Anda di halaman 1dari 5

Nama : Joshua Kalimanto Siahaan, S.

Ked

Nim : FAB 118 050

Stase : Neurologi

Rotasi : II

“ MEJADI CO-ASS YANG SUKSES DAN BERPRESTASI”

Desember menjadi bulan terakhir di tahun 2019 yang sebentar lagi akan berakhir.
Waktu berjalan begitu cepat rasanya baru kemaren saja memasuki dunia “Perklinikan” atau
bisa disebut dengan “Dokter Muda” namun lebih sering dipanggil “Co-Ass”. Tidak terasa
hampir 1 tahun sudah menjalaninya dengan hati yang selalu bercampur aduk, banyak yang
dilalui dalam kurang dari 1 tahun ini. Bisa dibilang saat dipanggil “Dokter Muda” menjadi
tanggung jawab yang besar, dimana tanggung jawab kita bertambah lebih banyak dari yang
kita bayangkan. Banyak suka duka yang dilewati dan tentunya masih akan dihapadi
kepedannya, namun itu tidak bisa mengurungkan niat untuk menjadi seorang dokter kelak.
Itulah yang ku alami selama kurang lebih satu tahun ini.

Joshua Kalimanto Siahaan, itulah nama lengkapku atau lebih sering dipanggil Joshua
namun kebanyakan memanggil Jo ataupun Josh. Menjadi seorang dokter sudah kucita-citakan
dari dahulu. Perjalanan panjangkupun dimulai sejak tahun 2015, berawal dari ujian masuk
perguruan tinggi yang banyak kuikuti akhirnya aku diterima masuk di Fakultas Kedokteran
Universitas Palangkaraya, perasaanku biasa saja i don’t know aku hanya merasa tidak terlalu
senang juga tidak sedih entah kenapa aku tidak bisa menjelaskannya padahal ini merupakan
cita-citaku dari dulu. Aku tidak mengira kenapa aku bisa masuk di Fakultas Kedokteran
Universitas Palangkaraya karena ini tidak masuk dari salah satu target yang kuinginkan
sebelumnya.

Waktu itu 1 minggu sebelum pendaftaran masuk Fakultas Kedokteran Universitas


Palangkaraya hampir sama dengan 1 minggu sebelum ujian tulis SBMPTN tahun 2015 aku
ditelepon orang tuaku untuk melengkapi berkas persyaratan untuk mengikuti ujian tulis di
Fakultas Kedokteran Universitas Palangkaraya, awalnya aku urung-urungan untuk melengkapi
berkas yang akan dikumpulkan, aku hanya berpikir “gila seminggu lagi loh” dan dimana
tanggal ujian masuk Fakultas Kedokteran Universitas Palangkaraya itu 2 hari setelah ujian tulis
SBMPTN 2015. Oiya aku dulunya SMA di SMA Swasta Methodist 1 Medan tempat sekolah
ibuku dulunya waktu ia SMA. Orangtuaku merupakan asli suku batak dan merantau ke
Kalimantan Tengah setelah menikah, tepatnya sebelum menikah ayahku sudah lebih dahulu
menginjakkan kakinya di Kalimantan Tengah. Kemudian aku lahir dan dibesarkan di
Palangkaraya dan Kasongan. Awalnya aku tidak terlalu paham dengan pola pikir orangtuaku
yang ingin menyekolahkanku di Medan, namun setelah dijelaskan dan aku coba
memahaminya, aku justru sangat menginginkan untuk keluar dari Bumi Tambun Bungai ini.

Berangkatlah aku ke Medan mengikuti tes dibeberapa sekolah namun aku gagal,
pelajaran yang diujikan disana berbeda jauh dengan apa yang kupelajari disini, tapi itu tidak
menyurutkan niatku untuk tetap mengikuti ujian disekolah lainnya. Dan akhirnya akupun
masuk di SMA ibuku yaitu SMA Swasta Methodist 1 Medan, SMA yang dulunya berjaya pada
masanya, i mean salah satu SMA Unggulan dan diminati orang pada masanya dulu.

Kemudian aku mencoba untuk melengkapi persyaratan untuk mengikuti ujian masuk
Fakultas Kedokteran Universitas Palangkaraya dan mengirimkannya kepada orangtuaku 3 hari
sebelum waktu penutupan dan malam nya aku berdoa “Ya Tuhan yang maha penyayang dan
pemurah, apabila ini kehendak-Mu maka jadilah”. Singkat cerita akupun diterima dan
menjalani dunia Kedokteran, ya meskipun bukan salah satu targetku untuk berkuliah disini
namun aku percata Tuhan sudah merncanakannya.

Dokter muda atau lebih sering dipanggil “Co-Ass” hanya memiliki satu tugas yaitu
belajar, belajar dan belajar. Namun sangat sulit untuk melupakan bahwasanya kita hanyalah
manusia biasa yang sama dengan manusia lainnya yang membutuhkan waktu luang, kumpul
bersama keluarga, waktu untuk bermain, berorganisasi dan banyak hal lainnya. Berbicara
tentang menjadi seorang dokter berarti berbicara tentang belajar sepanjang hanyat berarti kita
siap untuk mengurangi waktu kita untuk bermain, bersama keluarga dan lainnya.

Menjadi co-ass yang sukses dan berprestasi tentunya diinginkan semua orang, tentunya
aku salah satunya. “Kita harus memberikan yang terbaik untuk hasil yang terbaik, jangan
mengeluh kalau Anda mendapatkan hasil yang kurang baik, berarti Anda belum memberikan
yang terbaik.” Itulah yang menjadi motivasiku selama ini. Ayah saya selalu berkata “tidak apa
jika kamu kalah, tapi kalahlah saat kamu merasa sudah memberikan yang terbaik, kalahlah saat
kamu sudah berperang dengan apa yang sudah kamu miliki”
Co-ass adalah gambaran kita mau jadi dokter seperti apa dimasa yang akan datang,
apakah dokter yang hanya jago teori minim prakteknya, ataukah dokter yang benar-benar
seorang dokter. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menjaid co-ass yang benar-benar
seorang co-as. bisa dimulai dari membaca dari buku, jurnal kedokteran di internet, atau
menyimak dengan baik saat bimbingan dengan konsulen, atau bahkan saat hanya bertukar
pendapat dengan teman co-ass lainnya. Tidak semua orang bisa belajar dan memahami suatu
hal dengan cepat dan tentunya kita tidak boleh bosan untuk terus melakukannya.

Ketekunan adalah kuncinya. Seorang co-ass sebaiknya sadar betul akan batas
kemampuannya masing-masing, memahami dengan benar cara belajar yang baik baginya. Di
sela kesibukannya, seorang co-aas sebaiknya mampu mencuri kesempatan untuk belajar.
Waktu tidak bisa menunggu, diikhlaskan, atau diperjuangkan. Jika kita tidak mau belajar, maka
kita harus ikhlas dengan hasil yang akan kita dapatkan. Tidak ada yang bisa membantu kita,
selain Tuhan dan kemampuan kita sendiri.

Menjadi seorang co-ass bukanlah hal yang mudah kegagalan pasti akan kita dapatkan,
saat kita gagal menjawab pertayaan konsulen, saat kita gagal dalam memperkirakan sakit
pasien, saat kita gagal melakukan suatu tindakan, saat kita gagal untuk memberikan informasi
kepada pasien maka hanya satu jawabannya jangan pernah takut untuk kegagalan karena
kegagalan merupakan proses pembelajaran juga.

Saat kau gagal satu kali, lakukan lagi perbaiki, gagal lagi perbaki, gagal lagi perbaiki
sampai akhirnya kau benar-benar berhasil, itulah yang harusnya dilakukan seorang co-ass
bukan menjadi co-ass yang takur bertemu pasien, bukan co-ass yang takut karena pernah gagal
sebelumnya. Belajarlah dari kegagalan yang kita lalui dan perbaikilah sehingga kau benar-
benar menguasainya.

Saat kau merasa gagal ingat kembali motivasimu dan apa yang membuatmu bertahan
selama ini, “ingat bagaimana inginya orang tuamu melihat kau menjadi seorang dokter kelak,
ingat betapa banyaknya keluarga yang berharap samamu, ingat betapa banyak adik-adikmu
yang selalu memberikan dukungan dan semangat samamu, ingat betapa banyaknya orang yang
ingin menjadi dokter dan kau telah mengalahkannya dulu. Hargai mereka dan ingat lah menjadi
dokter bukan semata mencaru uang, menjadi dokter adalah menyerahkan seluruhu jiwa dan
ragamu untuk pengabdian, untuk orang-orang sakit, untuk masyarakat yang perlu
pertolonganmu, dan untuk Indonesia yang lebih baik” setidaknya itulah yang sering saya
pikirkan salam saya menjadi seorang co-ass selama ini.

Sama seperti Tuhan dia memberikan tubuh-Nya dan darah-Nya untuk menebus dosa
manusia, seperti itulah seorang dokter kelak, memberikan yang terbaik yang dia punya,
memberikan semangat, air mata, hati dan pikiran serta jiwa raganya untuk masyarakat, untuk
kesehatan yang lebih baik.

Menjadi co-ass yang sukses dan berprestasi kita harus dapat membagi waktu kita
dengan baik, waktu untuk belajar, waktu untuk keluarga dan waktu untuk bersenda gurau
dibalik “keras”nya kehidupan seorang co-ass.

Akan ada hari dimana kita merasa bahwa kita ini belum memberikan yang terbaik,
maka ingatlah lagi kenapa kamu mau menjadi seorang dokter dan ingatlah apa yang sudah
membuatmu melangkah sejauh ini, meninggalkan kehidupan masa mudamu dan menjadi orang
yang sering dibilang “ansos” menjadi orang yang jarang bertemu dengan keluarganya. Ingatlah
kedua orang tuamu yang selalu memberikan perngertian kepadamu dan selalu mendukung serta
mendoakannmu sampai saat ini.

Maka berikanlah yang terbaik untuk merekan, jadilah co-ass yang sukses dan
berprestasi, jadilah co-ass yang tidak takut mengambil tindakan, jadilah co-ass yang
mempunyai ras haus untuk belajar, belajar dan belajar, co-ass yang selalu ingin berbagi dengan
teman-temannya, co-ass yang tidak takut dengan kegagalan.

Belajarlah dengan teman-temanmu, belajarlah dari seniormu, belajarlah dari kakak-


kakak perawat, belajarlah dari guru dokter-dokter konsulenmu dan buat mereka bangga, buat
mereka tidak sia-sia mengajarkanmu, buat mereka selalu ingin untuk mengajarimu dan yang
lebih terpenting buatlah nama Tuhan selalu ditinggikan dalam setiap langkahmu.

Terima kasih untuk ayah saya yang sudah menjadi panutan hidupku, menjadi seorang
yang telah memberikan saya banyak pelajaran arti kehidupan dan menjadi orang tua yang
sangat saya banggakan. Terima kasih untuk ibu saya yang selalu memberikan perhatian dan
pengertian kepada saya, you’re the good mom in world. Saya mencintai dan menyayangi kalian.

Terima kasih
Waktu Kegiatan
04.00 Bangun dan berdoa
04.00-05.00 Mempersiapkan diri untuk berangkat
05.00 Berangkat kerumah sakit
05.30 Follow up pasien
07.00 Dinas Pagi
12.00 Istirahat
14.00 Pulang
14.00-16.00 Tidur siang
16.00 Olahraga dan bermain
18.00 Makan dan mandi
18.00-19.00 Istirahat, Mandi, Makan
19.00-20.00 Family Time
20.00-22.30 Belajar
22.30 Berdoa dan tidur

Anda mungkin juga menyukai