Anda di halaman 1dari 25

K

Bismillaahirrohmaanirrohiim. Allahumma sholli ala sayyidina muhammad.







Sekelumit kisah dan cinta dari kami, para pendahulu..
Semoga bisa menjadi pelajaran yang baik bagi adik-adik.aamiin


This is, for our beloved eternal brothers & sisters,
Surat Cinta Alumi
Enjoy! :)









"Surat cintaku kpd pengurus FSI FKUI baru, sila diambil jadi tausiyah yg baik2 saja: Selamat datang di bisnis MLM
mobil Ferrarri merah. Zaman Nabi dulu, disebut Unta merah (kendaraan termewah saat itu). Jika karena usaha
tak kenal lelah, cucur keringat, dan ratusjuta ATP adinda, Allah berkenan Karuniai hidayah pada satu calon dokter,
sadarilah itu adalah potensi bisnis Ferrari besar. Karena 1 calon dokter itu akan menjadi dokter. Dan 1 dokter
akan menjumpai setidaknya 2-3 pasien sehari. Setahun anggaplah 1000 pasien ia jumpai. Dan dokter adalah profesi
yang membuat ulama Abbas AsSiisiy iri karena gemilang potensi merubah hati pasien yang ditemui. Barrier psikis
hilang saat bertemu dokter, siap dengar semua nasehat. Jika 1 calon dokter ini mampu antar hidayah 20%
pasiennya saja, bayangkan tambang Ferrarinya kawan.. berapa akan terparkir di rumah surga kita..karena sistem
datang hidayah akan dicopy pastekan utuh bagi da'i dan siapa yang hantar hidayah da'i tersebut. Lalu bagaimana
pendapatmu tentang FSI? Tentang SDI dan mabim rohani yg selalu diikuti puluhan calon dokter, tentang buletin
yang dibaca ratusan pasang mata, tentang syiar Ramadhan yang melepas dahaga lahir batin ratusan potensi itu?
Tidakkah ini bisnis luar biasa? Sekali lagi, selamat datang di bisnis Ferrari raksasa adinda. geluti antar hidayah yang
tuntas, in sya Allah peluhmu berbalas.


dr.Pukovisa, Sp.S
FKUI 2000.Ketua Umum FSI.Founder FULDFK.Dosen Dept.Neurologi FKUI-RSCM.Sekjen MKEK IDI JakPus.

















Assalaamu'alaikum wr wb, saudara-saudariku yg dirahmati Allah SWT.

Selamat beramal dan berjuang di FSI. Tersenyumlah, berbahagialah, akhi ukhti telah menjadi bagian dari umat
terbaik yang dilahirkan manusia seperti yang Alloh firmankan dalam QS. 3:110.

IQ hanya akan ceritakan yang IQ pernah rasakan dulu dan sampai sekarang. Di FSI, IQ dapat teman-teman
terbaik, yang tersenyum saat berjumpa, yang tertawa bersama, yang selalu menguatkan di saat sakit/sedih, yang
selalu mendoakan di saat senang maupun susah. Di FSI, IQ kenal berbagai orang dari berbagai angkatan, alumni,
dan bisa mendapat banyak cerita pengalaman, masukan kehidupan, motivasi, doa, dsb.

IQ juga mendapat pengalaman berdakwah ke bermacam orang, manfaatnya, IQ jadi lebih siap terjun ke
masyarakat dan bekerja. Menghadapi berbagai tipe pimpinan/birokrat, berbagai tipe warga masyarakat, gak kagok,
paling nervous aja, hehehe.

IQ juga belajar berorganisasi dan manajemen yang tentunya sangat kita butuhkan untuk kehidupan pribadi,
keluarga, pekerjaan, dll. Insya Allah akan banyak manfaat dan kebaikan yang antum dapatkan di FSI. Alloh sendiri
sudah janjikan, jika kita menolong agama Alloh, maka Alloh akan menolong kita.

Memang yang terbaik dari bergabung di jama'ah dakwah adalah motivasi untuk selalu menjaga dan meningkatkan
keimanan. Manfaat sisanya, hanya efek samping.

Kejarlah akhirat, maka dunia serta merta menyertai. Bukan terbalik. Amar ma'ruf adalah amal yang kita tabung
bonusnya. Bonus-bonus itu yang akan membantu kita saat diperlukan. Tentu tidak mudah, malahan sangat sulit,
sangat berat menjalankannya. Jangan resah dan ragu, jika terasa berat, berarti inilah jalan yang benar, karena
seperti dahulu para Nabi berdakwah, berat, sulit, penuk onak duri.

Jika kita ikhlas dan memberikan yang terbaik dalam dakwah, maka Alloh akan membantu kita saat kita terjepit,
contohnya saat ujian kuliah, saat orang tua sakit, saat anak sakit, saat kita bimbang memilih, dan saat ujian-uijan
lainnya. Pertolongan itu pasti datang. Balasan Alloh sudah pasti, pertolongan di dunia, kebahagiaan di akhirat.

Jadi, tersenyumlah, bismillah, mari luruskan niat kita, kuatkan iman kita, bekerja, beramal bersama, rasakan
indahnya ukhuwah, rasakan indahnya berjuang, jangan berhenti, karena Alloh tak pernah berhenti memberikan
kita kasih sayang. Alloh tak butuh pertolongan kita, kita yang butuh dakwah ini. Jika bukan kita, pasti ada orang
lain, tetapi tentu kita yang merugi. Tetap semangat. Allohuakbar.

Terakhir, izinkan IQ kutip sedikit nasyid Izzis "untukmu ananda", nasyid favorit yang sering IQ senandungkan
untuk anak-anak IQ.

Tegarlah bagai batu karang
Hidup ini adalah perjuangan
Bersabar hadapi tantangan
Ridho Alloh-lah tujuan

Cintai Alloh, dan Rasulullah
Cintai al-qur'an, dan orang beriman
Cintai akhirat, zuhudlah hidup di dunia
Kejar cita-cita, menjadi penghuni syurga...

Sekian. Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika ada kesalahan. Apa yang IQ tulis di atas sesungguhnya adalah
pengingat bagi diri IQ pribadi.

Wassalaamu'alaikum wr.wb.

dr.Iqomah Diyanah
FKUI 2004.Ketua Keputrian FSI.PPDS Dept.Patologi Klinik FKUI-RSCM.





















"Surat Cinta untuk FSI"

Mulai dari mana ya enaknya...

Saya pertama kali berkenalan dengan FSI ketika menjadi Maba FKUI. Kesan yang saya tangkep adalah kakak-kakak
FSI yang care dengan Maba-maba seperti saya yang masih polos ini. Saya waktu SMA belum ikut Rohis, belum
terjerumus, Hehe... Namun saya memang sudah bertekad bahwa saya akan bergabung dengan Rohis di kampus.
Akhirnya dimulailah perjalanan saya di FSI.

Sewaktu pertama kali masuk ke FKUI, saya betul-betul polos. Tidak tahu bagaimana dunia luar. Tidak tahu apa
yang akan saya hadapi saat kuliah. Saya sendiri kadang-kadang bertanya-tanya, kenapa ya saya bisa pilih FKUI.

Di FSI inilah akhirnya diri saya benar-benar ditempa secara kedewasaan, kemampuan organisasi, kemampuan
berpikir luas dan jauh ke depan, dll. Akhirnya saya menjadi orang yang secara karakter kepribadian jauh lebih baik
dibandingkan waktu SMA dulu. Di FSI juga akhirnya saya bisa mengenal diri saya yang sebenarnya. Apa kekuatan
saya, apa kelemahan saya, di mana passion saya, dan di bidang mana saya bisa mempersembahkan amal-amal
terbaik saya. Dan jawaban dari itu semua adalah satu kata "bisnis." Kok bisa dapet jawaban seperti itu? Awalnya
seorang kakak kelas meminjamkan ke saya buku "The GE Way." Itu buku tentang bagaimana CEO General
Electric mentransformasi perusahaannya. Setelah baca buku itu, kok rasanya asyik ya.. Akhirnya saya terus-
menerus mencari dan mempelajari buku-buku tentang bisnis, manajemen, dan organisasi yang ditulis oleh pakar-
pakar terbaik di seluruh dunia. Saya akhirnya menyadari bahwa saya bisa memahami materi-materi bisnis jauh
lebih cepat daripada materi kedokteran. Dan bagi saya jauh lebih menyenangkan daripada kegiatan jaga malam,
preskas, ujian pasien, menghafal SPM IPD, dll. Hahaha.... jujur banget ya..

Di tengah-tengah kondisi perkuliahan FKUI yang penuh dengan stresor, bisa dibilang, kegiatan berorganisasi di FSI
lah salah satu hal yang sangat menguatkan saya sehingga bisa tahan hingga lulus. Tapi ga papa lah... Saya jadi terlatih
menghadapi situasi penuh tekanan, terlatih secara mental, dll. Semua itu InsyaAllah akan sangat berharga dalam
perjalanan hidup saya ke depan.

Mungkin ada sebagian orang yang akan mengatakan "Kok pindah jalur sih..?" Jawaban saya sederhana saja. Apapun
jalur yang kita pilih, butuh perjalanan seumur hidup untuk mewujudkan amal-amal terbaik di bidang itu. Seseorang
hanya akan bisa mewujudkan prestasi terbaik di bidang yang benar-benar dia sukai. Karena perjuangan itu adalah
lari marathon yang staminanya adalah kecintaan kita di bidang perjuangan itu. Jadi saya harus jujur pada diri
sendiri, karena saya hanya bisa menjadi yang terbaik di bidang bisnis. Bila tetap menjadi dokter yang praktek seprti
biasa, saya hanya akan menjadi dokter yang biasa-biasa saja.

Anyway.. saya benar-benar mencintai FSI. Mencintai segala aktivitas dakwahnya, mencintai ukhuwahnya, dll.
Terimakasih untuk teman-teman BPH yang dulu telah bersama-sama berjuang di FSI: Yulianto, Rafli, Ahmad
Kautsar, Taufik Agung, Asep Komara, Anshari, Findra, Rohani, dan Fatimah Saidah.. Tentunya banyak juga
sahabat-sahabat lain yang berjuang bersama-sama seperti: Najib Ali, Vika, Tania. Banyak juga senior-senior yang
pasti masih saya ingat bimbingannya selama di FSI: Bang Fuad, Bang Visa, Bang Krisna, Bang Abz, Bang Igun, Bang
Ammar, Bang Farabi, Bang Fachry, dll. banyak sekali.. G muat halamannya nanti.. Begitu juga sahabat-sahabat lain
yang begitu banyak membantu perjuangan kita: Yudhis, Hendy, Firdaus, Adrin, Adi, Erwanda, Youdhil, Gono,
Maha, Cie, Kipon, Kerlip, dll.. terimakasih banyak semuanya ya.. Allah telah mempertemukan kita di medan
dakwah, dan semoga Allah tetap menjadikan kita istiqomah dan mempertemukan kita di surga nanti.. Amiin..

Apapun yang terjadi, semoga FSI bisa terus lebih baik dari tahun ke tahun. Terus bisa menebar dakwah dan
hidayah kepada banyak orang. InsyaAllah saya siap membantu bila memang dibutuhkan..

Terakhir... Saya ingat bahwa yang membuat kami dulu bisa berjuang dalam dakwah seperti ini bukanlah materi,
tapi Kecintaan Kami Kepada Allah, Kecintaan kami kepada Islam, dan kecintaan kami kepada saudara-saudara kami
sesama muslim.. Semoga itu akan tetap abadi..

Amin Ya Rabbal Alamin...

Sekian ya..

Assalamualaikum WR.WB..

dr.Ahmad Tawakkal
FKUI 2005.Ketua Umum FSI.General Manager RumahVaksinasi.

















Tentang Dakwah dan Keikhlasan
Assalaamualaykum wr wb
Adik-adikku pengurus FSI periode 2014, saya tidak punya banyak hal yang bisa saya ceritakan. Saya hanya ingin
berbagi tentang inspirasi yang saya dapatkan ketika menjadi pengurus FSI. Semoga bermanfaat dan menginspirasi
ya.
Kisah 1 : Tentang Dakwah
Antum bayangin bertahun-tahun dari sekarang, saat mereka yang kita dakwahi di FKUI ini sudah menjadi dokter. Lalu
mereka berkomunikasi dengan pasiennya begini, Pak, Bu, semoga bisa bersabar ya dengan penyakit ini. Semuanya
datang dari Allah, maka pengobatannya pun dari Allah. (kira-kira begitu, saya lupa redaksionalnya gimana)
Indra Gunawan 03 Kadept PSDM (Pengembangan Sumber Daya Muslim) FSI periode tahun berapa saya lupa,
yang jelas pas Ketum FSI Bang Fuad 03. Adegan terjadi di sekretariat FSI.
Kata-kata ini yang memotivasi saya untuk beraktivitas di FSI. Istilahnya, bang Igun (panggilan beliau) memberikan
contoh aplikasi nyata di dunia kampus bagaimana sebuah kebaikan bisa berlipat ganda ketika kita mencoba
mengajak orang lain untuk berbuat kebaikan. Dan amalan seperti ini pahalanya permanen. Ngadain INSIST
misalnya, bila orang yang datang ke INSIST menjadi terinspirasi dan menjadikan ilmu yang dia dapat sebagai
pegangan dalam hidupnya, maka pahala akan terus mengalir ke panitia INSIST (dan pengurus FSI lainnya tentu).
Kisah 2 : Tentang Keikhlasan
Kisah berikutnya saat sedang proses pemilihan Ketum FSI yang berlarut-larut untuk periode kepengurusan tahun
2010. Kejadian ini terjadi di departemen neurologi FKUI. Dialog ini terjadi dengan M. Adrin AP 06 Ketua
Umum FSI dua periode (tahun 2009 dan 2010)
Saya : Antum yakin bersedia lagi jadi ketum FSI lagi? Dengan semua tugas-tugas berat sebagai coass?
Adrin : Ga seberat yang antum bayangin kok bang (sambil tersenyum ikhlas)
Dialog ini mengajarkan saya tentang makna keikhlasan. Si tokoh dalam dialog ini menginspirasi saya bahwa
sesungguhnya kitalah yang harus berbesar hati melihat sebuah masalah, bukan malah menganggap suatu masalah
itu begitu besar sehingga tidak bisa kita atasi. Begitulah kiranya dua kisah singkat yang dapat saya ceritakan di sini,
kalau boleh bikin tagline untuk FSI, saya akan usulkan FSI, menginspirasi!!
Salam semangat. Wassalaamualaykum wr wb
dr.Yudhistira K
FKUI 2005.Pendiri Karisma (Keluarga Remaja Masjid) ARH UI. Pengurus FSI yang setia dengan Dept.Syiar sampai
akhir hayatnya di FSI.Dokter RSIA Hermina Depok.
Assalamualaikum wr wb
Kepada adik adikku tercinta pengurus FSI,
FSI bagi saya adalah rumah kedua, tempat saya berbagi kisah persahabatan, kisah perjuangan dakwah, kisah anak
manusia yang berusaha mewujudkan sebuah idealisme. Sudut-sudut ruangannya menjadi saksi ketika kami sedang
serius mensyurokan agenda dakwah, mendengarkan curhat teman, belajar bersama, makan bersama, shalat
bersama dll. Sebuah kenangan indah yang tidak akan terlupakan. Saya menemukan sahabat saya di sana, yang selalu
menguatkan di kala lemah dan berjalan bersama di kala senang.
Waktu yang bergulir membawa kita pada sebuah momen, entah itu momen pertemuan atau perpisahan. Sebuah
kepengurusan baru merupakan momen bertemunya jiwa-jiwa baru yang bersemangat ar ruhul jadid. Sering saya
mendengar dari milis, status bb, brodkes dll saya rasa FSI sekarang lebih hebat dibanding zaman kami dahulu.
Namun kiranya bolehlah saya memberikan sedikit hal yang mungkin bisa menjadi saran atau bahan pertimbangan
adik adik.
1. Berusahalah menjadikan FSI sebagai milik semua muslim, jauhi sikap eksklusif. Seringseringlah
bersilaturahmi dengan ketua badan lain, dekanat, rohis tingkat.
2. Semarakkan syiar Islam di kampus, hari-hari besar Islam, ramadhan dan penyambutan maba merupakan
momen krusial. Sempat saya miris melihat panitia PSAF yg sepi dari pengurus FSI (wallahualam mungkin
saya yang tidak melihat).
3. Rencanakan smuanya dengan matang, buatlah peta aktivitas di tiap bulan, jangan sampai banyak kegiatan
tapi tidak masif, sehingga pengurus menjadi kelelahan.
4. Renstra yang sudah dirintis dari kepengurusan sebelumnya ada baiknya dilanjutkan jika dirasa masih
relevan..setahu saya setiap dept di FSI sudah cukup matang dengan fungsi dan perannya masing masing
hanya pewarisannya yang kadang terlewat. Bagi teman teman yang merasa butuh arsip ttg PSDM terutama
tentang kaderisasi calo n pengurus bisa hubungi saya.
5. Di awal kepengurusan, kokohkan sesama pengurus dahulu baru bergerak ke luar, bagi BPH seringlah
terjun ke lapangan membantu teman teman pelaksana teknis.
6. Fase klinik bukanlah alasan untuk tidak berkontribusi, bila memang sibuk pastikan tidak mendzolimi rekan
rekan lain krn ketidakhadiran kita. Di kala letih atau gundah ingatlah selalu niat awal dan orientasi kita
hanya krn Allah maka kita akan mendapatkan energi itu kembali.
7. Alumni sangat amat ingin membantu FSI, seringlah bersilaturahmi dengan alumni.
Untuk selanjutnya saya ingin menyampaikan sebuah kisah dari sebuah buku, sebagai pengingat untuk kita semua.

Keletihan yang Menjadi Energi
Menempuh perjalanan ini, memang menyimpan lelah. Terkadang, kami juga merasakan keletihan setelah
melakukan ragam aktifitas dan tanggung jawab dawah. Tidak jarang, ada di antara kami ynag merasa begitu
terkuras waktu, pikiran dan tenaganya ketika telah terlampau banyak menempuh perjalanan di jalan ini. Sebuah
kondisi yang boleh jadi membuat seseorang mengalami futur atau terhenti dari aktifitas setelah sebelumnya giat.
Terkadang, mungkin saja ada di antara kami yang mengeluarkan keluhan atas beban yang dijalaninya. Lalu di antara
kami bertanya bagaimana caranya untuk mengatasi kesempitan waktu dan banyaknya tugas-tugas yang harus
dikerjakan.
Tapi kondisi-kondisi seperti itulah yang membuat kami semakin mengerti. Kami mengerti bahwa keletihan itu,
akan menjadi beban ketika kami merasakannya sebagai keletihan fisik yang tidak diikuti keyakinan ruhiyah. Maka
sesungguhnya kesempitan di jalan ini, pasti menyimpan hikmah yang luar biasa yang akan tercurah dalam bentuk
rahmat Allah swt. Bahwa keletihan di jalan ini, sebaiknya tidak disalurkan kepada seseorang terlebih dalam forum-
forum umum. Keletihan itu hanya patut disampaikan kepada Allah swt, dalam doa dan munajat. Karena keadaan
itulah yang akan mensuplai tenaga dan kekuatan baru bagi kami untuk melakukan amal-amal kewajiban dawah
yang lainnya.
Di antara cara kami memperoleh energi baru dalam kesempitan dan keletihan itu adalah:
Pertama, berusaha memurnikan kembali niat berdawah karena Allah swt. Menyingkirkan semua
asumsi yang akan kita terima dari amal-amal dawah, kecuali dari Allah swt semata. Karena sesungguhnya,
orientasi selain Allah swt, akan memperlemah kami dalam menunaikan kewajiban dan tugas-tugas dawah yang
harus dikerjakan. Dan kesucian niat karena Allah swt, akan mampu menghilangkan penat dan mendapatkan
sandaran yang begitu kokoh dari Allah swt.
Kedua, tetap memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain yang membutuhkan, terutama
harta. Karena penegasan Allah swt, tentang manfaat harta yang dinafkahkan adalah menghilangkan kegundahan.
(QS Al Maarij: 19-25)
Ketiga, tidak meninggalkan amal ibadah wajib dan amal sunah yang sudah menjadi bagian yang
selalu dilakukan sebelumnya, walaupunsedikit. Beratnya tanggung jawab yang mengakibatkan sempitnya
waktu, sebenarnya memberikan perasaan yang berbeda tatkal kita tetap memprioritaskan amal-amal ibadah yang
wajib dan wirid yang biasa kita kerjakan.
Hal ini sesuai sabda Rasulullah saw:
Tidaklah hamba-Ku terus menerus mendekatkan diri kepada-Ku dengan amal-amal sunah hingga Aku mencintainya.
Maka bila Aku mencintainya, Aku menjadi pendengaran yang ia mendengar dengannya, Aku menjadi matanya yang ia
gunakan untuk melihat, Aku menjadi tangannya yang ia gunakan untuk memukul, Aku menjadi kakinya yang ia gunakan
untuk berjalan. Dan jika ia meminta kepadaKu pasti Aku beri dan bila ia meminta perlindungan kepadaKu, pasti Aku
lindungi dia. (HR Bukhari)
Seperti itulah, keletihan tidak boleh membawa seseorang untuk menjauhi amal-amal dawah yang sebenarnya
menjadi energi besar dalam menjalani kehidupan kita sendiri. Seperti yang diriwayatkan oleh salafushalih dari
generasi Tabiin Amir Asy Syabi tentang sekelompok orang yang pergi keluar Kufah untuk menyepi dan
beribadah. Lalu keadaan itu terdengar oleh Abdullah bin Masud radiyallahu anhu. Ibnu Masud datang kepada
mereka dan mereka bergembira dengan kedatangan sahabat Rasulullah. Ibnu Masud lalu bertanya pada mereka,
Apa yang mendorong kalian melakukan hal ini? Mreka menjawab, Kami ingin sekali keluar dari keramaian dan
hiruk pikuk manusia, untuk beribadah. Abdullah bin Masud menjawab, Jika orang-orang melakukan seperti apa
yang kalian lakukan, siapa yang akan berperang melawan musuh? Aku tidak rela kecuali kalian semua kembali ke
tempat kalian semula. (Az Zuhd, Abdullah bin Mubarak, 390). (dari Beginilah Jalan Dawah Mengajarkan Kami,
hal 125-129)
Kami sangat menyayangi kalian semua adik adik, uhibbukum fillah. Teruslah melangkah memajukan dakwah di
FKUI.
Wassalamualaikum wr wb
dr. Findra Setianingrum
FKUI 2005.Ketua Keputrian FSI.Dokter RSIA Budijaya Manggarai.Asisten Riset Dept.Parasitologi FKUI-RSCM.











Surat Cinta Kepada Pengurus FSI
"Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu. Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.
Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu. Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu.
Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu." (alm KH. Rahmat Abdullah)
Kepada para pengurus forum studi islam yang saya cintai. Kalian sungguh telah memenuhi panggilan Allah untuk
menjadi sebaik-baik kaum, sebaik-baik perbuatan, dan sebaik-baik warisan. Karena ia adalah tugas para Rasul, ia
juga warisan para Nabi, dan ia adalah kebiasaan orang-orang shaleh. Mereka ikhlas dalam mendakwahkan Alquran.
Menjelaskan Islam yang haq. Dan mereka tetap istiqomah di dalamnya.
Sesungguhnya hari-hari ke depan bukanlah hari yang mudah, namun justru sebaliknya, ia penuh dengan kelelahan,
gundah gulana, sedih, dan kecewa. Namun justru disanalah letak keindahannya. Karena sesuatu dinilai dari
balasannya. Maka kita tidak menemukan balasan akan pahala terbaik selain surga dan ridha-Nya.
Sangat indah ungkapan Imam Syahid Hasan Al Banna, "Antum ruhun jadidah tarsi fi ja-sadil ummah". Kamu adalah
ruh baru, kamu adalah jiwa baru yang mengalir di tubuh ummat, yang menghidupkan tubuh yang mati itu dengan
Al-Quran. Ya, kalian sedang menemui umat penghujung zaman.
Mungkin saat perjalanan nanti, tidak sedikit yang bersama kalian. Bahkan tak jarang hanya satu-dua yang berada di
samping kalian. Ketika ia terjadi, ingatlah sebuah pesan sang Nabi, " Pada awalnya Islam itu asing dan Islam akan
kembali asing sebagaimana pada awalnya. Sungguh beruntunglah orang-orang yang asing (HR Muslim). Karena
memang seperti itu sunnatullahnya. Maka tetaplah maju, bergerak.
Izinkan saya mengakhiri surat ini dengan perkataan yang indah dari sang Syaikhut-Tarbiyah, alm Rahmat Abdullah:
Memang seperti itulah dakwah.
Dakwah adalah cinta.
Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu.
Sampai pikiranmu. Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk, dan tidurmu..
Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yang kau cintai..
Lagi-lagi memang seperti itu.
Dakwah. Menyedot saripati energimu.
Sampai tulang belulangmu. Sampai daging terakhir yang menempel di tubuh rentamu.
Tubuh yang luluh lantak diseret-seret. . Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari..

Yang fana,
dr.Muhamad Adrin AP
FKUI 2006.Ketua Umum FSI 2 periode.Dokter RS Thamrin Jakarta.

Tidak banyak yang saya tulis disini untuk anda, semoga yang sedikit ini bermanfaat
Menjadi pengurus di FSI berarti anda sudah berinvestasi untuk mendapatkan teman-teman yang shaleh/shalehah.
Sementara lingkungan mempengaruhi terhadap attitude dan akhlak seseorang maka jika teman-teman anda adalah
orang baik-baik maka insyaAllah kebaikan akan menular. Itulah salah satu hal yang saya rasakan di FSI.
Memang cukup lelah mengemban amanah, apalagi yang katanya dakwah, iman naik turun, sulit untuk istiqomah,
tapi itulah yang menjadi pelajaran bagi kita untuk tetap berjalan menghadapi tantangan. Dengan tempaan yang baik
dan terus-menerus, hati dan nurani akan belajar untuk menjadi istiqomah, iman akan terus menerus diperbaharui.
Salah satu pengalaman saya tidak lupa selama di FSI adalah kita di syiar. Proker CERDIK, CERDAS yang
merupakan taklim besar yang diadakan selama 3 kali setahun, merupakan program andalan saat itu. Senang sekali
jika yang hadir dalam acara tersebut ramai. Lalu tahajud miscall, jam 3 atau 4 pagi kadiv syiar menelpon para
anggotanya, senang ketika miscallnya dimatikan, artinya, mudah2an anggotanya lanjut untuk tahajud.
Bagi para kadiv dan ketua salah satu tantangan yang dihadapi adalah menjaga konsistensi anggota anda. Di tengah
jalan, ketika rasa lelah sudah menerpa apalagi saat masuk program klinik maka diperlukan teknik dan cara agar
semangat anggota naik kembali. Merupakan suatu hal yang lumrah pada manusia jika semangat naik turun. Cari lah
teman-teman dekat yang bisa diajak untuk berbagi kesulitan, berbagi rencana masa depan, perlu kekompakan agar
semangat dan keistiqomahan tetap terjaga. Buatlah program yang dapat mengikat pengurus FSI dan mereka
merasakan manfaat FSI yang besar dibandingkan dengan organisasi lainnya.
Focus pada visi dan target selama setahun kedepan, jangan buat terlalu banyak proker tetapi tidak focus. Cukup
sedikit proker, tapi fokus dan sesuai target setahun kedepan. Intinya berpikir bagaimana kualitas yang dicapai baik
dengan kuantitas proker yang tidak memberatkan kepengurusan.
Kita punya mesjid, ARH, manfaatkanlah ia. Makmurkan ia. Bukankah dalam satu hadits dikatakan bahwa salah satu
golongan yang akan mendapatkan naungan Allah di hari kiamat adalah para pemuda yang dekat dengan mesjid?
Jadikanlah, jika perlu taklim akbar jabodetabek bahkan nasional di mesjid ARH, 2-3x setahun dan juga program2
lainnya. Kerjasamalah dengan MUI, Radio Rodja, UI depok, Prokami-Imani, banyak pihak yang bisa diajak
kerjasama. FSI FKUI kemudian menggaung ke seantero Jabodetabek, bahkan nasional. Tidak apa jika bermimpi
bukan. Toh, mimpi ini sangat mungkin untuk diwujudkan. Dulu FSI punya JIMU, lebih menekankan ke aspek
kedokteran, saya kira boleh sekali-kali menekankan ke aspek akidah, fiqih dll. Agar orang awam lebih banyak yang
bisa hadir. Anda pernah ikut kajian Syaikh Abdurrazzaq di Istiqlal? Beliau adalah guru besar bidang akidah (jika saya
tidak salah) di Universitas Islam Madinah. Saat itu Istiqlal dari lantai 1 sampai lantai paling atas penuh, mungkin
yang hadir mencapai 100.000 orang. Kajian ini diadakan oleh Rodja, bolehlah sekali-kali mengadakan taklim/kajian
akbar yang mirip di ARH.
Ikhlas kuncinya. Jika anda ikhlas segalanya akan terasa ringan dan mudah. Ikhlaskan segala tindakan dan kerja anda
karena Allah, untuk mensyiarkan agamanya, mudah2an Allah membalas dan memudahkan segala usaha anda.

dr.Anshari Saifuddin H
FKUI 2006.Ketua Kaderisasi Internal FSI.Asisten Riset Dept.IPD Divisi Alergi-Imunologi FKUI-RSCM.Dokter RS.

















Bismillaahirrohmaanirrohim.
Assalamualaikum wr wb
Dear adik-adikku yang manis ^^
Perkenalkan, nama kakak Ganda Ilmana, mahasiswi FKUI angkatan 2007. Melalui surat yang singkat dan dibuat
dalam waktu singkat ini pula, kakak akan sedikit berbagi pengalaman selama bergabung di FSI kepada kalian,
mudah-mudahan bermanfaat . Sebelumnya, selamat dan terimakasih ya sudah ada di FSI. 2014 akan menjadi
tahun yang baik buat FKUI karena masih ada kalian yang akan menunjukkan kepada kampus ini indahnya islam ;D
Saat kalian bergabung di FSI, artinya Allah sudah memberikan karunia yang besar, yg tidak semua orang
mendapatkannya. Apa? Yaitu kesempatan berkumpul dan berinteraksi dengan orang-orang spesial yang Allah pilih
juga, orang-orang yang sholeh, InsyaAllah. Ada ladang amal yang begitu besar, dan ini adalah nikmat yang tak
terkira, kadang tidak disadari sampai nanti tiba saatnya kalian berjalan sendiri-sendiri dan akan sangat merindukan
kesempatan ini.
Di FSI lah, kakak saat itu menemukan keluarga dengan penerimaan yang luar biasa. Karena itu, dahulu kakak bisa
merasa sangat nyaman, dan seperti di rumah sendiri, selalu ingin kembali.
Di FSI pula, kakak belajar banyak hal, terutama hal-hal yang amat prinsipil, bahwa kita adalah muslim sebelum
menjadi dokter. Bahwa ada tanggungjawab dan konsekuensi dari menjadi muslim tersebut, apalagi ditambah
dengan pilihan kita untuk menjadi seorang dokter muslim. Ada aturan, ada batasan, ada petunjuk yang Allah
berikan, ada asal muasal dari mana kita datang, dan tentunya tempat kita kembali nantinya untuk
mempertanggungjawabkan semua pilihan kita di dunia. Semua ini akan terasa berat jika dijalankan sendiri. Tapi jika
kita bersama-sama, akan selalu ada yang menguatkan, selalu ada yang mengingatkan
Mudah-mudahan diantara kalian akan tumbuh ikatan kasih sayang yang erat, yang tidak lekang oleh waktu. Nikmati
kebersamaan kalian, kesempatan ini belum tentu akan datang lagi. Jangan lupa untuk menjalankan amanah yang
diberikan kepada kalian sebaik mungkin, work hard but not too hard :D
Sedikit cerita ini mudah-mudahan bermanfaat ya, selamat berukhuwah dan bekerja buat kalian semua .
Allah akan menolong mereka yang menolong agamaNya.
Jazakumullahu khairan katsiiran.

dr.Ganda Ilmana
FKUI 2007.Ketua Keputrian FSI.Asisten Riset Dept.Anak Divisi Hematologi FKUI-RSCM.Dokter Klinik.

Untuk Menyalakan Api Itu
Bismillah. Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh. Bada tahmid wa shalawat.
Ikhwahfillah, adik-adikku dari Forum Studi Islam (FSI) yang sangat kusayangi karena Allah, semoga kalian
mendapatkan keberkahan dan kemuliaan sebelum, selama dan setelah membaca surat ini. Jujur surat ini memang
sebuah inisiatif bersama dan separuh dipaksa (ada PJ dan deadline), tetapi saya mengusahakan menuangkan
sepenuh perasaan saya di sini, demi tegaknya Islam di bumi, bukan karena tuntutan manusia.
Ikhwah, sudah hampir 35 tahun rumah bernama FSI ini berdiri. Kalau menurut perhitungan manusia, sudah bukan
usia yang galau lagi. FSI harusnya sudah memiliki identitas dan peran nyata dalam membangun masyarakat,
terutama negara Indonesia. Dan negara Indonesia kita pada tahun ini akan merayakan dirgahayu yang ke 69. Tua,
ya
Ikhwah, surat ini bertujuan meneruskan harapan saya terhadap FSI, tetapi sebelum mulai, ketahuilah kalian ini
hidup di negara Islam terbesar di dunia. Dua ratus lima puluh juta manusia, dengan 3/4nya muslim, bayangkan!
Namun sangat aneh negara kita ini, notabene menganut demokrasi yang secara sederhana bisa diartikan
kemenangan mayoritas, malah justru jauh dari hukum Islam. Kita pun, sangat mungkin, termasuk yang abai
terhadap Islam. Naudzubillah
Tetapi harapan itu masih ada, Ikhwah, selalu masih ada. Yang berputus asa cuma orang-orang ingkar (kafir)!
Kalau kita melihat generasi bapak-bapak kita, belum tentu semua generasi sebelumnya berpendidikan. Jangankan
bisa mengenyam perguruan tinggi. Saya rasa jika tidak buta huruf saja sudah mending pada zaman itu. Saat itu
masih zaman pergerakan, zaman-zaman mempertahankan kemerdekaan. Lawan kita nyata (zhahir) dan berjuang
secara fisik.
Sekarang, pada generasi kita dan generasi anak-anak kita, Insya Allah Indonesia menghadapi ledakan cendekiawan.
Coba tengok angkatan kita saja ada 200 yang masuk FK tiap tahun. Seuniversitas katakanlah 10.000 mahasiswa.
Jika lancar-lancar saja, berarti dalam sepuluh tahun kita punya 100.000 sarjana dan itu baru UI. Sarjana ini bukan
hanya lulus-lulus saja tapi punya daya saing dan juga nilai jual. Dan sekali lagi, itu baru dari UI. Bayangkan dari
seluruh Indonesia?
Kamu bisa lihat, ikhwah-ikhwah yang saya sayang, kampus sungguh adalah laboratorium peradaban. Jika mau
menyetir sebuah negara, setir dulu pendidikannya. Kampus adalah sebuah mangsa pasar besar untuk
mewujudkan negara ideal, karena pemeran-pemeran utama negara kebanyakan berasal dari kampus. Nah, terus
apa yang akan terjadi jika para pemrakarsa negara itu justru dimangsa orang-orang yang GCSnya lebih buruk dari
orang mati?
Antum bisa menjawab.
Apa hubungannya dengan mimpi FSI? Itu tadi adalah gambaran bagaimana vitalnya peran FSI dalam mewujudkan
kampus madani, kemudian laboratorium peradaban yang luar biasa. Saya mengajak antum sekalian untuk bercita-
cita besar, ikhwah! Untuk tidak melihat dari lubang kunci tapi melihat jauh ke depan! Bisa jadi karena kesalahan
kita hari ini, di hari tua kita diurus oleh orang-orang yang salah! Naudzubillah
Jadi, dengan segala bawel dan omdonya saya, izinkan untuk berbagi mimpi-mimpi saya di FSI yang lebih kecil.
Antum masuk ke FSI dengan berbagai alasan, tetapi saya ingin menekankan satu hal: ke manapun kamu pergi,
pergilah sepenuh hati. Totalitas, itu kuncinya! Jika kamu sudah terlanjur basah di FSI, tuangkan segala usahamu
untuk meninggalkan FSI yang lebih baik! Pandangilah FSI sebagai tempat kamu menorehkan sejarah. Sesuatu yang
lebih dari sekadar organisasi. Pandanglah FSI sebagai kendaraan menuju ke surga!
Sudah?
Jika mindset antum sudah melihat FSI lebih dari sekadar badan, insya Allah akan turun pertolongan, lebih dari yang
bisa antum bayangkan. Kita-kita alumni mah hanya bisa terpukau.
Nah, cita-cita konkret saya terhadap FSI yang ingin diwujudkan:
1. Perwujudan kampus madani. Islam adalah agama kaffah (menyeluruh). Orang yang mendalami Islam
harusnya punya dua karakter: sosial dan profesional. Karena mereka paham semua kerjanya
dipertanggungjawabkan kepada Allah. Saya ingin (pengurus) FSI menjadi seorang yang dapat diandalkan, dalam
maupun luar FSI. Baksos? Yuk. Mapres? Cincay. Ngurusin isu politik kampus? Bismillah. Kenapa harus semuanya
diurusin? Karena itulah Islam. Apakah antum bisa shalat dengan tenang, jika misalnya ada kebijakan jam kuliah
tidak ada istirahat zuhur? Dan secara profesional, saya ingin pengurus FSI itu dipercaya. Punya kredibilitas. Punya
izzah. Iya, gw FSI. Terus kenapa? Kerja gw bagus, kan?
2. Ilmiah. Jika ada satu hal yang saya pelajari dari LPP, maka itu adalah pentingnya data. Jika kita mau bergerak
menjadi seorang problem-solver, kita harus tahu dulu apa problemnya. Apa coba problem di generasimu? Saya ingin
FSI itu bisa berbicara berbasis bukti ketika merumuskan proker. Tidak hanya meneruskan apa yang ada, tapi juga
berinovasi. Lebih bagus lagi kalau memang ada subdit khususnya. Misalkan mewawancarai kenapa sih akhwat pada
tidak mau berjilbab? Apa yang akan membuatnya mau berjilbab? Jangan-jangan dia tidak mau berjilbab karena
takut menyerupai biarawati lagi. Kan salah kaprah. Hehe
3. Agent of Change. Bahasanya berat, ya? Saya tidak memaksa antum mengubah Indonesia dalam semalam,
hehe Maksud saya adalah bagaimana pengurus FSI bisa menjadi seorang yang senantiasa memperbaiki diri dan
memperbaiki orang-orang terdekatnya. Dalam hal ini, keluarga dan saudara. Jangan remehkan bagaimana
perluasan dakwah kita melalui orangtua! Makanya, saya ingin FSI juga mempersiapkan pengurus-pengurusnya
menjadi bagian rumah tangga dan keluarga yang baik. Hayo lho. Baru deh setelah keluarga berurusan dengan
tetangga, masyarakat, hingga negara dan dunia.
4. Kurikulum. Untuk mewujudkan segala macam di atas, FSI harus dididik dengan baik. Pendidikan memang
bukan segalanya, tapi segalanya dimulai dari pendidikan. Dengan data dari diklat, disusunlah kurikulum paling
pantas untuk seluruh anggota FSI dengan target-target objektif mewujudkan kampus madani. Ini akhirnya tidak
tercapai dan mandeg di KSI saja, tapi saya harap bisa meluas juga ke proker vital seperti talim dan kajian-kajian
tematik lain.
5. Akademis. Agak berbeda dengan profesionalisme di atas, maksud akademis di sini adalah bagaimana FSI
mengontrol pengurus-pengurusnya terus berprestasi dan punya mimpi untuk berkarir. Namun sepertinya ini
sudah direncanakan dalam forum alumni, sehingga simpan saja sebagai wacana.
Akhirnya dari mimpi-mimpi yang hanya tinggal mimpi ini, saya harus merujuk lagi pada paragraf-paragraf awal.
Bahwa bagaimana antum merancang FSI hari ini, satu tahun saja, menentukan sebuah generasi. Lalu generasi itu
akan menentukan generasi berikutnya. Siklus yang tidak akan berhenti sampai Kiamat.
Dakwah tidak pernah membutuhkan kita. Tanpa kita, dakwah tetap akan ditegakkan, sesuai jaminan Allah. Kerja
kita hanya mau mengambil andil atau tidak. Mau dicatat sebagai penghuni surga atau tidak.
Berat?
Memang demikian. Tetapi ingatlah dari setiap luka, setiap peluh, setiap air mata, setiap rintihan, Allah selalu
sediakan ganjaran. Tuhan kita tidak pernah tidur. Rabb kita menetapkan kasih sayang pada diri-Nya. Allah
Mahaadil. Tidak ada kemalangan kecuali disediakan ampunan atau rahmat. Jangan pernah patah semangat,
saudaraku Senyummu akan membantu tegaknya Islam di muka bumi ini.
Dan sebagai penutup, saya harus mengatakan ini adalah surat cinta. Saya memberitahukan kepada kalian
pengurus FSI bahwa Allah taala sangat, sangat, SANGAT menyayangi kalian. Dia memperhatikan kerja
kalian. Allah Maha Mengetahui. Dan Dialah Sebaik-baik Penolong.
Wujudkan mimpi itu, ikhwah. Nyalakan api sejarah itu. Saya hanya seseorang yang tidak bisa lagi berjuang, tetapi
jika dalam surat ini ada kebaikan, mohon doakan agar bisa menjadi pahala yang mengalir bagi saya.
Kebenaran itu dari Tuhanmu, maka janganlah kamu termasuk orang yang ragu.
Wabillahitaufiq wal hidayah, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Serambi Madinah, 17 Rabiul awal
dr.Muhammad Arvianda Kevin Kurnia
FKUI 2008.Ketua Umum FSI.Dokter Intership Gorontalo.


Teruntuk Para Pejuang Muda, Laskar FSI FKUI 2014
Bismillahirrohmaanirrohiim. Allahumma shollualaa Muhammad wa alaa aalihi wa sallam.
Assalamualaykum warohmatullahi wabaarokatuh
Sebelumnya, perkenalkan, nama saya Mahrani, FKUI angkatan 2008. Melalui surat ini, saya ingin sedikit berbagi
cerita dan pengalaman kepada Adik-adik Pengurus FSI sekalian, dengan harapan Adik-adik bisa mendapat
pelajaran, mencontoh apa yang baik dan tidak mengulangi kesalahan yang terjadi di masa lalu.

Menjadi bagian dari Pengurus FSI adalah sebuah nikmat yang seringkali luput disyukuri. Ya, menyadari nikmat
berada ditengah orang-orang yang hanif dan hatinya cenderung kepada kebenaran adalah poin pertama yang ingin
saya ungkapkan dalam surat ini. Mungkin kalian sudah sering mendengar ungkapan ini: You never know how much
its worth, till you lost it. Dan itulah yang saya rasakan saat ini. Begitu lulus, terasa sekali bahwa kesempatan belajar
dan mengembangkan diri bersama di FSI memberikan banyak pengaruh positif pada pribadi saya. Kebersamaan
dan tiap pertemuan dengan teman-teman yang mempunyai visi yang sama rupanya merupakan charger semangat
bagi saya selama ini. Setelah lulus, mampir ke kampus bertemu Adik-adik yang masih berjuang pun dapat menjadi
penyulut semangat tambahan. Sungguh saya merindukan saat beramal bersama teman-teman FSI. Sebab ternyata,
manfaat amal itu berbalik pada diri kita sendiri, benarlah firman Allah taala In ahsantum ahsantum li anfusikum
artinya Jika kamu berbuat baik maka itu untuk dirimu sendiri. Teringat nasihat para pendahulu, keterlibatan diri
dalam aktivitas dakwah adalah salah satu tameng anti-futur. Maka, adik-adikku, bersyukurlah! ^^
Setelah kita menyadari bahwa kesempatan ini adalah sebuah nikmat yang besar dari Allah taala, insyaaAllah
membaralah semangat kita untuk memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Tapi semangat saja
ternyata belum cukup, adik-adik. Kita harus berusaha menumbuhkan cinta. Setiap tugas di FSI yang kita kerjakan
harus kita bumbui dengan cinta. Love what you do, and do what you love. Salah satu cara membuat kita mencintai
pekerjaan kita adalah dengan memahami esensi dari apa yang kita kerjakan. Jangan sungkan untuk membaca buku
dan bertanya untuk meningkatkan pemahaman kita terhadap urgensi dakwah, karakteristik jalannya, cara-caranya,
dan prinsip-prinsip yang harus dipegang teguh di dalamnya. Ingat juga kan kalau innamal amaalu binniat. Salah satu
cara mendapatkan niat yang lurus adalah dengan memiliki pemahaman yang benar.
Jika kita mengerjakan tugas-tugas hanya sebatas karena itu proker rutin, maka siap-siap lah diserang virus lelah
dan jenuh. Tapi jika kita cinta apa yang kita kerjakan, jika tujuan proker yang di amanahkan, kita jadikan bagian dari
passion kita, maka insyaaAllah kita akan dengan mudah membangun mimpi-mimpi dan ide-ide kreatif yang
menunjang proker tersebut untuk tuntas dengan lebih wah dan bukan hanya sekedar finished. Jangan pernah
takut berkreasi! Kalau ada proker yang kamu kurang sreg, dan kamu punya ide yang lebih bagus yang bisa
mencapai tujuan serupa, mengapa tidak dicoba? :)

Selanjutnya apa lagi? Saatnya beraksi! Ya, jika kamu sudah punya semangat membara, dan kamu sudah punya
banyak ide dan mimpi untuk FSI yang lebih baik, kini saatnya mewujudkannya. Action speaks louder than words.
Well done is much better than well said. Dari pengalaman saya selama di FSI, tantangan terbesar untuk serius
beraksi adalah sulitnya membagi waktu dengan akademis dan aktivitas lain. Tapi, tenang kawan. Waktu pun milik
Allah, maka tips pertama untuk ini adalah selalu jaga kondisi keimanan kita. Walau ditengah kesibukan
kemahasiswaan, deteksi secepatnya ketika iman dalam dada sedang turun, Kenali tanda-tandanya, dan atasi
sesegera mungkin. Kenali obat-obat yang bisa membuat attachment kamu dengan Allah taala kembali lekat. Entah
itu dengan tilawah, sholat sunnah, membaca buku, atau apapun cara tarbiyah dzatiyahmu, lakukanlah. Bahkan jika
perlu, rutinkan.
Selanjutnya, tentu saja rencanakan sebaik mungkin. Mungkin Adik-adik sudah tau dan sering mendengar tentang
pentingnya persiapan yang baik. Sekarang saatnya berlatih untuk menerapkannya. Akan tetapi, jika ada suatu hal
yang urgent, kadang spontanitas juga dibutuhkan. Jangan samapai sibuk merencanakan saja tapi akhirnya tidak
terlaksana (dulu saya sering terjerumus hal ini dan tidak ingin kalian terjerumus juga).
Last but not least, sabar dan istiqomah. Karena yang paling penting dari amalan seseorang adalah kontinuitas alias
keajegan amal tersebut. Sabar bukan hanya sabar atas beratnya tugas, atau sabar dalam interaksi yang kurang
berkenan dengan saudara kita, tapi sabar pun wajib kita terapkan pada diri sendiri. Sabar untuk tetap berusaha
beramal walau diri kadang mengeluh lelah, walau kadang ada bisikan untuk berhenti, Ya, semoga kita bisa terus
bersabar dan istiqomah di jalan yang diridhoi-Nya.

Sekian dulu dari saya, semoga bermanfaat, dan semoga Allah meridhoi tiap langkah kita. Semangat untuk saling
menyemangati! ^_^
Bojonggede, 14 Januari 2013

dr.Mahrani
FKUI 2008.Ketua Dept.Dana Usaha FSI.Asisten Riset Dept.Radiologi FKUI-RSCM.









Aslm.wr.wb. Teruntuk, adik-adik keren yang saya banggakan & sayangi.. *ini cuap-cuap orang cupu.. silahkan
diambil yang bermanfaat, kalo ga ada, mohon maaf yaa.heuheu.
Pertama-tama, mau ucapin Selamat! Kepada seluruh pejuang FSI 2014!
Selamat menjalani perjuangan yang semoga lebih keren dari sebelum-sebelumnya. Selamat belajar banyak-banyak,
pengalaman yang didapat, itu priceless! Selamat menjalin ukhuwah, dalam suka dan duka.
Ya, intinya Selamat Menempa Diri menjadi lebih baik. Aamiin.

FSI. Di rumah ini lah saya dibesarkan :) FSI, membuat saya kini lebih bijak dan mampu menghadapi hidup di
masa depan.#plok.hhe. Tapi serius, ilmu & pengalaman yang didapat tak pernah ada di buku! Walau, setiap hal
yang terjadi selalu memicu saya belajar lebih, mencari buku & diskusi dengan senior atau teman. Ya, FSI membuat
saya banyak sekali belajar. Terimakasih FSI :) Alhamdulillah!

Sebenarnya, FSI akan memberi arti bagimu sebagaimana kamu mengartikan FSI :) Ketika kita mengartikan
FSI tempat bermain, maka seperti itu pula FSI akan memberi arti bagimu, hanya tempat bermain. Awalnya saya
menginginkan FSI sebagai tempat singgah di kampus, tetapi kemudian saya ubah, bahwa FSI adalah tempat saya
belajar dan mengembangkan diri, hasilnya? FSI benar-benar membuat saya belajar dan berkembang. Setiap orang
di FSI, bisa mendapat pelajaran sebanyak yang ia inginkan, dan tidak mesti berbanding lurus dengan jabatan. :)
Maka, jadi apapun kamu di FSI, do it best and you will get best also! insyaAllah. Ketika saya di FSI, saya
berusaha merasakan semua bagian kepanitiaan, mulai dari pembinaan, media, danus, syiar, konsumsi, acara, hpd,
keputrian, perlengkapan, masjid, atau sekedar undangan #plok.hhe. Hanya satu yang belum, menjadi ketum.hehe.
Selama di FSI, saya kurang peduli saya departemen apa, pokoknya kalau ada acara FSI atau bagian yang belum
pernah saya ikuti, saya pasti akan mencobanya. Mencari pelajaran dan pengalaman baru itu menarik! :)

Suka duka di FSI, tentu banyak. Bagaimana ceritanya ya?hhe. Satu yang harus diingat, bahwa FSI tak sekedar
badan rohani. :) Sejarahnya dulu, bahkan FSI menjadi trendsetter pengelolalaan organisasi seantero
fkui! Keren kan? Ayo lanjutkan! Tapi, walau kemudian FSI profesionalitasnya juara sedunia,hhe, ada satu unsur
penting yang mesti kita ingat, bagaimana membuat FSI itu asyik bagi seluruh civitas! Membuat kopi pahit
seperti sirup.hhe. (Ini sulit memang, tapi adik2 keren pasti bisa! Jaman saya dulu, FSI banyak banget prokernya, &
kurang asik juga kurang ekspansif, karena pengurusnya kurang mengeksplor civitas, terlalu sibuk jalanin proker.
Tapi, tetap berinovasi. :))Ya, mungkin kita tau, bahwa yang dibawa FSI tak sekedar nilai organisasi, proker,
kegiatan agama, dsb. Tapi ada maksud bahwa kita ingin memasukkan rasa ke setiap civitas bahwa Islam itu Indah!
Saya senang dengan Islam! Nah, terkadang nilai ini yang terlupakan oleh pengurus, proker berjalan baik, rapi,
tepat waktu, tetapi ada feel yang kurang, karena monoton/kurang tepat di pasaran, ga asik! Padahal, setiap
proker adalah berlian! Berlian buat civitas & pengurus sendiri tentunya. Semestinya ini mindset kita.
Dengan begitu kita pasti semangat menjalani setiap proker, pasti muncul kreativitas, inovasi, dan ide segar! Dan
tentu, saat kita (pengurus) semangat, yang menerima (civitas) pun akan semangat! Ini sebenarnya manfaat
organisasi. Lab berkreasi! Ciptakan karya2 brilian! Belajar! Coba dan terus mencoba! Dengan iklim
seperti ini, dijamin FSI ga akan membosankan. Pengurusnya tentu tidak bosan karena mencari dan terus
mencari cara baru, apalagi civitas pasti ga bosan karena selalu menerima kejutan! :) Ini yang dinanti-nanti dari FSI
Kawan! Tentu kita semua sepakat, Perubahan itu niscaya, siapa yang tidak berubah niscaya
tertinggal! Bukan berarti merubah quran & sunnah ya. :) Maka berinovasilah! Ciptakan terus karya2 baru!

Gimana biar inovasi keren? 3 poin : jasmerah, tau medan, mikir. Jasmerah! Banyak2lah belajar dari
pendahulu, bukan untuk mengikuti, tapi pelajari sukses & gagalnya. Kenapa penting? Agar jangan sampai karya
yang kita kira keren ternyata sudah pernah dilakukan saat FSI pertama berdiri,hhe (Ini adalah kegagalan saya dulu,
kurang banyak belajar dari masa lalu). Sebenarnya jika sama tak masalah, tapi buatlah lebih keren, mark-up/modif
gitu. :) Tau Medan! Wajib gaul dengan masa kini, di masyarakat, agar kita tau apa sebenarnya yang disukai &
dibutuhkan, membaca pasar (objek dakwah), sehingga karya kita klop di pasaran. :) Paling penting berpikir,
mengkombinasi pelajaran pendahulu & medan masa kini, sehingga bisa menemukan cara kreatif&inovatif yang
paling cocok diterapkan. Dinamis! Percayalah, monoton akan membuat jenuh, sementara terus berubah &
bergerak pasti semangat! #imo.

Ya, intinya organisasi tempat kita belajar, bukan menjalankan proker! Pakai kesempatan mahal itu.
Ibaratnya kita dikasih satu lab, nih, terserah antum mau diapain! Beruntung banget! Kapan lagi kan dapet lahan
coba-coba gratis? Yeah, cuma Mahasiswa! :) Yang lebih penting dari semuanya kawan, Keluarga! Ya, jadikan FSI
benar-benar keluarga. Merekalah, sahabat-sahabat setia yang nangis2, ketawa2, & berjuang bareng. Merekalah,
yang akan mengingatkan & menguatkan kita. Tanpa mereka, kita ga bisa apa-apa kawan! Saya nyesel,
kenapa dulu saya ga bikin proker, OneDayOnePerson untuk saya ajak curhat&minta traktir satu2 dari tiap
pengurus.hhe. Karena sejatinya, dalam organisasi, kita tidak sedang belajar manajemen kertas, rumah, mesin, tapi
manusia! Inti seluruh kehidupan ini. Setelah lulus, saya sadar, bahwa sebaik apapun sistem di negeri ini
diciptakan, jika manusianya ga beres, ga bakal bagus jalannya. Untuk itu, pakai kesempatan mempelajari manusia
banyak-banyak saat di kampus! Setelah lulus, butuh usaha lebih.hhe. Mengapa manusia penting? Karena kita
manusia, temen kita manusia, dan yang mau didakwahi juga manusia. :) Maka, sebelum perbaiki manusia2 fkui,
pegang erat2 manusia2 fsi, keluarga terdekat kita. Dulu, ada yang bikin saya bingung, lebih baik mana, proker
ontime sedikit orang atau proker telat banyak orang? Yang bagus, proker ontime banyak orang! Nah, disini kita
perlu kemampuan bagaimana membuat orang dengan sukarela/senang hati menjalankan proker itu, bahkan tanpa
instruksi, bahkan mereka menyumbangkan ide-ide briliannya! Bagaimana merangkul banyak orang menerima
kebaikan yang kita yakini bahkan mau memperjuangkannya bersama? Caranya? Lagi-lagi belajar! Coba gagal,
coba lagi! (Kegagalan saya yang lalu, dalam hal ini, kurang banyak merangkul orang, terlalu fokus pada proker &
lupa manusia2 di dalamnya). Mengelola manusia jauh lebih sulit daripada mengelola proker atau
organisasi! Tapi hasilnya? Jauh lebih membahagiakan! Bagaimana tidak? Apa kita tidak bahagia saat satu
fkui jadi orang sholeh? Bahkan yang dulu kita ingatkan, kini menasihati kita? Bahkan, seluruh kebaikan kini punya
power yang lebih besar? Saat kita lulus, bahagia karena adik-adik dibawah kita makin keren dan makin sholeh dari
kita? Bahagia! Dan inilah inti dari semua yang kita usahakan keras-keras, mengubah diri & manusia disekitar
kita menjadi lebih baik! :) Dan untuk itu, belajar tentang manusia adalah belajar tentang cinta!
Bagaimana konflik-konflik, dinamika, sakit senang yang kita rasakan terhadap mereka, hanya satu yang kita ingat,
cinta. Karena cinta pada mereka, kita rela berusaha keras, berjuang, belajar jatuh bangun, bersabar, dsb. Ah, untuk
yang satu ini, saya cuma pesan, Rasakanlah! *tapi jangan salah sasaran ya.hhe.

Terakhir, seputar kepemimpinan. Sebenernya ga pantes sy bicara ini, krn diri masih cacat T_T. Ok, sama2
belajar aja ya. Bagi saya, pemimpin itu tidaklah sekedar kemampuan, kepintaran, popularitas, dsb, tetapi sebaik-
baik pemimpin, memiliki hati yang tulus. :) Kawan, memimpin ini seputar panggilan hati, panggilan jiwa,
panggilan untuk berkorban & melayani, bukan paksaan, rasa tidak enak, atau rasa takut. Maka, jika hati
belum seperti itu, akan sulit menjadi pemimpin nantinya. Mengapa? Karena pemimpin nantinya yang pertama turun
saat suasana mencekam, ricuh, berjuta bahaya mengancam. Yang paling larut tidurnya, paling lapar perutnya, paling
sesak jiwanya, paling terkoyak hatinya, demi memikirkan orang-orang yang menjadi amanah tanggungjawabnya.
Dituntut multitalent, terkadang bereaksi cepat, terkadang pertimbangan matang. Wajib peduli terhadap
kejadian sekitar, tidak tutup mata & telinga, peka! Yang pertama menggambarkan masa depan, sebelum
orang lain memikirkannya, nahkoda. Yang hidupnya bukan untuk dirinya, akan banyak berkorban. Namun,
pemimpin juga harus haus kritik & nasihat, selalu mendengar. Juga mesti gemar belajar dan terus
memperbaiki diri. Dan tentu, di segudang masalahnya, seorang pemimpin adalah problem solver yang
dipercaya. Maka pemimpin yang baik adalah yang dekat dengan Maha Problem Solver, Allah. :) Dan,
pemimpin terbaik mencintai & dicintai rakyatnya. Maka, membangun kedekatan pada rakyat & Tuhan adalah
hal utama bagi seorang pemimpin. Percayalah, bahwa pemimpin yang akan baik & mampu membawa kebaikan
adalah yang memang tulus. Berdasarkan pengalaman & pelajaran, jika memang benar-benar tulus, hasil
akhirnya pasti harum. :) Sebaik-baik contoh pemimpin adalah Rasulullah saw. Terlihat ketulusannya saat
berkata, Sekalipun matahari di tangan kananku, dan bulan di tangan kiriku, aku akan tetap memilih dakwah ini,
hingga dakwah ini menang atau aku mati memperjuangkannya. Ya, ada jiwa tulus di Rasul. Dan lihat hasilnya kini.
Maka, jika hati tulus nan lurus, insyaAllah, kemudahan-kemudahan akan datang di depan mata. Karena Allah
membersamainya. :) Janji Allah, siapa menolong agamaku, niscaya Aku menolongnya & meneguhkan
kedudukannya. Maka, perhatikan hati kita kawan, apakah kita berada disini, untuk popularitas? Untuk
pertemanan agar tak ditinggal sendiri? Untuk kebanggaan atau prestasi? Untuk apa dan siapa? Jika benar untuk
Allah, Allah yang akan menolongmu langsung. Tetapi jika tidak, maka silahkan andalkan kemampuan diri sendiri.

Tiga itu yang ingin saya sampaikan, karya, keluarga, kepemimpinan. Remember, FSI adalah keren! Karena
Islam itu keren! Apalagi Tuhannya. Allahu Akbar! Selamat berjuang kawan! Harapan ada ditanganmu.. =)
Mari Berkembang untuk Allah! YeahSemangat! :]

Terimakasih sudah membaca cuap-cuap saya, *khas ibu2 banget yaah..heuheu. Semoga ada ilmunya. Mohon maaf
atas kata kurang berkenan, apalagi perilaku saya yang masih acak-acakan. Mohon diingatkan ya..
With love, Alumni. Kami ada untukmu. #eaaa.hehe
dr.Amalia NP
FKUI2008.PembukaPintuFSIPagi.DokterInternshipTarakan,KalTara.





Inspirational Quotes


Maka berpegangteguhlah kamu kepada agama yang telah diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya
kamu berada di atas jalan yang lurus.QS.Az-Zukhruf:43


Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi
atas (perbuatan) manusia, dan agar Rasul menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.QS.Al-
Baqoroh:143


Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih
kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan.QS.Al-
Hajj:78


Kami menginginkan jiwa-jiwa yang hidup, kuat dan tangguh, hati-hati yang segar serta memiliki
semangat yang berkobar, perasaaan-perasaan yang memiliki ghirah yang selalu menggelora, ruh-
ruh yang bersemangat, elegan, selalu optimis dan merindukan nilai-nilai luhur dan tujuan-tujuan
mulia, serta mau bekerja keras untuk menggapainya. Hasan Al Banna


Sesungguhnya bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba Ku yang sholeh. QS.Al-Anbiya:105


Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada
mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami
siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.QS.Al-Araf:96


Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan
yang ada pada diri mereka sendiri.QS.Ar-Radu:11




Thank You for Reading :)

Jazakumullah Khayran Katsir

BIG THANKS TO :
dr.Pukovisa, Sp.S
dr.Iqomah Diyanah
dr.Ahmad Tawakkal
dr.Yudhistira Karim
dr.Findra Setianingrum
dr.Muhamad Adrin Aefiansyah Putra
dr.Anshari Saifuddin Hasibuan
dr.Ganda Ilmana
dr.Muhammad Arvianda Kevin Kurnia
dr.Mahrani
dr.Amalia Nur Pratiwi
Seluruh Alumni FSI yang tidak bisa disebut satu persatu


-Kita hanyalah penyambung generasi-
Segalanya pada Allah & RasulNya..


Alhamdulillaahirobbil alamiin

Anda mungkin juga menyukai