TEORI SASTRA
ABAD KEDUA PIJLUH
r
TEORI SASTRA
ABAD KEDUA PULUH
D.W. FOKKEMA
ELRUD KUNNE-IBSCH
Lm
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utlma
Jakarta, 1998
a '.J
I
J umlJh r"rbrrxn dr hrdang teor ,,str" ' ukuppesar berrambah
selama sepuluh tahun terakhir dan sekarang tampaknya sudah
waktunya untuk melakukan penilaian. Kita dapat rnempertanya-
kan apakah perkembangan konsep, model, dan teori sampai
akhir-akhir ini berguna bagi studi sastra. Namun demikian, para
penulis buku ini menganggap pencarian Lrntuk menemukan teori
sastra merupakan syarat bagi studi ilmiah meogenai teks-teks
(
t, Srqr .4ba./ Ktdta p'tlh
mengaoggap baik interpretasi mauaun evaluasi sebagai cara cara tersebut, karena secara keliru mereka yakin bahwa dengan mu
pemrosesan teks yang melibarkan posisi pembaca, kompetensi dah mcreka bisa mcnjembatani jurang yang mcmis^hkan riset
sastra mereka dan pengerahuan umum mereka. clan interprctasi. Posrstrukturalisne mcotrrik pelaiaran Jari usaha
Jika kami iogin mereha vans orisin',il, menyingkirkan banyak hal yang berhubung-
nengurangi pengaruh subyektif pembaca, kami harus berpegang
pad- anrlr,i, yJnA bFnl ben.'r meroJo,oSir. L.rJam p.nJrng.rn an dengan perbedaan konsep, dan mengajukan kesangsian rne-
kamr *Lafunq garr. perrrirah r.rsehu, r.rlerrk rn,.,r.r d,,Jtiri, J, ngenai keandalan metabahasa yang mereka susun dengan hati-
satu si' dan intcrpretasi (rermasuk evaluasi) di sisi lain. hati.
Dengan meletakkan teks sebagai subyek analnrs yang dapat Karya-karya bcrmutu telah dibuat oleh para srrukturalis, .li
diulang dar yang, bila dnrlang, akan mernberikan hasil yang sa_ bidang analisis teks (terutama daiarn naratologi) dan mclalui
mq peneliti mungkin dapat merumuskan sejumlah ciri teLs, se $umbangrr ncreka kepada scmiotika- Namun demikian, konsep
bagian besar dari sudut pandang linguistik dan mungkin scjun_ sebagai seperangkat alat tettrp hanya alat, tidak lebih Alat alat
lrh van: l,rn JF,,S.rn mJ(ni-m"tn,r vrn! \c, r-J reE"r c{rt,.own itu dap:rt digunakan untuk mendeskripsikan iotelPretasi atau
sionalkan (seperti balnya perangkat naratologi dan srilistika). Na_ mengungk'rpkan nasalah penelitian, tctapi tidak akan Pernah
mampu membuat interPrctasi menyelesaikan masal^h Para
mun, seperti kami tuiis dalam Bab 1, makna sebuah teks, terma_ ^tau
suk makna kesiutraannya, hanya dapat dipasrikan melalui rcfe_ strukturalis dao ahii seniotika menjadi korban harapan harapan
yang tid^k rerpcnuhi dan tunlutan tunturan yang tidak berdasar
rensinya terhadap sejumlah pembaca terrentu yang sadar akan
(cf. Ibsch, 1990).
konvensi konvensi sastra dan budaya tcrrentu. Analisis ilniah
dan penentuan penting,tidaknya kesasrraannya tidak tnleh cli Tepat pada sa:rt Jurij Lotman dan Umberto Eco menrbawa
campuradukkan Apa atinya sebuah teks tertentu bagi saya, atau senriorika ke Puncaknira lotman mendefinisikan keindahan
bagi orang-orang yang saya kcnal, adalah perranyaao yang sa- sebagai informasi, Eco yang Percei'a baiN'a adalah mungkin
ngat berbeda dari, karakanlth, mengapa reks tertentu didistribusi incnetJpk.,.r kod, (oJ" huJrr,. sel,',.i lrr.r L"l"lrng unr"k
menelaeh pembentukan struktur setiap pesan-papan rulis drha
K*, "d tt CraLan
Pensarta' rdtuPrt
'Iiati Sattra Abad Ked"z P,lLh
dasar hukum dan konvensi tersebut. Karenanya, di Lalangan na- sosial yang memrnjlrkkan bahwa individu tertcntr'r Gnisdlnya, me-
syarakac tettentu teks memang mempunyai makna rerrentu, dan rcka yang mempunyai pengalaman memba.a) dalam kebudayaan
apa maknanya bagi seriap individu sering kali dalam praktcknya rrrtentu menginterpretasik^n teks teks tercentu (yaitu teks yang
justru sejalan. Atau, sepcrti Merre t{jort meringkas argumen rlirLnggap bernilai sastra) dengan cara yang dapar diramalkan
George rifilson: "Ekspresi adalah makna daiam bahasa tertentu, hcrcpatannya. Hal ini telah dikoroborasikan dalan penelitian
dan... makna-makna tersebut melibatkan hukum serta konvensi" (l loffstaedter, 1986; Zwaan, 1993; Steen, 1994), tet^Pi yaflg se-
(1992:xiii). ialan dengan intuisi bahwa komunikasi tidak mungkin ada bila
Di lain pihak, harus kita akui bahwa pengetahuan tentang pcrsoalannya berbeda. Tetapi, Stanley Fish dan kxum dekonstruk-
konvensi kcsasrraan tidak tersebar secara merata di dalam ma- rionis tidak tertarik Pada hasil peflclitian yang berganrung pada
syarakar. Semakin rumic sebuah teks, semakin kecil kclompok kcrangka-kerangka konsePtual yang mereka anggaP problematik,
orang yang rnampu mendiskusikan meknenya karena memiliki riclak pula terrarik pada intuisi atau akal sehar' Kami menyim-
kompetcnsi kesascraan. Mungkin Shen Dao berlcbihan dalam lrulkan bahwa mereka sudah nembebaskan interpretasi dari se-
menekankan perbedaan antara "konvcnsional' dan personal". Alrla macam peflgaruh yang mengikat, bahwa mcreka membuka
Jumlah orang yang mcnentukan Lonvensi mungkin sedikit, jrLlan bagi cara-cara pcmb^crao yang menentang Pencarian mak-
mungkin hanya clua, atau bahkan hanya satu dcngan bersikap rra tersembuoyi, misalnya pandangan politik yang disenbunyikar
sama dalam kescnrpatan yang berbeda-beda, yaitu menggariskan ,li balik teks yang dibuat estetis. Pahan "hermeneutik kritis" me-
scmacam aruran bagi dirinya sendiri. Tetapi, bukan hanya jum- lcka sama dcngan kririk yang diaiukan Hisrorisis Baru, lcminis,
lah orang yang terlibat yaog menjadi m:rsalah- Beberapa konvensi Aliran Frcud. dan Marxis- Kami mengagumi meteka karena
lebih ketat dibandingkan yang lain, dan konvensi sastra biasanya keberanian intelekrual mereka, tetapi kami pun nelihat bahwa
tidak sekaku konvensi lingurstik (itu sebabnya konvensi linguistiJ< minat mereka (yang berat sebelah) Pada interpretasi membuat
kami sebut hukum). Mctcc Hjort (t993) dengan tepat menunjuk mereka tidak jadi mcngajukan Pertanyran-pert^nyaan lain yang
kan bahwa konvensi tidak sclalu salinli menguatkan. Orang Lrerhubungan dengan karya sastra dan lungsi sosialnya.
mungkin tahu tcntang konvensi yang bertentangan dan dia ber Sebelum membahas berbagai masalah lain itu, sekali lagi ka-
pindah <1ari satu konvensi ke konvcnsi lain tanpa rnerasa terbe, rni harus menyebut satu <liskusi y^ng sangat menarik, yaitu me
bani. ngenai pentirrg dan mendesaknya interpretasi a ffi\ Inuqrctu-
Dalam meml, la pandangao Sranley Fish, orang mungkin me tiln dnd ONetil]terj)ret tion (Eco, l')92) Kecu;rlj tLrlisan Eco, buku
ngatakan bah$a silat konvensi sastrl yang sangat menonjol iru- iru juga nemuat kontribusi Richard Rorty, Jonarban Cullcr dan
lah yang membuat Fish menyimpulkan bahwa atribusi makna ri- Christine BrooLe-ltose. Stefan Collini menulis kata pengantar
<lak harus ada: tidak ada makna yang tetap. Kontraargumen yang sangnt bermutu.
kami adalah begnri: benu, makna menanlt ridak cetap, dal pada Selama bertahun tahr.rn Eco mengembanllkan gagasan tencang
prinsipnya interprerasi memang bebas, tetapi dalam praktek semiosis tak terbxtas, tctaPi dengan mengan-rati bahwa kritik
rupanya orang berkomunikasi dan teks teks tcrtentu lcbih sering dekonstruktif berarti nemprakteklian apa yang pernah dia anjur
dijoterpretasikan dengan cara rertentu bukan dengan cara lain. kan, dia mengajukan kriteria rertcntu dalam interprerasi Eco
Pada desarni,a kami hgin menonjolkan kebebasan intcrpretasi, memperkeoalkan gagasan bahwa bukan hanya para interpreter
yaitu kebebasan yang saya katakan saya miliki drn yang jrga di- retapi juga teks yang memiliki "hak , dan dia mcmbedakan
miliki orang lern, clm prakrek-praktek interpretasi yang bersifat "interpretasi" yang menghargai hak teks dan 'penggunaan" yang
'tih SttL Ala{ Kdu pxkh
li,h 1',npntd,ntth GtdAa, Ktdrlat
riclak menghargaihal teks (Eco, 1990). ?rbultti, pandangan
vr,. lr-nJ,( Jrk.( rhk:nn1" " r,,rh b,,hu., -., ,.,,.. ,--,,.,d.,p ,lurr sering kali kontradiktoris mengakibatk^n ridak PoPulernya
l. i, .' r. ,nemd., l,rn pe,.r,.,,, dal..m crb,,,i.r! nf ,. r \ d,re mpnun ,,rr,li ststra mengenai isrilah "kode", yang tidak pcrnah dapar
',
jang rnrcrpretasi kita. NamLrn demikian, pa<1e prakteknya nrrrrbcbaskan dirinya dari konotasi kestabilan dan kehakuan
tcrapllh
sulit untul< mentrrik garis batas antara intcrprerasi dan,zrr inrer, lutli, atribusi makna tidak dapat terjadi tanpa satu perangkat
prccasi. r\pakah makna dan pandmgan idcologi rersembLrnyi me l.orvcnsi, ytitu bahasa. Seperti di dalam linguistik, riset mcngenai
rrrp. L.rn L"s rnJ r r,k,.,rr" L-k",,
J..rrLr,.,r , rll-r rrcn-n.rn;- 1r'rrngkat perangkat konvensi adalah program besar dalam studi
"kode" cenderung dihindari,
pembedaan Eco dan menbeh olrr-inrcrprerasi, karcna interprerxsi ',,rsrra. Meskipun dewasa ini istilah
yang ekstrcm "mcmpunyai keserrparan lebih bagus... unmk rv r scmacam ini, yang scker^ng erat hubungannya dengan riser
menjclaskan adanya hubungan atau implikasi yans sebcllrnrnra 1*rkologi tentang kognisi, melanjutkan Penyelidikan Pakar semio-
I '1 J-rr p-,r3"rnar.rn rl,rn kaurn struLturalis tahun 197O-an yang dideskripsikan cli
"r,- lupur .t-ri 1.mLr(, "J1d,b.,n.t.njk.,,
r
'ka
ap;Lbila mereka bcmsdra untuk tetap bersikap ilasuk akal,arau lr,rb 2 clan I. Tentu saia, kami sadar bahwa ada kecenderungan
moderxc (Eco, 1992: l0). rrrrrLrk rncnarik garis pemisah antdr^ karya sastra dan noflsastra,
l)alam csarnya 'In Det'ence of Overinterpretation, Culler irr,rrtr rcks dan konteks, mtara penancla clan tertanda, untuk
tidak hrnya mencLiskusikan inrerprcrasi, tcrapi juga mcnunlLrkkan , lrrrrrrglcurnkan ke dalam konscp w^cana yang konprchensil Di
bahwa ada banyak pertanyaan menarik di luar debat mengcnai l,,,Lv,rh pcngaruh Larya karya Derrida dan Foucault, para ahli
interprerasi iru sen<liri. Kurang lebih sependapar deogan paisley rcori rlianiLrrkan unruk mengabaikan oposisi biner ini Undangan
Lr'.r5 1e1 | ,x8. Jl p.r,-\,r o:hw.r 1.od,r* ,",.,p.,,-., (r,,., rlrsrbut mungkin menarik sebartai latihan clai:rm filsafat skeptisis,
..,.rr, ,,dJL -o,el, dr.,r,;.;.,J, \J.,E.,r rLJLr.,r, ,kl .r .L,r r .... 1.1
rcrrrf i bil'r seseorang tertarik untuk melakukan Peneiirian, rn-
''Gagasan yang mcny^rakxn srudi
sasrra sebagai satu disiplin ,lungurr rersebut harus ditolak. tuset empiris hanya mungkin dila-
ilmu rr,e.u1 .,k.,n u,.,h, unrrrk rncmb..,cur, ,r,,,. f,,,.,.,;",, hrrhan L*rdasarkan pembedaan yang tepat yang ditancang untuk
sistematis tcnrang mekanisme serniotik smtra, bermacnm_macam rr niclaskan masalah tertentu.
rt
straregi mengenai bentuknya'(Uco, t992:l l7). Apabila p.rndant llany* pembaca sadar akan adanya perbedaan antara cxra
Jr ' \el,u rn"r,-,,i .tt;n ", nrrrrgt ,1.,. drt,,t:(,rr1, rr,-r rrrcrnLraca karya sastra dan nonsastra. Sudah ada riset yang ber
r r._
ngena; cara bermacam bentuk karya tulis-tcrutama yang clire rrriLran mendeskripsikan kondisi kondisi yang menclasari dibuatnva
.rrlel-;ai k,rr.r,.,rr: b.,funj., dJl"m,rorrrurrlr,r,rarnr lx rbcclaan tersebut dan menjelaskan konsekucnsi perbedaan ter
sependapat dcngan iru. srhrrt. Dengan definisi konvensi estetis, Siegfricd SchrnicLc mem-
r\gak ironis mernang, karena Cullcr hrrus nreogingatkan Eco h,rikan tanah berpijaL yaflg subur. Konvensi estetis 'menetaskan
tenrang'pemihanlall sistemaris tentang rneltanisme semiotik,,. lr;rLwa penggambaran ujaran dalam teks sastra tidak harus. di
[co ridak lupa menvebur Feran ensiklopcdia kukural dan kon_ cvtLluasi terutama dengan isrilah istilah yaog mengacu ke model
vensi kuhural. Narnun, gagasan bahrva interpretasi selalu bergrn rcrrlitas yang mengikat di dalam masyarakat tertenrlr' Mercka,
rung pada pengetahuan renrang atribusi makna yang konven_ rlcngan kata lain, tidak boleh dinilai sehubungan dengan apa
yrrng benar atau tid^k benar menurut rcferensi semantik. Lebih
,rnn
'r ,1"p.' drr"g.r,k... sc,.-., I-l,rh r-1.., dc-trn keb. rur. n ,luri itu, nilai tindaLan sastra tidak pettama-tama dan semata
yang disebutkan sebelumnya bahwa konvensi yang dipertamhkan
kadang kadang tidak kaku arau tidak diterima secara has. Ke rrruta clibatasi oleh pencrapan praktisnya' (dikutiF d^ri Hjort,
sadarlo bahwa konvcnsi dalam komunikasi sasrra bersifit samt t,)92:221; aslinya dijelaskan dalam Schmidt, 19iJ0:92). Definisi
k(,nvrnsi estetis yang mirip konvensi mengenai liksionalitxs
^tau
'tnn p|kh tinti |'trtlDttr Gta*tn tutnqdt
S6t1? Abd'l Kedtu ",!'L
ditingkatkan oleh Jonathan Culler, BarLr;rra Herrnsrein Smirh t,llr(( gcografis yang pasti. Globalisasi yang Pervasif juga mem-
dao Thomas Pavel. Gagasan bahwa rcks-teks rerreoru mendorong lr,rrilrrrulri srudi sastrx. Bukan hanya karena Nfarxisme tidak
pernbaca untuk menekan mekanisne refcrensial yang biasa sam_ lrrrrrrliki pusat, tetapi sekarrng ini juga tak ad:r artinya berbi-
pai ke titik tertentu bukanlah hal baru, tetapi usaha untuk rnem_ , nr,r rcnran!! strukturalisme Ceko atau Prancis, semiotika Rusia,
buat-melalui riscr empiris mengenai tcpatnya mengapa dan rc"r' r".cp'iJ.rmJn. B-rbdrJ, rlrrae ini. r.rne p.n, apriannya
"r,rrr
sampai titiL mana dekoncekstualisasi" terjadi merupakan kerna r,,,rrrr ringkas dirampilkan dalam bab-bab berikut ini, saling
juan penting. Dasar teoretis yang digunakan Siegfried Schmidr 1r'r1'rlin, clengan akibat fokus lebih diarahkan pada masllah d:rn
clan Norbert Groeben diJerman dan pcnyelidikan psikologis oleh I'rrlirrn pacla paradigma. Karena alasan tersebur, kami tidak
D.E. Berlyne, A.C. Graesser, dan W Kintsch di Amerika Utara lrrrrrl;l<in merevisi dan menyesuaikan naskah kami begrtu saja.
telah mendorong dilakukannya sejumlah studi empiris mengenai It, vrsi substansial akan menghasilkan buku yang lain sama se-
pemrosesan teks, tclah membentuk batas batas riser yang jelas I rlr buku yang sebenarnya ditulis, tetapi yant, dengan begitlr
(e.9. Van Pecr, 1986; Meutsch, t!87; Viebof'f, 1988; Schram. lr,,ry,r akan rerscdia dalam edisi berbahasa Belanda (Fokkema
199 I; Zwaan, 1991; Steeo, I994). Dalam perspeLtif studi sastra, ,rrr,l llxch. 1992).
riset semacam ini meneruskan studi rescpsi sepcrri yang dijeiaskan li:rnri ncnyat*an bahwa globalisasi studi sastra memungkin-
dalam Bab 5 dan Bab 6 (cf. Ibsch, 1989). l..,rr,li.liskusikannya perbedaan entara kritik dan riser di mana
Riser antardisiplirr yang melibatkan para sosiolog julla mem_ 1,urr,li ilunia. Baik riser mzrupun kririk harus diajarkan di uni-
berikan hasil. TerLrtama pemilihan teks sastra untuk pendidikan- \ir.r:,fl1s Kxrena itul sangal pcnting kita mcngetahui pcrangkar-
masalah norma-norma sastr,r menyinggung masalah sosiologi 1,r'r,rrgkar hukum yang mcmbedaLan kedu^ aktivitas tersebut-
nengenai distribusi pengerahuan yang tidak merata, tennasuk
kcm.mp-arr memdhamr karyr..rsrr. dj dnrJrJ cnrtso(.r miilJ
rakat. Di sini riset yang dilakukan pierre Bourdieu (1979) me_ Nlrr 1994 EI-RUD IBSCH
(Frce U ;reni,J,, Anrterdan)
mainkan penn scimulatif, nengundang munculnya kekaguman
dan kritik sekaligus. Banyak penyelidikan yang sudah dilakukan
dLfokusx.r' p.rda b-rnr..m-ma.arn ccra p,r-ri,iparr <creor.trg DOU\TE FOKKIT4,A.
dalam kehidupaq kultural (untuk studi-studi yang lebih |.ras di (Utft t UniNtnitt)
bidang ini yanj dilakukan para sarjanalstra, ahli sejarah, dan
sosiolog, lihat Rigncy and Fokkema, ed., 199j). Dalarn mendi-
kusikan norina norm^ sasrra, seperti dalam ,studi sastra pada
umumrryx, riscr dan irtervensi kritis tidak boleh dicampuradukkan
,!r lokkL ,.r. I /, \,
I\1, nur.. k"r..r. Ji I.rd rnrerprcrr.r. kri,ik, dan rrr ,,lij"h
'ng
,,., I'r,,', .rd"nyJ tc,rn,mbung:rn d.n perubahrl
REFERENSI
Itl(;NEX Aon dan Dou'r'e Fokkema. ed. t991. C,/rua/ Pa iild!;o .
'IioA rin* the Mi.ldle A[s. Ansterlam dan Philadelph;a: Benjamins.
S(:llMIDT, Siegfricd J., 1980, Ctu A lt o,p,ttlet Litetattttuuenrbaft.
BOURDIEU, Piere 1979. La D;ri,',hal.. Cfitiqte ntia/a dt jttgenent pa
.isi Nliouir.
l: D* grnltrhaftlrhe Hanthu:bueuh Lreraar Braunsch*eig
ECO, Unberro. 1990. The Linn: af Ltetpfttatt)t. Bloomiosron and dan \fliesbaden: Vieweg. Dicetak ulang oleh Suhrkamp,
In
dianapolf: Indiana Up Frankfurt, i991.
1992. dengan tuchard Rorrx Jonarhan Cu|ea ddn Chrisrine S(:lllL\M, Dick H. 1991. r\r,,? od Nonnbftthxrr Braunschwelg dan
Brooke Rose. I"htptudt;o, ad O,eintel1)t"tat;o,, ed Stcfan Collini. \X/icsbaden: Vieweg.
Cambr;dse: Cambridse Up sllliN, Dan. 1988. Sryljsrics, Objectivtrr and Co,rventrcn. P,,r6 17:
-.
FISH, Stanley. 1980. t! Thete d Ttxt i" Thir Clatr? Tbe Aathotitl of Inte* 22t 238
lrctiu Ca nuitiet. Canbridgc. MA: Harva.d Up slliliN, Ge.ard. 1991. Undu:tatding llctdpbff i" Litetu ,e: A, Etnlii.a/
FOKKEMA, Douse. 1991. Rescarch or Crisricisn? A Norc on rbe AlPndch. Laida n: Lon Bman.
Ca_
non Debarc. Clnpdtu,ile Gnt, t5:26r_269.
vllillOf[. Reinhold 1988 "Literarischcs Vcnrchcn: Neu.e Ansat?e und
dan Elrud Ibsch. 1988, lloden;n Ca,ieor,zr: A Mdil run in IlrScboissc cmpi.rcher Fatsch\ng bue/nnti4,a/8 .,fuhi! frt Srzia/'
rt"ppat 1.t,..at''" t tA t ).O I ot,Jt!n C Hur\.. \F\ yuk Sl gnhthte det dettschen Lttetur, 13:l-19
Marrin s Press. Z\VAAN, Rolf A. 199). AtP{x af Ltt*dt) Catulrftb. i0". A Cas"ltiu AP
- Lhetut'nrwete"nhdj) e cLh,,tau/.tlatht. tutalt. Ansredtm dan Philadelphla: Benjamios.
Muidcrberg
( u
'inho.
HJORT, Merte. e.l. 1992. R'let and Co"*ntia,r; Litefttrre, ph;/Nalb,
Sa
-199Z
cial Theoq. Bakimore dar London: Tlre
Johns Hopkins Up.
1991, The ShaLeg, t)f Letk$ Camt ridge. MA: Hrrvard Up
HOFFSTAEDTIR, PeiJa. DA6, poeizn dtt let Si$t du Iaet: Ei,e e
fu/1!$e U"h".hu[ det Ro//e un1]* , Leset nd tuntcxtei[e,lhafo]
-. lei t1e/ paett.he" Vetutb*""g ran ?rrra. Hamburg: Buske
IBSCH, El.ud. 1989 Facts' jn the Empiricat Study of Lncrarure: The
Unjrcd Srarcs aod cermaDy - A Co.ripadson.. pt)ett.! t8:389401t.
1990. celrunssanspruchc ar Inrcrprerarionen: Der rsandel
ei.es Konzepres. Prceetin{! af tb 12th G"sre$ afthe ltu/ atiandl
C|,apdrctiu Litetulwe Ajro./a/a,,
cd Roger Dauc. din Douwe Fok_
-. kerna. Munchen: Iudicium. Vol.t:10,i l16.
LIVINGSTON, Paisler 1988. Ltteury K"au/..\K.. Htnaaitic Inarin aul
ltp P'tlo..tt .,\.p,.. trld.- d,n Londor (uiell Lp
rOTN{AN, Ju.ii. t9J7. 'the Sr .tte al th, A !tl. ?e,r. D;terieDahkan
oteh Roidld V.oon. Ann Arbo., Deparrneor of St.rvi. Lansuases
"r,J Lr "-. Lur - Unrr"-rr1 op
yu 1,r,"
MEUTSCH, Die.rjch 1987 Lieat,r Ve$ehe,..Eine e lirn.he Sidt.
Br
'un"' uerg . d\rerL,o,r \rrer
PEIR, V/illie var 1986. .94,txtit a"./ prthak$: Iw{tipir,! ,f F,ftrtun,Lnr.
LonJon i _^om HFJn]
1
PENGANTAR
rL'rL,L]]lL
'ttti \drlt )rtul tu.|t. PtLrh
dalam cara \iTcirz menyusun reori drLn sccrLra mcyrkinkan mem r'rlrLrah konsep y^ng statis; batasan sastra seharusnya ditenrukan
pertahankan 'generalisasi dcskriprif' scbag:rr "jcnis dcfinisi yang
lr,wrrt istilah istilah diakronis dan sinkronis. Itulah yang menye
benar-benar tcrhormar" (Brown, 1968:'iL2). Abrams secara me
l'.rl'kan Ju. Tynjanov (1924a) melukiskan sastra sebagai suatu
yakinkan berpcndapar bxhwa Veitz mcnyarakan tidak memerlu Lrrrrstruksi linguistik yang dinamis. Tanpa mengabaikan semua
kan teori, tetapi kenyacaannya justru rnengltunakannya. rr,,,rlrr untul< mendefinisikan sastra, seriap dcfinisi sastra seharusnya
Sejauh ini teori rVirtgenstein tentaog keniripan keluarga"
rrrr r r1'crhitungkan kenyataan bahwa teks tertenru pada suaru
(anifi r*anblanre1 di aotara fenonena-fenomena yang rerkait, rrrrl,rt dan waktu tertentr tel^h diterbtd sebagai karya sastra, se
yang tampaknya tidak tcrcakup dalam satu definisi, cidak bergu-
,l,rrrgkan di tempat dan pada waktLr yang lain belum diterima.l
na lagi bagi studi sastra. Abrams secara tepat menekankan bahwa
l\'r rrngkar-perangkac sastra bisa menjadi usang. Horarius meng-
semakin bervariasi suatu keluarga obyek, "semakin obyek-obyek
n,, r i bahwa "kata-kata mati karena usia rua ' (Dorsch, 1970:8I ).
itu menjadi penting, dan bila kita harus berbicara sampai ke cfek '
Sr'1r'rti Horatius, sebuah ulasan tentang puisi yang muncul pada
tertentu, kita mengkhususkan dan membatasi penggunaan istilah
,rl'rrrl ke-l di Cina menyatakan bahwa penyair menggr.rnakan isti
tersebnt' (Abrams, 1972:11). "larpa klarifikasi lebih jauh, sama l,rlr istihh baru atau mendaur ulang isrilih istilah yang telah la
sekali tidak jclas bagaimana suatu kcluarga teks sastra bisa di rrr,r ,lilLrpakan.r Nleskipun pada tempat dan waktu yang berbeda
kcnali. Apahah seharusnya orang menentukan bahrva scbuah reks
;r,llrlrgkat dan konvensi sastra bisa berbcda, secara umum dapat
termasuk keluarga tertentu bila istilah 'sasrra" diterapk:rn1 Ma- ,lrrrrnpulkm bahwa mereka semutr ditujukan untuk menioSkatkan
salahnya bukan itu, karcna isrilah rersebur masih baru dan dalam
1'r'rscpsi. Di dalam situasi yang berbeda, unsur-unsur yang ber-
banyaL bahasa tidak ada padanannya. Konsep kemiripan keluarga l-,ll tligunakan untuk mencapai tujuan terscbut; fakcor-fektor
hampir tidak membantu kira unmk membedakan berbagai jenis ynrrF l)crbeda membentuk fungsi sastra yang satu dan sama. Tco-
obyek yang berbeda, t'dak pula mengarah ke pemahaman acau r r rcori sastra yang kita tinjau akan melihat konstituco l.ohstitucn
penemuan baru. Bentuk ideal "definisi v^ng benar dan nyata ren-
l l'[si cstcj! jlfilq]lebagai masalah yang sangar penting, dan
tang niiai-nilai smtra yang penting dan harus ada", yang dicari
l"r,lr, tingkat yang bermacam macam, memfokuskan pada varia-
rerapi tidak ditemukan oleh Morris \Veitz (\(eitz, 19)6), harus
I'rlitrrs konsrituen-konstituen tersebut dan invariabilitas efek este
diganti dengan usaha yang lebih sederhana untuk mcnghilangkan
batas-batas data materi yang kita bicarakan. Sasaran ideal yang Kcccnderungan Letiga yang menghambat perkembangan teo
lebih sederhana dan kebiasaan Lrntuk bcrsikap ekspiisit mentenai
tr rrrstra berasal dari-bisa dimengerti reaksi terhadap bistorisis
makna konsep-konsep yang digunakan seseorang, mcmiliki ke- rrr.,crman. BanyaL pakar menekankan tidak mungkinnya arau
scmpatan lebih banyak bagi smdi sastra yang lebih lanjut diban-
rrrlrk praktisnya memisahkan eksegesis makna (interpretasi) dari
dingkan dengan mundur ke "penunjukan', "pengamatan dan
lrcrrcrtuan nilai (evaluasi). Di sini, historisisme atau relativjsme
melihat" yang tidak dijelaskan.
lrrnroris climengerti sebagai pandangan pribadi, yang menginterpre
Keberhasilan teori kemiripan keluarga tentu saja karena ada-
tnri (l^rr mengevaluasi fenomena historis zaman tertentu berdasar-
nya kenyataan bahwa makna konsep sastra betbeda dalam bu- L'rrr rorrna-norma historis dan dalam kaitannya dengan fenomena
daya dan periode yang betbeda. Namun, pelbedaan afltara mak-
lrntoris lain dari zaman tersebur.4 Sahh satu argumen utama
na-makna ini bisa secara luas dijelaskan melalui hubungannya de-
r'rrll rncncntang metode historis adalah keyakinan bahwa orang
ngan kondisi-kondisi historis yang bermacam-macam serta oorma-
r,l,rk rkdn pernah bisa mcrcLonstruksi norma-norrrra hisroris de-
oorma sastra dan budaya yang sesuai. Sastra tcntu saia bukan ril.llr l)rsti; dan bahwa apabila reLonstruksi semilcam itu mung
l
'ti i \tttt Itdl K.drb p|l,h
kin, suanr penilaian yang didasarkan pada norma_norma historis rclativismc historis tidtrk pernah nencrpai ambmg yang kuar cLi
ini akan rnenjadi tidak bermakna bagi penbaca nrodern. Histori l)unia Baru dan karcnanya juga tidak memancing reaksi yang
sisme menerapkan niiai sebuah karya seni dengan menghubung_ kuat. Ternyata, h.rL rni merupakan alasan nengapa perdebaran
kannya dcngan Lonteks historis dan cendetung mereduksi m.ak_ rrcngenai historisisme merupakan perkara yang berlarr tJaruc di
nanya ke zanan asalnya. Amerika Serikar (cf. Roy Harvey Pearcc, 1969; Wesley Moms,
Kritik Wollgang Kayser terhadap sikap seperti itu telah sering 1972). Hal itu juga menerangkan, rnengapa dalam hal ini Austin
dilontarkan Dengan mengutip artikel Karl Vi€tor tahun 19.i5. Wurreo mengungkapkan diri dengan car'.r ynng moderat,
^gak
Kayser mencela historisasi ekstrem yang dib o;Lt geirutge:chiht lit he 'lrngan nengakui bahwa pcmisahan interpretasi Jari evaiuasi
\,lal.. karena .rlr.,n rru m-rrgrkiblk:n ;,erharian r"ne,.-,k,n 'rcntu bisa dilakukan", meskipun jarang clpraktekkm atau tid^k
berl..r,ns rerl',drp kJJti'a Jli\r( d,n p.rr.,nb"n;Jn klr, ,l,r1,rc dipraktekkan (Vellek dan Varrcn, 19i6:240). \(arren rne
(Kayser, 1958:,i0). Sebagai ganti, Kayser menganjurkan as^r rlrrrrbahkan bah*,a r1ga4!Ag!;uisi sejalar dengan qr-eniiai puisi,
sas-
rr" drp''.'hkrli,rrr .r1,rrh tr,rerprerr.r k..11.r ,asr-r, m.rurur rrrcrrilai sekaligus 4lengrralisn. Ia menunjuk csai Eliot scb.Lgai
dir. l,r,L. b.rroku. t"Ja karva rrbar rr \n, dJn nemburuhkin ,lrrroh, sccLangkan kata kata 'menrahami pusi" jel.rs menunjuk
r, l";',r<la buku termasyhur Cleanth Brooks dan Roberc Pcnn ri7ar
{ orrcnras' Urrr.u, r.rh,drp a,p,k puirik. jJnA \Jnsdr I,e,b-J., d(-
" ngan orier,r:,.Li.'o'i, PcrrmbdnS,n klr,, m.nu.rrr X,y*r rr rr ( l!18). Jauh lcbih sadar aka'r elek elek negarif akibat
^danyx
J harus dibcrikan di dalam dan lewat imerpretNi Kepercayaannya 1r'rrristhan analisis dari evaluasi, sebagairnana dalam hisrorisisnc
yrn; h.n,r I'alrw" .criaF ,r,rem cr.lu,,i sa rrr rk.pl,,ir muuprrn lrr rrr;rn, Ren! N(cllek mcmpcrtahankan pandangan yang sedikit
,\! l' l,rlr kcras. Aoalisis titlak pernah bn.r bertliri sendiri: "'ficlak ada
implisit berdasar pada reori sastra tertentu, clan bahwa setiap pe-
nafsir merupakan produk zamannya sendiri, bagairnanapun puia, rrr,r rrltuk mcflglrindnri penilaian oLeh kitr, oleh saya sendiri."
tnlak menghasilkan relarivismc.6 Dcngan tidak konsekuen, Kayser I v.rlursi muncul dari pemahaman; evaluasi yang benar muncul
mcngusulkan mecodc interpretasi yang jelas-jelas tidak mengarah ,l'rrr l,crnahaman yang bcnar" (r)/ellek, l96l:17 18).
ke evaluasi mana pun, retapi mencoba mcndeteLsi kesatuan kete- l)('krrin mcngcnai ketidakterpisahan interpretasi clari evaluasi
gangan (Einstimmigkeit) dalarn krrya sasrra. Dia menltasumsikan, l,lrrlrrngan kekuatannya segera screlah karya karya sastra dar' za-
tentu saja, bahwa kesatuan merupakan ciri khas sastra dan de rrrrrr lrrnpaLr mnupun karya sastra d^ri berbagai peradaban dili-
ngan demikian mcnjadi kriteria utama dalam sistem evaluasi l',ll,rr. Scrnenrara{ay"!i d."g,* repur -'rsih mcmpcrtimbangkan
yang mernadai. Meskipun Kayseq sekurang kurangnya pada sua 1,r rrrlrrksaan ka$!gff!!Sl1' sebagai pcrsiipan yang perlu bagi
tu kesempatan,/bersikap cukup tcgas dalam hal ini, pandangan rrr, r l,r(lnsi sxstra, \X/ellek tampaknya neremehkan persoalan-
lrng drungk.rl k,n I,erl,rlr (.rli Ir"l,wJ,nrcrp.et;si -.Inb",, c,r. 1l.,,,rl,rn y;Lng drtimbulkan teks lama bagi pernLraca ketika ia
luasi yang cukup dan bahwa karya sastra harus menyingkap kri rrlrrll.rrlktn bahwa mclatui rcks sastra, "kita bisa rlengalmri
teria yang dipakai dalam evaluasi, cenderung menutupi distingsi l.lrrlrrrrrl Lragainana sesuatu terjadi" (1Vcllck den \(rarren, 1956:
antara interpretasi dan evaluasi. Karena, seperti dikatakan Kav , I ll I )( lrgrn mudahnya dia mendukung tesis llliot yang keliru
ser: "Evaluasr melekar dalam intcrpretasi.,8 Di E.opa pur,.la,rfr, lnlrrv,r l<scluruhan sastra Eropa mulai dari Homer [...] nlemiLiki
, Lrr',r, rrrr lrcrsama dao membentuk titanan l:'ersarr,a' (ib;d.|)441.
1ang..rma dikcmrrk,lan ol.lr Lnrl sr.,,scr{to t:.,l t2,, H plt
Tecsing (196.1) dan vang lainnya. Itl I' r,rrrr 'irrang memahimi bahrva ada satu priisi, satu karya
Dalarn kririk Amerika, kccenderungan serup:r untLrL rneng_ ,r.rr,r y,rrll.lapat diperbandnrgkan dalam se tnr. z.tl,dtt (irt//.:32).
idenrifikasi interprertsr thn evaluasi bisa didcteksi, meskipun ,rlr1, rlr rrresih dapat disetujui. Sebetulnya, ini merupakan
Tittt 5,tttt ,11)d/ Ka/@ P'/"h
hipotesis yang mau tidak mau harus diakui oleh setiap mahasiswa tinggi universalitas. lni krarti bahwa kami harus mempelajari
sastra bandingan. Bagaimanapun, ini merupakan hipotesis yang, tcks mana yang bisa ditcrima scbagai karya sastra oleh pembaca
rdnpd p(nJeld.an lebih l,nrL,r ldrl merrgara.i ipa p,rn rlari latar belakang bud.ry.r y.rng benar-benar asnrg. Karni harLrs
'eraf,
mengemukakan persoalan mengenai bagaimana konsep sastra rncrrrpelajari cara c^ra mereka mengevaluasi teks dan merekon-
terpadu ioi seharusnya dibangun. Dan dengan menerima sikap rr rlksi sisrem rilai rnereka, sarl'bil mencegah-untuk saat ini-
ini, seperti kami iakukan, tidak berarti bahwa seseorang harLrs irlq,rr sisteln nilai karni tidak rnempengaruhinya. Bila struktur
menerima perlcnllLapannya: pandangan yang meremchkan rekon- srstcm nilai yang asing ini tclair ditctapkan, struktur terscbut
struksi sastra scbagai usaira untuk masuk ke dalam pikiran dan ,llpac dibandingkan dengan sisrem niJai yang lain, tcrmasuk sis
sikap periode lampau, penolakan untuk mcngalah rerhadap me- rr rr nrlai k,mi '.r'di-,. \alrn; konrr,,nr.Fi arrrar. ri.rem-.i.renr
tocle-metode yang ridak menjamin hasil yang sudah pasti, keka- rrrlai akan berakibat munculnya perbedaan dan persamaan seka-
kuan sikap para absolutis yang berpegaog tetuh pada tuntutan lr;us. Konfrontasi seperti itu d^pat menLrnjukkan rel^tivitas sis-
estetis karena ketakutan aLan aoarki terhadap nilai-nilai (cf. rtrr nilai karni sendiri, memberi Lami solusi alternatif terhadap
Wellck, 1961:l 21). Peringatan \flellek yaog scriolJ diulang- rrrrrsalah masalah yang umlrm dan mengguncang kebiasaan
rrl.n5 Lrhw,t r"lar.vnme hrs orr, akan mrnLriu ke rn rrkr nrrrr rr i r,osentrisrne. Metode ini bisa disebut relativisme kultural (ct
d.rl m.npcrlrrrik.n kenl.rr-.rrr brhw.t relrrrvrsm. ,-cpcni irrr hrhkcma, 1972:59 72). Ini muogkjn juga praktis untuk menS
menggambarkan nilai *kok X.sumsinya b^hwa norma norma .'r'.rlrrt
"r.rem
nrI yrng hrd-; I'erJ,rrrprns,rn m.,ufu,, Iirs
cstctis dan etis yang telah ditetapkan seh;rrusnya berdasarkan lrrLrlutan dalam budaya yang sirma. Di Uni Soviet, misalnya,
m"ro,1. l.mr, t.n,rr bi- Jip.rrrny.rk.rn. fir,rs;r-masa tertentu asumsi dan nilai-nilai form isrne Rr.rsia hr-
Ini tidak untuk memperrahankan restorasi historisismc. Kare- ,Irp berdampingan dengan asumsi dan njlai-nilai kritik lr'larxis;
na, historisisme meojauhkan mahasiswa sastra dari kemungkinan rlrrrtntara pada perkembangan selanjutnya, periode kritik Mxrxis
mcrnbuat penilaian sendiri, sementara ia, lebih daripacLa pembaca lr,rrrrpir secara eksklusif mendominasi panllliuog.
umumnya, scbcnarnya llrampu melakuk.rnnya. Pendckatxn hisro- Akhir-akhir ini doktrin ketakterpisahnn evaluasi dari interpre-
ris murri mencegah pen€liti sastra untuk berpartisipasi aktif da- t'rrr,lipertanyakan oleh Monroe C. Beardsley (1970), E.D. Hirsch
l:rm masyarakat pada zanannya. Elek negatif rclativisme historis \lt) I ); 1.)76), dan yang lain. Tetapi, waktu itu ada alasan yang
adahh bahwr sejarah sastra juga mungkin dipahami sebagai se lll'It bagi sukses panjang dokrrin ketnkterpisairan intcrprctasi
rangkaian periode yang terpisah pisah arau tidak s^hrg berk^iran, ,lrrr cvaluasi, yang diperrabankan oleh para kritikus oormarii
yang tidak mempunyai hubungan drn sering kali tidak berarri rr rrrrrsLrk kaum N1anis. Mereka sedang melakukan reaksi teriradap
bagi zaman sckarang. lr I rrrahrn pandangan historis. Namun, celakrnya, mereka tidaL
Di lain pihak, karni tidak bisa mclihac baganrana pandangrn llr,llr r)cnlaamati dcngan cermat dan mendiskusikan stacus nilai
normatif mengenri sastra bisa bcrsikap adil terhadap teks-teks rrrl,rr rtrcrcka sencliri. Sesungguhnya, meteka berrin.lak bcrdasarkan
sdstra Luno dan kontemporer di dalam budaya budaya asing, di rIrtlrriLrr etis dan estetis. Kami menolak sikap dogmat'k seperti
mana ideologi dan traclisi traclisi yang bcrbeda, berkuasa. Disiplin rr K()rlscp kami mcngenai scudi iln-riah tcntang karya sastra
ilmu kami menunrur kami untuk rneneJiti karya kuno dari Yu- r rrr rll,rrrrlaikan pentingnyx membcdakxn evaluasi dari interpretasi.
nani, Romawi, Nfcsoporamia, Afr'ka, India, Cina, dan Jepang, ',, irnt) tcori sasrri harus nrernbanlauo metode unruk nrenjirnin
apabila kami ingin mcnghindari uduhan sebagai pengagum bu Irlrrr,,r ohservasi dan konklusi para pakar tidak didorong oleh
daya modcrn atau eurosentris, dan bila kami ingin menjunjung rrrlrr rrrlrrr rlan preferensi pribadi. langkah pertarna menuju ke
l0 1k'i Srnla Al)aJ K./td pakl tl
.Jt
t2 'litu S.|tt.4bat
K ht. pLt,t
''untuk mcnjadi cabxng ilmu rersendiri, scjarah sllsrra harlrs dan Ejchcnba[m
mcngajukan rlrntutdn atirs kererllnanan ee/jab;/i4),' (192,- :l3t ) *nt|dr, 1,,,,1, \iInn.r-saraflx sastra, Jakobson
harus
Bagaimanapun, pcrnyat^an yang paling rumir mcngenri ma "' ', | r,,'r,r'," tck,
**i,r,,,,,,i,,,,, u"tq!:!trs!rld4q laktoLbLtor rq{tentu
,, , , ,lnrl suttrt dntt dipeiajari secara terpisah clari
salah metodologi bisa diremukan dalam Ejchenbaum (l!26). Ej '
chenbaum nemapark^n konsep modern renrang pcnelitian ilmialr tlr ,hl l.,,,,r lhrnYa
pandangan Krudlnych
yang menyerupai rnetode dedLrkrif hipotcris yang kenudian dr I rr l r' 1,ilr',11, karLm Formalis menerima
isi dikon-
,nlurk-r' Pol per fl l.en-rrrm menulr.: f*f,.' , f,, ,,,'f l,arLr menghasilkan isi baru' den bahwa
.t,',r, r t l.ntuk (|akobson, L92t) N{aka' tampdknya slrdah
Kna mcnerepkm pcdonan pedonan ko.k.cr ,trn mcnsikurjny. ,,,,, , , l',,1."," ;,.rh*' bentuk bentuk vang lxrbeda harus
mcmpakan
sejauh pedomin pedoDran itu rcrbut ti f,is. diperrah.nkrn olch ma- ,,,.,,,1, ,. u"rg f'erbecla Sinonim dan homonitr
'., rf ir rr'cnrrr\ I.Pr
tcrnya. Apabila marcri atncrlukan poubahan dar uraier yang
,' , ' 1 r '-r"Lrn krnk '"cor"n' 1'
lF l' r.'.1 ' r ' d'n,,, ,,,t |i-\ i.,, n.,n; h.t, ). D.t-,;. i "' ,,, ' ,.'l ' 'r,r k-r''L " r "r' 'epc-ri Jil 'l: r'
|cngertiar ini, kita rcliril tertcpas itari reorj t<;tu scn,liri, scbagaimana clari makne" Dalam
scbu,h,t!,u seh !!r)r l.nit<;ad, dan,nctitrft bal:u.a acta pcthdaan i,f ,,, ,],,,,"'I), ncngemaffiPasi kata-kata pacLa clLra kata' se
antara rcori rian l<cJ,rk,oan. t'ntak ada itnu yang ia.gsung i,, ,, ,,,,, '''.l.nr yang sama di'listribusikan
i' ,', ,. , ',*'.,'cnggub.'"gk"o sckuren!: kurrsgnva
i.d; dua
Kcrangguhan suatu ilnu tirlak Lliukur dcngan l,agalnara ia rnene,
dengan homonLm
tapkt kcbcmren, mclairik2n.l.ngan bagaiorna ra menanggulangi ,,,,'',,., ,, ,,,,t,,"' s.rtu katr' Permainan puitik
bcLatrng pct
k.slhhao (1926:t t) .1,r, , ,,,r, rr,lirrrungkhkan hanva tcrhad'rp larar
vtrit!;'bahn^ bentuk benmk baru irarus
mcniliki
,, , ,
lni mentisyaratkrn bahwa pernyataan ilmiah ,,, L,,,1 srtrt!r Pcrsturrm yang
rlengharamiian rliskLtsi trrc-
mengenai sastra.
padn prinsipni a, brsa dibat. l<an. Kica ridak mungkin yakin bah.
',,,1
'., ,," '"' l-r"rL 'L Axih'rlvr' "l' L'
'nt
., rr r.r,"l'k*' l Jn'r- {'i ''k' r'r''' n'r'"r\'
',1
rva ada kcbenaren yang lbsolur dan de{inirif. tprbila suatu per r.,.,, ,',.
Kritik "bidah Jal'rm pa
BarLr seb:rgri
nyLrraan tcrbukti tid& Japat clipertairankan, ia, sepcrti halnya se t ,, , 1 ,,t, s',,,,t"t
",'.liran
mua pcrnvaraan larn yang rerganrung paclanyr, akan tcrsingkir
lni menunjukkro saling kcrergantungen berbagai obscrvasr 1,,,.1.,t s(.rra eksPlisir ti'Lak setuju dengal
',1
reduksi kxrvn
,lm Jl, - bd,.,,n glrgasan yang dickspresikannva' clan pcncLiriannva
'n. 1", '\. ...d.., lrilnrcri,nv- .., ,,.,
',', ',,,,.ti
Konscp srudi sasrra scbagii cabant ilrrru terscn.liri nlemaksa
,,,',,'1.,1','r ,lrrkungan daLi LN Trrlstol; vtng
dahm suratnya
kaum lormaiis untuk menemukan sifar-silac sastra yang univcr- ',,,,,,,,,rl...",i menLrlis sebagai bcrikut:
, ,,', '4)1nd K'!ftnna
..,1 r,,'r .c|rr..r 1 l,.r.rn; r,r., urrrtrr V,Lr J:rr rrr.
I.lob.,.
(192 ]) nemproklamirktn kesusastraan" llin rttn natt, scb,zgnL r''\'n I tn't"r".
l \r ''l ' -l'- l\rr'l
obi'ek rlmu sastra dan buk:rn sastra sebagai kesclLrmhan naskalr
''l-l ' nolr" '- ' l n: lr
hampir sc
atau naskah sastra tcrrentLr. Menurur Jakobson, aLr arau prinsip ',,1 ,,,*1.!".g,"r"h '"vi tdlis' t lP''1'vmue atau
kebun'hrn untuk nc
prins4r konsrmktif1,ang mcmbuat teks mcnjadi karya seni acl.alah ,,,, ,"v"
,"i,,1' savr drfan'l" "leh
'' "'l's,pcmikiran'
'.,',rr vang saling ltrkaitan satu
sa
l!t:!ll:14: ig"g penras bagi studi sastra. Ejchenbaun (1926r ,, ",1,,i1"" p"n'ik,r"n
.i' ,,"1 --*"1'nrcsikan rliri sava senrb i Setief pem;lnran
dan selngian besar kaltm Forrnalis lainnva pacl;r dasarnl,a semju
kara kehilengalr mrknanva
dengan pantlaogan ini, meskipun sedil<rr demi scdikit studi smtra , , r: , I ,1, .lieksrolkan rlengan kata
,',.,, s4gat clangkal keokr tcrrolasikao dari rangkrian
diperluas sampai ke aspek aspck yang lain pga. Kctika berkon- ', ' ' ' (Sklo!skii, l9l6b:109)
,,,,1,,!.,
]lt
It,i S4rt.t ttli.J htk ptlrh I'r .lttu tnah, ttn*h"dhri Cela 1.4 Smn l5-';t r9
remDrJrr jLrJnS
." ,,:;i:::,
rra :h.,r.,\.r
:;l i,:;l,,r-:,; I , r rL ,r r tidxk semcstinya terhadaP konsePtualisasi
r |c nekanan yang
,rrrr .1. n r"k, ,.rrenr . ,1,..!"..
'l,rl,rrrr
pcmikiran Forn-ralis, barulah kelih:rtan tepat untuk berurus
mempcrkcn:rlkan konsep
/zzgrz lt{ereka ingin _emolr",ni L,oi; rrr ,L rrgrLn sejumlah konscp formalis dcngan cara yang l':ira-kira
mana prinsip-prinsip atxu sarana *ra"..
t onrtr"i..;f;,, l.ilrp
dalam tcks sasrra dan bagaimana
mereka nembuat reks menjadi scbagai Sarana" (t916a) tennasuk yang
suatu kesclumhan yang tcrorg.rnisir. 1r.,,,, iklovskii 'Seni
Jni menuntun mcreka rr,,rr^ memberikan gaLis besar gagasan-gagasrn utrma kaunr
Itr
E'
20
nori Sanb A!)dd prt,h
K1dtua
t tL/tru Ruit, SttuIrrdhne atu ldt St,, ih S|ut 21
L
26 lbti St:trd ALal Kefua tukh t..,q.,1.,... tuh ,.,t u,tt. _..1 ttr,.t.. t\ tt 21
mereka terbukti penting, sepcrti tampak dxlam studi mutlkhir 1r'rlrrgkunya, ternyara ridak memuaskan. Karya sastra bukan
y^ns dilakukan Lotman (1964; 1970) dan Setal (t968). perangkat-perangkatnya, retapi keseluruhan yang ter
1r
'rLrrrlLrlasi
Tynjanov (I92,ib) mcngamati bahwa dalam puisi kata terdiri rxNirrrisrr, dibentuk d^ri banyak laktor denl;an bermacam macam
arirs dua seri (!jal), yaillt seti ritme dan seri nakna. Baik ritme lltrtkrt kcpentingan Materi semantis hampir selalu rnemiliki se-
maupun semantik mcmainkan peran daiam pcmilihan kata un- lttt,rr';q krrrangnya satu hrngsi minor. lnilah pendirian kuLuh
ruk puisi. Dalam sal.Lh satu pemakaian awal kata it htuLt,Ty^j^- l!rrpruw (l!24b) dan Brrk (1927). Ide tentaog puisi transrasional
nov menerangkan bahwa perbedaan struktur kosakata puisi dan rrrrrr 1'rriri tanpa makna (zaau'), yang dipertahankan ]akoLrson
prosa harus dikaitkan dengan "kesatuan dan keregasan (rerrorr) {li).'l), ticlak lagi dianggap serius serclah berkembangnya pan,
serj seri puitik, peran dinamik kata dalam puisi, dan urutan (rd- rhlp'rrr l,ahwa puisi bukan semata-rnata hasil rirme, retapi hasil
cexirno:t') rjarar' puitik" (1924b:111). Lebih daripada yang ada hll',r11,rr l,Lktor yang saling mcmpengaruhi dan didominasi laktor
dalam prosa, posisi kara daiam bari baris ptisi bisa mcmiliki lllrrr l)cngan surutoya perhatian tcrhadap masalah masalah
cfck semantis: "Hubungan di antara kata-kata muncul bcrdasarkan lrlrrrc r rrrcntrr, dan dengan bergesernya masaiah-rnasalah strukrur
[urutan] posisinya" (19241::16\- Ini mungLin tidak hanya meng
llrrryr,l,rrr l,uisi ke mas.riah-rnasalah sejarah sastra, prosa, dan
,lrh pcwarr.aan kh,' .u.,tu k.rr". r-rrpi irrc, pc pe'.-" rtttr,rrrrrl, l,cngaruh berat sebelah linguistik yang tampak dalam
'rkrn ltltrr, l.nu'r t:ormalis awal, sedikrt demi sedikit berkurang.
Seperti Tynjanov, Brik, dal-am laporanJaporan lisan yang ke
nudian dikumpulkan dalam "tutmc dan Sintaksis" (1921), nc l{rlorr S,rstrc
nekankan saling keterkaitan antara faktor-fakrot ritmik d^n fak
cor faktor semantis. Dalam sejarah puisi, baik prinsip ritmik |rtltr, ,'r ( l()2 /)
mcnyimpulkan bahwa karya seni ditandai oleh
maupun prinsip semantis ditekankan dengan mengorbankan [ltttlt,rrrrryr, scclcmikian rupa sehingga tidak bisa dibagi menjadi
yang lain; puisi, bagaimanapun pula, memb,rtuhkan keduanya. lqtl, 1,u11'r". Karya seni bukan hasil penanbahan unsur-unsur
Brik (1927) juga menekankan bahwa d.rlam puisi kara-kata di |;., r,r l,r Ir.'srl rakro. taltor vang. \emerrdrd m.r,gorgJnr\rr
atur ncnurut dua hukum yang berbcda, yaitu hukum-hukum rir ,Jlrtlrrlrrl,r,li strLcu keutuhan, merupakan konstituen-konstituen
mc dao hukum hukum sintaksis prosa. lrr L,ryl scni. Meskipun karya seni tidak bisa dibagi mcn
Lambat laun kaum lormalis Rtsia mau mcnerirna pandangan trllrr rrsur, rnasih mungkin menganalisis struktur artistiknya
bahwa berbagai macam faktor dalam seni vcrbal saiinl; berkaitan lrrt l,rl,r,,r llktornya. Bernitejn selanjurnya menyatakan babwa
Fungsi dominan salah satu f'aktor membawahi pentingnya laktor l rrr rrrrrgLrngkapkan makna, atau meourut kata karanya
faktor lain dan merusak faktor-faktor ittr, tetapi jaraog yang b.l l, rlrrlr,rr ,lirrnggap sebagai 'tanda eksternal sistem dinamiL
nar-benat menghapuskan lungsinya. Apabiia kaum Formalis rnc rrr,rl yang tidak tampak (1927:343). Obyek es
'l,rrrr.rrrosi
nandang sastra sebagai sistem yang ditandai oleh saling ketergan , tprrl ,|,rr rr rrrncla eksternal (karya seni atau artefak, seperri
tungan unsur-unsurnya, pandangan ini haru s ,lisebtl:t :truktar i., lr'rrrrr,lr,rrr,liscl>ur oleh Mukaiovski), direkonstruksi oleh si
meskipun mereka jarang menggun:&ao label itu sebelurn tahu,, Ittr lr trli.r rDcnerima tanda itu. Karya seni, menurut pen-
t921 . hl ror,,1rr, lrrrrrya bisa berfungsi sebagai tanda karcna struk
Pendekatan strukuralis cerhadap sastra mengakhiri pandangtr i I'r. ,l,i,,,,lisis dalam faLtor-faktor yang bisa dikenali.
Formalis awal yang berat scbelah. Pandangan SLlovskij bal^",, frrrrrr,;rr rrr, rr lrngkan bahwa ia diilhami o\eh Philonphie ier
karya sastra tidak lain adalah konstruksinya, atau jumlah selurLrlr lrrr r I ' t t r I , , ' t hristiansen, yang diLutipnya clari rerjemahan
r 1 1 1 1 , . ,
tI
28 lln Satttt Ah Ktlu Pthh I ru,ltn,( Rntt, StnltnsLttt CtLt. J Sau\tih: t!
Rusia yang juga dikcnal baik olch Sklovskij (1916b). Ia juga 1,11n' Sasrra berurusan dengan pcrsoalan pokok yang fiktif dan
mengalui pengan l filsuf Gusrav Sper (1922), yang mendefinisikan l,rrrr,rsril<. Dalam permahan bentuk puitik, pcmbcbasan mcnyc
konsep struktur dan k:rmi akan sef;era kembali kepadanya.l Spcc lrrrrrlr ,lrrri realitas bis:r dicap:ri. Tetapi, bentLrk bentuk ini mem-
tamp:rknya cliilhami oleh scmiotika lcoomcnologis Husscrl, yang, 1r rr,rlr,rrrkan logika puirik inrcrnal, )ogil:r :ri genei, dan m&na
meskipr.rn menjauhi kata "struktur" dalam /-oguche I.trtenrchmgen rrarr,/t, scl,eb pembebasan dari sitLrasi biasa tidak mengandung
nya (1900 l), ternyrta mendeskripsikan lxntuk strLrktur yang t",,, ' l',..,, m,(n- 'sp.r. l1 \ ll. Lr(,, :el* r.rrlyr. if., '.,-,".
paling sederhana dalam teminol;gi yang benar-benar rnenjadi 1,, rrl..rrr cksposisi yang lebih jelas rentang salah satu ciri uramir
saolaat dckat dcnltln ccrminologi Kaum FoLmalis Rusia. Bila clua lLr r,rrrlL, yxiru prinsip fiksionalitas, yang men\pcrtahankan
unsur, kata Husserl, ditemprtkan bersama dan membentuk surtu rrrn,r,,,, ltls kebenaran srrnbil merentang perbandingan lang-
relasi, maka ke<iua unsur itu adalah materi vang bahaldpan <1e rrrrrll ,l rrgan rerlitas.
ngan bentuk relasi terscbut.t l\lr,,hr1'Lrn Spct cidak mcngikLrcr "mcrode fbrrnti , dan dalam
Nfeskipun Roman.fakobson menunjuk pandangan pandangdn l,'tl\ r, |t,tln\tb nya (1922 3), tdak fernah mengutip apa pun
Husserl clalarn hal makna dan reftren QlinglirLer Beztg rtr gegut 'l,rll l,,rrrrrr Iirrmalis Rusia, korsepnyn mcn{acnxiftrngsi estetis dan
ttiltl/t,he Ueziehng) 0nkobson, 1921r92). kita tidlk boleh mcng lrrrr r,rrrra sebrgri suatu struhtlrr sanltit dekat dengan konsep
asLrnrsik.ro bahrva p:ida unumnya kaum Fornalis Rusia secara ,r,,,1..r l'Lrblikasi sclanjurnya olch T1njinov, Ejchenbaurn dan
lengsung cukup kenal tulis:rn tulisan Husscrl d;iri dckat. Namun, l"l 'l. r' I r .r rn.-t;,l onrol' 'crr.r, o -
mcrcka mcnlterri ko.y" Spcr, yang scmtorika flnomenologis dan | ,,,, lirj:,nov 'Kenyaraan Sasrra (I92lta) dan 'Tlntang Evo
- , rrk..r.'- L,.rp' r,g..rul' 1,J- .".rr n u 'r' \l' ,r,ru, ip.L lrr.r srrrr,r' (1927), kcduanya diccak kcnrbali dalam bukunv.r
"struktur adalah suxtu konsrruksi ynng konkrcr, bermacan- It,l',rt'rr ,nl 1 n|t,!t\rJ (1929), adalah salah satu wruisan terbrik
macam bagirn yang l>isa berublh dimensidan behkan kLralitasnya, Lrrrrrr I.rrrrrlis chn berhasjl mempertalr^nkin otoritas nlerekl
tctapj tidxk satu pun bagian dari keuruhan it:o \tulti /)atni;n/ 'd'rl,,,r
,,, ,\i, kini. Scbagainana akan kita lihat, baik lvlukaiovsLl;
dasarkan latar bctakang sejirih sastra dan sosid. X{aka dari itu, irr,i ,r gcnrc yang saling bcrkoLelasi" (Tinlanoq lgl l:.i16). NIa-
11'njrnov mcnyarakrn balrrva tidallah bij*sana berbicara mengc ..rl.Llr rlcnre sebagai bcntuk pergcscran dan korrscp terbuka
nai kualiras estetis pada unurnnya, l<arcna kualitas estctis meru- r\\',r1, I172) tclah diatasi olch lynjanov (t92a; t927). Kcrika
pakan hrrsiltindakan persepsi yang konkret di dalanr konreks his \\i l[. , ( 1970) dan Lorman (1970) berbicara rentang pembarasan
toris tcrtcnru. Bila pembaca modern, clengan pengaltrman pcrscpsi- r.,,", rrcreka diilhami oleh pcnd,:karan struknrraiis 'tinjanov
ny:r scndiri, mengintcrprctasi teks dari zanan yang lebih rua, de- t, rlr.L,l,,1r scjarah sasrLa. Hal ini mcnunjukkarr pcnringnla pandang
ngan mudah dia cLapat menggunakan perangkat viral clan orisioal .rrr l,.LrL,l.Lngannya
unruk konstruksi biasa, sedangl<an mcreka yang sezaman dengan l),l,rir "On literary Evolution" ("TLnrang )lvolusi Sasrra")
teks itu harus menilai perangknr-perrngkat ini d..rlam hutrurgannya l1 tr;.r,r.v rncnguraikan pandang;rn panclangannya ncngenai relasi
dengrn prhsip konstrul<si scbelumnya, yainr cLalam fungsi di l.rr\.r ,,.rsrlu Jengan sisrem s;lstn. Sesuai rlengan cLaclsi Clrris
namisnya (Tvnj.rnor', 192/ta:411). Di sini dan di mlnx seja'tioj.r .. l..r L r,..tr. r.ll;.,trr-r.1.., i ,,,.t,r r,nj.,n."
nov mcnganjurkan suatu pendekatan ahii sejarah, seperti nyat:rnya r,,,,r1 ,r1,r,r1r pendangan bih\r,a apakah Ienomcna tertentu dalarn
drlakukan oleh senua kaum formalis, khususnya Sklovskij dan ,, I l,u rsr ilt akan dianggap scbagai kenyetiLan sasrn terganruns
r
scnus tcrhad-.rp penclirian mcflgcnai intcrclasi antara sistem sasra .r,,r,, 1 r ,r1 JiLlyaogkan termesLrk dalam marcri r.lxk tcrarur
dan sistcm luar sasrra vang ridak mernperhinrngkan hukunr 1.rrr1 lrlr r rr r rt.rogkan ,:lengm tcks sasrra yarg meLekr hubungkan
hukum masing masing sistem (Tynjanov dan Jakobson, l,l .'. 1 ,,',r.,r..r't rL ur..nr.rr K.n-, i 1..,t.'
'manen
1928). Dalur tesis yang s:,ma, mercka menggunakao k:rte , ,',,i,, ,, l,.rlrLi materi pcmbentulterr pbr" atau '..^.^,.
scr.ukmr nrretrf
"struktur" lebih kLrrang sebagai sinonim istilah 'sistcm , istileh
' lr, I '
I ),/) srngrLr sesuai dcngan pandangan strul<turalis yang
yang masih clan kemudian sering diacu Tynjanov Karena rcsis L lrrr,l r , ,lrlx.rkcnalkan delam periode Fornaiisme Rusia.
resis itu clipublikasikan dalam sebuah jurnal Sovier dan tr,LrLLl.. r,{,nghindiri kebingungrin, sebuah konscp vang agak
Jakobsol
tntg;Ll di l,rnhx, mereli bisa Ji..rnggap sebagai ikhtisar akhrr t,,1,.t.,,,,.
prcstasi kaum Forrnalis, scperti halnya dengan pernyataan a.*tJ lrl , r,rL.r,r,1lL,rn Vladinir t)ropp harus drsebut cli sini N.Icsltipun
strukruraiismc Ccko. l'r,,1,1 r 1.r1, l,isa rlienggap sebag;ri salah srtu pcngikur formxlismc
Argumcn Ejchenbaun dan tesis 'lynjanov dan
-Jekobson sung
l',..i,, L, r lirlL)rov, 196!r), ia akrifJalarn pcrn;cle y;rng sama dan
guh rneyakinkan, karcna parr sosiolog bclum berhasil sccara mc ,,,,,,r, I r, Lr.rral sccara luas di Eropa Brrar clan Arneril<a nclalui
mtl;ri rncnerangkan kualitas sastra scbuah teks bcrclas;rrkan clat:L l,,l ,1 ,, r, r1r,r,Lharr \ukunvr ,\lnrplthgl' tl tlt t:otlttdle, pertl.nrr
cl<srrasestra. Narnrur. aryumen Fornalis tidak dinilai bcrdasarkar r,,,, ,,,1 ,,, ,!l,Ln 192.9 (irropp, l92s; trt8; r968; 1970a;
rranla;rc intelektualnva. N{cnjclang tahun 1910, hamprr ridrl I , rrl, 1')r.,), rln sebagai hrsil rinjau.rn ccrnat yang dil.Llukan
nrungkur lagi bagi kaLrm Ionlelis untuk mcnerbitk;Ln pand.rngan l' , , ,,i, . tl')6{)) clari terjemahan lnggris n1,a Lervat us,Lha
I ,,,,J ,,,!.,J. ,nF.r,<., \kl.\,1,r. !J-c t(||r..1,, k.r,.r,. I il Al,l,,,,,sliij, scbueh terbitan ularg muncul di Uni Soviet
"nr.,,1,
yang sangac clikaguni, neng.riah padr tckanan yang benubi mbr t..'.1.' r,,l,LL,L l,)69
dan pada tahun 1910 menerbirkan kritik diri <lengan mengakLL, lr rl ,l l,,vslirl rnaupun Propp mcngenal bark karya-kary,r plra
bahwa dalam analisis rerakhir, proses ckonomilah yang mcn!
'..11
1,,,, LL,, :rlrli srstra peLbandingan Rusia yeng rcrnana, drri
tapkan dan mengatur rLlang rangkaian sastn dan sistenr sasrra .l ,ll, l) \/i.scl;vskii, tetapi nrcrcha menginrerpretasrken pan-
(ELlich, i969:I39) lrrl,,rrr 1,.rrr,l.r,r:,rrrnya clcngan car:r yang berbeda Sklovskij c
'r,.1,.r,r I , rrr 1, Vcsclovskij nrcngcnai motif ( unir n:rrarif yang
,rrrl rr I nr rrrcr") seballd sesuaru yang berkaitrn crar deolt..r.n
Analisis Motil
l,l,i .,,.,',,r,L,l.r',, rr:Lratit. Narnun, PLopp menckankankemungkin-
Dcngan rncncrima konsep "srruktur", Laum Formalis RusirL lrlrr, rr,,.rlrl.,r, rrasalah motif dari masahlr plor (fuit). Int sc-
nrcmperkenalkan dikotomi baru mengenai srrukrur (yans teritur) .,lr ,1, ,,1,.1rr V, \( lovskij, karcna yang terakhir berbeda clari tra<lisi
lawrn mareri (vang ti<1ak rcratur), yang harLrs nengganri diko l,,r',,.1,. ,, ,r,1,rruya ilalam hal bahrva i;r ridak memandang teks
rorni lana mengcnai bentuk cLan isi. Scruktur tcks sastrl mernr !.1*, ., I , ..,rLr,ur sLml<rural. Kaum Forrrralis RusirL nensarrik.ln
liki aspek lormal dan aspek scmanris. Hal yang sama juga bcr ,.a, ., 1,,/.,, rrruktur nararif individual sebuah ccrira; kani sc
laku untul< materi yang tak tcrorganisir. Nlisaloya, rima d..rlrr, ..',, 1,,,,.,,, ,,,mrrjemrhkan konsep t/r,z/ seLriglri pto.'. Nx
krmus nma yang nyeta arau yang dibayangkan tergolong daler,, rlrlr \, ,, 1,,',1,,1, scperti dikurip I,ropp, memahami yz_uir sebagai
n:Lteripuisi yang tidak reratur dan memiliki potensi t'irmal 1.anI r,,,i r | ,,,1 ,1, rl,rl,rnrnya irerbagai situasi llnloznijal, vaitLt marit.
unggul. Kata dalan lcksikon (umun) juga bcrasal dari malc,l r ,,1,, r ,1 Llrl.L,rr maupun kcluar" (Propp, I928:t8). Ia men.q-
tidaL rerxtur, terapi rerurlma mcmiliki porcnsi semanris. FilseilL '.r, !t ,,/r :r'l,rgrivariabel variabcl ke m..rn^ m(rrif-motif baru
dan orrrologi indiviclLLrl, irxu ke jadim-keja <lian lalnia ytLog r.,y.Lt, ' t, , r,l , r ll,rqrnya motif mcr p.*nn LLnir penflng, rrl?/
I
36 llati Sditd Aba'l Kedad P,kh kttid, Straktttuline Ceh|, la, Sehiatih Sarit
hanya produk dari serangkaian mocif. Menurut Veselovskij, r/2r ri 31 dao berakhir dengan fungsi 1 (pengl,apusan fungsi-
bisa dibagi ke dalam mocif-rnorif, sedangkan motif merupakan I lringga l0; setelah tungsi 3 t, fungsi l0 yang semula di-
unir naratif yang tidak bisa dibagi lagi (Ptopp, 1928:18). kcmudian diulang, fungsi 2! yang semula dihapus juga di-
Propp mengatakan dengan tepat bahwa dari sudut pandang
, dst.). Urutan terbalik fungsi-fungsi itu terjadi pada skala
logis, ide mengenai unit yang rak terbagi dan paling elementer lcbih terbatas dalam contoh contoh yang diberikan Propp.
merupakan abstraksi yang dikira-kira. la berpendapat bahwa nya, dua pasal yang membebaskan penghapusan dan
morif-motif Veselovskij sebagai aturan bisa dibagi dengan sangat lnngan fungsi-fungsi memlruat hukum urutan yang dite
baik menjadi unsur-unsur yang lebih fundamental. Dengan ridak bisa dinyatakan salah (Gu6pio, 1972).
membatasi dirinya pada studi tentang korpus terbatas berisi do- kipun ia mengagumi Propp, Bremond (1966) secara eks-
ngeng dongeng Rusia, Propp menyimpulkan bahwa motif-morif mcninggalkan tesis urutari yang mapan. Bremond membawa
yang berbeda bisa mendeskripsikan tindakan serupa, meskipun nbstraksi sampai ke tingkat yang bahkan lebih jauh dari-
tokoh-tokoh dan sifat-sifat mereka boleh berbeda. Misalnya, Propp, Dari sekian banyak kemungkinan fungsi, termasuk
motif-modf "Seorang raja memberikan seekor burung garuda kc tli luar dongeng, ia mengabstraksikan tiga yang menghasilkan
pada seorang pahlawan; garuda itu membawa sang pahiawan ter pnling dasar, yaitu ftrngsi yang membuka kemungLinan
bang ke kerajaan lain dan "Seorang tua memberi Suienko seeko bcrcindak, fungsi yang merealisasikan kemungkinan itu,
kuda; kuda icu membawa Sudenko pergi ke ketajaan lain" men ngri yang menutup proses itu dengan hasil terteflru. Semua
deskripsikan tindakan serupa, yaitu "Sang pahlawan memperoleh y[ng bisa dimengerti adalah variabel fungsifungsi yang ti
perantara magis'. Motif motif yang memiliki tirdakan serupd a dari sekuen yang sangat elementer.
biasanya merupakan variabel variabel fungsi yang satu dan sama. kipuo pendekatan Bremond bisa dipertahankan dengan
Propp menyebut tindakan-tiodakan yaog serupa ini sebagai tksn bahwa makna teLs bisa diterangkan hanya dengan
"fu ngsi-fungsi tokoh-tokoh yang bertindak" (1)28:23).
kcpada model-model di luar teks itu, ia mencapai ring-
\(ralaupun ada sejumlah besar motif, Propp membedakan ha tlksi yang sejauh ini sangat sedikit gunanya bagi inter-
nya 31 fungsi karakter dalam mateti yang ia selidiki. Hal ini rfirra. Namun, pendapat ini adalah ciri khas kecende
mendorong dia sampai pada tesis bahwa jumlah lirngsi tokoh yrng menarrk dalam srudi sasrra. C,a"tnat,e dL Dc.aqeto,t
tokoh dongeog adalah terbatas. Dia iuga menyimpulkan bahwa Tbdorov (1969), demikian pula berbagai latihan daiam
urutan fungsifungsi itu selalu sama, tetapi dia segera menambah-
lcncratif atau tata bahasa teLs sastra, juga berasal dari
kan bahwa aturan ini hanya berlaku bagi dongeng daiam folklor, gan ini, dan yang agak jauh terpisah dari tradisi uta-
dan tidak bagi dongeflg sastra. Di dalam dongeng, fungsi-fungsi Formalis Rusia (Sklovskij, Jakobson, Tynjanov, Ejchen-
tertentu bisa dihapus dari urutan yang sudah ditetapkan, dan dnn lainnya).
tungsi fungsi tertentu bisa diulang (Propp, 1928:89). Menurut mcneliti Lemungkinan kemungkinan fungsi para tokoh-
Propp, hal ini tidak mempengaruhi urutan fungsi yang telah dite ruc cara Propp dan Bremond bisa dilacak Lembali ke
tapkan. Namun, dalam pandangan kami, ia benar-benar mem- rr}rlovskij. Sebagaimana diterangkan Lotman, Veselovskij
pengaruhinya, sebagaimana dua "pasal yang membebaskan ini" ltiktn konsep motifdengan istilah-istilah semantis. Me-
memungkinkan kani secara teoretis juga menerapkan huLum ly'ttclovskij, motif merupakan satuan naratif elemenrer
urutan yang ditetapkan f,:ngsi-fungsi pada dongeng dengan pada suatu peristiwa khas dalam kehidtlan :ehari-
urutan yang terbalik, yaitu dongeng-dong€ng yang mulai dengan ltnyataan ntial Q-otman, 1)72a:330). Keserupaan llz
l8 Tari Sat*z Abal K*lu Prhl, Rtur, stfuht,rah@e C.h Jaa 5,st b 5 rt a9
dakan ya.rg diakui Propp dalam berbagai fungsi tokoh bisa jug,r t:ctit^ hallj ending. DoleZel secara meyakinkan juga ber-
didefinisikan dengan istilah-istilah semantik murni. Sementarr t bahwa dalam berbagai tingkatan abstraksi penelitian
bagi Veselovskij motil br*an titbt at^u rcks, yang paling pen- (kescrupaan) berguna hanya dalan hubungan4a tlengat
ting, penelitian Propp terhadap keserupaan motif-motif maiu s.L- ll'VurlADelbel tingkat
tlngkat berikutnya
belRutnya yang lebih renOan (yai
leDln rendah (yaltu
tu langkah lebih jauh dari teks. Lebih lanjut, banyak penulis yang hbih d"kot dengan teLs). Penelitian tentang keserupaan
mengambil contoh dari Propp tampatnya lupa bahwa materr- I prakteL yang tak berguna dalarn abscraksi apabila
materi Propp, seperti materi Veselovskij, adalah teks-teks ceritr tldnk bisa melihat variabel-variabel yang terhadapnya un-
rakyat, bukan sastra. Bremond dan Todorov adalah kekecualian ur scrupa dihubungkan. Kritiknya cocok sekali dengan
dalam hal ini, dan sangat sadar akan pembatasan analisis Propp r$uss (1960) yang, meskipun kelitu menganggap Propp
dan metode-metode mereka sendili. Todorov meoerangkan bahwrr wakil Formalisme Rusia, secara tepat melihat bahwa
obyek studi naratologi yang dilakukannya tidak serupa dengan Propp meogizinkanny?r untuk sampai pada tingkat ab
teks sastra, seperti halnya narasi juga berada di luar sastra (1969: Itrtcl1lu, tetaPi tidak memungkinkannya untuk menemu
i0). Bremond mengaku berutang pada antropologi dan sadar ldrn kernbali dari yang abstrak ke yang konkret (L6vi-
bahwa data antropologi haaya bisa membantu sebagai kerangka s, L96O:23). DoleZel menyimpulkan bahwa:
acvLn (1966:16). Data antropologi hanya bisa membantu mene-
langLan kesastraan sebuah teks tertentu secara tidak langsung, tl r(Nrktur naratif tidak bsa <lnumokan meoiadi srudi tentans
i t)ilaD [...]. Tidak ada tnskat dalam struktur naratifyaas b,sa
sebagaimana fakta fakta sastra ddak berasal dari tingkatan logikrr
ir[an sebagai sisrcm rerrurup", terlindungi dari variasi dan
ilmiah atau akal sehat, yang mengajar kita bahwa penclrri harus
i; di lan pihak, ridak ada rinskar srruktur yang beba darl
memasuki tumah sebelum ia bisa mencuri atau bahwa laralgm )up dan repetisi. Tidak ada tata bairca yang pori dan un;
mendahului pelanggaran. Sesungguhnya, teks sastra sering mem_ I rcntans nararil dan sejajar dengan itu, tidak ada kcbcboan
perkosa hukum-hukum akal sehat dan dicirikan, menurut istilah lnp baras basi keanehan atau kekhasan penulis. Setiap rindak
Sp.t, dengan kebenaran jenis ketiga. Dalam Det Prozm kzry,t ifsecara simultan nerupakan kepamhao pada no.ma, pencip-
K^Ik^ Qbe TriaD (1925\ kita merasakan adanya Pelanggaran, lrn oo.ma, dan peoghaocuran norma (1972:88).
tetapi tidak pernah tahu hul<um apa yang dilanggar Lotman me-
lihat pelanggaran pandangan aLal sehat yang telah mapan terse mengambil posisi ini, DoleZel (sampai 196) di Praha, ke-
but sebagai salah satu sifat sastra: Aeneas dan Dante menguniungi mengajar di Toronto) menyatakan kesetiaannya pada
dunia orang mati dan kembali hidup hidup (Lotman, 1972^.1)8) Scrukturalisme Ceko, yang meneruskan tradisi utama For-
Doiezel mengomeotari persoaiao ini dalam studinya "Fronr Rusia dan melupakan Propp.
Motifemes to Motifs" (1!72). Dengan meniru Alan Dundes,
istiiah "motifern" digunakan untuk "fungsi tokoh-tokoh" Propp Ceko
Dolozel mengurangi banyak kebingr:ngan dengan menunjuk
fakta bahwa Propp tidak secara jelas membedakan fab a dari kturalisme Ceko meneruskao tradisi Formalisme Rusia, tetapi
plot (rj"bt) dan bahkan hampir tidak memerlukan perbedaan tlisme Rusia sama sekali buLan satu-satunya inspirasi.
ini, karena dalam dongeng-dongeng yaog ia selidikr, fabula d,an bhkon, bila kita tidak memperhitungkan strukturalisme linguiscik
plot lebih kurang tumpang-tindihi mereka semua memperhatikan ltllurut Mathesius, Jakobson, Trubetzkoy, dan anggota-anggota
urutan kronologis peristiwa-peristiwa, dan tidak pernah mulai
n
lnlkrran Linguistik P tahalunnya (l)2648), sumber struktura-
10 noi S.ttra Abdi Ker{"d PnltlJ Ilt!\a, Sttrtt"rdlittk !:!ha, Jd, S ni|tih sarnt 41
lisme Ceko banyak dan beraneka rnacam (Cassirer, 1945; Vellek, Knrya seni tidak bisa direduksi meniadi aspek "mate-
191027 5-304; Gnnthea 1971b). I-epas dari karya para sarjanrL Itltr yang menandakannya, karena katya seni material
CeLo dalam filsafat dan esterika, srudi Christiansen tentan! ik lnerupakan tanda yang memperoleh makna hanya
"struktur obyek estetis" dan "pengalaman yanghetbeda;' ()i.ffern-
dndrrk persepsi. Obyek estetika bu]<anlah anefak (:ignliant\,
zemPJi dargen) (1909:5i, 1l8), yang mempengaruhi Sklovsk'y rn 'bbyek estetis" (rrgz;1fl, "ekspresi dan korelasi artefak
(1916b) dan BernStejn (1927), juga mergilhami orang-orang Cc, helr<l;rran si penerima" (Mukaiovski, 193t:90).
ko. Tentu saja, Christiansen tidak bisa dipisahkan dari tradisi pc, n lutar belakang sosial dan kultural yang terhadaPnya
nelitian Jerman tentang hubungan antara Leseluruhan dengan dimcrrgerti sebagai berubah, maka interpretasi dan eva-
bagian-bagiannya yang menghasilkan pendapat Schelling bahwa ty0 sustra juga akan berubah. Dalam perjalanan sejarah
''dalam karya seni yang benar tidak ada keindahan individual, hrr
hrblgrLi obyek estetis telah dibangun berdasarkan satu
nya keseluruhan yang indah .t Akhirnya, dalam bidang semiorik, l,lurnlitas interpretasi, yang dalam berbagai kondisi bisa
Husserl, Biihler, dan Saussure diakui sebagai para pelopor (Mukl kln dengan artefak, h^rus dianggap sebagai aset karya
iovskf, 1940:26 7). MesLipun sumber-surnber strukturalismL $rnlitds interpretasi sepcrti itu dipermudah oleh "keaneka-
Ceko bisa dilacak kembali pada sunber,sumber yang juga disl. rlun kompleksitas artefak material" (Mukaiovskl;, 1935:
dap oleh Formalisme Rusia, kita hams berasumsi bah*,a orang h scmua interpretasi individual merupakan obyek este-
orang CeLo memiliki hubungan yang lebih iaogsung dengan rrr k cstctis hanya merupakan interpretasi individual dan
disi Jerman. Meskipun dernikian, dalam berbagai kesempatrn, ll ynng diperlukan sekelompok penerima yang memiliki
kaum strukturalis Ceko secara eksplisit mengaku berutang bu(lL n, rcjtuh interpretasi itu didasarkan pada artefak (Muka-
pada Formalisme Rusia. Cerarnah Mukaiovsklf "Tentang Puirikl l9 r4 ).
Kontemporer" (192p) merupakan laporan yang repat mengenlr rkli memandang karya seni sebagai "tanda otonom ,
Formalisme Rusia. hltryl <licandai oleh lirngsi pengantara di antara anggota-
Jan Mukaiovskf (1891-197t) adalah salah satu struktura|s I kckrrnpok yang sama. Karena itu, karya seni tidak perlu
Ccko yang sangat terkenal dalam bidang studi sastra. Ia meng di sekitar kita. Ia harus mempunyai mak-
Jrrrrh realitas
uraikao tesis Tynjanov bahwa studi imanen tentang teks sastl'rr h,rnrs dimengerri oleh pengrrm m"upun pererima. re-
pada prinsipnya mustahil. Lebih dari kaum Formalis Rusia, irr pcrlu menunjuk situasi atau obyek nyata. Ia mungkin
menyatakan gagasannya mengenai masalah-masalah estetikl ll mrrkna yang tidak langsung dan metaforis dalam kait
Ini mendorongnya mendefinisikan obyek esteris dengan carrr drngrLn realitas tempat kita hidup. Karya seni "tidak bisa
yang sesuai dengan pandangar Christiansen dan Formalisnrr rcbagai dokumen sosiologis atau historis, kecuali jiLa
Rusia (1909). unrclltcrnyal yaitu silat relasinya dengan konteks sosial,
Dalam sumbangannya bagi Kongres Filsafat Internasionrrl tn;rkarr" (Mukaiovskf, L934:142). Lepzs clari fungsi oto-
ke-8 di Praha, Mukaiovsk;i membicarakan konsepnya mengenui Nnstr^1 yang sangat sesuai dengan jenis kebenaran ke-
seni sebagai "fakta semiologis" (1934). Dalam pada itu, scrrr lurur Spet, atau fiksionalitas, Mukaiovskf betpendapat
merupakan tanda, srruktur, dan nilai yang ia tegakkan. Bila irr kltyrr sascru juga memiliki fungsi komuniLatif karena ia
dianggap sebagai tanda, dua aspek bisa dibedakan: aspek simh)l al krtcn-kata yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
elrsternal atau penanda (tignifiani) yang mencerminkan makr:r, litalrlcrInpsikan situasi. Ia menyimpulkan bahwa katya se-
dan aspek makna yang diwakiii atau letanda (tignifil\ (S^ttsstr(, hlrrrrl, scperti halnya sejarah sastra, ditandai oleh antinomi
Ruia, S*nAtrtuhne Ce*o, da, Seniatil Sa*t 4a
I 42 no, 5an1? Abal Kelq Palrl,
dialektik antara fungsi oronom dengan fungsi komunikatif seni ngsi estetis merupakan daya lekuatan yang menciptakan
Tema ini akhirnya digarap dengan sangat sukses oleh Lotman cetetis, sementara dalam Lasus terdapatnya fungsi estetis
(f972a). Dalam sumbangannya yang pendck mengenai seni se tidak menonjol, pertrnyaan rentang nilai esteris tidak akan
bagai fakta semiologis, MukaiovsLf sebagai ahli semiotika terkc
nal menyerukan bahwa semua ilmu humaniora mempelajari ma Itm diskusinya tentang hubungan antara nilai dan norma,
teri yang sebagian besar terdiri atas tanda tanda. y bendr-benar mcngikuci rr.rdirr Lormdlis. tenl.rm.r
Bertentangan dengan Roman Ingarden, yang aLaD segera di konsep deviasi atau deformasi. Pemenuhan norma estetis
1i
bicarakan, Mukaiovskl; mempelajari karya sastra terutarna sebagal mcnjadi jaminan diperolehnya nilai esreris. Norma tersebut
bagian dari proses klrltural dan proses komunikatif yang lebih ll dari nilai nilai esteds dan merupakan satu prinsip pe-
y'i htar sen| Di luar seni, nilai estetis bergantung pada
luas. Konsepnya mengenai sastra banyak dicemari oleh dinamisrnc
Ti,niarov yang serrng dir kutrp. Seperri Tvnj.rnov ( Io2.tdr d,r uhan norma. Dalam seni, norma estetis yang berlaku di-
SlJovskrr r loloar. u mengklrrm dalam studi rrnrdnt fung,r L r srmpai batas tertentu, dan sebagai akibat dari nilai-nilai
tetis, Norma, dan Nilai sebagai Fakta Sosial" Q!lJ) yang memi yurg tampak, suatu norma yang sebagian baru diciptakan.
Iiki masa depan cerah, bahwa potensi estetik tidak, atau seku artcris bukan konsep yang statis, tetapi proses yang ber-
rang-kurangnya tidak secara penuh, terkanduog dalam obyeknya blng berdasarkan tradisi artistik aktual dan berhubungan
Meskipun ada prasyarat-prasyamr terteotu dalam susunan obyck n konteks sosial serta kultural yang seialu berubah.
yang sebenarnya (yang membawa fungsi estetis) dan yang mem- nImisme konsep-konsep fungsi estetis, nilai, dan norma ha-
permudah munculnya kenikmatan estetis', Mukaiovskf meneges hunSkin berdasarkan pada konsep obyek esteris sebagai ar-
kan bahwa 'seriap obyek atau rindakan, ranpa memperhatikarr ynng sudah diinterpretasikan. Pandangan-pandangan Muka-
bagaimana diorganisasikannya" bisa memperoleh fungsi estetis mcngandaikan bahwa obyek estetis tidak sama, rerapi di-
dan karenanya menjadi obyek kenikmatan estetis (193):28). Evl n oleh masing-masing generasi atau kelompok penerima-
luasi estetis dihubungkan dengan perkembangan masyarakat Xctika Mukaiovskf akhirnya mengajukan pertanyaao apakah
singkatnya, dengan data antropologi dan sosiologi, yang memben. lllctis memiliki dasar obyektif, yang bisa dilakukannya ha
tuk latar belakang bagi berlangsungnya evaluasi itu. Fungsi cs mcnyimpulkan bahwa bila ojlai estetis obyektif benar-be-
tetis memiliki sifat dinamis dan mungkin berbeda dalam kondrsi. ldl, ini harus dicari dalam artefak material, dalam kontra
kondisi tertentu ketika obyek dimengerti dan dengan serangkaiarr lnya terhadap obyek estetis, dan bukannya tunduk pada
(Einttellmg) penerima rertentu. Dengan demikian, fungsi €stcri\ hun. Namun, nilai estetis yang melekat pada arrefak bisa
merupakan daya atau energi dalam bentuk perhatian yang ditir. mcmplrnyai sifar porensial (ch Vodidka, 1972:r0). Nilai es-
kuskan pada tanda itu sendiri (cf Jakobson, l!21; t914:1960, luungguhnya hanya bisa dihubungkan dengan obyek este
Lotm n, 1972^:211). Mukaiovsky' menyebut "konsentrasi fungsr merupakan konkretisasi (Ingarden, 1931) atau realisasi
estetis pada tanda itu sendiri" sebagai konsekuensi otonomi yarrl Iilrat Ingarden, l91l:114n; Konsrantinovii, 197J:38-
menandai fenomena estetis (1938:48), tetapi kita dapat jr:ga mc lk oleh penerima. Meskipun demikian, beberapa artefak
mandang yang teraLhir itu sebagai konsekuensi dari yang scLlc hbih baik daripada yang lain lainnya untuL dikonkretkan
lumnya, atau menSasunsikan, dalam gaya Mukaiovski, ad^,ryl I obyck estetis.
hubungan dielektis anrara fokus pada tanda itu seodiri dan sit,tl ovskf berpendapat bahwa "nilai arteFak atistik akan
otonom tanda yang sama. bulr bila tingkat nilai ekstraestetis yang ditarik lebih besar,
44 Tioi Sanra Atad Kedxa Ptfuli
Raia, Stnkt',dl1tn! Gh|, ld" So"i ih Satit
tensial, ia menganggap nilai estetis artelak yang bebas 'lebih ya tunduk pada proses perubahan. AJ<ib:rtnya, struktLrr seba-
tinggi dan lebih bisa bertahan sejauh karya iur tidak memberi keseiuruhan ada dalam gerakan yang permanen.
kemrrngkin"n brgr pen.rf"ir-rn h"rfrah renrang wawd\rn sisLLm Perlu ditei<ankan bahwa di sini MuLaiovski berbicara tentang
yang telah diterima secara umum, sistem nilai periode dan zlllea sep struktur dalam studi sastra, yaitu proses komunik^si,
tertentu" (1935:93). Di sini Mukaiovskf menjadi dekat dengan di dalamnya faktor-laktot wal<tu bila diberlakukan dan
konsep-konsep ambigtriar (Empson, 1930\ ata.u U nben iumtbeitstelle
ya juga kondrsi-kondisi yang sedang berubah memainkan
(lngarden, f 931) tanpa menyebut koosep-konsep itu. penting. Konsepnya centang struktur menjadi dekat de-
BarangLali MuLaiovskf aLan menjadi lebih bijak dan benar- n konsep renrang org.rnisme broJogJs.
benar menghentikan penelitiannya tentang nilai estetis obyektif Struktur obyek estetis tunduk pada proses perubahan, tetapi
segera setelah dia memahami dengan benar bahwa nilai estetis r mana yang menentukan proses inii'Untuk menjawab
artefak hanya memiliki sifat potensial. Nilai potensial hanyaiah ini, MuLaiovskf menggarisbawahi pendapac Tynjaoov
syarat yang dimungkinkan bagi nilai, bukan syarat yang rnemuas Jakobson (r928), yang menyatalan bahwa studi imanen ten-
kan. Seperci yang disebut "nilai evolusioner" (Etaltuttautuet), sejarah sasrra tidak bisa menerangkan langkah tertentu evo-
yang ditentukan oleh pengaruh karya sastn terhadap evolusi sas- sastra atau seleksi dari satu arah tertentu yang secara teoretis
tra yang dinamis, ini merupakan konstruksi abstrak yang dibuat ungkinkan dari berbagai arah. tr{asalah arah atau arah yang
ahli sejarah sastra dan bukan produk proses komunikatif (Giinther, hanya bisa dipecahkan lewat analisis terhadap saliog
197 rb:239). Teori nilai modern mernanclang nilai sebagai konsep itan rangkaian historis dengan rangkaian sastra (Tynianov
relasional, Lonsep yang ditentukan oleh relasi antara obyek dan Jakobson, 1928). Mukaiovskf menambahkan bahwa masing-
penerima. Meskipun obyek obyek tertentu memiliki kualifikasi ing perubahan dalam struktur sastra menemukan motivasinya
lebih baik untul dianggap lebih bernilai dibandingkan obyek luar struktur tertentu itu. Tetapi, cara dorongan dorongan
yang lain, artefak sebagai pengertian yang tidak berubah yang itu diterima dan pengaruh umum impuls itu ditenrukan
dipisahkan dari setiap penerimaan, tidak pernah bisa mengambil syarat yang melekat pada struktur sastra (1940:19).
bagian dalam relasi dengan penerima, dan karena itu nilai este t- Analisis teks sastra tertentu, lebih dari teorisasi sastra, menjadi
tisnya, apabila ada, tidak bisa dikenal. ukan utama kaum Formalis Rusia. Pada umumnya, tradisi
Dalam menilai artikel "StruLturalisme dalam Estetika dan da- diteruskan Mukaiovskf dan kaum strukturalis lainnya. Studi
lam Studi Sastra" (t940), MuLaiovskf mendefinisi ulang konse;r i meteka tentang N1dcha dan Capek sangat terkenal, tecapi
struktur. Terhadap gagasan yang sudah lazim bahwa str,.rktur na ditulis di Ceko dan rentang para penulis Ceko, demi alas-
adalah lebih dari jumlah keseluruban bagian-bagiannya, ia mc an yang jelas, hanpir tidak dihargai di luar CeLoslovakia.
n'ambahkan bahwa kescluruhan suukn)r bevtti masing-masing it demi sedikit kebutuhan untuk mengelompokkan berbagai
struktural menjadi lebih mendesak dan penring. Pada tahun
16 kita, St&htxr.htu C&r, ddt Seniati€ Stuiet
liati Sattrd Aba'l K"lu Pnlz,
1934 istilah "strukturalisme" diperLenalkan (Vellek, 1970:276). 19'12; l9l3; Cryga\1969; 1972; dan Sus, 1972). Sebelumnya,
Mukaiovskf, dengan menghindari isrilah ,,teori,' maupun nre sarjana di Uni Soviet dibuat lebih mengenal produL-produk
tode , kemudian menjelaskan istilah tersebur sebagai ,,sudut pan_ luralismc Ceko fase selanjutnya dibandingkao rekan-rekan
daag" episremologi (Mul<aiovski, 1940). Dalam pandangan Mu- di Barat.
kaiovsLi, "teori" berarti bidang pengetahuao tertentu, dan "mc_ Kami harus memberikan lomentar teraLhir tentang filsuf Po-
tode merupakan aturan-aturan prosedur ilmiah yang tak dapar lu, Rom.rn lngrrden )ang. sebagar pengikur seria ayrran-ajrr
diubah. Secara epistemologis, strukturalisme hanya mengandung Husserl, merancang teori sastra (Ingarden, 1931; 1968;
pencnmaan p.Lndangan bahwa konsep-konsep r.ntang .i,r.n ). Baik Ingarden maupun Mukaiovskli memiliki pengetahuan
ilmiah tertentu saling dihubungkan. Strukturalisme tidak menc ndalarn tentang tradisi filsafatJerman. Keduanya adalah kriti-
rima Leunggulan materi (obyek) yang diselidiki. Dalam hal ini, positivisme, Ingarden sangat tegas dalam kritiknya terhadap
strukturalisme berbeda dari positivisme, kata Mukaiovskf, yang positivisme logika Polandia (yang ia deteksi seiak tahlrn
sebetulnya mengkritik pembelaan Ejchenbaum tedradap metode 19, cl Ingarden, l9l1:98n) clan LingLaran ri(/ina (Husserl,
hipotetis yang dikutip sebelumnya (Ejchenbaum, t926:3J\ Di 96ltrl79 8o).
lain pihak, Mukaiovskf tidak menuntut keunggulan prosedur , Ada lebih banyak kemiripan; namufl, kemiripan itu Lurang
ilmiah dan metodenya. Di sini pula prinsip saling keterkaitan dan pakrieldcr,t. Herra:rhmid. l0-0, Me\k,fun krt.hrrukrur
metode baru mungkin menyingkap materi baru. pak dalam Ingarden (1931), kata itu digunakan dengan cara
Karena Mukaiovskf tidak mempertanyakan sudut pandang lunak. Kecanduan Ingarden pada fenomenologi muncul
s€tiap halaman tulisan-tulisannya, sementara Mukaiovskf
"trukrureli.nv" :endrrr. arau d<ngan sungguh-sL,o5guh berusJr: nfi menEungldpl,rn pilihannva unruk m"rod. l.nomenoloSr'
mengetesnya, maka ini lebih merupakan nilai dan bukan hipo_
: l2). Mukaiovski membedakao arrefak material dari obyek
resis. Namun, refleksi-refleksi epistemologisnya tidak pernah
sampai pada kesimpulan ini. dan mencurahkan sebagr.rn bes"r energinyr untul' mempe
Sesudah Perang Dunia Kedua, yang terakhir- Dengan cara yang sama, Ingarden membeda
mungkin ditekan oleh situasi
politik, Mulaiovsk/ melengkapi konsep scruJ<turalismenya denAxn karya mareriaJ seni dari obyek e.rer rs tl'rberi"rh., G,g,n,tand.
b.rsis mrterialrs Sekarang. keunggulan m.rerr nurut istilah Ingarden) yang merupakan ekspresi karya seni
long drrelitr di. konktetisasi yang tepat oleh pembaca yang kompeten, te-
akui. "Struktur", yang pada tahun 1940 masih merupakan enti
tas konseptual yang diduLung oleh sifat-sifat materi reftenru. I ia mencurahkan sebagian besar waktunya untuk meneliti
kini meojadi fenomena obyeLtif yang berasal dari dunia nyata pertama. Sementara Mukaiovskf, dalam tradisi Sklovskij
,lo I - 8, Perlembrngan pemikuan Mukaiov,kv vang dib,,Jr-- Ti,nianov, percaya akan konsep dinamis sejarrh sastra, Ingar-
kan rVellek ini (1970:275 304) tidak memberi sumbangan baru lerutama memPelajari karya sastra sebagai kesatuan yang
bagi studi sastra. ! dan mandiri. Mukaiovskf menganggap suatu kcuntungan
Meskipun kami batasi disLusi tentang strukturalisme Ccko artefak muogLin menimbulkan reaksi dari berbagai kon
hanya sampai tokoh tokohnya yang penting, masih banyak yang i; Ingarden (1!6!:215) dengan ragu-ragu menggarisbawahi
lain v"ng berasal dar alrran Ceko. Bohurlav Havrunek, t,elrr, gan itu dan pada saat yang sana terus mencari kemung-
Vodidka, dan yang lain lain terwakili dalam antologi yang diedir lilrn teoretis dari konkrctisasi yang memadai.
Garvin (1964). Baru akhir-akhir ini sumbangan generasi yans je Ingatden hampir tidak pernah mengutip kaum lormalis Rr-
bih mud; diredrrkan dalam ,alah s;ru bah.rsa Eropa B,rar rDoi, _ lt, clan mungkin hanya tahu sedikit tentang karya-karya mereka
I
4a nM \antu Abz,l Kdz.t P'tth lo/nahne tulia, Stt,ht,talrn CeAa, na' SNniatil Salut 49
ketika dia menulis Das bnratiche Ktr?rtu)eth (1931), hasil llnguistik dalam bidang kibernetika dan teori informasi, terutama
yang dikerjakan pada tahun 1927-8-9 Tetapi, kami mungkin ma yaog menyangkut masalah-masalah penerjemahan dengan mesin.
sih menemukan konsep dan istilah dalam publikasi Ingarden Plda saat yang sama, Larya-karya kaum Formalis seperti Sklovskij,
yang mengingatkan kami pada terminologi kaum Formalis. Ke- Bjchenbaum, Tynjanov dan TomaSevskij, yang hampir selama tiga
tika ia menyebut 'atensi yang diintensifkan" lgucbatrte Atfnerk drsawatsa menjadi sasaran kritik keras yang didukung oleh Par-
ranheit) seb^g^i prasyarat apresiasi estetis (Ingarden, 1988i208), !d, tersedia lagi lewat cetak ulang (ci Todorov, 1965^:37-3;
krnr mung(in menganggdp iru rebagai gcma Sklov5kiJ { I9lo" llchiiewsLij, dalam Tynjanov, 1929:V). Serangan awal terhadap
atau Jakobson (1921), dan ternyata menemul<an catatan kaki koum Fotmalis sekarang dianggap diilhami oieh apa yang disebut
yang mengacu pada Volkelt (1905). Tidak diragukan, sumber "wlgar tociologl" atau "sosiologi cacat '.
sumber Ingardeo, MukaiovsLf dan kaum Formalis Rusia kerap Dengan membatasi diri pada salah satu dari banyak sumber
kali sama: terutama estetika dan filsafat Jerman. Seharusnya ylng memperkenalkan garis baru dalam diskusi seni, kami harus
kami tidak terburu-buru menilai orisioalitas mereka masing-ma- mcnyebut editorial yang berpengaruh "Tentang Masalah yang
sing. Tipikal dalam Sastra dan Seni" dalam jurnal Sovret Kammani:t bt
Ada jurang dalam yang memisahkan Ingarden dari struktura- lm Desember 1955. Editotial itu memperingatkan batasan berat
lisme Ceko dan lormalisme Rusia, yaitu keyakinannya terhadap Fbclah mengenai 'yang tipikal" (tj?iinafi') dan membuatnya
kemungkinan mendeteksi kondisi-kondisi konkretisasi estetis dr- laluai dengan esensi kekuatan sosial tertenru, dan karena itu
lam karya material seni. N{ukaiovskf membuat percobaan serupa mcngabaikan silat spesifik kognisi artistik dan refleksi tentang
ketika ia mencoba menemukan potensi estetis dalam ciri-ciri ar- dunia. Kogni'i crrisrrk renrrng kehrdupan mempunyai un,rr-un
tefak. Tetapi, dalam kasus Mukaiovskf percobaan rersebut tidak lur yang sama dengan pendekatan seorang filsui ekonom, mau-
menguntungLan, bahkan merupakan anakronisme bila dibanding- pun ahli sejarah, tetapi masih berbeda dalam hal metode. Seni ti-
kan dengan perhatian seriusnya terhadap sifat dinamis karya sas {rk sama dengan ilnu; ia bekerja pada cingkat yang lain dan de
tra dan sistem sastra. hlon sarana sarana yang lain. Pendek kata, srudi nengenai seni
Penekanan Mukaiovskli pada aspek-aspeL dinamis karya sastra mcneliti masalah-masalah yang ridak digarap ilmu-ilmu lain, dan
tidak mencerminkan perkembangan tetakhir strukturalisme. tldok bisa dengan mudah dinilai oleh ilmu-ilmu lain. Meskipun
Thmpak bahwa Ingarden dan Mukaiovskf sama-sama berat sebc ddam hal ini formula Luno Belinskij "seni adalah pemikiran da-
lah, mesLipun caranya berbeda, dalam usaha mereka memecahkan lrm bentul< imaji-imaji" (disanggah oleh kaum Formalis) dimun-
masalah hubungan antara artefak dengan obyek estetis, dan kon- €ulkan, editorial tersebut sesunSguhnya rnenggarisbawahi pan-
kretisasi yang memadai- Jelas bagi kami bahwa keseimbangan drngan Ejchenbaum bahwa sastra ridaL bisa direduksi menjadi
antara pendekacan dhamis dan otonorn diperbaiki hanya dalam Itkta te.rcu.rg rangkaian-rangkaian sosial dan kultural lainnya
publikasi publikasi semiotika Soviet, terutama semiotika Lotman. (Bjchenbaum, 1P2P:61).
Sejak awal, semiotika memegang peran sentral dalam struk
Semiotika Sos.,iet furalisme Soviet modern. Salah satu dari publikasi publikasi
lwdnya, laporan ilmiah Sinposian tentang Sndi Straktural mengenai
Sekitar tahun 1960, mengambil hikmah dari tendensi umum ter litnn si:ten Thnda (Simpozitn, 1962) yang dipublikasiLan Institut
hadap relaksasi dalam dunia kebudayaan, studi strukturalis ren' &udi Slavonika (bagian dari Akademi Ilmu-ilmu), Moskow, di,
tang sastra di Uni Soviet menerima dorongan kuat dari karya buka denga" pe."y"taan tentang semiotika, yaitu mendeskripsi
50 'tirt \.tha /11)tl Knllla PLhth
I|wlln. ktiia. Srrht',dli ,t Qhr l,t Sziatih Sat,i.t 5t
kannya sebagai ilrnu brru yang mempel:rjari scrirp sistcm tao(ln ,li Institut Studi Slavonika di Moskow Kcbaoyakan tulisan me-
yrng digunakan dalarn masyankat rnanusia". Nfeskipun kadang- rcka diterbitkan Universitas'lhrtu clalam bentuk seri dan disebut
ktdang scrniotika diinterprctasikan sccara lebih luas dan mema- Karyu karya nengenai Sit*n'L1ntda ("Il:udy.196,1). Meskipun pubii-
sukkan komuniklsi binatang nisalnia (Scbcok, 1972), masalah
kasi-publikasi lvanov sanra bcrnilainya clengan publikasi Lorman.
Lrtrmanya <1i sini adalah bahr,"l studi struktrLralis rentang sastrir rcrbitan rerbitan itu kurang rerorganisir secdra sisrematis dan
cli Uni Soviet dengan kuat didxsirk'.rn pada disiplin vang, rnelalui
rncliputi berbagai topik yang luas dan beragam, mulai dari mito-
hubungan cLchatnya dengan kibernetika dan teori inlbrmNi, jut'r
lrrgi Kets, pcndudLrk Sibcria (Ivanov dan 'loporov, 1962), tlan
rnenbantu ilru peogetahuan. honsep waktu clatan ljlm dan sastra abad XX (lvnnov, 1971a),
Di Moskow scksi srruktunl-tipologis di Insritur Sru,:li Slavonika sampai pembelaan tcrhadap oposisi biner (lvanov, 1973b).
clan Balkanistika di Akademi I|nu-ilmu rnerupakan pusat rrtrma
Seb'ag:ri spesialis sasrra Rusia abacl XVIII dan awal abad XtX.
scrniotika stmkturalis scb;rgaimanl diterapkan drlan linguisrik, l,otman menerbitkan dua karya yang memiliki masa depan cerah
stLrdi sastra, dan kebuday;ran pada umumnya. Vjai ri. Ivanon
\1964; l910), yanlt pertami dicecaL uhng di Amerika Scrikat
VN. Toporov, <lan LL Rerzin (mcninggel tahun 1971), dikaitkan ,lun direrjemahkan ke <lalarn bahasaJerman (1972b), scmcnrara
Jengan Insrirur tcrscbut. Merek^ bergabung dengan B.A. Uspen
y,rng kedua diterjcmahkan ke dalam bahasa Prancis, Italia, dan
skij dari tJniversiras Nasional Moskorr yang bukunya tentang .lLra kali ke dalam balras.r Jcrman.r0 Karya Lotnran bisa dianggap
puitika kornposisi (1970) juga.literbirkan cLalan cdisi bahasa .l',pri Lelrnlurrn F,,rmrlr,mc R r.ia. reL.rl.r i,r iu..r rncrnl rrny.,r
tnggris (1971), dan Ju. L Lcv'n, A M. Pjatigorskij (inclolog), lrcbcrapa aspck orisinal Scorang penulis rcsensi Prancis mungkin
M.B. N{ejlach (mcdicvalis), dan banvak yang lain. D.M. Scgal tcrhlu berlebihan dalam kasus ini dengan menycbut plndrngan
juga termasuk kclompok rni, tetapi dia kenudian bcrcmigrasi kc
Lotman mengenai sernantisasi karakteristik formal sebagei rcvolLLsi
lsrael. Tcrbitan terbitan mereka dirancLai dcngan kcsadaran men- ( irpcrnicus dalam scudi sastra (farry t!74)
Kami akan memban-
clalam akan kontcks historis dan pengetahuan yang mengqumkan,
,lingkan temuan-temlran lorman dengan temuan temuan kaum
lebih cLari sckadar ketepatan rnetode. Yang lainnva, sepcrri Zol Iirrmalis.
kovskij dan Sieglov, dihubungkan dengan eksperinen-ekspcriucn
Seperti kaum F'orrnalis, Lotuan mcnggunakan ntilah sarana"
penerjemahan deng.rn mesin dan stucli scmancik mcnlien.ri seg
ll'tiin, dan mcndefinisikannya sebagai "unsur struktural dan
men teks yang iebih bcsat, nrengikLrti penJekatan yang bcrbcda
lrrngsinya", atau "unsur yang memiliki luogsi dalam srmktur"
rlarr nsaha mendesain puitika generatif {pulztl'ut ua fwtiha). r l ,-,r" l5 . 20{),. ln, b(ibrdl Je,,6dn l-nrp ikto!,t rj ,nH,8en".
Dcngan deskripsi struktural rcks sastta rnereke nremahami pen- ttrlna (dttie) Dalarn sebuah polemik, Sklovskij mengemukakan
1L rc g,ne'r'r'y., h-rJr..rlrn ,nr d,r nt-t"' rF,,e, i,, \Lrr. l)rxltrngannya bahwa karya sastra hanyalah kurnpulan sarana-
l.war bcrbrg.'r /LL, ,,, J.,nr r' r.rlr,lrr, r,'pl.'n 7ol .c.
"r .ir .1..r' rnrnarya (Sklovskij, 1925:l6t). UnSkapan ini sering dianggap
glov harus mcnyc<lerhanrkan konsep mercka tcnrang ccma, dar
Irr,r'tcntangan dengan kaum Formalis, cetapi seperti teiah kami
n-rcskipun mengarah pada kcrcpatan ilmiah, mereka cenderung
vllrt di atas, sanggahan ccrlradap organisasi stmktural karya
mefloldk pcran konteks sejarah clalam proscs komuniltasi (Guntheq
r,rsrra yang dicontohkan telah disetujui pada tahun 1920,an,
1969; tsimennacher, 1971; I{cletinskij dan Segal, l97l; Segal. rrrclalui pengaruh Sper, Tynjanov, BernStejn, dan lain lain.
r914).
lbrmulx Sklovskij juga mcnyanggah aspck sernxntis sasrra.
Yang lebih bcrlluna adalah pendekatan Jurij N{. Lotman, yang
A1'ubila Lira membarasi diri pada rradisi Forrnalis Rusia dan asi-
hidup di Tartu, Estonia, rctapi bekerja dekat dengan para paLar rrrrlrrsinya y.rng Lricis oleh strukruralisme Sovier, rampak bahwa
Fo"narnt e tutia, stfl'Ar,ahint aLr.ldn so,i\tih soLit 53
52 '|i,i lznra Abalt K,!,2 Prfuh
mempunyai kemungkinan untuk menentukan ioterprerasi mana dr dirumuskan dengan santat jelas oleh Lotman, yang dengan
yang benar. (Daiam hal ini, Lotman lebih sependapat dengao Mu inkan menjabarkan sembilan tesis Tynjanov dan Jakobson
kaiovsk!, bukan dengan Ingarden.) Namun, kami harus meng- p28) serta sikap Jakobson (r934).
interpretasi, yaitu menerjemahkan informasi dari satu kode ke kode Lotman memperkenalkan makna teks yang bersifat semiotik,
lainnya, karena kami mempunyai kewajiban untuk menghubung- memasukkan reks linguistik dan teks sascra, juga !lm, lu-
t1' kan berbagai bidang budaya. Kami harus menciprakan kemuflg- !n. atau simfoni. Teks iu ehplisi, Larena dinyatakan dalam
kinan-kemungkinan untuk menerjemahkan makna sastra ke dalam a-tanda tertentn. Teks itt terhatat, karer't memiliki awal dan
lLr
istilah-istilah yang lebih umum, semata-mata agar dapat memper- ir. Teks memiliki rrrzhrar sebagai hasil organisasi internal pada
rl tahankan nilai ekspresi sastra, atau secara lebih sederhana, mem- sintagmatis. Sebagai akibat kualitas tersebur, tanda-can
benarkan keputusan birokratis mengenai hadiah sastra. teks masuk ke dalam relasi oposisi dengan tanda-tanda dan
Observasi Lotman terhadap ikonisitas sasrra dan semantisasi tuktur di luar teks. Kerap kali sifat yang membedakan (makna)
karakteristik formal merupaLan langkah penting menuju studi ks dan tanda-tanda konstituennya bisa diketahuri hanya dalam
sastra. Meskipun mungkin ia telah bcrurusan dengan masalah, lorinya dengan teks teks dafl sistem tanda lainnya Akibatnya,
masalah ini secara lebih cermar dan lebih sistematis dibandingkan itldot -ra"ny",'n.-' vLng drhrr"pkan mi'Jn1a trdak-rdr-y" rirnr
dengan penulis lain, pemikiran-pemikirannya tentang itu tidak ddnrn tradisi yang mengharuskan adanya rima, mungkin membuac
benar benar orisinal; konsepnya tentang tanda ikonis dipinjamnya 'pmbaca terkesan bahwa itu adalah sarana yang PentinS. Lotman
dari Pierce (Pierce, 1958; Greenlee, 1973); dan ide mengenaj *tcnamakan tidak adanya sarana yang pencing sebagai sarana
semantisasi ciri-ciri formal merupakan langkah penting Tynjanov hcgatif atan minus-saraoa (nina:-piin) (1972a:82-l) Masalah
(1924b) d,an Brik (1927). Efek semantis rima sebelumnya telah knlnus-sarotru dihubungkan dengan masalah h degtl zero dalam
diketahui; terutama konsep ironi dan paradoLs dalam tulisan- nologi. Dalam hal ini, Lotman mengacu pada Roland Batthes
tulisan Aliran Kritik Baru (Nea Oitis) tampak menerangkan (t913r. rerapi I-BJ mcnle\ur iLlovskir ,lo'5' drdu Jakob<oo
aspek-aspek semantisisasi citi-ciri khas formal yang sama, yang Il919). Jelr'lJh brhna mrknr 'rr.rnr-min-rs rrdak co.ok deng-n
tidak memperoleh makna di luar sastra (Brooks, 1947). llilerpretasi teks sastra yang benar-ben^r otonom
Pandangan Lotman mengenai teks sastra bersifat ambivalen, I Yang lainlain juga berpendapat bahwa teks sastra tidak dapat
karena ia menerima pandangan bahwa teks sastra dapat dianggap nggap otonom, dengan pengertiafl kata otonom yang terbatas
sebagai tanda yang beroperasi di konteks budaya yang lebih luas. i, keuntungan pendekatan Lorman adalah bahwa ia memper
Sesungguhnya, Lotman tampak menggarisbawahi pandangafl llanalkan metode semiotika yang sama bagr analisis struktur sas-
Mukaiovsklf (1934) bahwa teks sastra memiliki silat otonom dan lllr intetnal dan hubungan eksternal antara teks dengan konteks
sifat komunikatif Meskipun dalam hal ini kita juga tidak dapat Ftio-kultural. Apabila metode ini memungkinkan kita untuk
mengatakan bahwa gagasan Lotman benar-benar orisinal, peng- i6tcngatasi jurang clalam yang memisahkan studi resePsi sastra
sep"rri
akuannya akan adanya hubungan struktural antara struLtur in- {tluss. lo-0' d.rn.o'rologi srsrrr dori interpr-r;rr otonom
dan "interpretasi intrinsik"
ternal teks sastra dan konteks sosio kultural mungkin lebih pen- ',$ng diptaktekkan Aliran Kritik Baru
ting bagi Lelanjutan perkembangan srudi sastra daripada komen- luvhinnanente lnteqretathn), dan memungkinkan kita untuk
tarnya yang rerpefinci meogenai prinsip ikonis. Setiap interpretasi ,mcnghubungkan hasil-hasil pendekacan yang sangat bcrlainan
otonom teks sastra yang tidak memperhitungkan fungsinya di lnl, maka buku Lotman benar-benar metupakan revolusi Copcr
dalam konteLs sosio-kulturai yang lebih luas, pasti gagal. Hal ini nlcus daiam studi sastra.
58 nari Sd$rd Abad Ket'd p'!'h Rqia, Sr,htb'L!,k ClAa, Sd||tih [tui!
'la,
iltl
Kami melihat bahwa LotmaD menerima koeksistensi berbagai Locmaa meoghubungkan inrerpretasi dan fungsi teks dengan
interprerasi ranpa kemungkinan menenrutan c dan sistem nilai tertentu. Meskipun dalam prakteknya yang
il11 -un" yung b.n".;
ia juga meninggalkan usaha untuk menencukan yang benar i tidak selalu seperti iru, idealnya penafsir memiliki penge-
dari
I berbagai kemungkinao evaluasi. (Lotman tidak mernunculkan lengkap tentang kode si pengirim. Sesungguhnya, Lotman
pertanyaan mana yaog benar dalam hal konsistensi internal
se
ngembangkan relativisme historis karlln Formalis Rusia (Sklov-
jumlah evaluasi.) Dalam srudi setarah sastra, Lotman , 1916a;Jakobson, 1921, 1960; Tynjanol 1924a) menjadi, re-
ii berpendapat
bahwa orang seharusnya membedakan ,estetika ide.rtita" e kultural. Seperti Lotman mengandaikan saling keterkait-
1pers"_
maan\" (etetika to ilx na) da.ri,,estetika oposisi (pertentanqan),, ontara aturan-aturan imanen teks sastra dan kode lultural
te.trft. yti,pa,hrl.4ra, ydng pe(ama addltrh,iri khd, foltJ(,, parnya berasrl. arJu (emp.r drJ berlung.i melalui reriemJran
krrva Abad Perrengahan dan l{asisrsme. d.rn kepadrnya brsa dr tmdisi, pendekatannya memberi Lerangka acuan yang ko-
t1
tambahkan budaya-budaya Asia kuno. Estetika oposisi merupakan bagi sastra bandingan. Relativisme kultural mencegah Lot-
ciri khas Romantisisme, Realisme, <Ian Aunt_garde. ,,Estetika ogar tidak menenlukan garis pemisah absolut antara sastra
idenriras mcngandarkon rdrnva pcrsamaan rtau kehampirsam,arr nonsastra- Sebetulnyr, ia membatasi diri pada pelukisan
kode pengirim dengan kode penerima. ,Estetika oposisi; berperan lsi-situasi sastra yang mungkin dan kondisi sastra yang pen-
pada waktu kode pengirim dan kode penerima berbeda_ (konsentrasi informasi), tetapi ioi tidak bisa dianggap seba-
Jelas
fungsi teks sastra dan sarananya berbeda, tergantung pada apa kondisi yang cukup untuk membedakan teks sastra dari teks
kah teks tersebut akan diinterpretasikan menurut estetika identiras rscra. Diterimanya sebuah teks sebagai teks sastra ditcotukan
atau estetiLa oposisi. lotman membedakan dua estetika dengan kode yang digunakan penerima dalam menSuraikan kode.
menyatakan bahwa adalah mungkin merancang
generatif untuk teks yang memperhatikan norma_norma
-odel_-odel
esretika lmpulan
identitas; tetapi ia ragu apakah hal itu juga mungkin bagi teks
yang termasuk esretika oposisi. Di lain pihak, teks sastra mengarnati perkembangan Formalisme Rusia sampai ke
di da-
lam estetika oposisi bukan teks tanpa aturan, melainkan teks kturalisme di Cekoslovakia dan, di tahun r960-an, menjadi
yang di dalamnya beberapa aoran dirancang selama proses strukturalis di Uni Soviet, dan melihat perubahan seka-
pro-
duLsinya dan ditemuLan selama pros€s resepsinya (penerimaanoy^) kontinuitas. Beberapa komentar akhir terhadap prinsip da-
Penanvadn mengdpd esterikr tcnenru menooyol dalam bud.y., acmiotika Rusia dan hubungannya dengan posisi awal For-
tertentu termasuk tipologi budaya dan tidak dibicarakan lebih dan strulturalisme CeLo mungkin membuat ini menjadi
lanjut (Lotman, 1972a:47) Namun kita bisa menyimpulkan,
bahwa baik estetika yang mengarah ke ,'persepsi yang diinten_ l, Kami telah mengamati babwa konsep Lotman tentaog teks
sifkan" (Sklovskij, l9l6a), karena Lotman berpendapat bahwa It rebagai pembawa suatu "model dwa" (mde/'nim\ tidak
seni ditandai informasi maksimum, dan persepsi yang
diintensijLan buatnya tergoda untuk meneliti nilai kebenaran teLs. Se
tampaknya menjadi prasyarat untu_k kriteria tersebut. Bco, Lotman berharap dapat menempatkan masalah kebenar-
Jelaslah,
pertanyaan mengapa di dalam buclayu s"r..n,u estetika identirxs Ittu kesalahan di luar semiotika- Konsep teLs sebagai model
atau estetika oposisi berlaku, bisa dijawab hanya bila relasi antara I Lotman hanya bersifat hipocetis, meskipun secara eksplisit
organisasi (informasi) dan entropi dalam seri-seri kuitural dan
so
I pcrn:rh demikr"n. Konrep srrukrur mempunyJr \tdtu\ yang
sial budaya yang sama diselidiki secara simultan. l)i sini pula, definisi Eco tampak relevan bagi konsep lot-
I
Iia, Sanla Abad Kedlla prttll
nne Rntia. Stthtrrdline Cttrr. da" Sm;rtih Srrit
man- Eco mendefinisikan struknrr sebagai ,,model yang diakibar_
kan oleh berbagai prosedur yang disederhan.kun, yunf-.-.,.rq rvasi Mukaiovski bahwa di hat seoi, nilai estetis sesuai de-
kink"n orrng memperoleh pan.langan u"ng,,rrn,.n,rng f.nl_ 0o norma, dan di dalam seni, nilai estetis adalah hasil pelang-
mena yang berbeda".ll pertanyaan apakah struktur benat_benar atas norrrra. Perbedaannya, dalam kasus yang terakhir, nilai
ada dalam "dunia nyata" tidak dimunculkan oleh lotman. etis merupakan nilai yang dominan, sedangkan yang pertama
I)i sini
kami mendeteksi perkembangan pandaogan neo_posirlvis Ejchen, !k.
b.rum yang lurr bi,,a. dengar merlorakrn keunggulan m,rer Locman meneruskan garis pemikirao ini, yang sebenarnya
yang telah diselidiki, melalui sudut pandang strukturalis Muka- mbali ke arval Formalisme Rusia. Tetapi, lebih dari para penulis
iovski yang menyatakan hubungan dialektik antara materi dan malis awal, ia menekankan adanya relasi dialekcik antara
metode, sampai pengakuan Lotman terhadap keunggulan model i estetis dengan fungsi-fungsi yang lain. Dengan memper
deduktil sekurang-kurangnya dalam tahap penelitiannya saat ini. kan pengcrtian 'esretika idenriras", Lotman sebetLrlnya
Perkembangan rnr rentu harus.,eb"gran. d,hubuogkan deng.,n ngakui kebalikan sikap Formalis. Dalam pandangannya, seni
pengaruh Benjamin Lee \ihorf meflgarah pada pemenuhan norma daripada sekadar deviasi
Bagi lormalisme Rusia, konsep deviasi dari norma yang horma. Estetika identitas hanya bisa berlaku dalam budaya-buda-
.2.
telah ditetapkan adalah penting. Tetapi, tidak seialu jelas apakJ I rcrrenru )dnt lebilr mrmbLrnrhkrn arlr drangeap memburuh
bahasa seharilrari atau konvensi sastra yang berlaku, atau
dua- hn daya 'enrripeul. memburuhkrn tokus. darrpada kerenderung-
duaoya dianggap sebagai norma-norma yang terhadapnya
karya_ ln.kecendet r.rgu.r seni modern yang bersifat pribadi dan sentri-
karya sastra bam dianggap menyimpang. Sklovskij memperkenal_ . Konsep Lotman mengenai fungsi sosial sed kurang eks-
kan gagasan tentang 'bentuk yanS menSganggu,, yang tidak if dibandingkan dengan konsep kaLrm Formalis. Penjelasannya
harus berupa bentuk "sulit", terapi bentuk yang dialami sebagai long teks estetis yang memberikan inlormasi maksimum
sesuatu yang sulit. Bisa saja iru bentuk sederhana yang
oleh pem_ angkat sefli dari tataran hasil sampingan kebudayaan dan
baca diharapkan merupaLan bentuk rumir. Ml,kufwsk1
menjurai inya ke dalam posisi sentral. BaLkan, iflsinyur-insinyur
kan oposisi deviasi terhadap norma. Namun, sediLit demi puter seharusnya mempelajari cara informasi disimpan di da-
sedikrt,
keraguan muncul atas status norma. Apakah pamakaian (bahasa) seni (Lotman, 1972a:42).
s€hari-hari sebenarnya adalah norma yang darinya bahasa sastra 3. Kami menekankan bahwa Lotman mcnggunakan istilah
menyimpang? Kebenaran pandangan ini dipertanyakan dalam i d.rlcm penger u.rn teknis vdng benar-benar murni. y.rrru
stilistika Amerika, dan terkesan bahwa gaya sastra lebih merupakan organisasi sistem. Perbedaannya dengan penekanan
prodr.rk seieksi atas berbagai kemungkinan dan bukan deviasi
dari
ij pada persepsi yang diintensiftan jelas- Bagi Lorman,
suatu norma yang telah dipertimbangkan sebelumnya (Chatman, i tidak hanya untuk dimengerti tetapi untuL diinterpretasi.
lq6 ,. Dal"m semiorika Sovier pul; pengerrion mcngenai norm.r retasi merupakan kepentingar kultural (1972a:108). Kami
dilepaskan dari konorasi-konotasi normatif pengajuan konsep lihat bahwa Lotman memberi Lami konsep seni yang secara
kode dan ide pelganrian kode Lode yang berbeda, begitu pula diintegra-sikan ke dalam masyankat. Seni menjadi penring
relativisme kultural berikutnya, mengLasilkan pandu,rgan (stiuk_ sargat diperlukan, dan buLan sekadar gejala sampingan.
turaiis) bahwa Ladang-kadang norma bisa dianggap sebagai de_ aLan fungsi kultural seni yang senrrai mendorong
viasi, dal deviasi sebagai norma yang dalam kondjsi tertentu hlum struktutalis Soviet untuk mengeksplorasi semiotika budaya.
bisa
n€njadi norma. Dal.am hal ni, kami harus mempertimbangkan Ddom melakokannya mereka diilhami oleh riset serupa yang di-
hhukan Mukaiovskf.
62 nati Sa|4 Atan red'a p"/,th
dasarkan diri pada pengulangan (percobaan yang diulang ulang) &tgan :ignifietl igntfQ. Ciri khas relasi ini adalah tidak
(Prc.:
dan generalisasi, benar benar mengesampingkan individu yang adanya hubungan alami antara igdfier dengat ignifiul. Kear-
tidak tergantikan dalam keunikannya. Urutan waktu yang me- bitreran dan konvensionalicas tanda pada gilirannya mempengaruhi
nurut Bergson, tidak bisa dibalik waktu yang dialami, yang dia rtabilitasnya. Justru sifat kekonvensionalan dan Learbitreran ba
kontraskan dengan waktu yang "bersifat spasial" menurut para hasa itulah yang melindunginya dari perubahan drastis dan tiba-
ahli fisiLa-mendukung keungguian individu. Konsep tentang tiba- "Kontinuitas tanda dalam perjalanan waktu" amat mencolok
waktu ini pada prinsipnya harus meniadakan repetisi arau Lem- dan ini mendukung penelitian bahasa secara sinkronis-
balinya momen yang sama-dan dengan demikian, juga harus Dengan sekilas mempertentangkan Bergson dan Saussure,
menolak sifar yang bisa disamakan dengan momen-momen yant menjadi jelas bahwa penekanan pada individualitas yang kita
lain. rosakan dalam Bergson, tidak kita temukan padanannya dalam
Walaupun demikian, menurut pendapat kami, bukan konsep Saussure. Di sini eksisrensialisme dan struktutalisme secara tegas
Bergson tentang waktulah yang terutama menyebabkan L6vi mengambil jalan sendiri-sendiri. Bahkan Sartre, yang dalam be
Strauss mempertentangLan Bergson dengan Saussure. Erai rzr berapa hal merelarifkan individualisme dengan cara memper-
let dannies inmiiiate: de la canscience memberi kesan adanya per hitungkan keterikatan historis individu, tidak mau melepaskao
bandingan dengan Corm de linguistique glnlrale dalam hal yang upek absolut manusia: 'Jauh dari pandangan kaum relativis, kira
lain. Keduanya mengambil bahasa sebagai tema, tetapi dari su lccara tegas mengakui bahwa manusia adaiah absolut" (Sartrc,
dut pandang yang berbeda, clan lebih dari itu, dengan evaluasi 194815).
yang berbeda mengeoai fenomefla arau gejala- Bagi Bergson Dengan demikian, ketika faktualitas dan individualisme me-
tanda linguistik merupakan hambatan, sesuatu yang merusak nguasai panggung budaya Prancis, srrukruralisme linguistik
impresi kesadaran individual yang halus, cepat berlalu, dan mcngajukan pandangan bahwa fonem tidak bisa dianalisis di luar
mudah rusak (Bergson, 1889:99). Srabilitas bahasa mengesankan tlltem fonologi, dan bahwa memberi batasan pada fonem berarti
impresi yang mantap, scmentara dalam kenyataan impresi-im "menentukan tempatnya daiam sistem fonologi" (Tiubetzkoy,
presi ini cerus-menerus berubah-ubah. Kecuali itu, bahasa me- 1933:6t). Definisi seperti itu haoya mungkin "bila struktur sis,
mrlrkr elek menyrmrrrtJk"n nuan,i". kdrend perusJan , inrr ar.r,r lom ini dipeftimbangkan".
benci yang khas pada rnasing-masing individu harus diungkapkan Titik tolak bagi ahli lonologi adalab sistem fonologi, dan dari
oleh semua orang melalui tanda yang sama (Bergsoo, 1889:126). lma ia beralih ke fonem individual. Dengan cara iri, Tiubetzkoy
Stabilitas tanda juga diakui Saussure; tetapi dalam evaluasinya hcletakkan dasar metodologi bagi fonologi yang menyatakan
terhadap stabilitas, pada pokoknya ia berbeda dengan Bergson. blhwa fonologi bersifat mandiri, ridak rerikat pada fonetik. De-
Individu tidak bisa memilih tanda sendiri: ini merupakan per- i80n demikian, ia bisa merujuk kepada Saussure, tetapi lebih-
soalan "produl yang diwariskan dari generasi sebelumnya" (Saus- lrbih kepuao Baudouin de Courtenay, yang menyiapkan jalan
sure, 1959:71; 1915:105) dan harus diterima sebagaimana ada brgi pemisahan dua cabang linguiscik tersebut. Tetapi, Saussure
nya. Hal rni mendorong 5ausure rrnru-k percam"-r.ma rnrny.ng.i- lldok bisa menarik garis pemisah yang tegas antara dua bidang
kan manfaat masalah yaflg sedemikian gencar ditelaah d.rlam ftnclitian itu, meskipun ia menyadari bahwa penyelidiLan atas
linguistik historis, yaicu masalah asal-usul bahasa; karena itu ll lncm akhirnya menjadi studi mengenai ignifier yang rerdiri
memulai dengan mengesampingkan aspek genetik dan memusdr lltt "ciri unsur-unsur yang bersifat membedakan, mengkontras-
ll kan perhatian terutama pada relasi :ignifier (Plc:: ignifantl l$n, dan relatif . Ia juga menyadari bahwa pernyataan berikut
,ll
66 'tiai Sattv lbai Kldd Ptl,h
StrrAt,tuline Ptu,ru: KntiA, NaktalaSi, ldr Aralnn TiAj 67
'/i
ini bisa berlaku untul< semua unsur sistem linguistik: "Ciri khas
linguistik seperti revolusi yang bisa disejajarkan dengan rnunculnya
mereka yang paling tepat adalah bahwa masing-masing berbeda
fisika nuklir. Dengan mengambil arcikel programatik Tiubetzkoy
satr.r sama lain" (Saussure, 19t9:117; l9ltl62).
yong terbit talun I93l sebagai titik tolaL, ia mengembangkan
Dalam First Internarional Congress ofLinguists yang berlang-
idenya mengenai analogi antara fonologi dengan antropologi.
sung di Defl Haag tahun 1928, para linguis dari berbagai negara
Istilah kekerabatan, seperti halnya fonem, merupakan unsur
tidak bisa menyepakati sebuah program dasarr Terutama para
makna; dan seperti fonem, Lekerabatan memperoleh maknanya
iinguis Cekoslovakia yang hadir dalam konfereflsi itu menganggap
hunya dari posisi yang mereka tempati dalam suatu sistem. Ke-
balrwa masalah penelitian sastra termasuk bidang mereka (ingd
timpulannya adalah bahwa "meskipun mereka berasal dari tata-
pemikiran Roman Jakobson). Dengan cara ini, masalah-mas:rlah
ntn realitat yng lain, fenomena kekerabatan rn erupakao tipe yng
linguistik fundamental yang digarap di Den Haag menemukao
t*tna dengan fer'ornena linguistik" (L6vi Scrauss, 1972:34).
jalan masuL yang wajar ke dalam diskusi sastra. Prancis tidak
Harus dirambahkan bahwa antropologi dalam perkembangan-
mempunyai pakar-pakar yang menguasai dua bidang, dan temu-
nya telah mencapai tingkac yang sepadan dengan perkembangan
ao-temuan dalam bidang tbnologi cidak diteruskan ke bidang
linguistiL menjelang diakuinya bidang fonologi: tugasnya yang
studi sastra. Karena itu, gagasan bahwa konsep ciri uosur-unsur-
blru dipandang sebagai usaha mengangkat riset sinkronik yang
nya yang bersifat relatif terpilah-pilah, dan kontras yang di
dipcrtentangkan dengan riset diakronik, yang hilgga waktu iru
kembangkan untuk fonem-mungLin juga bermanfaat bagi riset
tftcndominasi bidang bahasa. Analogi, meskipun mengilhami
sasrra atau antropologi, pertama-tama tidak muncul di sana.
ldvi-Strauss, tidak membutakannya terbadap bahaya-bahaya
Karya sastra dianalisis dalam kaitanoya dengan penulisnya; atau
yrng mungkin rirnbul. Ia sangat sadar bahwa fonologi bisa me-
perhatian dicurahkan pada mutu karya sastra. Karya sastra tidak
ancnuhi tuntutan analisis ilniah dengan tiga ciri-"analisis yang
dilihat sebagai unsur suatu sistem, seperti halnya individu manu-
bcnor-b.nar ilmiah harus nyata, sederhana, dan bersifat menjc-
sia tidak dilihat sebagai bagian dati keseluruhan yang lebih besar,
yang bisa diuraikan berdasarkan tingkat relatif yang dimilikinya.
lUkan" (t6vi-Strauss, 1972:35) retapi hal yang sama cidak ber-
Orang tidak siap untuk perspektifyang begitu relatif, yang dige
l*u bagi antropologi. Bukannya bergerak ke masalah masalah
lpnkret, analisis antropologi jusrru maju ke arah yang berlawanan,
ser dari pusat ego (Bakker, 1973:30). Semeotara itu, karya dalam
bonjauhi yang konkrer; sistemnya rerbukti lebih rumit daripada
bidang fonologi (bidang yang lebih sempit dibanding sastra atau
filsafat) tentu saja bisa terus berlanjut.
h observasi, dan akhirnya hipotesisnya tidak menawarkan
jelasan bagi fenomena maupun asai-usul sistem itu sendiri.
Pada tahun 1941 L6vi-Srrauss memperoieh jabatan di New
a dengan fonologi, antropologi berurusan dengan sistem
School of Social Research di New York dan terpaksa pindah ke
abatan pada titik persilangan dua tatanan realitas yang ber-
Amerika Serikat. Karena itu, mau tak mau dia harus bekerja sa
, sistem "terminologi" dan sistem "siLap . Fonologi bisa dite,
ma dengan Roman Jakobson. Jakobson mengajar di sekoiah yang
kan secara eksklusifdalam sistem peristilahan; ia tidak perlu
sama, dan akibat pengaruhnya nyata jelas dalam artikel L6vi-
perhitungkan segala "sikap" sumber sosial atau sumber psi-
,lli Strauss yang diterbitkan ddan Word pada tahun 1945, dengan
is (Levi-Srrruss, 1972:17).
judul "I"'Analyse structurale en linguistique et en aothropolotie .l
Mcskipr.rn situasinya rumit dan menurut L€vi-strauss itu ada-
Pengaruh Tiubetzkoy, terungkap dalam anikel ini, babkan lebilr
tituasi kerika antropologi menemukan dirinya, prinsip fono-
kuat daripada pengaruh Jakobson. L6vi-Strauss menggambarkar,
il munculnya lonologi sebagai bidang yang independen di dahnr
yuog menjelaskan kualitas berdasarkan ciri pembeda meto,
yrnS di dalamnya oposisi biner juga mernegaflg peran sangat
illr
tlnktt4hr| di Ptandt: Kfltih, Nant'hri lh iralnit Tlkt 69
68 Iiai Santu Abad Kalu Prlrh
Sorbonne yang pasti tertarik pada karya sasrra dan kritikus mo tcp persepsi yang berasal dari Merleau ponty. Komponen yang
dern yang terbulti paham mengenai strukturalisme linguistik
rcrakhir sangat jelas tampak dalam Lritik Banhes, atar critiqae,
dan strukturalisme antropologi. Yang cerakhir juga mengajukan yoicu r"ulah yang ia gunakan srndiri denga,r , ard memper(enrdnS
pertanyaan dasar mengenai relasi antata teks dan penafsir.
kannyr deng;n I'lrol,e;rau rar,l. Dasar lenomenologi memb.n,r
Dalam kontrovetsi ini, tahun 1965 meoandai hal yang me- kno "aktivitas strukturalis" yang dikembangkan Barthes di dalam
nentlrkan bagi ilmu sastra di Prancis.4 Publikasi Prancis yang ltt Racine.
berperan dalam kontroversi ini: tulisao Roland Barthes, 'Histoite Begitu riser sastra tidaL menyatakan dirinya sendiri sebagai
ou litt6rattrre? darL S* Racine (1963); tulisan Raymond Picard, ttjerah sastra, tujuannya adalah menentuLan makna. Barthes
Naauelle Citique o noutelle imPutl!rc (1965); penolakan terhadap
mcmandang sejarah dalam arti yang sempit dan genetis, sedang-
Picard muncul .lal^m Critiq e et Vhiti tutis^n Barthes (1966); kln pembentukan rnakna berkenaan dengan sebuah relasi. Da
dan terakhir, sebagai seorang reportet yang hati-hati, meskipun
llm esainya, "Histoire ou litt6rature?", yang penuh dengan opo-
bulan pembahas yang netral dalam pertentangao: Serge Dou dri biner, salah satu contoh oposisi adalah ,sebab, versus ,,re_
bro'rsky, Porrquoi Ia nlltuel/e dtiEe: critiq e et lbje':tbnA (1966).
lui".Menentukan makna berarti mempelajari larnbang karya
Setelah uraian singkat yang merintis jalan bagi strukturalisme "bukaD
&ni sebagai efek (dari) suatu sebab, melainkan sebagai
dalam studi-studi sastra ini, kami harus melihat secara lebih jelas (tigniJ)er\ (dari) retuat yng d;ta ddhdn (:iy.nifie)' (Banhes.
lnanda
tiga kecenderungao khas dalam strukturaiisme Prancis. Kecen 1964b:lotr. Rela.r yang kcmudrJn penLing
derurgan pertama akan kami ringkas dengan nama hrnit struk- ^drtah rela.i .u,Lu
hrya d.ng,n seorarrg rndividu (Bnflhcs. tgoibjla,2), d.rn rela"r
nrali:. Di sloi kami mengerti pemikiran Roland Banhes, sepetti lni pada prinsipnya ditandai oleh subyektivitas. Tentu saja sub
dinyatakao dalam 5zr Racire, demikian pula dalam esainya His ytktivitas yang ditunrut di sini memandang subyek sebagai ba_
toiie ou litt6rature?" (196]:145-68), "L'Activit6 structuraliste"
(1964a2t3-21), d,^D Cr;tiq e et Vbitl (1966). Kami sadar bahwa 3hn dari satu sistem, yaitu yang hams dikelompokkan ke da_
i
lllrl kategori-kategori yang dapat dilukiskan mengenai ,,pan-
Barthes, berkat keahliannya dalam banyak hal, menyatukan be
dmgan dunia' (uition da monde). Pengakuan eL"plisrt,,,.,,gcn.i
berapa kemungkinan dalam dirinya dan tentu saja bisa juga di-
masukkan ke dalam kelompok kedua, yaitu nautalagi stmktarali:;
ff/ttem "eb.g,i pol.r hubungan r"monopolr sisrem rdipe,tukrn.
Dengan demikian. oposi,r ..j,r:rlr
'.,,u, tri,,t bis. drlelompok-
I meskipun begitu, idenya semula, menurut pandangan kami, "obyektrfver,us
membentuk irnpresi yang sangac dalam, dan oleh karenanya ka-
ftn oleh Barrher dr bawah oposisr ,i"rematrk ,
mi akan meneliti aspek yang lebih awal ini secara lebih cerperinci.
I mana sirremarik seperur relah drrerangkan. harus drmengerrr
$ogai yang terikat pada teori atau terikat pada sistem, sef,erti
Kecenderungan Letiga yang akan dibicarakan akan kami sebut l3lgasan awal kita tentang psikologi
atau clunia,,(Barthes,
detkipi teh vru&turalitJinghtiL. Analisis yang dibuat Roman
1964br165).
Jakobson dan L€vi-Strauss mengenai 'Les chats" karya Baudelaire , Kemiripannya dengan Merleau-ponty dalam hal ini bisa di
(1962) merupakan inti pokok varian ini.
asikan dengan penolakan yang teraLhir terhadap setiap jenis
ldirme: "Ada pemaknaan terhadap yang diduga tidak memiliki
Kritik Strukturalis fllrlenan
d' dJam dunu pcmahaman, bidang per*ptrr yang be-
lln merupakan dunia obrekrrt rMerleau-ponry l?+r:5- 8./.
tuset sastra BartLes bisa diiacak kembali, di satu pihak ke struk
Dmgan observasi ini Merleau-Ponty menentang ,,hipotesis nenge-
turalisme artropologi L6vi-Strauss dan di lain pihak ke satu kon- jd konristenrr" yang menSitalan bahw" saru bulu, ,ungt
",
I
72 nti Santu Abad K,td P,lrh dhne di Ptd d': r'iti*, Narataksi, lan lnalM nht ''I3
adalah selalu satu bujur sangkar biarpun ia berdiri di atas sisinya dllokukan Mukaiovsklf dalam tradisi Tynjanov Roland Barthes
atau di atas salah satu sudutnya'. Konsep fenomenologi Merlear.r- Olcnandai tuang gerak inrerpretasi sastra sebagai "hal yang mu-
Ponty mengenai persepsi bukanlah satu bentul introspeksi (ia drh dijangka"" (Barthes, 1964b:IX). Di$ln;bilit| meoerangkan
menolak kembali ke gagasan Bergson tentang "data langsung lhcn8apa karya sastra bisa mempertahankan diri secara langgeng
mengenai kesadaran"), melainkan pertanyaan mengenai perspekti{ {llom bidaog bahasa kritis"; dan ini merupakan "hakikat keber-
mengenai hubungan obyek/borizon: "Aku bisa melihat sacu ldcan sastra" (ibid.). Sastra merupakan sistem fungsi 'yang di
obyek sejauh obyek-obyek tersebut membentuk satu sistem atau dllnmnya suutu istilab bersifat konstan (karya), dan yaog lain
satu dunia, dan bahwa masing-masing saling melengkapi" (Mer- bcrsifat variabel (dunia, zaman yang mengkonsumsi karya ini)"
leau-Ponty, 1945 82-1>.
(&/.). Komponen variabel merupakan reaksi atau tanggapan
Keterbukaan horizon makna atau pembentukan makna yang (fllaae) pemb^ca, yang membawa sejarahnya, bahasanya, dan
terikat sistem, yang menurut tradisi fenomenologi Barthes, sela- lcltbasatroya ke dalam karya. Sejarah, bahasa, dan kebebasan
ma beberapa waktu diterima di negara-negara Eropa yang lain. llrus berubah; reaksinya tidak terbatas, karya sebagai pertanyaan
(tnncangan) tetap ada, semefl tara interpretasinya berubah-ubah.
Discingsi antara artefak dengan obyek esceris mernbentuk dasar
pemahaman Jrn Mukafovskl mensenoi rcor sd(rrd. memegJns Scrukturalisme Ceko menurut Mukaiovskf dan Vodiika me
peranan dalam karya Rornan Ingarden, dan merupakan karya nunrut dilakukannya riset ilmiah terhadap berbagai reaksi yang
yang sangar penting dalam estetika resepsi di Jerman kini-t Na- llrgantung pada konteLs historis; ini membuat tuntutan berdasar
mun, hanya secara tidak langsung Lita bisa berbicara tentang ktn prakiraan-prakiraan yaog serupa dengan prakiraan Roland
il Drrthes.6 Batthes menempatkan jawabannya sendiri di antara
sumber yang lazim digunaLan bersama, yaitu filsafat Edmund
il
Husserl. Tetapi, pembagian teori sastra di Cekoslovakia sangat blcoan dan analisis ilmiah, artinya, dia tidak tertarik untuk men-
berbeda dari yang ada di Prancis sehingga perkembangan-per- de*ripsiLao berbagai jawaban konkret, Lecuali jawaban yang
il kernbangan tertentu yang independen dapat dibenarkan, teruta bho ia berikan sendiri, karena partisipasinya dalam satu "pan-
ma sejak Formalisme Rusia menjadi terjangkau bagi Prancis pa dlngan dunia" tertentu. Picard tidak melihat prakiraan Barthes
li\ da waktu yang relatif terlambat, sementara ia merupakan salah tsrsebut secara cukup jelas, dan akibacnya polemik tidak berkem-
satu surber irxpirasi penting bagi para pakar Ceko. bmg ke arah pertanyaan-pertanyaan fundamental. Para kritikus
Daiam setiap hipotesis sastra yang beroriencasi pada resepsi, lkqdemis bisa mendapat untung dalam membela diri sendiri
yang meliputi konsep Barthes tentanS sastra, secara implisir drripada hanya bereaksr atas Sar Racine, bila mereka pertama-
maupun eksplisit dituntut adanya satu pelonggaran atas hubung' ltma bereaksi atas putusan fundamental yang menggarisbawahi
an erat antara tanda bahasa dengan denatattm-der'i statrs sas Inccrpretasi Barthes terhadap karya Racine. Berulang kali Picard
{ tra dan kemungkinan meotransfer tanda bahasa dari Lonteks nrcogkritik Barthes atas abstraksi karya sastra; tetapi keluhan ini
historisnya yang orisinal ke konteks yanS lain, yang belakangan lurang diperhatikan karena Barthes membuat dirinya tidaL da
diandaikan boleh terlal<sana. Dengan transfer ini, sedikit demi Pfi dibantah dalam hal ini: ia tidak pernah menol'ak "subyektivitas
i\ ytng terlembaga" dalam jawabannya. Kareoa itu, fondasinya le
sedikit aspek tanda bahasa yang secara potensial denotatif men
blh kuat daripada fondasi li/eber atau bahkan fondasi Mauron.
ji\
jadi hilang dalam sastra, dan ruang gerak asosiasi umum men
jadi sernakin besar. Untuk menguLur luasnya, kita harus meng Ncmudian, bila Picard berurusan dengan masalah masalah sub
amati karya sastra dalam hubungannya dengan proses-proses ycktivitas yang terlembaga pada tingkat yang lebih abstrak, dan
\\
komunikatif dan kultural yang semakin komprehensif, seperti bukannya jatuh kembali pada filologi Racine secara mendetail,
l1
74 Tioi Sanlz /hd/ Kalnd PLl,h
ltulwalnne di Purcn: Ktitik. Na%tltari, ldr ,'lnatti teI! 75
I
Tkri Al)tul Ked"d P,l l tnLn "l, a, o. P'aLL Kdrp. t\r'nt" t. /t. ttltt, , te. 77
'd'trd
manapun pula, rekonstruksi tidak berarti merestorasi obyek ori h ini, ia di |.rar jangkauan kritik. Sebagai wakil pandangan
sinal, tetapi mengajukan obyek yang sama sekali baru-yang yong berorientasi pada resepsi di Prancis, ia pantas mendapat per-
mampu menjelaskan sesuatu yang tidak tampak atau tidak ter hltian Lami. Dia meletakkan kartu-karcunya di atas meja dan
pahami dalam obyek yang orisinal" (Banhes, 7964a:214). }1aI mengundang diskusi. Sebagai seorang struktumlis ia mengkonfron
yang penting dalam membuat rekonstru,ksi adalah memperiihatkan tttikan tiset sastra dengan masalah-masalah metodologi yang se-
regularitas-regularitas yang menguasai fungsi-fungsi obyek. Dc ur, yang pertama adalah memperjelas berbagai bidang riset dan
ngan cara ini, gambatan (:irulaoe) obyek d,icapai, tetapi ini ada Fnsisi yang mungkin ada di antara bidang-bidang tersebut.
lah sebualr "tinniacrkn yang reramh, dan rcrlibar" (ibid.).
Roland Banhes merumuskan tuntutan-tuntutan untuk membe- dr atologi Strukturctlis
narkan abstraksinya yang terlalu jauh dari teks. Karya Racine
merupakan bentuk penanda (tigniJ;er), kepad,anya, Barthes harus besar pengaruh l6vi-Strauss di Prancis bisa dilihat da-
menghubungkan bentuk tertanda (:ignifteil bila keseluruhan ha opa yang kita sebut tren kedua dalam riset sastra srrukturalis
rus merupakan suatu tanda. Namun, dalam hal ini, ia keluar dari l'rancis, yaitu naratologi strukturalis- Adalah L€vi Strauss yang
sistem bahasa tercenru dan menarik yang tertanda dari sistem r tahun 1960 meninjau ulang l\lorpbolog of the Folktale karya
antropologi L6vi-Strauss. Komplikasi yang maslrk di sini adalah lrdirnir Propp. Ia meninjau ulang terjemahan lnggris (Propp,
jenis berikut: yang dipinjam Roland Barthes dairi sistem antrcpologi l9!ll) dari karya asli berbahasa Rusia, yang muncul di leningrad
sebagai tertaoda, dalam sistem itu, adalah penanda. Metode Bar- rahun 1928. L€vi-Strauss menganggap Propp seorang For-
thes ditandai dengan interlerensi tertanda dan penanda. Akibatnya lr; dan sesuai dengan praanggapan mengenai Formalisme Ru
kedua sistem itu tampak direduksi oleh satu dimensi. Dan, jebak- ynng ada pada waktu itu, ia mengkritiknya terutama menge-
an strukturalisme s^stra yang meoggunakan sisrem derivatif' nrpek-aspek formal yang berlebihao, dan mengenai pembagian
sebagai presedeonya (strul<turalisme antropologi, bagaimanapun, isi yang merupakan ciri bawaan Formalisme Rusia. Ia me-
menemukan prescdennya dalam strukturalisme linguistik) menjadi bahwa srruktur.rlrsme. di lain prhak. crdek mengenal
jelas- Sastra sebagai sistem bahasa, lebih dekat dengan struktura- tomi seperti iru. Kritiknya tidak dijamin dalam dua bidang:
lisme linguistik dibandingkan dengan strukturalisme antropologi bukan wakil Formalisme Rusia, tetapi hanya orang yang
Tetapi seperti akan kita lihat, struLturalisme antropologi, karena n dengan aliran itu; dan lebih iauh, dikotomi bentuL/isi
pribadi L6vi-Strauss, iebih tegas dan lebih mengilhami situasr ciri khas Formalisrne Rusia, dan tentu saja bukan ciri khas
Prancis dibandingkan dengan strukturalisme linguistik- Sementara,
analisis linguistik atas "Les chats" dan analisis-analisis serupa da- Dl romping kritik kritik yang telah disebut, Ldvi Strauss me-
lam kebangkitannya hanya menyebabkan guncangan kecil di tinggi karya Propp dan dengan sikapnya itu jelas dia-se-
Prancis (reaksi reaksi datang terutama dari luar batasnya), 5rr Itngsung-meodorong Algirdas Julien Greimas, Claude
Radze menimbuikan perdebatan. Picard ingin tinggal dalam sarLr , dan Tzvetan Todorov Yang lain mengikuti kemudiao.
sistem sistem sastra-dan menghasilkan obyek orisinal seteleh ylng membuat seorang strukturalis seperti L6vi-Strauss bisa
memisah-misal'rkannya. Barthes ingin mengkonkretkan obyelr tndtng karya Propp sebagai seraogan dan tantanganl Per-
baru, metateks (nuababa:a), bentuk baru yang didasarkan pad, , mla materi yang dianalisis Propp. Cerita-cerita dongeng
dua bentuk yant ada: karya-karya Racine dan antropologi L6vi i larne-Thompson (Nos. J00 749) termasul{ dalam bidang
Strauss. Pendirian "krirh -nya dinyatakan secan tegas. 1)alarr bcrbatasan deogan bidang para etnolog yang mempelajari
78 I,ai Sdtttz Ahal Ke&k P ,th K ih, Nd/dtali{i.lar '|ntlitt T.hJ
mitos-mitos primitil Kedua, ada ketidakpuasan yang tumbuh di brwa Suienko pergi ke keniaao lain 3 Seorang tukans sihn n€rn
dalam riset cerita rakyat dengan orientasi pada sumber dan per- bcri Ivan satu perahu kecil. Perahu itu membawa lvao k€ keraj.an
kembangan materi matcri folkloristis. Sikap awal Propp, dengan luin. 4. Seorang purri menrb€ri lvan sebuah cincio Beberapa pe-
muda muncul dari c;o.h rtu dan membawa Ivan ke kcraiaar lah
mempertahanlan keutamaan deskripsi sistematis atas riser genetik,
disambut baik oleh L6vi Strauss. Propp tetap yakin bahwa: "Un
tuk mendiskusikao genetika, tanpa penjelasan khusus mengenai l)ari contoh tersebut bisa disimpuikan bahwa berbagai cin<lakan
masalah deskripsi sebagaimana biasa diperlakukan, beoar-benar U merupakao ulrsur-unsur konstan, sementara fersortae dritndtis
sia-sia (Propp, 1968:J). Benamaan dengan rtu, pilihan terhadap rupakan variabcl: "Irungsi-fungsi Para tokoh berpemn sebagai
sinkronilah yang memungkinkan L€vi-Strauss menjadi pengikut yang stabil dan konstan dalam cerita, tidak tergantung
Saussure. Ketiga dan ini mungkin merupakan alzrsan utama ba t bagaimana dan oleh siapa fungsi-fungsi tetsebut dipenuhi"
gi ketertarikan para strukturalis terhadap Propp adalah kredo rqrp, 1968:21). Propp menyimpulkan bahwa bukan motif, me
strukturalis Propp sehubungan dengan tempat relatif 'fungsi da- kan fungsi yang seharusnya dianggap sebagai bagian dasar ce-
lam pengcmbangan plot: 'Suatu tindakan tidak bisa didefinisikan tr rakyat; motif-motif yang berbeda mampu menimbr.rlkan tin
lepas dari tempatnya dalam perjalanan narasi. Makna yang dimi' yang satu dan sama dalam rangkeian peristis'a dan karena
Iiki fungsi tertentu dalam perjalanan tindakan harus dipertimbang' bha dilacak kembali ke unit-unit yang lebih kecil. Bertentangan
Lan" (Propp, 1968:21). luganunit yang secara rradisional Paliog kecil (notif), Propp
Alan Dundes, ahli folklor Amerika yang nengembangkar rcmpatkan unit barunya yang paling kecil (fingsi). Maka,
pandangan Propp lebih lanjut, menganggap pernyataan dalanr 0tifmerupakan varian dari fungsi invarian yang satu dan sama.
Morlhologl ini sebagai "salah satu kontribusi paling penting dan Alasan-alasan yang disitir karena pertaliannya seperti y^ng
sanSat revolusioner bagi teori folklot selama berpuluh puluh ta- gnjr.rkLan L6vi-Strauss bagi Propp yaitu kemiriPan maleri
hun" (Dundes, 1962:100). Dengan pernyataan Propp muncullal, , prlihan terhadrp .rnkroni. P<rtrmb.nsan JtJ\ un\ur'Jnru'
pengertian bahwa penelitian folklor, dengan klasifikasi motif mo aspek posisi mereka di dalam sisten-kini bisa di-
tif terpisah, bergerak ke arah yang keliru. Dalam sistem klasifi kapi dengan rujukan Propp terhadap penelusuran regularitas
kasi umum berdasarkan motif, dua cerita dongeng disebut seba ral. Dalam kata pcogantar karyanya, ia mengamati bah-
gai dua jenis yang berbeda jika dalam satu kasus seorang rnamrsiir "odalah mungkin melahukan pengujian atas bentuk-bentuk
dan di dalam kasus lain seekor bioatang melakukan tindakan secermat morfologi formasi organik" (Propp, 1968:XXV).
yang sama. Observasi yang berulang-ulang membawa Propp kc , Prinsip bahwa penemuan regularitas merupaka[ tujuan para
hipotesis bahwa dal-am tradisi mitis, kemajemukan karaktcr sa yang dikatakan dalam pengant^r Anthtupal|\ie nruct n/e,
ngat kontras dengan sejumlah kecil "fungsi" tertentu (satu fungsr n80n itu Ldvi-Strauss mendesak para anttopolog untuk mene
dipahami sebagai tindakan satu tokoh dan dijelaskan dari sudut on "struktlrr bawah sadar yang menggarisbawahi setiap in-
pandang signifikarrinya bagi jalannya tindakan (Propp, 1968:21). i dan setiap adat istiadat, untuk menemukan satu prinsip
Propp mengilustrasikan ini dengan contoh berikut: i yang sah bagi berbagai institusi dan adat-istiadat
" (L6vi-Strauss, 1972:21).
t. Seorarg raja memberikan seekor garuda kepada seorang pahla- Ldvi-Strauss memetakan jalur yang ingin dia ikuti untuk men-
wan. Garuda rtu rnembrwa sang pahlas'an terbans ke keraiaan i tuj,.ran ini: "traflsisi dari sadar ke tidak sadar dihubungkan
lain. 2. Seorans tua nicnbcri Sudcnko seekor kuda Kuda jtu nem [n gerak maju dari yang spesifik mengarah ke yang umum"
80 noi san d Abdd k,lta tul r di P,ani!: Kti k, Narahlrd,la" ,4"ahn tur
(L6vi-Stiauss, 1972:20-l).lni juga ialan yang diambil Propp. Se- ing fungsi pembentuk-sekuen, adalah motivasi dan repetisi
buah kumpulan 100 dongeng digunakannya sebagai dasar bagi i-fungsi serta hubungan di antara fungsi-fungsi itu.
karyanya; yang lain digunakan sebagai bahan tes. Perlu ditamb-ah Propp menganggap sekuen-sekuen yang jalin-menjalin dan
Lan bahwa ia tidak melakukan penelitian tanpa dasar teoretis i ganda atau fungsi rangkap tiga sebagai varian dan keke-
Observasinya dimaksudkao untuk menjawab persoalan tertentu: ian. Tetapi, ide ini diperdebatkan oleh beberapa pakar, teruta-
"Karena kita mempelajari cerita menurut fungsi,fuogsi per:nnat oleh Claude Bremond. Meskipun ia salah seorang dari yang
dramatis, aLumulasi materi bisa ditangguhkan segera setelah ttdma memakai fungsi Propp sebagai bagian dasar dalam me
tampak bahwa cerira-cerita baru dianggap tidak menyajikan n!ukan struktur naratil, dari semula dia menentang rangkaian
tungsi bani (Propp, 1968:23). unslrr yang taLlinier. Ia tidak menganggap naratif sebagai
Hasil observasi Propp adalah sebagai berikul 31 fungsi bisa tu mata rantai yang raklinier, tetapi sebagai pengikat sejumlah
diidentifikasi, dan sebagai tambahan urutan tempat, munculnya ueo" (Bremond, 196.i:26). Dalam hubungan ini perlu disebut
mereka rupanya konstan./ Ini tidak berarti bahwa ll fungsi ter wa Biemond tidak membatasi diri pada kumpulan dongeng
sebut bisa dijurnpai dalam setiap cerita dongeng: tetapi ini ber- ti{- Secara tepat Bremond melihat bahwa dalam analisis Propp
arti bahwa absennya beberapa fungsi ini tidaL mengubah urut n kemungkinan untuk meninggalLan korpus, betapapun ter
an yang ada. Cerita dongeng, dengan lungsi yang identik me nya. sam.r 'ekeh di luar pen Lnbang"n. drn un, ul men8gun,
nurut pengertian yang telah kita scburkan, tercakup dalam sanr metode Propp sebagai satu fil condutear da,Ie,m menemukan
tipe. Propp rnenyebutkan tiga kemungkinan bagi notasi fungsi ogi umum. Terapi, dalam hal ini sekuen yang jalin-men-
meourut kalimat, substantif, atau simbol (simbol perlu unruk n serta fungsi ganda dan fungsi rangkap tiga yang dianggap
kejelasan yang bisa dicapai lewat formalisasi; tetapi, kejelasan sgai kekecualian, menjadi problematik, karena fungsi fungsi
[klaritas] mengalami kenyataan bahwa dalam berbagai rerje- terjadi secara reguler dalam cerita-cerira yang tidak rermasuk
mahan, simbol-simbol diceriemahkan secara berbeda-beda). {m korpus Propp yang teltutup.
Sebuah dongeng dimengerti sebagai cefita yang bergera[ Scmua ini dihubungkan dengan penolakan Propp terhadap
dari Angsi A (rillal4 [kejahatan]), melaiui ftrngsi-fungsi perantara ingsi antara fab a dan tjubt seperti dipetkenalkan oleh kaum
Le tungsi \7 @,et/r/ing lpe*asrinanl), yaitu pemecahan masalah alis Rusia. la juga kurang membutuhkan distingsi ini karena
Tujuh fungsi sebelum A dianggap sebagai pengantar. Fungsi dan sltbt biasanya ada bersama dalam "bentuk bentuk
mata rantai antara A...\( disebut Propp sebagai sekuen keber. rhana". Tetapi, hanya ketika berurusan dengan sekuen yang
unrtan. Setiap penampilan sar:a "1i' (ti/lainy) menyatakan satLr ing) terjalin dan lirngsi-fungsi ganda, kita mencapai ririk rem-
sekuen baru. Sebuah dongeng bisa terdiri atas beberapa sekuen lab a dar tju.bt muliai berjalan sendiri sendiri, yaitu tempat
Apa yang harus ditentukan kemudian adalah jumlah sekuen cli tdopatnya deviasi dari sekuen unsur-unsur kronologis final dan
dalam satu teks. Karena sekucn-sekuen tidak selalu muncul ber lt1paf l<omponen komponen pengaturan sjabt mulai tampak.
urutan-ada kemungkinan sebuah sekuen disela dan disisipi sc Bremond merasa tersinggung karena aspek lain teori Propp;
buah sekuen baru-dan analisisnya tidak selalu merupakan hal dalam hal ini kritiknya senada dengan L6vi-Strauss dan Grei-
yang sederhana. Harus juga diputuskan apakah beberapa sekucl , Bremond menolak semua perhatiao eksklusifPropp terhadap
masih bisa diperlakukan sebagai satu dongeng, atau apakah mt isgmatik, yaitu rangkaian tindakan yang sejalan dengan wak
reka merupakan dua arau lebih cerita yang terpisah. Unsur u,l Il Propp gagal membahas aspek paradigm;rtis logika tindakan
sur lain yang memainkan peranan dalam morfologi dongeng, rli
|bg, -.rr.r.o. beberapa kemungLinan logis, tetap terbuka ke-
)
82 1ir/i .taitz ,4hzd KtlLr P ,l, .t1 Pta".i: Kt'tik, Naut1ks, tLft /ln./'$ nh 8l
tika satu fungsi diselipkan (fuogsi "pertempuran", misalnya, bnr dukung konstruksi ini dan nenjamin validitasnya bagi setiap
mencakup kekalahan, kemenangan, kemenangan atau kekalahan, naratif" (Bremond, 1974). Dalam tugas ini, model ProPp
tetapi juga bukan kemenangan atau kekalahan). Deng^n cam inr, r membantu; karena dengan memakai model aktan "kese-
hubungan logis sebab akibat, sarana dan tujuan, tet^p tidak tert. 04n semantik, yang lerlalu luas untuk dapat dipahami dalam
fleksikan dan karena itu bisa mengarah ke kesimpr an yang kr itasnya dan diorganisasikan ke dalam mikrosemesta_mikrose
lim. Maka dari itu, fungsi "kemenangan" mengandaikan adanyr t! yang dap^t dijaflSkau nanusia" (Greimas, 1966a:174).
"pertempuran (sebagai tuntutan logis); karcna pertempuran , Proses abstraksi yang mencirikan varian Prancis (yang berten-
untuk meogimplikasikan "kemenangan", di lain pihaL, sana sc dengan Rusia) dari analisis naratif Propp, memPeroleh
kali bukan syarat logika melainkan slereorip budaya tertent,, pembenaran dari kritiknya atas sintagmatik linear
(Bremond, 1964:1)). i.Sirauss. Meletinskii dan Segal menyatakan lewat perspektif
Dengan cara ini, Bremord membedakan fungsi-fungsi yan1l tirr mereka: "Propp mengarahkan senua Perhariaonya Pilda
perlu karena tuntutan logis dengan yang tidak perlu. Sementarl ur naratif cerita rakyat, Pada satu sintagmatik linear, dan
mempertahankan "fungsi" sebagai unit dasar, Bremond memasanrl
pada paradigmarik logis seperti yang dilakukan Ldvi-
unit-unit baru (misalnya, tiga ftrngsi yang membentuk saru sr ss" (Meletinskij dan Segal, l97l:95).
kuen) (Bremond, 7964; 1966. Btgaimanapun pula, ini tidak tcr Dalam analisis mirosnya, L6vi-Strauss sangat tercarik pada
jadi berdasarkan hubungan-hubungan tempor;l-f inal dalam korpus isi semantik terrentu (mentah/masak, lembap/kering), dan
tertentu, tetapi berdasarkan sistemarisasi kemungkinan log I nanya bisa meninggalkan struktur linier naratif tanpa per-
yang didiskusikaonya dalam esainya, 'La logique des possibl brngan. Materinya scbenarnya tidak rerdiri atas seiurnlah
narratifs" (1966). Melalui pendekatan ini, Bremond dengan teg$ sementara teks rnempakan basis bagi karya ProPp Meletinskij
beralih dari teks-teks naratif konkret. Pembedaan fab a/yu;r cskripsikan perbedaao tersebut sebagai berikuc: Meskipun
tidak berarti dalam modeloya karena disringsi ini menuju ke tcks ikirannya tentang metode analisis strul<tural miros srngat
konkrec. Dengan memakai pertimbangan metodologinya sendirr rinci dao transparan, contoh kookret yang diajul<annya bu-
Bremond sebenarnya membatalkan kritiknya yang utama rerhadrt) uh cnali.i' strukrural nrr.rrrf mito' m.lainlrn pemrIrr'trr
Propp, katena validitas kritik itu terganrung pada pertimbangarr bersifat mitis [...]. L€vi-strauss pada dasarnya tercarik pada
teks konkret. mitologi. Icu sebabnya ia muld dcngan mitos, merggabung-
Akibatnya, E.M. Melerinskij, seorang ahli semiotika RusrL fungsi-fungsi hanya secara vertikal, dnn mencoba menernngkan
yang berdiri tegak daiam tradisi Formalis, mengkritik sifat ah igmarik mereka yang tumpah tindih dengao varian-varian
strak model Bremond: "Analisis Bremond sangat abstrak (karenl. , Model strukturalnya tidak linier" (Meletinskij, 1969:r9l).
nya jadi tidak memadai) sebab ia mencoba analisis umum dengrr Oreimas nemandang tufltutan ideal naratologi sebagai kom-
mengorbankan pendeLatan yang berorientasi pada genre [seperrr $i model L6vi Strauss yang berorientasi paradigmatik dan
pendekatan Proppl" (Meletinskij, 1969.201). cl Propp yang berorientasi sintagmatik Tidak seperti Propp,
Tetapi, analisis yaflg berdasarkan genre ddak begitu menarili imas tidak hanya nenganalisis dongeng, tetapi iuga mitos-
(Gteimas, 1963, dan retutama t966b) Ia menganalisis
lagi bagi Bremond dan Greimas. Mereka lebih memperhatikarr
"tata bahasa naratif", atau "semiorika naratif" seperti diForrrrdasr lotl telutama menurut metode paradigmatik L6vi-Strauss, te-
kan Bremond baru-baru ini (Bremond, 1974), yaitu bahwa basir pcrkembangan akhirnya berjalan ke arah mecode sintagmatik
logis tida-k boleh diabaikan: "Sebuah model yang diilhami logik,L Itopp, A'g"-.n"yu "dalah bahwa mitos sebagaiL naratif melr,rlikt'
81 Ihn Sarba Abdd Kul2a Pzhl) Ai Pb".i: KitiA. Natutalo[1, ddn ,tt"ali'$ '[ebr
dimensi temporal: "Tindakan-tindakan tokoh mitis dikaickan I yang d,,rnrmkan I.. I mem-k,d ki.. Lnruk m.ns"nsrrpiy,
'e
dengan rasa hormat terhadap apa yang telah terjadi sebelumnyl i model meralingual yang secara hierarkrs drsuperordinasikan
dan apa yang akan terjadi setelahnya" (Greimas, 1p66b:2!). ta model-model yans memenuhi syarat atau funssionxl [...] (crei-
meoyistematiskan fungsi naratif dengan bantuan conroh diri , r966a:23)).
korpus mitos Indian Bororo. Dari sana ia maju untuk mencarat
peranan tokoh-tokoh, dan terutama berurusan dengan perubahan 0rrgkaian temporal kejadian kejadian, "stmktur permukaan",
peran tokoh-tokoh utamanya (ayah dan anak). Secara sistemarir analisis terakhir tidak menambahkan apa pun kepada
ia melakukan analisis tentang interelasi data sinragmatik fungsi i "sebaliknya, cenderung menyamarkan keterbatasan semio-
fungsi dengan sekuen dan data peran paradigmatik perubaharr untuk menyembunyikan makna" (Bremond, l97l:89). Me-
peran, serta dua bentuk yang berbeda dari fungsi kontrakmal t pendapat Bremond, kecenderungan dogmatik bergerak
(kontrak suka rela marpun terpaksa). -pelan k( anal;- Lreima.. (lreimr. merampa' narrtrl d.rrr
l
Mula-mula Greimas terlibat dengan menetapkan struktur basannya. Narator tidak bisa memilih dari berbagai kemung-
struktur makna elemenrer dalam mikrosemestaan semantik. Mo untuk melanjutkan ceritanya: "Dari jaringan linrasan yang
delnya memperhitungkan bentuk bentuk statis, nonnaratif di sir Grermas menyeleksi sebuah kombinasi, kemungkinan di an-
tu pihak, dan di lain pihak dimaksudkan agar disesuaikao dengal banyak yang lain, dan sesuai dengan itu terapi atas hak
proses penopang tindakan dinamis. Atau, seperti diringkask^n privilese untuk memerintah kesernestaan
-memperoleh
(Bremond,
oieh Bremond: "Relasi-relasi ftrndamental yang dinarnis, yan; tif" 1973:99).
mengandung model taksonomi (contoh: emas lawan timah), $remond dan Greimas berbeda terutama dalam konsep me-
memptoyeksikan dirinya dalam operasi yang didasarkan padrr leotang waktu. Seperti Bremond sendiri menentukan, esensi
istilah-istilah yang ditetapkan oleh morlologi elementer yang sr t0 ba8, C'ermJc rerlerak dal.m saling rerp.ngaruhnya rela"
ma (dengan membicarakan misalnya, 'bagaimana emas murnr nontemporal yang melebihi terjadinya" peristiwa-peristiwa
berubah menjadi timah yang tak berharga')" (Bremond, 1973:83 diceritakan. Bagi Bremond, di lain pihak, esensi terletak
4). Keteraturan operasi ini membeDtuk sintaksis tata bahasa na- "keakanan', yang mengandung kemungkjnan masa depan
ratif. Dengan cara ini, Greimas memperoleh dua tingkatan ana- berubah-ubah. Greimas melukiskan pandaogan yang lebih
lisis, tingkatan "strukur nararifimanen" dao tingkaran "manifcs- dao hisroris. Meskipun tidak bisa disebut sebagai ahli
tasi (Bremond, 1973:88). th di antara para naratolog Prancis, harus diakui bahwa Bre-
Bremond, yang biasanya sangat menghargai ketegaran kary,r lecara leareti mempettahankan dinamisme yang diasumsikan
Greimas, dalam hal ini menjadi kritis. Dalam pandangannya, para ahli sejarah.s Ia melakukan ini atas nama kebebasan
Greimas melihat tingkatan dalam tatanao hietarki yang jelas. tidak peduli pada "kendala semiotika creimas: Bagi kita
Dalam hierarki itu, tingkatao relasi nontemporal dan konseptu,rl i kebebasan, kebenaran, dan keindahan, yang selalu men
yang "lebih dalam menentukan makna naratif yang seben^rnyr. orang untuk merangkai cerita, bukanlah ilusi yang me-
Pernyataan berikut oleh Greimas menguatkan kecurigaannya: buoyikan 'permainan kendala semiotika'. Jika ada pemainan,
bukan permainan yang kita alami, melainkan permainan
Kita boleh mengasumsikan bahwa model organisasi kronik mensenai kendala-kendala rersebur, dengan membebaskao peog
isi, yans kira remukan dalam bidaog bidans yanS sedeinikian jauh yang mengeksploitasi dan mengatasi mereka" (Bremond,
berbeda, harus memiliki kttan umam. Keridakpeduliannya rerhadap 3: l0l).
I
86 Tlori Sdtba Aldd Ked"d Prlzl
t4hrne Prd,"!. kir*. Nnfthhgi. ht ,,lnahtr TaLt 81
'fi
Di samping peogesahan dan kewaspadaan terhadap kekuatan i pe,an LBrcnoad. rq ,. lrJr. BaBi.n {erbe.Jr dru bu-
dan kelemahan teori-teori kaum naratolog strukturalis lainnya, , LogiEte rh rlcit, dipersembahkan untuk mendaftar peran-
Bremond memblokir jalannya sendiri menuju kebebasao, bistori tln yan8, seperti diakuinya, tetap tidak selesai dan agak se
sitas dan evaluasi personal dengan mengikatkan diri pada relasi nang-wenang. Kecermatan karya Bremood, caranya meoild
logis: Suatu logika intrik, mungkin tugas yang tidak enak te mengasimilasi penelitian penelitian yang dilakukan orang-
tapi penting, harus mendahului semiotikanya. Logika ini, yang lain, dan sikapnya yang rendah hati, semua itu mendukung
sesungguhoya adalah bahasa naratif yang universal, membeban , Sayang, tampaknya ia tidak dapat mengarahkan perbedaan
kan dirinya pada Lita sebagai langkah pertama dalam analisis btoris, "keakanan", untuk tidak mcngatakan apa-apa mengen^i
\r rukrur narlrrf r Bremond, lq t: I .,1t. ungkinan menerangkan secara gamblang oiLai estetis teks
Dari analisis logis yang abstrak, yang tuSas utamanya rrlc ltttif (cl Scholes, 1974:96).
nentukao unsuf-unsur mana yang saling merangkum atau salLng r Solah seorang ahli di Prancis yang terpengaruh tidak hanya
mengecualikan yang lain, dan unsur unsur mana yang bisa di h Propp dan L6vi-Strauss, tetapi juga oleh Formalisme Rusia,
kombinasikan dengan yang lain, Bremond belum menemukarr ;ddtlr Tzvetan Todorov, yang pada tahun 1965 menerbitkan
jalan kembalinya ke manifestasi individual logika ini dalam teks fjumlah hasil pcnelirian Laum Formaiis Rusia dalam terjemahan
individual maupun kelompok-kelompok teks. Ia hanya memrnjuk lrhoea Prancis. Maka, tidak mengherankan bahwa pembedaan
beberapa varian kultural (misalnya bahwa peperangan harur $t$t\ fab la dan lubt, yang tidak lazim dibicarakan dalam
mengandaikan adanya kemenangan merupakan stereorip kultural) lltltologi Prancis, benar bcnar rnernainkan peranan dal-am karya
Ketakutan yang diungkapkan L€vi-Strauss dalam resensinyl, . Akibatnya, metodc Todorov lebih mendekati teks dari-
bahwa Propp mungkin tidak bisa menemukan jalan kembali dnri yang lanmya. Lagi pula, ia rerus-menerus trerusaha menecap-
yang abstrak ke yang konkret, ternyata benar pada tingkat yanu nilai sastra teks, usaha yang lebih kami kenal sebagai ke-
lebih tinggi bagi Bremond. Propp hampir tidak menyimpanrl nn Formrl'sme Ru,ia. Dalam menyumb;ng nomor rrrbrrdn
jauh dari teks. Fleksibiiitas "sekuen" nya, yang ditekankan olclr Cammanicat tau (1966), Todorov mengajukan serangkaian
Bremond, sedemikian jauh tidak membuktikan apa apa kecuali p yang memperhatiLan perbedaarL fabula clari lultt. Dalan:
penyempurnaan skema Propp, tetapi belum merupakan "pem catdgories du racit litt6raire" ia mengemukakan dikotomi
tte dan divours. yang sebanding dengan c\kotomi "fab/e"
bebasan pengalaman". (Secara luas ia memodifikasi Lonsep Prop;' C,al
'. Dalam bab yars mensupa5 ll,roirr dra menuntut model
tentaog sekuen. Bagi Bremond, sekuen dasar memrnjuk struktLrr
rangkap tiga dalam proses, "potensialitas, transisi ke tindakarr, ldik Bremond di satu pihak dan model homologi L6vi-strauss
dan pencapaian", dengan Lemungkinan-kemungkinan "tak arlrr lnin pihak; menurut model homologi, naratil merupakan pro
transisi ke tindakan, Lurangnya pencapaian".) i sintagmatis hubungan-hubungan paradigmatis. logika
Introduksi peran oleh Bremond juga harus dipahami sebagrLi skan yang diajukan Todorov bersama model ini baginya
suatu perbaikan. Pada basis konsep perannya, Bremond bisu pakan basis riset naratologi, tepatnya bagi kasus-kasus
mendefinisikan fungsi, berbeda dengan Propp, "tidak hany:r dc kesesuaian logika dengan sekuen tindakannya terganggu-
ngan satu tindakan (yang akan kami seblt l)totet), tetapi dengurr no deviasi-devirsi itu bermakna: "Kalaupun pengarang ti-
posisi dan relasi orang-subyek dan proses-predikat; atau, dengir i menaati logika ini, kita harus diperkenalkan kepadanya: ke-
istilah yang lebih jelas, kami akan mengatakan bahwa strukrLl $lktaatannyu memperoleh seluruh makna yang justru tepat
namtif terletak bul<an dalam sekuen tindakan. melainkan dalrrrrr flrm hubung.,nnla dengan norm.r'normr y.rng direnrukan
I
88 'ftrti Santu /h2.1 Kul"a P2llll Sttuhtlfdlnne
'/i
Pran,i: Kfltih, Narankt!, ld Aaalnt Tht 89
logika ini" (Todorov, t966:132). Todorov menggambarkan pan- nya, ia berurusan dengan tingkat sintaktis r.aratif (fabala), yang
dangannya yang umum dengan merujuk pada karangan Laclos, dibedakannya dari tiogkaran tingkatao semantis dan verbal (sti-
Le: liaisons dangereuet. listik-retoris). Sikap itu menempackan Todorov menjadi saogat
Relasi antara tokoh-tokohnya juga tepat untuk bid,a4 fabula, dekat dengan Propp. Ditambah kenyataan bahwa Todorov dalam
yang oleh Todorov dimasul<kan ke dalam skema triadik, yaitu hal ini berangkat dari materi tetterrtu, noNellar Boccaccio, mem-
''kehendak, komunikasi, partisipasi". Semua relasi lainnya yang pcrlihatkan kedekatannya dengan Propp. Namun, Todorov secara
mungkin, bisa berasal dari ketiga relasi umum ioi dengan ban meodaiam menganalisis hukum$ukurn naratologi umun yang
tuan aturan derivasi. Todorov membuar transki cl^dfab la ke tit melampaui materinya-suatu perspektif yang tidak lazim bagi
tbl dengan mengacu pada waktu multidimensronal fab a, sebagai Propp. Dalarn studi ini, Todorov sangat mengandalkan tiga se-
mana dipertentangkan dengan waktu tj bt y^ng pada dasarnyi rongkai. D^lam berbagai tingkat ia mengembangkan skema tria-
bersifat linier. Bahwa yang teriadi secara simtltan dalarn fai t dik, dengan akibat bahwa kami menahami kelemahan-kelemahan
Irarus tampak dalam sekuen di d am :jnbt (di dalam teksnya): yrng khas bagi model-model triadik, yaitu bahwa biasanya ada
"satu figur kompleks diproyeksikan pada garis lurus" (Todorov, bukti-bul<ti Lesenjangan antara satu unsur triadik dengan dua
t966:139). Dengan cara ini, sekuen tindakan alami dirusak se' ydng lainnya. Bremond, yang mempersembahkan satu bab dalam
kalipun pengarang hendaL mempertahankannya setepat mungLin. Logique dn rlcit bagi studi Todorov, menunjukkan kesenjangan-ke
Biasanya pengarang berjuang untuk mengubah sekuen alami reniangan itu sekalipun tanpa metagukan triadii< itu sendiri, ka-
"ver-
demi alasao alasan estetis. Di samping perlakuan khusus terhadap tcna dia juga berpikir dalam konteks triadik. Dalam skema
waktu, slrdut pandaog naratif juga menbedakan :juzt r)ari fd- bo, ajektiva, dan nomina nama diri', misalnya, ajektif sebagai uo-
rur yang secara deskripriflebih memenuhi syarar untuk dilepaskan
Esai Todorov, yang memuat satu bab rencang aspek-aspek r2l- dari sintaksis naratif karena keLurangan potensi dinamisnya un
it, mendorong kami untuk mempertanyakan apakah pernyataan tuk mengangkat tindakan ke permukaan: "'Tirhan Nlahakuase
pernyataannya mengei i tj"ht nj.etup^k^ bagian integral pem- merupakan peroyataan atributif yang tidak menceritakan apa-
bahasan-pembahasan teoretisoya. Transisi dari bab tentang fabulu, tpa; 'T|lhan menciptakan surga dan bumi adalah suatu naratif
lempat ia mengembangkan unsur-unsur logika tindakan, ke r7z' minimal yang merupakan satu naratif utuh (Bremond, 197 3:1 l2)
2r dibuat dalam istilah yang sangat umum dan membatasi diri Menurut Propp, ajektif dikelompokkan bersama dengan atribut-
pada waktu linier dan pada prinsip esteris sebagai konsep-konsep rtribut dan tidak berperan dalam fungsi. Aspek yang memenuhi
dasar. Kenyataan bahwa transisi ini tidak meyakinkan, menurut tyarat, menurut pendapat kami, menyediakan ruang untuk eva-
pendapat karni, merupakan ciri khas bagi kesulitan dan kerumitan luosi-evaluasi terhadap para tokoh dan tindakan, evaiu^si yang
dalam menemukan jembatan tingkat logika abstrak dari fakfu, bcrada di luar iingkup para lraracolog Praocis
yang dikembangkan para peneliti individual sebagai bidang yang Ketiga verba yang membentuk leksikon tindakan dalam To-
dipertimbangkan secara ketat dan agak kaku, ke tingkat peng- dorov menunjukkan inkonsistensi yaog seftrPa:'memodifikasi,
awansjabt yang lebih Lonkret. Jika penjembatanan ini akhirnya ocmbuat dosa, menghukum ' masuk ke dalam dua kelompok ka-
tidak tercapai, bahaya bahwa tuntutan tuntutan iogis menjatli lcna hanya "memodifikasi" yang memiliki satu tindakan umum
oronom, terlepas dari data tekstual, nenjadi besar. ymg memajukan fungsi; verba "membuat dosa" dan "menghu-
Dalam karyanya Granmarre dr Dhaneton (1969), Todorot' kurn" tidak memiliki generalitas dan o€tralitas semantis. Mcng_
memb^t^lka.n tj Zet sebagai tujuan penelitian. Sebagai pengganti- hukum' terbukti paLing tidak memadai, karena jelas sekaii dao
90 lioti Sdrra Alad KedM Prlrh ln,,trluir 7il'
tt llt,tdL'n. di Prdrn: kitik, Ndz!a/a!', 9r
I
92 ltati Sdntu Ata'l KdM Ptlah SE,btL"alA4',tt P't",., Ka L. \),aak-t ,,.rt .l1ntt, , !ct, 9.1
Dalam kasus komunikasi puitik tekanan utama terletak pada pasti kurang teliti. Sifat sifat semanris saja tidak menghindari
pembawa tanda ('fokus pada pesan demi pesan itu sendiri"). deskripsi, dan dengan bantuan leksikon, analisis yang lebih tepat
4. Prinsip ekuivalensi diangtap perting, tetapi belum merupakan bisa dilakukan. Terapi, data kontekstual dan situasionai mampu
syarac yang cukup bagi firngsi puitik. mengubah sifat-sifat semantis Lara dalam teks yang spesi6k.
5. Tidak dinyatakan apa pun mengenai disposisi pembaca, yang "Les chats" menconrohkan pengaruh konteks pada titik ke
hanya dikemukakan secara samar. Pengandaian implisir jelas rika sifat-sifat "tidak bernyawa, bernyawa" dan "maskulin, femi
merupakan nilai universai yang dikaitkan dengan keteraturan nin" menjadi vttal' b^gi interp.etdti (hipotesis rentang interelasi
(informasi) berlawanan dengan Lekacauan (enrropi). Relasi rc makna) dan ketika rclasi ekuivalensi (pengaruh intratekstual)
lasi ekuivalensi dari berbagai jenis, yang semuanya bisa ditun- ltau tradisi kultural (pengaruh ekstratekstual) memiliki efek ter
jukkan dalarn satu teLs, memperlihatkan tingkat keteraturan hodap penentuan makna akhir sebuah Lata. Karena makna da
yang tinggi. lsm kedua kasus itu ditentukan dalam deviasi sifat-sifat leksikal
6. Analisis yang dilakukan berdasarkan relasi ekuivalensi harus yong terdaftar, semantik harus maDrpu menghitung deviasi dan
tunduk pada pengujian antarsubyek. rrdnsisi bila ketepatan merodologi asli yang dikehendaki. Tetapi,
[mantik sekaraflg ini tidak bisa memenuhi tugas iri.
Dengan cara ini, pernyataan bahwa "seseorang bisa mengata Sebagai akibat fbrmulasi Jakobson tentang lungsipuitik, jusrru
kan yang sebenarnya mengenai Baudelaire adalah bertentangan tifat-sifat kata iru, yang tidak ditetapkan dalam leksikon, yang
dengan diktum Barthes bahwa "seseorang tidak bisa mengatakan lckaranS muncul. Ekuivalerxi pada poros kombinasi menbanru
yang sebenarnya mengenai Racine". Sejauh mana pernyataan ini tktivasi makna "marginal yang memainkan peran substansial .li
benar dan di mana letaknya batasan yang mungkin, akan dibi ddam metafora, misalnya. Ekuivalensi pada tararan kombinasi me-
.rr.rk,n d"lrm hrl.man-hal"nr"n bellur ini. mungkinkan seleksi yaqg tidak bisa diterima dalam teks nonartistik
Satu batasan terletak pada isolasi pembarva tanda dalam sis- $"otman, 1972a:121). Prinsip puitik tidak berarti hanya memper,
tem komunikasi. Jakobson rnulai dengan sistem ini ketika ia luat atau menggandakao seleksi utama sebelumnya. Kerap kali
mencatar berbagai fungsi bahasa, tetapi kemudian, berdasarkan tnrkna ditentukan hanya oleh sarana-sarana kombinasi; seleksi,
deskripsinya mengenai fLrngsi puitiL, ia mengabaikan relasi yang yrng dalam bahasa nonartisrik akan dianggap sebagai seleksi yang
ada antara pesan dan pengirim, penerima dan kenyataan ekstra- $Cat, dilakukan dan dihayati sebagai bermakna. Kami dihadapkan
linguistiL. Ia mengonsentrasikan perhatian pada pesan dan relasi ftda fenomena ini terutama dalam puisi hermetik modern. Analisis
relasi internalnya. Thtaran linguistiL yang cocok denlJan tingkat f,ks modern yang sukar mungkin menyebabkan Jakobson dan
konsentrasi dan isolasi ini bisa dianalisis dengan metode ini. Mi- Uvi-Strauss menerima semantisasi berdasarkan kombinasi Tni
salnya, relasi ekuivalensi dalam korpus yang telah dipilih bisa .li, dtpat mengurangi kesenjangan yang muncul dalam analisis Bau-
konstruksi secara definitif dan runtas pada tararan fonologi dan dlhire dengan mernperhatikan kriteria ketepatan dan kerentanafl
sintaksis, dan dapat dinyatakan salah. Namun, mengenai cararan frhadap pengujian aotara daftar fonologi dan relasi ideDtitas
semantik, Lomplikasi komplikasi akan muncul: sejauh bukan hr. lntaktis di satu pihak dan relasi relasi semantis di lain pihak. Pene
nya makna leksikal (makna pokok, inti makna [Schmidt, l9(,9]) -penelitian Ursula Oonen (1!71), yang didasarkao pada tata
yang harus diajLrkan untuk sebuah kata, tetapi juga konsrinrsr hhosa transformasional dan dengan demikian menentul<an posisi
makna dalam Lonteks, maLa isolasi pembxwa makna ternyarrr tlng menguntuogkan terhadap sintaksis, mengindikasikan arah
problematis, dan analisis pada tararan ini secara metodokrgi, Fng mungkin rersedia bagi penelitian lebih lanjut.
94 no/l Sd*a Abal Kidk Pxl,h
tl/ nlatinN di P/a,.i: ii'itil-. Ndrdtalali. th, A,alaa'lL"Lt 95
Jakobson dan Ldvi-Strauss ridak melakukan penelitian menye- ,kcpentingan yang tinggi (tidak ccrganrikan) dalam segmen teks
luruh mengenai pengaruh kombinasi ekuivalensi pada bidang
yrng dibicaraLan: Semakin berbeda kelas-kelas ekuivalensi yang
semantik. Dalam teori dan dalam puisi, mereka tidak
^nalisis meliputi tingkatan teks dan semakin titik temu mengangkat ta
memperhitungkan kemungkinan pemeringkatan heirarkis ber- t0ran ini dari ballian teks lain, semakin penting tararan ini dalam
macam ekuivalensi. Dar hanya dengan memperhitungkan hierarki
tcks sebagai keseluruhan" (Posner, 797 2:219 ).
itu, ada kemungkinan untuk mengatasi bidang semantik, yang
Deflgan cara ioi, Posfle! menarik kesimpulan dari asumsi im-
sekarang ini nasih resisten terhadap deskripsi yang tepat_ Daiam
analisis Jakobson dan L6vi Strauss, dibuar pernyataan pernyataan
Plisit Jakobson tentang nilai dan tatanan yang tinggi, dan mem
bahas hipotesis nilai yang memungkinkannya bertentangan de-
yanS tega5 dan berpengaruh mengenai aspek aspek semantis.
ngan Jakobson dan L6vi-Strauss-untul< nembuat hierarki dan
Namun, dalam hal metode, pernyataan-pernyataan itu lemah.
mengevaluasi observasi tertang hubungan ekuivalensi. Perluasan
Kelemahan ini justru lebih berarti jikir dasar teoretis analisis
dasar teoretis tentang fLrngsi puitik ini, menurut pendapat kami,
puitik tidal memperhi ngk^n iltterl)retari (dalan arti yang kami
deskripsikan di atas). Formulasi prinsip ekuivalensi memberi ke- Ferlu, bila hanya untuk membedakan kombinasi dalam teks teks
nonsastra (misalnya, periklanan) deogan kombhasi di dalan teks
mungkinan untuk memperlihatkan lungsi puitik seperti yang di
tlstra. Ini juga diperlukan untuk mengecek akumulasi relasi re
contohkan dalam "Les chats karya Baudelaire. Akibatnya, studi
losi identitas terkecil yang bisa dibayangkan dalarn sebuah teks.
yang dipertimbangkan, yang dibatasi oleh teori, hanya bisa mc-
Gagasan yang mendasari konsep Lorman tenrang interlerensi ju-
mi\ki stfat analitis, dan dengan begitu merupakan nilai yang
gn merupakan dasar bagi Posner. Kemajemukan interferensi me-
patut dicontoh. Dalam batas-batas analisis, pembuatan katalcig
ncntukan individualitas dan nilai sebuah teks: "Semakin banyak
relasi-relasi yang setuntas mungkin benar-benar memenuhi tun-
rcglrlaritas yang terdapat pada tingkat struktur tertentu, teks ter-
tutan teoretis; dan bila pembuatan katalog ini dilengkapi dengan
rcbut akan semakio tampak individual" (Lotman, 1972a:l2l).
catatan observasi yaog lebih teliti dan satu hipotesis suplementer,
Pada tahun 1968, Nicolas Ruwet mengajukan pertanyaan apa
ia akan memperlihatkan struktur khas Baudelaire.
koh priasip eLuivalensi seperti itu cukup untuk menghasi)kan
Misalnya, observasi lebih jaulr bisa dilakukan terhadap distr!
cfek estetis puitis karena prinsip ini juga direalisasikan dalam
busi kelas-kelas ekuivalensi. Kenyataan bahwa dua kelas ekuiva-
tcks-teks lainnya. Ia menunjuk Samuel R. Levin dan teorinya
lensi yang didefinisikan secara berbeda memiliki distribusi yang
menSenai "pasangan (ekuivalensi ada pada sekurang-kurangnya
sama dalam sebuah teks, menurut Roland Posner, memberi kon-
dua tataran yang berbeda) untuk menemukan beberapa petunjuL
tribusi dalam penyusunan teks: "Karena, semakin tataran-rararan
bogi sifat distingtif teks teks puiris. Dalam analisisnya sendiri ia
teks yang secara independeo satu sama lain dapat dihubungkan
mencoba memperkenalkan hierarkisasi yaflg tidak ada dalam
dengan scgmentasi, akan semakin relevanlah segmenrasi iru bagi
struktur teks" (Posner, 1972:2lB). posner mencontohkan kata Jakobson dan L6viSrrauss, dengan menrnjuk bahwa ekuivalensi
''fin dalam puisi Baudelaire. Kata ini merupakan anggota limx tintaktis membenruk basis ekuivalensi fonologis dan semantis.
Meskipun ia menunjuLkan relevansi hierarki ini, metodenya-
kelas ekuivalensi, yairu kelas A-E. ((A) ajektifl (B) jenis ketamin
dnlam analisis mengenai Je te donne ces vers" (1971! masih
maskulin, (C) pada akhir baris; (D) mempunyai irama maskulin,
trngat dekat dengan metode Jakobson dan L6viStrauss.
dan (E) berima dengan homonim Posner membatasi dirinya
Rumusan Jakobson tentang fungsi puitik tidak memasukkan
pada Lategori formal. Ia ridak menunjuk data leksikal.) Dari pe
bosis bagi bierarki ekuivalensi: persisnya, ia ridak meninggalkao
nyajian terakhir sifat-sifit scruktural ini ia menyimpulkan derajat
flse pembuatan katalog. Namun, analisisnya meLiputi evaluasi
96 'leoi Sdnrd Ara.l Kl.lra Prltt 97
tentang relasi ekuivalensi (misalnya, dengan memperhatikan i Michael tuffaterre, yang mengkritiL metode JaLobson dan
dua bagian kuatren kedua) yang nyatanya mengandaikan adanya tlvi-Strauss dan menanggapi analisis mereka terhadap "Les
tinjauan terhadap distribusi ekuivalensi sep€rti yang dilakukan lhtts" dengao interpretasinya sendiri, memasukkan faktor waLtu
Posner. Tiansisi dari pembuatan katalog ke rekonstruksi hierarki kedua aspeLnya. Pada tempat pertarna, faktor waktu me-
ekuivalensi bisa dicapai dengan sarana sarana hipotesis suple peranan dalam proses membaca. Riffaterre menggunakan
menter, tanpa merugikan ketepatan analisis, seperti yang menjadi p "pengalamao kontras" dalam menentukan struktur puitik
jeias dalam kasus-kasus Levin, Ruwet, dan Posner. h pembaca: "Setiap hal dalam teLs yang mengaiukan pembaca
Tiansisi dari analisis ke intetpretasi tampak lebih rumit. Namun, t G perftadt, secara tentarif dianggap sebagai komponen
Jakobsoo dao ldviStrauss tidak ingin meninggalkan interpretasi,
ktur puitik" (fuffaterre 1p66:204).10 Kontras muncul ketika
bukan karena mereka tidak puas dengan pembuatan katalog, juga topan pembaca mengenai struktur repetitif terbukti salah dan
bukan karena mereka merasa puisi harus memiliki nilai. Tetapi, ungkinan meramal diperkecil. Thnpa menolak prinsip ekuiva-
karena teori lakobson tidak memperhitungkan interpretasi, dalxm i (fuffaterre ternyata memerlukannya untuk menetapkan
hal ini ha^silnya baik, terutama untuk memperoleh kritik. pola harapan), ia membuatnya tergantung pada persepsi
Kerap kali dengan cara yang bisa dioyatakan salah, tanpl a selama rangkaian waktu dalam proses membaca. Bila
mengindikasikan bagaimana sebenarnya tataran fonologi dan sin ulamon konrra" rer;adr. menuruL fuff.rrerre. rc bisr mempc
taksis bisa mempengaruhi tataran semantis, Jakobson dan L€vi- ruhi makna secara retroaktifdalam teks yang telah dirasakan.
Strauss melompat dari observasi ekuivalensi fonologis dan sintahcrs hh pemenuhan proses membaca, pengaruh ini tampak jelas:
ke pernyataan-pernyataan yang lebih tegas teotang makna (mi lkq keseluruhan data dan pengetahuan akhir, menggelora
salnya, "Pengh^pusan /r/ sebelum /l/ secara mengesankan menyc unruk memodifikasi apa yang telah kita rasakan sebelunnya
babkan transisi dari kucing yaog empiris ke transfigurasinya yang htcrre, 1966r221).
fantascik' (fakobson dan L6vi-Strauss, dalam Lane, 1970:211) Di samping faktor waktu yang berkaitan erat dengan proses
Celakanya, dasar semantiL bagi kontras ini tidak ada; dan ittL baca, interpretasi Riflacerre ditandai denglan faktor waktu
juga tidak bisa ditetapkan, karena akan menyanggah reduksi sis tnmpak dalam tradisi sejarah kultural dan khususnya dalam
tem komunikasi yang telah dipegang teguh menjadi pembavrL hi sascrtr Ketrld Rinarerre menerapkon b"hwa pLri'r B"ud.hrre
tanda. Penetralan yanS serupa terhadap posisi metodologi yang aiusi sastra, klise, dan ironi, ia tidak bisa melewatinya
teiah dipilih campak ketika konsep transisi dinamis digunakarr pn nspek waktu ini. Dalam hal ini, relasi rel.rsi ekuivalensi ti-
untuk mempertahankan tataran keempat organisasi yang dinilrr bisa menggantikan pengerahuan mengenai familiaritas dan
sangat tinggi (dengan the di:tych). nkaian bahasa yang lebih kuno dengan sastra yang lebih ku
Mcngenai ironi, ia mengatakan: "Dalam keseluruhan kuarren
Jika di lain pihak relasi relasidengan realitas eLstralinguistik
dengan pengirim dan penerima dimasukkar di dalam dalil teor,, t, itoni diperkuat. Jakobson dan Livi-Strauss dibutakan oleh
tis, maka faktor rvaktu yang smgat penting bagi observ^si semartr\ lclisme yang tidak relevan dan tidak melihat itu" (tuffaterre.
bisa dimasulckan ke dalam model struktur "sPasial" Jakobson. Parlrr :2lO). Ungkapan "bamrr ies tlnlbres" yang dianggap RifFaterre
hakikacnya, penelitian Jakobson ditandai dengan konsep struktu (bukan dalam pengertian negatif) bagi pembaca yang terla-
spasial.9 Dalam analisisnya, relasi-relasi internal puisi sebagai suarrr dnn yang dipandangnya sebagai alusi bagi Racine dan Delille,
keseluruhan (yaitu setelah selesai proses membaca) diteliti, clrrrr rrl dari pengetahuao tradisi sastra ini dan mengarah ke mak-
karena itu dipisahkan dari urutan waktu linier. tlnl sama sekali berbeda dari yang telah dikemukakan oleh
98 'ftoti 5a!!u Al).1 Kutua t ir,l & P,tktii: KtitiL, Nttrit!,ld" Ardlnr'liht 99
Jakobson dan L6vi-StraLrss.'Kekuasaan Legelapan' Jakobs,r rckurang-Lurangnya harus "tarnpak", kalau tidak, itu ti
yarg dikaickan dengan "cugas meflgerikan dzrr counier lni[t,, lcvrrn. Bekerja dari pendirian tersebut, fuffaterre harus me-
(dalam Lane, 1970:213) tampak dalam tuffarerre, dengan l,Ln rhrir penbagian yang telah disebut di atas: "Pembagian tig.r
belakang historis yang diperhitungkan, sebagai suaka bagi kcl, lnlnrt, terlrrama yang terakhir, menggunakan konstituen
<lupan rahasia, sebagai tempar istimewa untuk medirasi, tenrl, I ;nrurgkin tidaL bisa dirasakan oleh pembaca; dan karena itu
suci untuk menyendiri" (tuffaterre, 1c)661212). lrfn-konstiruen ini hams terap berbeda dari struktur pui-
Dalam kesenjangan ini, perbcdaan antara dua dasar reor, r', tg r.liharapkan memberi tekanan pada bentuk pesan, untuk
tetsebut menjadi sangar nyata: di sacu pihak isolasi pernb,,r,r rrrrnya lebih tampak, lebih memaksakan (ibid.l. Hal se-
tanda, di lain pihak inklusi pembaca dan kodenya yang ke , brrkrritan dcngan pernyataan Jakobson dan L6vi-strauss un-
lamnya unsur temporal dimasukkan. Hampir tidak mengejurl Ll rcnrlrkan antara baris 4 dan baris f2. Namun, tullaterre
bahrva dalam mendeskripsikan tema pacla tataran yang tcq,n,,I lnltwt 'omne etx nnt frileax" darr baris ,i jelas homolog
dari teks puisi, Jakobson dan L6v' Strauss di satu pihak dm It rtr L
| "tnxlne e x identaiu' ([rga bari 4), dengan demikian
rerrc di pihak lain sampai pada konklusi yang bertcntangan. S,,, trir l(lrirannya dengan baris 12 tampak ridak relevan.
bol 'anrbogin" ditolak olch tuIfaterre narn?, "k0 teLeltui | \t rilngar penting bagi fuffaterre, yang sepenuhnya setuju
dilakukan dengan baoruan refcrcnsi pada^tns tl |rinsip ekuivalensi, adalah kontak antara teks dengan
keterkaitan leksiklt ,l.L
lam teks, yang oleh kedua strukturalis cersebut kurang dipcrlr.Lr r; kontrk ini menentLrkan akseptabilitas observasi ekuiva
kan dalam penelician mereka mengenai ekuivaicnsi granarr ,,1 dlrr kcpcntingan estetisnya. Berkenaan dengan prinsip ekui-
dan dengan memasukkan perubahan makna yang terjadi rl,,l.,',r I l,(rhcdaan antara Jakobson/Livi Strauss dan tuffatcrre
perjalanan waktu: Bahasa Prancis, bergeser dari /ake le 4,1,t,r, rilcan sebagai berikut: dua orang yang pcrtamd mcnglrm-
dalam abaci XVIII" (tut'1*erre, 1966:226). rclrunyak mungkin potensi relasi ekui\'alensi, sedangk;rn
tullaterre menganggap analisis faLobson dan L6vi-Strarrss r, r r hcrkeingioan untuk hanya memikirkan relasFrelasi
hadap "Les chats" bcrhasii dalam pengertian bahwa analisis rr, ttrni yung direalisir. Dengnn cala itu, fullatcrre menemukan
meoyajikan demonstrasi yang meyakinkan renrang jalin^n ),.rrl, lltrrrr masalah hierarkisasi.
luar biasa yang oichnya bagian-bagian ujaran dijaga kesam,rrrlr,r telah kka lihat, Nicolas Ruwec juga menyarakan
'liorana
(Riff;terre, 1966:l9t). Tetapi dan di sini lokusnya terh,r,l,r;, tn itas sejumlah besar relasi ekuivalensi yang mungkin
pembaca tidak bisa diragukan lagi ia mempunyai kel;cr,rrrrr krrlnSka teori Jakobsol: "Secara sistematis dan dalam
mengenai ekuivalensi yang menghindarkan perseptibilitas, s{ l,,,lr d hrl, secara buca ia mencatat seiumlah rclasi ekuivalensi
put keberatan kebcratan itu mungkin dalam pengerrian l rU i[| t^taran yang diambil secara terpisah. (Ruwer, 1968:
sangat teoretis. Pembagian menjadi tiga dan empar seperti l,Lll! lklrrrrjurnya, Ruwet berpandangan moderat mengenai
diajukan Jakobson dan Livi-Strauss, meourut pendapatnya. 1,,Lrrrr rck yung bisa dijelaskan secara memu^skan dengan cara
diconcoh dalam kurangnya persepribilitas ini. (Pcrsoalanny:r r,l,r Ittrguisrik. Ia memperingatkan adanya anggapan yang
lah bentuk kiastik yang mcnghubungkan kuarrer pertrn,., ,i, n tcrhadap unsur-unsur sebuah karya seni yang secara
ngao terzet kedua dan kuartet kedua dengan terzct perfunrir.,l, lrrr,r,lrgrrnb"rkan. d,n rnensrlu.rk.n .urat an,c rix n n-
mikian pula strukrur transis! yang menyediakan baris-balrs I ,1,r, wrlnyrh kompetensi lingl s.
8 untuk dibaca sebagaL ditych yaflg dirempatkan antarl -) i t.i tt tclrrlr berusaha sccara sangat rerperinci dalan mem-
tet.) Penekanan pada bentuk bahasa yang diperlukan dcnrr , t, t rr kritik yang diarahkan pada metode yang diterapkan
too 'liai Saha Ald.l Kd'rd P"r//i
di Ptua$: tutih Ntukl,i tu" AtuL tt€t t0l
khas holistik. Dalam hal ioi, Marxisme mirip dengan struktura Parhatian dalam fiisafat terbaru di Soviet yang memandang "di-
lisme, walaupun strukturalisme masih memungkinkan para pene' dckcika" sebagai "teori yang paling umum dalam hukum per-
liti membatasi ruang lingkup penelitiannya demi allsan-alasan lcmbu"gu" alam, masyarakat, dan pemikiran' (Rozental' dan
pr.rktr.. semerrrarr Mdrxi'rne,enderrnS mengurdngr tunrLrrdr" ,1963:124).
tuntutan holistiknya. Satu lagi kebenaran penting daLam Marxisnl Selain materialisme diaiektik, yang bertujuao mengembangkan
adalah keunggulan materi atas Pemikiran. Pemikiran ini menisah m-hukum obyekti{ untuk mengatur seluruh realitas, para
kan Marx dan Engels dari Hegel. Mereka menganut metode dir uf Marxis membedakan materialisme historis. Materialisme
lektis. Tecapi, Hegel menganggap dialei<tika tersebut semata-mN h adaiah perkembangan prinsip-prinsip materialisme di-
ra sebagai gerakan 1rl/r ikiran, sementara para penyusun MarxisnrI rik menjadi studi kehidupan dan studi perkembangan sosial.
mengandaikan bahwa hubungan dialektika tersebut terdaprLr ukumhukum materialisme historis diperumit oleh faktor-fak-
baik dalam pemih.itan rl:,atpr:t eJaIxn alam. r manusia. Marxisme tidak murni bersilat deterministik. Ada
Materialisme dialektis, yang menjelaskan bahwa perkembangrrr rnr.ra k.ingrnan beba, d,n keyakinan pribadi yang d.rp3L
dunia bersilat dialektis, sulit dipahami, kecuali kalau kita meny,L trjclaskan perbedaan antara materialisme diaiektik dan mare-
dari bahwa materialisme diaiektis ini mengandaikan dinamisrrrr rmc historis. Jelas bahwa srsrra, yang dianggap oleh kritikus
tertentu dan menggambarkan proses Perkembangan dari tahtLl, kus Marxis sebagai ideologi, harus dipelajari dalam ruang
yang lebih rendah ke tahaP yang lebih tinggi. Barangkali krr I kup materialisme hisroris.
perlu mengingat Lembali arti kata 'dialektik" yang berasal clLrr Pcngaruh konsep kaum materialis Marx mengeoai sejarah se-
kata Lerja dalam bahasa Yunani yang artinya mengadakan <lis sulit ditemukan dalam pernyataan-pernyataannya tenrang
kusi'. Pernyataan (tesis) dan pernyataan balasan (antitesis) d11'rrl trr, terutama pernyataan awalnya yang lebih menggambarkan
rnenghasilkan kesimpulan terrentu (sintesis). Dalam situasi yl r11 n8 ilmuwan muda Jerman pada tahun 1840-an, yang ter
jelas dalam sastra Llasik, dan bukannya menggambarkan
menguntungkan, kesimpulan tersebut dapat dikatakan termlsrrL
ke dalam tingkat yang lebih tinggi. Tentr: saja, kesimpulan tersr' ng penentang yang revolusioner. Secara umum penafsiran
buc dapat berfungsi lagi sebagai titik tolak atau pernyataan lLwil Iturya didasarkan pada: 1 kriteria determinisrne ekonomi
dalam diskusi baru. menyangkut pertanyaan apakah karya sastra menggambar-
Marx dan Engels memakai prinsip dialektika, terutarna rlrr perkembangan pcrkembangan lebih maju atau murdur ber-
lam ruang lingkup perkembangan sosial. Meteka yakin br|v,r ekonomi; 2. kriteria probabilitas kebenaran yang sepe-
perjuangan kelas antara kaum borjuis dan kaum prolerar rl'rrr yl sesuai dengan kode sastra pada zamannya; dan 3. kriteria
mengarah pada tumbangnya kapitalisne, dan akan mengakiblrk,rrt ln) pribadi, misalnya tuiisan tulisan Aeschylus, Shakesp-.ate
(iocthe, yang termasuk dalarn daftar kesusastraan pada za-
perkembangan sosial. ThhLrn-tahun berikutnya Engels menggrrrr,r
kan ilnu alam untuk menjeJaskan bahr"'a "di tengah-tengah llrrl nyl. Walaupun drharapkan bahwa krir.ria perramr y.rng p.r
karan pcrubahan yang terjadi di aiam, hukumiukum dialckr,lr Itcnting dari sudut pandang Manis, para pengarang Marxis
gerakan juga berlaku, scperti dalam sejarah yang meogatur lir'1,r inyn (kecuali pcndukung Prohtkul't d,a,nkritik Cina selama
dian-kejadian yang rampaknya kebetulan. 't Engels mencoL'', rrr uri Kebudayaan) juga tclah Lonsisten memperjuangkan dua
nunjukkan bah*'a prinsip dialektika berlaku untuk selumh rrl,rrrr Marx yang terakhir.
tlrLlaln "Kata Pengantar" brktt Ztrt Kritik der Politichen
la ( 1859), Marx jelas-jeias mengungkapkan bagaimana dia
Keberadaan prinsip dialektika di mana-mana juga raen,lrrl' l
106 nari Satra Abad k,tua Pthh
l07
l
112 Ttari Sdnrd Arad Kd6 lrhl) 113
isyaratkan, di samping kebenaran yang terperinci, juga reproduksr ls tampaknya belum menget^hui tulisan-tulisan kritis Dobrol-
tokoh yang khas dalam keadaan khas" (Marx dan Engels, 1951 , walaupun du tel"h mendeng"r menSenai karyinya ddn
122). Dnlam komentarnya teth^dap Fran: mn Sihingen, rstiltlt hargai pandangan politiLnya (Mar{ dan Engels, i!67:I,
"rcalistik" dipakai sebagai lawan kata "abstrak" dan "ideal", ,i,,1 . Tetapi, ketika membeberkan pendapat-pendapatnya me-
sebagai ciri khas drama Shakespeare (Marx dan Engels, l9(r,- | ni Balzar. Engel. barangkali relah akr.rb dengcn penrl.rian
186). Kira kira tiga puluh tahun kemudian, Engels memakai isl r yang dilakukan Zola rentang Balzac, yang diterbitkan ta-
lah yang sama. Realisme berarti kesetiaan terhadap Lebenar.r r
1{t81 dan 1882 (\ri/elleh, 195t 65:IV 18).
historis. Harkness seharusnya lebih banyak mencurabkan perha(iri Dnlam kritik Marxis, biasanya Engels dan Dobroljubov ba-
kepada protes yang bersifat pcmberonrakao kaum proletar rerlr,r dikutip sebagai pengarang teori kesenjangan antara pandang-
dap eksploitasi, karena protcs itu sendiri merupakan manifesrrrr pcnulis dan makna karyanya. Teori tersebut memiliki banyak
fakta listoris. Sekali lagi Engels menolak ide Tenlenzronan,,l.,t ikasi. Seperti tesis ketidakseimbangan perkembangan produksi
lebih merujuk kepada Balzac yang dalam l,a cornlclie hlnaiu ytr1, tcri dan produksi artistik, teori ini rnembantu menlJasimilasikdn
telah memberikan "suatu sejarah 'M:rsyarakat Prancis yang lis-penulis klasik ke dalam kumpulan materi yang bolch di
',r
ngat realistis (Marx dan Engels, 19)3:122). Terny.rta Eug.l. 1. Selanjutnya, teori Engels dan Dobroljubov ridak scsuai de
menghubungkan konsepnya mengenai tipe dengan jenis kcsus,,, n pcnilaian tergesa-gesa terhadap karv.r sastra, berdasarkan
rraan yang kemudian dalan kritik Marxis disebut "realisme krr rafi atalr pandangan politik penulis. Teori ini mengalihkan
tis". Tidak seperti Demetz, kami yakin bahwa Engels memanrlrurll rhorjan kritikus pada teks sastra, dan dengan dernikian meno-
yang tipikal itu sebagai "suatu model representasi/perlamban:l.rr npa yang disebut oleh New Critics sebagai "hekeli'aan yng li
pengalaman' dan bukan "suatu bayangan ideal" (Demetz, L!)4,/
137 8). Adanya anggapan bahwa Engels harus dirnggap sebr1l,rL licperti Marx, Lenin mengagumi karya seni yang agung dan
pelopor kritik Redisme Sosialis sulit untuk dibenarkan. a terganggu oleh permasalahan bagaimana caranya rnencla-
Jenis realisrne yang didukung Engels bahkan dapat meogrL,.,li ikan karya seni yang agung dengan revolusi. Antara tahun
ke hal-hal yang bertentaogan dcngao pandangan polirik penLrl \ dan l9l t, Lenin mcnulis lima artikel untuk memperingati
Balzac adalah suatu kasus ketika dir, meskipuo bersimpati kcli I krhun meninggalnya lev Tolstoy. Valaupun berkali-kali
da kaum ningrat, dengan LcLaguman yang terang-rerangm rx akui bahwa karya-karya Tolsroy termasuk dalam karya
nulis tentang para pahlawan kaum republik dari Cloirre Srirrr sasrra dunia (Lenin, 1961:29, 49, tl), dja jusa menya-
Merry, orang-orang yang menurut Engels, pada tahun 1El0,Ll rn sudut pandang ToLstoy dengan "sudut pandang petani
mewakili sekelompok orang dan sebenarnya aclalah lawan larv,,rr naif dan patriakal." Dia menuduh Tolstoy sebagai tuan ta
politiknya. Engels menyebut ini sebagai "salah saru kemenan!,Ll h yang terobscsi oleh Kristus", "si Cengeng histeris yang me-
gemilang Realisme." Teorinya tcntang kesenjangan yang lrunglirrr kan , orang afleh yang bcrkhotbah tentang penyerahan
terjadi antara pandangan politik penulis dengan makna karynr) r
", dan pembela klerikaljsme kaum pendeta (Lerin, 1!67:55,
menjadi sumbangan penting bagi teori kesusastraan Marxis. lir ), Lenin jelas jelas sangat cemas karcna pengaruh politis karya-
hun 18f8 N.A. Dobroljubov menduklrnll pandangan yang srlrr
lltya Tolstoy. Tetapi, dari sudut pand^ng sastra dia memberikan
dalam kaitannya dengan Gogol, yang "secara tidak sadar, d r v
llll abadi terhadap karya-karya Tolstoy. Hampir sejalan dengan
mata-mata dengan inruisi arristik mempunyai pandangan yrLr1l yang ti-
fCndapat Marx tentang perkembangan produksi materi
sangat dekat dengan rnereka (Dobroljubol 1961:211). Tct"ru dlk seimbang dengan produksi artistik, dan teori Engels rentang
115
tr4 Ttnri f.nra Arzd K?,lrz P,h[
yang ada dari pandangan dunia Marxis..." (ibid.:aj Ba,rangkali dan Molidre telah memenuhi misi historis mereka, dan hanya me-
pilihan sasrra lenin sendiri memainkan peranan tertentu dalalr rupakan kepentingan historis bagi kaum proletar (ibid.:1331. 'le-
hal ini. Dia sama seLali tidak memiliki apresiasi tcrhadap syail tapi, pengarang-pengarang proletar jarang menolak warisao bu-
kaum Futuris MajakovsLij, walaupun sajak rersebut diterina baik daya tersebut secara terus terang. Seruan Kirillov untuk membakar
oleh Lelompok pekerja ketika dibaca oleh pengarangnya. Tetapi, Raphael demi kepentingan masa depan dan unrul menghancDrkan
pemimpio-pemimpin Soviec lainnya, termasuk Trotsky, secarl museum-museum adalah kekecralian. Disampaikan dalam sebuah
umum juga merasa bahwa para pengarang yang bermaksu(l puisi (tahun 1917), seruan itu merupakan gema kesiangan dari
melnpakan pencapaian budaya kaum borjris, seperti proletAtl'r pandangan pandangan kaum Futuris.ll Dalam konferensi resolusi
(sekelompok peogarang proletar yang mendukung pembentuhal poda tahun 1925, pengarang-pengarang prolerar berpendapat
kebudayaan proletar) dan kaum Futuris komunis yang mendukung bohwa "penghancuran semua jenis dan bayangan borjuis serta
majalah resensi ly'tidaL banyak memberikan rawaran yang da- t0stra picik borjuis menjadi peoting," tetapi keputusan ini tam
pat bersaing dalam hal mutu dengan sastra lama atau sascra non
Poknya diredakan deflgan program nuluk-muluk pengikut Lenin
Marxis. mengenai asimilasi kritis sastra klasik dan sastra borjuis dengan
Sementara Horneq ShaLespeare, Balzac, dan roLoh tokoh Rea- kcbudayaan pada saat Lrr (ibid.:278-9).
lis Rusia tetap berada daiam persoalan bacaaD yang diizinknr) Prohthul't bensaha mencapai tujuannya dengan kampanye
(ibid.:261-2), Voronskij mengatakan bahwa sensor sastra moderl ktrnpanye aloLasi anggaran, penyeosoran, dan fitnah. Mereka
terlalu ketar. Dia hanya dapat menerima satu kriteria sensor, yai yrkin bahwa sudah terlalu banyak dukungan diberikan kepada
tu jika karya sastra itu bersifat koncrarevolusi. Tetapi, sensor ri plngarang-peflgarang seperti Boris Pil'njak, yang dengan terbuka
dak boleh campur tangan dalam penilaiao artistik karya sastn mcngatakan bahwa dia bulan seorang komunis dan tidak ber-
dan si pengarang pada hakikatnya harus bebas dalam melukiskal m[ksud menulis sebagai seorang komunis, atau terhadap Il'ja
sisi gelap kehidupan Soviet. Sensor tidak boleh menganggxl, Erenburg, yang pada waktu itu telah menyelesaikan novel sindir-
''gambarao kehidupan menurut pengertian Gogol, Salrykov
rnnya yang berjlJdlj] Jfu lio J arenito (1922) (ibid. : 199-200).
Sdedrin, atau Chekorl sebagai serangan terhad ap re\alnsi (ibir/.120) Pada tahun 192.i salah satu tokoh utama dalam Lel yaitu N.
Sikap ini, seperti ditunjukkan Viktor Sklovskij dan didukung fL,- Cr,rlak, menjelaskan dengan baik apa yang dibencinya dalam ke-
n tarckij (ibid.:10O, 262), membuka jalan bagi pengamng-pengr .lijokan kebudayaan yang sedang berlaku yang mengizinkan
rang seperti Zamjatin, Pil'njak, dan Buigakov r.rntuk tetap mc
tcnulis-penulis seperti Pil'njak dan Erenburg menerbitkan karya
nerbitkan Larya-karya mereka selama tahun 1920,an. SecariL ,mcr€ka dan mengizinkan VoronsLij untuk berbicara tenrang sas-
umum lunadarskij dan Voronskij menekankan nila!nilai kognirit ,tt0. Partai sebaiknya mencek apa saja yang dapat membunuh ke-
karya sastra, yang dipercaya dapat menyampaikan informesi lnginan bertindak dan memperoleh kemenangan yang meoentu-
yang tidak akan pernah ditemukan dalam penelitian-penelitiarr len. Segala sesuatu yang bertenrangan dengan selera baik atau
sratistik. llereka mendesak pengarang untuk mengatakan kebc ,kcnikmatan hidup harus dihapus. Sctiap pengarang harus tahu
naran, tidak ada yang lain kecr.r.aii kebenaran, biarpun bertentangarr gcrsis apa yang harus dia Latakan dan pengaruh apa yang ingin
dengan harapan Partat (ibin.:265-l). ,jh peroleh dengan tulisannya. Tidak aLan ada izin untuL mem-
Pengarang pengarang yang berlindung di bawah bendera pr,, llclrakan inspirasi atau mistik 'Lreasi artistik . Tetapi, teori bah-
htk 't l>erpendapat lain. Tujuan mereka adalah menciptakan kc .t0 sastra telutama memjliki njlai kognitif juga harus ditolak.
budayaan proletar tanpa bantuan kelompok iain. Shakesperrlr Dll.rm pandangan euZak, tugas utama sastra kelas adalah mela-
122 'fton Sdnra Abad Ka.lu Pztth
121
lam Realisme Sosialis, scmentara Gorky dan Zdanov mcnekankan tecapi mimpinya harus selalu berada dalam baras-batas logika
komponen romantik Yang satu melihar penulis terutama sebagai Marxis dan sesuai dengan sensor Parrai- Sejarah Praktk 't jelas
pengamat, yanS lain melihatnya lebih sebagai pengkhotbah atau menlrnjukkan bahwa pada akhirnya tidak ada kekuasaan selain
propagandis- 'Waiaupun belakangan dalam situasi yang berbeda aloritas Pxrtai ya1lg dapat memutuskan apakah karya sasrra ter
diberikan jawaban yaog berbeda sesuai dengan titik bemc yang rcntu merugikan atau menguntungkan bagi tujuan revolusi. Ber-
diinginkan pada fungsi penulis, desakan bahwa pengarang Sovicc bcda dengan sikap Trotsky yang agak toleran dalam masalah-ma
melalui karyanya harus berpartisipasi dalam propaganda pan- talah sastra, Partai Stalin yakin bahrva Partai ridah dapat men-
dangan hidup sosialis, tidak pernah dihilangkan. dclegasikan kekuasaannya, atau kehidupan sastra pada umumnya,
Kongres Pertama Pengarang Soviet menekankan pandangan kcpada beberapa kritikus atau pengarang yang cerdas. P^rtai me
yang kurang keras dibandingkan dengzn PnletLal1. yalu p;Ln n.gaskan bahwa setiap saat Partai harus mampu membicarakan
dangan tentang sastra klasik dan sastra borjuis. Dengan mengacu korya sastra secara ideologis, dan dengan demikian terus berbicara
pada ucapan Stalin bahwa pcngarang harus menjadi insinyur jirvr lcntang sastra dengan model abad ke-19 yang terdiri atas isi dan
manusia, Zdanov yang berbicara dalam kapasitasnya sebagai se- bcntuk yang dapat dipisahkan.L2
kretaris Konire Pusat CPSU menjelaskan bahwa "asimilasi kritjs Dari awal tahun 1930-an, pengarang-pengarang Sovier diha
warisan sastra dari semua zamrn" menggambarkan tugas yang tnpkan menerima pedoman-pedoman akhir dari Partai. Mereka
harus dipenuhi tanpa kegagalar (ibid.: 22). Gorky mcngungkapkan huus menghormati prinsip semangat partai ' ( partijnost'), yaitu
pendapat positiftentang "Griboedov, Gogol, dan seterusnya sam mcreka harus mengikuti pandangan Partai dan tetap setia pada
pai ke Chekhov dan Bunin". Dia menyebut kritikus Vissarion Be kcbijakannya yang terus-menerus berubah. Semangat Partai juga
linskij sebagai orang Rr.rsia yang paling berbakat dan paling iujur. bcrfungsi sebagai kriteria dalam penilaian karya sastra kootem-
"sif:at popLrler" ( narodnost'), yang
Tetapi, dia menolak karya Dostoevsky yang berltd Menoirs fion Porer. Demikian pula istilah
Undergromd, serrakarya Proust dao C6line. Karl Radek mengkritik Prda tahun 1836 dipakai Belinskij (1951-9:1,281) untuk meng-
Joyce, yang melukiskan "setumpuk pupuk kandang yang dihuni tolongkan cerita-cerita Gogol, melukiskan tokoh "rakyat' progresif
cacing cacing', dan menasihati para pengarang supayr belaj^r ddom sastra lama dan juga berfungsi sebagai standar dalam kri-
dari Tolstoy dan Balzac dan bukan dari Joyce (ibid.:L13, 182). llk sastra Soviet. Para kritikus Marxis rncnganggap semangar
Dengan cara ini, pengarang didesak untuk menulis rentang marr Prrrai Komunis sebagai "sifat populer" tingkat paling tinggi
depan komunisme yang megah dengan istilah-istilah yang dipin f Ovsjannikov, 197 3 39 5).
:
*
i:tt1l,l.:?itltiiiii'i1,tff
i11rl'-
?itl1z:i;ii:it;ii:;i:i,i:ii-,===."
=i,=i'i+1i;ii,:itf1il1l!i1i#it1t,ii"=
i iis ii ii?E iiiiiii:
li iiiiii:Fi iliiiii
eiiiiFl;i? iiE+tii iliiil I +
i
iiii itcgi; riiiiii iiiiliiiigilgi:i s
a.:?_:'
=
0!- :
L 43
_<*n
iii l;Ei lsssli'ri i?ilE
rrc 5
6-
6: a!
::
ilillillEt?sli??iili
iii|i,1;i:1ti+::7i1ii/=,tt;,,=,i,.
:!,T,?!ili1iZttt:,:it11i,t=,!!11*,lil
,;
i?:i ; ;ii'l z11zz1;i
ii
llii! i ll 1;
ili+iiiiililiill'sttri,*,=?i=:,
Lltt!1t:liliillliillilili;1t;11
tl;1;=:lt=1i,,.,,i!,:i,i=ir',lr=+ii,
iI 1t;1t!1'
' i,
i:
i Ii
i tit i ;
l+';i : I I ;
I 1
.. !+::i
=: =i,,,, iir ::iiii;,I :iiti::: :,
;j,:i, tt r;t :i, i 1 lirl .i
I t+==i *'
;:'' .'
t1,:!rrr:!'riii:. =i r i ;+:1,1, iti,ir, ,.
., 1-
_:r-z----.,.
'':- .-.=... _
=:a-=t-.1.
nr"
*
gr;
iiiiiiij iii iggii iiiiiiiiii iiii
lri*:jii il?:
i;i;eigiiii rl+si i.i
iiiiiiiii #i ;;'
iiglisiilig Fiiii -
E-t Eaie 5 E
€p
6-c Ei i- :_
7-= <F
:
352 A:XF E i? 7 .9 a
.-< E o-
o-€
J-, g"
4
;.-6 .!- 5: L]
i;x -=
^{
oX
n Fe-
3 :
r3 e
:s
! E_
:-
E+ Ary 7
.FX 2?
€, Ed -^ -
3
! ?E
o- - -' a
q 98 ;?
3ti Pl+ F 3-
'd !aH
T
ii,iii i ii; isiiiii$aiiiilsi; iirit'ii
; #i71!i
i i ri ii i i i Ii ii i ii
ii ii i ; i 1 li i i i :
iiiii tf\l ii ii i ii
I
i
ll i ? iE 1
=*11i7'
x t
B Q F- !l
q 66 oi' ta
€ 3 ;,
3
?*
FA
e. j-
L
3
3 ts? c
3 B !. r)r ;. E
ts
a6 s <F 3
g6
P o,? ii
P ?- o
U Q' u
l)a E
33x- 3
! !.F
3
! 0!q 3 x .iE g
"E
! E SDE 3c!
3 3
s
5
II
$
*
$
ii
o-
l"
ig i i+ii? i: t?; $i i i iiSc: Fi il: I
=i !?Fi3Ii;si i
'- - - 22
i ig;tiaiii; iiigsiir
.: = =. )
. -a3E
'?i ii riil iiiiiii?i: liiii i;ii ll F
??gEiIis{EiF ii
:;_ a:-=
:-:::
=7i'-:ii?':,=|li
':-'t-
: l':.
-=::
i:;:.:1-;;.; =l_:
i i l 1 ii i i i?i
_.._i,-1:_,-.
;=-.::=.=.:r
ll s
f
I
EF.;-1:-
,,.-= =
3 r_= 6'= e B - *' =n -x
=? -.6 I r; " !- !dH
=a z t
,z <!t 3
t
s
:1 .-1=t
t +r x o: ! -';; i 69 I A ii.L:
a'. ?
- tq rQ<-dl $
;-t.:i-or
i: -d ! p
. ^ j= ..
=.:: i - 6 ! q'-
-= =
=i: - - { - E E:3
-_E
t=
^
-- 1- -/, j: F: d rr i
= - = - .re P_*?
o_|E
# i r *i s
1 5 d F;-L t H I 3!
; -: ! : 1: rn,23-=. 9! ^=
- - "- i\
= = ? za' FA t3!-^
ii -*= aP t d2-l l:;l; !.;
=-o
e l 5 LE =
a3 -- -
;:\e ! 5:
-===r? 3 " !; n?
1--
='i
EE rk t i
;:: I -t : =a-3-c i l i L!?l
::x 7ri J
5 iq1 : ? { 'd:z3E '-Jg.
:r; _
t!-
ilii iiririiil:
i'ii:tiiiii
E
iiiig'iit
u"tl;
!:'
t=
i ii;iis:;iFii I i, i;* ? li? i
s
!
t='ti?'tiiFi lili ii lil i li iiil?i {
i:
€ ?=E
;F
a ;-l o s- 3 a
c a5
R,
I =
s T a L i
,ia H
!
U
i+
c ! 3 a-
€Y EG ! s c-
;-r Ra ts
tr-
s r E I
s
e_ F
;; ?!-; g
!
F
, TO A-
si ;3- T a
s-- a ? ! o
>e R. i]
!
i. t l_) E
! c ;
3
a +d * r :E *
s *
-+ n! ^e 3
G' L
B
z
z r,
:.F 3.3 N B E
i o-p< e +Fq
6L:lEK,'L!
rX : B A6 E ! E
P
ts
t6 r€$;d4:3e
I c P:
i'
o e _ i.0! -
;.;-g+':
i Fc* f < :-
=: -
r ii:t i
E4
r {€ ;TF:2-7ai
- q:;e )-::
"-if?::-;--
-o- ?i -- ! d=::
D a E !;
a6; r ; a : -' i ==-
=
LFA
y: _:
r \-14-
'F':
?,tA
^<tr==;t;!
3 --=E---=--
c-B rar: 'l - = ; -
! =.:: j " a
\ -/-= = = -! u
1- F
!: a - = -__
:= = +-
=., -::.
=
*=!="+EI=E=E
! + F ; { tq -'g F; €5 +-'ii?
i ! -=rP ''.a=?77r.
i
=
?. =
+3
Iai€; := - E i c-v [,:_=.:T5Y:F5i 3 = -
' r* 2- 2- -! Ai Ar B r E :. 3 i { t - F i - B
=
it;iFEl;ii ?iir:ii;Ersj
6 L!- !.
3
:E"??lFf^iri:9
':iFr rl-Cii I #;"i*";;E34.is ts 7.
c-
*+iaE7c..=2i7 .o , L
tq3;s?+{tj Fr+g;?; !
q[3 t: t
3
U E
.:_
ErESZrl=F; .J :. zi i [ ii5 rg l
xc = iq
o i i o-e; 3; rsis_2'_L[?V a 3
rii'
H
: $-i?Fi:iEf LeIiiv=r=iEt:
'.r=3ir;!:tE x a ii I E'
ts
.iSeajri;;"*t:i E
;;E;i;i:!
it
i
i E - i" t t : E t
E- 3 ts
t
tiE rli r;:rE
F
I
L
i ii;* liiiiii l;iEiiiil; iiiiiiEEiiiEi
i;ii:illiiiii;i li:ii{iiii;iii ti!;':
ia iliii1 i
i
li i 1;ii i :' I
1;iri: i:iii
I 1i
i; ?i+ I i; i ; ;:
Ei=i= ill?: : ?? E
!=
a
:
r;:i r; i? ii;?itii iz=z= i
*lr:i: i ttA ii i : I i i
; :?';2a-- r t=-z=E!i C
1: i i:;tEe=+u*i;* s,
: E
ts
i
=ri zlg iS a; +i ;i,,+ i+i;1-rr-+
s- o-
i,
I
iiii ri;iii.iir+ ri: t; i; il:ilii;Cil:
I
'?ii'ii
iiil?Ei; ;ii;?ii liie+ii,a ti1,
:'::'
iiiii liiifiiii iiiiir iiiiiii'i
'lli ylztZit=
iz;7+i iEr itli ii =
'i,?1
tliiTtiti
,llliiiili;i
ii ii;;*
t11='' "
lfit,*ii
lliliiiill#ii
r
i
i li
11',itr:lalr iE I i , ii i ii ii' i: I'i *
'rttti lii:
I 1li: i:ii+: liliiitir
o+R-
:3 33 eEe"iEi?!r;EATTFF i==!F?i?Ess i<
;RlH
:;;€+:itiigliiri
s as;: i:: i*:: l\S
ii;=i.Eclt [5r z
Iae€i i irrii
Z:
Xi Xr
F
jitii
nrilt?; i;i; iSi i;Eii;irisl
7
5 E *9
Xerz E5*i;si:ri; ilrEl l+iii+ii:E!
i;i f: ir; l; 1i: I i I i r i? l lE i i i I
=
9-6-;
6Poai
i F r; ? I i * i :
-? 5 n-s
X:F\
+ili;:;ti:a:i{t E
L- /
It g
-.
I -:7
e. i:
s -]:
r< F
iiiiFiiiiiiils I i iiii;
"c
'c
:. ?
E
z
3 rU -
'os4
ii?i; liiiiiii+iiiir?
9.
!.5 > '],
ts P:
F:;
*
i-:+ P
gid
ai :!i
Eq';E :riii?tiiiFii;iiii;i 3 E
b- I
i
=r s;-sE-+
l3
!:. P F.-A' TFF:E;
ESFFF?
q
g
.c !"j a ! =- F
.6 -i
'
: L; H
i:q itd e ?f
f i 3 +i
! d:.
F!
l: it
!YiFrt
a-i.Pi--:5-lqa+i
E * { o! i *-:
a.
==-
= ,^
!;.d r l5; i !F*i!s=:3 E&!
rP j.g I t ; E : I - 5-I .' 7l ..)
- r i^!fI -5 "o
t^tichA!
:!d3ri:'
,-T *I i
X-h:0q:":
t f ; € i f Fil; ;
n:
;
t.5 trr+: : F€ e5l: ai ai
:l Ff <; S
E t \-; x
n ^ *x F i I : l*t: i E .E F r€
-1
;=!-i- :
; .i '>,
-ea>s
?i A 1+argiFil: + ge
d!
i l:.F
:f
o !-
x Fi! +rer: is; 'ci
a..A*.-,'
5: c =x
a5E5lF ; il"T3 !;.#;;
i-
"!5
,l*
t;
3
=9 " ^Z '
j"_oii",'i
*;I;-+if+nEF
fr;9dE.;iiit=,
d-
a
i-:-: i=
-r- --_ *
- --"-=
ii
iiii:iii :liiti+li #irillil;ii
ieiii;r; ii;! ii
;iiigiii ii;li+ltti t
=*9r?
= -z
a--
ar!iii-- =
i ?i i i:?i; r;
ASYS Y -
g tn-. i.9
a a\^
€HDf a
sf;:: I
iii;ii?: rifiriililiiili
+= \w
;ai.B: P
iz c-
l 3 i 1 7=r;;tz
=ir
iiI i'i:
=;
li f Fr !
3
;ail+i;i;i l+ii ii e+
'iiri
t-'
!
Z.
3
t!
F_z z*
;6'
':l
! re {
!
i I :iF i I' ii
i:iiiiiiii;i iiiiiiiiii iifi
i i i ri i il ; i ii iiiiF ii i i,i=lli'i'i,
iE
i F
iiiiiii iiiiiiiiiiiili:iii'ii'i.,
ii ;; iFiitVZiTu!==. ! +
R. 5
,ui;ii+ irlzzzil?? $
:
i
,:: .-
i-
.iA
3
5! u
4i
ii:?a rzlz=irii+1l 3
-\
Pz
56
i:iii?i+iii;Xliii 32
J
i il5ii1ii;iiEil i+ ii iii?i iiii
lii ilii
iE!:"
iiiiiii ?iiii:: i lii i i +i I iiiii
E;
e-
L
::--; I - --7=-). r. -:
==;<l-.:ili=;i+;i=j -t,=,'
. ..-! -.;
lii i;ii: lla i i t'
i: : i i .+::2:!?ri';t=i
:!;i:l: j l; :,;i!
=: .. = ;.!!1.,,
I rir ?:i=ii=iii::=l+ ::i = t''li : : t'.1'.=
ll= I a-iZiiili!1t=-; - :==;:i r: .;-;i -, -'=
=i iii:iti:iizer= ;'=V i! =,,,' ltli ;,'
1:':iir!ii!ii:::;i1t ii .',:..
1-.,
iiii ?ii1: l:i: i';:-
:i:i:1i4 -t.=- _=---==
".,,
-',' - . =
=
"=,-;-r'. .. -
]
._
x-L*
.?
}C
E F6
Fd. ; :
L B 3 Fl
FE E
N -
;
e
5+ o (t
Fl Itl
jr Ro. { H
(n
H
:.
'B e z(n z (n Itl
q g 2 H
; (n U)
e Fl
E
E !K Fl
.L F{
3 3.
! L 3 r6 :^i
3
E 9. e. 4
:- F.
E. /]
? :e
*
s -6 ^,1
ts 2
::,!ii! t;i-ti'?i i ii::;i? :.ii :i!* :=
ll:: i, ":it=i1;.r=,_:
:=; =i:,i;ai1-j: :
i;i",rl;; iiir;ii i i,;:i:a ;:r,ri't-i
i
i I ::tii i!+:i: iiii;! ', : -i
i .==2:=
t11t11l!+211:ii'Z+i:t:,,i!,1Ii:=
tti!,1!!=,11'I{='=7!ti=i,tf,1t!ii=;
_,;{{
;; ti:i ';
'rii;i:I ;E'=iiii:iiiii :!:;t,:
E:l+ae ii ii iti ri;5;E ?i::
iiiiiil;iiiiii'iril'i,,iiu;i;r=,
?+1;5i iii'.:.- -. :: ..--,-.-..... : .:. :; j ja:_::iilri
7"-=^i?iA-r&Ei5 E : i r ij'd d i
t z+2;Zi;;Z"Ei i 2.+2:. lE I !
q: :; iI f i I s! ! -; A:1, t tl LX' ^i ?;
ct:,jEi5;"*i?tr ! e ! '"- +!vt=i
!!."i 2r
-o- 7
i+5l-i;'l;€EFi h !e ta-e
-
:;
I; XF::;
-: E
E *-:
5-Fii aE
.
E=i5€+.+:-;aii t: ; tn i a!
; : q,, -5 E t
N. =
EIsl;Azi?==; -1
,l 2; F.
>F
T'.F,7i!E l:1:* : : +i 5 $ I :
-
= = l=;a=.
.-rF:=- ;
\;= c-=ri) n
+l-i+?Yiii;-aL jV2i=-+i": a
!
3;irt;i +!E'ri 6;T?.+*zA
i,?:T s r l€
n
7li_ii7!2ipE7
=eiEE;f:'r;+3-
3-o ^or i
-A - f -! " ;-
6 !.
3.d
!d-;3--ilF=r;2 . L A: !. - i
-:r--rrX\rtEE
_.- I o
"z?4t242?;1it ?ii i l'r+1 ts 3.
:iitiil. i;. r:ii: -i: ;li,iii
= 1ii:,, :t'=
,l i=i ij i:;il:li i;t;ii !=,ti. :,=,, .,'
' +:;iz
r,1.:i:i;l;i i;;:.lti:ti1 'i;'::;.
:;;;i=ir::l f ":i'ltt--t
!'l -=. '= =-
'
iiitl;iiliii ;i-r::-,t'.'-'=, "- 1
.a
-.'-.. . ,., : ' :
'
'==
: '.;
!
: :j.
v- -
;-a i
l^i. €
.=
s :1 l
5 6- o- "s
B
B
'iii
--!l-
rlil+
r;
1ii1
i#ii;ilil##fffi'i
i:i''
i'iiiiiiiiiii;i'ii,iiiiiiii
?; =;!!
!= ==
=
qiil--
L- tr3 *: Nl
= a
=:
" " :.-'r=
E: [;;
q "^: d x+ €
Fr?Ed =:
19 i ! l
X i E +F
.lr Y 3 s T
4 rr X
I ! i' *!3
!3P9
E
+-;f
11t;t
iiii iitii+ tiiEzir r l;; ir?;zi i i: iii* '
til=zii:i;; t 1:=l i+ Ti+:t ! ; i *+
ii:i :,
:,it1-lrl i'zaii:i!?irii i+: i;!!:z ;=
;I
!=+iiil i;;,; ii
rE ae i? i + i i ij?"- i
r: r
i=,=uZir: liilE::iE'i ii i: :i +i?:il,,
r
ti!i1' "
;itz'r:ililii i l i i !!zizi+
t;.?l1ll :i?z+:+1=t:= := - -, .1: I t, ":; 1
-
=
==.1'- la.rt,;-' l =.,:-.-I --a.,,.:.:
tj*l=ti+=:iitt;+1iiJ1;iii;tt1:iri":,
r!!i i i I ii iii
li,:,,'
illl;iiililii? =
j
i;;fi+1tt+t1ii{:!=1=1i{iii;i:r'=
.-
: i E ig?i;
gi; ii i?iii ?+'r!i silvTJz? i!=
i
ii i;:lig;+ iii r';: "'=.:'ii=
; ?i ; s i ili==i ;r
:;>irZ
:7ii=-q t f i:1 i; ;t !:tii:z:t,,;
:'.1!:,
:-t :
:I rl; =il 2':t-i !il:i ir >..,_=
z=:;:+tt=:, ilrii :=:,;= -;;_:= ,,:=
:l1l-llttl1 .1.-; =:;
: :'1. =-:-,- ,',-:
!1ttl
lliii;
iiiii iiir: r+t!ir1;+:*1!
? tiilS i:=="i;:s:: iii=Vi litf i?ij iFl:i; =
1 i ? i i LaiiE i I;;i i
?ri:is!
I i; I \Etiii
iii iii ii il
ritlli;i* TT1ii:
',;=€ ii ;ii.;:
;:; iii ii liii= ,:i'=ii, i :??:i r : i :i ti = :
zii+i?: ;ziz!= : i:i i=r;it1i!i: =- i
=-!i!!?iii= t',iL'.,_ -,,.1
=!:i
lr
, i
i-_.i:_i,:,.',1,t 1=
i
1;.._'.,= i.,1. =-i.-.:,-;=::-,:;:,,;:: .-
F: 7 3
-c =_i 4
3
E =
3
v--.
3
* 3
=.4
-g ts
ts
L .d .i- I
€r
3 3 +# +
3
E
3
g.
L
2
3 ii 38 a'-:
F .-i
ir'
3 { E'E i
1
€ ! !j3.
d 2. 3 ,
|. !. FI
! Dtr;
o-g
t ; ! 4
i: i :li: ;i:?i:?,,"r..r ii=,:i*ii:: ir l: i
il
';r
.=:r: t:: :; i t:; i;1, r: ;i;a:
1 ;rli.1_=
t:=iiii;
t:i =i:ilii rl; l: li . ii. i; if '
.-
-iiii:i =,
I I ;:i=i r:i, ;; : +-t'=i'--: l'-..
,,
-
.=1ili;l:i l:li'it::;1+i;.=i.1,,,
;=.t. : :,
. r=,lj?1-:T; :'=rl:i,j1: ii = _:
;,n.:1:+t=?::a
'.:?i j : _l
-: :1 ::i:i i:. -=i .= =. . 1 = =.=
-::'1:t-f.i=-.:-
==r_==,u,l-l-r::_:a
l.-'_.-. -=l-.' =-':=
. - ;.,l=
h,t ,h" l\,lhl ll' 'taht rtl\ttl t97
r geseran dalam pcrspekt'1, seperti kita jumpai t1alam l,,r, ,1 | , llrh hcsrLdaran modern; dengan cara ini konkrerisasi "emansipa-
|rrrrrr" yrng rnungkin ada disingkirkan dari konsjderasi-
mengenai Appdlttruktzr, benar-benar. sangac bcrrti
l,rbih jauh ia mengLrraikan kritik "horizon harapan -nya. Kri
ti Perlu dicatat bahwaJauss sendiri dalam salah saru prrl,l,1.. ,," ,
yang lcbih mutakhir sama sekali tidak menghenclaki nr( r,' 1 'l , ' Il irri tcrutama diarahkan pada Lurangnya diferensiasi sosiologis
I esrerika resepsi untuk memberi paracligna baru, mcslirt'L ' L,
dll'rnr konsep, sifar intrasastranya, dan penckanannya pada des-
bisa diharapkan berdasarkan minat yang sungguh-sung11r,l, r ,, 1
Inrkri norma-norma. Jauss mengakui kernungkinan difetensiasi
drtimbulkan oleh metode ini. Setelah pendekatan Jauss ,,,, ',' ,, ;tttx)logis, tetapi retap berpegang kuac pada kekhususan pengalam-
kritik yang ticLak hanva berkenaan denSan pertany^in-pr fr.,,Lr "', In trtctis vdng. repatny.r ler,r k.khu.usrn Inr. msmpu mcmpe
nengenai pcrinciannya, tetapi jr.rga sikap politisnya (h,r1r 1 ,, ' l;rttrhi kehidupan sosial. Gagasan ini juga menempatkannya sa-
pakar sastra lvIarxis, teorinya sccara mengecewakan bcrsrl rr r, , ttgnt dekat dengan Mukaiovskf.
Ilcrbicara mengenai metodologi, konsep Jauss kurang rentan
disional, bagi kaum borjuis teor'nya secara mencurl:iaklr ti, r' i,'
progresif), Jauss mengontraskan Pernyataan-Pernyxtaan nr( ri, I t' {lhrrndingkan dengan konsep Iseq tetapi karena aspek nilai yang
teori idealistik dan teori materialistik deng an " parsiali ras ' ( r , , | , {lmlsukkan di da}amnya seiak permulaan (sekaraog mungkin
resepsi: "Estetika resepsi bukanl:rh disiplin yang aksiomrrrl. l,,l flrhatian kita pada seni masa lampau adalah masalah nilai), kon-
otonom, yang cukup untuk memecahkan masalahnya r ,,,,' tp iru harus berurusan dengan diskusi ideologis.
lebih dari itu, estetika resepsi metupakan rcflcksi parsial tt rlr., 1 I
trlah eksposisi metodologis mengenai hal-hal yang konstao dan
metode yang terbuka untuk pcnambahan, dan tergantunll I , 1.,
kcrja samanya dengan disipiin lah (fauss, t973:31). 3 berubah-ubah dalam studi resepsi, kami usulkan untuk
penelitian kecil yang kritis mengenai teori resepsi yang
Jauss kemudian melangkah ke beberapa hal dalam t,."",r.
diterapkan'. Dalam kaitan ini, kira hanya akan mempertim-
Jauss sendiri rahu kelcmahan teorinya dan bagian-bagirrrr t ,',r
kan studi-studi aoalitis mengenai resepsi yang menggolong-
perlu dikoreksi. Ia mcnganllllap konsepnya mengenai r' l',
refleksi dalam metodologi dengan pengertian yang dilukiskan
yang disanr^kannya dengan resepsi dan asimilasi masa h,,,t ,',
0tds. Tentu saja, sebagai tambahao ada sejumlah analisis re-
adalah salah satu kelemahannya. Karena perlunya mcmbc,lrl ,rr
i yarg meliputi materi yang sangat penting dalaD peoelitian
adaptasi yang disengaja dan asimilasi pasif (institusionalis;rs, r.,' ,
rcka mengenai pengaruh dan kelangsungan hidup, tetapi yang
larcn), Jauss memperkenalkan seleksi sebagai syarat adan\',, r ,
membuat referensi bagi masalah masalah teori resepsi, se-
disi: "Tradisi rnengandaikan adanya xlehsi, setiap k^li pcrrr',, ' '
ian karena penelitian itu terjadi lebih duiu, mendahului dis-
seiii.masa lampau dapar dikenali dalam resepsi konterrl,,,',
iyang diloku.kan padd re\ep.i dewa"r rrr.
(fauss, 1973:37).
Seleksr krmr drlal<ukan prdr brrrs baris berilur ini. H.rrus ada
Jar,iss memperkenalkan saru lagi konsep pelcngkap, yaitr 1, "
srtu (orrol,,l.Lrr srrr,lr /,,,r,,., ( )li f,r I I'r
rus ada,Lrrrlisrs o,i1rr, ,,,(,,1r(,):,i ,,\,t,. r,'1,.'1.r1,,,J.r1.,,,rr,' l,rrrr l" l,,r1,Lr .r,r,,1,,'.r , ,L,l lL,l.L, ,,,,, ,,,,rrrlc srrLrknrrels dr
(sczaman). ynng drperterrtarrgharr ,1, ,1.,r, ,r,',1r. tLlt.r r ', l.i,rl..L,, ,l(,,1,,,, 1r r,,,.Ll.r,r 1,r..r,,,,r t:,h itrliL usrlrr yrng.iilakukan
karyn sezanan, yang mengenrukahrrr l\,tt',t ,t t)4)1t\tt t\l l rirtrLl. rrrrrl;1sclrrtr l.Llr,r t,rl,r,r rrr,trvrclLral sccara runtas; scbaliknya,
"
k:rrni akan berurusan dcngan esai yang mcnclitr 1tlrr,.Li.r I lil r, liLlr! ilr ,l,rIskrps,l,r,r rl,rn dianalisis bcrkenaan dengan
sa^l^n Jta i!/ l)oli t iL. rrl,rrr rchsr ri,sil,rok,rlnye Pcrubahan drpandang seLragai basit
Itr l|,i,.,1,rn sejumlah rclasi. Stricdtcr Drenjelaskan ini dalan kon
Strdi Histods rnengendi Resep.si tr l,Lnrrrva tcrhadap hiros baru" revolusi sebagaimanr diconrohkan
,lrl,rrrr 1,uisr N|LJnkovskij. Di sini ia mendesi<ripsikan proses rc
Di Jcrman, rerurama para tokoh .rlrrnn Kons.anz lah (l.',,, . { tN, scbr.qx' bcrikur:
Jrllz/e) yang nclibatkan diri dengan aplikasi praktis teori.J.r,, L
makalah dan pembahasannya dikumpulkan clal.rm jilid itu r,', , I r1,' brru (Suicdter l971r.i r j )
kan contoh unruk nr:rl tutt:gcrt/:tihn.'fopik konlerensi sa' rlr.L r r | ,
Stricdter mencoba mcmaharni perubahan diakronik struktur
diungkaprkan oleh kati-kata Iruhrmaon, yang ncngajuk,r, 1"
rno\ dcngan rnelacak ransposisi Krisrus "<lari Junia ide meur
nyaan di dalem kara penganrarnya: "Apakah fungsi, ap rlr |. ' ,,
lrrlt rcliSius ke dunir rcvolusi sosial politih."
raan [...] nitos'di zaman yang tidak lagi mitis ini? Mak.r r
Kontribusi-kontribusi untuk buku rrlengenai rnitos akan mem
mcnjadi fnkus adalah fungsi mitos drn hrkan pertinyi:rr r I L I
1r'rolch penjelasan rncrodologis apabila sclLrruh terminologi srruk-
nal nengenai asal-usul mitos Miros opossr vcrsus zaman v.L,'
trrr:rl semiotik digunakan, yang olch Srriedter sebenarnya dipakai
dak lagi rniris rl'erupalan Jenominltor umum delam volurrr, ,
', ,l,rl,rrn arri luas. Karcna kurangnya tcrninologi yang lazim, buku
but, dan darrny:r bcbcrapa oposisinya berasal. Mitos cliiihrr,! ,,
tlrscbut sebegai suam keseluruhan kurang disttukan, ridak sepcrti
oposisi dengan dogma (H. Blumenberg), dengan kebebas,rr i,
y,rrrg mr.rngkin ramprk dalam presentrsi kami vang singkat.
yang r:rnpak seb.rgai dorongan NIitos bertcrrr.,'
^ntidogrnatik. ll,lrtisar karni, termasuk penekanan terhadap oposisi bincr, akan
dengan alegoLi (ILR. Jauss); Jauss berbicara tcntang mirG ,
rrrrrimbulkan kesan konsistensi yang hampir titlak akan bisa
rnengalami reduksi alcgorial. Oposisi lain adalah mrros /,
'rf '
tikn; di sini kita bcrurusan dcngan penggunaan mitos rrr.l \ 'iyrrmpai olch
pembace.
I
yrL,rg l , 1 . , , , , , ,,
bisa mcnrperhrtikan bcrmacrLrl rrrar.rrrr ilrr 1r'rrrl',r,.r,r I'rrrr, SrrLlrrrtr: lrro r\1,1'r..rrlrs ro Llarrcltlairc s Lcs ch;rts"'
t lt).'(') y,!nr pcnrlrrur krrrir l{rl1:rtc|r'c atas studi Baudelaire yang
yang dikehendaki. Tiddi sepcrti :rnllisis rlscpsi lrrst,,,,
ini ridak semata-matx tcrkururg Jalam sistcnr \rstf.L I' I rltl'rlrrl,rrr.J,rhrnrsorr,l,r,r l-lvr Strruss (1962). Kclompok rersebut
im, analisis ini bisa nrcnggrrnakan pcngtru!r "ptng,,l,rl,., n,: r/r,,,,1rslrt) cs,,i lliflaterrc ncrup*arr analisis resepsi dan dipcr
lrrrrrrlll,ar den.gan analisis srrukrur yarg tleskriptif dari kcdua
;,cmbaca. lanbaban pula, analisis ini dalrm scgrl,t 1,,,1 |
secara ilmiah (Bauer, l912:21). Bcr.rrval dari modcl l:,) l 1" r, |r'hrrrrg rlrran struktu.alis itu. Semencara Jakol>son dan L6vi-
pengrrrng bclcrjr <lengan konscp teoreris dasar l).rrl:,, \tr,rrr* rrrcnrtokuskan perhatian mereka prdi pesan, Rift:terre
aralr tcks primer. yang scpadan ilengan artelak NlukrLrIr I I lrrlL,rrscnrrasi pacle rcspons dLrn dit percaya bahva partisipasi
Ti:ks. atau nerateks. yang ekuivalen dcngan obyek cst( I . lrlrrrl',rra kurang dalam anelisis struktur dan balrwa hal ini meng
iovski. Kcduanya, proses Lescpsi dan Teksr, tlln{. mcrL,1,. rl.rl'.rrkrn terjadinya recluksi yang pcntioll atls teks. Seperri dijc
sil proscs ini, dikonclisikan oleh relasi anrara Teks, iI,,,, ' hrl.,rrr cl.rlam bab l, ironi Baudcleire tirlak bisa ditcntukan de
har:rpan pcmbact (atau kelrmpok pembaca) prada saet 1r,,,1 " rll!r, rnirlisis yant cermat terhadap prinsip ekuivalensi: ini meng
(Bruer, 1972:9). Komponen komponen sin,:lrorn lr.tr,,1' a<1anya pcngalaman dalam menggeluri sastra. Baucr
'rrril.ril<rrn
pcngalaman linguisrik, 2 pengalanan t)erurNan d(rr1 L" , ,l,rl kr'lornpoknya mengikuti pemiekatan Rrffaterre, tetapi nereka
tcrutimi teks sasoa, din 3. pengalaman incliviclual (crr rl,i,'l( lnengambil konsep tuft'aterre mcngenai ":uperrealu' .\I Mc
clitentuken secara sosial, dan kultural). trl.rr rrrcnghendaki pernbaca biasa yang darinya nereka menuntut
lr t rrrrhinya " n n n ta n m in in a I se1'auh itu menyangkur *oar'aetez-rl
Jcnis pembaca yang diasumsikan olch studi ini bukrrrr 1 ' '
g
'
iJeal, bukan spesialis sastra. tctapi pembaca bias'.r vang rr,, ,, i' luyirih dan kem.t/n? an rcvpt;J" (Bruer, 1972:21).
li,,renrJnEJn J.ng,r' J,ur.. p^fd pcnEr,J,,! s.,.,ra .en5,ia
beberapa synrrt rninirnum. "l\Iultivalensi (tr/tlti1r1/.n :)'l'"
sebagai kriceria b.rgi kesastraan, ynitu "Penggmdta,, I' trrlrrbatasi diri pada pendckatan yang benar-bcnar sinkronik, de-
mrcam nakna y:rrg kontr:rs, dan saling rnengccu;rlik.rn , L
rl.l,rfl nemaodang komponen kornponen harapan yrng bisa di-
tcks, yang berpegang pad:r pijakan yang sama sejruh t:t r, lrrrrrrrg dengal cara ini, khususnya harapan pribadi pembact
clipcrhatikan" (Bauer, 1972:12). Maka, l<ica hartapi irLs, {ll,rLrer, 1972:24). Dalam smdi resepsi historis Jauss, di lain pi
mengenai kererbukaan dasar suaru rcks sastra, yanli krtu l , lrrrk, harapan yang ditentukan oleh sagtra sebelumnya merupakan
pada Iser naupun kritikrLs lain, dan yang rnenbcntrrli 1., ,l,rr;r utama. Pendekatan historis ini tergantung pada 'tradisi
ynng mungkin tidak lengkap dao bersifat yang me-
tuk konscp dan pnrses resepsi. Drhm analisis resePsi lttt\ | ^ksidenral,
rr.lrtukan faktor impresisi tambahan (Br::er, 1972:23).
sonnen , drasumsikan adanya aktualisasi yang berrneL:, L '
retapi tidLrk terbatas: Kotrponen rnakna yang nyata d,L , llksperimen yang dilakukan Bauer dan teman-tcmanny^
1 ^da-
sial yang tcrkanrlung clalam Tcks, membcri bernacanr ',, ' lrrlr sebagai berikut ini. Salah saru puisi Paul Celan, yang diPilih
kenungkinan kepada pcmbeca, nanun b,.rkan tiJak ttrl,. r hlrcna pendek, diberikan kcpada berbagai macam kelompok
gi respons clan rkrualisasi tcks. Semua proscs menggiarl l,r'rnbaca yang diharrpkan melakukan analisis semantik, di satu
pembaca bergerak mrLju chl:rm kerangka rnakna yang,lr lrrlrak berdasarLan asosiasi bcb:rs, dan di lain pihak berdasarkan
tcks (illrl pcrrcntuan dilerensial semanris (Osgood) yang diajukan dalam
oleh struktur )
lo1 l' t \itr ,ll\t I l,,ht t n,rt
ltut,l,n tr,,lhl ti tt, tt,^t14ttl 201
nrenla(|'i: ix mcntj{, sr|rrks' sU. I ltlr.1l.r\..r], ti, ||rl,r(,,. ,, L, | . Ltnr I (\)r.rs rrrt rr'li,r 1 ,rrrl
l,,l' ,lrl.., r"lrrrrllh,rrr su ar rL ckstcusrl.
r,
I Lompok tcrrentu yang sczanrarr LIrrlrrr tr.r]tirfrrlt. 1,rrl,l,t ,,, t,, ftrrrlur,,r y,,',1q ,l rrrl.r,rr' , rrl rrl' rrrr rr,rrih rl,rl,rrn hLrbLrngannya de-
rus memitjki sikap*ikap yang tcrsc,li.r y,,nlr sc(r',, ,/ 1,,t,, , . it sr'||||r-|r(iIi||' r(r),r rs,t$, 'lirrtJ,, ,.r l,^nya sedikit sekali
tentangan dcngan sikap sikap yang rlr.tw:rrkrLr) pcrstr lir,l ,, , ,,,r 6rrrrlrkr 1'rrsanrlarr tlcrrgrrr 'lrrrizor harapan borjuis kecil" me
{ust, 1972:48) Maka, Just membentuk kclorrpoh l, r, , , ,r , Itlrl|rr l{rnl)r('rL reknlln Just, rnuka dari itu ia seharusflya ridak di-
berdasarkan intcrpretasi aas Dir B/echu.aynzl. Il srrrnl,,rr 1,., I t, pktrrhln Le dalam skcma ini.
simpulan bahwa l<ooflik sistem nilai rnerupakan srtLr i.,1,, , ,1,
lam strukrur novel, yang darinya suatu publik clcngrn ,.,t ,, , prrrlc,lartor Sosi.rl-Politik
yang bertentangan ' lalLL mengikutinya sccara logis I:r rrr, ,, , ,,,,
sikan horizor harapan borjuis kecil dan memlxrikarr I,i',t I ,,, hrrr'liri,rn Durzak nengenzi Onlich Beli bt (Local A de bettc),
baca yang bukan borjuis kecil solusi bxhwa ia mcngrr ,,,,. ., .,,, nrrvcl lain tulnan Cnnter Grass, berbeda dengan pendekatanJust
mereka-reka sikap borjuis kecil selana pembacaxnrr. , t,,., thllnr lrrl bahrva fenelitian itu sama sekali cidak berurusan dc
t912:50). lurrr l)(rtanyaan perranya^n menllenai intcrpretnsi teksrual (I)ur
Basis em;,iris bagi kclonpok kelompok pembaca riilrLt. , LI fiI, j971). Pengarang mcnycjajarkan dua sikap kritis tcrhadap
Dalam analisis terakhiq tokoh-rokoh novcl menjadr l!, | ,., trkr yrng sama dan menyingkap pengandaian pengandaixn yint
Akibatnya, interpretasi Just, yang mesk4run Da8us, rerirt, ,, , ,rr! hltl'crh dari aneka pendapar kritis masing-masinla. Pcngaodaian-
"formalistik' sepefti interprcrai Iser, yang diruduh Jusr , l ,, .,, lu[Annd^inn ini bersifat sosia] politik dan mcncenninkan trnd'si
formalisme. Juga kritiknya tcrhadap Jauss rerap tar)p.r t., ,. Iultrrral yang berbcda. Dal-am mengonrraskan reaksi Jerman
kuensi bagi studinya, karena tidak ada jarak historis rl.rl.r,, | , rhrrjan reaksi Amerika terhadap Otlich Be bt, Durzak sampai
I
ss Die Blechlonrte!- Melalui perbedaan, kritik yang s,rr,,., ,,,, pr(i konklusi bcrikut ini. Sikap para kririkus Jcrman banyak di
ngenai Jauss bermakna ketika dilakukan oleh Bauer drrrr r, ,,, ,,, ltlxokan oleh "citrn" Gmss. Dengan memuja peogarang, mereka
teman, karena mereka pada pokoknya lebih mengur.r,,, 1,, tlrluk bisa dengan mudah sampai pada evaluasi yang bcbas pra
pembaca empiris daripada rekonstruksi historis. ItlUka terhadap novel individual. Nanun, peflilaiao mereka se
Mengenai studi-srudi teoreris yang membentuk brrs,, ,.r (rfn meyakinkan dipengaruhi oleh pe0getahuan mereka mcngenai
ploscs sosial-politik. Mereka mengerti bahn'a masaialr politik
Jauss, penggunaan yang lebih eksrensif dan berhasil drl,'t. , ,,,
oleh Vktor Sklovskij dan Adam Schaff. Sebagai tirik rot,,t, t,,,, ItrF sangat serius pada zaman kita telah dideskripsikan sebagai
menggunakan ide Sklovskij bahwa persepsi otomatis bcnr I | ,, | ,, llvolusi yang agak menggelikan (Durzak, 1971:.i95). Dvaluasi
tifikasi releren dan tanda bahasa, atau sekurang-kuraognr ,, , nar{nrif atas Ortlnb Bet.iltt d,i antara para kritikus Jcrman benar
nekan kesadaran akan adanya diskrepansi antara kcrlr r,r. bcnar cerbalik dalam resepsi Amerika yaag dimulai setahun ke
(fust, 1972:35). Ia melihat "stereotip ' (Schaff) sebagri 'jcr, 1", nt.tdian, yang dibangkitkan oleh terjemahan novei tersebut da-
sepsi otomatis yang sangat lengkap dan karenanya sang,,r | ,, llnr bahasa lnggris. "Scmcntara para kritikusJcrman, berdasarkan
bahaya", dan dalam interpretasinya mengenai Dis Bhcllt,,,,.,. ilngetahuan mereka tentang kejadian kejadian politik domestik,
mcmfokuskan perhatiao pada efek mengasingkan dari srrr,, r,1 mrngaoggap Ballad of a Badger dog karya Grass merupakan
Seperti intelprerasi Iser, studi Just pada pokoknya nerLr1,., ,, dhplifikasi suatu tem^ politik, para kritikus Amerika sejak se-
reaksi dari pembaca yang berpengalaman dan ahli sasrra yi,rr. ,, mula meng;nterpretasikan cerita tersebut dengan cara nonsastra
sa menggunakan gudang pengerahuan sistem sasffa dan krr.|,1. ., (ttonJi*ral1; bagi mereka hal itu merupakan potret rerselubung,
',oI
nengisyararkan, scperti relah direliri secara tepet olch JaLr'r ,1, h yi ua s ta\ neniliki 1)ondhd/"ar td"t q'dta tntang ujatahqa (vlatah
wa karya seni individual, bahkan ketiLa kemalemukrr ,,,.,1 ,,, ltttt'tv flalalahrya) tan[ 'ldpdt ne"y i iln per!]etdhbn.
tersaji secara eksplisir, hanya memungkinkan saru pililrrl r,', r (1972b)
-Popper
pretasi tertentu Qauss , 191).11). Namun, apa yang tichk
',,, ',,r
kh dapar dielakkan adalah kemungkinan bahwa gencras, rr, ' | ,
tang tidak akan memiliki pertanyaan mengenar Zararbrtrt , J"' D,rlom bab bab sebelumnya, teori-teori sastra yang lebih pan
unruk sementara, maupun untuk waktu yang cukup lam,r, L"r ,
llng telah diuraikan secara terperinci, termasuk perkembangannya
tersebut akan surut ke dalam kekaburan. Pertanyaan larrr.,
*hir-akhir ini. Sekarang kami maju selangkah dan mengevaluasi
perti dikat'akao Jauss-ridak pernah muncul dengan sc,,,|,,,, r , tltu^si masa kini, serta mengevaiuasi kesempatan kesemPatan
tetapi pembacalah yang mempertanyakan terhadap reks. untuk penelirian selanjurnya. Dengan demikian, keyakinan pri
brrcli memrntur pcranan yang lebih besar. Pembaca yang telah
ryrcrencanakan jalan penelitiannya sendiri mungkin tertarik pacla
pcnilaian kami tentang bcrbagai kemungkinan yang ditarvarkan
rlrrlam terbitan-terbitan terakhir serra kccocokamrya satu sama
Itrrn,
Dunia iimu pengetahuan, termasuk studi ilmiah sastra, sudah
bcrkembang sangat pesat sclam^ dekrde-dekade terakhir ini. Ka-
mi percaya bahwx hanya melalui kerja sarna yang dikombinasikan
dcngan pembagian tenaga yang bijak, studi sastra akan maiu
Namun, semua kerja sama ilmiah harus rerjadi dalam keraogka
berpikir yang gamblang. Seperti dapat dilihat daiam bab bab se-
belumnya, pengalaman kami adalah bahwa unsur-unsur penting
bagi kerangka seperti itu dapat diperoleh dari serrliotika dan teori
hrtl t\" 1,,',, \ i,,,,," , .'ll
lingkup bidang penelitirn sastra. Penelirr s:rstra harus rr., hlr rrnruk "salju dalan balrasa Eskimo).
Scmiorika belakangan ini nenunjukkan perharian besar dalam
scmua clisiplin yang tcrlibar clalan organisasi sisrenaus \1 l
l>r<lang semanrik: linguistik, scjarah, sosiologi, fils:rfar,,1,,r, ., l,r,rluksi canda yang dihasilkan oleh rnasyarakac linguistik dan
lrr,laya. Berbccia dengan konsep yang lcbil, statis yang diaiukan
Pologr.
s,ur\sure renrxng t'nnda dan pen.lekatao taksonomis scmiotikr,
,l,rn penclekatan serniorika Pcirce yang bersifac rrksonomis, Um
Tdntdng(Ln Semiotika lrrto Eco memastikan diri untuk menyelidiki sifat si{at clinamis
r,rrrla dalarn *rkrnytL Thct4 nf Scntut$ (1916). Dia ncnjclaskan
Dalam mencari dan mcngkomunikasikan pcngetahuan, , ,
mempuflyat pcfanrn penrint. Dcngan men)perh:rtikan hLrl, ,r 1',rrrdangan epistcmologrnya dentan mcoggunakan suaru perban-
Obyck semiotika boleh diibaratkan dengan permukaan
antara pcnandalr:galfu Llt:r tcrtr,nchl:iyifisrl, tclah diakur l, ,l 'lrrrgan.
lrrrrt tenp:rr kiambang segera lenyap bcgitu kaPal levat, atdu hu-
penanda.l:igniJir mewakili sirrplifikasi skernans atas situasi tl
r,rn rernpat jcjak bekas peclati atau jejak kaki mcngakibatkan se-
salahan y:rng sang:rr kornpleks. Kcsaclaran atas ketidakscml,r, ,
,likir banyak munculnya moclifikasi abadi Ilco (1916:29) ment-
bahasa diiukiskao tlalam kririk at;ls pcnyair maupun lilsut. r, I
Bergson dan Nictzsrhe (Kunne lbsch, 1972). Tetapi, sifrrr l,,l
,Irtgap tutas ahli sernnxika bagaikan menielaiahi hutan, dan
yang pada clutrrnya skcmatn jLrga mcnuorur usaha keras r I I
ngin memusatkeo perl:arirn pada modifikasi sisrcm tanda. Ini
ll
rrrcrr(li)r()rrfirvi Lrrlul.. rr{ rrtr.r'i' Ir',r l, r'riLr.r !l! irt.l
l,rl,t., ,1,,r ' r, r' \.r,r' ' 1,,' ,l,l.,"lri,L.,rrlL:1,r, .rtrrr koilc kodc
iirngsi rancla Su,rtu ltrrlr,rl r ,r1,r, r lL1 .rr l,lrrnrlrrl . rrrut ltlrrrr,lrrrrr rt, rl r,l, lr rr l,, rrr rurr.r. (l)ta tahu lrthwa Peircc
"pcrihrl isi yang bcrbr.h l,rrl.r lt.rl ,r |,!,,r r,.,ri.'r.' ,, rr,, r'r1,)rrLrr ,lr,,1 l,'rLL\ \., ), ,,1.,1. 1t,lr,l.t rli srni; Lco ridak men-
untuk k:rtllrrc, l..o nclrhrLt trg,, Lrr ,11sr r Lr,l.r ,r1.,r r, Lr
1l'nlr.rrr kasrrs ki,rli lrrlc rcrscbLrr yrng tidak terpahami.) Eco
vr-1 , 'datrran',,1an pesrrvat tcrl)iuu I)rr rrcrrvrrrrl,rr I ,, I
i rrr, lrlr,rt l,rlrrv:r'suatu lionttks arnbigu yang tidak rcrkodckan
u,a satLrtanda Lrukanlah entrtm scrnjorik y:urg r:Lli rl,r;, Lr ,1,, y,rr11 ,liralirrkan se(ar^ konsisten, apabila direrima masyarakat,
rrlclainkrin suaru rcmpat perremLan bagr Lrnsuf-uns!r |,ir I i
r,'r rrglrasilkan scbuah konvcnsi, dan dcngafl dernikian menimbul
(1ang bcrasal dari clua sistcm beLbech clari clu,r tingl.,rr ,,,
' l,r,r 1,,Ls:Lngan pcngkodcan (112). Dari sinilah, prinsip lleksibilit.rs
beda lungkapan dan isil dan bertemu atas rl.rs.rr lrrrl,rrrrl ,',
rlrrrr l<rcativitas bahasa berasal. Llubungan :rnrara kodc dan pcsan,
kodean) (Dco, r9t6:..19). y,rrg Jengan begitu kode nengontrol penltcluaran pcsan dan
I\rngsi t.lnda mcrupakan hesrl rnccrat:sr rnrara LtrLi.,, L '
mr: 'Kode meml>erikan kondisr untuk huburg,u, r,rr ,' l(\u pcsan baru d,rpat merestruktur (menyusLn kenbali) kode,
,rrlrrrl,rkan dasar bagi rspek gan<la b^hasa sebagai kreativitas
lingsi fungsi tande sccara komplcks (i/irl.: 56) l\lcrr,,, , y,rr8 rcrikac dturlLn dxn krcativitas yang nengubah aturan"
srstem arLrrAn, yaitu kode ylng tcrdrri atas hitrrrhr r,, , (l()l). Terbuat dari tanda tanda linguistiL konvensbnal dan
subkodc yang komplcks, scbagian clarinya kuat clan sr.,l, ,|l)ifrcr, sascra (sekurangnya di Eropa dan Amerika modern) da
danglran yrng lainnya lemrh dan bcrsifar scorcntiir,r I'.1\.Li' ,'
l,,rrr rnenggunakan prinsip prinsip Feigortanisasian khusLrs tehh
pllsangnn yang bcrsifat konotarif rermasLrk clalam kclorrrl'
rrrIrrgambil pcranan dalam mcnggambarkln finomenr yang
akhir. Warru merah da'r hij:ru padr lampu lalu lntes rrri r,1
Lrxrpleks, y:rng belurn merupakao gejala yang dapat diobyekti{
afti yang ditentukan olch konvcnsi internasional dan rrrr r' krrrr, yang memerlukan tangg'+ao yang fleksibel Dengan deni
bagian dari kode yang "kuat". I-ampu merah den l.rnr1',' I Irln, teks sastra srngat cocok untuk clipelajari sesuai dengan kon-
jugl mcngandung mxkna konotasionr yang lcnah drLri I
rqr kode Eco, kbususnya gagasannya tcntang 'pasaogan peng
jibm" rrnrr "pilihan bebns", "halus r,efzr "kisar" (ll'r I
mcntar yang sama juga boleh dibuat terhadap nama N,r1' l . Penerapan teolnya d.rlam bidang sasrra jugd t;rmpak dari
Nama itu menunjukkan suatu unit budaya yang drnrrr , lirrrrsepnya mcngeoai "r.n,ertoling', yaicu proses yang olehnya, se
dengan baik dan mcmpunyai tempat dalan biclang si,,,
llrgai hasil konvergensi berbagai kode daiam sebuah elemen rer-
daca sejarah. Tanbahan lagi, buclaya yang berbeda-bc,l.r , .
tr:rrtu, makna ranbahal diperoleh. Konvergensi dan/atau inrer-
memberikan bermacam macam l<onotasi terhadap nima 1( r1 ,
lcrcnsi stilistika retoris atau kode kode ikonologis dengan kode
(87). Eco yakin bahwa "kode tcrsebut bukrnlah I:, t
lirrguistis merupakan kasus yang tepdt. Seperti disebut di arval,
'n;
alami Dunia Scmanrik Global, clan juga bukan srruktu,
!l
l,rxrnan telah menguraikan konvergensi berbagai koclc yang
vang mendasari kompleks hubungan dan cabang-cabang ,, '1 turnpang-tindih (t)Ne dppi dalam teks-teks sastra.
"
proscs scmiotik" (126). Dcngan dcmikian, mcnurut Eco, I'
Batasan-batasan merodologis yang menandai buku Eco edisi
litian scmiotika rcrutama bcrurusan dengan randa-canda v I , Irrlia, Einfuhuttg in dit Smiotik (1972), berkali-kali dengan te-
"kekuatan sosial" (65).
krnan bcrac dabm Thury of Seniottc: ada\ah bahrva pertanyaan
Unruk mcnjclaskan pcrkcmbangan dan pembarurin ko<1, t rcntang kebenaran ridak masuk dalam bidang pcrlratiafl tcori
terptrksa menggurrakan konsep "abduksi" (ahlrctior') seperu J' "
rcmiotika. Eco menoldk kooscp Frcgc tcntang makna dan ingin
juthan Pcirce. lni mcrupaken rcaksi sementara tcrhadaD !.1
' Incneliti lrl suatu ujaran, bukan referen, yaim obveh yang diacu
hq,l 1\rt"' \ i." "
Popper di sioi juga mcmbicarakan karya Gombriclr 0r,1,1, rlln kritiknya terlradap teori kebenaran yaog berhubungan se-
l)crti dikemukakan Tnrski (Reschet 197t).
r
l
1972b:168, 180).
Penekanan semiotika pada Penyelidikao kodifikasi budaya,
I
suatu pengalalnan yrrnt dr drlx|l|ry,, {|rl,rlt,r,r (llu (,1)r,l. LL|, lkrrrr rrrrrk,,rr \'rrrit li rrrrrrl rrclalrrlr brrhwt Pcrrgccuali^n
rlrrr
cul bersama, Fleidcgger mcnegaskrrr 1,,rtr.rrrr harrnr ck'sr,,,.r,t, trlr;;f.urlirn y,rrr11,lrltrrtrrklkrrl hLrkunr sc)rrah'tu m€nuntlrc
:p"n;"1^"u,' ytrnA rDcrrunjukkrn siflrr kekecualian persoalan yang
tentang situasiyang ridak dapar diar1Lsr" (nolf|rstcin, trr(, ,ir,
,r,lu.l",tgan mcncnruk^n pelanggaran (bila sampai sekatang
be-
Holenstein rnengharapkan suacu tingkat baru dalam hclrrcrr ,r,1. ,
sebagai hasil konfrontasinya dengan struLturalism lLrm .lirumuskan) syarat (kofldisi) yang tePat untuk
aplikabilitas
strukruralisme RomanJakobson. llolensreir meneklnkarr rrrr,,.,l lrrrkum ' (Helmer dan Rescher, 1959: t84)'
ant^fn t fdfidtlt (yang rerap) ,Jan urlabh (yang berubrrlrt y, ,
luga esensial bagi Jakobson. "Seluruhnya berkenaan dcn.q.Lr, ,,1, luvss dan Sosiologi Pengetahuan
yrng sebagian dikenal scbagai sisrem arau Lode dcngar ,l . ,
sebagai seordng ahli scjlr,rlr s,rsrr,r A1,,r yrnll cr, rrrr,,,.!,r, ., lnn ,l,rl,rr" ,,',,1',' rrs,rlr,, 1'rrv rrr,rsr I'rrrsr lrris (J,LLrss, 197)a.:4Ol).
bagai "analisis hortrcn" \tl.ti:t"t,1,,//yr,) rrcnrl'akrrrr rr'h,r''r ,l ,
'lbirrLr s,rj,r, ,1r,, lxrr,rr lxrlrr sr,l;rr akan kcnyaraan bahwa puisi
sistem sastra pada titik waktrr tcrtcntu ilun tcrtu ihl)rr ,lr',,.i1, tll,rk Lrrrs'rrr,l rrrcrr;',r, 1"',1'l',1 l'(,!lrnya. tet rPi Puti mengan
kan pada penilaian intersubyekril Pendrkaran ioi hr.r,r:.rl 1rr, tlllrrg g,rg^srn rc,)tILng scsLr^clt.
bukunya yang pertama tentang sastra abad perrengirlril|r 1/r,/, ' Sfsuai dcngan harapan-harapan pembaca, Baudelaite menim-
:rchmgen arr nittelalrerliben Tiudnhttng, l9)9), dan scsLrrrrllr,l, r , htrlkan armosfir waktu luang borjuis, tetapi bahkan dalam baris-
banyak persamaannya dengan "analisis situasional" Po1,1r r ll, huris pcrcama mempertcntangkan atmosfir tersebut dengan du-
rizon "intmsastn (intraliterary) dapat direkonstruksikarr,1,,,r,,, nin kcj^hat^n, pelacumn, dan orang-orang sakit. Kita tidak akan
memberikan perhatian yang sungguh-sungguh p^da oi)ycLn*i , nrcnjclaskan perbandingan yang dilaku-kan Jauss antara Baudelaire
mctodologis, dan dalam proses rekonsrruksi ini pada hakrL.'r I , rlrrrr pcnyair-penyair clatcetc-dt-fo1er. Tetapi, dari sudut pandang
ridak ada perhatian pada pengalaman pribadi. rrctodoiogi yang mcojadi perhatian utama aclalah bahwr Jauss
Jalan masuk ke horizon "eksrrasastra" (ettuliteun) n,,'t ' ti(hk membarasi diri pada rangkaian sastra, tetapr melampaut
''Lebitlttpan tuniaui" (ltfeworldl atau kbtn:ue/t/ihe1 lcbih sul,r r, biLras materi sastra dengan menggunakan kerangka konseptual
tapi di sini, seperti disarankan Jauss, disipiin ilmu larrr ,1.,1 ,, rr)siologi pengetahuan, terutarna sepcrti yang dikembangkan
membantu. Seperti telah disinggunt secara singkat dahD l) , I)crcr Berger dan Thomas Luckmann ( t967). Jruss menganggaP
rurtikelnya sebagai usalra untuk menjembatani kesenjangan antrra
Jauss setuju bahrva konsepnya tentang horizon hnrapan nrcri{ | L
kan pembedaan antara horizon sastra ddn horizon harapxrr !'. tcori resepsi sastra dan teori pengetahuan sosiologis rcntang
'l
(umunt. Sekarang, dia membuat perbedaan antara pcmbu,r ,r', thnia keiidupet (Lebennueb) .
plisir" dan pembaca eksplisit" yang ditetapLan secara hrsr,,, . Memasukkan sosiologi pcngetahuxn ke dalam bidang pene
sosial, dan biografis. Dia menyarankan lebih dahulu rekonsrrrrl , litian sastra sungguh memberikan harapan; menuruc pandang^n
pembaca implisit karena kemudahan mendapatkan darn,l, , kami, lebih memberikan harapan dibandingkan dengan penelitian
Lrtama tentang rekoostruksi seperti ini- Kedua, prapemah,rr,', , bidang sosiologi sasrra, yaog dasar-dasar dan batas-barasnya te
atas kelompok-kelompok pembaca yang bcrrllacam-macam lr.L,, lap tidak jelas. Lebih dari itu, hubungan antara teori resepsi dan
diperjelas. Dalam hal ini, dia mengusLrlkan pembahasan 1,,1, semiorika barangkali dapat dilengkapi dengan sosiologi pcnge
pertama dan kode kedua (197tb:ll9). Apabila pada bagian 1", tahuan. Baik penelitian semiotika maupun resepsi tertarik Pada
tama ceramahnya Jauss kurang tegas dalam permasalahan c1,'.. penyebaran sosial gudang peogetahuan melalui bahasa dan Pada
temologis, dia mencapai dasar yang kuat pada bagian kedur ,1.,' pembedaan peng^laman hidup sehari-hari menurut tingkat rele
merumuskan suatu program peoelirian yang meyakinkan dcrl.,,, vansi yang berbeda-beda. Sebagai akibat Penyebaran Pengetahuan
dasar yang kuat dalam sejaralr sastra dan sosiologi. tertentu, dunia kchidupan sehari-hari menyebabkan orang yang
Dalam "La douceur du foyer" (1975a), Jauss menempatl. , lridup di dunia tersebut sekarang menjadi dekat, dan kemr.rdian
karya Baudelaire "Le cripuscule du soir" dalam konteks s,,'r , meojadi jauh. Demikian juga Lotman, tetapi dari sudut Paodang
puisi tentang waktu-wakru luang (menganggur) dalam kchidu1,., semiotika, ia men!(usulkan penggambaran realila dengan meng-
keluarga borjuis Jauss melihar persamaan anrara karyanyr srl gunakan kode yang berbeda-beda. "Seorang detcktif dari deparce-
diri dan Larya Michaei Riffaterre. Dia bermaksud memperlrr.L men p.nyeliJiLar l,rm,nal dan scordng PFnldsum v/dni'a yant
dan menetapkan pandangnn mctodologis umum merekx .tan nr( berjalan di jalan yang sama dan pada waktu yang sama melihat
mecahkan persoalan bagaimana "ftrngsi komunikatif dapat ditcnrL' reaiita yang sama sekali berlainan" (Lotman, 1975:21).
lrr llr'., tr, rIr t,i., li,),,,.,l|l) lxrlungsr stb,,gui
Scr:rrr hlrLrsrrs, 1rll,,l,.,r'.,.,, rlr,l | ,,' rlr,l.Ll.,', r.r,r ,l
'!1rtlrr,r, .,r.rr 1, L i 1,i,1,,,1 s,,rrlr,lrs. l)r lu,Lr biclang buday:r
.,,
kan irulah (licrgt,r rl:Lrr I rrr l.r :.rrrrr ',r lr ri ') \.'rri ','L'r
lrro1,,r, srrstr,r t r,,r 1,.r,1.r r.rrlrrr Nlrro rncngh:rsilkan legitirnasi sc
menarik perbatian pcncLtr sasrr,, 1,,,,1,,1 ,, i ,,,,,,r,\,,1 \.,,, ,
lrrrrrlr brrllng srrrrlrrlr)r hieruki sosial. Sepcrti
y:rrrg rlitcrinr.r oleh
sakan hanya rnenuntLrt pcnrtrurrrrr hr1,rrrLrs.,,, rrrrr
',,,,',, " " l,,rrrri rcgrsken parla b.rb,1, para peminph kebudayaan di Cina
rang:rn dengan rrnclakan rinclakan vrrrr l)r", ,l:1,, ,lrst r, I t '
rrrlrrsl,argai yang idcal, yairu bahwa Lata-kata dan konsep men
lam proses pewarisan pengalanan kc gcncLasr brLrLr. r,rr,r', "
1,r,[ srru J;rn bahw;r hal itu ada dalam rcalita apabi]a kata cu-
*'ab mdnusi.l yang pada awilnyi adn, mcnjr(lr k,,l',,i l,
lul) sering diujarkan. Jenis sastra scpcrri itu, yang bcrdasarkan
sosial buntan manusir tarnpaknya diol,yekrillan: 'Srr.'r I ,,
vang dilcmbngrrkrrn, kcmudian, dialami scbasri \',.1r,, ,, '
l'rrsrp nrantra menurur isrilah Lorman-termasuk dalam este
rrlir identitis. Rstctika perlawanan aclalah pcrkcmbangan kemu-
ab"'ekdl (iril.: 77). Bahasa mcrupakan salah srtrr ,Ll.,r ,,' ,
,llrn dalam sejarah sastra, yang kebetLilan bersanraan dengan
Lntuk mewariskan pengalaman-pengalaman clan rnfnyf\ri L,l
dengall gudang pengeralruan yang ada. Bergcr dan l.urlr ., trrrgtmatan Berger dan Luckmann bahwa dereifikasi kesr<laran
yrng relatil baru muncul kemudian dalam sejarah. Tampaknya
lah mengusulkan istil t "rcifi*ari" ('rcifitatiott ) unru[ ,,"
r,rrgat mcmungLinLan untuk mengidentitikasi furgsi-fungsi
ekstrern obvektivikasi. Dunia obyektif sekarang clipaharrr
''faktisitas yang tak ber<laya, yrng tid.rk manusias,i, chn
" hognirif seni yang termasuk dllarn estetika identitas cleng.rn
',,l.'
1
, ,rt rl ., r ,1
Kcsilrlrr.ltur
l(1,,.r.r.
' , r,|,'rrl .L l, r.,t,r. (.,||1i,, hr!,1,l rrsr ylng
r,r",,.1,,,,. 1,,,1.r,, 1,r1,.,rr.,rr1,.,., 1* rrelrrrrnLlivrlLral rcirLl, brLgrser
,hir(ii\ r(,t,,\.,1, l, t!J,,,.11,1,, lrrso,rl,Ln tcks clan konteks, scrra
Jarak ant.rra esretika rrs.l,sr ,l,Lrr I' rr,l, l,,rt,rrr \t ri,,,'r,l .' I l
rrl.rs, hrr:r,rrrh,Lrr \u.r', ,srihl, mccalinguisrik baru telah clibuar
tidak terjembat.ni Sttrrlihrry:r, lrlsrrrl,rrr lrrs,rrl.r , 1.',, 1
il
2t4 | ,.14|.' 2 3'j
''Die \X/errung licSr u) tlcr ltrtcrlxrtrtt$n |crhk'ricr' (liiylt|, l'rlt 7, lrr ciur:rrr w,,lrrrr Krlr'rwrrI Iibr c! kcinc cinzclDc Schooheit, ntrL
t 1). 'dsC^,,1r,sr rr h rrr ' LIl.ur i1, olclt Mukarovsky ( 193 t:7l) da.i EwJ.
9. Bandingkan dengan kcsimpulnn l1A. vu t)ijk: Urtuk rrrlr rr, lrrrrt von Schcllins (l.rl.rlr ,\i/rtlru zn Pbikupbu der Kt0rr (Lcipzig, i9ll)
haoya iogin menekarkan bah"a syarrt scncralnrs trhk ,IlrorL,lrr 'lr l. Dalam ttaclisi llusscrl <hn Sausure, Mukaiovsk! ikao sesera berse-
lam pu;i. Kami tidak memiliki hukum arau rumus unn,k ur,,,r,,r ,l.r rncng.fu othtt ,;r,fitn luk"rl"h .u,tu P-r, x )dns -rrn
mulasikan properri karakrer yang unumi apalasi univrArl,,l,,,, lill bersitat nsik, oelainkan kesan bario dari sua.u entiras fisik. Kesan
kan kalaupun kami memilik; sebasiao darinya, ytitu (hlu, ,,,,r1 atas enriras fisik berhubungao dengan konsep batin yang mengakibat-
narati( yang ada tidak cukup eksplisrr unruk bna diuji (vri, l)rtt, kan dia mempunyai kemampuan berrindak sebasai Pembawa makoa
197 2: 17 7 -u). otauJrs,le' (Saussure, 191i:98).
l0 Kecuali untuk gcneralitas yang cidak percing sepen; jrlrlrlr 1,4,r t, Insarden (1968:280n) nemberikan sTlah satu dari sangat sedikLr
rujukan kepadr Formalnme Rusia.
11, 'Mrn oinsre dte allgeminer Fakoren fnden, dle drs L'lti,l,' , lo. Di aras kami teLah nengacu kepada .erbitao per.ama edisi Je.mar
e.kleren (Seitfert. 1972:210). (Lorman, 1972e) dan akan terus berbuar demikian; tetapi, semua ku
tipan relah dicocokkan dengan sunbersunber aslinya dalam bahasa
Bab 2: Formalisme Rusid, Strukturali-\me Ceko, dan Rusia (Lotnan, 1970)
Semiotila Sogiet II, ''Eine Strukrur sr eio Modell, das nach verehfachung\operarioocn
konsrruiert ist. die es e.mdglichen veBchiedene Phanomene vo.
l' Opa|az singkatan dari Obid$tlo iz"tn4a luti&lho.\t |,t.iln einem einzig€o Gesich.spunkr aus zu vereinhejrlichen" (Eco, 1972:61)
^d?l^h
(Misyarakar unruk Studi Bahaa Puiris).
2. Bandingkan pandangan Sklovskij bahwa 'keterampilan scrrr | |
nuncut drri jcnn pcrscpsi yans kira miliki'(1916di7) densi,, l',, Bab Stfltkturc,lis,nne di Prancis: Kritik, No'ratologi, dan
daparlakobson bahwa satu penel,riao sastra ilniah haoya lr,,r,;l l, Analisis ?ks
kerika dia menolak semua penafs;an (1921:21).
\falaupun ridak drsebur oleh Sklovskij, Belinskij (18r1 -48), scni l\, l. Program ini telah diuraikan dalam "Thises, ,Mlla4et lingattiqau ll'
iebnja (1815 9l), meoguogkapkan pandansao bahwa 'sastri r,lilill di6 a" Pftnw Canstu A$ Phikkgr* Slarer, \tavttx du Cercle linguis
berp;ki dalan imaj;imaji (iskNtvo esi myileoie v obrazacl, ) (lrl rique de Prasue, | \Pt^gte, t929:t 29).
linskij, l954lY t8t), suaru definii yang secara tegas dttolah , Ilr 2 Esai ini kemudian menjadi basian buku yans berjudul Anthrop,krb
Sklovskij. stncntale (r958).
4. Barangkali serupa densan G. von Speti. yang dnrtarakan olclr ll,,i 1. D;e Zen, rl Oktober 1967.
serl dalam seburh surir rerransgal 6 Asusrus 1921 kepad. l{(r,rirl 4. Tahun 196t dapat dikatakan menandai suatu pengsalan waktu se-
lngarden (Husserl, i968:2 l). jauh Jermar juga terlibat mensinsar penerbimn karya-karya yang
5. ''Setzeo wir zwei, bereits karegoriale Objecre, z.B zwei Sachvol, rlt, berb;cara mengenai nasalah evaluasi sasra, dan mengingar buku
in eine Be,iehuns, so sind diese Sachverhake der Stofi relativ zrL ,1, r Biemisch: "Poetik und linguistik"; seperri halnya bagi Swiss, yang
sie beide ;n Eins serrenden Beziehungsform. Djeser Besrnnmunr ,1, I disebr.rr sebrgai Debat Sasrn Zwich (Ztnthef Litetutl1dfei) meoandni
Begriffe Sroff und Form enrspricht senau die r.adlrionelle U , r peoggalan waktL' tersebut. Dalarn debat ini, pidato Emil Staiser
cheidung zwischen Marerje uod Form bei den Aussasen' (Ftu$, il. yang berjudul L,reratur und Offendichken', yang dibacakan pada
1901:II, ii. 182). tanssal 17 Desember 1966, memiliki Posisi pusar' Ceramah ini diter-
6. Perranyaan apakah ilmu pengecahuan benar-bena. menjelaskar, yi bnkan dalam Neu Zrr.her Zelr ng t^nggal 2l Desember 1966
t,r menyediakan alasan rlasan uotuk menganggap expl1v,.l,tu stl',1i,r 5. lihat halaman 39-48 dan di bawah halaman l7l-208.
sesuatu yang pada hakikacnya pencing, bukan sesDatu ya.g s(tnl, 6. Peter Dementz berbicara tentang 'penenLran kembal;'ide ide me-
(bandingkao Nagel, l96lr26-8). .eka oleh Bairh€s (Dr Z,'i, 1l Oktober 1967).
I t ,rtl l.,r.,(,iL,r',l.l,l l)1, l, , r,' 1,1"1,,.)rt,,,, ii,!$t,,, \1.!l'rcntl
| 1.,' r,,,, r,, '.lr ' |
!-b!r, l, r.Lr 1i.11.,,,,.,,, rr, i l, L) l, \ ,, ,, i \,r\.,,!lL ,, !.,, l,kl,\iJuen In biosse
'
lr Pendlfrr ki"r l,.Ll,\.1 \iL,l.,'1, .r', I' ,L sl,,.tl,,,lL,, , /,',r,L{,\ .rls LrrJturctrJsrcn Fchler rntcchtic'
'.I I '
,,,1 L,
' '
li! Krisfuvi) yrng rcl,rI nrrnl,..,,.r. ,'r.,.1 .']i,l , ,, l (ill.Lir (1.1,, l.,,r,1.. !a L, lS1).
' '
oleh Krflbcirz Sri.rl. ( 19,/ )) I r\liU dir\( k,,r\( li plrrloq,hrche (icsthichrsrnsehauung, in der stch
'Scpcfti diunjukkrn dcnrx. In{vrL,,Ldi .lrlL li 1) t, l ,lronc Not$cnJi.qkcit rn Noovcoclsket kiipft und d;e ebcn dcshalb
nel,rlro rtis lungsi ad,srik s(ulLru' rrrr bihr!i ,lL i,!, ., ! i, , ,,!\li,s.h.nd iiLrer die VirksM,keit *lzrlacl/ar Ent schluse unJ
I m1r1t .lengar tcrni;rar st.ukror scorncrns tlilrIi ! rI I IlrodlLroren l,nrwcgtibrr, ist €bcn .lrrunr kenr Boden, *erlcr fLlr das
hrn 19r2a lil) lulriit teuhtionatt llanfth nocl tt dic uryexelte LJMndtxtL.
Kanri ri,Ik xkln mcmbihas ko.\cf mfcrr.xJj (1, \! i rl )It10n l,\1at/.lan Eogels, l96l l, 191)
',l-.1', I,',.'J, 1,.b.r( "./. ) sccxra harfiah NIrn mcnjcliskan iioonicna i.; scbasii "hubungan
i Pcrk.mbxngir relrsi .elasi yang eku,vrlen jugl d,k.i,k ,, t lL I ,, trhk scirnbarg aotara perkembangrn ptoduksi mater; dan. misalnYa,
Culler (l9lt:42) dan Rogtr tiorvlcf (l9rlal ttuJuksi i.risrik ( Jas unegale !trtrnknis (ler Eots'i.klung de! m.
tl l-,har halam.n i9ri6 tcrjcllen Produkrron, ,B. zu! kuns.leriscirt.:) (Ilffx dan tnsels,
l96lrI, l2l)
a Dalam kari kara Nfan sc.di'i: Bci dc. Kuns. bckanot, Jrss bcs
IJ::b 1: Teori-teori Sastro Marris rimmte Blnrczciren derselbc0 Lcinesvegs n Verhrhnis zor rLl6crrcrrco
Entwicklung rlcr Gtscllschrlt, also au cler marenelled Crundhrr'
1 Rckaptrulrt(. rlrr \t.',tL
Es hin,lelre s,ch bcl dicse. nreiner gle;chsam dcs Knochcrbaus ihrer Orsanisittuo, srthn" (11rd Jan
und der Nanuqiss.ns.h.frcn sclbrrcdcnd drrum, mi!h .,,l'
'
Engels,l96i:1, 12 j '1)
zelncn zu iiberzeugen rvoran D allgemcincn kcin Zs.Lifl r,, / \Varun solLte d;c Ecs.hiclrtLlchc Kindhetr dcr Nlens.hhcjt, lvo \rt
i rvrr , rlass io Jer Nrtur dicscll;er d,alckr6chctr Be*,ct'{Liir.,,. am schonsten entlaltct, als eiie lic wicderl'chrcnde Stuli ni.hr crvi
l !r C€*ir. der zrhlloscn Verirlleruoscn sich dur.listut., ,1LL gen Reiz.usiibt.l" (Nl.!a.la. Flng€ls, 196;:I, I2))
-lln,lcoz nuss aus
<let Geschirhtc Llic sc|einbrrcZuhll'gke;r de. L.ergnissc Lrclk .
'
u. D.lam kata kata Engels: 'Abcr ich neinc, die
{F.tc(hi.lr Engels, H,1I E,!,, Diilrnr:r U rik ! lo. \ttt,,,: der SirLrarion und Ihndlung selbsr hcrvoBpflnscn, ohne drss aus-
Dialetrt du Nat,t. 187j t8a2 [19]5; rpt Clashutrc. ,"' t., drnckliclr rlarauf hinge*icscn ivirl, und dcr Di.htcr ist nrcht gcnb
Auvcrmdnn. 1910j: Karl NIarx un(l Irr;.,1.'.h linsels, H61oJ,n I rigt, d,e sescIichtliche zuknnarite 1-ostrnS clcr gesell schaftlichen
rtrchc ccsi$(i6srbr, [XIIl], Sondernu5srbc, t,. It) Konllikrc, die rr schil<lcrt, dem Lescr an die FIa0d zu sel,en (Nlaa
2 Die P.oduktions$.isc d€s ni:,rcrielltn Lcbens l,e{linSf dcir
',, dan Ergels, 196,-:1. lt6)
I polius(bcn uod ge;sigen Lcbcnsprozess ibcrhiupr. Es isr r,(lLr r, 9. Dalxm kara kata Inscls: I...1 "jeder srein'lipu, aber ruch zoglcich
l Bcwrssrseid rler lvlcns.hcn, das ihr Scin, son.l.ri umgck(hrr ilL cin bcsrinrnrter Einztlmenscb. cin'Di€s€., ivie der.kc Hegel sich
ii sellyhafrlichcs Sein, da5 ihr tscNusstsein bc 5rlrmr. Aul .i,i(l ausdri(k, utrd $ nruss cs scin'(Nlatx ctan Hrgcls, 1967 I, lt5)
rvisscn Srule rhrer Enrw;cklung geri.cn .lic !ra'erielle. PutLrt 10. Bandingk.n pcngimar.rn NIao Tse-tung: Bcbelapa k.rya vang se
krrfrc Llcr Gcscllschaft in Vldcrspru.h mn den aodrandcncr li,, , .]rx fol;tis sing'rr reaksrner nungkin memiliki nihi arrist;k rcf
rmsverhilrnisscn, orlcr. r'as rur tio Jurisris.he. Ausdruck d!lt', teotu Scmakin r€iksorct isi dan scmakrn tinggi kualitas arrisriknv.r,
mjr.lcn Iigenrunislcrhrik0issen. innerhalb dercn sic sich l,rslr. scniakin berbahrya karya nu bagi masyarakat, dan scmrkin perlu
I
segr harrcn. Aus llrt$icklunrsfoinci de. P'odukrivkriifrc ali.l n,enolakdra (xh.,'lire tons, 1912:89). Dari naskah inr tanpak brh
l diese Ve.hilrnrssc !i Fcseli debelbcn um [s t.irr drnn cinc I rvx surrtr kiryr sastra t.frcnru, Ians ridak drpar dinilai secara posrtif
I
chc sozialcr Revolurion cir NIir ,ler Verindcrung ,1( okorori,! , dari sudur pandrng historis pun, ddpxt ncmiliki kualrtas anist;k
r,r:n 1., r.,., ' r', !'n.. ulrphe,,- ll,er '. ,n .,r' yrng sanSar r'r8s'.
ras.he. ud" (Marx drr Lngch, 1967:I,74,7t) 11. B.inlinskxr Erfuh, 1969 42. lttje,nabrn bahasa lcrm.ln drr' poisi
i;
!!rt l(, ,L,L'L l\lr r\\, ), , \ l. ', \ 1.,.,,,' | ', i I /
')
,, i, ,' , l r\L iL,' ALr\luLrnrrig vi)lL z! rex
l,!r,(,, ri" ' ,,, .L r.' ir *r.r,1r r,,c 11or,rL I'rnLlungrn irJcologis
r2. Ini r,lxlxh sxhl, \xrL, l!,1r,1. L' ,,.,.,,,,r,1J.\L 5,.'l, l 1.,,' ,j ,,i,.,,11 ,,,,rri Nli,,,,sii (sosixl") scbagai su,ru
nalismc RusiJ PcnL[prr l',,1," .',r L ,.,i. Ll,i)1., ] ,l L , L lrLrrcrrr,1.,,,,', t','Ll.rr.r , :rsrft (Schobcr, lt).i ):)41 1)
bentuk daD isi rnrsrlr rlipcfu[LrL,,, l)LrL, lJ,,!' ]rL ,,1, M , j.,hrr Chlnr (. iL .lr rro \\tn ilng yn li pi hr chieh ch ih mr k o-
gan (1911:-179) BanrJtngkrn pcrrrrs.rhrn Lnlltls .Lrt.,, s^'.hu-i ri ic. shihJun: rLri hsrng-hsiang !zu'wci lLE ri pifar'
isi dilxh su.ariva kepada Lrssallc (iuir\ Jii, l:i,A( \. l'ri (.i\J.lalr prnting bcrpcsang pdJa episremologi l{arxis di uilayali sas
IJ ''O zurn.lach Zv€,da i Len;n8rx.i': ,r fosrnnrtr l.,iir., ( l\ \| l rrr dan senit scbuah krrik rras te.,!i tentaDg berpikir drla imaj;
l.iAvgustr 19/i6s', (Pada jumcl Zvczda', lsfur] (lln r., r] , ,niii) H,,{.r'i (Red Flag), No 5 (1966)11 52idlrcliemahkatr da
rcsolusi Komitc Pusat Paitai Konunis Un, Sovi(.. IrL,l'1i,, ,] Irn 5rtrq oJ Chtu t\tdtrlrutd ttaga:ne.r, No. !2J (1966):21 -il .lu
Agustus 19,16),8,/.E it, No.1t (19.16)rl1 l.iA Z(lr,r,'' L, gi T .. Pe, sheng, Chou Yang bo O kuo ti san ko szu .l)i (Chou
zuroalach zvczdai Lcolrsrad " rporah iurnar z(.nr., ,r I Y,ng end Russias 'lhr€c skys ), C)ieL Jans'cl.ni wco i) (l-iteraturc
snJ), R0l P1ih. No lr-18 (19.16):,1 20. rnJ Arr ofthe Libcration Arnt), No 18 (19ajl):lt l8: dtrcricmdhkdi
Bandjoskan L. TiDofcc! d.n N Vengro!(l9t::118) l't i,, dtlAn Sttrtt ol CLiM Manlant ttuga,M, No.608 (1968)rl'1 20
nulis rentan.q dp. ying mencakup contoh dalan kthi,1,,1.., Inr tehh Jnrraikan oleh Karcl va. het Revc drlaln Lruk!rya ur {?/.,/
yang dilukskrnnya sebdgr'.onrob, vang Jiscburn,va khJ.,l., , tlo AtwttLld (Amsrcrdrm: Vxn oorschot. 1969)
yanya-semua mcnccrDinkan prndanSan tolirik t.f,,,L Dikulip.lari esei 'lncr.tu'e aid Rcloluioi" (Vrc. I yii ko min!,
'n'
dikotip oleh Friedberg ( I95 9:2 l). 1928), Sel.,td u/a*),III (Pckins: I:oreign Languigc Prcss L9t9) 2.1
It D,.i sudut rans rsdk berbeda, H.R Jaus (19r5.) nr.frlI Tcks asli drlam Lu Hsun, Ch nar Chi (Karya lcngkit)i IV (P|krIl
Jen nnl wcn-hsu€h ch u pan-she, 1971):9 t
Hcgel mco(angkan urdak kreilf sebagai 'geistige Thi{ri|l ' I Sebuah cdnorial dalni Klanr.t,jit /rr l/,, (Kuans'mi.A Darlr)
*elche jerloch zusle;ch dxs trlome.r Licr Sinnlichkcit unrl L, .anssrl 6 Junl 1966, rneogkrLtik pandaogan brLwa, r| Jcprn krl'c
barkeit in s,ch hat (Hcscl, 1956 65 XII,68 9). Ren€ \\tll, , naran scmua otang adalah setrjt k;o Jtet L ntLn-ti;.} ttt io l) 1t!.1:
amarl bahwa bagiao kedu. lormula Belinskij menginsdk , l, tu,,{) Ini mcnlejarkan bahwr rd.k semur onog bisa serarr rli rlcl"ur
da defin;si A w Schlegel tenrang pujsj, yartu scbrsai hil, ,l' , kcbcnrio, krrcoa 2da bemaom nrcrni kcbenrnn vang clrregrkkrn
ciraue.dc. Gcdankcnausdruck (\a/ellek, l9t5 6t:lll, i6l) oleh kclas vang berbcda beda, dao bukan l\anla ad, ixttr kcbcnr.an
17. Kutjpao ktrrip.n itu diterjenahkan dari bah!s!Jerman ll( | N.!, yang 'absrrak" PindinSan lnr tidak menungklnkan kanii untuk
rvird mit dem Versand erkannr, das ersrercr rt di. BcrcchrL,L, mcrgccek apJiah scbuah pengungkapan scia'as deng.n dra vrng
Gcbicr dcs zwcircn ist der Instinkt | .l Das \x/ichrigste Kcn,r;, iogin diurrkapkan dr0 krrcnanya hal im rnengakhiri semtrx diskusi
des astheiis.hen Genusses rr scinc Urmirrelbarkeir" (P I ilmiab
1955:196 7). Seixhn dcngrd iru, sctiaf represcnrasi hkra !ang b.na! .lan
18. 'vom Character des Thcmas.t^scser jst der Yrert des \X/€rk.\ r' obyckrif dianggap pania! di.urigai, kecuxli bila diiddikasil<an bahrvx
'
rctbar abhnngig Es st unl,e$eitl)rr, das das lnre.esse,lc' l\ll i . l 'kebeoarrn ' yang direprcscntasikannla scsuri dcng"n kebedxr.n me
fiir das Kunsrwerk bcstimm v'ird durch die Tiefe des ]-hemr nurut Partai Jikr ' kcbenaran no adalah 'kcbcnaran boritr$', mikx
soziale Bedeurung, durch das rVrss, io dcm cs dcn wichtigsrcr lr, rcaksi kaum Nlaois ortodoks adalah sebagai Lrerikut: Ilagannrna
fnrscn dcr Gcscllschaft, Jer Klasse, der Nari.)n, der NlenschLf, , mungkn mereka l,icara rcntang meniadi ol,yck f, benff, dan ri
p.jchr' (Kagan. 19r1 185) Dala,n hal ini Rra Schober, seoraI drk mcn'hak l Kata kata menggclikan s.pc.ri 'ol)yekrif, b€nf,
kar dari Je'lnan T! mu', sepcndapat dengan Kagan: Dashochs,, I drn'ndrk menihak banvalxh k^ra kata kosors untuk mcn-vembunvi
diket nsthetis.her V'ertung k;me dann einem V/erk zu, in (1.,, kan fakra bahrva rnerekr mcla,rani rlan ncngabdi kcLrentinsar kJum
Kiirsrlef.las fur scinc Z.tr [ ] \leseirlichcre Thema aufgreift, , r , boritrrL ('ciry thc Grcir Revolurion on drc JoudriLfti. lnoit
seinc Enrfdlruns optmrlc kunstlo;sche Idee findet i I und I I Thn,uglr ro d,c [nd , Pting Reuur, No.j7 (1968) ]0)
,t|l
6L) 'Drc D;llck0k l!srtu rfr. tl,'\,, rr1l, rrlLvL, .r,l ,1,, \\4.1|, j, , ,,, ,, l,/ lrill,llil,rL.ll, l.,rr rl,L,lrrrrra t\ l)d i,4'/!. ! L'ettt (l9l))
Urslchc lolgc-llrzicl,,Irrf,, fx,\rl, I i \rf,,1..,,,,1 l1 tJntrrk l0rv1, lt,ll,L{.r , r(irrdrU supcrrei.let lihat Roland Posne'
Tatsachen kompli,idtc V/erl,!fl$,,lLL|,/rfri v,ir lrr\.r(li.,r Li,'tt,tr ,, ( l9l2) 11,itr | r,( r,1,.'tinrl)xngkan keuntungdn den kerugian kedua
(Lukrcs. l96j-7t x, 201 8). kcmungkinar rcrucbut:'dcskripsi pembrwa tanda (interpretar
strukrumlis) Llan anxl6is resepsi sePerti varg dimengerti Rrffatcre
J;ka yaog peftama dapat nenghiodarkan sumbeesunrber kesaiahan
Bab 5: Teori Res€psi S.6tra: Teoi dan Praktek dNr vans rerakhtr nu ('mulrivalensi. kekaburao, kererujian vans tctr
" Rezeptiotx iisthetik" batas dan kernlaktepatan teorerls ), maka analisis resepsi, berrentmgan
dcngan itu, mcnawerkan kcmungkinan unruk menenrukar nila; sas
1. '%nda" dalam konreks ini meogacu pada istihh yrng ,lL1,.rt .,, I, da da[ syararsyarat untuk ncoulis sejarah sasrra
lam tradisi Rusia dan Ceko, dao dalarn seniorika Illir ltt,t,l,t,,,t, 14. Dari sudur yans tsak bcrbeda, tisct yang sebandins tclah d;lakukao
adalah sebuah konsep yaog lebih sFesiflk Da!., rcon rcs(th r,,, L ! dalan b rng rescpsi seni olch psikolog D.E Berlvne (l97ri l9ii)
(lse.)i dia iuga akan sesuai unruk konsep sasrra mcnurur ti, t,,, I
Bar.hes
Bab 6: Prospek Penelitiol:. I-ebih Lali,-l"t
2. Di sini lau$ mengurip Droysen Oau$. 1970:211). Kcdu , ,,, ,
sebur di daldn Jauk (1970). L Bandingkdn Einc.mdcher (1971) dan Klaus (1969); teNrmd rang
3. Udtuk masalah eksplanasi dalan berbagai dsiplin ilmu. lrlr.rr r. terakh;r dalan ]ilo*//.
"Problcms io ihe Logjc of H;srorical Inqu;.y" dalam Nascl ( l,)( 2 Kara sinboljs di sini dimengerti sebagai mengr.u p]\aa 1'!tu14/
1. Densan demikian, pada awalnya dalam fonologi. sftuktufutii,,, I leatned co*igrttl baaeot ttgxart al igtann" Hubungio ini tnlak
kerja densan pengertian bahua ronen ridak bermakna ddi t, ,,., berganrung pada arla atau tidak atlanya kemiripan aruu kortl8!L s
artinya berasal hanya dari hubungaonyi dengan fonem-tar1J" t,,,, fisik" (lxkobson, l96t:21).
daD dalm koqrrasnya dengan mcreka. 3 Jakobson nenjclaskan konsep Peircc tenta0g ikon scPcrri b'rikur
t. Teorerikus iajn menggunakan nfllah "!eks atau Teks,' in;: 1*r, terurama berrindak karena adanva kemiripan l'kr! rlttr
6. Sebagai konsep pelengkap untuk lcks' arau 'Teks, ' muncul b, ,
rynau ,Jat rynaan, yaitu aotara gambar scekot binatang Jan binr'
cam macam "merareks" (Roland Ba.thes dan lainnva), "karyx" ( J,, ,j tang yang dlgambar; yang percane mcwaklli yang kedua hanva ka
Lotmrn), pcmrosesan rekr' (cotz \sicnold). dan Teks," (\\', , .ena nirip d€nsannya' 0akobson, 1965:21)
B,u.rr. 4. Atau, dalam krta-kat. HusserL, ua.u uFno vang 'cire begriflich
1. '.lear Paul Sarrrc olch Be.dird Pins.utt , einhclrliche Cruppc von Bcdcutunsen so zu8€horr, das cs ihn lden
lam Alteraatiu t4 (1961):I2L) Ausdtuckl s'esentlich ist, seine ie'eils akruelle Bedeutuns oaclr der
Jean Pias€r nemandans sfrukrur sebasai 'sebuah sisrem 'rrarsi;.,ri , Gelcsenhe;, oaclr der redenden Peron und ihrcr Lase zu orientlercn'
bukan sebagai l,enruk sra(s (Piagcr, 1968:t0). (Husserl, l90L,li, ;, 8l).
9. selanjutnya dtkembangkan dalam Lormao (1972a). 5. Sepeni drumuskao oLeh Boris Ogibenin dalam ccramahnva di depao
lLr Penyelidikan nengenai pem;kiran srrukiuralis dalam berbasai.rt,,,,L Dutch Asosjarioo of ComParativc ard Gene.dl Literatufe (1976)
ilmu tersedja di dalam Ducror (1968), Lanc (1970), dan Naun,.L,, 6. Komeotar singkat tcrhadaP konsep FIabe.mas rcnrang 'ntc'subvek
(1971). Untuk sarra kompararif dan semioriki sffuktunlis tl
'
tirnas dan obycktiviras mungkio bisa dinasukkan di sini Dalam
Fokkena (1974). pandangamrya, intesubyekrivnas termasuk di dalam konsensus ko-
11. Sudah sejak tahun l92l Romin Jakob$n rDenentukan ciri putri munikatif dalam bahrsa sebari har; dari sekur^ng-kurangnva dua
"
basai suaru uJara. yang menentinskan eksp.csi'$akobsor, lt.'L subyck. Relasi di anrara kedua subyek adalah telasi subvck Y'rns bcr
31). Tisa fungsi babasa menurur Biihle. adalah fungsi eksprcsil, l. pa.tisipasi dao benentangao. Habcrmas neliha! 'pcmaham'n t€r-
natii dan rererensial (,1,/'r,A, Appe/l .l^n Da/ne/h1"i Gnhler, 9 I , L utama scbrgai pens.laman komtrnikat;f, yang mungkin nemuncuLkan
28). obvektivrtas; dan dengrn melakukan lru dia nengekspresikan reseF
246
ABR:\MS. M. H.
1912 "\fhrcs dre Use ofTheorjzins about rhe Arrs? dalam Bloonl
field, r912b:)-)1.
BAKKER, R.
1971 Het anonine lenker Michel Fotca t ea het $rttct,tuli:ne (B^&n:
\flereldvenster).
BARTHES, Roland
1951 Le deyl kn le I'icrinte, :titi de Elt ent! de !6n;ok{ie' Bibtio
thique nddiatlons (Parisr Gonrhiet 1970).
)4u
196) Sn Ra.irc (P^tts: Scuil). Vol,,nrc ini Incnu{r "ltil|oirr ,,,, l r !PRLYNIi, l). l,, crl
rarure , hrl 14t-68. 1974 Srulru itr rlb Nllt, [' crinutal Acrtb'tlct: Step! ntuard a" Objec-
1964a Esar niq,.! (P^t;s: Seuil) vnumc iri mcnurr "1.'{,rrvrrr tt,c |'irJtu/r{' 0J lle|htt Alp4iatia" (w^s[insfrn, D. C.: He
srruLru'aL.te ( lo6)), h.,1, )l{-21 mispherc I,ublisbins Corpor^tion, and Nes York: John Wiley)
tct64b O1 Rd.,,? (erjemdhrn turhard HowdrJ i\($ V'rl( ll,ll i,,,1
vans). !ERNSTEIJN, sersej
1966 C irye et tl,1ti (P^tjs: Se!il). l92 Arre-,sche Vordu((e(/unC.n einer'lheofr, der D-lamJfion,
dalao Srempel, 1912,339-86. Terjemahan dari "Esreriaeskie
BAUER, Werne! ?, r/. predposylki reorii deklamacii .
l9l2 Text r"d Rezeqtiai: WbA ng:anaryle zeitgeai tu.he'" L:ffI ru tt,t,
pul Aet Gullcbtet "Faderanen" ux Patl Celan (Frankltnr' BIER\/ISCH, Manfred
^rlt 1965 'Poetik und rinsuistik ', .&uche in te&niyhen Zeitahel 1t:12 t 8-
1J.
BAUMANN, Haos Heinrich
1969 Uber franzds,schen Srrukrura]nmus: Zur Rezeptior nr,rl, r,rrr BISHoB lohn 1., ed.
Linsuistik in Frantreich und Deutschland", .D/#re n ru/n^ t,,t 1965 Strdier in Chinete Ltte4t"r, (Cambridge, Mass.: Harvard UDiver
Zeitaher 30:1ti 81. sny Pfess).
J0tnM/ ol Aaunu li/I/t,1 lr:t)t 105 l)iLdrlt 'l,r,r/t ,1.11.,, IiMPSON, Wtllt,ttt,
Koch, 19 7 2: l0:1- I t tiltl \tt(t tiltt t)l ttrfiiYjtl (Harmondswonh: reoguin' 1973)
1959 'Ex(i vs. Inexacr Sciences: A Morc Insrrtrcr;'c l),(1,,)r,,,,,\ dalam Milier, I971:1-45.
dalam Krinernan, 1969:181 201 t912 D* inpbztte Ls.r (Munchen: Fi^k).
HEMPEL, CA'I G {VANOV Vjaieslav Vs.
1966 Phihrapt) af N,.t,ul Jtrd (Enslewood Cliffs, N. J.: ttr,,,, 1973a The Caregory of Tine in Twenricrh-Cenrury Arr aod Cul
Hall). flte , setuiotud a:146.
HILLIIANN, Heinz 197ib "On Binary Relarions in Linsuisric and Other Semiotic and
r9T2 Rezeprion-empirisch ', dalam x{nller-Seidel, r97t:11J /t') Soc;rl Sysrens", dalan Radu J. Bosdan dan llkka Niinilooto'
eA., L|ri, b,s'u{e, ant Ptubdbihl (Dordrecht: D Reidel):
HTRSCH, Jr, E.D. 196 201.
t9l2 "Value and Knowledge in rhe Humaniries, ' dxlam Bloonri'(t,l t91). Zoadenie idci M Nt. Bachrioa o znake, vyskazyvanii i dielo
r9t 2U5t-13. 8ue dlja sovremennoj senrcttki , T/114. r97):Y1.541.
1916 Tbe Ains af l"tffp/etati\n (Chjcaso and Londoo: The Univc.\I, \
of Chicaso Prest. IVANOV V V, and v N. Toporov
HOGRIDE, \X/olfram
1962 Kerskaja model mna", dalam Si',|p|zi'n, 1962:99 r01
HUSSERL. trdmund
2tl2a.
1940 | Lostche Uxtetnchangen. edisi ke-t, 2 vol., 3 jil;d (Tnbinscf 1960 'Linguistics and Poerics , dalan Sebeok, 1960:li0 78
Neimeyer 1968) r96t "Quest fot the Eseoce of Language , Dilsens 5r:2|.)4.
1968 Biele 4" Ronan lngarder, nit lrl;iurerungen und Er;nnerunEcj, 197 | Selected Wtirirg' lI, lvld and la"g0ge (The Hague and Par;s:
an Hussed, ed. Roman Ingardcn (Den Haas: Nijhofo. Mou.on).
1969b "Dic Logik dcr Sozlalwisscnschrfren, dalam Adomo et a/., RESCHIR. Nicbohs
1969:l0l-2t. 1961t l,ttrd,.tian ta L|lic (New York: Sr' Ma(in s Press)
r9t2a 'the liti. 0fSde tlJi. D1!.atery, e.lisi rc\|s; (London: Hutch;osoo) t969 Lttodtt@ to Valae 'thn1 (Ensclwood Cliffs, N J: Prenrice-
Revsi rerjemahan dari ra[ih der Ftrh"ry \wiee, r9)1). Hall)
tL)tzb Obttire K,urlulxe: An l:,ul,tnnatr Allrlarl (Oxford: Clarendon lgll 7he Caheft"u Tbeary 0J Ttttr' (Lon'loo: Oxford UniYercitv Pres)
RIVZIN, I I.
POSNIR, Roland 1914 On thc Continuous Nature of dre Poetic Semanrici' P,,h'r
l9l2 Strtrkturahnrus h derCcdicht;nrerpretarion: Texrdescriptioo l0:21 7
t't/! r 1\)
'*t
RIVZINA, O.G.
SAt lSSlll( I l,,,1',1.,,,,1 ,1,
t962 Sinpazi'u p0 nfsht$ n izrdnijr znaAoqch sttcn: teztt dakkln STRIEDTER, Jurij, ed
(Moskva: Izd Ak. Nauk SSSR) r96L) Texn,let Rr::ttchet F|tndlilte',l: Tixte nr allgeneinen Lxetanr-
th.Lr'e rnd nt Tbe,ie del P'"'d (Mu'chen: F;nk)
SKAGESTAD, Peter
1915 t'ttahiu Senft of Hnno: rh Phikiolb aI Pofi* a Colinguoo.l SUS, OIes
1972 "On rhe Genetic Precondnions of C'zech Structural;st Semio
(Odo: Uni!ersiretsforlaset).
)70 )11
1,,4,, 1, t.t,
logy ind 5r,,,r,iri\ 4,, li5,Ly rr, ( 7r(1,.,,,,1 (',,r,,,r' ll, ,' r,l
'
Paetij 4: 2a 55
lt)6/t t\ ];'th It tt x,tn n'tu,d ,6 vol (Tanu: Gos Universtreo
SW YZF, Harol.l
TYNJAN()Y Jtri,j
1962 P|bttal Cant,al of Lttetatr* n th Ii5\ti, ttrl(, 1t) t| ,,,
L92.ia 'Dis litcrarische Fakrum', dalam St.ieJrcr' r969:19J412 kt'
bridge, Mass : Harvard Univc6try Prrss) jcmahan dari "I.iteraturnYj faki"
TEESINC, H. P H t924b Pflbl,ma lichattamaS0 ja7'tka; rrztt (Moskva: Sovetskij pisarel '
1964 "Der Standon des Inrerprere. , A s /1uur,1"r tt):\t Ii l96t). Sebasian dnerjcmahkan dahn Ma'ejka dan Pomorska'
1971:126-l4t
TIRC, Abmn (pseudonyn or A D Sinjavskii) 1921 'Uber die ltrerarische Evolution", dalam Striedrer, 1969:4ll
19t7 On Soc;alisr Realism", dalam Abran Te..7- lhe'liut/ t1,.11,, 62 rerjemahan dari "o hreraturnoj evoijucii"
an./ A, Sreialst Redltn (New York: Vintagc Books, l96t) | r' \929 Archa^tt i so,ato1l, AreLarten ud Ner'"/, Nachdruck 'ler
220. Leningrader Ausgabe von 1929, mit einer Vorbcmerkong von
Dm(.ij Tschizewskij, Slaviscbe Propvlaen, ll (Miinchen: Fink'
TIMOFEIV L, and N Vengrov 1967).
1955 kat|;j l|Ndr' htetanroreddtkuh tunin /, cdisi kc 2 (M,xlv.'
Gos. uaeboo p€dadog;deskoe izd. Min Prosleiaen;ja RSFSIi) TYNJANo! Jurii, dan Roman Jakobson
l92A Problems in lhe Study of Lrteratutc and Langurgc , dilani
ToDOROY TrveraD Mateika dan Pomorska. t97l:79 82. Tericmahan dari Problemv
l96Sa LHarjragc m6thodologiclue du foaralisme', L'Honnne. IlLtt, izuienija l,teratory i jazykr"
Jtz,edne.l'a,thntolo{E 5:61 81.
1966 Les cat6gor;es du racir ]\rt€n;rc", C\dtuLni.at'a$ a:125 t't USPENSKIJ, B. A.
1969 G,atun!,e tu Dtcatutu,n, Pendekarao Semiorika. I (The HaEu, 1962 O seniotike iskusvva , .l^l^m Sinpaz,lm. 1962: i25 \2')
1970 paetiha k|nlozi.;i: S*&nta ch*toitnetnaga tehlta i tiloh)tud
Mouroo).
l91l Po;t;q e le Ia l)tuP (Pttis: Se\ll) hLtupLztiannt)j fomt lMoskva: Iud. kkusrvo")
1913 A Cotup|lin", diteriemahkan oleb valentjna Zavafln
Paetb! of
TODOROY Tzveran, cd. dan Susan wrttig (Berkelev and Los Anseles: Univ€rsirv 01
1965b Thiore de litritatt/e: nxa ./s Fot,u,ru rz!4' Kara pensanral Crlifornia Pres). Teriemahan dari UsPenskjj, 1970
oleh Ronai Jakobson (Parisr Seuil)
VAN DIJK, Ieun A
TOMASEVSKIJ BOTN 1972 SoneA${x ol n* Grunnat A Sta.4 i" Thearetual Li"st'ttJ
1925 Teorijalite,attry. dicerak ulang dengan kata pe.ganrar oleh ,{. and Po,ti lTh. H^Aue a.d Paris: Mouron)
Kirilloff (Lerchwo.rh: Bradda Books, l97l). Edisi aslinya direr
b,tkan olch cos. lzdatelstvo di Lcniograd. VINOGRADOY Vikror
1925 "Das Problem des .ttaz io dc. Stil6rik", dalam Strcidrer'
TROTSKX Lcon 1969:169 208 Te.jenahan dari 'Skaz v stilsrike
1921 Literaat and tulaltu1on, (A,nn Arbor: Urivcrsiry of M;ch;8a.
Press, cetakan ke-2, 1966). Terjemahan dari Litetanra i rnal voDreKA, Felix
1964 The Hisro.y of rhe Echo of Literarv Work' ' dalam Garvin'
lt)64:11 82.
TRUBITZKOX Nikolai lc)12 'Thc Integnty of the Ltr€rarv Process: Notes oo rhe Deveiop
19ll Die sesenw:irrige Phonolosie , dal"n Naumann, r91J:51 at. nicnt or Thcoretical Thought in J Mukaiovsk!! \fo'k", P'err
Tcrjemahan da.i "phonolosie actuelle 1:5-t6
)72 21\
VOLKELT, Johannes
l9A5 l4 Slnen,/er Aathelr*, I vol. (Mrnchcn: (. H Inlk)
WARNING, R.iner ed.
197t Rez.pt'a"ranbetil: Thmfte ful I'tuxL (Munclicn: liiIlt)
V/ATSON Georse
1969 The St"dt of Litentrft (London: Allen rlnc Thc PrrvrL,,,L t,,, .
\X/EITZ, Morris
t956 "Tlre Role ofTheory in Aestherics , Th'Jo,r"d/ ol A{t/\!L .,\ i
Art C/itiin 15 (1956):21-35.
1912 Hanlet ar.J tte Phiknpbt af Lne/ary Cittrn (Loi,Lr: t.tt",
and Fabe.).
WELLEK, Ren6
1955 65 A Hdary af Madvn Cliti.stu: 1750-19t0, 1vol. (New Itr!, ,
\arETTiiR, Gustav A
1966 Saltit ldealos Taday Dahaia/ a HutLtical Mawialun, ,ljter-
jenabkan oleh Perer Hearh (London: Heinemann).
2)9 !^0 29, )24. 1t, 46, 49 Ll4, r)0 Ivanov, Vjaicslav Vs., 50 I
Chrisijanse!, Bro.ler, r9. 22. 21. ;or, T. S., 7 Gras, Gunrer,20l i
Greenlec, Douglas, 56
ll,40 Empsoh, wilUrm, ,14
8l- Jakobsoo, Ronan, r)-2o, 2),21
G.eimas, Alsirdas Jul;en, 77,
Ch n Ch iu pai, 131, 14t 102 11, 118,
Engels, Frjed.ich, 9, 12 1, 17-9. 42, 11, 48, t2.
Collingwood, R. G.,217 115 6, 140, 146 t, r52, r55 4,90
Griboedor A., 124
tl-,), 66, 1O,90 r00, 166,
Conrad, Joseph, l5t 7, 161, 165, 168. 171. 216 8. 171, 201, 220, 228, 2al, 2a1-
Groeben, No.be!r,22i)
Conrdd, \s, 4l 243 6,244,i
Corrizaa Julio, 167 Ercoburg. Il ji, 121
Grygar Mojmn, 17
Cnorbcr, Hans, .10, ,14, 50,53, Jakubirskij, Lev, 11, 20
Culler, Jonadran, 216 Erllch, Vctor, 15, t4,22,14, Jamcsor, fredric, 146, 170
curris, James M., 20 126,231 t82
GulPin, J P.37 la.rx Andri, t I
Cuzak, N, 121 Esca.prr, Robc.r. 167
Jauss, Hars Rober, i7, 176-81,
Guillan. claudio, 150
184 98, 20r 1,208, 221 t,
Daote, 38, 1i1 Faber Ka.l Geo.g, 177
Guliaev, N.4.. 112
2)8, 241
Dadro, A. C., 177 Fadeer A. A., l19, ll9 t24, r17, tto I
Habernas, Jiirscn, t68-9. 22a, JoyG, James,
Delille, Jacques, 97 Fang, Achilles,231
222.246 Judin, P F.,105
Demetz, Peter, 69. 107, 109, 112. Fischea Irnst, 164
Harkness, N{ar:llret, lll Jur, Gco.g, 201 5
166,2lt Fizer, John, 131
Hassan, Ihab, 167
D;ckens, Charles, 1,i8 Fokkema, D \(,9, 111,240.
Kaier M., 187
HrvriLnek, Bohtnav, 46
Dilthcy \{rilhelm, 179-80. 219, 241
Hegel, G \(l F, l0/i, 109, 111, Kalka. Frd!,, 18, 147, i5'1
216 |owler Roger 216
Dobroljubov, N. A., 1ll, 128, Frege, Coftlob, 2ll r29. 1t 8, l6l,2lr 8 Kagao, lvloisscj, lll, 218
Heidegger, NIartn,220 Kan€r Cerhard, l9l
110, 1t5 Frcud. sisDund, 68. 169
Helmer Ola{,218-21 Kant, lmmanuel, 129, l!7
Doblin, Alfred, 147 |rjedb€rg, Maurice, 218
Heningsay, Ernest, 155 Kapp, Volker,230
Dolezel, Lubomir, )B 9, 16 1, Fiigen, Hans Norbe.r, 184
Hempcl, Carl, G, 10, 178 Kar,, Jerrold J., t2
229 Fuhrmaon. Maofred, 198
l,l'I' i l')
Krsieva, Julia, 216 Majikovskij, v v, 120. 1r, Osrood, Charles ]], 20r ftft:terre, I{ichacl, 97-101, 201,
Kruatny.h, Aleksej, ll, lj N{ enko! G. jU., 126 Orsiaorikov, M F., l2;, ll2 224, 2)6, 215
Krutska,a, N. K., 117, 110 Mandelko\! Karl Robcr, l8$ {1, Robbe Grillct, Alain, 166
Kunne lbsch, I-lrud, 22, 210 191 Pa Chin, 139 Rolland, Ronan. 151, ltl
Kuo Mo-Jo, 141 Ilann, He;rrich, Itt) Parkinson, G ll. R., 162, 212
M1nn, Klaus, 149 Pascal, Blaise, l6t Roze.tal, NI. M., 10t
Ld.e, Michael, 96 8, 2,{.1 Mann, Thonas, l:17. l1l, ltl 5. Pearcc. Roy Harvey, 7 Riblc, Jursen, 152 l
I-anson, Gusr!\,, 63, 68 207 lJ
Prr.e, Charles Saode6, tl, t6, Ruwct, Nicola,9t 6,99
Lao Slrc, 119 Nfannhe,m, Karl, 18, 90 21l,2L/t,245
L8salle. Ferd;dan.l, 107 9,218 Mao Tse rung, r15, 1ll -42, r4.1 Peyrc, Hcnri,6l Sakvkov-S.e.lrin, M. E., 120
Leenhaidt, J2cques, 1,16, 166 Piager, Jcan, 2,14 Sapir, Eds'ard, !,i
5 , 161 . 2J t- , 21r.)
Lcoin, V L, l0l, 1ll 2r, 126, Mao lirn, ll8 Picard, Rrymord, 68 9,11,76 S.ussurc, Fcrdjnand de, 19,21,
rl0, 146 tl M2rsol,s, Joscph, l Pil njak, Bo.is, 120, l2l 40, 61 1.14, 2It, 2)r
Lcvnr, Harry, l5l Marko\,, Vladrmlr, rl Phgaud, Beror.d,241L Sur.c, J P, 6t, ).60, ra2 3,244
Lev;n,Ju l, t0 Mad, K.rl. 68, 102 ll, I 16 9, Pjatiso6kij, A. Nl., t0 Sactlo\ Ju K, 5t)
I-cvin, Slmuel R., 95 6 Bt, ua, t46-1, t49 13, Plechahov, G. V, ll0, 1lt,218 SchalI. Adam, 201 -1
Lili lt6-9, 161 3, r6t, 168, )a6 Pomo6ka, Krystyra,2 Schellu,s, F w J. von,,i0, 215
Sfuauss, Claude, lt, 19,62,
61, 66 8, 70, 1/t,16-a1, 86- 8,2,10,241 Popper, Kall R., 1t, 16, l0J, Schiller, !r;edr;ch. r07, 111
7, 90-100, 181,20r,2r4 I{.rhesius, Vilim, l9 168, l7o, i78, 189 90, 209, Schiwy, Gunther, I lJ4
Li T'aj po, l,il Nlruron, Charles,69,7l 216,18, 224, 21J S.hlegel, August \(ilheln, 129,
Lifsh;tz, M A, 147 lvlch.ing. Frarz, rr9 Posner, Rolanrl, 94-6, llJt),215 2t8
Lin Piao, tl8, 1,11 Meinecke, friedrich, ll4, 216, Porebnja, A A,
20, 211 Sclrleicrmacbcr, I li D, 179,
L;nk, Hannelore, 1u6 7, l9l .t 2)1 Propp, Vladrmir lt 9, 77 81, 180, 219
Lu Shao (h i, 1.13 Mejrach, N{ B, t0 869 S.hmid, Hcrra, ,ii
Lorenz, ftcl,ard,238 Mclcrtnskjj, E. I,f., 15, 50, 82 l Prcusr, Nlaf.cl, l2'1 Schmid, \(oll,21
Lornan, Jurij M , 26, 29, 3t, lt, Merleau Po.ty, Mrurice, 7l 2 Pushk;n, A. S., 18, 7i J, 92, 174,
Schmidr, Siesfried 220
12,18 62, L)l t, 100 l, Itl, Molja.c (lcan Baprftc Poqucllio), Schmnr, Hans Jturcr,24I
158, 174, 189, 2r1, )25 I, l2l Racine, Jean, 10, 1') 6,91, r6t Schober. tura,218
230, 2)t-6, 2/\/! lvlorris. Clrirles.5l Radek, Karl, 121 Scholcs, Robert, 87
Lowenrhal, Leo, 167 Rankc, Lcopo[ von, 176 Schncking, Lcvin L., l6l
Lu Ch',2tl Mukaiovski, Jdh, 21 -9, 4A-8, Raphael, l2l , l Jl Schupp, Franz, 2 t8
Rescher, Nicholas, 62, 2lu zl, Scbeok, Thomxs A.. 50
l.u H\nn, lll, I4o, tlt,2a9 tt
6, 60 1, 12 ), t01, t14,
D M., 26, i0, t4, 8l
Ltr Tng i, 240 181,5, 187 8, 197, 200, 201, 211 Segal,
Seghers, Annx, l5J, l6J lrLrl-trl.,,y. Nr1,,1.,,. l'), (,r, .,1 / ZIrLlL,rr lL11,,rr1 l.'(J. 1.11. l'10 Zolkorskrl, A K,5{)
Se;ffert, Hclnut. 2ll 'l!( l,,r( w\k,l l),,,irrl. l') 2,1.,,,,'". A A, l.,i 6, 11.'1, LllJ, Zolaerko, NI;.hail, 126, 140
Serdmovin, A S., 119 'lu li,, l:r l z Jll Zychln von Zyclitinski, Iranz,
Shakespeare. V/illiam, 105, 107, Turscncr I S., 2.1 Z;rnuoskij, v'kro., l4 109
112. 120 !'iii,rr!, Jurij. L, 5. ll 5. le, Zola. EDile, 111
Shannon, CIaude, !2 21 1,2, 14,lr-, 40 2,'11,
S;mnons, Ernesr J., 116 41-9, 5 r, tt 6, t9,71, lrr.
siojivskij, A. D., l2t 181
Skagestad, Perft,218
Sklu"'kij, Vjkro', \1 1, t9 2a, Uspcnskij, B. A., t0-2, tt
l0 5, l7 -40, 42, 17,9,5t,
t7-61, 120, 2014,226,2J4 Van Dijk, T. A., 214
Solzhenitsyn, Aleksanda 148, l!6 Vardin, L, ilo
Sper, Gusrar 28 9, 18,41, 52 3, Vengror N., 238
Veselovskij, A. N., 24, 15 8
Speti,2l4 Vidto., Karl, 6
Sldiger, Emil. 6. 179, 235 Viqogradov, Vikror, 14. 24
Sralin, L V, 14, l2l 6, lt7 Vnokur, G. O., 14
Steinbeck, Jobn, 155 Vodiaka, Felix. 4), 46,1), 182-1.
J€mrl. \Voli Dierer 11. IJ 18- 5
Srierle, Karlheinz, 216 Volker, Klaus, 162,241
Siricdrer, Juri', 1t, 199 Volkelt, Johannes, 18
Sue, luginc, 108, 109 Vo.onskij, A. K., 119 20, 128-10
Surkog A 4., I l7
Sus, Oleg, 47 walden, He.warrh, 149
Swayze, Harold, 111, 121, 126 \vansJo-wans,240
Szeliga, Iihrr Zychlin,
\flafuen, Robert Penn, 7
Tan P ei-Shens, 115.239 warson, Georse,2 l
Tarski, Alfred, 218 v/eber, Jcan Paul, 69, 73
Teesios,H.PH,6 weirz, Morris, 2 4, ]1
Ter., Abram, 12t \(ellek, Ren6, l, 7 10, 11,40,
Timofeer L, 218 44-6, tr1, r1),2J8
T;n8 Liog, 119 \Ven Kung, 240
Todorov, Tzveran,35,1t,49,tt v/erre., Gusrav -A., Ll.1
90 Vhorl Benjamin Lee, 54 60
N.,
Tolsioy, L. 11,21-2,Il3-5, \/;enold. Gijtz, 181 4, 191-1,
r21, r48 244
Tonaievskij, Boris. 14, 18, 21, 49 Vittgenstein, Ludwig,4
Toporoy V N., 50
Trotsky, Leon, )2-3, lI9, 122,25 Yiin Lan, 240