Anda di halaman 1dari 2

NAMA : SHARON NATALIA RUNTULALO

NIM : 102017200

KELAS: A

Menjadi seorang dokter bukanlah hal yang mudah. Butuh perjuangan, pengorbanan, dan kerja
keras. Dokter adalah salah satu profesi yang paling banyak diminati oleh orang-orang. Buktinya
adalah dari tahun ke tahun fakultas kedokteran menjadi fakultas yang paling banyak diminati oleh
calon mahasiswa walaupun mereka tahu bahwa untuk masuk fakultas kedokteran sangat sulit bahkan
passing gradenya pun sangat tinggi. Berbagai macam alasan kenapa seseorang ingin menjadi seorang
dokter, ada yang ingin menolong orang lain, ada yang ingin hidup berkecukupan atau status
ekonominya meningkat, ada pula yang ingin menjadi dokter karena ingin status sosialnya meningkat,
dll. Tetapi apapun alasan seseorang ingin menjadi dokter, yang pasti jika ia sudah memutuskan berarti
dia sudah siap menerima segala sesuatu baik itu menyenangkan ataupun tidak. Menurut saya, dokter
adalah salah satu pekerjaan yang mulia karena dokter bisa membantu dan menolong meringankan atau
bahkan menyembuhkan sakit yang di derita orang lain. Saat saya masih kecil saya tidak pernah takut
jika harus pergi berobat ke dokter, malahan ketika saya melihat seorang dokter dengan jas putihnya
membuat saya merasa kagum terhadapnya. Dalam pikiran saya saat itu dokter identik dengan
kebaikan hatinya karena dari yang saya lihat dokter adalah seorang yang sangat baik dan penuh kasih
sayang terhadap pasiennya, itu juga sebabnya yang membuat saya kagum terhadap seorang dokter.
Saat saya duduk di bangku Sekolah Dasar, saya sama dengan anak-anak lainnya yang ketika ditanya
mengenai cita-cita kebanyakan menjawab ingin menjadi seorang dokter. Saat itu saya tidak
mempunyai alasan yang jelas kenapa saya ingin menjadi seorang dokter bahkan saya hanya berpikir
jika menjadi seorang dokter itu terlihat keren. Orang tua saya juga berpikir mungkin cita-cita saya
akan berubah seiring berjalannya waktu ketika saya sudah bisa menentukan pilihan. Mereka juga
berpikir kalau saya hanya ikut-ikutan teman saja ketika saya menjawab ingin menjadi seorang dokter
apalagi waktu itu saya masih SD jadi jelas saya belum bisa menentukan pilihan dengan alasan yang
jelas. Seiring berjalannya waktu, banyak anak-anak yang dulunya bercita-cita menjadi dokter
mengurungkan niatnya dan mengganti cita-cita mereka. Tetapi saya tidak. Saya tetap teguh dengan
pilihan saya yaitu menjadi seorang dokter. Saat saya duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama,
saya merasa mulai tertarik dengan profesi dokter ini dan bukan lagi karena ingin terlihat keren
ataupun ikut-ikutan teman melainkan memang karena keinginan dari hati saya sendiri. Sejak saat itu
saya terus memikirkan dengan matang mengenai cita-cita saya ini, dan dari hati saya bahkan pikiran
saya terus berkata bahwa saya memang ingin menjadi seorang dokter. Jadi saat SMP pun jawaban
saya tidak berubah yaitu saya tetap ingin menjadi seorang dokter. Sejak saat itu saya selalu berusaha
belajar dengan giat apalagi dalam pelajaran biologi, dan saya juga selalu berusaha mendapat nilai
yang bagus. Saya mulai belajar biologi saat saya SMP. Saat itu saya mendapat guru biologi yang
sangat baik dan begitu dekat dengan saya sehingga ada rasa takut dalam diri saya jika tidak lulus
dalam pelajaran ini karena saya takut mengecewakan guru saya itu. Dan puji Tuhan selama di SMP
sampai saya lulus, saya selalu mendapat nilai yang bagus dalam pelajaran biologi. Saat saya masuk
dan duduk di bangku Sekolah Menengah Atas, saya memilih untuk masuk di jurusan IPA dan sesuai
dengan hasil tes saya bisa masuk di jurusan IPA. Menurut saya, pelajaran biologi di SMA sudah
semakin seru dan saya sangat menyukainya. Saya berusaha dengan keras hingga saya lulus dari SMA
saya bisa memperoleh nilai yang sangat memuaskan di pelajaran biologi. Selama belajar biologi dari
SMP sampai SMA saya merasa pelajaran ini sangat menyenangkan dan membuat saya ingin
mempelajarinya lebih dalam lagi saat kuliah nanti. Dan pada saat SMA inilah saya sudah benar-benar
yakin dengan cita-cita saya untuk menjadi seorang dokter dan siap menerima segala resikonya. Saya
selalu berdoa kepada Tuhan untuk memberikan saya hikmat sampai akhirnya saya menemukan
jawabannya yaitu dari hati yang paling dalam saya memang sangat ingin menjadi seorang dokter dan
saya ingin menolong banyak orang. Bukan karena uang, bukan juga karena paksaan melainkan atas
dasar hati saya yang ingin menjadi seorang yang bisa bermanfaat untuk orang lain. Saya tahu menjadi
seorang dokter tidak mudah bahkan sangat sulit. Bahkan bukan hanya satu orang tetapi sangat banyak
yang mengatakan kepada saya untuk tidak masuk kedokteran karena selain beban belajarnya yang
berat, butuh banyak biaya, juga kuliah kedokteran itu butuh waktu yang lama. Tetapi entah mengapa
saya begitu yakin dan tetap pada pendirian saya yaitu ingin menjadi seorang dokter. Saya tidak mau
mendengarkan apa yang dikatakan orang lain dan saya tidak mau terpengaruh oleh perkataan mereka,
karena saya tahu akan keputusan yang akan saya ambil dan saya siap menerima segala resiko yang
ada. Saya ingin menjadi seorang dokter itu merupakan panggilan dari hati dan merupakan pilihan saya
sendiri jadi bisa dipastikan saya tidak akan menyesal dengan pilihan saya itu. Menurut saya, sesulit
apapun itu tetapi jika ada niat dan kemauan pasti kita bisa melewati itu semua. Saat itu saya
mengambil waktu untuk berdiskusi dengan orang tua saya mengenai cita-cita saya dan puji Tuhan
kedua orang tua saya sangat mendukung saya walaupun mereka tahu biaya yang akan dikeluarkan
sangat banyak tetapi mereka mengatakan mereka tidak masalah dalam hal biaya asalkan saya ada niat
dan kemauan untuk belajar dan menjadi seorang dokter. Dan saya sangat bersyukur kepada Tuhan
karena cita-cita saya untuk masuk di fakultas kedokteran bisa tercapai. Saya sangat bersyukur juga
karena Tuhan memberikan saya kesempatan untuk belajar di fakultas kedokteran yang mungkin
banyak orang juga menginginkannya tetapi tidak bisa. Kedepannya saya ingin menjadi dokter yang
baik, yang melayani pasien dengan sebaik mungkin dan berlaku adil terhadap semua pasien saya.
Mungkin saat ini banyak dokter yang tujuan utamanya menjadi seorang dokter semata-mata hanya
untuk materi saja. Saya tidak ingin menjadi seorang dokter yang seperti itu, yang bekerja semata-mata
hanya karena materi saja tanpa memikirkan keadaan pasiennya. Memang saya bekerja tujuannya
adalah untuk memperoleh uang, tetapi saya tidak akan melupakan juga bahwa tujuan utama saya
menjadi seorang dokter adalah untuk menolong pasien saya dengan tidak memandang status. Dan
yang pasti saya akan menggunakan kesempatan yang Tuhan berikan kepada saya ini dengan sebaik
mungkin dan semoga cita-cita saya untuk menjadi seorang dokter yang bermanfaat bagi orang lain
bisa tercapai.

Anda mungkin juga menyukai