"Tapi saya tidak merasa sedang jatuh. Saya menikmati hidup saya
sendiri. Fine2 aja tuh!" Beliau menambahkan. MashaAllah.. aku
terperangah saat kalimat itu dilontarkan. Terkadang kita memang
terlalu mudah mengeluhkan segala. Tanpa pernah berpikir ada
begitu banyak yang lebih berat ujiannya dari kita. Tapi ya, balik
lagi seperti kata Bapak, "setiap orang punya masalah sendiri.“
Ya, rumah ini harus tetap kokoh dengan segala kesakitan yang
diberikan. Diri ini juga harus bertahan untuk mengambil sebanyak-
banyaknya pelajaran. Membuktikan bahwa investasi pada diri ini
adalah untuk tujuan yang lebih besar, lebih mulia. Tak sekedar materi.
'Diri ini' adalah kami. Keluarga Besar RK 8
Assalamu'alaykum Pak Hamid..
Dari awal saya bertemu Pak Hamid, dulu saat menjadi
peserta Rumah Kepemimpinan angkatan 7, saya sudah yakin
bahwa Pak Hamid akan menjadi salah satu orang yang saya
jadikan panutan.
Indah Puspita
FT UI 2012
[Don’t Make Me Fail]
"Saya tanya sekali lagi. Jadi menurut kalian, uang itu saya berikan saja
untuk rencana2 hebat kalian, atau saya berikan untuk RK saja?"
Hmm.. benar juga sih, ternyata poin yang ingin Bapak sampaikan
adalah saat kita sekolah tinggi2 dan menghasilkan banyak uang,
maka semua itu untuk apa? Sekedar jalan2 ke LN tanpa memetik
pembelajaran darinya? Atau memuaskan diri atas apa-apa yang
tdk dirasa dulu saat miskin?
Inget juga analogi dari Bapak. Saat kita baru beli hp dan muncul
lg keluaran terbaru. Lalu kita merasa tertinggal. Ternyata di
situlah bentuk ketidaksetiaan dunia. Selalu meninggalkan kita tas
segala kemajuan di dalamnya.
Lagi-lagi, terima kasih Bapak. Doakan kami agar tak tergoda oleh
dunia yang selalu memberikan kesenangan sesaat juga doakan
kami agar belajar dari Bapak akan dunia yang membuat kecewa
orang yang tenggelam di dalamnya.
Yang paling membekas saya dapatkan dari Bapak adalah
tentang niat. Niat yang menyelamatkan dari kemunafikan
mengejar dunia tapi tampak seolah kita ingin berkontribusi
lebih. Niat yang teguh bahwa tujuan hidup bukanlah harta,
dunia, bahkan foya-foya. Tapi jauh lebih berharga dari semua
itu.
Bapak, saya tau jalan ini tidak akan pernah mudah. Bukankah
berlian ada karena tekanan yang sangat tinggi?
Tapi semoga dengan bekal yang Bapak berikan menjadi salah
satu alasan hati ini selalu tergerak dalam perjuangan yang tak
mudah dan berujung ini, hingga menghadap pada Sang
Khalik.
Juga terima kasih banyak atas teladan Bapak ttg sosok Ayah
dan Suami yang setia, penyayang, jujur dan mengusakan yang
terbaik untuk keluarga.
Kusuma Herawati
FIK UI 2014
Ada satu kata kata dari Bapak yg selalu saya ingat.
Waktu itu Bapak menyampaikan berulang-ulang
ketika agenda RBB. "Don't make me fail“ Kalau saya
ingat kembali kata kaya itu, yg ingin selalu saya
sampaikan adalah permintaan maaf. Maaf Pak,
kalau selama kami dibina, usaha-usaha kami belum
sebanding dengan usaha-usaha orang orang yg
sudah berinvestasi dalam pembinaan ini. Maaf Pak,
kalau ternyata di akhir pembinaan ini, kami belum
dapat memenuhi harapan-harapan Bapak.
Bapak