Anda di halaman 1dari 3

“ESENSI KEKOMPAKAN”

Banyak yang mendefinisikan kekompakan menurut pandangannya masing – masing. Menurut saya
pribadi, kekompakan ibarat sapu lidi. Ketika lidi itu berdiri sendiri – sendiri, akan sangat mudah untuk
dipatahkan, tapi sebaliknya, jika ada banyak lidi – lidi yang digabungkan tidak akan mudah untuk
dipatahkan. Begitu pula dengan halnya kekompakan, ilustrasi tersebut sudah menggambarkan makna
dari kekompakan tersebut. Masih banyak dari antara kita yang belum sadar akan pentingnya manfaat
kekompakan, diantaranya meningkatkan rasa kebersamaan, menumbuhkan rasa kepedulian terhadap
sesama, membangun kepercayaan, meningkatkan rasa gotong royong, dan masih banyak lagi. Namun,
untuk mencapai kekompakan itu sendiri diperlukan adanya komunikasi yang baik, adanya rasa
kepercayaan satu dengan yang lain, saling memberi dukungan, adanya toleransi dengan sesama, adanya
keinginginan untuk ikut terlibat dalam setiap kegiatan. Mengapa hal – hal tersebut diperlukan? Yang
pertama diperlukan adanya komunikasi yang baik. Tentunya setiap dari kita sebagai manusia akan
berkomunikasi dengan sesama, yang seringkali menjadi permasalahan adalah bagaimana komunikasi itu
bisa berjalan dengan baik dan efektif. Karena masih banyak dari kita yang tidak tahu menahu bagaimana
caranya agar pesan yang ingin kita sampaikan bisa diterima dengan tepat oleh penerima pesan. Hal ini
menyebabkan banyak terjadi missed communication sehingga pesan yang diterima bermakna berbeda,
hal ini tentu dapat membahayakan kedua belah pihak. Suatu hubungan bisa terjaga dengan baik apabila
komunikasi diantara keduanya berjalan baik, lancar, dan efektif. Begitu pula dengan membangun
kekompakan, dibutuhkan adanya komunikasi sebagai pondasi dalam membangun kekompakan antar
sesama anggota. Yang kedua ialah adanya rasa kepercayaan satu dengan yang lain. Yang dimaksud
adalah selain komunikasi, hal mendasar yang juga tidak kalah pentingnya yaitu kepercayaan antar
sesama anggota. Ketika sesama anggota sudah saling percaya satu sama lain, maka untuk menciptakan
kekompakan akan lebih ringan dan mudah. Namun, seringkali saat kita sudah menaruh kepercayaan
dengan orang lain, orang itu justru merusak kepercayaan kita hingga membuat kita untuk takut percaya
kepada orang yang sama bahkan kita menjadi takut dan enggan untuk kembali membangun
kepercayaan terhadap orang lain. Penting untuk bisa menjaga kepercayaan sebaik-baiknya, sebab
kepercayaan sangat berharga. Yang ketiga adalah saling memberi dukungan satu dengan yang lain. Tidak
semua dari anggota kelompok kita memiliki mental yang kuat. Oleh sebab itu, diperlukannya lah sebuah
dukungan dan motivasi dari anggota kelompok yang lain. Kita harus bisa saling merangkul dan
mensupport teman kita, kita harus beri dia dukungan dan berikan dia motivasi serta saran yang
mendukung. Jangan kita meninggalkan dia terpuruk sendiri, dan kita berlaku apatis dengan
mementingkan kepentingan kita sendiri saja. Setiap organ tubuh, walau memiliki peran masing –
masinng, tapi tidak bisa berdiri sendiri – sendiri dan bekerja sendiri, perlu adanya yang kerja sama antar
organ tubuh untuk kemudian bisa bersatu bekerja bersama – sama. Begitu pula dengan kekompakan,
butuh kerja sama, butuh dukungan di dalamnya. Yang keempat yaitu, adanya toleransi dengan sesama.
Toleransi memang berkaitan dengan keagamaan, toleransi juga bisa dilakukan seperti bergaul dengan
sesama tanpa membedakan SARA. Jangan sampai di dalam kelompok kita pun, kita membedakan antar
anggota kelompok kita berdasarkan SARA. Itu akan menghancurkan kelompok kita sendiri secara
perlahan. Yang terakhir yaitu, adanya keinginginan untuk ikut terlibat dalam setiap kegiatan. Kita tidak
boleh membiarkan ada anggota kita yang pasif, itu akan membahayakan baik bagi dirinya sendiri
maupun bagi kepentingan kelompok. Itulah tugasnya anggota kelompok yang lain untuk merangkul,
mengajak, mendukung, dan terus mensupport sesama anggota kita agar tetap kompak sehingga bisa
sejalan dan sepemikiran untuk mencapai tujuan kelompok. Hal – hal diatas merupakan langkah –
langkah yang harus dilakukan untuk bisa menjaga kekompakan. Seperti yang kita ketahui, bahwa
kekompakan sangatlah penting dan memiliki pengaruh yang besar bagi terlaksanakannya sebuah
kelompok. Saya akan memberikan suatu pengalaman mengenai kekompakan. Saat saya masih SMP, saya
perlu beradaptasi dengan lingkungan yang menurut saya sangat baru. Dulu saya SD di sekolah katholik,
kemudian saya menempuh pendidikan SMP di negeri. Saya yang terbiasa dengan lingkungan yang
seiman, merasa takut untuk bergaul dengan yang berbeda keyakinan. Akhirnya, saat awal – awal masuk
sekolah, saya hanya duduk diam dan berharap bel pulang sekolah segera dibunyikan. Pada hari rabu saat
itu, merupakan jadwal murid – murid kelas tujuh untuk mengikuti ekstrakurikuler pramuka. Kami semua
berbaris di lapangan samping sekolah, menurut urutan abjad kelas. Tapi kemudian, Pembina pramuka
kami membacakan nama kelompok dan anggota kelompok. Saya sangat enggan untuk menanggapi itu,
karena saya tidak bergaul banyak, hanya dengan teman – teman yang satu kepercayaan. Saat nama saya
disebutkan, saya langsung mencari bendera yang tertera nama kelompok saya dan berdiri di barisan
paling belakang. Namun tiba – tiba, seseorang dari kelompok saya berteriak dari depan dan menyuruh
kami semua untuk membuat lingkaran dan duduk di tanah. Teman saya itu memimpin kami semua
untuk berdikusi menentukan pengurus inti seperti ketua, wakil ketua, sekretaris, dan bendahara. Saya
hanya menyimak dan mengikuti alur percakapan mereka. Saya sangat pasif dan cenderung acuh tak
acuh baik dengan jalannya diskusi maupun dengan hasil diskusi. Ternyata, teman saya yang awalnya
memimpin jalannya diskusi terpilih untuk menjadi ketua kelompok kami. Saat kembali ke kelas, wali
kelas saya masuk dan memberikan arahan serta menceritakan keadaan sekolah saya saat itu. Kemudian,
beliau mengubah denah tempat duduk kami. Saya di tempatkan bersama dengan teman satu kelompok
saya saat pramuka. Kami kemudian berkenalan dan bersenda gurau. Dia kemudian bertanya kenapa
saya diam saja saat diskusi kepengurusan tadi, dia juga bertanya apa saya sedang tidak enak badan atau
ada masalah. Karena saya merasa dia orang baik dan dia juga terbuka dengan saya, akhirnya saya
menceritakan kalau saya masih perlu waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan baru ini. Dia mengerti
dan mengajak saya untuk mulai bergaul dengan yang lain. Saat kami melakukan kegiatan pramuka di
minggu berikutnya, kami ditugaskan untuk membuat tandu dan simpul tali. Dan benar yang dikatakan
teman sebangku saya ini, dia mengajak saya untuk bergaul dengan teman kelompok saya yang lain.
Kegiatan saat itu sangat menyenangkan, saya sudah bisa mengobrol bersama mereka, dan karena
kegiatan pramuka itu juga mau tak mau membuat kami harus bisa menjalin komunikasi yang baik,
memberikan kepercayaan satu sama lain, serta saling bekerja sama. Tidak sampai disitu saja, setelah
semua kelompok berhasil membuat tandu dan simpul, Pembina pramuka kami mengadakan games,
dimana games ini mengharuskan kami untuk berbaris kesamping dan saling berpegangan tangan, anak
yang paling belakang memegang hula hoop dengan tangan lainnya kemudian hula hoop tersebut harus
berpindah tanpa melepaskan tangan hingga sampai ke anak yang paling depan. Kelompok yang mampu
memindahkan hula hoop ke anak paling depan dengan waktu yang lebih singkat, merekalah
pemenangnya. Kelompok kami mendapat juara dua dari regu putri, dari games tersebut saya menyadari
bahwa kerja sama dan kekompakan sangat diperlukan dalam setiap hal. Saya mempelajarinya secara
nyata, bahwa kekompakan itu sangat berarti, sekalipun memang sulit untuk dilaksanakan sebab kita
harus menyatukan visi dan misi kita untuk mencapai tujuan bersama, bukan tujuan masing – masing.
Itulah sedikit pengalaman nyata saya mengenai kekompakan. Saat ini, ketika menyandang status sebagai
seorang mahasiswa, saya semakin sadar bahwasanya kita harus menghindari sikap apatis dan mulai
peduli kepada yang lain. Apalagi ketika kelak kita sudah menjadi seorang dokter, sikap apatis itu harus
lah dibuang jauh – jauh, kita harus saling peduli dengan sesama teman sejawat. Saat awal – awal masuk
kuliah, saya merasa bahwa masih banyak dari antara kami semua yang masih memikirkan kepentingan
dirinya sendiri. Sulit untuk bisa menumbuhkan rasa kekompakan, ditambah lagi jumlah kami yang sangat
banyak mungkin membutuhkan waktu untuk menyatukan visi dan misi kami demi mencapai tujuan dan
kepentingan bersama. Itulah tantangan kami saat ini,

Anda mungkin juga menyukai