Dari kecil aku memiliki impian, untuk menjadi seorang Dokter. Aku tidak ingat apa alasanku, tetapi itu selalu menjadi jawabanku ketika ditanya "sudah besar mau jadi apa?" Awalnya kedua orangtuaku berfikir itu hanyalah sebuah cita-cita seorang anak kecil yang akan terus berubah seiring berjalannya waktu. Namun, semakin usiaku bertambah, pilihanku tidak pernah berubah, hingga kedua orangtuaku mendukung pilihanku untuk menjadi seorang Dokter dan ikut berusaha membantuku memasuki Universitas pilihanku. Tahun 2014, aku memulai Pendidikan Kedokteran di Universitas Trisakti, memasuki awal semester aku merasa kesulitan beradaptasi dengan begitu berbedanya sistem pembelajaran, hingga di satu titik aku mempertanyakan kembali "apakah aku benar- benar bisa menjadi Dokter?" aku merasa takut dan sedih hingga terlintas dipikiranku untuk berhenti. Aku merasa, aku sangat beruntung, disaat aku benar-benar terpuruk semua teman, dosen pembimbing, orangtua dan saudara tetap memberikan semangat dan dukungan, hingga aku kembali melewati masa preklinik selama 3,5 tahun. Apakah semua sudah berakhir? Tentusaja TIDAK, belum hilang rasa lelah melewati ujian akhir preklinik, sudah datang rintangan baru yang harus dilewati yaitu KOAS!! Masa KOAS bisa diibaratkan seperti cuaca yang dapat terus berubah, ada rasa senang, sedih, terkadang santai, kebanyakan hectic, bahkan tidak tidur seharian dengan tugas yang menumpuk sudah merupakan hal yang biasa, 2 tahun waktu KOAS berlalu, tidak sadar beberapa bulan lagi aku akan menghadapi ujian UKMPPD, ujian yang akan mewujudkan impianku untuk menjadi Dokter. Tanggal 1 September 2020, Mama, Ayah, Abang, Kakak, sekarang aku sudah benar-benar menjadi Dokter, Alhamdulillah, syukurku kepada ALLAH SWT sudah mewujudkan impian kecilku, terimakasih kepada semua dukungan yang telah diberikan kepadaku, aku tidak akan pernah melupakannya.