Anda di halaman 1dari 102

Kata ?

engantar

Isu yang sedang berkcmbang dalam dunia pendidikan sekarang


.
pclnerintah sedang menggairahkan serta membuka sekolah_sekolah
ini adalah
tujuan lulusaova dapal lerserap oleh dunia kcrja.
t"jiru"n ct"n*",

.banyak. Dalam kenyataannya lulusan SMK terscbut khususn\,a jurusan


yang belum mampu
bangunan rnasih
memenuhi runlrtan konrpctensj pet erjaan aitapeirl;n. I,al in;
brnrrk n<n1rb:rb1a .rlah salun)s adJl3h pcngirt.rman U"f"ir..;.,r', arf"rr'nrr.i.^
riu13n! 3rru anttkd\r. prJllel ridJk (ukun dijtci l,in
,r,il,
relJlrlmrnrm. re'llu hJn)ak perrcbah lain
ncllgrlant l,urupLrrr .cpeniluga nr.ih
lang h<rhrrhung,1n,lq6qr. ha,rcr,cbur..
Seiringdengan pcnnas-rlahnn lang sedang dihadapi oleh pemerintah
.scmcn (rrcsr( (l'cr'ero) maka pT
Tbl, hcnrsrhr membantu meningkatkan pcngctahuan dan skill
bagi sebagian sisua-siswa Sekolah Mcnengah Kejuruan
iurusan n"nir"u" ,"ng a;
DIY dengan mengadakan cducation and training untuk p"o.irr*. "a,
Ui..."rr'*n a""go,
Semcn rrc5;^ iugr hcnrpa\c Lrnruk men;r!karkan (<rr,rmpuan
l(l^,:lall-r-er,chur guru
Jdrir'r unr\r nrc\cirrJ,lJ, n(ndidikrn l,lul .i.rra denS.Ln dixJi)lx
t edu..atio an.l
/rairrrrg unluk guru selama :} hari denqan rnateri teknologi'beton arn p",ni"niut"r
,r,or* dalam Lrpaya membangun motivasi atau keutarnan kirjasama
Lr_
a"In,.,, ,.b*h-t,,,,_

.,,---.,..1,'')"'"i.,ur..:sik 1Pcrsgr"l lbk berharap scmoga dari sebagian suru yanq


rrlprng!rt dan drhErikt| lcndidil.3n tantbahan sefta training bisa meriingkattan
pengetahuan rraqasan dan motivasi rntuk maju bersamr.
,"t;n!g,, ,u.U",,gon yong
cresir' (.Pcr\ero) rbk meikipun baru
:-:.1:lif]l'1,::T:"
n(rIlnprdtcn pcndtdikat. Scloljlh \4enenBah Kcjuruxn. '"diki;;ka;;;;;;in),"basi

PT Scmen Gresik (Pcrsero) Tbk

ll
DAFTAR ISI

Halananjudul
I

Kata Penqal]lar
ii
Deliar i(i
iii

Bab I I EKNOLOGI BLt ON


l. Sctien l
2. Agrcgat
IO
l. Air
.1. Bahan lambrh
l5
5. Mix Dcsain .ll

Bab2 I'Rn KII( PIt\4BliAlAN BhNDA ltJI BI]l O\


i Analisr alak r-20
2. Pcnqujien Slam
1-8
j. llenda Lfi Silinder
l-8

llab l. PTN4BENTLJKAN t'l,AVI \\ORK


l. Caines pembukaan
I

2- aia es rinlafilan Icbar 2


-1. Camcs rintansan pendek 3
,1. (lamcs rintangan redaran!
4
5. Games kemcngan
5
ir [l

b^ kh- --+ 64k} .^ IJU*--6^


q{c \Lll'A l'*[^'-' 'Y*\
t

-7
n d' &-\"-yu*'ts'
.6*!6
lcc
'1
w,t"^^
BAB I
TEKNOLOGI BETON

1. SEMEN PORTLAND
I.I. UMUM
Semen portland ialah semen hidrolis yang dihasill'€n dengan cara menghaluskan
klinker yang terutama terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis dengan gips
sebagai bahan tambahan (PUBI- 1982),
Semen portland merupakar) bahan ikat yang penting dan banyak dipakai dalam
pembangunan fisik. Di dunia sebenamya terdapat berbagai macam semen, dan tiap
macamnya di gunakan untuk kondisi-kondisi tertentu sesuai dengan sif6t-sifatnya yang
khusus-
Suatu semen jika diaduk dengan air akan terbentuk adukan pe$a-Sg!oC!,
sedangkan jika diaduk denagn air kemudian ditambah pasir menjadi mortar semen, dan
jika ditambah lagi dengan kerikil/batu pecah disebut bgQ!.
Bahantahan tersebut dapat dikelompokkan meniadi dua kelompok, yaitu bahan
aKif dann bahan pasif. Ketompok aktif yaitu semen dan air, sedangkan yang pasif yaitu
pasir dan kerikil (disebut agregat, agregat halus dan agregat kasar). Kelompok yang pasif
disebut bahan pengisi sedangkan yang aktif disebut perekaupengikat. lstilah perekat
tampaknya lebih cocok mengingat fungsinyaseperti lem, bukan seperti tali yang biasa
untuk mengikat kayu bakar atau jerami.
Fungsi semen ialah untuk merekatkan butir-butir agregat agar terjadi suatu massa
yang kompaupadat. Selain itu juga untuk mengisi rongga-rongga di antara butiran
agregat- Walaupun semen hanya kira-kira mengisi 10 persen saja dari volume beton,
namun karena merupakan bahan aktif maka perlu dipelajari maupun dikontrol secara
ilmiah.

I.2. SEJARAH SEMEN PORTLAND


Nama "portland cement' diusulkan oleh Joseph Aspdin pada tahun1824. Nama itu
diusulkan karena berbentuk bubuk yang dicampur denagn air, lpasir dan batu-batuan
yang ada di pulau Portland, lnggris. Pertama kali semen port,and diproduksi (dengan
pabrik) di Amerika Serikat oleh David Saylor dikota Coplay, Pennsylvania, pada tahun
1875.
PEMBUATAN SEMEN PORTLAND
'.3. Semen portland drbuai dengan melalui beberapa langkah, sehingga sangai halus
daa memiliki sifat adhesif rnaupun kohesif. Semen diperoleh dengan membakar secara
bersamaan, suatLr campuran dari calcareous (yang mengandung kalsium karbonal aiau
batu gamping) dan argillaceous (yang mengandung alumina) dengan pcrbandingan
lei1enlu. Secara mudah, kandungan semen portland ialah I kapur, silika dan alumina.
Ketiga bahan dasar tadi dicampLrr dan dibakar dengan suhu 1550"C dan menjadi klinker
Selelah ilLr kemudian dikeluarkan, didinginkan cian d haluskan sampai halus seperlibubuk.
Biasanya lalu drtambahkan gips atau kalsium sulfat (CaSO4) kira-kira 2 samDai 4 persen
sebagai bahan pengontrol waktu pengtkalan Bahan lamabh lain kadang-kadang
ditambahkan pula untuk nlembenluk semen khusus, misalnya : kalsium klorida
ditambahkan untuk menjadrkan semen yang cepat mengeras Kemudian dimasukkan ke
dalam kantong dengan beral tiap-tiap kantong 50 kg.

,I.4. SIFA'T.SIFAT SEMEN FORTLAND


Perbedaan sifat jenls semen satu terhadap sernen yang lain dapat terjada karena
perbedaan susunan krmia maupun kehalusan butir-butianya
a. Susunan kimra
Karena bahan dasarnya terdrri dari bahan-bahan yang terulama menganCUng kapur
silika, alumina dan oksida besr maka bahan-bahan kimia ini menjadr unsur-unsur pokok
semennya S2bagei hasil pe..!bahan susLrnan kirnia ,vang terjadr diperoleh susunan kima
yang komplek, namun pada semen bias6 dalai di],hat sebagatmana pada Tabel 21
Oksida oksida lersebut berinieraksi satu sama lain untuk membentuk serangkaian produk
yang lebrh kompleks selama proses peleburan.
Tabel 2 1 Susunan unsur semen biasa
Oksida
Kapur. CaO 60-65
S lika. Si02 17 25
Alumina. A1203 3-8
Bes Fe203 0.5 -6
Magnesia, Mgo 4.5-4
Sulfur, S03 1-2
Soda / potash Na20 + K2C 0.5-1
Walaupun demiklan pada dasarnya da[pat disebutkan 4 unsur yang paling penling.
Keernpat Lrnsur ilu ialah
a Trlkalsium silikat (Cr S)atau 3CaO SiO:
b. Dikalsium silikat (C, S) atau 2CaO.SiO,
c Trikalsium aluminat (C3 A) atau 3CaO AlrO3
d. Tetrakalsium aluminoferit (Cr AF) atau 4CaO.At,O3 FerO3
Huruthuruf dalam landa kurung yaog pertama hanyalah simbol dari kor|po en

Dua unsur yang pedama (a dan b) biasanya merupakan 70 samapi 80 persen da I


semen sehingga merupakan bagian yang pAiinq dominan dalari memberikan sfar semen.
Bila semen terkena aii, C3S segera mulai berhidrasi, dan menghasitkan panas Setatn itu
juga berpengaruh besar terhadap pengerasan semen, terutama sebeium mencapar umur
'14 hari (lihat Gambar 2.1).
Sebatikny, C,S bereaksi dengan air tebih tambai sehrngga
hanya berpengaruh terhadap pegerasan semen setelah berumur lebih dari 7 hari. dan
memberikan kekuatan akhir Unsur C2S irri juga membuat sernen tahan terhadap
serangan kimla (chetuical attack) dan juga mengurangi besar susulan pengefin,oan
Kedua unsur pertama ini membutuhkan air bedlrut turut sekitai 24 dan 21 persen
beratnya untuk terjadtnya reaksikimia, namun C.S membebaskan kalslum hidroksid3 sa.i
hidrasr sebanyak hampir 3 kali dari yang dibebaskan oleh CrS. Maka derl itu, jrka CrS
mempuayai presentase yang lebih iinggi akan menghasilkan proses pengerasan yang
cepat pada pernbentukan kekuatan awalnya disedai suatu panas hidrasi yang trnggi
Sebaliknya, presentasi C?S yang leblh tinggi menghasilkan proses pengerasan yang
lembat, panas hidrasi yang sedikit, dan ketahanan terhadap serangan kmia yang lebih

Unsur C3A (unsui ketiga. c) berhiorasi


.secara exothernic, dan bereaksi sargat
cepat, memberikan kekuatan sesudah 24 jam C3A bereaksi denagn air sebanyak k ra,
kira 40 persen beratnya, namun karena lumlah unsur ini yang sedikit maka pengarLrhnya
pada jumlah air hanya sedikit Unsur C3A ini sangat berpengaruh pada panas hidrasl
tertinggi, baik selama pengerasan awal maupun pengerasan berikutnya yang parLlang
Seman yang mengandung unsur ini lebih dari 10 persen akan kurang tahan terhadap
serangan asam sulfat Oleh ka.ena itu semen tahan sulfat tidak boleh mengandLrng unsur
CIA lerlalu banyak (maksimum 5 % saja). Semen yang terkena asam sulfal (SOl) di
dalam air atau tanah disebabkan karena keluarnya CaA yang bereaksi denagn sutfat dan
mengembang, sehingga terjadi retak-relak pada betonnya
Unsur yang keempat yaitu CaAF kurang begitu besar pengaruhnya lerhadap
kekerasan semen atau beton.
Dari uraian tersebul lampak bahwa persentase yang berbeda dari unsur unsur yang
ada dalam semen membuat semen mempunyai sifat yang berbeda,beda.
b. HidrasiSemen
Bilamana semen bersentuhan dengan air maka proses hidrasi berlangsung, dalam
arah ke luar dan ke dalam, maksudnya hasil hidrasi mengendap di bagian luar dan inti
semen yang belum terhidrasi di
bagian dalam secara bertahap terhidrasi sehingga
volumenya mengecil. Reaksi tersebut berlangsung lambat, antara 2 - 5 jam (yang disebut
periode induksi atau tak aktiD sebelum mengalami percepalan setelah kulit permukaan
pecah-
Pada tahapan hidrasi berikutnya, pasta semen terdiri dari gel (siratu butiran sangat
halus hasil hidrasi memiliki luas permukaan yang amat besar) dan sisa-sisa semen yang
tak bereaksr, kalsium hidroksida Ca(OH)r, dan air, dan beberapa senyawa lain- Kristal-
kristal dari berbagai senyawa yang dihasilkan membentuk suatu rangkaian tiga dimensi
yang saling melekal secara random dan kemudian sedikit demi sedikit mengisi ruangan
yang mula-fitula ditempati air, Ialu menjadi kaku dao muncullah suatu kekuatan yang
selanjutnya mengeras menjadi benda yang padat dan kuat- Dengan demikian pasta
semen yang lelah mengeras memiliki struktur yang berpori, denagn ukuran poai bervariasi
dari yang sangat kecil (4 x 1O'7 mm) sampaiyang lebih besar. Pcri-pori ini disebut pori-po
gel- Pori-pori yang yang di dalam pasta semen yang sudah keras itu mungkin saling
berhubungan, lapi mungkin juga tidak. Setelah hidrasi berlangsung, endapan hasil hidrasi
pada permukaan butiran semen membuat difusi air ke bagian dalam yang belum
berhidrasi semakin sulit, sehingga laju hidrasisemakin lambat.
Proses hidrasi pada semen portland sangat kompleks, tidak semua reaksi dapat
diketehui secara rinci. Rumus proses kimia (perkiraan) ufituk reaksi hidrasi dari unsur C2S
dan C3S dapat ditulis sebagai berikut.
2 CaS + 6 H,O (CaS,H, + 3 Ca (OH),
---
2 C,S + 4 H,O (CaS,H3) + Ca (OH),
- proses di atas ialah CaSzH3 yang biasa disebut "tobermorite", yang
Hasil utama dari
berbentuk gel. Panas juga keluar selama proses berlangsung (panas hidrasi). Beberapa
butir yang be.sifat sepefti kristal lampak juga di dalam tobermorite). Proses hidrasi butir-
butir semen berlangsung sangat lambat. Bila masih dinrungkinkan, penambahan air masih
diperlukan oleh bagian da,am dari butir-butir semen (terutama yang berbutir besar), untuk
menyempumakan proses hidrasi. Proses dapat berlangsung sampai 50 tahun. Penelitian
terhadap silinder beton menunjukkan bahwa beton masih meningkat terus kekuatannya,
paling tidak untukjangka waKu 50 tahun.
c. Kekuatan Pasta Semen dan Faktor Air-Semen
Kekuatan semen yang telah mengeras tergantung pada jumlah air yang dipakai waktu
proses hidrasi berlangsung. Pada dasarnya jumlah air yang diperlukan unluk proses
hidrasi hanya kira-kira 25 persen dari berat semenya, penambahan jumlah air akan
mengurangi kekuatan setelah mengeras. Air berlebihan dari yang diperlukan untuk proses
hidrasi pada umumnya memang diperlukan pada pembuatan belon, agar adukan belon
dapat dicampur denaqn baik, diangkut denagn mudah dan dapat dicetak tanpa rongga
rongga yang besar (tidak keropos) Akan tetapi, hendaknya selalu diusahakan iumlah air
sedikit munokin, agar kekuatan beton ticiak terlalu rendah. Seperti telah diuraikan di
depan, pasta sefien yang mengeras merupakan bagian yang porous Konsentrasi hasii_
hasil hidrasi yaig padat pada seluruh ruang alau volume yang tersedia (volume yang
semula ditempati oleh air dan semen) merupakan suatu nilai indek porositas.
Sebagaimana benda padat yang lain kuat tekan pasia semen 0uga betonnya) sangat
dipengaruhr oleh besar pori-pori diantaragel gelatau pori-pori hasil hidrasi Kelebihan alr
akan mengakibatkan pasta semen berpon lebih banyak, sehingga hasrlnya kurang kuat
dan juga lebih porous (berpori).
d. Sifat Fasik Semen
Semen Portland yang dipakai unluk struktur halus mempunyai kualitas tertentu yang
telah ditetapkan agar dapat befungsi secara efektif Pemeriksaan secara berkala perlu
dilakukan, baik yang masih berbentuk bubuk kcr ng maupun yang pasta semennya yang
sudah keras, juga betonnya yang dibLrat dari semen tcrsebut Sifet.sifai frsik semen yang
penting yaitu :

Kehalusan bulir. Reaksi antara serren dan air dimulai dari permukaan butir-butir
semen, sehingga makin luas permLrkaan butir-butrr semen (dari berat semen yang sama)
makin cepat proses hdrasinya. Hal in beradi bahv/a butir butir semen yang halus akan
menjadi kuat dan n€nghasilkaa panas hirir3si \,atq lebih ceoat daripada semen dengan
butir-br.rtir yang lebih kasar. Secara umum semen berbut:. halus meningkatkan kohesi
pada beton segar ffresh concrete) da^ dapat pula mengurangl bledding, akan tetapl
menambah kecenderungan beton untuk menyusut lebih banyak dan mempermudah
terjadinya retak susut lveourut Sll 0013 - 81 pa ing sedikil 90o/o berat semen harus dapal
lewat ayakan lubang 0,09 mm Nam{rrl perlu drcatai, bahwa irka buti-butir semen terlalu
halus, sifat semen akan menjadi kebalikannya karena terjadi hidrasi awal oleh
kelembaban udara.
Waktu lkatan. Semen jika dicampur dengan air membentuk bubur yang secara
bertahap menjadi kurang plastis, dan akhirnya menjadi keras. Pada proses ini, tahap
pertama dicapai ketika pasta semen cukup kaku untuk menahan sualu tekanan. Waktu
untuk mencapaitahap ini disebut sebaga waktu ikaian Waktu tersebLrt dihitung sejak air
dicampur dengan semen. Waktu ikatan dbagr menladi dua bagian. yailu waktu ikatan
a\ral (initial time) dan waktu lkatan akhfi (final sening time). Waklu dari pencampuran
semen dan air sampa saat kehilangan sifal keplast sannya disebut waklu ikatan awal, dan
waklu sampai mencapai pastanya menjadi rnassa yang keras disebut waklu ikatan akhir.
Pada semen Portland biasa, waktu ikatan awal tidak boleh kurang dari 60 menit dan waktu
ikatan akhi.tidak boleh lebih dari 480 menit (8 jam).
Pengertian waktu ikatan awal adalah penting pada pekerjaan beton- Waktu ikatan
awal yang cukup lama diperlukan untuk pekerjaan beton, yaitu waKu transportasi,
penuangan, pemadatan dan peraiatan perrnukaan. Prcses ikatan ini disertai perl.lbahan
temperatur. Temperatur naik dengan cepat dari ikatan awal dan mencapai puncaknya
pada waktu berakhi.nya ikatan akhir. Waktu ikatan yang pendek kenaikkan temperatur
dapat sampai 30 derajat celcius. Dalam praktek lama waktu ikatan ini dipengaruhi oleh
jumlah air campuran yang digunakan dan suhu udara di sekitarnya,
Panas Hidrasi. Silikat dan aluminat pada semen bereakd dengan air menjadi media
perekat yang memadat lalu membentuk massa yang keras. Reaksi membentuk media
perekal ini disebut hidrasi. Hidrasi bersifat eksotermis dengan panas yang dikeluarkan
kira-kira '!'10 kalori/gram. Pada bagian dalam pada beton massa yang besar, proses
hidrasi ini dapat mengakibatkan kenaikan temperatur yang besar. Pada saal yang sama,
bagian luar beton massa kehilangan panas, sehingga terjadi perbedaan temperatur yang
tajam- Pada tahap berikutnya, yait! tahap pendinginan bagian dalam beton massa dapat
terjadi retakan yang besa.. Di daerah dingin panas hidrasi dapat menguntungkan karena
dipakaiunluk mencegah pembekuan air dalam belon.
Panas hidrasi didefinisikan sebagai kuantitas panas dalam kalo.i/gram pada semen
yang terhidrasi. Waktu berlaogsungnya dihitung samapi proses hidarci berlangsung
secara sempuma pada temperatur iertentu. Panas hidrasi untuk semen dengan panas
hidresi rendah ha.us tidak lebih dari 60 kalori/gram sampai pada tujuh han pertama, dan
70 kalori/gram sampai 28 hari.
Panas hidrasi naik sesuai dengan ketinggian temperatur pada saat hidrasi terjadi.
Untuk semen biasa panas hidrasi tersebut bervariasi ant6,a 37 kalori/gram pada 5'C
sampai dengan 80 kalori/gram pada suhu 40'C. Untuk semua jenis semen pada
umumnya kira-kira 60 persen dari panas total dibebaskan pada waKu antara 1 dan 3 hari
periama, kira-kira 80 persen sampai hari ke tujuh, dan diantara 90 sampai 95 persen
dalam jangka v.,aktu 6 bulan. Laju perubahan panas tergantung pada komposisi semen,
walaupun kuantitas total panas yang dibebaskan tidak dipengaruhi oleh kehalusan
tersebut.
e. Sifat Kimia Semen
Keseoaran semen- Pengujian kehilangan berat akibat pembakaan (loss ot ignition)
dilakukan pada semen untuk menentukan kehilangan berat iika semen dibakar samapi
sekitar 900 - 1000"C. Kehilangan berat initerjadi karena adanya kelembaban dan adanya
karbondioksida dalam bentuk kapur bebas atau magnesium yang menguap.
Adanya kelembaban udar menyebabkan proses prehidrasi semen. Kelembaban
tersebul nr!ngkin disebabkan atmosfir yang mengandung air selama atau sesudah
pernbuatan Karbondioksida JUga lerambil dari atmosfir. Kehilangan berat dari kapur dan
magnesium bukan merupakan ukuran kesegaran semen- Karena hidroksida dan karbon
Cari kapur dan magnesiurn bLrkan merupakan unsur perekat nlaka djsebut unsur peng sr
Semakin sedrkil kehilangan berat berani semakin sedikit unsur pengisinya, dan berarti
semen semakrn baik
Pe.neriksaan kehilangarr berat dilakukan dengan mengairlbil satu gram contoh semen
kemudiair ditempatkan pada platina dengen temperatur 900 sampai 1000'C selama
min murn 15 men 1 Dalam keadaan normal, kehilangan beral sekitar 2 F,ersen, sedangkan
maksimurn yang J iz nkan 3 persen
Sisa Yano Tak Larut Sisa bahan yang tidak habis bereaksi adalah bagian yang tidak
aktf dari semen Hal ini dapal diperiksa dengan mengaduk satu gram semen dalam 40 ml
air dan ditembah HCLL pekat. Campuran tersebut Cidihkan selama '10 menit dan
volumenya Crbr.ral tetap. Setiap gumpaian, jiak ada, dipecah .ian larutannya dsaring
deragn kertas filler. Sisa yang ada di saringan dicuci dengan larutan Narco3.air, dan
HCL Kemudlan untuk yang terakhir dicuci dengan air Untuk memperoleh sisa yang tak
larul. kertas filter dikeringkan, dibakar,dan lalu ditimbang Semakin sedikit sisanya
semakrn bark semer nya Nilai maksimum yang diizinkao adalah '1 ,5 persen

1,5, JEI]IS,JENIS SEMEN PORTLANO


Perub3han komposrsi kimia semen yang dilakukan denagn cara mengubah
persentase 4 komponen utama semen dapat menghasiikan beberapa Jenis semen sesua
dengan iujuan pemakaiannya
Sesuar dengan tujuan pemakaiannya, semen portland di lndonesia (Sll 0013-81)
dibagi rnenjadi 5 jenis, yaiiu i
Jenis I : Semen portland untuk penggunaan umum yang lidak memedukan persyaratan-
persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis lain.
Jenis ll : Semen portland yang dalam penggunaannyan memerlukan ketahanan
terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang.
Jenis lll : Semenprtland yang dalam penggunaannya menuntut persyaratan kekuatan
awalyang tinggi setelah pengikatan terjadi.
Jenis lV r Semen portland yang dalam penggunaannya menuntut persyaratan panas
hrdrasryang rendah.
JenisV Semen portland yang dalam penggunaannya menuntut persyaratan sangat
tahan terhadap sulfal
Semen Portland Pozolan Semen Portland Pozolan dapat diproduksikan dengan
salah salu cara dar dua cara berikut.
Cara perlama menggiling bersama klingker semen dan pozolan dengan bahan
tambah gips atau kalsium sufat. Cara kedua dengan mencampur dengan mencampur
(ttr 1
A'""h
'- \
*;" ?"t +v9^,^-a_
fS 1_

d;; wL* t
K.k-rtn^ Yr^fu
t's' h'%
sampai rata gerusan semen dan pozolan halus Penggilingan dua materia secara
bersama sama pada caIa pertama lebih mudah daripada mencampur blub!k keflng secara
baik sebagaimana pada cara kedua. Pencampuran bubuk kering pada cara kedLra hanya
dilakukan jika cara penggilingan ternyata tidak ekonomis, serta r.esin pencampur yang
ada dapat menjamin keseragaman hasil pencampurannya
Semen Portland Pozolan menghasilakn panas hidrasi lebih sedikit daripada semen
biasa. Sifat ketahanan lerhadap kotoran dalam air lebih baik, sehingga cocok sekah jika
dipakai unhrk bangunan di laut, bangunar peogairan dan beton massa

1.6. PENYIMPANANSEMETJ
Penyimpanan semen kadang-kadang diperlukan dalam jangka waktu lar.a terulama
jika distribl,si semen tidak teratui. Walaupun semen dapat dijaga mutunya dalam jnagka
waktu tidak ierbatas asalkan uap air dijauhkan Cari tempal penyrmpanan lersebul namun
butir-butir semen yang berhubungan denagan udar6 akan menyerap air dengan perlahan
lahan, dan ini menyebabkan kerusakkan. Penyerapan 1 sampai 2 perser a r tdak cukup
nrempengaruhi kualitas semen letapi jumlah penyerapan tersebut meinperambat proses
pegerasan semen dan mengurangi kekuatan. Lebih lebih jika semen d taruh di atas lanah,
semen akan leblh raktif lagi dan akibatnya lebih cepat semen menyerap kadar uap arr dari
kelembaban sekelilingnya-
Semen dalam banluk corah dapat disimpan daLam tempal penyi.npanan setinggl 2
rneler atau lebih. Biasanya hanya bagian luar saja setebar 5 cnl yanq ke.as dan harus
dibuang sebelum semen dipakar. Semen dalam kantong dapat luge dismpan deng3n
aman untuk beberapa bulan jika disimpan di atas lembaran alas yang kedap air dengan
drnding dan lantai yang tidak porus serta jendela jendela ditulup dengan sangat rapat
Sekalisemen drsimpan harus tidak boleh ierganggu sampaisemen akan dipakai
Akibat tidak sempurnanya penyimpanan semen dalarn janUka vraktu l3ma semen
menjadi buruk Semen yang telah disimpas lebih dari 6 bulan selak dtbuat. atau semen
dalam kantong kantong dl penyimpanan lokal (dr penyalur) lebih darl 3 bulan. perlu diujl
sebelum digunakan, dan jika sudah kurang baik sebaiknya ditolak

8
0 20 .10 60 80 l(x)
Umur ( Ha,i )

(;anrbar' 2.1. Hubungan umur dan kuat lekan paJa unsur-unsur senrcn (lrlinrlcss l9lil)

9
2. AGREGAT
UMUM

Agregal adaah butiran alam yang berluungsi sebagai bahan pengisi dalam
campuran mo(ar atau beton. Aoreoat rni krakira menemp3ti sebanyak 70 7o volume
mo,1ar atau beion Walaup!n namanya hanya sebagar baharr pengisi, akan tetapi agregat
sangal berpengaruh lerhadap sifat sifat mortar/betonya. sehingga pemilihan agregat
merupakan suatu bagian penting dalam pembuatan modar/beton
Cara membedakan jenrs agregat yang palng banyak dilakukan ialah dengan
didasarkan pada ukuran butir butirnya. Agregal vangr.empunyai ukuran butir besar
disebut agregal kasar, sedangakn agregal yang berbutr kecil diseblli agregal halus
Sebagai batas antara ukuran butir yang kasar dan yang halus tampaknya belum ada niiai
pasti, masih berbeda antara saiu disrplin ilmu dengan disiplin ilmu yang iain, dan mungkin
juga dari salu daeiah dengan daerah lain. Dalarn brdang teknologi beion nilai betas
tersebut umumnya ialah 4,75 mn_ atau 4,60 mrn Agregat yang butir butirnya rebih besar
dari4,80 mm disebut agregal kasar Secara umum, agregat kasar sering disebut sebagai
kerikil, kericak ata! batu pecah atau split. adapun agregat halus disebut pasir, baik
berupa pasir alami yang diperoleh langsung dari hasil pernecahan batu Agregat yang
butir-butirnya lebih kecil dafl 1 20 mm kadang kadang drsebut pasir halus, sedangkan
butir-butir yang lebrh kecil darr 0.075 mm disebul si/t. dan yang lebih kecil dar 0.002 mm
disebut c/ay.
Dalam praktek agregat umumnya d golongkan menjadi 3 kelonrpok, yaitu :

a Batu. untuk besar butiran lebih darl 40 mm


b Kerikil untuk butiran antara 5 nrm dan 40 mm.
c Pasir untuk butiran antara 0,15 mmdan 5 mm.
Agregat harus mempunyai bentuk yang oaik (bulat dan mendekati kubus), bersih,
keras, kuat dan gradasinya baik Agregat harus pula mempunyai keselabilan kimiawi dan
dalam hal-hal terientu harus lahan aus dan tahan cuaca

2.2 AGREGAT ALAMI DAN AGREGAT BUATAN


Agregat diperoleh dari sumb,ordaya alam yang teLah mengalami pengecilan ukuran
secara alamiah (misalnya kerikil) atau dapat pula drperoleh dengan cara memecah batu
a am.

Pasir alam terbentuk dari pecahan batu karena beberapa sebab. Pasir dapat
drperoleh darl dalam tanah. pada dasar sunga atau dari tepi laut Oleh karena itu pasir
dapat digolongkan menjadi 3 macam :

t l:D(. Mnhne$ehe"GresiLdiklal Gtru l0


a. Pasir galian,
b. Pasir sungai, dan
c Pasir laut
a)
Pasir oalian. Pasir golongan ini diperoleh langsung dari permukaan lanah
atau dengan cara menggali terlebih dahulu. Pasir ini biasanya laiam' bersudut berpori
dan bebas dari kandungan garam. tetapi blasanya harus dibersihkan dari kotoran tanag
dengan jalan dicuci.
b)
Pasir sunoqi. Pasir ini diperoleh {angsung dari dasar sLrngai, yang pada
umumnya berbutir halus, bula!buiat akibat proses gesekan Daya lekat antara t'ul:r_butrr
agak kurang karena butir yang bulat Karenzr besar bulir butirnya kecil, maka baik dipakai
untuk memplester tembok Juga dapat dipakai untuk keperluan yang laln
Pasir laut. Pasir laut adalah pasir yarE diarnbil dari panlai Butir-buirffya
c)
halus dan bulat karena gesekan. Pasir ini merupakan pasir pasir yang paling jelek karena
banyak mengandung garam-garaman. Garam garaman ini menverap kandungan air dari
udara dan mengakibatkan pasir selalu agak basah and juga menyeb'abkan
ini
pengembangan bila sudah nrenladi bangunan Oleh karena iiu maka sebaiknya pas:r la'ri
jangan dipakar.
Ag.egat pecahan (kerikil maupun pasir) diperoleh dengan mernecah batu menjaoi
berukuran butiran yang diingini dengan cara meTedakkan, memecah, menyaring dan
seterusnya Dari kronoLoginya. agregat alami maupun yang hasil penrecahan dapat dibagr
menjadi beberapa kelompok agregat yang memiliki sifat sifat yang khusus.
Agregat aiami dapat diklasifikasikan ke dalanl selarah terbentuknya perisllwa
geologi, yaitu agregat beku, agregat sedimen dan agregai metamort, yang kemldian
dibagialgi n,enjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil
Bila agregat alami yang baik tioak mungkin diperoleh atau iauh dari lokasi
pekerjaan, maka bahan lain misalnya pecahan batu tanah liat bakar dapat dipakai unlt'k
menggantikan agrega.
Batu pecah lni merupakn buti.bulir hasil pemecahan batu. Butir butirnya

berbentuk tajam, sehingga sedikit lebih memperkuat betonnya


Tanah liat bakar. Tanah liai dengan kadar air tertentu dlbuat berbuiir sekitar 5
sampai 20 mm, kemudian dibakar' Hasi pembakaran berbentuk bola yang keras dan
ringan serta berpori. Serapan airnya sebesar antara 8 samapi 20 persen. Beton dengan
agregat ini berat jenisnya sekitar 1.9.
Lempung bekah Agregat ini adalah hasil pembuatan dari suatu ienis lempung
(shale) yang dimasukkan ke dalam tungku putar pada suhu 1 100"C selama 10 menLl Gas
da{am shale mengembang dan membekah rnernbenluk lutaan sel kecii udara dalam
massa- Sel-sel keciltersebLlt dikelilingi oleh selapul tipis kedap air yang kuat dan bening

t r.D( lldl.nt:!e,r.h(;t.sili Itkn t;turtu 1l


I\AD.
Agregat nr dapal dipakai utuk menggantikan agregat dalam pembuatan beton strukiural.
Agregat ini saflgat ringan, berat jenisnya 1,15, tetapi kuat tekannya hampir sama(pada
jumlah semen yang sama). Beton ini mempunyai dinding peoahan panas, lapisan tanah
api pada baja skuklur dan juga mempunyai sifat meredam suara yang baik.
Kuat tekan beton dengan agregagt buatan dapat sama deogan beton biasa Beton
yang biasa dibuat dari agregai buaian biasanya memerluakan selimut beton lebih lebal
karena mudah menyerap air. N4odulus elastisitas beton dengan agregat buatan blasanya
lebih rendah daripada beton biasa. Kuat lentur beton ini lebih randah daripada beion
Drasa, namun kual gesernya dapat sama. Eesar susutan rayapan btiasanya lebih besar
daripada beton biasa
Lgregat AbLr Terbang (sinte/ed flyas agregate). Agregal ini ialah hasrl cjari

pemanasan abu terbang sampai meleleh dan mengeras lagi yang membentuk butiFbutir
sepeertr keakilo.
Benda padat buangan/limbah. Kemungkinan pemakaian benda padat limbah
untuk dipakai sebaqai penqqanti agregat dalam pembuatan beton yang pada masa masa
terakhir rni sering drbicarakan dan lampak meningkat kebutuhannya, sebenarnya bukan
sualu konsep yang baru. Misalnya, pemakaian abu lerbang lflyash) dan blast'lurnace
s/ags telah dipakai sebagai agregal darr robekan-robekan kaleng bekas yang dipakal
sebagai seiai dalam beton juga barang-barang sampah dari kantor dan rumah rnisalnya
kertas. gelas. plastik dsb.
Sebe[lnr barang barang bekas/buangan tersebut dipakai, rnaka pe,lu

dlpeertimbangkar d! u hai-hal sebagai berikui :

a. Tinjauan ekonomi, apakah tidak lebih mahal daripada agregat aGlinya,


b Tinjauan sifat teknis pada betonnla.
Barafg buangan/limbah, kadang kadang memerlukan biaya yang tidak sedikit jika
harus drprlihlClpisahKan dari bahan yang laian atau darai kotoran yang meleket. Pada
pecahan kaca, butir butirnya cenderung pipih dan permukaannya licin, sehingga kurang
melekat dengan pastanya.

2.3 BERAT JENIS AGREGAT


Agregat dapal dibedakan berdasarkan berat jenisnya, yaitu aareoal normal.
aoreqal berat dan aqreqat rinqan.
Agregat normal ialah agregat yang beral jenisnya anlara 2,5 sampai 2,7. Agregat
ini biasanya berasal dari agregat gran , basalt, kuarsa dan sebagainya Beton yang

dihasiikan seberat jenis sekdar 2,3 dengan kuat tekan anlara 15 Nrpa samapi 40 [rpa.
Beionnyapun disebut beton normal

t lrDa Mdlongsenen G r.siloli*klt G,tt 12


Agregat berat berberal jenis lebih dari 2,8 mlsalnya magnetik (Fe3 Oa), barytes
(BaSO!), atau serbuk besi Beton yang dihasilkan juga berat lenisnya l nggl (srmpai 5),
yang efektif sebagai dinding pelindung sinar radiasi sinar X.
Agregat ringan mempunyai berat jenis kurang dari 2,0 yang brasanya dibuai
uniuk non-strukturai, akan tetapi dapat pula untuk Deton skuklural atau blok dinding
tembok. Kebaikannya ialah beral sendiri yang rendah sehingga sl.uklurnya ringan
dan fondasinya lebih kecil. Agregal ringan dapat dperoeh secara alami maupun
bualan Agregat ringan alami misalnya : diolomile. pumice volcanic cinder. adapun
agregat .rngan buatan misalnya : tanah bakar (b/oated clay). abr terlDang {sirtered
flyash), busa terak tanur linggi (foamed blast fumace slagJ. PaJa umumnya belon dari
agregat ringan, selain bobotnya rendah juga rnempunyai sifat lebih tahan apidan sebagai
bahan isolasim panaa yang lebih baik.
Agregal ringan umumnya mempunyaidaya serap air yang trngg sebesar 14 persen
pada lempung bakar, sehingga dalam pengadukan beton cepal kercs hanya dalam beberapa
ment saja selelah pencampuran. untuk itu perlu diadakan pembasanan agregal terlebih
dulu sebelum pengadukan. Dalam pencampuran seSaiknya a r yang dibutuhkan Can
agregat dicampur dulu, kemudian baru semennya. Karnra sifatnya yang mudah
dilalur air (tidak rapat air) maka untuk mencegah korosi tulangan diperiLrkan se imut
beton yang lebih tebal daripada pada belon normal Beton dengan agregat riogan
mempunyai kLatlarik rendah modulus elastisitas rendah. serta Gyapan dar, sLrsutan lebrh
tinggi.

2.4 BERAT SATUAN DAN KEPADATAN


Volume pasir atau kerlkilterdiri atas
1 volume butiran (zat padainya)
2 volume porltertutup
3 volume pod lerbu(a
Berat jenis agregat ialah rasio antara massa padal agregat dan massa air dengan
volume lama pada suhu yang lama.
Karena butiran agregat umumnya mengafdung pori pori yang ada dalam
butjoran dan tertutup/tidak saling berhubungan, maka berat jenrs agregat dibedaka
menjadi dua istilah, yaitu
1 Berat jenis mutlak. jika volume benda padainya tanpa pori
2. Berat jenis semu (berai lenis lampak) lika voiume benda padatnya iermasuk poi por
lertutupnya.
Catatan : Untuk agregal terieniu yang pori tertutupnya kecil, seflng kedua islilah di atas
disamakan, dan disebut tlerat jenis saja

t ED( LlalanElsenencresiudiklai Gufu 13


Berat satuan agregat ialah berat agregat dalarn salu satuan volume, dinyalakan
dalam kg/lite. atau ton/m3. Jadi berat satLran dihitung berdasar berat agregat dalam
suatu tempal tertentu., sehingga yang dihitung volumenya adalah volume padai (meliputi
pori tertutup) dan volume pori terbukanya.
Dengan denrikian maka secara materiatika dapat ditulis :

h=l'b+1,1)
dengan : Vt =volume total
Vb = volume butiran, termasuk porite(utup Vp = volume pori lerbuka
Beberapa istilah yang perlu diketahuiakibat hal itu antara lain

Porosiias :/'- r100'o

T'
Kepamprlan (kepadaran). A .\ 100o,
I

Dari rumus ru.r,lus tersebut maka didapat hubungan antara nilai kepadatan dan
porositas. yailu :

K=100-P
Bila suatu agregal kering be.atnya W , maka diperoleh :

berat lerrs
berat satuan
Dar: hasil penelilian dloeroleh bahwa
Porostisrals = 35 4Aa/,,
Kepampatan =60-65%
Beratjenis = 2,5O 2,7O
Berat satuan =1,20-160

2.5 UKURAN BUTIR AGREGAT


Jika brtiran agregat bulat sempurna maka jari-jari atau diameier merupakan
ukuran yang sempurna. Unluk beniuk bulir yang lainnya yang dlsebLll dengan
ukuran tidak dapat dikatakan dengan tepal dalam satu angka tanpa mendua I\,4isalnya
jika butiran berbenluk kubus, secara logika ukurannya dapat dinyatakan dalam
panjang sisi atau panjang diagonal permukaan kubusnya atau dragonal badannya
Keadaan yang demikian akan lebih tidak jelas agi jika bentuk bLrtiran adalah tidak
teratur, bersudut tajam, sebagaimana dimiiiki oleh hampir setiap butir agregat Dengan
singkat kata, ukuran butiran agregat bukan hal yang terpisahkan darr bentuk, kecuali
jika disebutkan bahwa ukuran itu adalah ukuran tertentu misalnya volume, perrn!kaan,

L LD( lldloq Sent. I Cft\i\..lilild t; t I.1


dan sebagainya. Sebagai konsekuensinya maka ukuran butir agregat yang optimum'
misalnya gradasi yang opiimum !ntuk jenis beton tertenlu, iuga tergantung pacja bentuk
Pengukuran ukuran butir agregat didasarkan atas suatu pemer'ksaan yang di-
lakukan dengan alat berupa ayakan dengan lubang-lubang yang telah diteiapkan'
jika
lJkuran butiran agregat tanpa melnperhatikan beniuknya, didefinisikan sebagai d
butiran ilu dapat lolos pada ayakan dengan besar lubang d Cara ini ternyata amat
baik dan juga rasronal lerutama llka dipakai untuk pengukuran suatu seri dengan
bermacarn macarn ukurai yang beabeda Jika sebuah buliran lolos pada ayakan dengan
lubang .j telapi teilahan pada ayakan dengan lubang yang lebih kecilsedikit, yaitu d"'
maka dikatakan bahwa buiiran itu berukuran antara d. r dan d.
Secara teoritis. ukuran agregat maksimum atau ukuran butir maksimurn, yang ada
pada {raksi ukuran butir d i - d ialah agregat dengan ukuran d - Kadang_kadang d, disebut
juga ukuran nominal maksimum Akan tetapi dalarn praktek selalu ada butiran butiran
dalam suatu fraksl yanq lebih besar daripada rkuran nominal maksimum tersebui
Butiran agregat yang re5iir besar darrpada ukuran nominal maksim'rm itu disebut
kelebihan ukuran (oversize) Ceh karena itu, dalam praktek yang dinamakan dengan
ukuran maksimum D lalah ukuran bulir agrcgat maksimum yang ada dala'n jumlah cukup
untuk mempengarlrhl srfat fisik beton: pada umumnya dirancang dengan ukuran ayakan
tertentu dengan j!m ah buiir yang teriahan pada ayakan lersebut sebanyak 5 sampai 10
persen berat total Dengan pertimbangan yang sama maka definisi tersebut diterapkan
pula untuk d,,"y3itu Llk,r:an te.kecil buiir_butir agregai

2.6 UKURAN LUBANG AYAKAN


plat
Aiat pengukur besar ukuran butil butir agregat dinamakan ayakan. ialah suatu
baja atau lembaran baia ataLr kawat anyaman yang mempunyai lubang lubang sama
besar dan diperkuat dengan iargka atau gelang kuat untuk menopang. Ayakan digrrnakan
untuk memisahkan butiran_butiran sesuai dengan ukurao besarnya Bentuk lubang ayakan
dapst berupa lingkaran bulat dan dapat pula berupa bujur sangkar' Jika berbenluk
lingkaran bulat disebut scree, sedangkan jrka berbentuk buiur sangkar disebut sieve
Di lndonesia, sampai saat inl kedua istilah tersebut belum dibedakan, keduanya disebut
ayakan
Hasil pengayakan dengan ayakan berlubang bujur sangkar dan dengan lubang
bulat tidak sama hal n! karena pengaruh bentLrk butiran agregat yang tidak bulat sempurna
Untuk pemakaran daam agregat pada umumnva dipakai ayakan dengan lubang bulat'
tetapi kadang kadang dipakaijuga yang bujur sangkar
Pada saat lni r.rkuran lubang ayakan telah diseragamkan, dengan ukuran lang
dikeluarkan oeh ISO (lnternational Standards Oganizalion, Geneva Switzerland),
yaitu :

t: E DC Md lanE',te n e h c rcs i L d i kl.t (; ltu 15


37,5 mm. 19 mm, 9,5 mm, 4,75 mm 2,36 mm, 1.18 mm, 0,60 mm, 0,30 nrrn 0"15 mm'
pula
0.075 mm. untuk menambah ukuran yang mungkin senng dipakal maka ditambahkan
ukuran 50 mm 25 mrn, dan 12,5 mm.
Pengulian ukllran butir agregat biasanya dengan ayakan, dimaksudkan untuk
mengetahui distribusi ukuran bulir agregat Sebagian agregat d ambi contohnya'
kemucian dipisahkan menjadi beberapa fraksi dengan rnemakai ayakan femrsahan
dilakukan dengan ayakan yang disusun mulai darr ukulan lLrbang maksinilm sarnpal
minimum sambil digetarkan. Agregal umumnya dalarn keadaan kering Berat dariliap
tiap iraksi kem'rdian dijumlah dan dinyatakan dalam perseniase jumlah iotal
Besar persentase suatu fraksi agregat tertenlu menyatakan besar volume buiir
fraksi tersebut. Oleh karena itu nilai persentase sebaiknva dalam volume oadat' dan t dak
hanya dalam teori akan tetapi dal3m praktek terutama jika beiat ienis bulir bulir
agr€at halus berupa pasir normal' dan agregai kasar
agregatnya tidak sama (misalnya
dari agregat ringan). glLbCiALiOlqbutir-buiirnvalGlitlbelli3qb. nlaka nilai
Dersentase fraksi tersebul dapat dinyatakan dalam ber3t Akan tetapi Kaiena
uLnumnya bea6t jenis agregat sama dan persentase dengan lebih muCah driaksanakan
maka banyak dilakukan persentase beral

2,7 UKURAM MAKSIMUM BUTIR AGREGAT


Adukan beton dengan tingkat kenrudahan pengerjaan yang sanra dengan
pak3l
kekualan yaig sama. al<an mernbutuhkan semen yang iehih sedikil apabrla cj
butir butir kerikil yang besar besar' OLeh karena ilLr, uniuk menguranq lumlah
semen (sehingga biaya pembuatan beton berkurang) dibuluhkan butir_butiI malsimLlm
agregat yang sebesar-besarnya. PengLlrangan jumlah semen luga berarti pengurangan
panas hidrasi dan ini beraati mengurangi kernungkinan beton unluk relak akibat susllt
atau perbedaan panas yang besar. Walaupun demikian, besar butir maksmr-ro' agreEat
besar' karena ada
{dapat diartikan juga ukuran maksimum butlr kerikil) tidak dapat terlalu
faktor-faktor lain yang membatasi. Faktor-faktor yang membatasi besar bLrtir

maksimum agregat ialah :

a Ukuran maksimum butir agregal tidak boleh lebih besar dari 3/4 kaliiarak bersih
aniar baja iulangan atau antara baia tulangan dan cetakan
b ukuran maksimurn butir agregat lidak boieh lebih besar dari 1/3 kali tebal plal
c. Ukuran maksimum bulir agregat tidak boLeh iebh besar dari 1/5 kal larak lerkecr
anlara bidang samPing cetakan
Denqan pe(imbangan tersebut di atas, raaka ukuran rnaksimlm bulir agregat
umumnya dipakai 10 mm,20 mm,30 mm, atau 40 mm Jika l dak dipakaibaja

L'rDC ilalanslsenEn Crc\ il</diklat Cuu l6


lulangan, misalnya beton untuk fondasi sumuran, ukuran maksimum agregal adalah
sebesar 150 mm.

2.A GRADASI AGREGAT


Gradasi agregat ialah distribusi ukuran butiran dari agregat agregat

mernpunyai ukuran yang sama (seragam) volume pori akan besar. Sebaliknya bila
!kuran buliGbutirnya bervariasi akan terjadi volume volume pori yang lebih kecil.
Hal ini karena butiran yang kecll mengisi pori di antara buirran yang lebrh besar
sehrngga poriporjnya menjadi sedikit, dengan kata Iain keparnpatannya lirrggi.
Sebagai pernyataan gradasi dipakai nilai persentase dari berat bltiran yang
lglftOgga!atau lelya!didalam suatu susunan ayakan. Susunan ayakan itu adalah ayakan
dengan lubang 76 mm,38 mmm 19 mm,9,6 mm,4,80 mm,2,40 mm, 1 20 mm.0,60 mm,
0.30 mm dan 0,15 mm.
Pada agregal untuk pembuatan morlar atau beton diingni suatu keparnpatannya
linglti. karena volume porinya sedikit, dan ini berarti hanya me'nbutuhkan bahaf ikat
sediklt saja (bahafl lkat mengisi pori aniara butir butir agregat bila vcrume pori sedikit
berartr bahan ikal sedikit pula).
Secara teoritis gradasi agregal yang terbaik adalah yang nilai kemampalannya
iinggi. Setelah beberapa kali mencoba, Fuller dan Thompsof pada tahLrn 1907
Tnenemukan suatu gradasi ideal (yang mernpunyai rongga minimum). yang
d,r'umuskan sebagai berikul :

Pr=(d/D)j,,
dengan : Pt = total butiran agregat yang lebih kecil dartpada d
D = ukuran maksimum buti.an.

Conton
Sr.ratu agregat dengan besar buiir maksimum D = 40 nmAgar diperoleh agregat
yang mampal maka berat butiran yang lebih kecil daripada d= 20 mm sebanyak:

r=li9l
r0 l
=uzr

Berat butiran yang lebih kecil daripada d = 10 mm sebanyak :

lrl , '
lt 0.5 (l
JOI
Berai butrran yang lebih kecil daripada d = 10 mm sebanyak :

r, =ll
ll0 l
= o.l5

t1,t)ttttlrnr-S?nt,(;r.sik/tlikltrtAuru l'l
Jadi agar diperoleh agregat yang kemampatannya tinggi, maka susunan gradasi adalah
sebagai berikut:
Butir ukui'an 20 mm - 40 mm = 29 persen
Butir ukuran 10 mm - 20 mm = 21 persen
Butir ukuran 5 mm - 1C mm =15persen
Butiaukuran<5mm = 35 persen
Selanjutnya rumus tersebut digenerahsasikaf menladi
Pr = (d/D)q
dengan q beikisar antara 0 dan 1.

Dapat diperkirakan bahwa hubungan lersebut merupakan hubuftgan parabola,


sehingga kemudian dinamakan gradasr parabola untuk suatu jenis gradasi yang
demikian. Tampak bahwa jika semua ukuran agregat kurang dari D, kandungan pori
tergantung pada q, dengan pori mendekati nol jika q mendekati nol Dengan demikian,
jika dipilih nilai q rendah sualu gradasi rapai akan dipercleh.
Didalam praktek, gradasi parasola iniiidak dapat dlpakai secara sederhana 5egilu saja
karena dengan pertimbangan kemudahaf penger.laan adukan beton sejumlah tertentu
agregai halus diperlukan Antara 2 sarnpal 10 persen agregat halus harus lolos
lubang ayakan ukuran 0,15 mro dan anlara 10 dan 30 persen harus lolos ayakan
ukuran 0.30 nlm
Menurut peraturan di lnggris (British Standard) yang luga dipakai di lndonesia
saat ini (dalam SK- S l.ll-T-15- 1990-03) (ekasaran pasir dapal dibagl nrenjadr empar
kelompok menurul grada sinya, yaitu pasir halus. agak halus agak kasar. darl kasar,
sebagaimana tampak pada Tabel 2 1 dan Gambar 2 T Adapun gradasi kerikil yang baik
sebaiknya masuk di dalam batas y3ng lercantum dalam Tabel2.2 dar Gafibat 2.2.

|EDL I'ldla E:i en Grcsik,dikldt Ctt 18


Tabel 2.,|. Gradasi pasjr
Lubang
yang lewat ayakan
ayakan (mm) paerah I _ Oaeratr ii Daerah i
10 100 100 100 100

f 90 - 100 90 - 100 s0 - 100 95 - 100


2,4 60-95 75 - 100 85 - 100 95 - 100
1,2 30-70 55-90 75 100 s0 100
0,6 15-34 35-59 60-79 80 - '100
0,3 5-20 830 12-4A 15-50
0,15 0 10 0-ia 0 - 10 0-15
Keteaangan Daerah
: I = pasir kasar
Daerah ll = pasir agak kasar
Daerah Ili : pasir agak haJus
Daerah lV = pasir halus

Sno

E a{)

g .r
4
20

lo
o
0. i5 0,J0
i-uban! a\ aLaI inmr)
Garrbar 31 cradasi pasir

I/EDC Malang/Sehen Cresit,liAt.t


curu r9
Tabel 2.2. cradasi kerikil
LLrbang Persen beral butir yang lewat ayakan
(mm) Berat butir maksimum :
40 mm 20 mrn
40 95 - 100 100

2A 30-70 s5 - 100

10 10 35 25-55
4.8 0-5 0 -'10

i1x )

^ Ii{)

-9

lir

.1.1t l(l 2{,


Lubalg atakan (rnm)

Gafibar. 2.2 Gradasi Kerikil

Oleh peraturan tersebut (yang dibuat berdasarkan hasil-hasil penelitian sebelumnya)


telah ditetapkan bahwa !ntuk campuran beton dengan diameter maksimum agregat
sebesar 40 rnm 30 mm, 20 mm 10 mm. gradasi agregatnya (campuran pasir dan kerikii)
harr.rs berada dr dalam batas baias yang tertera dalamtabel2.3 2.4.,25.dan26 atdu
kurva yang tampak pada Gb.2.3, ct,24. Gb-2-5 dan 26. Pada gambar tersebul. btla
gradasi agregal campuran masuk dalam kurva I dan kurva 2 akan diperoleh adukan
beton yang kasar, cocok untuk faktor air semen rendah, mudah dikerjakan narnun
..udah terjad pemisahan kerikil Bila gradasi campuran masuk dalam kurva 3 dan

t 1.:t)( i1dld g/Sehen Aresikdikldt ai r 20


kurva 4
akan diperoleh adukan heton hal!s. tampak lebih kohesif. lebih sulit
drkerjakan sehingga perlu faktor air semen agak linggi Gradasi campuran yang idea
ralah yang masuk dalam kurva 2 dan kurva 3.

Tabel 2.3. Persen bdiran yang lewat ayakan %,untuk agregat butir maksimum 40 mm

Lubang (mm) Kurva 1 K)Na 2 Kurva 3 Kurva 4

38 100 100 100 10ll

19 50 59 67 75

9.6 36 52 60

46 24 32 40 47

2,4 18 25 31 38

1,2 12 17 24 3C

0, ri 7 12 17 23

0.3 3 7 11 15

0,15 0 0 2 5

r00

3ao

foo
..(<) .1

9. +o J3) r
@'
(-r.)
+2O
;
3
0
O,15 0,3 0,6 1,2 2,1 5 10 2A 40
LubaDg a\,"rr:.n, r.ril

Gambar 3 3 Gradasi Standar agregai dengan butir maxlmLtrn 40mm

I EDC llotdnEsetnen Arcsil, diklat ctu u 2l


Tabel 2.4 Persen butiran yang lewat ayakan %,untuk agregat butir maksimum 30 mm

Lubang (mm) Kurva 1 Kutva 2 Kurva 3

38 100 100 100

1S 74 86 s3

9,6 47 1A a2

4,8 28 52 7A

2,4 18 4A 57

1,2 10 30 46

0.6 6 21 32

0,3 4 11 19

0,15 0 1 4

L;

,r s!
1

;
..tfi )'

140

(.1)

tf
3 1--
0
o, l5 0,3 0,5 1 ,2 2,4 ; r0 20 3u

Lubarg :.,vikan, nn

Gambat 2.4. Gradasi Standar agregat dengan blrtir maxinrum 30nrrn

|EDa Matans/Se,n.n Gres iudiklat Gmt 22


Tabel 2.5 Persen butiran yang lewat ayakan, % untuk agregat butir maksimum 20 mm

Lubang (mm) Klrva 1 KrNa 2 Kurva 3 Kurva 4

19 100 100 100 '100

9,6 45 55 65 75

4,8 30 42 48

2,4 23 28 35 42

1,2 T6 21 28 34

0,6 I 14 21 27

0,3 2 3 5 12

0,15 0 0 0 2

36"
a

";
960

E40

-20
3
0
0, 15 ,6 1,b 2i4 s
Lubang ayakan mm

Gambar 2 5 Gradas Standar agregat dengan butir maximum 20mm

t EDa Mtloneisenen Cra)k likld A,ru 23


Tabel2.6 Persen butiran Yang lewat ayakan, To untuk agregat butirmaksimum 10 mm

Lubang (mm) Kurva 1 Kurva 2 Kurva 3 Kurva 4

9,6 100 100 100 100

4,r3 30 45 60 75

2.4 20 33 46 60

1,2 16 26 37 46

0,6 12 19 28 34

0,3 4 B 14 20

0,15 0 3 6

i00 {

880
a

-i
i
b!
$ ,ia

o2a
a
0
o, t5 0,3 0,6 1,2 2,4 5 ]C)

Lubang ayahan, lrl11

Gambar 2 6 Gradasi Standar agregat dengan butir rnaximum 10 mm

fEDa Malunslsenen Cres ilJ.likka Gtr 24


Dalam praktek diperlukan suatu campuran pasir dan kerikil dengan perbandingan lertentu
agar gradasi campuran dapat masuk di dalam kurva standar di atas Untuk mendapatkan
niiai perbandingan antara berat pasjr dan kerikil yang dapat dilakukan denoan cara
coba coba sebagai berikut
Pasir dan keriki{ adalah seperti yang tertutis pada l-abel 2.8 dan 2.g. Langkah
hilungannya adalah sebagai berikul :
a Tetapkan nilar bandinE antara berat pasrr dan berat kerikll, pada conloh int tetah
dihitung pada sub,bab 2.10 dengan hasil sebesai 36 % dan 64 70 Untuk
menrpermudah pelaksanaan nilai banding tersebut dibulatkan menjadl 40 % dan 60
%.
b Buatlah tabel (lihat tabel 2.7.)

Tabel2.7. Hitungan Campuran pasir dan Kerikil


Lubang Berat butir yang lewat
avakan Pasir Keirikil (2)xP (3)xK (4) + (5)
1.nm) l%'j (%)
(1) \2) (3) (5) (6)
\4)
40 100 100 40 60 100

20 100 50 4A 30 70

10 1C0 25 40 15

4,8 95,2 1 38.08 0.6 3S.68

2.4 0 35,12 0 35,12

1,2 694 0 27,76 0 21,76


0,6 48,4 0 '19,s6 0 19,36

0,3 19,6 0 7,U 0 7,84


0,15 0 0,96 0 0,96

Keterangan I Kolom 2 dan 3 diisidarihasilpengayaan.


Kolom 4 dari kolom 2 dikalikan p, dengan p = 40 %
Kolonr 5 darikolom 3 dikalikan K. dengan K = 60 %
Kolom 6 dari kolom 4 diiambah kolom s
c Gambarkan gradasi hasil campuran (kolom 6) ke dalam salah saiu kurva standar
yang sesuai dengan besar butir maksimumnya. pada Gb.2 3.. 24.. 25 atau 26.
Pada conioh ini karena ukuran maksimum agregatnya 40 mm maka digunakan Gb 2 3

I:EDC Maldng/Sen ctesiL/.liktat Cwu 25


Bila hasil gradasi yang diperoleh di atas itu tidak masLrk dl da am kLlrua standar, maka
nilai banding antara pasir dan kerikil dulangi dengall nilai banding yang lebih baik.
Demikian !9lq!e!g:q!e!q sehingga diperoleh diagram gradasi yang memenuhi syarat
(masuk kurva standar)
2.9 MODULUS HALUS BUTIR
N,4odulus halus-bulir ("fincness modulus") ialah sualu rrdek yang d pakai untuk
menjadi ukuran kehalusan alau kekasar3n butir bulLr agregat.
Modulus ha{us bulir (mhb) ini didefinisikan sehagal jum ah persen kumulal f dari
butir-butir agaegat yang teriinggal di atas suatu sei ayakan dan kenrLldian dibagi
seratus. Susunan lirbang ayakan itu ialah sebaga berikut : 40 mm 20 mm, 10 mm. 4,80
mm,2,40 mm, 1,20 mm,0,60 mm, 0,30 mm, dan 0.15 mm Sebagai contoh menghitung
modqlus halus- brtir suatu pasir dan kerikildiberikan pada Tabel 3.8
Makin besar nilai modulus halus menunjukkan bahwa makin besar butir butir
agregatnya. Pada umumnya pasir mempL,nyai modulus halus bLltir anlara 1,5 sam
pai 3,8 Adapun mhb kerikil biasanya dianlara 5 dan 8.
halus butir selain untuk menjadi ukuran kehalusan butir juga ddpai
I\,4odulus
dipakai untuk mencari nilai perbandingan berai antara pas r dan ker kil. bila kita akan
membuat campuran beton. Modulus halus bLrtir agregal dari carnpuran pasir dan keriki{
unruF bahan pembual belon oe'[isar aniara 5 O clar ' 5
'aoel 2I llilurrqar mooL, rrs lalus Luu pasir
Lubang ayakan Berat tertinggal Berai teflinggal Beral tertinggaJ
(mm) kr]mulatil ('/q)
40 0 0 0

20 0 0 0

10 0 0 0

4,80 48 48 4B

2,40 74 7.4 122

1,20 184 18,4 30.6

0,60 214 21 s1.6

030 2aB 28,8 844

0.'15 172 17.2 976

Sisa 24

Jumlah 1000 gram 100 % 277.2

t Ll)( \101019!?nrn lnr\n..ittl t;hu 26


N,4odulus halus - butir " .t
100
Hubungan antara mhb pasir, mhb kerikil, dan mhb carnpurannya dapat dinyaiakan
dengan rumus sebagai berikut i

Il =r\100o.
(P
dengan : W = persentase beral pasir terhaciap berai kerikil
K = modulus halus butir kerikil
P = modulus halus butir putir
C = modulus halus buti campuran
dari hasil pemeriksaan pasii dan kenkil yang dian,bii dari suatu
N4isalnya
terpat diperoleh moCu,us halus butir pasir 2 8 dan kerikil 7,2

Tabel 2.9 Hitungan modulus halus butir kerikil


Lubang ayakan Berat iertinggal Berat iertrnggal Berat tertinggal
(rnm) (oram) \%) kumulatif (o/o)

40 0 0 0

20 2500 50 50

10 1250 25 75

4,80 1200 24

2,40 50 1 100

1,20 0 0 100

0,60 0 0 100

0,30 0 0 100

0,15 0 0 100

Sisa 0 0

Jumlah 5000 gram 104 % 724

Hasil :

,.1 ..,
[,4odLrlus ha us - buli
I{)0
"

t LD( tlaldlls.nt.n(;t!::il.dttt Gttu 21


Diinginkan modulus ha us butir campurannya sebesar 5.6, maka dapal dihitung :

)l=
?
rI ii, ,ll,0oo j7"i
5.6 2.8
Berat pasir terhadap kerikil sebesar 57 %, atau dapat dikatakan perbandingan
antara beral pasir dan keriki! sebesar 57 : 100 atau 1: 1,75, atau berat pasir 36 % dan
berat kerikil 64 %.
Cara menentukan perbandingan berat antara pasir dan keriliil dengan rurnus inj dapat
dipakai, akan tetapr hasilnya rnasih harus dioanrbarkan dalam diagram gradasi standar,
karena n,lai rnodutlrs halus butrr tidak menggambarkan variasi besar bulir secara ieliti.
Jadi sebarknya rumus ini hanya dipakai untuk menentukan perbandingan pasir dan
kerikil secara kasar lperhitungan pendahuluan) sebelum memulal hitungan gradasl pada
sub bab 3.8. y:lng nrenggunakan tabel-tabel dan diagram

2.10 SERAPAN AIR DALAM AGREGAT


Karena adanya r:dara yang terjerrak dalanl suatu butiran ag.egat kelika
pembentukarrnya atau ka.ena dekon posisi minerar penrbentuk iertentu oleh perubahan
cuaca, maka terbentuklan lubang atau rongga kecil di dalam butiran agregat itu, yang
umumnya disebut porr Porr dalarn butiran agregai mempunyaa ukuran yang bervariasi
cukup besar. dari yang besar sehingga nlarnpu dilihat dengan mata leianjang,
sanrpai yang hanya dapat diihat dengan nrrkroskop. Pon-pori te.senar di seiuruh tubuh
buriran. oeberapa merupaL.:n pori pca yarg teduiup dalam materi, beberapa yang lainnya
terbuka ierhadap perrnukaan butiran. Beberapa lenis agregal yang sering dipakai
mempunyai volume porr tertulup sekitar 0 sampai 20 persen darivolume butirnya.
Karena agregat menempaI sampai 75 persen dar; volume betonnya maka
porosrtas agregat ntemberikan uran/kontribus pada porosltas beton scara
keseluruhan.
Pori pori mlngkin menjadi reservoar air bebas di dalam agregat. persentase berat
air yang marnpu diserap oleh suatu agregat jika direndam dalam air disebui serapan
air.
Jrka agregat basah ditimbang beratflya W kemudian dikeringkan dalam tungku (oven)
pada suhu 105 derajat ceicius sampat beralnya tetap Wk, maka kadar air agregat basah
itu ialah :

A=
I lt/.
, 1)0 ,,,,\, /,
uk
Agregat yang jenuh-air (pori porinya terisi penuh oleh air), namun permukaannya
kering sehingga tidak mengganggu arr bebas dioermukaannva di sebut agregat jenuh
kering mLrka

t t:D< Mdlang.r"na Ar.siLdiklal Oaa 28


Jika agregat yang jenuh kering muka ini kemudian dimasukkan ke dalam
lungku
pada suhu 105 derajat celcius sampai beratnya tetap yaitu
kadar atr agregat tenuh
kering muka itu sebesar :

4." fi' ' Ilk


\ tro r.,,.!.,
uk
Air daiam agregat dikenal ada 2 macam, yaitu air yang meresap dan alr yanq
ada
di permukaan butiran
Air yang meresep berada dalam pori antar butir dan mungkln ttdak tampak
dipermukaan, dan ini dipengaruhi oleh besar pon butiran agregatnya pada
agregat
normal kemampuan menyerap air ini sekitar I sampai 2 persen saja, dan
d hitufg
sebagaimana menghilung kadar air jenuh kering muka yang ada
diatas Kenrampuan
menyerap air ini disebut serapan air atau daya serap suatu agregat
Adapun air yang ada dipermukaan butir lampak di permukaan, dan ini
dipengaruhr
o,eh Ingkungan agregat. basah ata,r tering.

2.,I 1 KADAR AiR AGREGAT


Air yang ada pada suatu agregat (dilapangan) perlu diketahui unluk
menghitung jun ah arr
yang pedu dipakai datanr campuran adukan beton dan pula
untuk rnengetahui beral
satuan agregat Keadaan kandungan aii di dalam agregat dibedakan
menladr beberaga
tingkat yaitu (lihat puta Gambar 2.7.)
a Kering tungkd; Benar benar ttdak berajr, dan ini berartt dapat secara penuh rnenyer?p
air
b Kring udaaa; Butir butjr agregat kering permukaannya tetapi mengandung
sedikit air dl
dalam porinya OIeh karena itu pasir dalam tingkat ini masih dapat
sedtkit mengrsap
air,
c Jenuh kering muka; Pada tingkat ini tidak ada air di permukaan
teiapi butir butrrnya
berisiair sejumlah yang dapat diserap. Dengan demikian butiran butiran
agregat pada
tahap ini tidak menyerap dan juga tidak menambah jumlah air bila dipakai
dalani
campuran adukan belon.
d. Basah, Pada tingkat tni butir-butir mengandung banyak air,
baik dtpermukaan rraupun
didaiam butiran, sehingga bila dipakaiuntuk campuran akan memberiaI
Dari keempat keadaan tersebut diatas, hanya dua keadaan yang
se.ing drpakai
dalam dasar hitLlngan, ialah kering tuogku dan jenuh keaing muka.
karena konstan untuk
suatu agregat tertentu. Adapun kering udara dan basah yang merupakan (eadaan
sebenarnya di lapangan sangat bervariast karena dipengaruhi
oleh lingkungan
Keadaan jenuh kering muka ( saturated surfacedry, SSD) lebih disukai
sebagai
standar karena :

qEDC Malanslsehen
clesitl.1ikl.t a;aru 29
a. Merupakan keadaan kebasahan agregat yang hampir sama dengan agregat dalam
belon. sehingga agregat tidak akan menambah maupun mengurangi air dari paslanya
b. Kadar air di lapangan lebih banyak yang mendekati keadaan SSD daripada yang
kering tungku
Dalam hal hilungan kebutuhan air pada adukan beton, biasanya aghregat
oianggap dalam keadaan ienuh ke.ing muka, sehingga jika keadaan ag.egat di lapangan
kering udara maka Jalam adukan beton akan menterap ai.. namLrn jika agregat di
lapangaa dalam keadaan basah maka akan nrenambah air.
Penyeraparl dan penambahan air lersebut dapat dihilung dengan rumus :

( l(.
1'" - 'fi
t00
A-,b = air tambah dari agregat, ltr
K = Kadar air agregat di lapangan, %
(-, = kadar air agregatjenuh kering dimuka, %
W.q = be.ai agregai. kg

Kadar air dalam pasir dapat diukur sebagai berikul.

Timbang paslr sebanyak rninimum 50C gram Keringkan pasir tersebul dengan
niemasukkannya ke dalam iungku pengering sampaitldak berkurang beratnya
/t, r,tt , ,tttl,t h, t,tr l, rttr
r 100
tua ktrnry
Dalam hitungan campuran adukan beton dipakai berat satuan pasir unluk tingkat
jenlh kering muka, karena tidak menambah alaupun mengurangi jumlah ai. ke dalam
campuran.
Daiam hitunqan sering dipakai :

''berai ienis' pasir-ienuh kerinq muka


yang drperoleh runrus:
'bl A/(A-B)
dengan 'A = berat pasirjenuh kering muka di udara
B - barat pds'r lersebul dr dalam a r

2,,12 PENGEMBANGAN VOLUME PASIR


Vo ume pasir biasanya mengembang bila sedikil mengandung air. Pengenrbangan
volume itir disebabkan karena adanya lapisan tipis (selaput permukaan) air di sekitar
butlcbutir pasir Ketebalan lapisan air itu bertambah dengan bedambahnya kandungan

I EDa,vnk gsetnen CrariL.likldt C t t0


air di dalam pasir, dan ini beradi pengembangan volume secara keseluruhan Akan tetapi
pada suatu kadar air tedentu, volurne pasir mu ar berkurang dengan bertambahnya kadar
air Pada suatu kadar air ierieniu pula, besar penambahan volume pasir ftu menladi nol,
berartivolume pasir menjadi sama dengan volume pasrr kering, lihat Gambar 2 7.

it')
J I

@
2\l

" '",,,. ,,ill ,,, i' rr'


'J
Gambar 2 7. Pengembangsn vo Lrme pasir akibat kandungan air

Pasir yang halus mengembang ebrh banyak oaripada pasir yang kasar Besar
pengembangan \rolume pasir iiu dapat sarnpai 25 atau 4C pe.sef. pada kadar air sekltar 5
dan I peisen (kadar air = berat arr dibaqi berai bul r pzrsrrl
Untuk mengetahur besar pengembangan vo]rnre pasr tersebut percobaan se_

derhana berikul ini dapat dilakukan.


Mula mula pasir yang sedikit mengandung air dimasLlkkan ke dalam gelas ukur
(lihat Gambar.2.B.). Catallah tinggi pasir tersebut, misalnya hl KelLlarkanlah pas r itu dari
gelas ukur dan usahakan lidak ada pasir yang tumpah lsilah gelas ukurladi dengan
airsampal kira kiralebihdari setengah tinggi hi [,4asukkan dengan hal hatl pasiryang
iadi ke da{anr gelas ukur dan aduklah/putar sebentar. Seielah tenang aksn lampak pasir
mengendap, lalu ukurlah iinggi pasir endapan di bawah muka air itu misalnya h, Tinggi
pasir endapan inl sama denqan iika pasir itu ker ng Kemudian besar pengembangan
vollrme pasrr dapai dihilung sebesar = (hi hr)/ h:

rEDa MatdhEseh.n CresiLAikklt Gtr" 3l


Gambar 2.8. Pemeriksaan volume pasir kering

L,ntuk menghindari kesalahan hitung (perbedaan antara perhii!ngan dan


pe{aksanaan) pada pencampuran pasir dalam adukan mortar/beton akibat pengaruh
pengembangan pasir tersebul maka perlu dr3dakan sedikii koreksi bia men.ampur pastr
unluk nrortar alau beton dengan men njau kandungan air dalam pasirnya
Jika pasir diukur menurut volume dan tidak diberikan koreksi terhadap adanya
pengembangan volume, maka campuraf adukan beton akan kekurangan pasir daripada
yang ditetapkan karena pask yang basah menempati volume yang lebih besa daripada
pasir kering. Dalam kasus semaca n irlr penambahan volome pasir diperlukan sebesar
persentase pengembangan volumenya agar lLtm ah pasir yang dimasukkan ke Calam
adukan sama dengan yang direncanakan Jika tldak demikian, maka perbandingan
volume yang seharusnya i:2:3 datafi prakteknya menjadi lt 1,6 : 3 ilka
pengembangan volume pasir 20 persen Aiasan inilah sebenarnya yang menladikan
campuran adukan belon dengan perbandingan volume tidak boleh dipakal untlk beton
mutu lebih dari20 MPa.

2,,13 KEKUATAN DAN KEULETAN AGREGAT


Kekuatan beton tidak lebih tinggr daripada kekuatan agregatnya. O eh karena itu
sepanjang kuat tekan agregat lebih tinggl daripada beton yang dibuat dan agregat
tersebut maka agregat tersebut masih dianggap cuklrp kuai Namun dalam kasus beton
kuat lekan tinggi yang mengala.nl konsenlrasj tegangan lokal cenderung mempunyar
tegangan lebih tinggi daripada kekuaian selLtruh beton. dalam haj irll maka kekllatan
agregat menjadi kritis.
Kekualan dan sifal lain darr agregat dapat sangat bervariasi da am batas-batas
yang besar. Butir butir agregal dapat bersifat kurang kuat karena dua sebab, yail!

tl:l)4,\ldlonrk"tenCrusiL1iAld(!Lr, l2
3. AIR
Air merupakan bahan dasar pembuat beton yang penting namun
harganya palrng
fiurah Ajr dipealukan !jntuk beareaksi dengan semen, serta untuk menjadi bahan pelumas
antara butir-butir egregat agar dapai mudah dikerjakan dan
dipadatkan untuk berreaksi
dcngan semea. arr yang crirerlukan hanya sekitar 25 persen
berat semen sara namun
dalam kenyataanya nilar faktor air-sernen yang dioakai sulit kurang
dar, 0,35. Kelebihan
3ir ini yang dipakai sebalai perurnas Tetapi perru dicatat bahwa tambahan
air untuk
pelumas inrlidak boich terlalu banyak karena
kekualan beton akan rendah serta betonnya
porous. Selain itu. kelebinan air akan
bersama-sama dengan semen bergerak
kepermukaan adukan beton segar yang baru saja dltLrang (bleeding)
yang kemudian
menjadi brrih dan merupakan suatu laptsan tipis yang dikenal
dengan /alfaace (selaput
tipjs). Selaput tipis ini akan mengurangi tekatan antara
lapis_lapis beton dan merupakan
bidang sambung yang kemah Apabrra ada kebocoran
cetakan, air bersama-sama semen
juga dapat kelu3. sehtngga terjadilah sarang
sarang kerikil.
Air yang memenuhr persyaratan sebagai air minum memenuhi
syarat pura untuk
bahan campuran beton (tetapl tidak berarti air percampur
beton harus memenuhr standar
persyaratan air rninum)
Secara umum air yang dapat dloakai untuk bahan pencampur
beton ialah air yang
bila dipakai akan dapat menghasilkan heion dengan
*"rr",un ,.i *r, 90 % kekuatan
belor yang.nemaka ai SL,. g
Dalam halterdaDat kesLrlltan air di daerah terpencil misalnya yang
tidak terdapat air
minum atau air untuk penggunaan umum, dan kuaritas
air yang ada dikhawatirkan. maka
perlu dilakukan pengLrjian kualitas air
Kekuatan beion Can Caya taha|nya berkurang jika air mengandung
kotoran
Pengaruh pada beton diantaranya pada ramanya waktu
ikatan awar adukan beton. serta
kekuatan betonnya setetah rnengeras Adanya butiran
melayarlg (Lumpur) dalam air di
atas 2 gram/liter dapat mengurangi kekuata beton Air yang
berlumpur tertatu banyak
dapat diendapkan dulu sebelLtrn dipakai dalam kolam pengendap.
Adanya garam_garam
mangaan, timah sens. tembaga. dan timah hitam
dengan lumlah cukup besar pada air
adLrkan akan menyebabkan pengurangan kekuatan
beton. Seng klorida misalnya,
memperlambat )katan awal beion sedemikian sehingga
beton memiliki kekuatan dalam
umur 2 - 3 hari pengaruh timbale nitrat (pb NO3) yang tinggi akan sangat merusak
beton Beberapa garam seperti sodium iodate sodiura phosphate
sodiLrm arsenat dan
sodium borat mengurangi kuat awar beton menjadi sangat
rendah. sodium karbonat dan
potassium dapat rnenyebabkan ikatan sangat
cepat dan dalam konsentrasi yang besar

l'ED{ itlalang Senten (;ersik tlluetion ahd tanth! t;nntt;lttK


akan mengurangi kekuatan beton. Adanya kalsium khlorida mempercepat katan dan
pengerasan
Air laut umumnya mengandung 3,5 persen iarutan garam, sekitar 78 persennya
adalah sodium klorida dan 15 persennya adalah magnesium sltlfat. Adanya garam garam
dalarn air iaul ini dapat mengurangi kekuatan beton sampai 20 persen Arr taul tioak boten
digunakan untuk campuran beton pada beton bertulang ataupun beton pratecang karena
resrko terhadap korositulangan lebih besar.
Arr buangan industrj yang mengandung asarn atau alkali biasanya ttdak aremenuhi
syarat Lrntuk struktur beton.
Ganggang yang rnungkin terdapat dalam air atau pada permukaan butir-butir
agregat, biia tercampur Oalam aduk3n akan menqurang, lekatan antara batuan dan
pastanya. Hal ini memperburuk beton
KandLrngao gula mungkin juga terdapat dalam air Bila kandungan it! kurana dari
0,05 persen berat ai. tampaknya tidak berpengaruh terhadap k3kuatan beton Narun
dalam juinlah yang lebih banyak dapat memperlambat ikatan awal. dan kekuatan beion
dapat berkurang.
Dalam permukaan air untuk beton itu sebaiknya air memenuhi syarat sebaga
berikut:
(a) Tidak mengandung lumpur (benda meiayang lainnya) lebih d ari 2 g.am,]ler
(b). tidak mengandung garam garam yang dapat merusak beton (asam, zal orgaiik da-
sebagarnya) lebih dari 15 gram/liter
(c) tldak mengandung khlorida (Cl) lebih dar 0,5 gram /liter
(d). tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram/liter
utnuk air perawatan, dapat dipakai juga air yanq dipakai u,1tuk pengadukan. T3tapi
harus yang tidak menimbulkan noda atau endapan yang merusak warna permu[aan
sehingga tidak sedap dipandang Besi dan zat organis dalam air umurirnya sebagai
penyebab utama pengotoran atau perubahan warna terutama jika perawatan cukup
lama

t EDC lloldngs nen cesil! Fnu:ution an 1 ttuihing Ou SMK l,r


4. BAHAN TAMBAH
Bahan tambah ialah bahan selain unsur pokok beton (air, semen dan agregat) yang
ditambahkan pada adukan beton, sebelum, segera. atau selama pengadukan beton.
Tujuannya ialah untuk mengubah satu atau lebih sifat-sifat beton sewaktu masih dalam
keadaan segar atau selelah mengeras, misalnya : mempercepat pengerasan, menambah
encer adukan, menambah kuat tekan, menambah daktiiitas (mengurangi slfat getas),
mengurangi retak-relak pengerasan dan sebagainya.
Bahan tambah sehaiusnya hanya berguna kalau sudah ada evaluasi yang teliti
tentang pengaruhnya pada beton, khususnya dalam kondisi dimana beton diharapkan
akan digunakan. Dalam hal-hal yang meragukan terutama untuk pekerjaan-pekerjaan
khusus, perlu diadakan penEriksaan pada contoh-contoh yang mewakili, agar diperoleh
informasi yang dapat dipercaya.
Bahan tarnbah biasanya diberikan dalam jumlah yang relatif sedikit, dan harus
dengan pengawasan yang ketat agar tidak berlebihan yang justru akan dapat
memperburuk sifat beton.

4.I. BAHAN (IMIA TAiIIBAHAN


Bahan kimaa tambahan (chemical admixtuA ialah bahan kimia (berupa bubuk
atau cairan) yang dicampurkan pada adukan beton selama pengadukan dalam jumlah
tertentu untuk mengubah beberapa sifatnya (SK SNI 5-18-1990-03. Spesifikasi Bahan
Tambahan untuk beton)
Bahan tambahan dapat dibedakan menjadi 5 jenis :

(a). Bahan kimia tambahan untuk mengurangi jumlah air yang dipakai. Dengan
pemakaian bahan ini diperoleh adukan dengan faktor air semen lebih rendah pada
nilai kekentalan adukan yang sama, atau diperoleh kekentalan adukan lebih encer
pada faklor air semen sama.
Pejelasan :

(1). Dengan memakai bahan kimia tambahan ini, kekentalan adukan dapat dibuat
sama, dengan nilai f.a.s lebih rendah, sehingga kuat tekan beton lebih tinooi
(2). Dengan memakai bahan kimia tambahan ini, nilaif.a.s nya dibuat sama berarti
kuat tekannya sama. Namun kekentalam aduakan beton menjadi lebih encer
(b). Bahan tambahan untuk memeperlambat proses ikatan beton. Bahan ini digunakan
misalnya pada suatu kasus dimana jarak antara tempat pengadukan beton dan
tempat penuangan adukan cukul jauh, sehingga selisih waktu antara mulai
percampuran dan pemadatan lebih dari I jam.

L l.l)(' \lalaht':tehlen CersjlLEdrcatian and taining Gurl SMK 35


(c). Bahan kimia tambahan untuk mempercepat proses ikatan dan pengerasan beton.
Bahan ini digunakan jika penuangan adukan dilakukan di bawah permukaan air,
atau pada srtuktur beton yang memerlukan waktu penyelesaian segera, misalnya
perbaikan landasan pacu pesawat udara balok p.ategang jembatan dan sebaginya.
(d) Bahan kimia tambahan be.fungsi ganda yaliu mengurangi air dan rnemperlambat
Proses ikatan
(e) Bahan kimia tambahan berfungsi ganda, yartu untuk rnengurangi air dan
mernpercepat proses ikatan dan pengerasan beton

Selain 5 jenis diatas, ada 2 Jenis lain yang lebih khusus, yaitu :

(a) Bahan kimia lambahan yang digunakan untuk mengurangi jumlah air campuran
sampai sebesar 12 persen atau bahkan leb h, untuK menghasilkan adukan beton
dengan kekentalan sama (air dikurangi sampat '12 % iebih namun aCukan beton
tidak bertambah kental)
(b) Bahan kimia tambahan dengan fungsi ganoa, yaitu mcngurangi ai sampai 12 o/o

atau lebih dan memperlambat wakiu pengikatan awal

4.2. POZOLAN
Pozolan adalah bahan alam atau buatan yang sebagian besaa teadiri dan unsure
Lrnsur sitikat dan atau aiuminat yang reaktif (Persyaratail Umum Bahan Sangunan di
lndonesia, PUBI-1982)- Pazolan sei'tdiri tidak mempunyai sifat semen, tet3pi dalam
keadaan halus (lolos ayakan 0.21 mm) bereaksi dengan air dan kapur padam pada
suhu normal (24 - 27'C) n'tenjadi suatu massa padat yang iidak iarut dalam arr.
Termasuk dalam kelompok pozolan antara lain :

(a). Tras alam


(b) Gilingan terak dapur tinggi
(c). Abu terbang labuttet, fly ash)

D3lam SK SNI S 15-1990-F Spesifikasi Abu Te.bang sebagal Bahan Tambahan


untuk Campuran beton disebutkan ada 3 tenis abu terbang yaitu .

(1) Abu terbang kelas F, ialah abu terbang yang dihasilkan dan pembakaran batu
bara jenis antrasit pada suhu '1560'C)
(2) Abu terbang kelas N, ialah hasil kalsinasi da.i pozotan atam, misatnya tanah
diatomice, shole, tuft, dan batu apung
(3) Abu terbang kelas C, adalah hasil dari pembakaran ligmit atau batubara dengan
kadar karbon sekitar 60 persen: abu terbang lni mempunyai sifat seperti semen
dengan kadar kapur di alas 10 persen

I l:D( Molo"g6enen Gercil!Ltl"catian and r.dinine Glru S,\tK 36


Pozolan dapat dipakai sebagai bahan tabahan atau sebagai pengganti
sebagian semen
Portland. Bila dipakai sebagai pengganti sebagian semen poorfland, umumnya berkisar
antara 10 sampai 35 persen berat semen. Bahan tambahan ini dapat mernbuat
beton
lebih tahan terhadap garam, sulfat, dan air asam. Laju kenaikan kekuatannya
lebih
lambat dadpada beton normat (lihat cb.5.1. dan Gb.S.2.) pada umur 28 hari kuat
tekannya lebih rendah daripada beton normal, namun sesudah 3 bulan (90 hari)
kuat
tekannya dapat sedikit lebih tinggi.
Bila pozolan dipakai sebagai bahan tambah akan menjaciikan beton lebth mudah
diaduk, lebih rapat air, dan tebih tahan terhadap serangan kimja.
Beberapa pozolan dapat mengurangi pemuaian beton yang terjadi akibat proses
reaksi alkali-agregat (reaksi atkali datam semen dengan silika dalam agregat).
Dengan
demikian mengurangi retak-retak beton akibat reaksi tersebut.
Pada pembuatan beton massa (mass concrele), misalnya dam, pemakaian
pozolan sangat menguntungkan karena menghemat semen, dan mengurangi panas
hidrasi. Panas hidrasi pada beton massa oapat mengakibatkan retakan yang
serius.

4.3. SERAT
Salah satu bahan tambah beton ialah ser4 Oibre). Beton yang diberj bahan tambah

menjadi suatu bahan komposit, yartu beton dan serat. Serat daoat berupa asbestos,
gelas/kaca, plastic, baja, atau serat tumbuh-tumbuhan (rami, ijuk).
Maksud utama penambahan serta ke dalam beton adalah untuk menambah
kuat
beton, mengingat kuat tarik beton sangat rendah. Kuat tarik yang sangat rcnc,ah
berakibat beton mudah retak, yang pada akhirnya mengurangi keawetan
beton_ Dengan
adanya serat, temyata beton menjadi lebih tahan retak dan tahan benturan jika
masalah
penyerapan energi ciperlukan- perlu diperhatikan bahwa pemberian
serat tidak banyak
menambah kuat tekan beton, namun hanva menambah dektilitas (lihat
Gb.5.3).
Serat baja dapat berupa potongan-potongan kawat, atau dibuat khusus dengan
permukaan halus/rata atau deform, lurus atau bengkok untuk
memperbesar lekalan
dengan betonnya. Serat baja akan berkarat di permukaan beton, namun akan dengan
betonnya. Serat baja akan berkarat di permukaan beton, namun akan sangat awet
Jjka
didalam beton. Diameter serat baja bervariasi dari 5 sampai 500 mikrometer (.1
mikro
meter = 1ljuta meter) dan panjang sekitar 50 mm. Jumlah pemakajan serat baja sekitar
50 - 200 kg per meter kubik beton.
Dalam pemakaiannya, hal yang menjadi pembatas adalah masalah harga, karena
sampai saat ini harga serat masih mahal. Namun demikian karena kebutuhan. maka
beton serat sudah sering dipakai pada :

I'LDC MalanE,'Senen Gersik/Edrcation atut tdihih! A ntSMK


37
(a). Lapisan perkerasan jalan dan lapangan udara, untuk mengurangi retak dan
mengurangi ketebalannya

lbl. Spifiway pada darr untuk mengu.angi kerusakan akibat adanya cavitasi
(c). Bagian beton yang tipis aga. iidak mudah retak.
Serat y3ng diDuat dari polypropylene. nylon. alau tumbuhan, Karena modulus
elastisnya yang rendah rnaka ta.npaknya kurang efektif dalam mengurangi retak,
namun dapat menambah ketahanan terhadap benturan
Semen asbes sudah banyak dipakai unt!k membuat pipa beton, papan tahan-api,
dan papan-asbes

.to

I
s
-rll

I
S€rr'.r r iD* dr
SqrHrlifr

lr,
,; m ,fi}
U{t'' Ln

Gb. 5.'1. Diagram umur dan kuat tekan beton

l !:D( \1olon!' lnkn Cer\ik'Dl rutbn dntl lfttinhq(nN Sl\lK l8


.,.
_// -- --

E
&so
a

'S€men+llvnsll
!ro
J Searefi t iasq

I3
Unnr . hari
Gambar 5.2 Dlagram laju kenatkan kuat tekan beton

fED(: l,lalonu/Se ren a.;erci1</h!ut.tiar ar.l ianin!(;tnt \MK lc


dlI
av,
, J()
a

# 2,r

l0

,ltxXl 6{XX,
Regangan ( to-6 y

Gambar 5 3 Diagram regangan{egangan silinder beton, tanpa serat dan dengan


setal 2a/o dan 3aA ([4indess, 931 ) .1

-tL

t l.l)( \lald"g Sencn (;e4iltlEducation d d tainjne (;utu SlrlK


.10
PERANCANGAN MENURUI CARA INGGRIS

Perancangan adukan beton cara lnggrrs l,The British l,{tx Deslgn I,.4ethod,)
ini tercantum dalam "Design og Normal Concrete Mrxes, telah menggantikan cara
"Road Note No.4" sejak tahun 1975 Dl lndonesia cara ni dikenal dengan
cara
DOE ("Department of Environment') perenacafaan dengan cara DOE ini dipakar
sebagai standar perencanaan oleh Departemen pekerjaan Umum di lndonesia,
dan dirnuat dalarn buku Standar No SK.SNI T j 5. 1990 03 dengan judul bukurrya :
"Tata Cara Pembuatan Rencana Camprtfan Betoi Normai, Dalant perencanaan
cara in dtgunakan tabel tabel dan grafik - graf k

Langkah - langkah pokok cara jni ialah :

1) Penetapan kuat tekan beton yang disyaratkan (fc,) pada umur tertentu.
Kuat tekan beton yang disyaratkan ditetapkan sesuat denga pgrsyaratan
perencanaan strukturnya dan kondisi setempat. Dr lndonesia yang
dimaksudkan dengan kuat tekan beton yang disyaratkan talah kuat tekan
beton dengan kemungkinan leblh rendah.lari nllai itLr hanya sebesar 5% sala.

2) Penetapan nilai deviasi standar (s)


Deviasi standar dltetapkan bercjasarkan,rlngliat mutu pengend3llan
pelaksanaan pencampuran betonnya. Makrn baik mutu pelaksanaan makin
keciJ nilai deviasi standarnya penerapan nilai deviasi standar ,,s, inj
berCasarkan pada has/ pengalamanan praktek petaksana pada waktu
yang laiu, untuk pembuatan belcn ntutu yang satna dan menggunakan
bahan dasar yang sama pula
(a) Jika pelaksan3 mempunyai catatan data hasil pembuatan beton serupa
pada masa yang la u, maka persyaratannya (selain yang tersebut diatas)

lumlah data hasil uji mjnimum 30 buah (Satu data hasit uji kuat tekan
adalah hasil rata - rata dari uji tekan dua sllinder yang dtbuat dari contoh
beton yang sama dan diuji pada umur 28 ha.l atau Lrmur pengujtan lain
yang dltetapkan)
Jjka jumlah data hasil uji kuranq dari 30 buah maka dtlakukan koreksi
terhadap nilai devtasi standar dengan suatu faktor pengal , seperti
tampak pada tabet beikut.

.+l
Faktor pengali deviasi standar

:3025 2A 15 <15
Faktot pengali : 1,A 1,03 1,48 1,16
*) Untuk nilai antara dipakai interpolasi

(b) Jika pelaksana tidak meripunyai catatan/pengalaman hasil pengujian


beton pada masa lalu yang memenuhi persyaratan tersebut (termasuk
data hasil uji kurang dari 15 buah), maka nilai margin lanEsung diambil
sebesar 12 Mpa (lihat langkah (3)).
Untuk membenkan gambaran bagaimana cara menilai tingkat
pengendarian mutu pekerjaan beton, disini diberikarr pedoman dengan
melihat tabel berikut.

Nilai Deviasi Standar Untuk Berbagai Tingkat


Pengendalian Mutu Pekerjaan

Tingkat pengendaltan mutu pekerjaan s.r (Moa)

2,8
Sangat ba;k 3,5
Batk 4.2
Cukup 5.6
7,O

8,4

3) Perhitungan nilaa tambah ("margin"), (M).


Jika nilai tambah ini sudah ditetapkan sebesar 12 MPa maka iangsung
kelangkah 4).

Jika nilai tambah dihitung berdasarkan nilai deviasi standar sd makan

dilakukan dengan rumus berikut :

M=k.sd
dengan : M - nilaitambah. Mpa

sd = deviasi standar. MPa

tl;2""*8;Q- \Z
114 = 1).
4) Menetapkan kuat tekan rata * rata yang direncanakan.
Kuat tekan beton rata - rata yang dlrencanakan diperoleh dengan rumus:

f'.,=f"+M
dengan : f.t= kuat tekan rata - rcla, MPa
f. = kuat tekan yang disyaralkan, MPa
M = nilaitambah tlPa

5) Penetapan Jenis semen Portland.


Menurut PUBI 1982 di lr,donesia semen Portland dibedakan menjadi 5 jenis,
yaltu jenis l, ll, lll, lV dan V. Jenis I merupakan jenis semen biasa, adapun
jenis lll merupakan jenis semen yang yang dipakai untuk struktur yang
menuntut semen cepat mengeras-
PaCa iangkah ini ditetapkan apakah dipakai semen brasa ataLtkah semen
yang cepat mengeras.

6) Penetapan jenis agregat


Jenis kerikil dan paslr ditetapkan, apakah berupa agregat alami (tak
dipecahKan) ataukah agregat jenis batu peaah (crushed aggregate).

7) Tetapkar] faktor air - semen dengan salah satu dari dua cara berikut .

(a) Cata pertama . Berdasarkan jenis semen yang dipakai dan kuat tekan
rala - Ela silinder beton yang drrencanakan pada umur^ tedentu,
\
d teraola't nrlai fdktor atr . semen dengan melihat Gb.5.8 | I rq . t c /
(b) Cara kedua : Berdasarkan jenis semen yang dipakai, jenis agregat
kasar. dan kuat tekan rata - rata yang direncanakan pada umur umur
trl
tertentu, ditetapkan nilai faktor air - semen dengan tabet Gb.5.9 ---lleZ
Langkah penetapannya dilakukan dengan cara sebagai berikut:
I Lihat tabel 5 11. Dengan data jenis semen. jenis agregat kasar, dan
umur beton yang dikehendaki, dibaca pgILtSAA kuat tekan silinder
belon yaag alan droerolc. jika dtpdlar faktor air - semen 0.50 Jenis
kerikil maupun unmur beton yang direncanakan, maka dapat
diperoleh kuat tekan beton seandainya dipakai fas 0,50.

,11
ll. Lihat Gb.5.9. Lukislah titik A pada cb.5.9. dengan nilai fas 0,50
(sebagai absis) dan kuat tekan beton yang diperoleh dari Tabet 5 1't
(sebagai ordinat). PaCa titik A tersebut kemudian dibuat orafik baru
yang bentuknya sama dengan 2 grafik yang sudah ada didekatnya.
Selanjutnya ditarik garis mendatar dari sumbu tegak di kiri pada kuat
tekan rata - rata yang dikehendaki sampei memotong Arafik bary
tersebut. Dari titik potong itu kemudian ditarik garis kebawah sampai
memotong sumbu mendatar dan daoatlah dib,aca nllai faktcr ait -
semen yang dicari.

B) Penetapan faktor ait - semen maksimum.


Agar beton yang diperoleh tidak cepat rusak misalnya, maka pertu Citetapkan
nilai faktor air- - semen maksimum. Penetapan nllai faktor air - semen
nraksimum dilakukan dengan tabel 5.12. LL^9- .49)
Jika nilai fas maksimum ini lebih rendah da.ipada nilai fas dar langkah 7),
maka nilaifas maksimum ini yang dipakai untuk perhitungan selanluinya.

Tabel 5,11, Perhiraan Kuat Tekan Beton (Mpa)


dengan Faktor Air Semen 0,50

Jenis agregat Umur (hari)


Jenis semen Et.-"r
kasar 2e s1 \;.
r. t Alami
Batu pecah
17
19
23
27 € F er,;
flr Alami 21 38 44
Batu pecah 33 44 48

11
tvor; 11+""'t* '

Tabel 5.12. Persyaratan Faktor Air - Semen Maksimum Untuk


Berbagai Pembetonan Dan Lingkungan Khusus

Jenis Pembetonan Fas Maksimum


,t , Bet did.lam .ra"g b."gunan
" \,
a. Keadaan keliling norr-korosif 0.60 A. t*-l;ia
1';\Keadaan kel'lrno korosif , drsebabtan
\-/ ojeh kondensas, atau uap korosi
,: i -trgtt,"n^/,
,, Beton diluar ruang bangunan :

a. Tidak terlindung dari hujan dan terik


maiahafl langsung 0,55
b. Tedindung dari hujan dan terik matahari
langsung 0,60

7, Beton yang masuk kedalain tanah :


a lllengalaririkeadaan basah dan kenng
berganti- qanti 0,55
b. N,4endapat pengaruh sulfat dan alkali
daritanah Lihat tabel5.12.a.

4 Beton yang selalu berhubungan denga ai. I inat tabel 5.12.b


l. tawar / payau / laut

,15
Tabel 5.12-a- Faktor air - semen maksimum untuk beton yang
berhubungan denga air tanah yang mengandung sulfat

Konsentrasi Sul{at (Sa3)


Dalarn tanah
SO3 dala/,
SA3dalan cafipuran Jenis Seme, Fas Maks
Total
so3 9'. @ntt)
(gr/ltr)

<0,2 <1 () Tipe I dengan 0,50


atau tanpa

(15 - 40 %)

0,2 - 0,5 1,0 1,9 a; 1,2 Tipe I tanpa 0,50

Tipe I dengan 0,55

(15 - 40 %)

c,55

0,5 - 1.0 1,9 3,1 1,2 2,5 4.45

(15 - 4A %) atau

0,45

1,0 2,4 3.1 5,6 2,5 5.4 0,45

>2.0 >5,6 >5 0 Tipe ll atau V dan 0,45


lapisan pelindung

46
fabel 5.12.b. Faklor Air - Semen Untuk Beton Bertulang Dalam Air
Berhubungan denaan : Tipe Semen Faktor air - semen

Ait tawat Semua tipe l- V 0.50

npe I + Pozolan (15 - 10 "l) 015


atau

Tipe ll atau V (-oso-) -', '-."..U..;Z


4,45

9) Penetapan nilai slam.


Penetapan nilai slam dilakukan dengan memperhatikan pelaksanaan
pembuatan, pengangkutan, penuangan, pemadatan maupun jenrs
strukturnya Cara pengangkutan adukan beton dengan aliran dalam ptpa
yang dipompa dengan tekanan membutuhkan nilai slam yang besar, adapun
pemadatan adukan dengan alat gelat (triller) dapat dilakukan dengan nrtai
slam yang agak kecil.
Nilai slam yang diinginkan dapat diperoteh dari Tabel 5.13.

Tabel 5.13. Penetapan Nilai Slam (cm)

Pemakaian Beton Maks


Dinding plat pondasi telapak beiulanq 12.5 5,0
Pondasi telapak tidak bedulang. kaison, dan
9,0 2,5
struktur dibawah ta.ah
,c+e
Pelat balok. kolom dan dinding 15,0 lo 7,5

7,5 5,4
Pembetonan masal 7,5 2,5

'10) Penetapan besar butir agregat maksimum.


Penetapao besar butir agregat maksimum dilakukan berdasarkan nilai terkecil
dan ketentLan - kelentLan berikur:
a. Tiga per empat kali larak bersih minimum antar baja tulangan. atau
berkas baja tulangan, atau tendon prategang atau selongsong.

4-/
b Sepertiga kali tebal plat.
c. Seperlima jarak te*ecil antara bidang samping dari cetakan.

1'1) Tetapkan jumlah air yang diperlukan per meter kubik beton, berdasarkan
ukuran nlaksimum agregat, jenis agregat, dan slam yang diinginkan, lihat
Tabel 5.14.

Tabel 5.14. Perkiraan Kebutuhan Air Per Meter Kubik Beton (liter)

Besar ukuran SIam (nm)


leO&LL\
L bn l" )
Jenis batuan
(nm)
0 10 1A 30 30 60 | 6A- 18A

10 150 180 205 225


Batu pecah 180 205 230 250

2A 135 'i60 180 195


Batu pecah 170 190 210

40 115 140 160 175 Y


Batu pecah 155 175 190 205

Dalam Tabel 5.14., apabila agregat halus dan agregat kasar yang dipakai dari
jenis yang berbeda (alami dan pecahan), maka jumlah air yang diperkirakan
diperbaiki dengan rumus :

A = 0,67 Ah + 0,33 Ak

dengan : A = Junlah air yang dibutuhkan, Iter/n3


Ar = Junlah ai yang dibutuhkan menurutjenis agLesalhalusnya
Ak = Junlah an yang dibutuhkan nenurutjenis agregat kasarnya

V- +p^ .-l-
\' (tr-
.--l
rljll '
1+o /3 lltt
l^o a l<'
,,?vo
'_' Lv,--.-
I
'lut atr
:
f,P""P" ' --
t"r
12) Hitung berat semen yang diperlukan.
Berat semen permeter kubik beton dihitung dengan membagi jumlah at (dai
langkah 11)) dengan faktor air - semen yang diperoleh pada langkah 7) dan
8).

13) Kebutuhan semen minimum.


Kebutuhan semen minimum ditetapkan denga tabel 5 15
Kebutuhan semen minimu.rn ini ditetapkan untuk menghindari beton dari
kerusakan akibat lingkungan khusus, misalnya lingkungan korosii, ai. payau,
air laut.

faber 5,15. Kebutuhan semen minimum untuk berbagai pembetonan


dan lingkungan khusus

Jenis Pembetonan
(kg/m3 belod
Beton didalam ruanq baneunan :
a Keadaan keliling non-korosif
b Keadaan keliling korosif, disebabkan oleh kondensasi
etau uap korosi

Betan diluar ruang bangunan :


a. Tidak terlindung dan hujan dan terik matahari
325
langsung
b. Terlindung datihujan dan teik matahari langsung

Beton yang masuk kedalam tanah :


a. Mengalami keadaan basah den kering berganti-
325

b. Mendapat pengaruh sulfat dan alkali dari tanah Lthal lahel 515 a

Beton yang selalu berhubungan denga air tawar / payau


Lthal tabel 5.15 b
/ laut

49
Tabel 5-15"a. Kandungan Semen Minimum untuk beton yang
berhubungan denga alr tanah yang mengandung sulfat

Kon sentrasi Suffat ( SO 3) Kandungan


Dalam tanah 3emen min.

SO3 dalam (kg/n)


Tatal
SO3 dalam Jenis semen ukuran Max
air tanah
So,% (gr,4tr) Agregat (nm)
tanah=2:1(gt/|tr)
40 20 10

<0,2 <1,0 <0,3 Tipe ldengan 280 30A 350


atau tanpa

(1s 40 %)

0,2 - 0,5 1,0 - 1,9 0,3 - 1,2 Tipe ltanpa 290 330 380

Tipe I dengan

(15 4A %)
atau
Se/nen pailand

Tpe ll atau V 250 290 130

05-1,0 1,9 - 3,1 Tipe I dengan 340 380 430

(15 40 %) atau
Semen Partland

Tipe ll atau V 290 330 380

1,0 - 2,0 3,1 - 5,6 2,5 5,0 Tipe ll atau V 330 370 42A

>2.0 >5,6 >5.0 Ttpe 1l atau V dan 330 370 120


lapisan pelindung

50
Beton Bertulang dalam
Tabel 5.1 5.b. Kandungan Semen Minimum Untuk
air
Kandungan semen

Bethubungan dengan lJ kuran maksimum agregat


(nn)
40 2A

Seinua iipe I V 2A0 300

340 3BA
(15 - 40%) etau

290 330

Air laut
330 Qs.
'14) Penyesuaian kebutuhan semen'
lebih sedikit
Apabila kebutuhan semen yang diperoleh dari (12) ternyata
semen harus
daripada kebutuhan semen minimum (13) maka kebutuhan
dipakai yano r'linrmun'r/ang n'al_ya lebrn oesar\

'l 5) Penyesuaian jumlah air atau faktor air - semen


'14) maka nilai faktor air
Jika jumlah semen ada perubahan akibat langkah
semen berubah
Datam hal ini, dapat dilakukan dua cara berikut:
a Cara pertama, faktor air - semen dihitung kembali dengan cara
membaqrjumlah al' dengan JUmlah semen minimum
semen
b. Cara kedua, Jumlah air disesuaikan dengan mengalikan lumlah
minimum dengan faktor air - semen

Catatan : Cara peftarna akan menurunkan faktor air - semen' sedangkan


cara kedua akar' nenaikkan junlah air
yang dipedukan'

16) Penentuan daerah gradasi agregat halus'


halus yang akan
Berdasarkan gradasinya (hasil analisis ayakan) agregat
daerah gradasi itu
dipakai diklasifikasikan menjadi 4 daerah Penentuan
didasarkan atas graflk gradasi yang diberikan dalam
Tabel 5'16 Dengan

51
Tabel 5 16 tersebL.rt agregat halus dapat drmasukkan menladr salah satu darL
-:.iaeiai yatr, eetal i 2 3dai4

Tabel 5-16. Batas Gradasi Pasir

Persen berat buti yang lewat lyakar


LLtbang ayakan (fitm)
1 2 4
1io 100 1aa 1AA

l.! 9A 1AA 9lr-'t 0l)

a5 i( a5 ii),.,

a6 15 31 35,59 6A 79 80 140
52C 824 12 4A
014 0-1tJ

17) Perbandinqan aqteqat halus dan agregat kasar


Nilai banding antara berat agregat halus dan agregat kasar diperlukan untuk
memperoleh gradasi agregat campuran yang baik Pada langkah inl dicari
nilai banding antara berat agregat halus dan berat agregat campuran'
Penetapan dilakukan dengan memperhatikan besar butlran maksimum
agregat kasar, nilai slam faktor air sernen. dan daerah gradasi agregai
halus. Berdasarkan data iersebut dan grafik pada Gb 5.10 a atau Gb 5'10 b

aiau Gb.5 10.c. dapat diperoleh persentase berat agregat halus terhadap
berat aereqat camPuran.

I E, Ber?i lenis ?orecat carnPuran


Flar::i ierrs e!.e rat ae.rpLi.an d h lllrq da aTn iun^Lls

lli camp = L'. 6,j or.n,.* !, 6.1 ug.1,,,

den9an = beratjenis agregal cantpuran

= lr'rat leri:; agtegat haltls


= berat len]s agregal kasar

= perscntase aateltal haius lehadap agt-rllat canptttan

= petsantase aqt-rgat kasar larha.lap agre!|at catnpuran

t-
Tabel 5 16 lersebul agregat halus dapat dtmasLlkkan menladl sa ah satu darr
.l :raer3ii tra,ti. aeral 1 .t 3 dan 4

Tabel 5.16. Batas Gradasi Pasir

Persen berat bulr yang lewal ayakan


Lubang ayakan (mm)

to
--l

106
a
104
1-
tob
Tj fra
11,8 9A-bO W- lao 9a-100 .95^1ab
24 6D-9; 75^ /60 a5-ta, 9r-lab
t,2 3D-70 5r-90 79-lar) 3a-ta o
c,6 tr34 35 59 60-/9 8a toa
5.3 ,-2:o 6-b (2 4r) t5-%
o,1u a:p o- ta o"lD o4'

17) Perband ngan agregat ha us dan agregat kasar

Nilai banding anlara berat agregat halus dan agregat kasa. diperlukan untuk
memperoleh gradasi agregat campuran yang bark Pada langkah lni dlcari
nilai banding anta.a berat agregat halus dan berat aqregat campuran
Penetapan dilakukan dengan memperhatikan besar butiran makslmurn
aqreqat kasar nilai slam, faktor air semen, dan daerah gradasi agregat
halus. Berdasarkan data tersebut dan grafik pada Gb 5.10.a atau Gb 5.10.b
atau Gb.5 10c dapat diperoleh persentase berat agregat halus terhadap
berat a qreq at-931!p !t[p! !.

1Bt Beral jenls 39,'egat campuran


Beaat len s aqfe:tat campLraan dihitung dalarn run"us

L
'I 'r'r D '1,.-. I ' l' :: .\
(n) 100

dengan : Bjcatnp = beratienis agregat canpuran


ht ag nls = b-"rat jent:; agregat halus
b jag.ksr = b.xatjenis agregat kasar
P = p-.rsentase a1rcgal halusterhadap a..Jrellat canpltran
K = persentase agreqal kasar terha.Jap a]regal campuran

::
.
t)etal lettis agtcJat halttli iia, allteij.t ka:;at lu:tanih datt hasrl pentettkr:t)t)ti
t:it ,tiLt)t)t :| t.,nu:t tlk.i lrl.tt dtt: llal)at (1t;ri)rrl :;ete:..tt 2 6A'tntttt x t't, j'
tak dpecah/alan datJ 2.7A untuk allre!:lat pec.hatt

19) Penentuan berat lenis beton


Dengan data berat lenis agregat campuran langkah 18) dan kebuiLlhan a r
tiap meter kubrk betonnya maka dengan graflk pada Gb5T1 dapai
diperkrr-akan berat lenrs betonnya

aaranya adalah sebagar ber kul


a Dari berat jenls agregat campuran pada langkah 17) dlbuat garls klrv.r
beratlenrs gabungan yang sesL,a Llengan gars ILrrva yanq pa oc ,lekal

dengan garis kurva pada gambar 5 r 1


b Kebutuhan arr yang diperoleh pada angkah 11) dimasukkan dalanr
gambar 5.11. Kemudian dari nilal lni ditarik garis ve]1ikal keatas sampai
mencapai garis kurva yang dibuat pada no.a diatas.
c. Dari titik potong ini kemudian ditarik garis horisontal ke klri seh ngga
diperoleh nilai berat je,nis beton.
20) Kebutuhan agregat campuran.
Kebutuhan agregat campuran dihitung dengan cara mengurangi berat beton
per meter kubik dikurangi kebutuhan air dan semen.

21) Hitung berat agregat halus yang diperlukan, berdasarkan hasil langkah 17)

dan 20).
Kebutuhan agregat halus dlhitung dengan cara mengalikan kebuiuhan
agregat campuran dengan persentase berat agregat halusnya.

22) Hitung berat agregat halus yang diperlukan, berdasarkan hasil langkah 20)
dan 21).
Kebutuhan agregat kasar dihitung dengan cara mengurangi kebutuhan
agregat campuran dengan kebutuhan agregat halus.

Untuk mempermudah pelaksanaan, maka pada halaman berikut ini

diberikan formulir isian

5-l
Dalam perhitungan ci atas agregat halLls dan agregat kasar dLanEgap

fu ar K.iiar.li,rr le.rri htarq lruia sehrngga drlapangan yang pada rnrll|.rr'!;r


keadaan agregatnya tidak lenuh kering muka maka harus dilakukan koreksi
terhadap kebutuhan bahannya Koreksi harus se alu dilakukan min mum satu kal
perharl

Hitunq koreksr dilakukan dengan rumus sebaga berikLli


rat Air - \ ll \1, \l) L0(tl B-11;\l \l) l0rll (

. .9''," "- ' 'j'' I

(c) Agregal kasar = ( [^k - ,\])/ 100]' L

Dengan
A jLrr a1 teolLlhandlrrillel/m I

3 = lumlah kebutuhan agregat halus (kg/m3)


C - jumlah kebutuhan agregat kasar (kg/m3)
Ah = kadar air sesungguhnya dalam agregat halus (%)
Ak = kadar air sesungguhnya dalam agregat kasar (%)
A1 = kadar air pada agregat halus jenuh kering - muka (%)
A2 = kadar air pada agregat kasarjenuh kering - muka (%)
FORIVIULIR PERANCANGAN ADUKAN BETON

,"t e."t tdn,l 1 ,\ poad' nlrt nati


"'"!h-n
2 DevBst slandat (s)
')

KuaI lekan rata rala yang diencakan lfct)


: .lenis semen (biasalcePal kerasl
6 J@E cgteqt katar\atdtnt aatD ilct ; t /
.tbhis ldkoty'peah. )
Eagqf 'hdlut
F,
7 gb59l
b Faklat al ser]ert nl6ns r)rlrn) itabel 5 1l ]

I Nlai slan (tabei 5 13 )


1A lJkuran maksintutn agregat kasar
11 Kehutuhan at (Iabel 514) Itr

12 Kebutuhan semen Partland (dari butir I & 11) kg

13 Kebutuhan semen PatTland minimum (tabel 5.15 ) kg

,, dipakai kebutuhan semen Poftland kg

15 Penyesuaian iumlah air atau f.a.s


16 Daerah grcdast agregat halus ltabel 5 16 )
Persen berat agregat halus terhedap campuran
17
(gb 5.10.)
Berat jenis agregat campuran (dihilung) : . ..lm3
Berat jenis beian (gb 5 11) . . kg/m3

Kebutuhan agreget llangkah 19 - 11 ' 14) I kg/m3

Keboluhan agregat nalus (langkah 17 x 2A) . . kg/rn3


'
hefutt\tttan arteoat ' asd, \'.nq",l'20- )1\ kghn3

Volltme Berat total Seme, Ag Halus Ag Kasar

kg kg ., .,'.'' kg
kg kg

kg ,,., .' kg : .... .. .... kg


kg kg
o-,4,) ! t!. , r. y!, .r !.!!r !

{!ailil.:rr !eia,' ,.n.,:l ':,-;r:it- ' 2a r'1'-a


&ea \ /
r:rr_:ii:-t alaW
_,.-. :. ,. :: , -r 4Dtnn
. rhn

-
Jeni*oasir
)e,ru\ P+L-r ls;:".i:'.1fl ') ( 5,.r: : ;
Per',anvaan:

iatoin r a

PenTelesaian:
Perhliungan d sesualkan dengan urLltan yang ada da anl Formulir Perancangan
Adukan Beton
1 Kuat tekan beton yang disyaratkan pada 28 hari . 20 I'Ipa

2 Devias standar s- 7 l\,4pa. kaiena tdak menrpunyai data ;.iigalan'an


(ehcllrnrnva 4I
: Nila; tamfah = 12 Mpa. karena tidak me.npunyai data
,1 Kuatiekan rata ratayang drencanakan. f,, 2A+ 12=32MQe
. ier sen_en b asil -<

-' L b -1.-
- ^T a 're -: I'u@-
! Fir\icr ar seir'r: I ma(smurli ifab,e 5 l2 ) 06C \aeicar ai laji.rr rLarl!
ro,:o., a: 09. rd, ao rrd' 16.' '1 n. !o!' '' g'A lS) ,, . - l,o.,1)
0 aB \\' t
' o.Pa.dl .d S YdTq'er od
tentukan) J
I N iai slam (Tabel 513 )r 10 mm (sudah ci

'lO. Ukuran maksimum butiran ker klL 40 mm (sudah.drtentukan)


'
lj ^ebut-han a I .Taopr 514 . 17E.tter \',CL ai.
12 Kebutuhan semen lT5l048= 365kq ldar butrfldan I lt 'rllL o

13. Kebutuhan semen minimum (Tabel 5.15 ):215kg. .---,- \.'-( /f9
la - o,pdl dr Se^lP^ , oidr o' , drro o65a' J65 'q ' +;-:
!
56
:i Eje rveSr a aar rr,rrr;rrr a I .liaLl faklcf a I sei''oa
... ri !, ,rrirji: ri !r.a l.:l i aari I i,iilll- ,r .ii rii,. i.,r ll' .,' .r :
.i htun-e pada lanqkah T2 maka tdak perlu ada penyesua an lrmlah alr

ll i],-iar]a laktor arr semen h"1. t,

,-a 7L
\:'
G,' *"..t ,-,r c canrpL ran na,q r alar, kerkn i.arerra tdak ada datal drarrlrr,

1,@ ---._--) I,.-r thiJ ^ -a


7o-'-1s
L

' .'oLo ..,, (3' 7


-"S. g;', i
.ra
-
i.ctrLriuiar oerai pas I Liai kerlk d i,;i! ,:l;'!an .Li5rii:
9

Upr.t1.nlz.=
:
h{rn-A'S
ill
fi" k^]ow
181() kg
9.-
21. Kebutuhan pasir d hilung dengan rumus :

u,,.. =(r'i loo). \\p.r+rrr;


-(i-i/loo).!s1o
6.1+ kg
22 Kebutuhan kerkil dihitung dengan rurfus.
\\'p.111= \\n., rrrit \\,pw
- llll0 641

-l196kg
Kesimpulan:
Untuk 1 m:rbeton (berat betonnya 2380 kg) drbutuhkan
:r Aif i 75 liter

i. Sernen 3ii5 kg (9 125 kar.rtong)


,r i:3s i :614 kg
I r:rl '196Lq
2Vgo
Untuk 1 adukan (misalnya 1 kantong semen) maka dlbutuhkan
a Alr {119.125) 175= 19.178 liter
D Semen r 1 kantong semen = 40 kg

c Pas r .1119.125) 644 - 70,575 kg


d Kerikil :(1/9,125).1196 = 131,068 kS

Berat satu adukan - 260,821 kg

)jt:
ic'".
9.)
Contoh rneng slkannya ke dalam Io n'!.r rr dapat d rhar pada lahrei benkul
FO RM U LIFi PERANCANGAN ADUKAN BETON NORMAL

Wkan yang rlisyaratkan pada umu i8 han 2A l/lpa

2 Devasi standar (s)


3 (n)) 12 Mpa
^hlaitarnbah
Kuat t-okan rala tala vang dttencakan (f cr) 32 Mpa

Jens sefi)ett lcotel \/a!)g tnlak petui) b!asa/cepa+ keta:.

6 kq(s l<l'lkri L6.e+:/c^


1t'*"ta
pdu "brnt/Au, Pe<-1.,
;.rt t.!t 4ir. serlller lgb.V8) a,4g
I Faktar ai semen maksmun (tabe|7 12 ) 060
tr dipakat fak!oi e't seffteit ':/anq t-'n(lah 0 ,i8
o lltlat slarn lt.bel .' 1:i )
:AA c$
1A UkLtran makstmun agregal kasat 1A mn1

11 Kebutuhan air (tabel 7 14) 175 llr


12 Kebutuhan semen Patlland (datibutna & 11) 365 kg

13 Kebutuhan semen Poftland ininimum (tabel 7.1 5.) 275 kg

tt dipakai kebuluhan semen Partland 365 kg

15 Penyesuaian jumlah air ataLt f a s tetap 175|t & 4,48


16 Golangan pasir (tabelT 16 ), lingkari yang cocak! 1,2, s,4
17 Persentase pasi terhadap campuran (gb 7 10 ) 35 %3
18 Berct jenis campuran (dihilung atau 2,60) 2,60 t/rn3

19 Beftt betan (gb.t.11) 2380 kg/n3

2A Kebutuhan campuran pasir dan kenkil (dthitung) 1840 kghn'


21 Kebutuhan pasr (dtilung) 644 kg/m3

22 Kebutuh a n kerikil (c! ihilung ) 1196 kg/rn1

Berat beton Atr Se/ne, Ag Halus Ag Kasar

: 23AA kg . 175lh 365 kg : 644 kg 1196 kfr

260 821 kg 19 175ltr 40 ka 70.575 kg 131 468 kal

rS
d padalkan der€ar alar oetar

uarnFar j ia lluol]ngan iaKlor all selnenoankuat takansrllldFr! LetL'

!
4

060 035

Garnbar 5.1 b Pengaruh kepadatan padakuatlekan beton lGanlbhrr T985)

beton
Gambar 7 2. Penqaruh faktor a r seBlen lerhadap laju kenalkan kual tekan

o
Yn1" '-"---'n 1t'l '
l(^^+ +,t,"-

7{}

Scmtn tipr:

Semen ttPe
i){ )

\l I

50
|l
-\-+}
rl,,1
i

"t'
I
I
x.' i
'. ''l\t .,'-s,.,1
,1 \l
. 4(i
A
z \+'
\4'
\,.*..
-l \
97L ':\\
rio
-o

i\
q
=

\\ l'- \.'\\
''\
\
j..
l{i
I

t'
t.

0 .t
c.3 0.4 ' 0.s 0.6 0.7 0,8 0.9 I 0

aftE Faktor air - semen

beton
Gambar 5 8. Hubungarr faktor air semen dan kLlat lekan rata rala srlinCer
(sebagal Perkiraan nrla fas)
Dibaca sdelah membsco
flilai kuit lckm dari

A.
40

l0

o7 08

Faktor air - sernen


O,9z
Gamba. S I C'afi\ mencarr fakloral, semen ,- '.
t \,.,"\,rl c"a^-L 89
(A,, X,yrQ 14 1- " \l i t/
,-t-L /ti
fat
-ll) - m rn nr 6{) 180 n'nl
it0 8rl It0 I(r

70 10 70 70

60 60 60

50 5t) 50 50

]ll .lir ii)

30 -10 -10 30

20 20 l0 20

l0 l0 l0 t0
0.{ i).6 (,.11 0.-l 0.6 o-lJ 0.4 0.6 0-ll 0.4 0.6 0.lt
Frktor ai, - s(mtu

Gambar 5.10.a. Grafik persentase agregai halus terhadap agregat keseluruhan


untuk ukuran butir maksimum 10 mm

Sl.lnr:
l) - ll)
'll'n l0 -10 or 10 60 60 - 180 mm
'rm
lJlt 80 80 80

?0 70 '70 10

6r) 60 60

50 5IJ 50 5l)

t0 s10 .{0 .:10

30 30 30 30

20 20 20 2t)

t0 l0 10 l0
0.4 0.6 0.8 0..1 0.6 0.8 0.4 0.6 0.8 0.4 0.6 0.8
Iiaktol. air - scmcn

Gambar 5.10.b crafit pQhtase agregat hallrs terhadap agregal keseluruhan untuk
uklrran butir maksimum 20 mm
()l
loo tu i,1^

lll-Jlr 0BI 6{} llt{r ,I'n


8t) 80 lll)
,t0

70 r0 10
70

60 60 60
60
4.O--2 I

50 50 50 50
z
.t0 -t0
3F\3
32 )Gs) 2
30 10 30 -10

l0 lr) 20 tit

l0 l0 l0 l0
0.,t () I l)-6 o.li 0.{ 0.6 0 lt

l rlil,rr air - scotcn ofiit -+4- '/'


Gambar 5.10 c Grafik perseniase agregal halus terhadap agregat keseluruhan unluk ukrlran
bulirmakslmum 4! mm

4b
7@

: 15e I
rlv

,(
.: }+p
0 2vt/.,
2160
A
{d Pbo

sa Tloo
200 2zt) 140

rir i ltrlnrl beron )

Gambar 5 11 Gra{ik hublrngan kand jenis agregat campuran dan berat belon
Teknologi Betorl EAB:
Pemeriksaan Ag regat

Analisa Saringan

Tujuan:
l.Jntuk menentukaI] pembaoran butf rciadasi] agiegat hallrs dai agiegat kasa. dengari
1llei_:ggL.l jla'iarl S:l i jlgar:

Pengertian:
Betof dapat terdrr dari padikel agregai yang ukurannva be.krsar pada daerah Likrrrarl
sampai suatu ukuran maksinrum, yang biasanya berada diantara ukuran'10 mm s?rmpal
50 rnm. Ukuran 20 mm merupakan ukuran tipikal. Gradasi merupakan distribusi ukuran
partikel.

Kasar Batas bawah pada ukuran 4 75 mm atau ukuran


saringan no 4 (ASTM)

Agregat
(AST1\I C33, 1982)

H alus Batas bawah ukuran pasir = 0,075 mm (no.200)


Batas atas ukuran pasir = 4,75 mnr (no.4)

Syarat agregat hallrs yanE Daik


1. Tidak mengandung Lumpur lebih dari 5% terhadap berat kenng
Lumpur artinya bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar
lumpur melampaui 5olo, maka agregat ha us harus dicuci.
2. Gradasi agregat:
Sisa diatas ayakan 4 mm, harus minimum 27o berat
Sisa diatas ayakan 1 mm, harus minimum 10% berat
Sisa diatas ayakan 0,25 mm harus berkisar antara 80% dan 95% berat

PPPGT Rekayzs. Brn9un.n

31 o4 11
t, :,todrrlut ra halu<a q ({toe 9g modalu s -- 2.3 ' 3 -t ''-rlr.iC 3t-37).

Syaiai agregal kasar Yang baik


1 Tidak mengandung lumpur iebih dari 1% terhadap berat kerlng.
Lumpur artinya bagian bagian yang dapat melalui ayakan 0 063 mm Apabila kadar
lumpur melampaui 1a/., maka agregat harus dicucl
2 Gradasi agregat
r S sa diaias ayakan 3'l 5 mm, harus rninimlim 07o berat

SEa dia1.s ayakan rllnff n.,,,. berkisAr aniara Wo/' dan ESohWAt
Se isih antara sisa sisa kllmulatif d alas dua ayakan yang hcrL rLrIa.] Joa ah
maksimum 60% dan minimurn 10o/o berat
\lodulus kehalusan iftness rnodulLts) - i.49 I 55 (ASTI\'1 C 3t37)

Bahan:

Agregat halus adalah agregat dengan besar butiran kurang dari 5 mm. Agregat halus
dapat berupa pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami dari batuan batLran atau berupa
pasir buatan yang dihasilkan darl mesin mesln pemecah baiu

Peralatan:
1 lvles n pengguncang saringan

Mesin Pengguncang Saringan

PF?GT HHR/SUH

1-2
r^
t-L San\aq t',3)1' Xt', ro4,ro 8,no 3a,qo 90,n'o laoCanno.260 er+a
furEi

Set Saringan

O,/en yang oiengkapi dengan pengatur suhu dengan kapasitas i1l,tli3r (,

Oven

PPPGT Rekayaa tsangu.rn


,1 lrnl,aogan

T mbar gan den!tan keleJit air C.C I grari]

5. Talam'ra(am eian kuas

Pan Alumunium / Talam

6. Sample spliter

Sample Spliter

rppcr il'ili*;lll"L} HHR/SUH


Benda Uji :

Junr ah mrnimtrnl aqregat yang ortrlr adalah


! Agregal ha us Jeilgalr .iku arl rllaksiilLurii '1,' rl_rl iieral irr'il l" ;
'
b Agregat kasar dengan ukulan maksimum 1 be'at fi]lnimunl 10 kg
Bila agreqat berupa campuran dar agregat halus dan agregat kas'r 'i!reoai
terseblll

drpsal-rnenladr dua bagian dengan sarngan no 4 kemudLan agre!'li ilir Lrs dar
aqteaat

kasar d sediakan sebanyak lum ah sepertl tercantum d atas

Pr6sedur Percobaan :

4 Bahan oasir ditimbang seberat 1kg, kemudian dimasukkan ke dalarn o'/en dengan
suhu 110"C sampai berattetap (24 jam).

Agregat Halus Dioven Hingga Berat


Tetap

PPPGT q+dvr.- Br1oL 4 .lun 07


a1
- -lo 4 1-5
b :,,r1t-:ar llr r-as:irrt nta: rlq sarinqan
a Saflng benda ull lewat sllsunan sarlngan dengan Llkuran sarlngan paIng besar
dLtempalka. ciilempatkan paling atas SarLngan d guncang denga' me nggunakan
mesin pengguncang selama 15 menit.

Penyaringan Agregat Halus


Dengan Mesin

d. Biarkan selarna 5 menit untuk rnemberi kesempatan debu-debu mengendap


e. Timbanq berat agregat yang tertahan pada masing masing sar ngan

Agregat Halus Yang Tertahan Saringan


no.4

T p--.s"",eomsra
PPPGT E4eyae q.rg!!!L
Agregat Halus Yang Tertahan Saringan
no. '16

Agregat Halus Yang Tertahan Saringan


no.30

Agregat Halus Yang Tertahan Saringan


no.50

PPPGT
VEDC. "".
HHR/SUI]
hl,
JI
. - "W'i' 1t
Agregat Halus Yang Tertahan Saringan
no 100

Agregat Halus Yang Tertinggal Pada


Pan

Bahan kerlkil ditimbang seberat 1O kg, kemudian dimasukkan ke dalam cven


dengan suhu 1 10' C sampai berai tetap (24 jam).

Menimbang Agregat Kasar Seberat'10 kg

PPPGI ;:iil#;#;; rFR/\JH A JUN.O?

VEDC- *'- ts-a'r'-l -llo4


Agregat Halus Dioven Hingga Berat
fetap

0- .- l :-r,'.1 -L.Lln,r' sar ngan oengan ukllTair s.rr agnr i,;irr !(l!i:,ta
ditenrpatkan diiemPatkan Paling atas. Sarlngan diguncang dengan mengorirakan
mestn penggLncarg selama 15 menit.

Penyaringan Agregat Kasar


Dengan Mesin

E- I P'4 ansrd/B6reslN Tm"".*;"",, i B"


",.
PPPGI []r.r#!dG" i_,_-
4 .l!. 07

VEDC. ** o4 1!
flr, t",t,,n .",."-" i 5 rr:rnit Lrnllrk menlber kesempatan deb r deb! rr r:r I
i . Trmbang berat rg,rgal yano ledahan paoa l.laslng mas.ng s.rri oa.l

Allregat Kasar Yang Tedahan Sar nEan


no 1'

Agregat Kasar Yang Tertahan Saringan


no.314"

Agregat Kasar Yang Tertahan Saringan


no 3/8"

PPP6i
VEDC-
liekaJie Ban0unrn IHHRTSUH
p--r
4 Jun-07

i..ar4 I 1-10
I

Agiegat Kasar Yang Teftahan Saringar


no.4

Agregat Kasar Yang Tertahan Saringan

Agregat Kasar Yang Tertahan Saringan


no. 16

i;;i I
PPPGT 89!q!9E!e!94?i
\EDc.
HHR/SUH
'4 1
- llq41-
llol+ 1-11
Agregat Kasar Yang Tertinggal Pada
Pail

pada formulir
l.antutkan Perhitungan sesuai yang tercantum

PrrhrtunEarl I

olatas .nasing-nrasing saflngan


Hrlunglah Persentase berat benda ulr yang tertahan
terhadaP berat total benda ulr'

Laporan:
1 Jumiah persentase melalul masing maslng saringan
2. Jurnlah persenatse diatas masing-masing saringan

Catatan:

P""6i I uiI;'J"' l';'l ;I,


VEDC- t.; ":fi JI
I
lwpk
ea <uurf Uyot-to*o : , t

lww?ratu
I qr , ,p r..ur pr,, q,or: I

ANALISA SARING AGREGAT HALUS

BFP}T TANAH I(i RIN'J

d?,re"|lKE
!Ae6a*N E SAENGAN BTW#T|*N B -f.U'rrHAb g:Tbzx
No IZ
(r)
'ABIII.GAN ItlLrAlN't
q4 q) L3')
Lrl-bt

1 t1/', :t t ,trt:
lt' (ts t ,a,ri:

34''itg t n^:
3/8r(9,52 mm)
No a (4,75 mm)
No. 8 (2,36 mm)
No 16 (1 18 mm)
No 30 (0,60 mm)
No 50 (0,30 mnr)
No. 100 (0,15 mm)
No. 200 (0,075 mm)

EF"cr L:u"':i;I#:" HHR/SUH !.JUN 07

!/tDc ',. ia
l:r ii 'l '--rr rr 1 1'l
I
I rrr r r
IDt L | ,/ d. nl"Pl;i d

I
\ p.,Mr L q.!r.
I

ANALISA SARING AGREGAT KASAR

BERATIANAP KF RIN'J !l

TEPSENT.ASL

l}o !)erNaAA/ B IA|-/,$G44,! q. I Allbrd'^j. ElEeT H tn D LE?fd1/\) B7*raxe,v r"o(o-I


( cir) fEtrTAKlfJ
Lrt) t9 r')
Lg rt
I i25 4 nlil
3/4 ('1,q.1 mm)

3/8'19,52 mm)
No 4 (4,75 mm)
No.8 (2,36 mm)
No 16 {1,18 mm)

No. 30 (0,60 mnr)


No 50 (0,30 mRr)

No. 100 (0,15 mm)


No.200 (0,075 mnr)
PAN

PPP6i B9Ey3:? B"!9!r3L


1-14
_l
Penr ba hasa 5

Agregat halus ditimbang seberat 1 kg

LAMP RAN SL]tlAT / LAPORAN NO

IANGGAI PEMERI(SAAN

ANAL ISA SARING AGREGAT HALUS

Ea:Pdr fui,t,f Hvff?LN{. lnri


!.,

PERSEI'ITASL

LOr OS
io,)
(9r)

1 1/2" (38.1 mm) 656 5

1" (25,4 mm) a26


3/4" (19,1 mm) 557
557
100
3/8" (9 52 mm) 545,5
545.5
430 0a 0c5 99 95
No 4 (4.75 mm) 430 5
No 8 (2,16 mm) 419 56 565 6,T8 93,82
475
15T 5 204 22.77 77.23
l No ro (l. ro mml 409
560.5
50,69
I .o ,o uo.-, 407
649 5
242,5 450 5 49.31
"o ,o 274.5 79,35 24,65
lro ro,ro.n.r 391
665 5
907 99,27 0,73
| ,oo ,0.,u.., 386
508
1A2
I"o. 907
lNo 200 (0 075 mm)

| ,o" 453 .li 5


3,1,5 99T.5

991,5 256,s4

156.94
e Modulus kehalusan paslr, = 2,57 Sesuai dengan standart ASTM
-
b Sisa diatas ayakan 4 mm = 0.05 % > 2./.
Sisa diatas ayakan 1 nm = 22,774/o u 11Yo

Sisa diatas ayakan 0,25 mm = B0%, berkisar ( 80 - 95)% berat

Agregal halus memenuhi standart PBI 1971


c. Agregat halus masuk ke dalam zona 4 ( pasir halus )

PPPGT D".""BJ1O'JI HHR?sUH ! )!,t o! )


VEDC. ".. -fril] ,tFZ 11s
Batas Gradasi Pasir (Kasar) Zona 1

+ao
_//
r00
90 r"t
s 80
7A
'uo 00

1A
30
Ao
P
20
10
0 19 2
0 075 0 t5
Ukuran Saringan (mm)

Batas Gradasi Pasir (Sedang) Zona 2

1€O
100
90
80

I
60
50

30
20
10
0
0.075 015 16 12 24
Ukuran Saringan (mm)

c iun 07
PPPGI ;].;;;;";.;;,. HHF]SUH

vEDc *' 1-16


Batas Gradasi Pasir (Agak Halus) Zona 3

100
90
30 79
;0
: .60
aa
40
3L)

2A

10
0
0.075 015 03 06 12 21
Ukuran Saringan (mm)

Batas Gradasi Pasir (Halus) Zona 4

100 100 100 100

90
80
70
z 60
50
o 4A

30
20
10 {:t
0 -.-'
015 06 12 24 96 192
Ukuran Saringan (mm)

1-17
I
'ldl-i l.p tLt .LL d'- r At ' '
l.rr..rrl .l\,t 4 t,' l.,nd. q.ada. :

Batas G.adasi KerlkLl Ukuran Maks 10 mIn

* ./l'*
.,/ I

.50
/
l

n
,

1-q

Lt( uran saringan (mm)

Batas Gradasi Kerikil Ukuran Maks 20 mm

100
90

880
660
.: 50
;40
530
t, ,o

0
T9

Ukuran Saringan (mm)

PPPGT t !!" o!
u4. 1-19
LAMPIRAN SLJRAT, LAPORAN No

TANGGAI PEi'iER KSMN

ANALISA SARING AGREGAT KASAR

iqr)
v"
i!.

05li.5 1ori
r 1/2 (38 I min) 65rj 5
1809 r 183 a7,8-i
1 (25 a mm) 626
4194 3637 4AZt) 50 56
3/4'(19.1 mm) 557
2545,5 2000 6820 69.95 30,05
3/8'(9,52 nrm) 545,5
3028,5 2599 9418 5 96 60 3,40
No.4 (4 75 mm) 430
419 730 5 311,5 9730 99 8U 020
No 8 (2,36 mm)
'16 0,04
No. 16 (1.18 mm) 409
407 9746 99.96 0,04
No 30 (0,60 mm) 401
391 9746 99.96 0,04
No. 50 (0,30 mm) 391
380 9744 99 96 0.04
No 100 (0,15 mm) 386
9746 0,04
No.200 (0,075 mm)
453 653 2AO s94.c

'?2M
s946

111 .'7 5
a l\jlodulus kehalusan kerikil, =
1l)0
121

b Sisa pada ayakan 38,1 firm = o,k

Sisa pada ayakan 19,1 mm' 49,44%

Sisa pada ayakan 9,52 mm = 69,95%

Cek spesifrkasi :

Sisa ayakan diatas 31,5 mm - 0%

Sisa ayakan diatas 4 mm = 96,6%

Kerikil memenuhi standart PBI 1971

rrncr . .. ".-.. .";,,; Htrylltl t!! ol i


VEDC- " r3Jtl -rr Vt 1-18
tl.tas G.aclasi Kerikri Uku.an Maks 40 nrm

90

euo
860
610
F .|
3'.1

,.
t9
Uku.2. sarinsa. (mm)

PPPGi
Tek no!ogi Beton
Beton

Pembuatan Beton dan Pengujian Slump

Tujuan:
uji sesuai prosedur'yang benar
Untuk mendapatkan angka slul.np dan pembuatan benda

Pengertia[:
beton segar'
Angka slump menggambarkan sifat kelecakan lworkability\

Peralatan:

Cetakan beton terdlr dan bldang bidang yang rata betill


kual dan kedap air
sesual dengan table di
Cetakan harus sesual dengan ukuran yang ditetapkan atau
bawah ini

Jenis Cetakan Contoh Uji Ukuran Bagian Dalam Cetakan

'150 mm
Ktrbus 150 mm x 150 mm x
I

200 mm x 200 mm x 200 mm


;
Balok 500 mnr x 100 mm x 100 n-m

600 mm x 150 mm x i50 rnrn

Silinder Diameter 50 mm dan tlnggi 100 nrril

Diameter '150 mm dan tlnggi 300 mm

HHR/suH 4 Jun 07

[5I.' r lirlEil 21
..5'

Kubus 150 x lsO x 15Ll ( ml Balo^ 500 r I00 x tt 0 1m1

Silinder 150 dan tinggi 300 (mm)

-l .@
PF6 [ili"1#IJli,]f
2-?
IT,onnu,,,o.ad.rtliameter16rnrnpanjang6o0mmujUngd]bL]latkand]bl]aidari
ba a bersrh dan bebas darr karat

Tongkat Pemadat

Bak pengaouK

Bak Pengaduk

PPPGi 39!"r3Ei! Ls!te!


Etr-.T 2-3
I
Salq setalai ,etnerlksaan s umP

1
I

Set Aiat Ulr SiunrP

PPPGT L ilffi:.i#:i].IHf uq"ul. .-


\EDC ;' -L ,e-
t =[o I s- 24
I
Prosedur Percobaan
1 EembLralalld!!! pCInalg!-S?!
q,c!o.a !I
alScetakanclenganadukanbetondalam3laplstlaptlap]ar]lsdlpadatkan
dengan 25x tusukan secara merata' dengan ketentuan '
(1) Pada saat rnelakukan pemadatan lapisan pertama tonqkat pemadat
tldak boleh menqena dasai ceiakan
Pada laprsan kedua serta ketga tongkat pemadat bolei'
irasr:k 25'1
tt)
.|f cirt Ke dalam aplsar dl b.rwairir!a

Mengisi Cetakan Dengan Pemadatan Adukan


Adukan Beton Beton

q-F.stJh
PPPGT 3!!cE11 Bl!!!1
Jos
clsr rela\a" oprlaha' ''ln'''r'
b. setelah selesar r-laLLkan perladatar helLh
betorr dari tutup'3h
rongga bekas tusukan tertutup. Ratakan permukaan
Kemudlan blarkan belon
segera dengan bahan yang kedap alr serta karal
pada tempal yang bebas dari
dalam cetakan selama 24 jam dan letakkan
getaran

Perataan Permukaan
Beton

benda uli Rendamiah


c Setelah 24lam. bukalah cetakan dan keluarkan
pada temperatur 25' C trntuk
benda uji dalam bak perendam berisi air
persyaratan
pematangan (curing). Pematangan (curing) disesuaikan dengan
pembetonan
untuk pengendalian mutu beton pada pelaksanaan

w,,
tt!r' .,.

if, i'
t;
"',1

\\
/;
J:!
Perendaman Benda Uji

.oL]
PPPC BglelqleEnssnll
tilai-l r[l-tsi! r 2-6
l, Pen-.lrl1Lan ! !tmp
BasahiLah cetakan dan Pe at dengan (a Ir basal
a
b Letakkan cetakan d atas pe at dengan koko.

Cetakan Uji Slump

c. lsilah cetakan sarnpai penuh dengan beton segar dalam 3 lapis Tiap lapis
berisi 1/3 isi cetakan. Setlap lapis ditusuk dengan tongkat pemadat
sebanyak 25 tusukan secara merata. Tongkat harus masuk sampai lapisan
bagian bawah tiap tiap lapisan. Pada lapisan pertama, uniuk penusukan
bagian tepi, tongkat dimiringkan sesuai dengan kemiringan cetakan'

Pengisian Cetakan Pemadatan

d. Segera setelah selesai penusukan, ratakan permukaan benda uji dengan


tongkat dan semua sisa benda uji yang jatuh di sekitar cetakan harus
disingkirkan. Kemudian cetakan diangkat pertahan-lahan tegak lurus ke

PPP6i Rek.yasa Bangunal


\ z-t
S"furuf-, pengujian mulai dari
pengisian sampai celakan harus selesal
,tr"
uaia[i ]angka /r'aktLl 2 5llren i
r' Uku rlan
,jarl letakka,rn perlaharl lahan d sarlp rlq "tt 'r;r
e- -qal kkit,r .ta'lalirn
perbedaan iinggr cetakan dengan
slump yang terjadi dengan menentukan
tinqgi rata rata benda uli

PPP6i 2-8
VEDC.
Teknologi Beton
Beton

Pengujian Kuat Tekan Beton

Untuk mendapatkan harga kekuatan tekan beton pada benda uli

l, lvleslr! tehar:

llesin Uji Kuat Tekan

PPP6I -";.,..,"1,,.];,,:
VEDC. *-"
SatLr sel pelaDis (capping)

Sat! Set Pelapis (CaPPing)

3. lrnbangan dengan lieteLitian 0.3 % dan berat contoh

Benda Uji i
rnenggunakan Perbanolngar
Bencja Lrji adalah beton slili.rder yang telah diccr dengan
l--,1entu

PPPGT l-leleveet."g!!el
Prosedur Percobaan :

1. PerstaPan Penaulia!
a Ambil benda uji akan dites dari bak perendam/penralangan {curlngl
kemudian bersihkan dari kotoran yang menempel dengan kain Iembab.

Pe.garnbLlan
dan
Pembers han
Benda Uli

b Tentukan berat dan ukuran benda uji

lapislah ici..ping) permukaan atas dan bawan bend: rrl mortar


'engan
be erang ce'i!an cara sebagai berikul :

1) Lelehkan mortar belerang dl dalam pot peleleh (mel'7rg poi) yang


dinding dalamnya telah dilapisi dengan gernuk
2). Kemudian letakkan benda uii tegak lurus pada cetakan pelapis
sampai mortar belerang cair menjadi keras.
3). Dengan cara yang sarna lakukan pelapisan pada permukaan lainnya'

HHR/SUH 4
PI'PGT Rekayasa Bangu.r. JUN.O7

1I n
UUa 1a
Z 1.i:i:, tlr|tl LrFrl

a Letakkan benda uii pada mesin tekan secara sentries

lr ,l

Peletakan Benda Uji Pada Mesin


Uli Kuat Tekan

berkisar
b. Jalankan mesin tekan dengan penambahan beban yang konstan
artara 2 sampai 4 \g/c'n-PAI detil

Penambahan Beban
Secara Konstan

t4!mr,ltrq]-::
menjadi hancur dan catailah beb2n
c t akukan penlfrebanan sampal benda uji
DenCa
maksrmunt yarlg terlad selama pem_'nksa3n
Lll

Benda Uii Hancur Pada


Saat Beban Maksimum

benda uli
d. Gambar bentuk pecah dan catatlah keadaan
Perhitunqan

Kuat lekan beton |


'^'
ljrmana' ( - beban maksimum (kg)
A= luas penampang benda ujl (cm )

Pelaporan
Lapcran harus rneilputi hal-hal seperti berikut
s Pertrandingai'campuran
b Berat lKg)
c. Dranreter darr iinggi (cm)
d. Luas PenamPang 1cm')
e. Berat isi (kg/cm3)
f. Beban maksimum (kg)
g. Kuat tekan (kg/cm'z)
h. Cacat
i. Umur (hari)

lalifl rll
PPP6i 3-5
VEDC. llq.q-l
Catatan:

FFPGT PF;,,rs Ban!ln,i


VEDC- '" Iq=-:l-
LAN,IP RAN SURAT / LAPORAN No
ir KLn.lArllr

D PTRIKSA
PEKERJAAN

TANGGAL PEI,4ER KSA"qN

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN KUBUS BETON

NO KODE TGL EC*' EA*JO"C LEBAR I IJGG] VOL


TEKAN !EKAN
PEN

h,
rl qr'
(23 H)

ryfi qiByas3!afsurtr tr!a!


Utr
I

VEDC" ,lir r
z
o
F
Lt-l
m
E
!J
o
z
!)
=
z
vuJ
F
F
3
Y
z
o
v
a
uJ

=
tr.l
(!

06

Anda mungkin juga menyukai