Anda di halaman 1dari 3

Masa Depan Seorang Ahli Gizi

Apa yang terlintas di pikiran teman-teman mengenai kata gizi? Pertama pasti makanan
bukan? Aku pun dulu seperti itu. Namun, ketika kita sudah masuk ke dalam jurusan tersebut,
ternyata masih banyak hal menarik. Profesi ahli gizi sangat banyak mulai dari gizi olahraga,
tenaga kependidikan, ahli gizi rumah sakit, gizi masyarakat, wirausaha/catering gizi, dan masih
banyak lagi.

Kisahku bermula saat berada di bangku SMA kelas tiga. Seperti yang kita ketahui bahwa
kelas tiga SMA merupakan masa krusial untuk mencari jurusan yang sesuai dengan kita bahkan
sekolah juga memfasilitasi pameran kampus dan tes psikolog. Ketika memasuki kelas tiga, tak
pernah sedikitpun terbesit keinginan menjadi ahli gizi bahkan aku tidak tahu ada jurusan
tersebut. Awalnya aku ingin mengambil jurusan kedokteran umum karena cita-citaku ingin
menjadi dokter spesialis tulang.

Pertama kali aku tahu mengenai jurusan gizi yaitu setelah keluar hasil tes psikolog yang
diadakan oleh sebuah bimbingan belajar yang ada di Jogja bekerja sama dengan fakultas
psikologi UGM. Aku direkomendasikan pertama di jurusan gizi. Hmm aku tidak tahu kenapa.
Saat itulah aku mulai penasaran dengan jurusan gizi dan mencari informasi di internet. Setelah
berdiskusi dengan orang tua dan referensi dari internet, aku berpikir sepertinya aku cocok dengan
jurusan ini dan alhamdulillah kedua orang tuaku setuju.

Perjuangan sesungguhnya pun dimulai. Setelah mantap dan memantaskan diri untuk
mengambil gizi aku pun semangat belajar dan beribadah demi mengalahkan sainganku di luar
sana. Alhamdullah aku mendapat kesempatan mendaftar jalur SNMPTN pilihan 1 dan 2 adalah
gizi tetapi aku gagal. Rasanya depresi tapi tidak terlalu lama apalagi jika ditanya oleh teman,
guru, dan saudara tambah sakit. Namun, aku berusaha bangkit dan belajar lebih giat lagi untuk
jalur SBMPTN dan gagal kedua kalinya. Pada titik ini aku merasa lemas dan sangat terpukul,
aku pun menenangkan diri selama satu hari. Dari sinilah mental dan kesabaranku diuji dan aku
hanya bisa pasrah kepada Allah SWT. Alhamdulillah aku mendapat banyak dorongan dari kedua
orang tua sehingga aku bangkit lagi dan berusaha melalui jalur mandiri yang menjadi harapan
terakhirku. Akhirnya setelah melewati semua kepahitan aku berhasil mendapat kursi di jurusan
gizi.
Saat ini aku menjadi mahasiswa baru di Universitas Diponegoro tahun 2020. Alasan aku
memilih gizi adalah menghindari pelajaran fisika dan masih kategori kesehatan. Sekarang aku
menjalankan kuliah secara daring atau online. Sedih rasanya tidak bisa berkenalan dengan teman
baru secara langsung dan belum merasakan suasana di kampus fakultas kedokteran tapi taka pa
kita ambil hikmahnya saja.

Pada semester 1 terdapat mata kuliah filsafat dan bioetika profesi dimana semua
mahasiswa diberi tugas untuk menulis visi, misi, dan cita-citammu ke depan sebagai ahli gizi.
Sejak saat itulah aku mulai berpikir bagaimana sih kriteria ahli gizi yang baik?, apa yang
membedakan aku dengan ahli gizi pada umumnya? Akhirnya aku memutuskan untuk menjadi
ahli gizi sekaligus hafidzah yang dapat mengamalkan kandungan al-quran khususnya dalam
bidang gizi. Oleh karena itu, untuk bisa mencapai cita-citaku, saat ini aku masih proses
menghafal Al-Qur’an didampingi ustadzah yang baik hati. Doakan ya teman-teman semoga
istiqamah. Aamiin.
Biodata Penulis:

Halo teman-teman, perkenalkan namaku Luthfiya Ninda Ideliasari biasa dipanggil Ninda. Lahir
di Kebumen, 12 Oktober 2002. Saya tinggal di Kebumen Jawa Tengah. Saat ini saya seorang
mahasiswi di Universitas Diponegoro program studi ilmu gizi. Motto hidup saya yaitu “ Awali
segala aktivitasmu dengan niat hanya karena Allah SWT serta jadilah orang yang bermanfaat
untuk diri sendiri dan orang lain.” Saya memiliki hobi panahan dan berenang sedangkan cita-cita
saya menjadi ahli gizi + hafidzah. Amiin. Mungkin cukup sampai sini saja ya teman-teman.
Teruslah berkarya dan menuntut ilmu hingga akhir hayat karena dengan karya itulah namamu
terukir dalam sejarah. Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai