Anda di halaman 1dari 1

Jonathan Naaman

201706000096
Refleksi Diri

Nama ku Jonathan Naaman aku sekarang merupakan seorang mahasiswa kedokteran semester
2 di salah satu universitas terbaik di Indonesia yaitu universitas katolik indonesia atma jaya

Menjadi dokter merupakan cita – cita ku dari kecil, pilihan ku tanpa ada paksaan dari orang lain
tapi seperti orang – orang lain ada masanya saat aku bahkan meragukan cita – citaku itu. Menjadi dokter
pertama kali terpintas dalam pikiranku saat aku duduk di kelas 4 SD, hari itu hari minggu aku dan
keluarga ku sedang mempersiapkan diri untuk pergi ke gereja sampai terdengar bunyi pecahan kaca dan
ternyata adikku tidak sengaja menginjak piring, sehinga kakinya berdarah dan lukanya cukup dalam
karena waktu itu darahnya langsung membanjiri lantai. Kedua orang tuaku panik dan segera membawa
adikku ke UGD sesampainya di UGD kami langsung dilayani saya melihat seorang dokter yang dengan
tenang dan sigap menolong adiksaya,akhirnya kaki adik saya dijahit, saat itu saya terkesima melihat
seorang dokter yang bisa membantu orang lain dalam kesakitannya sejak saat itu bila ditanya apa cita –
cita yang aku miliki aku selalu menjawab menjadi dokter

Kemudian waktu berjalan masa SD,SMP sudah ku lewati dan masa SMA hanya diujung mata,
saat itu saya mulai mempertanyakan lagi cita – cita saya dari kecil ini. Apakah aku sungguh ingin menjadi
seorang dokter ? yang katanya Pendidikan kedokteran itu panjang dan melelahkan, biayanya juga tidak
murah sungguh memeras pikiran waktu dan uang, apakah aku akan mengikuti cita – cita diriku saat itu,
saat bahkan aku belum mengerti apa itu dokter ?

Terjadi suatu kejadian yang membuatku menjadi yakin untuk menjalani Pendidikan kedokteran
ini yaitu saat sepupu ku bercerita bagaimana dia melewati masa Pendidikan kedokterannya dia berkata
untuk menjadi seorang dokter itu tidak hanya melulu belajar untuk menjadi dokter katanya belajar itu
adalah kewajiban no 1 yang harus dilakukan calon dokter tapi dia berkata menjadi dokter haruslah suatu
panggilan dan ada aspek – aspek lain selain belajar. Belajar saja tidaklah cukup untuk menjadi dokter
ilmu itu harus kita padukan dengan hal – hal lain seperti kepandaian kita berbicara dengan pasien,
bagaimana kita dapat membuat suatu keputusan, bagaimana kita berinteraksi dengan pasien kita. Dia
juga berbicara tanpa aspek – aspek tersebut kita tidak akan pernah menjadi dokter.

Lalu saya mengaggapi sulit ya menjadi dokter karena harus ada suatu panggilan. Tapi dia
menjawab tentu sulit, memang harus sulit katanya karena kita harus diasah untuk dapat menolong
orang lain jangan sampai hal yang kita lakukan malah merugikan pasien kita makanya dia menambahkan
menjadi dokter juga perlu suatu panggilan karena dengan adanya panggilan ini dia berkata saat
menjalani Pendidikan kedokteran akan terasa menyenangkan, dia juga menambahkan kebahagian
terbesar dalam kehidupannya saat ini adalah ketika dia mendapat ucapan terima kasih dari seorang
paseinnya saat masa koas karena menurutnya ucapan terima kasih tersebut begitu tulus dan merupakan
penghargaan paling besar bagi dirinya.

Mendegar itu saya terkejut ucapan terima kasih seseorang dapat menjadi kebahagian terbesar
dalam hidup sepupu ku ini mendengar ceritanya tersebut saya juga merasa terpanggil ada sesuatu yang
menarik menurut saya dari profesi kedokteran ini akhirnya saya memutuskan untuk menjadi dokter.

Anda mungkin juga menyukai