuskan balik
ia pang Matapao, persimpangan antara Jalan Oppenheimer. Menurut Oppenheimer,
ke Sumatera untuk membuat film tentang Lintas Timur Sumatera dan jalan masuk saat syuting kadang Anwar menyampai-
para algojo tersebut, la kembali ke Matapao ke Pematang Setrak. "Kami berkumpul di kan rasa khawatirnya akan adanya aksi ba-
pada 2004. situ," katanya. lasdendam dari keluarga korban. Tapi An-
Pada Februari tahun itu, Oppenheimer war selalu yakin bahwa dia dan rezim di In-
memfilmkan mantan pemimpin pasuk- donesia telah menciptakan ketakutan dan
an pembunuh bernama Amir Hasan yang SETELAH memfilmkan Amir Hasan, Op- kepasrahan yang sedemikian rupa sehing-
tinggal di Kecamatan Teluk Mengkudu, penheimer bertemu dengan banyak tokoh ga keluarga korban tidak akan melakukan
Serdang Bedagai. Amir ternyata seorang jagal lain. Pada 2005, Oppenheimer berke- balasan apa pun.
penulis buku. Ia mencatat semua peng- nalan dengan Anwar Congo. Anwar dike- Oppenheimer menceritakan, dalam se-
alamannya mengganyang orang-orang PK I nal sebagai preman bioskop. Dia dulu me- tiap tahap proses pembuatan film, mulai
di Teluk Mengkudu dalam sebuah stensil- nguasai pasar gelap karcis di Medan Bios- wawancara hingga syuting, ia selalu ber-
an 100 halaman berjudul Embun Berdarah kop. diskusi dan menjelaskan kepada para kru
Di stensilan itu, ia menceritakan secara de- Oppenheimer menemukan bukti bah- apa yang sedang mereka kerjakan dan apa
tail pemberantasan PK I di Teluk Mengku- wa anggota pasukan pembunuh di Medan tujuannya. "Pendekatan yang saya ambil
du. Oleh Amir, Oppenheimer diberi sten- pada 1965 rata-rata direkrut dari preman sebetulnya mendudukkan saya lebih ba-
silan itu. bioskop. Ini terjadi karena preman bios- nyak sebagai fasilitator dan pengawal tek-
kop membenci kaum kiri lantaran mereka nis," ujarnya.
memboikot film-film Amerika. Film Ame- Menurut Oppenheimer, gagasan menge-
TEMPO berusaha menemui Amir Hasan. rika pada saat itu adalah film yang paling nai bagaimana adegan harus dibuat, dan
Dari Medan, Tempo naik mobil ke arah ti- menguntungkan bagi para preman penca- dengan kostum seperti apa, lebih banyak
mur, sekitar dua jam, ke Teluk Mengkudu. tut karcis. Warga Medan saat itu mengge- datang dari para peserta. The Act of Killing
Tapi, saat Tempo mendatangi rumah Amir, mari film Amerika. Di Medan, sampai ada bukanlah film yang berangkat dari sebuah
Jumat pekan lalu, sudah me-
ternyata ia fans club James Dean yang punya banyak skrip atau outline tertentu. Film ini justru
ninggal-tiga tahun lalu. Anak bungsunya, anggota berdandan dan berlagak layaknya mengandalkan tangkapan atas peristiwa-
Zulfansyah, mengaku tidak tahu ayahnya James Dean. Pemboikotan film Amerika peristiwa candid, spontan, bahkan emosio-
menulis apa yang terjadi di Teluk Mengku- berarti penurunan penghasilan bagi pre- nal yang tidak bisa diprediksi. "Modal saya
du pada 1965-1966 itu. Zulfansyah mena- man bioskop. hanyalah kesabaran dan membiarkan ka-
ruh curiga terhadap kedatangan Tempo. Oppenheimer juga berkenalan dengan mera terus merekam," katanya.
Tempo memperoleh stensilan Embun Adi Zulkadry, kawan sepermainan Anwar Untuk membantu Anwar menuangkan
Berdarah dari Yohana, 59 tahun, kerabat sejak masih remaja. Bersama Adi dan be- fantasinya, Oppenheimer mempertemu-
Amir. "Ini cerita tentang kampung di sini," berapa teman lain, Anwar melakukan pe- kan Anwar dengan kawan lamanya, Ib-
katanya. Dalam buku ini, Amir mencatat, nangkapan, penculikan, interogasi, pe- rahim Sinik, pemilik harian Medan Post-
di seluruh Kecamatan Teluk Mengkudu nyiksaan,pembunuhan, serta pembuang- yang lantai atas kantornya sering diguna-
pada 1965 itu ada 702 orang yang terlibat an mayat di Medan. Mereka membentuk kan Anwar untuk melakukan pembantai-
PKI. Amir menyertakan daftar nama war- pasukan pembunuh yang terkenal dan di- an.(Ibrahim Sinik sendiri pernah mempro-
ga desa yang menjadi anggota PKI berikut takuti di Medan, yaitu Pasukan Kodok. duksi film Batas Impian, pada 1974, yang di-
onderbouw-nya, seperti Barisan Tani Indo- Pasukan ini berada di bawah koordina- bintangi artispendukungCamelia Malik).
nesia, Serikat Buruh Perkebunan Indone- si organisasi sayap pemuda partai Ikat- "Saya tidak menyalahkan Anwar. Saya
sia, Gerakan Wanita Indonesia, dan Pemu- an Perintis Kemerdekaan Indonesia, yang berterima kasih atas kejujurannya. Pem-
da Rakyat. didirikan Jenderal A. H. Nasution: Pemu- buatan film ini, betapapun demikian, me-
Amir menulis, dia bersama rekannya ba- da Pancasila. Di Pemuda Pancasila, An- lalui proses yang menyakitkan," ujar Op-
nyak mengambil orang PKI yang ditahan di war bisa dikatakan salah satu pendiri dan penheimer kepada Tempo. Ia mengatakan
penjara Tanjang Kasau. Misalnya, ia men- pinisepuhnya. Adi Zulkadry sendiri per- respons penonton di Toronto dan Telluride
catat seperti Pada 22 Februari 1966, pu-
ini. nah aktif dan menjadi bendahara Pemuda yang tersentuh oleh film The Act of Killing
kul 22.00, mereka memenggal leher seo- Pancasila Sumatera Utara. Namun, kare- sangat berarti baginya. "Melalui penonton-
rang anggota PKI bernama Tris, yang me- na konflik pribadi dengan sesama anggota, lah saya dapat meredakan sakit yang saya
reka cokok dari penjara Tanjung Kasau. Se- Adi keluar dari organisasi. Walau demiki- rasakan selama beberapa tahun terakhir
orang rekannya bernama Mari k mengekse- an, persahabatannya dengan Anwar tidak ini saat memfilmkan Anwar," katanya. •

7 OKTOBER 2012 !
TEMPO |
113
KESAKSIAN
BINAL-
BUGIL DARI
REPUBLIK
II
ri\ EMAN
NAM bulan sebelum Partai Dalam film jenis ini, kekejaman Orde Baru ting dari seluruh sejarah Republik Indone-
Komunis Indonesia dinyata- dikecam, tapi sosok para algojo 1965 tidak sia. Hadirnya film ini sendiri merupakan
se-
kan sebagai partai terlarang, tampil. buah peristiwa bersejarah yang sulit dicari
ratusan ribu orang Indonesia untuk pertama kalinya, sosok dan
Kini, duanya. Satu-satunya bandingan yang la-
sudah dibunuh dengan tuduh- suara otentik beberapa pembantai 1965- yak disebut adalah empat novel karya Pra-
an mendukung komunisme. Kurang dari 1966 tampil di layar lebar sebagai tokoh moedya Ananta Toer pada 1980-an selepas
setahun kemudian, jumlah korban nyawa utama. Sebuah film dokumenter berjudul dari pembuangan di Pulau Buru: Bumi Ma-
mencapai sekitar satu juta. Derita berlanjut
TheActofKilling(Jagal)beris\ kesaksian ter- nusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah,
puluhan tahun bagi keluarga korban yang perinci dan blak-blakan dari sejumlah to- dan Rumah Kaca.
masih hidup. Hingga kini. koh preman yang memimpin pembantai- Novel-novel Buru melacak awal terben-
Yang masih samar bagi banyak orang, an lebih dari 10 ribu tersangka komunis di tuknya bangsa-negara Indonesia. Film do-
bagaimana pembantaian massal 1965-1966 Sumatera Utara. Mereka bersaksi secara kumenter Jagal bersaksi tentang hancur-
itu dipahami oleh pembunuhnya sendiri.
sukarela dengan mengobral cerita, contoh nya sendi dasar bangsa-negara ini di ta-
Atau di mana dan bagaimana sekarang ke- peragaan, tawa, nyanyian, dan dansa-dan- ngan pembantai Indonesia sendiri. Yang
hidupan mereka sehari-hari. si.Kejahatan merekajuga dirayakan dalam ikut dihancurkan dalam peristiwa itu ada-
Berbagai film tentang pembantaian 1965 siaran talkshow di TVRI lokal dan tepuk ta- lah salah satu kekuatan sosialyang mela-
dan dampaknya (baca "Film, Teror Nega- ngan! hirkan Indonesia, yakni komunisme. Di
ra,dan Luka Bangsa" dalam edisi ini) dapat Menyaksikan film jenis pertama dan ke- atas bukit mayat rekan-sebangsa itulah di-
dibagi dua jenis. Semuanya bungkam ten-
dua menguras emosi. Tapi tidak ada arti- bentang karpet merah bagi pertumbuhan
tang para pembunuh itu. Jenis pertama, nya jika dibandingkan dengan pengalam- dua kekuatan pesaing komunisme, yakni
film propaganda, disponsori rezim antiko-
an menyaksikan Jagal. Di sini nalar dan kapitalisme yang berjaya sejak 1966, dan
munis Orde Baru. Dalam film jenis ini, ke- norma moralitas yang lazim kita kenal se- politik Islamisasi sejak 1990-an.
jahatan terhadap kaum komunis ditampil- perti dipelintir dan dijungkirbalikkan ha- Sesudah 1965, dua generasi anak Indo-
kan secara terbalik menjadi kisah kejahat- bis-habisan. nesia menjadi mangsa teror negara, pro-
an oleh komunis. Tak ada adegan pemban- Jagal hasil kerja keras sutradara Joshua paganda antikomunisme, serta pembo-
taian terhadap komunis selama beberapa Oppenheimer bersama awak produksinya dohan nasional. Mereka dibesarkan seba-
bulan sesudahnya. selama tujuh tahun, yang menghasilkan re- gai makhluk cacat, yakni buta sejarah. Ada
Jenis kedua, sebut saja film gugatan, ber- kaman kasar sepanjang ratusan jam. Atas beberapa yang tumbuh kritis, tapi mayori-
wujud film dokumenter pasca-1998 yang kebaikan sutradara, saya sempat menyak-
menampilkan kesaksian korban dan
tas generasi ini gamang menghadapi ber-
kelu- sikan beberapa versi kasar dari film ini da- bagai peristiwa mutakhir di sekitarnya. Mi-
arga yang selamat dari pembantaian 1965. lam dua tahun terakhir proses produksi, salnya, menyaksikan aparat negara di ga-
Bagi mereka, neraka adalah hidup di Indo-
sebelum hasil akhirnya diluncurkan. Ini- risterdepan penegakan hukum ternyata
nesia sesudah 1965 sebagai orang atau ang- lah film paling dahsyat,
dan secara politis paling ganas memperkosa hukum untuk
gota keluarga yang dituduh komunis, per- terpenting, tentanglndonesiayangpernah menjarah harta negara.
nah ditahan bertahun-tahun, walau tan- saya saksikan.
I

Dari generasi ini pula bisa dijumpai me-


pa pernah diadili dan dibuktikan bersalah. Film ini berbicara tentang titik terpen- reka yang dengan lugunya berharap aparat

IH TEMPO
I I 7 OKTOBER 2012
.

para algojo 1965 THE ACT OF KILLING

dicapai Jagal berkat metode pembuatan Para pembantai 1965 bukan sekadar nara-
film yang dipilih secara jenius dan berani sumber yang jadi obyek di depan kamera,
oleh sutradaranya. Kedua faktor ini akan seperti sebagian besar film bertema 1965.
saya jelaskan satu per satu. Para pembantai itu diajak terlibat langsung
Film-film propaganda Orde Baru menu- dalam pembuatan film, dengan membu-
tupi fakta kejahatan berat atas kemanusia- at kisah fiksi mereka sendiri berdasarkan

an. Sejumlah film dokumenter pasca-Orde ingatan, khayalan, angan-angan, dan tang-
Baru membongkar kejahatan itu. Kedua gapan mereka di masa kini atas kekejaman
upaya itu menjadi mubazir dengan tampil- yang mereka lakukan dulu. Metode ini ti-
nya Jagai dak dipilih secara iseng, tapi telah teruji da-
Dalam Jagal, secara santai para pemban- lam karya Oppenheimer sebelumnya, The
tai 1965 mengumbar kebanggaan bersak- Globalization Tapes (2003), tentang nasib

si tentang kekejaman yang mereka laku- kaum buruh perkebunan di Sumatera.


kan. Sambil mengejek film Pengkhianatan Mereka diberi kebebasan penuh untuk
G30S/PKI (Arifin C. Noer, 1984) yang diang- menyusun cerita, menjadi bintang utama,
gap menyesatkan, mereka bersaksi pernah serta memilih pemain pendukung, mu-
melakukan kejahatan yang jauh lebih keji sik latar, setting, kostum, dan pengambil-

daripada yang dituduh kan para korban da- an gambar. Jagal merupakan sebuah film
lam berbagai film dokumenter terdahulu. dokumenter tentang pembuatan film fiktif
THEACTOFKILLING (JAGAL) Seorang tokoh dalam Jagal mengaku: oleh para pembantai 1965, tentang kejahat-
Sutradara: Joshua Oppenheimer an faktual mereka sendiri. Dalam Jagal di-
"Yang kejam itu bukan PKL... Yang kejam
Produksi: Final Cut for Real, Denmark
kita, ha-ha-ha...." Klaim itu mereka bukti- tunjukkan kesibukan mereka mencari pe-
Durasi: 117 dan 159 menit
kan dengan berkisah terperinci, memper- main, berlatih akting, hingga membahas
tontonkan alat-alat yang mereka pakai un- dampak film ini bagi Indonesia dan dunia.
negara menindak organisasi preman yang tuk membantai, tahap demi tahap pem- Sebuah absurd seorang pemban-
fantasi

melakukan kekerasan di berbagai tem- bantaian, dan reka ulang tindak kejahat- tai disertakan dalam Jagal dalam adegan

pat umum. Seolah-olah negara RI pasca- an di beberapa lokasi kejadian yang mere- bangkitnya sebagian arwah korban 1965.
1965 dan premanisme dua hal yang terpi- ka lakukan sendiri. Mereka menghampiri si tokoh jagal di se-
sah, dan kepentingan mereka bertentang- Jagal bukan sekadar kisah pembantai- buah tempat nan indah-permai, bukan un-
an. Dengar ucapan santai seorang guber- an 47 tahun lalu. Sejumlah adegan hasil tuk mengutuk atau membalas dendam.
nur yang akrab dengan dunia preman, dan rekaman di lapangan menunjukkan mes- Tapi menyampaikan ucapan terima kasih
dituturkan khusus untukjagal: "Ajaran ko- ranya para pembantai 1965 dengan peja- dan menyematkan medali, karena pem-
munis itu tidak bisa diterima di Indonesia. bat negara pasca-Orde Baru, baik di ting- bantaian 1965 menghantar nyawa mereka
Karena di sini banyak preman." Menurut kat nasional (DPR, kepresidenan, kemen- ke surga. Menurut kesaksian si jagal, dalam
peneliti Loren Ryter, hampir separuh par- terian negara) maupun daerah (DPRD, gu- kehidupan nyata arwah korban itu hadir
lemen pasca-Orde Baru diisi mereka yang bernur, media cetak, dan TVRI lokal). Film dalam mimpi buruk yang menyiksa.
berlatar belakang organisasi kepemudaan ini bersaksi tentang kesinambungan mu- Terjadi pula sejumlah peristiwa tak ter-

dan preman. lus praktek jagal politik, hukum, dan eko- duga yang jeli direkam dalam Jagal. Misal-
Oppenheimer tidak menggu-
berniat nomi masa kini, setengah abad setelah PKI nya, ketika seorang pembunuh 1965 berpe-
gat sejarah palsu, dan mengajukan seca- dibinasakan. Penyakit kronis yang diidap ran sebagai korban yang 47 tahun lalu di-
ra utuh sebuah kebenaran sejarah lain se- bangsa ini nyaris telah merata menjadi mi- siksa dan dibunuhnya sendiri.
bagai gantinya. Jagal menjelajahi bebera- lik dan tanggung jawab nasion 1 1 Jagal jauh lebih rumit, kaya nuansa ber-

pa wilayah di mana fakta dan fiksi, nilai be- Dunia mencatat pembantaian 1965 se- lapis,penuh kejutan-kontradiksi-dan-per-
nar atau salah, kadang-kadang bercampur- bagai salah satu kejahatan terbesar dalam ubahan pada tokohnya ketimbang yang
aduk dan saling teranyam. sejarah modern.Yang lebih memualkan, kita jumpai dalam berbagai film lain de-

Seperti Toer, Oppenheimer sadar bahwa dan gamblang dalam Jagal, sebagian be- ngan tema serupa, atau film mana pun.
medium yang mereka pakai bukan alat net- sar pembunuh itu memamerkan impuni- Film ini membuka ruang bagi kajian kritis

ral untuk berkisah tentang kebenaran seja- tas yang mereka nikmati. Bahkan mereka atas beberapa masalah terpenting dalam
rah. Dalam filmnya, Oppenheimer bertin- menduduki berbagai jabatan pemerintah- sejarah republik ini, bahkan sejarah ma-
dak lebih radikal ketimbang Toer dalam an. Sebagian tidakcukup puas hidup ber- nusia umumnya, juga makna film doku-

dua hal. Pertama, Jagal menampilkan se- limpah kuasa dan harta, mereka masih me- menter, tanpa mendesakkan sebuah pesan
cara binal dan bugil ironi terbesar dalam nuntut dihormati sebagai pahlawan. tunggal kepada penontonnya.
seluruh wacana dominan tentang pembu- Semua itu dicapai Jagal berkat kebera- • arielheryanto.

nuhan 1965, juga tentang kebangsaan dan nian Oppenheimer memilih sebuah me- associate professor, australian national

keadilan. Kedua, semua keberhasilan itu tode pembuatan film yang penuh risiko. university

7 OKTOBER 2012 TEMPO


/
"

para algojo 1965 THE ACT OF KILLING

Adegan dalam film The Act of Killing.

ALGOJO DAN NARASUMBER SKRIPSI


memajukan kakinya satu langkah, kan dan ditonton secara luas di Tanah Air, dikirim ke Kongo, dia mendapat julukan
IAsambil kemudian memundurkannya lagi,
menggoyang-goyangkan ta-
Anwar tampak menciut. "Saya belum siap, Congo. Jadilah namanya Anwar Congo.
ujung-ujungnya saya yang menderita," ka- Anwar menikahi Salmah pada 1983. Sal-
ngannya ke atas. Dengan kemeja pan- tanya saat Tempo mendatangi rumahnya di mah mengetahui bahwa Anwar adalah pre-
tai hijau dan celana putih, Anwar Congo me-
Lingkungan Medan Area, Medan, bebe-
17 man Medan. "Saya sudah kenal dia 14-15
nari-nari. "Ca... ca... tita... tita... hei... hei... rapa pekan lalu. Anwar tampaknya ragu- tahun sebelum nikah," katanya. Menurut
badannya dengan luwes menari-nari. ragu menjadi "selebritas". Dia enggan men- Salmah, ibu Anwar berasal dari Banten.
"Diasuka joget," kata Syamsul Arifin,
ini jelaskan keterlibatannya dalam film terse- Anwar dengan keluarga ibu-
lebih dekat
bekas Gubernur Sumatera Utara, tentang but. "Saya belum mau bercerita tentang nya. "Dia lebih condong ke Banten, kayak-
sosok Anwar, seperti terekam dalam rim film itu. Capek. Saya ditelepon dari mana- nya gak pernah kumpul sama keluarga ba-
The Act of Killing garapan Joshua Oppen- mana," katanya. paknya," katanya.
heimer. Meskipun gemar joget, Anwar ter- Raut wajahnya tak banyak berubah di- Salmah menilai suaminya adalah sosok
nyata orang yang ditakuti. "Dia itu serem, bandingkan dengan saat ia tampil di The romantis. Suaminya itu, kata Salmah, se-
ditakuti karena ikut grekkk...," kata Syam- Act of Killing. Rambutnya uban perak de- jak muda suka bunga. "Enggak peduli be-
sul sambil menyilangkan jari ke leher. ngan kulit hitam sedikit berminyak. Siang rapa harganya, dia beli," katanya. Anwar
Bagi Anwar, menari adalah cara untuk itu dia hanya menggunakan kaus oblong juga suka ikan. Di teras ada akuarium be-
menyenangkan diri sesudah membunuh. lusuh dan celana pendek kuning. "Kalian sar, seluas 1 x 5 meter. Akuarium itu berisi
Ini menjadikannya sebagai sosok pembu- ini usil, gak
usah tanya-tanya," katanya. ikan koi. Menurut Salmah, suaminya sa-
nuh berdarah dingin. Disertai alunan mu- Sikapnya ini berbeda jauh dibanding saat ngat rajin membersihkan kolamnya itu.
sik, ditambah sedikit alkohol, mariyuana, dia menjelaskan caranya menghabisi orang- "Dia gak mau jualin telur, padahal telurnya
sedikit ineks, Anwar sudah siap terbang, orang PKL Dengan mengambil lokasi lantai banyak," kata Salmah.
"Fly..., happy, ca... ca... ca...," katanya sem- Medan Post, Anwar, misalnya,
atas kantor Pada masa tuanya, Anwar sering mengha-
barimengentakkan kakinya. dengan tenang menunjukkan bagaimana biskan waktunya bertemu dengan teman-
Menurut Oppenheimer, Anwar sering di- dia membunuh orang PKL Dengan sigap dia teman lamanya di kantor Eksponen 66, Las-
ajak berdansa-dansi di berbagai tempat hi- memperagakan: seorang kawannya ia de- kar Ampera, atau kantor Pemuda Pancasi-
buran malam dan diskotek di Medan. "Te- katkan ke tiang, lalu seutas kawat dia lilitkan la Sumatera Utara. "Dia orang yang mudah
man-temannya tahu bahwa Anwar pedan- ke leher. Kawat itu kemudian ditarik. "Ini su- bergaul, baik di kalanganpreman maupun
sa ulung," katanya kepada Tempo. Menurut paya tidak ada darahnya," katanya. "Ini saya pengusaha di Medan," kata Oppenheimer.
Joshua, mengapa dia mudah menampilkan tiru dari film-film gangster." Anwar, menurut Salmah, juga sibuk me-
pengakuan Anwar di film lantaran Anwar
nerima pelajar dan mahasiswa yang se-
punya obsesi: ingin menunjukkan peran-
dang menyusun skripsi. "Katanya mereka
nya pada 1965-1966. "Kita harus tunjukkan IA lahir di Pangkalan Brandan dengan sedang membuat skripsi," ujarnya. Sebagai
inilah kita. Kita tidak perludalam film-film nama Anwar. Menurut Oppenheimer, mar- sesepuh Pemuda Pancasila Sumatera Uta-
yang besar," seperti kata Anwar dalam film. ga ayahnya adalah Matulessy. Tapi, kare- ra, Anwar dinilai mengetahui banyak hal
Namun belum juga film tersebut diedar- na dia membantu pasukan TNI yang akan tentang sejarah.»

116 I TEMPO | 7 OKTOBER 2012


ARIELHERYANTO, OFE R,
AUSTRAI IAN NATIONAL UNIVERSr

FILM,TEROR NEGARA P

DAN LUKA BANGSA


AYANGKAN seandainya Tulisan berupaya menengok kemba-
ini
separuh mahasiswa Indone- li sejarah terorisme negara sejak 1965, dan

siabersumpah tidak pernah pentingnya peran film dalam sejarah ter-


I
mendengar nama Golkar atau sebut. Juga akan dicatat beberapa upaya si-
Sukarno. Pengandaian itu neas pasca-1998 untuk menggugat sejarah
sama absurdnya dengan isi laporan jurna- 1965 yang dengan sengaja dikubur atau di-
listik Armando Siahaan (Jakarta Globe, 30 palsukan oleh negara.
Juni 2009). Lebih dari separuh dari sejum-
lah mahasiswa Jakarta yang diwawancarai- Bukan Kudeta Terselubung?
nya mengaku seumur hidup belum pernah Jumat malam, 4 November 1988, sejum-
mendengar adanya pembantaian besar-be- lah pejabat tinggi negara menemani Pre-
saran di Indonesia pada 1965-1966. siden Soeharto di Istana Negara, menyak-
Ada kiasan, ikan yang hidup di air tak sikan pemutaran awal film Djakarta 1966
tahu apa artinya air. Bukan masalah sean- (Arifin C. Noer, 1982). Film ini berkisah ten- Yusuf. Kunjungan itu menghasilkan Super-
dainya semua ikan hidup di air bersih dan tang lahirnya Surat Perintah Sebelas Maret semar. Isinya memberi wewenang kepada
sehat. Masalahnya, hampir setengah abad 1966 (Supersemar). Dalam pidatonya, Soe- Mayjen Soeharto untuk memulihkan ke-
terakhir masyarakat Indonesia ibarat ikan harto berkali-kali mencoba meyakinkan amanan, melaksanakan kebijakan Presi-
hidup dalam air beracun. Racun yang tidak hadirin, mungkinjuga dirinya sendiri, bah- den Sukarno, serta menjaga keamanan pri-
pemiliknya itu bernama militansi
terlihat wa Supersemar bukan "kup militer terselu- badi Presiden Sukarno sendiri. ]
kebencian dan normalisasi kejahatan: pe- bung yang dilakukan TNI.... Sama sekali ti- Menurut seorang saksi mata, dalam per-
nipuan, fitnah, penyangkalan, pembantai- dak pernah dan tak akan terjadi TNI mela- temuan di Bogor itu Sukarno dipaksa me-
an, pemerkosaan, dan penjarahan. Asal- kukan kup untuk merebut kekuasaan da- nandatangani Supersemar di bawah to-
usulnya bisa dilacak jauh ke masa lampau, lam pemerintahan". Film sepanjang 3 jam dongan senjata Brigjen B. Rachmat. Saksi
ke masa kolonial atau sebelumnya. Tapi 20 menit itu diproduksi lembaga negara mata itu Soekardjo Wilardjito, letnan dua
pembantaian 1965-1966 merupakan fak- (Pusat Produksi Film Nasional, PPFN) de- dan perwira jaga Istana Bogor. Ia mendam-
tor terkuat dan paling mutakhir yang ikut ngan tujuan "menghilangkan citra seolah- pingi Sukarno menerima empat tamunya.
membentuk watak dan luka kehidupan so- olah militer pernah mengkup Bung Karno" Ketika Sukarno ditodong senjata, ia menca-
sial Indonesia masa kini. (Kompas, 6/11/1988). but senjatanya sendiri, berusaha membela
Dunia mencatat pembantaian 1965-1966 Yang layak dipertanyakan: bukan saja Sukarno. Tapi Sukarno mencegahnya. Pre-
sebagai salah satu peristiwa paling biadab apa yang terjadi di Jakarta pada 1966, tapi siden memilih menandatangani surat yang
dalam sejarah modern. Tapi, di negeri- mengapa 22 tahun kemudian Soeharto sebelumnya ditolaknya karena berkop su-
nya sendiri, peristiwa itu lenyap dari buku merasa perlu menyatakan sanggahan dan rat militer, bukan kepresidenan. I

teks sejarah dan diskusi publik. Mayoritas pembelaan diri? Mengapa pesan serius itu Keesokan malamnya, Istana Bogor di-
generasi pelaku, korban, dan saksi mata disampaikan melalui film? bersihkan petugas militer. Soekardjo dita-
cenderung bungkam. Dua generasi pasca- Supersemar ditandatangani Presiden han selama 14tahun dan disiksa hingga ca-
1965 menjadi korbannya. Mereka menderi- Sukarno di Bogor, setelah ia mengikuti sa- cat fisik. Ia pernah diadili dengan tuduh-
ta buta sejarah tentang masyarakat sendi- ran penasihatnya untuk menjauh dari an- an menyebarkan kabar bohong. Namun
ri, walau bersekolah hingga ke perguruan caman serbuan militer terhadap Istana di Pengadilan Negeri Yogyakarta (Novem-
tinggi. Dalam kebutaan, berkali-kali mere- Jakarta. Dalam keadaan terasing dan men- ber 2006), dikuatkan Mahkamah Agung
ka gagap, atau ikut-ikutan kalap, ketika ber- derita tekanan dari dalam dan luar nege- (Agustus 2007), menyatakan Soekardjo ti-
kobar militansi kebencian dan kekerasan ri, di Bogor, Sukarno menerima kunjung- dak bersalah (Koran Tempo, 25/6/2008). I
komunal dalam skala yang sulit dicari dua- an Mayjen M. Panggabean, Mayjen B. Rach- Hingga hari ini, naskah asli Supersemar
nya sebelum 1965. mat, Brigjen A. Machmud, dan Brigjen M. dinyatakan hilang (Kompas, 11/3/2010). I

118 |
TEMPO I 7 OKTOBER 2012
para algojo 1965 THE ACT OF KILLING

Salah satu adegan film


Pengkhianatan G30S/PKI.

yang berhasil menumpas komunis.


Pada 30 September 1965, beberapa ge-
lintir perwira militer menengah yang me-

namakan diri Gerakan 30 September men-


culik dan membunuh tujuh perwira ting-
gi. Setelah pasukan Soeharto menumpas

gerakan ini, disebarluaskan propaganda


bahwa gerakan mewakili PKI. Pimpin-
itu

an dan anggota Gerakan Wanita Indone-


sia (Gerwani), yang berafiliasi ke PKI, di-

tahan, diperkosa, dan disiksa. Tapi, da-


lam koran tentara, sejarah resmi, muse-
um Lubang Buaya, dan film Pengkhianat-
an G30S/PKI, para korban itu digambarkan
sebagai kaum tidak bermoral yang mencin-
cang mayat tujuh jenderal. Hasil otopsi res-
mi, oleh dokter yang diangkat Soeharto, di-
nyatakan tidak ada mayat di Lubang Buaya
yang disayat-sayat.
Banyak orang secara tidak sengaja ikut
terbunuh atau terpenjara bersama puluh-
an ribu yanglain.Tidakpentingapakah ada
Terlepas sejauh mana kesaksian Soekar- ga hari ini, ibarat air beracun tempat jutaan atau tidak kaitan mereka dengan Gerakan
djo lengkap dan benar, Soeharto meng- ikan bernama Indonesia berenang-renang. 30 September, semuanya divonis bersalah
gunakan Supersemar bertolak belakang dengan stigma "terlibat G30S/PKI". Yang
dari niat Sukarno. Menurut Magnis-Suse- DUAGENERASIABSURD lebih absurd, sanak keluarga dan anak-
no, yang mengaku antikomunis, "Super- Sejak itu, tersebar propaganda besar- cucu mereka yang belum lahir sudah diku-
semar menjadi legitimasi pengambilalih- besaran bertema "Pengkhianatan G30S/ tuk hukuman sipil dengan stempel stigma
an kekuasaan oleh Soeharto.... Ia langsung PKI".Kehidupan sosial diatur oleh sebuah "terlibat G30S/PKI". Yang menjadi korban
melarang Partai Komunis Indonesia dan kerangka logika dan retorika absurd, yang absurditas ini bukan hanya PKI dan kelu-
segera-tanpa menghiraukan protes Presi- dari saat ke saat menjungkir-balikkan nor- arganya, melainkan juga akal sehat dua ge-
den Sukarno-menangkap sekitar 12 men- ma politik negara, sistem pendidikan dan nerasi warga bangsa pasca-1965. Selama 30
teri Kabinet 100 Menteri, lalu membentuk pengetahuan umum di sekolah dan media tahun mereka menjadi bulan-bulanan ban-
kabinet baru. Sejak tanggal itu, kekuasaan massa, juga kehidupan sehari-hari. jir propaganda, indoktrinasi, fitnah, peni-

efektif di negara RI terletak di tangan Soe- Pembantaian terhadap PKI dikisahkan puan sejarah, pembodohan, dan teror ne-
harto" (Kompas, 11/3/2011). sebagai penumpasan terhadap "partai ter- gara.
PKI dinyatakan terlarang mulai 12 Maret larang", padahal mereka sudah dibantai
1966, sehari setelah Soeharto menerima setengah tahun sebelum dilarang. Sejum- FILM SEBAGAI PROPAGANDA
Supersemar. Sehari sebelumnya, PKI ma- lah menteri kabinet negara dan para pen- Amburadulnya logika-retorika antiko-
sih menjadi partai sah dan terbesar di In- dukung Sukarno ditahan dan diadili
setia munisme dalam masyarakat direkayasa
donesia, dan partai komunis terbesar keti- rezim Orde Baru dengan tuduhan absurd, negara dalam berbagai bentuk. Di tingkat
ga di dunia. Tapi, pada tanggal itu, ratusan yakni memberontak terhadap pemerintah- dasar, dilancarkan berbagai kekerasan jas-
ribu warga negara Indonesia sudah dibu- an yang mereka pimpin sendiri! Presiden maniah secara sistematik dan berkala. Di
nuh dengan tuduhan mendukung PKI. Sukarno dikenai tahanan rumah, hingga wilayah mental, cuci otak berlangsung le-

Berkat Supersemar, Soeharto menjadi meninggal dalam keadaan merana. wat penataran, pidato resmi, pelajaran se-
diktator militer Indonesia selama 32 tahun. Kisah kejahatan tiada tara pada 1965- media massa, museum, dan
jarah, berita
Supersemar dijadikan alat pembenar bagi 1966 terhadap korban yang dituduh "ko- monumen. Tapi yang terpenting adalah
pembantaian PKI setengah tahun sebelum- munis" disebarluaskan secara terbalik se- film.
nya, dan pembantaian PKI dilanjutkan ber- bagai kisah kejahatan, pengkhianatan, dan Sejak awal berkuasa, militer mema-
bulan-bulan selanjutnya. Kurang dari seta- pemberontakan oleh komunis. Para pem- hami kekuatan film sebagai alat propagan-
hun kemudian jumlah korban sekitar satu bunuhnya menampilkan diri sebagai kor- da. Pada 15 April 1969, Panglima Komando
juta nyawa. Dampaknya melimpah hing- ban kejahatan komunis, atau pahlawan Operasi Pemulihan Keamanan dan Keter-

7 OKTOBER 2012 I
TEMPO I
119
Film 40 Years of Silence.

Film The Year of Living Dangerously. visi setiap30 September. Film


ini berdurasi empat setengah
jam, melibatkan lebih dari 10
ribu pemain, memakan bia-
tiban (Kopkamtib) mengeluarkan keputus-
ya terbesar, dan, menurut J. B.
an tentang dibentuknya "Projek Film Kop-
Kristanto (Kompas, 21/10/1984).
kamtib" untuk memproduksi film doku-
mendatangkan keuntungan
menter sebagai "media psywar". Menurut
raksasa bagi para pengedar
Laporan Komnas HAM 2012, Kopkamtib
film di berbagai daerah untuk
merupakan lembaga yang paling bertang-
ukuran zamannya. Para siswa
gung jawab atas kejahatan berat kemanu-
harus membeli karcis untuk
siaan dalam kurun 1965-1966.
menonton film wajib ini.
Jauh sebelum film Djakarta 1966 diedar-
Karena bertujuan mendra-
kan, rezim Orde Baru telah membuat se-
matisasi kekejaman komu-
jumlah film propaganda. Selain Janur Ku-
nis, dan menciptakan keben-
ning (Alam Surawidjaja, 1979) dan Serang-
cian terhadap mereka, film ini
an Fajar (Arifin C. Noer, 1981) yang membe-
penuh adegan kekerasan. Se-
sar-besarkan jasa Soeharto dalam perang
buah berita koran berjudul
di Yogyakarta 1945, ada dua film lain ber-
"Demam dan Menjerit ketika
tema gejolak politik 1965: Pengkhianatan
Nonton Film G30S/PKI" mela-
G30S/PKI (1984) dan Penumpasan Sisa-sisa
porkan trauma para siswa yang
PKI Blitar Selatan (1986).
pernah menyaksikan film wa-
Film Operasi X (Misbach Yusa Biran,
(Yogya Post, 30/9/1990).'
jib ini
1968) bertema mirip, dengan intelijen mili-
Padahal, sewaktu diputar awal
ter sebagai pahlawan. Sementara itu, ber-
di Istana,ada yang berkomen-
edar sebuah film drama produksi swasta
tar beberapa adegan di film ini
hampir bersamaan waktu dengan Djakar-
"kurang sadis".
ta 1966, yakni Gema Kampus 66 (Asrul Sani,
Setahun setelah Pengkhia-
1988).
natan G30S/PKI beredar, maja-
Di televisi, Pengkhianatan G30S/PKI (Ari-
lahTempo pada 1985 mengada-
fin C. Noer, 1984) bukan satu-satunya film
kan survei. Kepada 900 res-
propaganda yang wajib disiarkan. Menu-
ponden di Jawa dan Sumatera,
rut Dirjen Kebudayaan Departemen Pendi-
ditanyakan apa ancaman pa-
dikan dan Kebudayaan Edi Sedyawati, se-
ling berbahaya terhadap Indo-
jak 1996, selalu ada film penunjang yang
nesia. Jawaban terbesar ada-
juga ditayangkan pada 30 September. Pada
lah bahaya bangkitnya kemba-
1996 ditayangkan sinetron Terjebak, dan
li komunisme (33,65 persen),
pada 1997 Nyanyian Dua Bersaudara de-
ngan sutradara Dedi Setiadi dan penulis
l*toiu(j*h*vn mMata A Mtfcbuy

MELGIBSOM 5IGOURNEYWEAVER
* CHilroy Pnjduttinti A l*« v*ii Nih jauh melampaui korupsi yang
dianggap bahaya kedua (18,42
skenario Arswendo Atmowiloto. H* V. lungeor*' IWlUcn MMuri friuliv lirvbrkiiit Nnh mm
— persen). Pada awal abad ini, ha-
Pada 1998, Wakil Presiden Habibie di- '«tawi» MmaUZH^ ...
i>(rr*«r
mm rian Kompas mengadakan ja-
angkat sebagai presiden pengganti Soehar-
jak pendapat serupa pada 2002
to. Untuk memberi kesan pemerintahan-
serta 2003, dan hasilnya mirip
nya berbeda dengan Orde Baru, kewajib- misinformasi) yang tersedia, tentang apa temuan Tempo.
an tayang film Pengkhianatan G30S/PKI di- yang mungkin terjadi di Jakarta 1965. Sega- Pada 2000, Tempo mengadakan survei
hentikan pada September 1998. Namun se- labentuk diskusi dan terbitan yang mera- lagi terhadap lebih dari 1.000 responden
mua televisi diwajibkan menayangkan tri- gukan, apalagi berbeda dengan propagan- dari tiga kota terbesar di Indonesia. Dita-
logi sinetron antikomunis baru, Bukan
Se- da pemerintah, dilarang dengan ancaman nya dari mana mereka belajar tentang se-
kedar Kenangan, Melacak Jejak Berkabut, hukum pidana bagi pelanggarnya. Kerang- jarah 1965. Hasilnya, 90 persen respon-
dan Sumpah Kesetiaan. ka bertutur dalam film ini membentuk ke- den menjawab dari film. Ketika ditanya be-
Puncak dari semua film propaganda an- rangka utama logika-retorika masyarakat rapa kali mereka menonton Pengkhianat-
tikomunis adalah Pengkhianatan G30S/ puluhan tahun berikutnya, hingga kini. an G30S/PKI, sebagian terbesar menonton
PKI tadi. Bagi
sebagian besar masyarakat, Pengkhianatan G30S/PKI wajib ditonton dengan jumlah paling sering. Hanya 13 per-
film ini menjadi satu-satunya sumber in- ratusan ribu siswa sekolah pada jam pela- sen yang menonton sekali; 29 persen dua
formasi resmi (sekaligus disinformasi dan jaran, selain wajib ditayangkan semua tele- kali; 20 persen tiga kali, dan persentase ter-

120 I TEMPO I 7 OKTOBER 2012


para algojo 1965 THE ACT OF KILLING

besar (38 persen) sudah menonton film itu di masa demokratisasi teknologi media se- ofa Nation (2004), dan 40 Years ofSilence:
lebih dari tiga kali. karang ini. Saya temukan belasan judul de- An Indonesian Tragedy (2009).
Kerangka berpikir Pengkhianatan G30S/ ngan berbagai latar belakang pembuat, kua- Beberapa film cerita berlatar belakang
PKl masuk ke sumsum tulang sebagian be- litas teknis, dan lingkup peredaran.
sejarah politik 1965 diproduksi dalam ne-
sar masyarakat. Orang swasta yang tertu- Lembaga Kreativitas Kemanusiaan pim- geri: Gie (Riri Riza, 2005), Lentera Merah
lar kemudian ikut menebar kuman bertu-
pinan Putu Oka Sukanta, penyair, mantan (Hanung Bramantyo, 2006), dan Sang Pe-
tur seperti film propaganda itu. Dengan be- pegiat Lekra, dan korban politik 1965, men- nari Isfansyah, 2011), selain film asing
(Ifa
berapa perkecualian kecil, hampir semua jadi salah satu produser paling rajin. Film The Year of Living Dangerously (Peter Weir,
karya sastra berlatar sejarah politik 1965- mereka antara lain berjudul Menyemai Te- 1983). Pada November 2008, Eros Djarot
1966 menggambarkan tokoh kiri/komunis rang dalam Kelam (2006), Perempuan yang batal melanjutkan syuting film Lastri, se-
sebagai tokoh jahat, penghasut yang Tertuduh
licik Tumbuh dalam Badai
(2007), buah film drama romantik berlatar bela-
menjerumuskan orang baik, atau orang ju- (2007), Seni DitatingJaman (2008), Tjiduri- kang 1965, karena pengambilan gambar
jur tapi lugu sehingga tersesat oleh ajaran an 19 (2009), dan Plantungan: Potret Derita yang sudah mendapat izin petugas lokal
komunisme. Pembaca mendapat pesan se- dan Kekuatan Perempuan (2011). di Colomadu, Jawa Tengah, diserbu Front
ragam: bila tokoh-tokoh ini kemudian di- Film bertema 1965 juga diproduksi orga- Pembela Islam dan Hizbullah Bulan Bin-
bunuh, itu karena nasib buruk,
atau salah mereka sendiri.
Ada banyak contoh novel yang
mereproduksi propaganda anti-
komunisme ala Orde Baru, misal-
nya Anak Tanahair: Secercah Ki-
£m/^y^kP MEMAHAMI
KEKUATAN FILM SEBAGAI ALAT PROPAGANDA k
E
/^ MILITER
sah (1985) oleh Ajip Rosidi, Jalan PADA 15 APRIL 1969, PANGLIMA KOMANDO
Bandungan (1989) oleh Nh. Dini,
atau Kubah (1995), dan Rong-
OPERASI PEMULIHAN KEAMANAN DAN
geng Dukuh Paruk (2003) oleh KETERTIBAN (KOPKAMTIB) MENGELUARKAN
Ahmad Tohari. Juga novel Atheis KEPUTUSAN TENTANG DIBENTUKNYA "PROJEK
(1949) yang ditulis Achdiat Kar-
ta Mihardja sebelum masa Orde
FILM KOPKAMTIB" UNTUK MEMPRODUKSI FILM
Baru, tapi di masa Orde Baru di- DOKUMENTER SEBAGAI "MEDIA PSYWAR"
jadikan bacaan wajib sekolah, di-
cetak ulang lebih dari 30 kali dan
difilmkan. Pesan serupa hadir dalam film nisasi nonpemerintah dalam bidang hak tang dengan tuduhan film itu menyebar-
pasca-Orde Baru, termasuk yang dinobat- asasi manusia: Bunga-tembok (2003), Ka- kan komunisme.
kan FFI sebagai film terbaik, misalnya Gie wan Tiba Senja: Bali seputar 1965 (2004), Kini peluncuran dokumenter The
film
(2005) dan Sang Penari (2011). Kado untuklbu (2004), Putih Abu-abu-. Masa Act ofKilling (Jagal) (2012) membuka bab
laluPerempuan (2006), dan Sinengker: Se- baru sejarah film dan sejarah 1965. Ini-
GUGATAN PASCA-1998 suatu yang Dirahasiakan (2007). Karya- lah film dokumenter tentang 1965 terbaru
Indonesia sudah berganti empat pre- karya di atas (kecuali Tjidurian 19) mene- dan terdahsyat. Semoga film ini dapat sege-
siden sejak Soeharto turun, tapi sema- kankan advokasi gugatan keadilan. Lain ra disaksikan sebanyak mungkin generasi
ngat antikomunisme nyaris tak berubah. lagi karya seniman film yang menonjol da-
muda Indonesia.
Pada 7 Agustus 2003, DPR malah mening- lam kualitas teknik, aspek jurnalisme, atau Banyak orang mengkampanyekan slo-
katkan status beberapa aturan antikomu- estetika: Puisi takTerkuburkan (Garin Nu- gan "menolak lupa" terhadap kejahatan
nisme dan anti-Sukarno dari masa daru- groho, 1999), Djedjak Darah: Surat teruntuk 1965. Memang telah terjadi amnesia seja-
rat1966 yang berstatus "sementara". Pada Adinda (2004), dan Mass Grave (2002). Da- rah dalam lingkup bangsa-negara Indone-
awal abad ke-21, kaum muda menemukan lam hal estetika, Tjidurian 19 ditempatkan sia. Tapi, bagi sebagian besar anggota
keasyikan baru ma-
membuat film dokumenter di sini juga.
syarakat, khususnya generasi muda, yang
dan film pendek. Agus Mediarta, Lulu Rat- Semua karya itu berjasa membongkar perlu dilawan adalah ketidaktahuan. Bu-
na, dan Kantika van Heeren pernah mem-
kejahatan terhadap kemanusiaan dan luka kan lupa. Bagaimana bisa lupa jika tidak
bahas topik ini secara terpisah. bangsa yang selama ini ditabukan nega- tahu sejarah sama sekali? •
Dengan semangat menggebu, modal pas- ra. Berbagai film memberikan sua-
itu juga
pasan, dan bantuan minim dari penderma, ra dan simpati bagi para korban yang sela-
para sineas film indie mendirikan jaringan. ma CATATAN:
dibungkam. Karya sineas Indone-
ini
Saya pernah mengikuti kegiatan mereka un- sia ini melengkapi beberapa film dokumen- Bahan untuk tulisan ini dicuplik dari penelitian lebih
tuk meneliti sejauh mana tema pembantai- besar yang sedang dikerjakan penulis, dengan
ter karya sineas asing dengan tema serupa:
an 1965-1966 tampil dalam karya mereka dukungan dari The Australian National University
The Shadow Play (2001), Terlena: Breaking dan Australian Research Council.

7 OKTOBER 2012 I TEMPO 121


JOSHUAOPPENHEIMER: AGI Joshua Oppenheimer, Anwar
hanyalah simbol dari kekerasan
yang terjadi di Indonesia pada 1965.
MEMBUNUH,. (Menurut taksirannya, ada 10 ribu,
bahkan mungkin 100 ribu, "Anwar"
lain selama pembantaian pasca-1965 itu. Lelaki
BAGI ANWAfc, kelahiran Texas, Amerika Serikat, 1974, ini meng-
aku, selama pembuatan film, ia melakukan per-
jalanan yang amat sangat menyakitkan. Selama
ADALAH SEBUAH tujuh tahun ia bergaul dengan Anwar. Kepada-
nya, Anwar secara jujur dan berani bercerita me-
ngenai pembunuhan yang dilakukannya. Anwar
AKTING mungkin kecewa terhadap hasil film yang dibuat
Oppenheimer.
Joshua Oppenheimer belajar film di Harvard
University dan meraih PhD di Central Saint Mar-
tins College of Art
and Design, University of the
Arts London, dengan sebagian dari footage awal
film jflgn/ sebagai materi disertasinya.
Sebelum membuat The ActofKiiling (Jagal), dia
telah membuat sejumlah film, seperti The Global-
ization Tapes, yang mengungkap masalah buruh
perkebunan Sumatera Utara; The Entire Histo-
di
ry ofthe Louisiana Purchase, yang meraih peng-
hargaan Gold Hugo sebagai film pendek eksperi-
mental terbaik di Chicago Film Festival; dan The-
se Places We've Learned to Call Home, yang meraih
Gold Spire di San Francisco Film Festival. Dia kini
menjadi peneliti senior di Dewan Riset Kesenian
dan Humaniora Inggris.
Di tengah kesibukannya memperkenalkan/aga/
di Toronto, Oppenheimer menjawab melalui surat
elektronik sejumlah pertanyaan dari Tempo.

Apa yang hendak Anda katakan melalui film ini?


Saya ingin menunjukkan kebudayaan seper-
ti apa yang dibangun ketika para
pembunuh me-
nang, berkuasa, memerintah, serta memimpin
masyarakat. Mereka disanjung sebagai pahla-
wan, jadi tokoh masyarakat dan panutan, serta
ditakuti sekaligus dihormati sebagai pelindung
bangsa dari sebuah teror berupa fantasi yang me-
reka ciptakan sendiri. Anwar dan filmnya hanya-
lah simbol dari seluruh peristiwa kekerasan yang
dialami orang Indonesia sejak 1965.
Anwar berakting memerankan dirinya.
Di film itu
Membunuh, bagi Anwar, adalah sebuah ak-
ting. Ketika dia berdansa cha-cha di lantai atas be-
kas kantornya, hal itu kelihatannya menjadi sim-
bol impunitas yang dinikmatinya. Dia menari di
tempat ratusan orangyangdibunuhnya sendiri.
Anwar kepada saya menjelaskan bahwa ia belajar
dansa karena ingin melupakan apa yang terjadi.
Anwar melakukan peragaan ulang pembunuh-
an yang pernah dilakukan. Ini sesungguhnya hal

122 I TEMPO I 7 OKTOBER 2012


para algojo 1965 THE ACT OF KILLING

sulit bagi dia, kru film, dan penonton. Film pembuatan film tentang dirinya sendiri? orang seperti Anwar dan kawan-kawan
ini menunjukkan bahwa akting adalah ba- Saya mengembangkan metode ini ka- Anwar, yang bahkan sampai hari ini bebe-
gian dari pembunuhan. Killingisalwaysan rena saya yakin "dokumenter" adalah is- rapa ada di posisi terpenting dalam struk-
act. Bila dimaknakan memang mengeri- tilah yang tak akurat. Pembuat dokumen- tur kekuasaan.
kan. Peragaan itu bukan hanya peragaan ter menganggap dirinya mendokumenta- Setelah bersama Anwar selama tujuh ta-
ulang, melainkan juga asli.... sikan realitas apa adanya sebagaimana se- hun, bagaimana Anda melihat sosok seo-
Apakah Anda, Anwar, dan Adi sudah men- harusnya terjadi tanpa kehadiran kamera. rang jagal?
diskusikan semua risiko dari pembuatan Hal ini mungkin benar dalam situasi seper- Dari awal saya meyakinkan diri saya
film ini? ti pertandingan sepak bola. Bahkan kam- bahwa semua pelaku kejahatan terhadap
Perbincangan mengenai risiko film ini panye politik sekalipun ditata untuk kame- kemanusiaan, Hitler sekalipun, bukanlah
muncul dan bahkan terekam dalam film. ra, yang pasti akan menyorot mereka. Se- seorang monster, melainkan manusia bia-
Ketika Adi Zulkadry (jagal, sahabat Anwar) sungguhnya, kita menciptakan sebuah re- sa yang sama seperti kita dan bisa meng-
mengatakan, jika film ini sukses, pandang- alitas baru setiap kali kita membuat film ambil keputusan yang salah. Para algojo
an masyarakat akan berbalik, bukan ha- bersama tokoh film kita. Karena itu, dari- itu juga menghadapi persoalan psikologis
nya 180 derajat, melainkan 360 derajat me- pada berusaha membuat simulasi dari re- untuk mengatasi trauma yang mereka ala-
ngenai siapa yang lebih kejam, PKI atau la- alitas yang sewajarnya ada jika kita tidak mi, mungkin tanpa disadari atau disadari
wan PKI. Mereka tahu risiko terburuk apa membuat film (sebagaimana biasanya dila- tapi kemudian dengan sengaja disembu-
yang mungkin muncul dari film ini. kukan pembuat "dokumenter"), kenapa ti- nyikan. Sepanjang proses pembuatan film,
Mereka tidak merasa ada yang salah jika dak menciptakan sebuah realitas yang me- saya melihat Anwarlah yang paling bera-
publik menilai bahwa mereka lebih kejam nawarkan penjelasan yang paling terang niuntuk jujur dan terbuka menceritakan
daripada PKI. Bukan hanya merasa, me- atas pertanyaan yang kita ajukan? Bisa di- pengalaman dan kegelisahannya. Ia juga
reka memang betul-betul berada di atas bilang saya menciptakan sebuah doku- yang paling kelihatan berubah dengan me-
angin. Saya melihat generasi yang lebih menter observasional mengenai imajina- renungi apa yang dijalani dan diperankan-
muda dari Anwar memerlukan citra me- si narasumber, bukan sebuah dokumenter nya dalam film.
nakutkan, teror itu, sebagai basis kekua- observasional mengenai kehidupannya se- Setelah melihat bagaimana bangganya
saan dan pengaruhnya di masyarakat. Be- hari-hari. para jagal atas tindakan mereka dulu itu,
tapapun demikian, sebuah kesalahan be- Bagaimana pengalaman Anda selama apakah ada kemungkinan rekonsiliasi anta-
sar jika Anwar kemudian dijadikan kam- membuat film Ini? ra pelaku dan korban?
bing hitam, sebagai maskot para pembu- Sesungguhnya pembuatan film selama Persoalan utama rekonsiliasi pada da-
nuh tahun 1965, karena perannya dalam ini adalah sebuah perjalanan yang amat sarnya bukan terletak pada sisi korban
film. Ada kurang-lebih 10 ribu, mungkin sangat menyakitkan bagi saya. Saya ma- atau masalah prosedural, melainkan pada
100 ribu, orang seperti Anwar di seluruh sih merasa dekat dengan Anwar, bahkan kemauan para pembantai untuk menggu-
Indonesia. jika ia kecewa terhadap filmnya sekali- nakan imajinasinya dan melihat perbuat-
Kepada sebuah media, Anwar mengklaim pun. Awalnya Anwar ingin membuat film annya sebagai sesuatu yang salah dan ja-
telah meminta Anda memutar film itu sete- yang mengagungkan pembunuhan mas- hat. Persoalan rekonsiliasi ada pada para
lah dia meninggal. sal-sesuatu yang tak mungkin jadi tuju- pelaku yang tak mau mengakui kesalahan
Saya tegaskan di sini, itu sama sekali ti- an saya. Karena itu, dia mungkin kecewa. dan kejahatannya akibat upaya pembenar-
dak benar. Jika benar Anwar pernah me- Tapi, pada saat yang sama, tujuan Anwar an yang sedemikian gencar, baik yang me-
ngatakannya, disampaikannya untuk
itu berubah, mungkin tanpa disadarinya. Ia reka tanamkan kepada diri sendiri mau-
pertama kali kepada wartawan baru-baru memilih menunjukkan kepada kami se- pun yang dicangkok dari propaganda re-
ini. Selama tujuh tahun berbincang, beker- buah cara yang sangat otentik sekaligus sa- zim yang turut mereka bangun.
ja bersama dalam film, mengobrol pada ngat menyakitkan yang memaparkan be- Kebanggaan yang mereka tunjukkan
kesempatan senggang, berbincang-bin- tapa tindakan pembunuhan itu adalah se- memiliki banyak lapisan makna. Kebang-
cang di luar syuting film atau wawancara bagian dari jiwa dan kemanusiaannya. Me- gaan itu bercerita tentangjiwa rapuh yang
{off-screen atau on-screen), di mana pun, ka- nyelami relung-relunggelap itu bersama kerdil dan tak berani mengakui perbuat-
pan pun, Anwar tidak pernah mengatakan Anwar sungguh menyeramkan. Peragaan annya sebagai sesuatu yang salah dan ja-
hal itu kepada saya atau kepada satu pun ulang selalu menyeramkan. hat; dan karenanya diberi kedok narasi
kru kami. Bahkan, ketika saya menelepon Sering, dalam proses pembuatan film, perjuangan heroik. Kebanggaan itu akan
Anwar buat memberi tahu bahwa film ini saya tidak bisa tidur. Kalaupun bisa, saya runtuh dengan sendirinya jika semua ti-
akan segera diluncurkan dalam Festival bermimpi buruk. Kru saya tentu saja ha- ang penyangga dan fungsinya dirontok-
Film Internasional Toronto seminggu se- rus melakukan hal yang sama, dan pasti le- kan. Dari situlah terbuka sebuah kemung-
belum pemutaran, ia menyampaikan kei- bih berat, karena mereka orang Indonesia. kinan rekonsiliasi yang sejati. Tidak ketika
nginannya untuk hadir. Ini negeri mereka. Mereka membawa pu- rezim para pembantai ini masih menjadi
Mengapa Anda memilih metode penyut- lang ke rumah sebuah pengetahuan bah- pemenang dan berkuasa.
radaraan yang melibatkan sumber di dalam wa di sekeliling mereka bercokol orang-

7 OKTOBER 2012 I
TEMPO 123
JALAN LAIN PENYELESAIAN TRAGEC
OMISI Nasional Hak Asasi Manusia menyim- Kedua, orang yang tidak pernah mengalami pemenjara-
pulkan bahwa terdapat banyak bukti permu- an dan penyiksaan fisik tapi dikenai predikat "tidak bersih
laan untuk menduga telah terjadi sembilan ke- lingkungan", yang definisinya sangat longgar sehingga siapa
jahatan kemanusiaan yang merupakan pe- saja yang diduga terkait secara darah, pertemanan, atasan-
langgaran berat hak asasi manusia dalam pe- bawahan, dan sebagainya dengan orang-orang yang dikate-
ristiwa 1965. Kejahatan kemanusiaan itu meliputi pembu- gorikan sebagai Golongan B dan C akan mendapat perlakuan
nuhan, pemusnahan, perbudakan, pengusiran secara pak- khusus yang bisa menghilangkan hak-hak mereka, khusus-
sa, perampasan kebebasan fisik, penyiksaan, pemerkosaan, nya dalam jabatan pemerintahan, guru, karyawan di perusa-
penganiayaan, dan penghilangan orang secara paksa. haan milik negara, bahkan swasta. Akibatnya, banyak yang
Pembunuhan massal. Peristiwa ini dirancang dan digerak- kehilangan jabatan dan pekerjaan atau kesempatan untuk
kan dengan garis komando yang jelas, dan dilaksanakan de- memperoleh pekerjaan, hak pilih, dan sebagainya. Jumlah
ngan berbagai cara: pembunuhan dilakukan secara langsung korbannya tentu lebih banyak dari yang terbunuh ataupun
oleh militer, atau dengan menggunakan tangan-tangan si- yang ditangkap dan dipenjarakan. Garis komandonya mela-
pil yang terlatih sehingga terkesan terjadi konflik horizontal. lui semua kementerian, Kejaksaan Agung, tentara nasional,

Korban pembunuhan berkisar 500 ribu hingga 3 juta orang. dan kepolisian.
Pemenjaraan. Ada dua model pemenjaraan. Pertama, mo- Komisi Nasional Hak Asasi Manusia merekomendasikan
bilisasi ke kamp konsentrasi, seperti di Pulau Buru, RTC Ta- agar Jaksa Agung dapat menindaklanjutinya temuan ini de-

ngerang, LP Nusakambangan, atau Plantungan (khusus pe- ngan penyidikan. Kita harus menghormati rekomendasi ini.
rempuan). Para korban menjalani hukuman 5-10 tahun. Se- Bagaimanapun, penyelesaian atas pelanggaran HAM dalam
mua yang dikirim ke kamp konsentrasi itu tidak melalui pro- tragedi 1965 merupakan tanggung jawab negara. Seyogianya
ses pengadilan, tapi hanya berdasarkan dugaan bahwa me- presiden sebagai kepala negara menindaklanjuti rekomenda-
reka adalah tokoh-tokoh golongan B. Rantai komando sangat si Komnas HAM tersebut.
jelas, yakni Kopkamtib sebagai wujud pelaksanaan Surat Pe- Penyelesaian pelanggaran HAM melalui proses penyidik-
rintah 11 Maret. an dan penuntutan oleh Kejaksaan Agung dilakukan dengan
Kedua, pemenjaraan terhadap orang-orang yang dikatego- cara proyustisia, tapi menurut saya akan memerlukan wak-
rikan sebagai "Golongan C". Di sini terdapat perlakuan-per- tu cukup lama. Juga proses pemeriksaan di pengadilan HAM
lakuan dari aparat pelaksana yang di luar batas kemanusia- adhocyang dibentuk melalui keputusan presiden atas usulan
an. Penyiksaan, pemerkosaan, dan perendahan martabat Dewan Perwakilan Rakyat.
manusia yang bentuknya bermacam-macam, sehingga para Penyelesaian dengan menggunakan model keadilan transi-
korban mengalami trauma psikologis dan fisik yang luar bia- sional, yang memadukan pengadilan HAM dan pengampun-
sa. Pada akhirnya mereka dipenjarakan di penjara-penjara di an seperti dalam Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi, juga ti-
kota masing-masing, yang lamanya berkisar satu hingga tiga dak mungkin dilakukan segera karena untuk keperluan itu ti-
tahun. Ini pun tidak melalui pengadilan. Garis komandonya dak ada perangkat hukumnya setelah Undang-Undang Komi-
juga dari Kopkamtib. Jumlah korban yang ditangkap dan dita- si Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) dibatalkan oleh Mahka-

han mencapai 1,8 juta orang, dan yang dikirim ke pengasing- mah Konstitusi. Untuk mempersiapkan UU KKR lagi juga per-
an Pulau Buru mencapai 20 ribu orang secara bertahap. lu waktu yang tidak mungkin dalam waktu dekat.

Akan halnya penghilangan hak-hak sipil dan politik, soal Karena itu, menurut saya, perlu diusulkan kemungkinan
ini memiliki dua model yang utama: Pertama, orang-orang penyelesaian nonyudisial, yakni penyelesaian secara politik
yang telah mengalami pemenjaraan tidak dapat hidup sela- dan kultural. Kemungkinannya sangat besar jika disertai ke-
yaknya seperti warga negara biasa. Ada pengawasan terus- mauan politik yang sangat besar dari presiden. Presiden bisa
menerus, data pribadi serta keluarga mereka terdapat di se- mencari model yang tepat, belajar dari pengalaman negara-
mua kantor desa/kecamatan, dan terdapat kode-kode terten- negara yang pernah mengalami masalah seperti Indonesia.
tu yang membedakan mereka dari warga biasa, yang tercan- Sejauh ini, model yang bisa kita pelajari ada tiga. Perta-
tum dalam kartu tanda penduduk. Data ini belum dihapus ma, Pengadilan Pidana Internasional (International Criminal
sampai sekarang, dan pergerakan orang-orang ini tetap ter- Court), sebagaimana diterapkan dalam kasus pembantaian
pantau, walaupun sudah berpindah domisili. Garis komando dan penghilangan etnis muslim di Bosnia dan tragedi Rwan-
diberikan melalui Departemen Dalam Negeri. da. Perangkat hukum acaranya menggunakan Statuta Roma.

\2L JIMPC 7 OKTOBER 2012


PARA ALGOJO 1965 KOLOM

M. IMAM AZIZ. ANGGOTA MAJELIS SYARiNDONESIA. YOGYAKARTA,


NAK 'ALAM UPAYA REKONSILIASI TRAGEDI P(

Indonesia belum meratifikasi Statuta Roma.


Kedua, model Afrika Selatan dan Amerika Latin, yang
menggunakan paradigma keadilan transisional (transi-
dengan mengadakan pengadilan terha-
tional justice),
dap pelaku kejahatan kemanusiaan tapi setelah itu para
pelaku diberi amnesti. Ini mengandaikan adanya per-
ubahan politik mendasar, di mana terjadi pergantian
rezim secara total, sehingga rezim baru dapat menggu-
nakan hak konstitusionalnya untuk memberikan peng-
ampunan kepada pelaku kejahatan kemanusiaan (re-
zim lama). Bagi korban, rezim baru memberikan pemu-
lihan, ganti rugi atas penderitaannya.
Ketiga, model Australia. Perdana Menteri Kevin Rudd
membuat pernyataan permintaan maaf secara resmi di
depan DPR kepada korban stolen generation (24 Februa-
ri 2008). Sebelumnya, pemerintah membentuk tim in-

dependen untuk investigasi, dan tim telah menyampai-


kan laporan akhir. Permintaan maaf secara resmi itu
menjadi tonggak bagi rekonsiliasi nasional, mengajak
semua pihak untuk menatap ke depan, dan memulai hi-
dup baru saling berdampingan dengan hak dan kewa-
jiban yang sama. Permintaan maaf dibarengi dengan
rencana tindak lanjut untuk mengakhiri jurang pemi-
sah antara masyarakat asli dan non-asli Australia dalam
membangun harapan baru, pendidikan, dan kesempat-
an yang sama dalam ekonomi serta politik. Dalam mo-
del Australia, pemerintah federal tidak menyebutkan
adanya kompensasi.
Prioritas penyelesaian nonyudisial tragedi 1965, me-
nurut saya, adalah pemulihan korban. Presiden dapat
mewakili "peran" itu dengan mengeluarkan pernyata-
an permintaan maaf dan mengakui terjadinya pelang-
garan HAM. Dengan demikian, para korban akan kem-
bali menjadi warga negara seutuhnya dan setara. Agar
tragedi kemanusiaan itu tidak terulang, pemerintah
berkewajiban mengubah peraturan dan kebijakan yang
selama ini menjadi alat legal untuk menyingkirkan war-
ga yang berbeda pandangan politik.
Penyelesaian atas tragedi 1965 masih akan menim-
bulkan kontroversi, baik dari institusi negara, khusus-
nya TNI, maupun kelompok masyarakat yang belum
bersedia membicarakan perlunya penyelesaian masa-
lah masa lalu.membiarkan masalah ini berlarut-
Tapi
larut akan membuatnya menjadi beban bangsa ini, dari
generasi ke generasi.

7 OKTOBER 2012 TEMPO 125


Catatan Piftmr

AMBA
"Hari kau kembali dalam diriku seperti bintang di langit
ini
Maka bukanlah sebuah replika pengalaman.
historiografi
itu-sesuatu yang ada di antara kerdip dan hilang, yang
selalu Tentu akan dikatakan, seorang penulis sejarah bekerja dengan
muncul pada titik di mana lupa menyiapkan kekosongan."
petunjuk institusional-diteguhkan oleh akademi atau komu-
nitas sejarawan yang diakui-agar mendapatkan presentasi
HISMA, dokter yang dibuang ke Pulau Buru dalam yang se-"obyektif" mungkin. Tapi setidaknya ada dua hal yang
novel Laksmi Pamuntjak, Amba, menulis kalimat
sering membuat buku sejarah tak bisa mewakili sebuah peng-
pendek itu bertanggal 28 Desember 1973. Ia menulis- alaman yang hidup.
kannya untuk perempuan yang ditinggalkannya di
Yang pertama: dorongan naratifnya. Cerita sejarah
Jawa, dan kemudian menyimpan surat itu di bawah sebatang per-
lu alur, bahkan mungkin perlu ketegangan,
pohon. Ia tak pernah tahu apakah Amba, perempuan itu, akan dan juga klimaks.
Kalau itu tak ada, pembacanya akan membentuknya sendi-
menemukan dan membacanya; dokter itu tak pernah kembali, Tapi hidup, apalagi hidup sejumlah besar manusia,
ri.
setelah hilang sejak 1965. tak ter-
hingga majemuknya, tak jelas suspens dan klimaksnya-sifat
Novel yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama pekan
ini,
yang akan tampak buat rekaman film tentang hidup
bila kita
ini, secara tak langsung datang kepada
kita, "pada titik di mana kita dari menit ke menit katakanlah selama 45 tahun.
lupa menyiapkan kekosongan". Seorang lenyap; untuk Di hadap-
mene- an itu, penulis sejarah perlu "bentuk" dalam narasi. Karyanya
gaskan absensinya, yang ditampilkan novel ini hanyalah
se- tak berbeda jauh dari seorang penulis novel.
jumlah surat yang digali dari bawah pohon di satu sudut
Pu- Yang kedua: kehendak "rasionalitas". Satu kejadian didorong
lau Buru. Yang kita dapatkan suara seorang
manusia, Bhisma, untuk bisa "masuk akal", terutama harus diletakkan dalam
yang berada "di antara kerdip dan hilang". hu-
bungan sebab-dan-akibat. Dalam kehendak "rasionalitas", tak
Amba adalah salah satu novel yang menegaskan rasa cemas
ada yang tanpa penjelasan; tak ada asap kalau tak ada api.
yang merundung kita di Indonesia hari ini: cemas bila "peristi-
Namun penjelasan yang "masuk akal", sebagaimana
hu-
wa 1965" yang menakutkan itu akan hilang, tanggal dari ingat-
bungan sebab-dan-akibat, sebenarnya hanyalah bentukan pi-
an bersama. Kita tak ingin kembali buas.
kiran manusia-tepatnya sang penulis sejarah yang
Tak janggal bila akhir-akhir ini peristiwa itu hadir dalam sas- mengana-
lisisdan mengaitkan satu kejadian dengan kejadian lain. Pada-
tra (sebelum Amba misalnya ada CandikAla 1965
Tinuk R. Yam- hal banyak hal yang contingen t, serba mungkin apa
jadinya dan
polsky, Blues Merbabu dan setelah Amba, akan ada
Gitanyali,
asal-usulnya. Tiap ikhtiar naratif untuk meletakkan
novel Pulang Leila S. Chudori). Yang membuat Amba mereka
berbeda dalam sebuah kerangka-dengan alur yang rapi dan hubungan
adalah ceritanya tentang kehidupan para tahanan politik
di sebab-akibat yang "masuk akaP'-menyebabkan historiogra-
Pulau Buru, lewat surat-surat Bhisma yang disembunyikan:
fi beberapa meter menjauh dari
"yang benar". Apalagi bila ke-
ada kemarahan terhadap kekejaman, tapi juga humor, rasa
ter- rangka ditentukan sebuah kekuasaan yang ingin
itu
haru, bahkan optimisme. Tiap surat menggugah. membuat
buku sejarah sebagai legitimasi diri.
Benarkah demikian dulu? Sebuah novel tentang 1965 umum-
Fiksi, atau sastra, bisa lebih bebas dari kerangka yang menje-
nya diminta agar ia "meluruskan sejarah". Generasi kini sadar,
rat itu. Sastra tak "mengingat",dalam arti mengulang yang su-
mereka tak diberi gambaran yang "benar" tentang yang terja-
dah. Sastra "mencipta". Ada kata-kata Mark Twain yang terke-
di di sekitar
kekerasan politik 1965. "Orde Baru" mendesakkan
nal, " When we remember we areall mad, the mysteries
penjelasan mereka, lewat film yang harus ditonton, buku disappear
seja- and lifestands explained." Sastra menyelamatkan misteri dari
rah dan media massa yang dikendalikan, juga teror
dan sensor. sikap takabur para penjelas. Sastra bersedia
Sebagai reaksi, kini tampak usaha membebaskan diri dari regi-
menempuh yang
tak "masuk akal".
mentasi ingatan selama 33 tahun itu.
Mungkin sebabnya Midnight's Children Salman Rushdie
itu
Tadi saya sebut, kita berada ketika "lupa menyiapkan
keko- membaurkan sejarah India modern dengan mithologi dan do-
songan". Kekosongan akan gairah terhadap yang benar
dan ngeng fantastis, diperkaya sikap bermain-main dengan alegori
adil,kekosongan dari hal-hal yang bukan sekadar hidup yang dan kata yang bisa lucu. Amba juga membiarkan titik-titik mis-
praktis. Mungkin sebab itu, kini fiksi berdasarkan
sejarah le- teri. Ia punya puisi. Tapi ia memilih bentuk
bih terasa "benar" ketimbang penulisan sejarah alias
yang lebih "realis-
historio- tis", dengan membiarkan benturan antara
grafi.
mithos (kisah Bhis-
ma dan Amba dalam Mahabharata) dan sejarah, antara sejarah
Tapi sebenarnya ada kedekatan di antara kedua jenis pence-
dan kehidupan orang seorang. Novel ini, dengan riset yang me-
ritaan tentang masa lalu itu.
ngesankan, tak bermain-main.
Bagaimanapun, masa lalu adalah masa kini dengan sebuah
Tanpa memperpanjang yang tragis dan seram dari 1965,
adaptor. Kita hidup hari ini dengan ingatan yang
tak mesti per- Amba tampaknya menyadari satu hal, dan ini dibawakannya
sistentang hari kemarin. Kita butuh mekanisme untuk
menye- dengan elegan: luka sejarah bisa disembuhkan, tapi tak sepa-
suaikan X yang terkenang dengan X-l yang terceritakan.
tutnya menyebabkan orang ketawa. •Goenawan Mohamad

162 I TEMPO I 7 OKTOBER 2012

Anda mungkin juga menyukai