Anda di halaman 1dari 4

FUEL CONSUMPTION

 Dalam menentukan pemilihan alat untuk menunjang operasional untuk banyak faktor
yang harus dipertimbangkan. Dua hal utama yang wajib menjadi bahan pertimbangan
agar unit dapat bernilai ekonomis dan menghasilkan revenue yang maksimal adalah
kesiapan suku cadang dan komsumsi bahan bakar (fuel consumpsion).
Fuel consumption merupakan hal utama yang selalu jadi pertimbangan untuk pemilihan
suatu alat karena secara umum fuel consumption penyumbang cost operasional yang
paling besar.
Fuel consumption per jam dapat kita kalkulasikan sehingga kita dapat menghitung
perkiraan operating cost per jam unit. Selain itu fuel consumption juga dapat kita
jadikan data pendukung untuk analysis jika terjadi problem atau penurunan
performance unit. Berikut ulasan singkat cara menghitung fuel consumption

ENGINE PERFORMANCE CURVE SA6D170-B-1 (D375-2)

• Flywheel Horse Power : 525 HP/1,800 rpm


• Torque Maximum : 267 kgm/1,300 rpm
• Minimum Fuel Consumption Ratio: 158 g/HP.h• Load factor : 100 %
Diatas adalah contoh curve dari performance engine SA6D170-B-1 (std. JIS) yang
dipasang pada bulldozer D375-2, dengan full throttle dan full load (hasil test engine
pada dynamometer).
Ada 3 curve sebagai hasil test engine dengan dynamometer, yaitu:

• Curve Torque (kgm)


• Curve Horse Power (HP)
• Curve Fuel Consumption Ratio (g/HP.h)

Dari gambar curve diatas, bentuk curve FUEL CONSUMPTION RATIO (g/HP.h) besarnya
minimum pada saat engine mendapat beban (torque) maximum.
Sedangkan FUEL CONSUMPTION (pemakaian fuel per-hour-nya) mencapai maximum
pada saat engine mencapai rated Horse Power.
Curve Fuel Consumption digambarkan dengan curve yang berwarna merah, sebagai
hasil perkalian Fuel Consumption Ratio dengan Horse Power, fuel consumption naik
sesuai dengan kenaikan putaran engine dengan beban penuh dan mencapai maximum
pada putaran dari rated horse power.
Daerah operasi engine actual pada bulldozer ada diantara Hi-Rpm (beban ringan) dan
Torque maximum / torque converter stall atau beban maximum (seperti ditunjukan
pada curve diatas).

FORMULA

dimana,

  0.83 : Specific gravity dari fuel


 Ne : Rated Output
 G : Fuel Consumption pada Rated Output

 η : Load Factor (30 ~ 80 %), pada curve diatas load factor 100%.
 UntukD375A-2 (engine SA6D170-B-1)

Untuk D375A-2 (engine SA6D170-B-1)


Untuk D375A-3 (engine SA6D170-2)
 Engine SA6D170-2
 Flywheel Horse Power : 525 HP/1800 rpm
 Maximum Torque : 266 kgm/1300 rpm
 Maximum Fuel Consumption Ratio : 166 g/HP.hour

Jadi fuel consumption maximum untuk D375A-2 adalah 85 liter /hour, dan untuk
D375A-3 adalah 84 liter/hour.
Dalam praktek beban engine bervariasi antara load factor 30% ~ 80%, sehingga fuel
consumption harus lebih kecil jumlah diatas.

Kesimpulan:

Fuel consumption tergantung dari:


1.  Beban (misal dozing, stripping dll),
2.  Posisi throttle,
3.  Kemahiran operator,
4.  Kondisi engine, apakah ada penurunan performance,
5.  Dls.

Jadi untuk mengukur fuel consumption pada kondisi kerja yang actual, dianjurkan
dilakukan,
1. Dengan menggunakan tool untuk mengukur fuel consumption (flow meter),
2. Fuel tank diisi penuh kemudian setelah beberapa jam operasi kemudian, dicheck
berapa liter penambahan fuel sampai full tank lagi.
Seiring dengan perkembangan tehnologi, unit-unit keluaran terbaru sudah dilengkapi
dengan trip meter display yang akan menampilkan rata-rata fuel consumption unit per
jam operasi atau per kilometer jarak tempuh. Sehingga dengan mudah fuel
consumption dapat kita monitor.

Anda mungkin juga menyukai