Anda di halaman 1dari 6

REFLEKSI DIRI

Victor Prana Andika Santawi


T1A PPDS Obsgin

Setiap peserta didik dokter spesialis (PPDS) sudah selayaknya memahami kewajiban
sehingga mampu menempatkan diri dalam berbagai situasi khususnya yang berhubungan
dengan proses pendidikan. Telah saya dan teman – teman saya hadapi masalah pada saat
Morning Conference pada hari Jumat tanggal 26 Juni 2020. Hal ini sudah merupakan masalah
yang terjadi berulang kali. Kami sadar penuh bahwa Morning Conference adalah sarana yang
baik dan penting untuk kami seluruh PPDS belajar dari konsulen kami. Gangguan yang ada
baik yang diakibatkan secara kesalahan operator maupun kesalahan teknis membuat
konferensi tersebut menjadi terganggu. Maka untuk perbaikan diri kami ke depannya, telah
kami coba buat refleksi diri dari masing – masing kami slider Zoom.

Pada hari Kamis tanggal 25 Juni 2020 saat rapat PAOGI saya bersama Beryliana Maya Anisa
diminta untuk membantu perina untuk menjadi slider menggunakan aplikasi Zoom Morning
Conference pada hari Jumat tanggal 26 Juni 2020. Hal ini dipersiapkan berkenaan dengan
Nurul Ilma yang jaga pada hari Kamis tanggal 25 Juni 2020, sehingga tidak dapat menjadi
slider pada hari Jumat tanggal 26 Juni 2020.

Pada malam itu, saya berdiskusi bersama teman seangkatan saya Beryliana Maya Anisa dan
Diyah Septiti Wulan untuk mempersiapkan menjadi slider Morning Conference
menggunakan aplikasi Zoom. Pada malam hari itu kami melakukan percobaan menggunakan
Zoom agar share screen dapat dilakukan dengan lancar serta saya menonton YouTube. Pada
malam itu telah disepakati bahwa saya dan Diyah yang akan menjadi slider pada hari Jumat
tanggal 26 Juni 2020. Pada malam itu saya mengatur jam alarm saya 30 menit lebih pagi dari
biasanya agar dapat mempersiapkan diri datang lebih awal.

Pada keesokan harinya pada hari Jumat tanggal 26 Juni 2020 saya segera bergegas menuju
RSCM. Sudah lama saya tidak melalui gang kecil yang biasa saya lewati menuju RSCM.
Biasanya saya dapat melalui jalan tersebut dan sampai d RSCM dalam waktu 5 menit.
Namun, karena jalan tersebut baru ditutup karena era COVID saya terpaksa berputar arah dan
berputar ke arah RSCM melalui jalan Diponegoro. Saya baru dapat mencapai RSCM pukul
6:33 dan saya menginformasikan hal tersebut pada grup angkatan saya. Saya segera bergegas
menuju ruang Abdul Bari dan bertemu dengan teman saya Diyah di lift. Kami berdua segera
menuju ruang Abdul Bari dan sampai pukul 6:40.

Saya datang terlambat dan menyesal atas kejadian tersebut. Saya merasa manajemen risiko
dan pengaturan waktu saya dapat lebih diperbaiki lagi. Seharusnya saya bangun lebih pagi
lagi dan berangkat lebih lagi agar dapat mempersiapkan untuk hal – hal yang tidak diinginkan
seperti ini. Untuk memperbaiki manajemen waktu saya, saya mencoba merfleksikan diri dan
membaca beberapa referensi untuk memberikan inspirasi.
Manajemen waktu adalah tantangan pribadi dan profesional yang konstan untuk dokter.1
Tugas kepada pasien adalah tanggung jawab profesional unik yang secara terus menerus
menjadi tantangan bagi manajemen waktu dokter. Tugas perawatan pasien dan ketidakpastian
pekerjaan, perubahan manajemen perawatan pasien yang tak terduga, kelelahan emosional
dan fisik, dan jadwal atau tugas kerja yang tidak menentu, mungkin tidak sepenuhnya dapat
dikontrol atau diubah. Sebuah studi baru-baru ini yang mensurvei lebih dari 14.000 dokter
menemukan bahwa dari 2013 hingga 2017, tingkat “burnout” telah meningkat di setiap
spesialisasi. Dua kontributor utama yang disebutkan untuk burnout adalah terlalu banyak
tugas birokrasi dan menghabiskan terlalu banyak waktu di tempat kerja.2 Kedua sebab-sebab
ini mengandung unsur-unsur yang berhubungan dengan manajemen waktu. Literatur
mendukung gagasan bahwa meningkatkan kontrol jadwal individu berkorelasi positif dengan
kepuasan karir dokter. Pada artikel yang sama oleh Leigh, Tancredi, dan Kravitz juga
menunjukkan bahwa membatasi jam klinis dan mengendalikan gaya hidup berkorelasi
dengan peningkatan kepuasan karir dokter.3

Berdasarkan literatur tersebut, saya merasa perlu membuat jadwal yang lebih konsisten,
dimulai dari mencoba untuk bangun di pagi hari pada waktu yang sudah ditentukan.
Berkenaan dengan jam kerja yang tidak menentu bagi tenaga kesehatan, jadwal tersebut tentu
akan menjadi tantangan. Tantangan utama yang mungkin akan dihadapi adalah kurangnya
waktu tidur yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan dan performa kerja. Maka saya
berusaha untuk mengurangi waktu saya untuk berleha – leha melakukan hal yang tidak
produktif dan tidur singkat. Pola tidur dengan tidur singkat biasanya sekitar 30 menit
beberapa kali dalam 24 jam disebut pola tidur polyphasic. Diperlukan latihan agar dapat
mencapai pola tidur polyphasic yang efektif. Namun dengan pola tersebut, saya berharap
dapat bangun pagi pada jam yang lebih konsisten terlepas dari bila sewaktu-waktu jam tidur
malam saya harus menjadi lebih singkat.

Tidur secara polyphasic telah diteliti sebelumnya. Orang yang terlibat dalam pekerjaan shift
sering kali harus menghadapi pola tidur dan bangun yang berubah. Ini terutama berlaku untuk
jadwal yang melibatkan shift malam atau fragmentasi periode tugas sepanjang hari 24 jam.
Dalam kondisi seperti itu, sulit untuk mendapatkan periode tidur yang memuaskan, dan
mengantuk saat bertugas adalah kejadian yang sering dan berbahaya. Tujuan dari penelitian
tersebut adalah membandingkan bila tidur beberapa kali dalam periode singkat dapat
menggantikan tidur malam yang Panjang selama 7 jam. Kesimpulannya, jadwal aktivitas
dengan beberapa kali istirahat dengan tidur, meskipun mengurangi jumlah tidur malam yang
cukup, memungkinkan mempertahankan tingkat kewaspadaan yang baik seperti yang
ditunjukkan oleh tidak adanya EEG microsleep secara virtual.4

Sesampainya kami di Ruang Abdul Bari, kami segera join link Zoom untuk mempersiapkan
menjadi slider Morning Conference. Seperti biasa kami memintakan slide pada masing –
masing pelapor dan mengcompile menjadi satu folder. Saat itu Diyah sudah menghubungi
pak Agus untuk menjadi Host Zoom. Saya dan Diyah juga sudah mencoba sekali lagi pada
pagi itu untuk share screen dan switch share screen. Pada pagi itu, kami mendapati bahwa
semua dapat berlangsung dengan lancar. Kami juga memastikan koneksi kami masing –
masing meggunakan tethering handphone dan mendapati bahwa koneksi kami baik.

Pada pukul 07:00, Diyah memulai share screen untuk OT report. Pada saat itu Agus belum
membalas dan belum membuat saya, Diyah, ataupun Maya menjadi host atau co-host. Hal ini
membuat kesulitan bagi kami untuk menjadikan beberapa peserta yang tidak mematikan
mikrofonnya menjadi mute. Barulah pada pertengahan OT report kami berhasil dijadikan host
dan co-host dan kami segera menyetel peserta yang belum mematikan mikrofon menjadi
mute. Kompilasi slide pelapor sudah dikumpulkan dalam satu USB dan sudah disiapkan
untuk dioperkan untuk masing – masing slider.

Setelah presentasi OT report selesai, saya melanjutkan share screen dari komputer saya untuk
menunjukkan slide Duty Report tanggal 24 Juni 2020. Transisi screen sharing dari OT report
menuju Duty Report berjalan dengan lancar. Namun, pada saat saya memencet next,
meskipun pada layar laptop saya sudah menjadi slide selanjutnya, saat melakukan
pengecekan pada laptop lain, saya mendapati bahwa ternyata slide nya tidak progress. Saya
menunjukkan laptop saya pada pelapor bahwa saya telah menunjukan slide yang sesuai untuk
dipresentasikan. Saat itu Diyah sedang mencoba melakukan copy slide yang sudah saya
siapkan pada USB, namun slide tersebut error dan tidak dapat terbaca. Saya mencoba
memastikan koneksi saya dan mendapati signal HP saya full dan koneksi saya dalam kondisi
baik. Saya juga dapat menerima pesan whatsapp maupun pesan pada aplikasi Zoom yang
menunjukan bahwa koneksi saya dalam keadaan baik. Namun, tetap slide powerpoint yang
ditayangkan bagi peserta zoom tersebut tidak sama dengan share screen yang ada pada laptop
saya. Saya berinisiatif untuk stop sharing kemudian melakukan share screen ulang langsung
pada slide yang hendak dipresentasikan. Alhasil, muncul tulisan “Victor Santawi has started
screen sharing” yang menunjukan koneksi saya cukup baik untuk mulai mengirimkan layar
presentasi pada Zoom meeting. Namun, layar zoom tetap seperti itu untuk beberapa waktu.
Setelah beberapa waktu menunggu, secara spontan layar presentasi kembali berjalan dengan
baik. Setelah insiden tersebut, saya dan Diyah yang sudah mencatat nomor slide yang sesuai
untuk masing – masing kasus dapat menampilkan dengan sesuai slide yang dibutuhkan
pelapor yang selaras dengan presentasi dan pertanyaan dari Konsulen.

Bila dibandingkan dengan presentasi Thesis dan Case report yang pada umumnya dihadiri
oleh peserta dengan jumlah yang jauh lebih sedikit, Zoom Morning Conference memiliki
load atau beban terhadap server Zoom yang jauh lebih tinggi. Beban server Zoom juga
diperberat dengan jumlah streaming kamera yang diaktifkan juga jauh lebih banyak pada
Morning Conference. Secara observasi, lebih sedikit didapati masalah delay di screen
sharing selama presentasi Thesis maupun Case Report bila dibandingkan dengan Morning
Conference. Dipikirkan bahwa kesulitan saat screen sharing ini kemungkinan disebabkan
oleh server dari aplikasi Zoom yang terlalu berat bila dihadiri ratusan perserta dengan
seluruhnya menyalakan kamera streaming.

Kesulitan pada delay screen sharing pada Zoom meeting ini pernah dilaporkan pada forum
resmi website Zoom sebelumnya. Pada forum tersebut dengan judul “After some time zoom
meeting’s screen gets delayed”, dikatakan bahwa setelah beberapa waktu, Zoom meeting
yang awalnya tidak bermasalah menjadi semakin lambat.5 Pada laman forum tersebut, hal
yang sama juga ditanyakan oleh pengguna lain yang mengalami hal yang sama. Developer
dari Zoom tidak dapat mengidentifikasi maupun tidak dapat menjelaskan secara tepa tapa
permasalahan utama dari fenomena tersebut. Fenomena yang dialami oleh kedua orang
pengguna lainnya juga dialami oleh kami saat menggunakan Zoom Meeting. Adapun saran
dari developer yaitu dengan memastikan pengguna menggunakan:
1. Versi Zoom yang terbaru
2. Memastikan komputer yang digunakan memiliki prosesor dan graphic card yang
cukup kuat
3. Memastikan koneksi yang ada baik adanya

Maka untuk mengurangi kemungkinan masalah yang ada ke depannya, saya bersama teman –
teman mencoba melakukan beberapa hal sebagai berikut:
1. Melakukan update aplikasi Zoom menjadi versi terbaru
2. Untuk memastikan komputer yang ada memiliki hardware yang cukup kuat untuk
menjadi host Zoom, makan untuk ke depannya kami akan menggunakan laptop yang
telah terbukti tidak bermasalah sebelumnya dalam penyelenggaraan Zoom
3. Ke depannya kami akan terus menggunakan dongle agar memastikan koneksi yang
tersedia cukup adekuat.

Temuan saya ini akan saya bagikan kepada teman – teman saya dengan harapan dapat
diaplikasikan dengan baik dalam penyelenggaraan Zoom selanjutnya.

Pada akhir kata, saya merasa bahwa memang persiapan kami selama ini untuk menjadi Slider
masih dapat ditingkatkan lagi. Dimulai dari manajemen waktu dan tidur yang lebih efisien.
Diharapkan dengan bangun pagi pada jadwal yang sudah ditentukan dikombinasikan dengan
mengurangi aktivitas yang kurang efisien menjadi jam tidur saya menggunakan pola
polyphasic, manajemen waktu selama pendidikan spesialisasi yang menantang ini dapat
ditingkatkan. Persiapan lainnya yang dapat ditingkatkan mengeai teknis adalah dengan
menyiapkan laptop yang sudah teruji mampu untuk menjadi host Zoom pada Morning
Conference tanpa masalah, kemudian melakukan update pada aplikasi Zoom tersebut dan
memastikan koneksi yang digunakan sudah adekuat.

Adapun permintaan maaf atas kekurangan pada refleksi diri ini. Dengan sepenuh hati, saya
mohon bimbingan dan asupan untuk ke depannya. Terima kasih sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
1
Pitre C, Pettit K, Ladd L, Chisholm C, Welch JL. Physician Time Management. MedEdPORTAL.
2018;14:10681. Published 2018 Feb 14. doi:10.15766/mep_2374-8265.10681
2
Peckman C. Medscape Lifestyle Report 2017: race and ethnicity, bias and
burnout. https://www.medscape.com/features/slideshow/lifestyle/2017/overview Published January 11,
2017. Accessed June 26, 2020.
3
Leigh JP, Tancredi DJ, Kravitz RL. Physician career satisfaction within specialties. BMC Health Serv
Res. 2009;9:166 https://doi.org/10.1186/1472-6963-9-166
4
Porcú S, Casagrande M, Ferrara M, Bellatreccia A. Sleep and alertness during alternating monophasic
and polyphasic rest-activity cycles. Int J Neurosci. 1998;95(1-2):43-50.
doi:10.3109/00207459809000648.
5
Zoom Developer Forum. After some time zoom meeting’s screen gets delayed. Available from:
https://devforum.zoom.us/t/after-some-time-zoom-meetings-screen-gets-delayed/6992/4. Accessed
June 26, 2020.

Anda mungkin juga menyukai