Kekurangan hanya terjadi ketika kita tidak menyadari kelebihan
ISMKI ku sayang ISMKI ku malang. Adalah kalimat yang paling tepat untuk menggambarkan organisasi ini di mataku. Jangan harapkan sebuah kemewahan di organisasi ini. Jangan harapkan predikat keren ada di pundakmu ketika kamu masuk ke dalam organisasi ini. Mulai terbiasalah dengan hal-hal yang bersifat kaku , kolot, membosankan, menyebalkan ketika kamu ada di organisasi ini. Rapat nasional yang penuh dengan unsur kepentingan, Suasana yang menegangkan saat dua orang manusia saling beradu ucapan. Semua itu akan selalu anda dapatkan di ISMKI. Sudahkah ISMKI menjadi organisasi yang hebat? Pertanyaan yang selalu muncul dari masa ke masa. ISMKI masih jauh dari kata hebat. ISMKI masih jauh dari kata yang mengesankan. Indikator yang bias selalu menjadi argumen ketika berusaha mengatakan “ISMKI sudah hebat bro, sudah bermanfaat” “ISMKI sudah mapan bro. Tinggal poles dikit aja” Sangat sulit untuk mengkonversi kehebatan ISMKI menjadi sebuah data kuantitatif. Yang ada hanya kalimat-kalimat kualitatif yang bersifat membela dan sebenarnya sebagai wujud rasa ketidakmampuan kita menerima kenyataan. Bahwa ISMKI masih jauh dari kata hebat. Sungguh malang ISMKI ku Cinta tak hanya memandang kelebihan. Tapi juga kekurangan ISMKI ku sayang ISMKI ku malang. Cinta adalah sebuah kata sifat yang bersifat abstrak. Bahkan terlalu abstrak untuk mendefinisikannya menjadi sebuah kalimat. Oh tuhan, organisasi yang malang ini telah membuat saya jatuh cinta. Sebuah pertanyaan yang selalu saya dapatkan ketika saya menghadiri kegiatan di universitas lain bertajuk ISMKI “Kak, apa sih keuntungannya masuk ISMKI bagi kakak?” Sebuah pertanyaan klasik yang sangat saya sukai. Sebuah pertanyaan yang menggambarkan watak asli manusia tentang sebuah harapan akan keuntungan. Jujur saya tak pernah bisa menjelaskan apa keuntungan masuk ke dalam ISMKI secara spesifik. Bahkan saya sendiri tidak tahu mengapa saya rela untuk menghabiskan waktu, tenaga, biaya saya untuk ISMKI. Yang saya tahu hanya satu. Ketika saya dalam fase ini. Fase dimana saya tidak tahu alasan saya melakukan sebuah hal dengan total, disitulah saya benar benar mencintai untuk siapa saya melakukan hal tersebut. ISMKI, iya ISMKI. ISMKI mengajarkan saya arti sebuah perjuangan. ISMKI mengajarkan saya arti sebuah keluarga. ISMKI melatih saya menjadi orang yang peka terhadap masalah. ISMKI menjadikan saya lebih mengerti arti menghargai seseorang. Dan yang terpenting, ISMKI telah mengajarkan saya bahwa “Sebaik baiknya orang, adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain” Your teras today are your strength Tomorrow Rakornas Ukrida adalah tempat pertama kali saya mengikuti kegiatan ISMKI ditahun pertama. Tempat dimana saya melihat keberagaman Sumber daya manusia di bidang kesehatan. Saya terlahir tidak dari sebuah budaya kampus yang terbiasa dengan ISMKI. Saya tidak pernah mendapatkan pemahaman tentang ISMKI segamblang yang orang-orang lain terima mungkin. Saya cari tahu sendiri apa itu ISMKI, seperti apa kegiatannya, dan apa yang menarik dari ISMKI. Rasa keingintahuan saya terus saya biarkan tumbuh dengan suburnya. Hampir setiap kegiatan ISMKI saya ikuti ketika saya menjadi mahasiswa tingkat pertama. Sampai ketika saya dipertemukan dengan sebuah acara yang saya rasa sangat bermanfaat bagi diri saya dan orang yang akan berinteraksi dengan saya, LKMM ISMKI wilayah 3. FK Undip menjadi tuan rumah saat itu. Ilmu yang luar biasa saya dapatkan di situ. Menjadi bekal berharga saya yang saat itu pula telah diamanati sebagai ketua Himpunan di Kampus saya. Tapi saya rasa, yang paling berharga adalah bagaimana saya mendapat banyak inspirasi, melihat orang – orang hebat yang berkreasi untuk kampus dan negeri. Menjadikan saya terlatih untuk berifikir outside The Box. Membuat saya semakin memiliki banyak referensi untuk mengembangkan institusi saya sendiri. Saya rasa ini adalah salah satu keuntungan saya ada di dalam organisasi ISMKI ini. Nobody knows When The last goodbye is Waktu berlalu begitu cepat. Saya habiskan karier organisasi saya di ISMKI dengan cepat pula. 1 tahun pertama menjadi pengurus ISMKI saya optimalkan diri saya di bidang Leadership Development. Tidak pernah saya sangka sebelumnya setelah aktif di bidang Leadership Development, saya akan melanjutkan perjuangan saya di organisasi ini.. Singkat cerita, dipenghujung kepengurusan saat saya menjadi staff Leadership Development, saat itu pula institusi saya menjadi tuan rumah dari salah satu acara besar Nasional ISMKI. Hal ini membuat saya lebih sering berinteraksi dengan pihak nasional. 1 level lebih tinggi dari tingkat wilayah. Di kegiatan ini, rasa kecintaan saya terhadap ISMKI benar – benar di uji. “Apakah saya benar-benar mencintai ISMKI, atau hanya mencintai sebuah kepengurusan ISMKI dengan orang-orang yang cocok dengan saya” Saya sempat sakit hati dan kecewa dengan keberlangsungan acara tersebut. Bukan dengan teknis acara , melainkan sistem koordinasi yang ada di ISMKI. Bahkan dipenghujung acara tersebut saya sempat memutuskan untuk menghentikan karier organisasi saya di ISMKI setelah amanah menjadi staf bidang Leadership Development selesai. Waktu berjalan, semakin mendekati selesainya kepengurusan di ISMKI Wilayah sebagai staf bidang Leadership Development, saya semakin berfikir apa yang akan saya lakukan setelah ini. Di sisi lain, ISMKI membutuhkan seorang sekwil baru untuk melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan ISMKI Wilayah 3. Saya tidak pernah menyangka sebelumnya akan ada dalam kondisi saat ini (menjadi sekwil 3). Namun, disanalah cinta berbicara. Hati ini tidak pernah bisa berdusta akan sebuah rasa. Yang ada dalam fikiran saya saat itu hanyalah “Bagaimana caranya untuk saya bisa membuat diri saya bermanfaat untuk ISMKI, institusi dan Indonesia” Dan Tanggal 7 Desember dini hari, saya mendapatkan amanat untuk memimpin ISMKI Wilayah 3 menjadi Sekretaris Wilayah 3 ISMKI. Time si More valuable than Money 1 tahun berlalu di kepengurusan ISMKI Wilayah 3 yang saya pimpin. Banyak cerita, cita dan cinta yang terjadi. Yang akan terlalu banyak untuk dituangkan diatas kertas putih, dan terlalu berharga untuk hanya sekedar menjadi selingan. Di kepengurusan ini saya mengerti arti sebuah keluarga. Tidak lagi keluarga yang setiap saat bisa bertemu untuk memberi semangat, tapi keluarga yang terdapat jarak sebagai salah satu pemeran utama. ISMKI Wilayah 3 kepengurusan ini memperlihatkan kepada saya apa arti Noya sebuah perjuangan. Tidak hanya perjuangan yang mengharap balas jasa, melainkan perjuangan dengan ikhlas sebagai nafasnya. Ingin rasanya terus berjuang di organisasi ini. Namun, semakin saya melihat adik-adik penerus saya di ISMKI ini, semakin saya sadar. Waktu telah berlalu. Sudah saatnya saya untuk melihat bagaimana organisasi saya ini deperjuangkan oleh orang lain yang juga sama cintanya dengan saya, bahkan lebih. Disini saya sadar, dengan berhenti dan memberi kesempatan untuk adik-adik saya melanjutkan perjuangan di ISMKI, Diana pula lah saya juga bisa tetap bisa mencintai ISMKI. Selamat tinggal Rapat virtual, selamat tinggal gadget yang terus menyala di setiap malam, selamat tinggal rapat penuh keseriusan, selamat tinggal kepentingan-kepentingan. Tapi saya tidak akan pernah mau mengucapkan selamat tinggal untuk keluarga saya di ISMKI wilayah 3 yang saya pimpin. Sampai jumpa lagi di perjuangan-perjuangan lainnya. Kita akan terus berjuang. Karena perjuangan tak mengenal kata lelah. ISMKI ku sayang. ISMKI ku malang