engantar
ll
DAFTAR ISI
Halananjudul
I
Kata Penqal]lar
ii
Deliar i(i
iii
-7
n d' &-\"-yu*'ts'
.6*!6
lcc
'1
w,t"^^
BAB I
TEKNOLOGI BETON
1. SEMEN PORTLAND
I.I. UMUM
Semen portland ialah semen hidrolis yang dihasill'€n dengan cara menghaluskan
klinker yang terutama terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis dengan gips
sebagai bahan tambahan (PUBI- 1982),
Semen portland merupakar) bahan ikat yang penting dan banyak dipakai dalam
pembangunan fisik. Di dunia sebenamya terdapat berbagai macam semen, dan tiap
macamnya di gunakan untuk kondisi-kondisi tertentu sesuai dengan sif6t-sifatnya yang
khusus-
Suatu semen jika diaduk dengan air akan terbentuk adukan pe$a-Sg!oC!,
sedangkan jika diaduk denagn air kemudian ditambah pasir menjadi mortar semen, dan
jika ditambah lagi dengan kerikil/batu pecah disebut bgQ!.
Bahantahan tersebut dapat dikelompokkan meniadi dua kelompok, yaitu bahan
aKif dann bahan pasif. Ketompok aktif yaitu semen dan air, sedangkan yang pasif yaitu
pasir dan kerikil (disebut agregat, agregat halus dan agregat kasar). Kelompok yang pasif
disebut bahan pengisi sedangkan yang aktif disebut perekaupengikat. lstilah perekat
tampaknya lebih cocok mengingat fungsinyaseperti lem, bukan seperti tali yang biasa
untuk mengikat kayu bakar atau jerami.
Fungsi semen ialah untuk merekatkan butir-butir agregat agar terjadi suatu massa
yang kompaupadat. Selain itu juga untuk mengisi rongga-rongga di antara butiran
agregat- Walaupun semen hanya kira-kira mengisi 10 persen saja dari volume beton,
namun karena merupakan bahan aktif maka perlu dipelajari maupun dikontrol secara
ilmiah.
Kehalusan bulir. Reaksi antara serren dan air dimulai dari permukaan butir-butir
semen, sehingga makin luas permLrkaan butir-butrr semen (dari berat semen yang sama)
makin cepat proses hdrasinya. Hal in beradi bahv/a butir butir semen yang halus akan
menjadi kuat dan n€nghasilkaa panas hirir3si \,atq lebih ceoat daripada semen dengan
butir-br.rtir yang lebih kasar. Secara umum semen berbut:. halus meningkatkan kohesi
pada beton segar ffresh concrete) da^ dapat pula mengurangl bledding, akan tetapl
menambah kecenderungan beton untuk menyusut lebih banyak dan mempermudah
terjadinya retak susut lveourut Sll 0013 - 81 pa ing sedikil 90o/o berat semen harus dapal
lewat ayakan lubang 0,09 mm Nam{rrl perlu drcatai, bahwa irka buti-butir semen terlalu
halus, sifat semen akan menjadi kebalikannya karena terjadi hidrasi awal oleh
kelembaban udara.
Waktu lkatan. Semen jika dicampur dengan air membentuk bubur yang secara
bertahap menjadi kurang plastis, dan akhirnya menjadi keras. Pada proses ini, tahap
pertama dicapai ketika pasta semen cukup kaku untuk menahan sualu tekanan. Waktu
untuk mencapaitahap ini disebut sebaga waktu ikaian Waktu tersebLrt dihitung sejak air
dicampur dengan semen. Waktu ikatan dbagr menladi dua bagian. yailu waktu ikatan
a\ral (initial time) dan waktu lkatan akhfi (final sening time). Waklu dari pencampuran
semen dan air sampa saat kehilangan sifal keplast sannya disebut waklu ikatan awal, dan
waklu sampai mencapai pastanya menjadi rnassa yang keras disebut waklu ikatan akhir.
Pada semen Portland biasa, waktu ikatan awal tidak boleh kurang dari 60 menit dan waktu
ikatan akhi.tidak boleh lebih dari 480 menit (8 jam).
Pengertian waktu ikatan awal adalah penting pada pekerjaan beton- Waktu ikatan
awal yang cukup lama diperlukan untuk pekerjaan beton, yaitu waKu transportasi,
penuangan, pemadatan dan peraiatan perrnukaan. Prcses ikatan ini disertai perl.lbahan
temperatur. Temperatur naik dengan cepat dari ikatan awal dan mencapai puncaknya
pada waktu berakhi.nya ikatan akhir. Waktu ikatan yang pendek kenaikkan temperatur
dapat sampai 30 derajat celcius. Dalam praktek lama waktu ikatan ini dipengaruhi oleh
jumlah air campuran yang digunakan dan suhu udara di sekitarnya,
Panas Hidrasi. Silikat dan aluminat pada semen bereakd dengan air menjadi media
perekat yang memadat lalu membentuk massa yang keras. Reaksi membentuk media
perekal ini disebut hidrasi. Hidrasi bersifat eksotermis dengan panas yang dikeluarkan
kira-kira '!'10 kalori/gram. Pada bagian dalam pada beton massa yang besar, proses
hidrasi ini dapat mengakibatkan kenaikan temperatur yang besar. Pada saal yang sama,
bagian luar beton massa kehilangan panas, sehingga terjadi perbedaan temperatur yang
tajam- Pada tahap berikutnya, yait! tahap pendinginan bagian dalam beton massa dapat
terjadi retakan yang besa.. Di daerah dingin panas hidrasi dapat menguntungkan karena
dipakaiunluk mencegah pembekuan air dalam belon.
Panas hidrasi didefinisikan sebagai kuantitas panas dalam kalo.i/gram pada semen
yang terhidrasi. Waktu berlaogsungnya dihitung samapi proses hidarci berlangsung
secara sempuma pada temperatur iertentu. Panas hidrasi untuk semen dengan panas
hidresi rendah ha.us tidak lebih dari 60 kalori/gram sampai pada tujuh han pertama, dan
70 kalori/gram sampai 28 hari.
Panas hidrasi naik sesuai dengan ketinggian temperatur pada saat hidrasi terjadi.
Untuk semen biasa panas hidrasi tersebut bervariasi ant6,a 37 kalori/gram pada 5'C
sampai dengan 80 kalori/gram pada suhu 40'C. Untuk semua jenis semen pada
umumnya kira-kira 60 persen dari panas total dibebaskan pada waKu antara 1 dan 3 hari
periama, kira-kira 80 persen sampai hari ke tujuh, dan diantara 90 sampai 95 persen
dalam jangka v.,aktu 6 bulan. Laju perubahan panas tergantung pada komposisi semen,
walaupun kuantitas total panas yang dibebaskan tidak dipengaruhi oleh kehalusan
tersebut.
e. Sifat Kimia Semen
Keseoaran semen- Pengujian kehilangan berat akibat pembakaan (loss ot ignition)
dilakukan pada semen untuk menentukan kehilangan berat iika semen dibakar samapi
sekitar 900 - 1000"C. Kehilangan berat initerjadi karena adanya kelembaban dan adanya
karbondioksida dalam bentuk kapur bebas atau magnesium yang menguap.
Adanya kelembaban udar menyebabkan proses prehidrasi semen. Kelembaban
tersebul nr!ngkin disebabkan atmosfir yang mengandung air selama atau sesudah
pernbuatan Karbondioksida JUga lerambil dari atmosfir. Kehilangan berat dari kapur dan
magnesium bukan merupakan ukuran kesegaran semen- Karena hidroksida dan karbon
Cari kapur dan magnesiurn bLrkan merupakan unsur perekat nlaka djsebut unsur peng sr
Semakin sedrkil kehilangan berat berani semakin sedikit unsur pengisinya, dan berarti
semen semakrn baik
Pe.neriksaan kehilangarr berat dilakukan dengan mengairlbil satu gram contoh semen
kemudiair ditempatkan pada platina dengen temperatur 900 sampai 1000'C selama
min murn 15 men 1 Dalam keadaan normal, kehilangan beral sekitar 2 F,ersen, sedangkan
maksimurn yang J iz nkan 3 persen
Sisa Yano Tak Larut Sisa bahan yang tidak habis bereaksi adalah bagian yang tidak
aktf dari semen Hal ini dapal diperiksa dengan mengaduk satu gram semen dalam 40 ml
air dan ditembah HCLL pekat. Campuran tersebut Cidihkan selama '10 menit dan
volumenya Crbr.ral tetap. Setiap gumpaian, jiak ada, dipecah .ian larutannya dsaring
deragn kertas filler. Sisa yang ada di saringan dicuci dengan larutan Narco3.air, dan
HCL Kemudlan untuk yang terakhir dicuci dengan air Untuk memperoleh sisa yang tak
larul. kertas filter dikeringkan, dibakar,dan lalu ditimbang Semakin sedikit sisanya
semakrn bark semer nya Nilai maksimum yang diizinkao adalah '1 ,5 persen
d;; wL* t
K.k-rtn^ Yr^fu
t's' h'%
sampai rata gerusan semen dan pozolan halus Penggilingan dua materia secara
bersama sama pada caIa pertama lebih mudah daripada mencampur blub!k keflng secara
baik sebagaimana pada cara kedua. Pencampuran bubuk kering pada cara kedLra hanya
dilakukan jika cara penggilingan ternyata tidak ekonomis, serta r.esin pencampur yang
ada dapat menjamin keseragaman hasil pencampurannya
Semen Portland Pozolan menghasilakn panas hidrasi lebih sedikit daripada semen
biasa. Sifat ketahanan lerhadap kotoran dalam air lebih baik, sehingga cocok sekah jika
dipakai unhrk bangunan di laut, bangunar peogairan dan beton massa
1.6. PENYIMPANANSEMETJ
Penyimpanan semen kadang-kadang diperlukan dalam jangka waktu lar.a terulama
jika distribl,si semen tidak teratui. Walaupun semen dapat dijaga mutunya dalam jnagka
waktu tidak ierbatas asalkan uap air dijauhkan Cari tempal penyrmpanan lersebul namun
butir-butir semen yang berhubungan denagan udar6 akan menyerap air dengan perlahan
lahan, dan ini menyebabkan kerusakkan. Penyerapan 1 sampai 2 perser a r tdak cukup
nrempengaruhi kualitas semen letapi jumlah penyerapan tersebut meinperambat proses
pegerasan semen dan mengurangi kekuatan. Lebih lebih jika semen d taruh di atas lanah,
semen akan leblh raktif lagi dan akibatnya lebih cepat semen menyerap kadar uap arr dari
kelembaban sekelilingnya-
Semen dalam banluk corah dapat disimpan daLam tempal penyi.npanan setinggl 2
rneler atau lebih. Biasanya hanya bagian luar saja setebar 5 cnl yanq ke.as dan harus
dibuang sebelum semen dipakar. Semen dalam kantong dapat luge dismpan deng3n
aman untuk beberapa bulan jika disimpan di atas lembaran alas yang kedap air dengan
drnding dan lantai yang tidak porus serta jendela jendela ditulup dengan sangat rapat
Sekalisemen drsimpan harus tidak boleh ierganggu sampaisemen akan dipakai
Akibat tidak sempurnanya penyimpanan semen dalarn janUka vraktu l3ma semen
menjadi buruk Semen yang telah disimpas lebih dari 6 bulan selak dtbuat. atau semen
dalam kantong kantong dl penyimpanan lokal (dr penyalur) lebih darl 3 bulan. perlu diujl
sebelum digunakan, dan jika sudah kurang baik sebaiknya ditolak
8
0 20 .10 60 80 l(x)
Umur ( Ha,i )
(;anrbar' 2.1. Hubungan umur dan kuat lekan paJa unsur-unsur senrcn (lrlinrlcss l9lil)
9
2. AGREGAT
UMUM
Agregal adaah butiran alam yang berluungsi sebagai bahan pengisi dalam
campuran mo(ar atau beton. Aoreoat rni krakira menemp3ti sebanyak 70 7o volume
mo,1ar atau beion Walaup!n namanya hanya sebagar baharr pengisi, akan tetapi agregat
sangal berpengaruh lerhadap sifat sifat mortar/betonya. sehingga pemilihan agregat
merupakan suatu bagian penting dalam pembuatan modar/beton
Cara membedakan jenrs agregat yang palng banyak dilakukan ialah dengan
didasarkan pada ukuran butir butirnya. Agregal vangr.empunyai ukuran butir besar
disebut agregal kasar, sedangakn agregal yang berbutr kecil diseblli agregal halus
Sebagai batas antara ukuran butir yang kasar dan yang halus tampaknya belum ada niiai
pasti, masih berbeda antara saiu disrplin ilmu dengan disiplin ilmu yang iain, dan mungkin
juga dari salu daeiah dengan daerah lain. Dalarn brdang teknologi beion nilai betas
tersebut umumnya ialah 4,75 mn_ atau 4,60 mrn Agregat yang butir butirnya rebih besar
dari4,80 mm disebut agregal kasar Secara umum, agregat kasar sering disebut sebagai
kerikil, kericak ata! batu pecah atau split. adapun agregat halus disebut pasir, baik
berupa pasir alami yang diperoleh langsung dari hasil pernecahan batu Agregat yang
butir-butirnya lebih kecil dafl 1 20 mm kadang kadang drsebut pasir halus, sedangkan
butir-butir yang lebrh kecil darr 0.075 mm disebul si/t. dan yang lebih kecil dar 0.002 mm
disebut c/ay.
Dalam praktek agregat umumnya d golongkan menjadi 3 kelonrpok, yaitu :
Pasir alam terbentuk dari pecahan batu karena beberapa sebab. Pasir dapat
drperoleh darl dalam tanah. pada dasar sunga atau dari tepi laut Oleh karena itu pasir
dapat digolongkan menjadi 3 macam :
pemanasan abu terbang sampai meleleh dan mengeras lagi yang membentuk butiFbutir
sepeertr keakilo.
Benda padat buangan/limbah. Kemungkinan pemakaian benda padat limbah
untuk dipakai sebaqai penqqanti agregat dalam pembuatan beton yang pada masa masa
terakhir rni sering drbicarakan dan lampak meningkat kebutuhannya, sebenarnya bukan
sualu konsep yang baru. Misalnya, pemakaian abu lerbang lflyash) dan blast'lurnace
s/ags telah dipakai sebagai agregal darr robekan-robekan kaleng bekas yang dipakal
sebagai seiai dalam beton juga barang-barang sampah dari kantor dan rumah rnisalnya
kertas. gelas. plastik dsb.
Sebe[lnr barang barang bekas/buangan tersebut dipakai, rnaka pe,lu
dihasiikan seberat jenis sekdar 2,3 dengan kuat tekan anlara 15 Nrpa samapi 40 [rpa.
Beionnyapun disebut beton normal
h=l'b+1,1)
dengan : Vt =volume total
Vb = volume butiran, termasuk porite(utup Vp = volume pori lerbuka
Beberapa istilah yang perlu diketahuiakibat hal itu antara lain
T'
Kepamprlan (kepadaran). A .\ 100o,
I
Dari rumus ru.r,lus tersebut maka didapat hubungan antara nilai kepadatan dan
porositas. yailu :
K=100-P
Bila suatu agregal kering be.atnya W , maka diperoleh :
berat lerrs
berat satuan
Dar: hasil penelilian dloeroleh bahwa
Porostisrals = 35 4Aa/,,
Kepampatan =60-65%
Beratjenis = 2,5O 2,7O
Berat satuan =1,20-160
a Ukuran maksimum butir agregal tidak boleh lebih besar dari 3/4 kaliiarak bersih
aniar baja iulangan atau antara baia tulangan dan cetakan
b ukuran maksimurn butir agregat lidak boieh lebih besar dari 1/3 kali tebal plal
c. Ukuran maksimum bulir agregat tidak boLeh iebh besar dari 1/5 kal larak lerkecr
anlara bidang samPing cetakan
Denqan pe(imbangan tersebut di atas, raaka ukuran rnaksimlm bulir agregat
umumnya dipakai 10 mm,20 mm,30 mm, atau 40 mm Jika l dak dipakaibaja
mernpunyai ukuran yang sama (seragam) volume pori akan besar. Sebaliknya bila
!kuran buliGbutirnya bervariasi akan terjadi volume volume pori yang lebih kecil.
Hal ini karena butiran yang kecll mengisi pori di antara buirran yang lebrh besar
sehrngga poriporjnya menjadi sedikit, dengan kata Iain keparnpatannya lirrggi.
Sebagai pernyataan gradasi dipakai nilai persentase dari berat bltiran yang
lglftOgga!atau lelya!didalam suatu susunan ayakan. Susunan ayakan itu adalah ayakan
dengan lubang 76 mm,38 mmm 19 mm,9,6 mm,4,80 mm,2,40 mm, 1 20 mm.0,60 mm,
0.30 mm dan 0,15 mm.
Pada agregal untuk pembuatan morlar atau beton diingni suatu keparnpatannya
linglti. karena volume porinya sedikit, dan ini berarti hanya me'nbutuhkan bahaf ikat
sediklt saja (bahafl lkat mengisi pori aniara butir butir agregat bila vcrume pori sedikit
berartr bahan ikal sedikit pula).
Secara teoritis gradasi agregal yang terbaik adalah yang nilai kemampalannya
iinggi. Setelah beberapa kali mencoba, Fuller dan Thompsof pada tahLrn 1907
Tnenemukan suatu gradasi ideal (yang mernpunyai rongga minimum). yang
d,r'umuskan sebagai berikul :
Pr=(d/D)j,,
dengan : Pt = total butiran agregat yang lebih kecil dartpada d
D = ukuran maksimum buti.an.
Conton
Sr.ratu agregat dengan besar buiir maksimum D = 40 nmAgar diperoleh agregat
yang mampal maka berat butiran yang lebih kecil daripada d= 20 mm sebanyak:
r=li9l
r0 l
=uzr
lrl , '
lt 0.5 (l
JOI
Berai butrran yang lebih kecil daripada d = 10 mm sebanyak :
r, =ll
ll0 l
= o.l5
t1,t)ttttlrnr-S?nt,(;r.sik/tlikltrtAuru l'l
Jadi agar diperoleh agregat yang kemampatannya tinggi, maka susunan gradasi adalah
sebagai berikut:
Butir ukui'an 20 mm - 40 mm = 29 persen
Butir ukuran 10 mm - 20 mm = 21 persen
Butir ukuran 5 mm - 1C mm =15persen
Butiaukuran<5mm = 35 persen
Selanjutnya rumus tersebut digenerahsasikaf menladi
Pr = (d/D)q
dengan q beikisar antara 0 dan 1.
Sno
E a{)
g .r
4
20
lo
o
0. i5 0,J0
i-uban! a\ aLaI inmr)
Garrbar 31 cradasi pasir
2A 30-70 s5 - 100
10 10 35 25-55
4.8 0-5 0 -'10
i1x )
^ Ii{)
-9
lir
Tabel 2.3. Persen bdiran yang lewat ayakan %,untuk agregat butir maksimum 40 mm
19 50 59 67 75
9.6 36 52 60
46 24 32 40 47
2,4 18 25 31 38
1,2 12 17 24 3C
0, ri 7 12 17 23
0.3 3 7 11 15
0,15 0 0 2 5
r00
3ao
foo
..(<) .1
9. +o J3) r
@'
(-r.)
+2O
;
3
0
O,15 0,3 0,6 1,2 2,1 5 10 2A 40
LubaDg a\,"rr:.n, r.ril
1S 74 86 s3
9,6 47 1A a2
4,8 28 52 7A
2,4 18 4A 57
1,2 10 30 46
0.6 6 21 32
0,3 4 11 19
0,15 0 1 4
L;
,r s!
1
;
..tfi )'
140
(.1)
tf
3 1--
0
o, l5 0,3 0,5 1 ,2 2,4 ; r0 20 3u
Lubarg :.,vikan, nn
9,6 45 55 65 75
4,8 30 42 48
2,4 23 28 35 42
1,2 T6 21 28 34
0,6 I 14 21 27
0,3 2 3 5 12
0,15 0 0 0 2
36"
a
";
960
E40
-20
3
0
0, 15 ,6 1,b 2i4 s
Lubang ayakan mm
4,r3 30 45 60 75
2.4 20 33 46 60
1,2 16 26 37 46
0,6 12 19 28 34
0,3 4 B 14 20
0,15 0 3 6
i00 {
880
a
-i
i
b!
$ ,ia
o2a
a
0
o, t5 0,3 0,6 1,2 2,4 5 ]C)
20 100 50 4A 30 70
10 1C0 25 40 15
20 0 0 0
10 0 0 0
4,80 48 48 4B
Sisa 24
Il =r\100o.
(P
dengan : W = persentase beral pasir terhaciap berai kerikil
K = modulus halus butir kerikil
P = modulus halus butir putir
C = modulus halus buti campuran
dari hasil pemeriksaan pasii dan kenkil yang dian,bii dari suatu
N4isalnya
terpat diperoleh moCu,us halus butir pasir 2 8 dan kerikil 7,2
40 0 0 0
20 2500 50 50
10 1250 25 75
4,80 1200 24
2,40 50 1 100
1,20 0 0 100
0,60 0 0 100
0,30 0 0 100
0,15 0 0 100
Sisa 0 0
Hasil :
,.1 ..,
[,4odLrlus ha us - buli
I{)0
"
)l=
?
rI ii, ,ll,0oo j7"i
5.6 2.8
Berat pasir terhadap kerikil sebesar 57 %, atau dapat dikatakan perbandingan
antara beral pasir dan keriki! sebesar 57 : 100 atau 1: 1,75, atau berat pasir 36 % dan
berat kerikil 64 %.
Cara menentukan perbandingan berat antara pasir dan keriliil dengan rurnus inj dapat
dipakai, akan tetapr hasilnya rnasih harus dioanrbarkan dalam diagram gradasi standar,
karena n,lai rnodutlrs halus butrr tidak menggambarkan variasi besar bulir secara ieliti.
Jadi sebarknya rumus ini hanya dipakai untuk menentukan perbandingan pasir dan
kerikil secara kasar lperhitungan pendahuluan) sebelum memulal hitungan gradasl pada
sub bab 3.8. y:lng nrenggunakan tabel-tabel dan diagram
A=
I lt/.
, 1)0 ,,,,\, /,
uk
Agregat yang jenuh-air (pori porinya terisi penuh oleh air), namun permukaannya
kering sehingga tidak mengganggu arr bebas dioermukaannva di sebut agregat jenuh
kering mLrka
qEDC Malanslsehen
clesitl.1ikl.t a;aru 29
a. Merupakan keadaan kebasahan agregat yang hampir sama dengan agregat dalam
belon. sehingga agregat tidak akan menambah maupun mengurangi air dari paslanya
b. Kadar air di lapangan lebih banyak yang mendekati keadaan SSD daripada yang
kering tungku
Dalam hal hilungan kebutuhan air pada adukan beton, biasanya aghregat
oianggap dalam keadaan ienuh ke.ing muka, sehingga jika keadaan ag.egat di lapangan
kering udara maka Jalam adukan beton akan menterap ai.. namLrn jika agregat di
lapangaa dalam keadaan basah maka akan nrenambah air.
Penyeraparl dan penambahan air lersebut dapat dihilung dengan rumus :
( l(.
1'" - 'fi
t00
A-,b = air tambah dari agregat, ltr
K = Kadar air agregat di lapangan, %
(-, = kadar air agregatjenuh kering dimuka, %
W.q = be.ai agregai. kg
Timbang paslr sebanyak rninimum 50C gram Keringkan pasir tersebul dengan
niemasukkannya ke dalam iungku pengering sampaitldak berkurang beratnya
/t, r,tt , ,tttl,t h, t,tr l, rttr
r 100
tua ktrnry
Dalam hitungan campuran adukan beton dipakai berat satuan pasir unluk tingkat
jenlh kering muka, karena tidak menambah alaupun mengurangi jumlah ai. ke dalam
campuran.
Daiam hitunqan sering dipakai :
it')
J I
@
2\l
Pasir yang halus mengembang ebrh banyak oaripada pasir yang kasar Besar
pengembangan \rolume pasir iiu dapat sarnpai 25 atau 4C pe.sef. pada kadar air sekltar 5
dan I peisen (kadar air = berat arr dibaqi berai bul r pzrsrrl
Untuk mengetahur besar pengembangan vo]rnre pasr tersebut percobaan se_
tl:l)4,\ldlonrk"tenCrusiL1iAld(!Lr, l2
3. AIR
Air merupakan bahan dasar pembuat beton yang penting namun
harganya palrng
fiurah Ajr dipealukan !jntuk beareaksi dengan semen, serta untuk menjadi bahan pelumas
antara butir-butir egregat agar dapai mudah dikerjakan dan
dipadatkan untuk berreaksi
dcngan semea. arr yang crirerlukan hanya sekitar 25 persen
berat semen sara namun
dalam kenyataanya nilar faktor air-sernen yang dioakai sulit kurang
dar, 0,35. Kelebihan
3ir ini yang dipakai sebalai perurnas Tetapi perru dicatat bahwa tambahan
air untuk
pelumas inrlidak boich terlalu banyak karena
kekualan beton akan rendah serta betonnya
porous. Selain itu. kelebinan air akan
bersama-sama dengan semen bergerak
kepermukaan adukan beton segar yang baru saja dltLrang (bleeding)
yang kemudian
menjadi brrih dan merupakan suatu laptsan tipis yang dikenal
dengan /alfaace (selaput
tipjs). Selaput tipis ini akan mengurangi tekatan antara
lapis_lapis beton dan merupakan
bidang sambung yang kemah Apabrra ada kebocoran
cetakan, air bersama-sama semen
juga dapat kelu3. sehtngga terjadilah sarang
sarang kerikil.
Air yang memenuhr persyaratan sebagai air minum memenuhi
syarat pura untuk
bahan campuran beton (tetapl tidak berarti air percampur
beton harus memenuhr standar
persyaratan air rninum)
Secara umum air yang dapat dloakai untuk bahan pencampur
beton ialah air yang
bila dipakai akan dapat menghasilkan heion dengan
*"rr",un ,.i *r, 90 % kekuatan
belor yang.nemaka ai SL,. g
Dalam halterdaDat kesLrlltan air di daerah terpencil misalnya yang
tidak terdapat air
minum atau air untuk penggunaan umum, dan kuaritas
air yang ada dikhawatirkan. maka
perlu dilakukan pengLrjian kualitas air
Kekuatan beion Can Caya taha|nya berkurang jika air mengandung
kotoran
Pengaruh pada beton diantaranya pada ramanya waktu
ikatan awar adukan beton. serta
kekuatan betonnya setetah rnengeras Adanya butiran
melayarlg (Lumpur) dalam air di
atas 2 gram/liter dapat mengurangi kekuata beton Air yang
berlumpur tertatu banyak
dapat diendapkan dulu sebelLtrn dipakai dalam kolam pengendap.
Adanya garam_garam
mangaan, timah sens. tembaga. dan timah hitam
dengan lumlah cukup besar pada air
adLrkan akan menyebabkan pengurangan kekuatan
beton. Seng klorida misalnya,
memperlambat )katan awal beion sedemikian sehingga
beton memiliki kekuatan dalam
umur 2 - 3 hari pengaruh timbale nitrat (pb NO3) yang tinggi akan sangat merusak
beton Beberapa garam seperti sodium iodate sodiura phosphate
sodiLrm arsenat dan
sodium borat mengurangi kuat awar beton menjadi sangat
rendah. sodium karbonat dan
potassium dapat rnenyebabkan ikatan sangat
cepat dan dalam konsentrasi yang besar
(a). Bahan kimia tambahan untuk mengurangi jumlah air yang dipakai. Dengan
pemakaian bahan ini diperoleh adukan dengan faktor air semen lebih rendah pada
nilai kekentalan adukan yang sama, atau diperoleh kekentalan adukan lebih encer
pada faklor air semen sama.
Pejelasan :
(1). Dengan memakai bahan kimia tambahan ini, kekentalan adukan dapat dibuat
sama, dengan nilai f.a.s lebih rendah, sehingga kuat tekan beton lebih tinooi
(2). Dengan memakai bahan kimia tambahan ini, nilaif.a.s nya dibuat sama berarti
kuat tekannya sama. Namun kekentalam aduakan beton menjadi lebih encer
(b). Bahan tambahan untuk memeperlambat proses ikatan beton. Bahan ini digunakan
misalnya pada suatu kasus dimana jarak antara tempat pengadukan beton dan
tempat penuangan adukan cukul jauh, sehingga selisih waktu antara mulai
percampuran dan pemadatan lebih dari I jam.
Selain 5 jenis diatas, ada 2 Jenis lain yang lebih khusus, yaitu :
(a) Bahan kimia lambahan yang digunakan untuk mengurangi jumlah air campuran
sampai sebesar 12 persen atau bahkan leb h, untuK menghasilkan adukan beton
dengan kekentalan sama (air dikurangi sampat '12 % iebih namun aCukan beton
tidak bertambah kental)
(b) Bahan kimia tambahan dengan fungsi ganoa, yaitu mcngurangi ai sampai 12 o/o
4.2. POZOLAN
Pozolan adalah bahan alam atau buatan yang sebagian besaa teadiri dan unsure
Lrnsur sitikat dan atau aiuminat yang reaktif (Persyaratail Umum Bahan Sangunan di
lndonesia, PUBI-1982)- Pazolan sei'tdiri tidak mempunyai sifat semen, tet3pi dalam
keadaan halus (lolos ayakan 0.21 mm) bereaksi dengan air dan kapur padam pada
suhu normal (24 - 27'C) n'tenjadi suatu massa padat yang iidak iarut dalam arr.
Termasuk dalam kelompok pozolan antara lain :
(1) Abu terbang kelas F, ialah abu terbang yang dihasilkan dan pembakaran batu
bara jenis antrasit pada suhu '1560'C)
(2) Abu terbang kelas N, ialah hasil kalsinasi da.i pozotan atam, misatnya tanah
diatomice, shole, tuft, dan batu apung
(3) Abu terbang kelas C, adalah hasil dari pembakaran ligmit atau batubara dengan
kadar karbon sekitar 60 persen: abu terbang lni mempunyai sifat seperti semen
dengan kadar kapur di alas 10 persen
4.3. SERAT
Salah satu bahan tambah beton ialah ser4 Oibre). Beton yang diberj bahan tambah
menjadi suatu bahan komposit, yartu beton dan serat. Serat daoat berupa asbestos,
gelas/kaca, plastic, baja, atau serat tumbuh-tumbuhan (rami, ijuk).
Maksud utama penambahan serta ke dalam beton adalah untuk menambah
kuat
beton, mengingat kuat tarik beton sangat rendah. Kuat tarik yang sangat rcnc,ah
berakibat beton mudah retak, yang pada akhirnya mengurangi keawetan
beton_ Dengan
adanya serat, temyata beton menjadi lebih tahan retak dan tahan benturan jika
masalah
penyerapan energi ciperlukan- perlu diperhatikan bahwa pemberian
serat tidak banyak
menambah kuat tekan beton, namun hanva menambah dektilitas (lihat
Gb.5.3).
Serat baja dapat berupa potongan-potongan kawat, atau dibuat khusus dengan
permukaan halus/rata atau deform, lurus atau bengkok untuk
memperbesar lekalan
dengan betonnya. Serat baja akan berkarat di permukaan beton, namun akan dengan
betonnya. Serat baja akan berkarat di permukaan beton, namun akan sangat awet
Jjka
didalam beton. Diameter serat baja bervariasi dari 5 sampai 500 mikrometer (.1
mikro
meter = 1ljuta meter) dan panjang sekitar 50 mm. Jumlah pemakajan serat baja sekitar
50 - 200 kg per meter kubik beton.
Dalam pemakaiannya, hal yang menjadi pembatas adalah masalah harga, karena
sampai saat ini harga serat masih mahal. Namun demikian karena kebutuhan. maka
beton serat sudah sering dipakai pada :
lbl. Spifiway pada darr untuk mengu.angi kerusakan akibat adanya cavitasi
(c). Bagian beton yang tipis aga. iidak mudah retak.
Serat y3ng diDuat dari polypropylene. nylon. alau tumbuhan, Karena modulus
elastisnya yang rendah rnaka ta.npaknya kurang efektif dalam mengurangi retak,
namun dapat menambah ketahanan terhadap benturan
Semen asbes sudah banyak dipakai unt!k membuat pipa beton, papan tahan-api,
dan papan-asbes
.to
I
s
-rll
I
S€rr'.r r iD* dr
SqrHrlifr
lr,
,; m ,fi}
U{t'' Ln
E
&so
a
'S€men+llvnsll
!ro
J Searefi t iasq
I3
Unnr . hari
Gambar 5.2 Dlagram laju kenatkan kuat tekan beton
# 2,r
l0
,ltxXl 6{XX,
Regangan ( to-6 y
-tL
Perancangan adukan beton cara lnggrrs l,The British l,{tx Deslgn I,.4ethod,)
ini tercantum dalam "Design og Normal Concrete Mrxes, telah menggantikan cara
"Road Note No.4" sejak tahun 1975 Dl lndonesia cara ni dikenal dengan
cara
DOE ("Department of Environment') perenacafaan dengan cara DOE ini dipakar
sebagai standar perencanaan oleh Departemen pekerjaan Umum di lndonesia,
dan dirnuat dalarn buku Standar No SK.SNI T j 5. 1990 03 dengan judul bukurrya :
"Tata Cara Pembuatan Rencana Camprtfan Betoi Normai, Dalant perencanaan
cara in dtgunakan tabel tabel dan grafik - graf k
1) Penetapan kuat tekan beton yang disyaratkan (fc,) pada umur tertentu.
Kuat tekan beton yang disyaratkan ditetapkan sesuat denga pgrsyaratan
perencanaan strukturnya dan kondisi setempat. Dr lndonesia yang
dimaksudkan dengan kuat tekan beton yang disyaratkan talah kuat tekan
beton dengan kemungkinan leblh rendah.lari nllai itLr hanya sebesar 5% sala.
lumlah data hasil uji mjnimum 30 buah (Satu data hasit uji kuat tekan
adalah hasil rata - rata dari uji tekan dua sllinder yang dtbuat dari contoh
beton yang sama dan diuji pada umur 28 ha.l atau Lrmur pengujtan lain
yang dltetapkan)
Jjka jumlah data hasil uji kuranq dari 30 buah maka dtlakukan koreksi
terhadap nilai devtasi standar dengan suatu faktor pengal , seperti
tampak pada tabet beikut.
.+l
Faktor pengali deviasi standar
:3025 2A 15 <15
Faktot pengali : 1,A 1,03 1,48 1,16
*) Untuk nilai antara dipakai interpolasi
2,8
Sangat ba;k 3,5
Batk 4.2
Cukup 5.6
7,O
8,4
M=k.sd
dengan : M - nilaitambah. Mpa
tl;2""*8;Q- \Z
114 = 1).
4) Menetapkan kuat tekan rata * rata yang direncanakan.
Kuat tekan beton rata - rata yang dlrencanakan diperoleh dengan rumus:
f'.,=f"+M
dengan : f.t= kuat tekan rata - rcla, MPa
f. = kuat tekan yang disyaralkan, MPa
M = nilaitambah tlPa
7) Tetapkar] faktor air - semen dengan salah satu dari dua cara berikut .
(a) Cata pertama . Berdasarkan jenis semen yang dipakai dan kuat tekan
rala - Ela silinder beton yang drrencanakan pada umur^ tedentu,
\
d teraola't nrlai fdktor atr . semen dengan melihat Gb.5.8 | I rq . t c /
(b) Cara kedua : Berdasarkan jenis semen yang dipakai, jenis agregat
kasar. dan kuat tekan rata - rata yang direncanakan pada umur umur
trl
tertentu, ditetapkan nilai faktor air - semen dengan tabet Gb.5.9 ---lleZ
Langkah penetapannya dilakukan dengan cara sebagai berikut:
I Lihat tabel 5 11. Dengan data jenis semen. jenis agregat kasar, dan
umur beton yang dikehendaki, dibaca pgILtSAA kuat tekan silinder
belon yaag alan droerolc. jika dtpdlar faktor air - semen 0.50 Jenis
kerikil maupun unmur beton yang direncanakan, maka dapat
diperoleh kuat tekan beton seandainya dipakai fas 0,50.
,11
ll. Lihat Gb.5.9. Lukislah titik A pada cb.5.9. dengan nilai fas 0,50
(sebagai absis) dan kuat tekan beton yang diperoleh dari Tabet 5 1't
(sebagai ordinat). PaCa titik A tersebut kemudian dibuat orafik baru
yang bentuknya sama dengan 2 grafik yang sudah ada didekatnya.
Selanjutnya ditarik garis mendatar dari sumbu tegak di kiri pada kuat
tekan rata - rata yang dikehendaki sampei memotong Arafik bary
tersebut. Dari titik potong itu kemudian ditarik garis kebawah sampai
memotong sumbu mendatar dan daoatlah dib,aca nllai faktcr ait -
semen yang dicari.
11
tvor; 11+""'t* '
,15
Tabel 5.12-a- Faktor air - semen maksimum untuk beton yang
berhubungan denga air tanah yang mengandung sulfat
(15 - 40 %)
(15 - 40 %)
c,55
(15 - 4A %) atau
0,45
46
fabel 5.12.b. Faklor Air - Semen Untuk Beton Bertulang Dalam Air
Berhubungan denaan : Tipe Semen Faktor air - semen
7,5 5,4
Pembetonan masal 7,5 2,5
4-/
b Sepertiga kali tebal plat.
c. Seperlima jarak te*ecil antara bidang samping dari cetakan.
1'1) Tetapkan jumlah air yang diperlukan per meter kubik beton, berdasarkan
ukuran nlaksimum agregat, jenis agregat, dan slam yang diinginkan, lihat
Tabel 5.14.
Tabel 5.14. Perkiraan Kebutuhan Air Per Meter Kubik Beton (liter)
Dalam Tabel 5.14., apabila agregat halus dan agregat kasar yang dipakai dari
jenis yang berbeda (alami dan pecahan), maka jumlah air yang diperkirakan
diperbaiki dengan rumus :
A = 0,67 Ah + 0,33 Ak
V- +p^ .-l-
\' (tr-
.--l
rljll '
1+o /3 lltt
l^o a l<'
,,?vo
'_' Lv,--.-
I
'lut atr
:
f,P""P" ' --
t"r
12) Hitung berat semen yang diperlukan.
Berat semen permeter kubik beton dihitung dengan membagi jumlah at (dai
langkah 11)) dengan faktor air - semen yang diperoleh pada langkah 7) dan
8).
Jenis Pembetonan
(kg/m3 belod
Beton didalam ruanq baneunan :
a Keadaan keliling non-korosif
b Keadaan keliling korosif, disebabkan oleh kondensasi
etau uap korosi
b. Mendapat pengaruh sulfat dan alkali dari tanah Lthal lahel 515 a
49
Tabel 5-15"a. Kandungan Semen Minimum untuk beton yang
berhubungan denga alr tanah yang mengandung sulfat
(1s 40 %)
0,2 - 0,5 1,0 - 1,9 0,3 - 1,2 Tipe ltanpa 290 330 380
Tipe I dengan
(15 4A %)
atau
Se/nen pailand
(15 40 %) atau
Semen Partland
1,0 - 2,0 3,1 - 5,6 2,5 5,0 Tipe ll atau V 330 370 42A
50
Beton Bertulang dalam
Tabel 5.1 5.b. Kandungan Semen Minimum Untuk
air
Kandungan semen
340 3BA
(15 - 40%) etau
290 330
Air laut
330 Qs.
'14) Penyesuaian kebutuhan semen'
lebih sedikit
Apabila kebutuhan semen yang diperoleh dari (12) ternyata
semen harus
daripada kebutuhan semen minimum (13) maka kebutuhan
dipakai yano r'linrmun'r/ang n'al_ya lebrn oesar\
51
Tabel 5 16 tersebL.rt agregat halus dapat drmasukkan menladr salah satu darL
-:.iaeiai yatr, eetal i 2 3dai4
a5 i( a5 ii),.,
a6 15 31 35,59 6A 79 80 140
52C 824 12 4A
014 0-1tJ
aiau Gb.5 10.c. dapat diperoleh persentase berat agregat halus terhadap
berat aereqat camPuran.
t-
Tabel 5 16 lersebul agregat halus dapat dtmasLlkkan menladl sa ah satu darr
.l :raer3ii tra,ti. aeral 1 .t 3 dan 4
to
--l
106
a
104
1-
tob
Tj fra
11,8 9A-bO W- lao 9a-100 .95^1ab
24 6D-9; 75^ /60 a5-ta, 9r-lab
t,2 3D-70 5r-90 79-lar) 3a-ta o
c,6 tr34 35 59 60-/9 8a toa
5.3 ,-2:o 6-b (2 4r) t5-%
o,1u a:p o- ta o"lD o4'
Nilai banding anlara berat agregat halus dan agregat kasa. diperlukan untuk
memperoleh gradasi agregat campuran yang bark Pada langkah lni dlcari
nilai banding anta.a berat agregat halus dan berat aqregat campuran
Penetapan dilakukan dengan memperhatikan besar butiran makslmurn
aqreqat kasar nilai slam, faktor air semen, dan daerah gradasi agregat
halus. Berdasarkan data tersebut dan grafik pada Gb 5.10.a atau Gb 5.10.b
atau Gb.5 10c dapat diperoleh persentase berat agregat halus terhadap
berat a qreq at-931!p !t[p! !.
L
'I 'r'r D '1,.-. I ' l' :: .\
(n) 100
::
.
t)etal lettis agtcJat halttli iia, allteij.t ka:;at lu:tanih datt hasrl pentettkr:t)t)ti
t:it ,tiLt)t)t :| t.,nu:t tlk.i lrl.tt dtt: llal)at (1t;ri)rrl :;ete:..tt 2 6A'tntttt x t't, j'
tak dpecah/alan datJ 2.7A untuk allre!:lat pec.hatt
21) Hitung berat agregat halus yang diperlukan, berdasarkan hasil langkah 17)
dan 20).
Kebutuhan agregat halus dlhitung dengan cara mengalikan kebuiuhan
agregat campuran dengan persentase berat agregat halusnya.
22) Hitung berat agregat halus yang diperlukan, berdasarkan hasil langkah 20)
dan 21).
Kebutuhan agregat kasar dihitung dengan cara mengurangi kebutuhan
agregat campuran dengan kebutuhan agregat halus.
5-l
Dalam perhitungan ci atas agregat halLls dan agregat kasar dLanEgap
Dengan
A jLrr a1 teolLlhandlrrillel/m I
kg kg ., .,'.'' kg
kg kg
-
Jeni*oasir
)e,ru\ P+L-r ls;:".i:'.1fl ') ( 5,.r: : ;
Per',anvaan:
iatoin r a
PenTelesaian:
Perhliungan d sesualkan dengan urLltan yang ada da anl Formulir Perancangan
Adukan Beton
1 Kuat tekan beton yang disyaratkan pada 28 hari . 20 I'Ipa
-' L b -1.-
- ^T a 're -: I'u@-
! Fir\icr ar seir'r: I ma(smurli ifab,e 5 l2 ) 06C \aeicar ai laji.rr rLarl!
ro,:o., a: 09. rd, ao rrd' 16.' '1 n. !o!' '' g'A lS) ,, . - l,o.,1)
0 aB \\' t
' o.Pa.dl .d S YdTq'er od
tentukan) J
I N iai slam (Tabel 513 )r 10 mm (sudah ci
13. Kebutuhan semen minimum (Tabel 5.15 ):215kg. .---,- \.'-( /f9
la - o,pdl dr Se^lP^ , oidr o' , drro o65a' J65 'q ' +;-:
!
56
:i Eje rveSr a aar rr,rrr;rrr a I .liaLl faklcf a I sei''oa
... ri !, ,rrirji: ri !r.a l.:l i aari I i,iilll- ,r .ii rii,. i.,r ll' .,' .r :
.i htun-e pada lanqkah T2 maka tdak perlu ada penyesua an lrmlah alr
,-a 7L
\:'
G,' *"..t ,-,r c canrpL ran na,q r alar, kerkn i.arerra tdak ada datal drarrlrr,
Upr.t1.nlz.=
:
h{rn-A'S
ill
fi" k^]ow
181() kg
9.-
21. Kebutuhan pasir d hilung dengan rumus :
-l196kg
Kesimpulan:
Untuk 1 m:rbeton (berat betonnya 2380 kg) drbutuhkan
:r Aif i 75 liter
)jt:
ic'".
9.)
Contoh rneng slkannya ke dalam Io n'!.r rr dapat d rhar pada lahrei benkul
FO RM U LIFi PERANCANGAN ADUKAN BETON NORMAL
rS
d padalkan der€ar alar oetar
!
4
060 035
beton
Gambar 7 2. Penqaruh faktor a r seBlen lerhadap laju kenalkan kual tekan
o
Yn1" '-"---'n 1t'l '
l(^^+ +,t,"-
7{}
Scmtn tipr:
Semen ttPe
i){ )
\l I
50
|l
-\-+}
rl,,1
i
"t'
I
I
x.' i
'. ''l\t .,'-s,.,1
,1 \l
. 4(i
A
z \+'
\4'
\,.*..
-l \
97L ':\\
rio
-o
i\
q
=
\\ l'- \.'\\
''\
\
j..
l{i
I
t'
t.
0 .t
c.3 0.4 ' 0.s 0.6 0.7 0,8 0.9 I 0
beton
Gambar 5 8. Hubungarr faktor air semen dan kLlat lekan rata rala srlinCer
(sebagal Perkiraan nrla fas)
Dibaca sdelah membsco
flilai kuit lckm dari
A.
40
l0
o7 08
70 10 70 70
60 60 60
50 5t) 50 50
30 -10 -10 30
20 20 l0 20
l0 l0 l0 t0
0.{ i).6 (,.11 0.-l 0.6 o-lJ 0.4 0.6 0-ll 0.4 0.6 0.lt
Frktor ai, - s(mtu
Sl.lnr:
l) - ll)
'll'n l0 -10 or 10 60 60 - 180 mm
'rm
lJlt 80 80 80
?0 70 '70 10
6r) 60 60
50 5IJ 50 5l)
30 30 30 30
20 20 20 2t)
t0 l0 10 l0
0.4 0.6 0.8 0..1 0.6 0.8 0.4 0.6 0.8 0.4 0.6 0.8
Iiaktol. air - scmcn
Gambar 5.10.b crafit pQhtase agregat hallrs terhadap agregal keseluruhan untuk
uklrran butir maksimum 20 mm
()l
loo tu i,1^
70 r0 10
70
60 60 60
60
4.O--2 I
50 50 50 50
z
.t0 -t0
3F\3
32 )Gs) 2
30 10 30 -10
l0 lr) 20 tit
l0 l0 l0 l0
0.,t () I l)-6 o.li 0.{ 0.6 0 lt
4b
7@
: 15e I
rlv
,(
.: }+p
0 2vt/.,
2160
A
{d Pbo
sa Tloo
200 2zt) 140
Gambar 5 11 Gra{ik hublrngan kand jenis agregat campuran dan berat belon
Teknologi Betorl EAB:
Pemeriksaan Ag regat
Analisa Saringan
Tujuan:
l.Jntuk menentukaI] pembaoran butf rciadasi] agiegat hallrs dai agiegat kasa. dengari
1llei_:ggL.l jla'iarl S:l i jlgar:
Pengertian:
Betof dapat terdrr dari padikel agregai yang ukurannva be.krsar pada daerah Likrrrarl
sampai suatu ukuran maksinrum, yang biasanya berada diantara ukuran'10 mm s?rmpal
50 rnm. Ukuran 20 mm merupakan ukuran tipikal. Gradasi merupakan distribusi ukuran
partikel.
Agregat
(AST1\I C33, 1982)
31 o4 11
t, :,todrrlut ra halu<a q ({toe 9g modalu s -- 2.3 ' 3 -t ''-rlr.iC 3t-37).
SEa dia1.s ayakan rllnff n.,,,. berkisAr aniara Wo/' dan ESohWAt
Se isih antara sisa sisa kllmulatif d alas dua ayakan yang hcrL rLrIa.] Joa ah
maksimum 60% dan minimurn 10o/o berat
\lodulus kehalusan iftness rnodulLts) - i.49 I 55 (ASTI\'1 C 3t37)
Bahan:
Agregat halus adalah agregat dengan besar butiran kurang dari 5 mm. Agregat halus
dapat berupa pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami dari batuan batLran atau berupa
pasir buatan yang dihasilkan darl mesin mesln pemecah baiu
Peralatan:
1 lvles n pengguncang saringan
PF?GT HHR/SUH
1-2
r^
t-L San\aq t',3)1' Xt', ro4,ro 8,no 3a,qo 90,n'o laoCanno.260 er+a
furEi
Set Saringan
Oven
6. Sample spliter
Sample Spliter
drpsal-rnenladr dua bagian dengan sarngan no 4 kemudLan agre!'li ilir Lrs dar
aqteaat
Pr6sedur Percobaan :
4 Bahan oasir ditimbang seberat 1kg, kemudian dimasukkan ke dalarn o'/en dengan
suhu 110"C sampai berattetap (24 jam).
T p--.s"",eomsra
PPPGT E4eyae q.rg!!!L
Agregat Halus Yang Tertahan Saringan
no. '16
PPPGT
VEDC. "".
HHR/SUI]
hl,
JI
. - "W'i' 1t
Agregat Halus Yang Tertahan Saringan
no 100
0- .- l :-r,'.1 -L.Lln,r' sar ngan oengan ukllTair s.rr agnr i,;irr !(l!i:,ta
ditenrpatkan diiemPatkan Paling atas. Sarlngan diguncang dengan mengorirakan
mestn penggLncarg selama 15 menit.
VEDC. ** o4 1!
flr, t",t,,n .",."-" i 5 rr:rnit Lrnllrk menlber kesempatan deb r deb! rr r:r I
i . Trmbang berat rg,rgal yano ledahan paoa l.laslng mas.ng s.rri oa.l
PPP6i
VEDC-
liekaJie Ban0unrn IHHRTSUH
p--r
4 Jun-07
i..ar4 I 1-10
I
i;;i I
PPPGT 89!q!9E!e!94?i
\EDc.
HHR/SUH
'4 1
- llq41-
llol+ 1-11
Agregat Kasar Yang Tertinggal Pada
Pail
pada formulir
l.antutkan Perhitungan sesuai yang tercantum
PrrhrtunEarl I
Laporan:
1 Jumiah persentase melalul masing maslng saringan
2. Jurnlah persenatse diatas masing-masing saringan
Catatan:
lww?ratu
I qr , ,p r..ur pr,, q,or: I
d?,re"|lKE
!Ae6a*N E SAENGAN BTW#T|*N B -f.U'rrHAb g:Tbzx
No IZ
(r)
'ABIII.GAN ItlLrAlN't
q4 q) L3')
Lrl-bt
1 t1/', :t t ,trt:
lt' (ts t ,a,ri:
34''itg t n^:
3/8r(9,52 mm)
No a (4,75 mm)
No. 8 (2,36 mm)
No 16 (1 18 mm)
No 30 (0,60 mm)
No 50 (0,30 mnr)
No. 100 (0,15 mm)
No. 200 (0,075 mm)
!/tDc ',. ia
l:r ii 'l '--rr rr 1 1'l
I
I rrr r r
IDt L | ,/ d. nl"Pl;i d
I
\ p.,Mr L q.!r.
I
BERATIANAP KF RIN'J !l
TEPSENT.ASL
3/8'19,52 mm)
No 4 (4,75 mm)
No.8 (2,36 mm)
No 16 {1,18 mm)
IANGGAI PEMERI(SAAN
PERSEI'ITASL
LOr OS
io,)
(9r)
991,5 256,s4
156.94
e Modulus kehalusan paslr, = 2,57 Sesuai dengan standart ASTM
-
b Sisa diatas ayakan 4 mm = 0.05 % > 2./.
Sisa diatas ayakan 1 nm = 22,774/o u 11Yo
+ao
_//
r00
90 r"t
s 80
7A
'uo 00
1A
30
Ao
P
20
10
0 19 2
0 075 0 t5
Ukuran Saringan (mm)
1€O
100
90
80
I
60
50
30
20
10
0
0.075 015 16 12 24
Ukuran Saringan (mm)
c iun 07
PPPGI ;].;;;;";.;;,. HHF]SUH
100
90
30 79
;0
: .60
aa
40
3L)
2A
10
0
0.075 015 03 06 12 21
Ukuran Saringan (mm)
90
80
70
z 60
50
o 4A
30
20
10 {:t
0 -.-'
015 06 12 24 96 192
Ukuran Saringan (mm)
1-17
I
'ldl-i l.p tLt .LL d'- r At ' '
l.rr..rrl .l\,t 4 t,' l.,nd. q.ada. :
* ./l'*
.,/ I
.50
/
l
n
,
1-q
100
90
880
660
.: 50
;40
530
t, ,o
0
T9
PPPGT t !!" o!
u4. 1-19
LAMPIRAN SLJRAT, LAPORAN No
iqr)
v"
i!.
05li.5 1ori
r 1/2 (38 I min) 65rj 5
1809 r 183 a7,8-i
1 (25 a mm) 626
4194 3637 4AZt) 50 56
3/4'(19.1 mm) 557
2545,5 2000 6820 69.95 30,05
3/8'(9,52 nrm) 545,5
3028,5 2599 9418 5 96 60 3,40
No.4 (4 75 mm) 430
419 730 5 311,5 9730 99 8U 020
No 8 (2,36 mm)
'16 0,04
No. 16 (1.18 mm) 409
407 9746 99.96 0,04
No 30 (0,60 mm) 401
391 9746 99.96 0,04
No. 50 (0,30 mm) 391
380 9744 99 96 0.04
No 100 (0,15 mm) 386
9746 0,04
No.200 (0,075 mm)
453 653 2AO s94.c
'?2M
s946
111 .'7 5
a l\jlodulus kehalusan kerikil, =
1l)0
121
Cek spesifrkasi :
90
euo
860
610
F .|
3'.1
,.
t9
Uku.2. sarinsa. (mm)
PPPGi
Tek no!ogi Beton
Beton
Tujuan:
uji sesuai prosedur'yang benar
Untuk mendapatkan angka slul.np dan pembuatan benda
Pengertia[:
beton segar'
Angka slump menggambarkan sifat kelecakan lworkability\
Peralatan:
'150 mm
Ktrbus 150 mm x 150 mm x
I
HHR/suH 4 Jun 07
[5I.' r lirlEil 21
..5'
-l .@
PF6 [ili"1#IJli,]f
2-?
IT,onnu,,,o.ad.rtliameter16rnrnpanjang6o0mmujUngd]bL]latkand]bl]aidari
ba a bersrh dan bebas darr karat
Tongkat Pemadat
Bak pengaouK
Bak Pengaduk
1
I
q-F.stJh
PPPGT 3!!cE11 Bl!!!1
Jos
clsr rela\a" oprlaha' ''ln'''r'
b. setelah selesar r-laLLkan perladatar helLh
betorr dari tutup'3h
rongga bekas tusukan tertutup. Ratakan permukaan
Kemudlan blarkan belon
segera dengan bahan yang kedap alr serta karal
pada tempal yang bebas dari
dalam cetakan selama 24 jam dan letakkan
getaran
Perataan Permukaan
Beton
w,,
tt!r' .,.
if, i'
t;
"',1
\\
/;
J:!
Perendaman Benda Uji
.oL]
PPPC BglelqleEnssnll
tilai-l r[l-tsi! r 2-6
l, Pen-.lrl1Lan ! !tmp
BasahiLah cetakan dan Pe at dengan (a Ir basal
a
b Letakkan cetakan d atas pe at dengan koko.
c. lsilah cetakan sarnpai penuh dengan beton segar dalam 3 lapis Tiap lapis
berisi 1/3 isi cetakan. Setlap lapis ditusuk dengan tongkat pemadat
sebanyak 25 tusukan secara merata. Tongkat harus masuk sampai lapisan
bagian bawah tiap tiap lapisan. Pada lapisan pertama, uniuk penusukan
bagian tepi, tongkat dimiringkan sesuai dengan kemiringan cetakan'
PPP6i 2-8
VEDC.
Teknologi Beton
Beton
l, lvleslr! tehar:
PPP6I -";.,..,"1,,.];,,:
VEDC. *-"
SatLr sel pelaDis (capping)
Benda Uji i
rnenggunakan Perbanolngar
Bencja Lrji adalah beton slili.rder yang telah diccr dengan
l--,1entu
PPPGT l-leleveet."g!!el
Prosedur Percobaan :
1. PerstaPan Penaulia!
a Ambil benda uji akan dites dari bak perendam/penralangan {curlngl
kemudian bersihkan dari kotoran yang menempel dengan kain Iembab.
Pe.garnbLlan
dan
Pembers han
Benda Uli
HHR/SUH 4
PI'PGT Rekayasa Bangu.r. JUN.O7
1I n
UUa 1a
Z 1.i:i:, tlr|tl LrFrl
lr ,l
berkisar
b. Jalankan mesin tekan dengan penambahan beban yang konstan
artara 2 sampai 4 \g/c'n-PAI detil
Penambahan Beban
Secara Konstan
t4!mr,ltrq]-::
menjadi hancur dan catailah beb2n
c t akukan penlfrebanan sampal benda uji
DenCa
maksrmunt yarlg terlad selama pem_'nksa3n
Lll
benda uli
d. Gambar bentuk pecah dan catatlah keadaan
Perhitunqan
Pelaporan
Lapcran harus rneilputi hal-hal seperti berikut
s Pertrandingai'campuran
b Berat lKg)
c. Dranreter darr iinggi (cm)
d. Luas PenamPang 1cm')
e. Berat isi (kg/cm3)
f. Beban maksimum (kg)
g. Kuat tekan (kg/cm'z)
h. Cacat
i. Umur (hari)
lalifl rll
PPP6i 3-5
VEDC. llq.q-l
Catatan:
D PTRIKSA
PEKERJAAN
h,
rl qr'
(23 H)
VEDC" ,lir r
z
o
F
Lt-l
m
E
!J
o
z
!)
=
z
vuJ
F
F
3
Y
z
o
v
a
uJ
=
tr.l
(!
06