Disusun Oleh :
20406241021
2022
A. Identitas Buku
Cetakan : Pertama
Ukuran : 16 x 24 cm
ISBN : 979-461-594-3
B. Analisis Buku
Buku ini membahas tentang perkembangan teknologi di Hindia-Belanda dalam
berbagai bidang mulai dari transportasi darat, laut, dan udara. Buku ini juga
membahas tentang perkembangan busana masyarakat Hindia-Belanda serta
membahas
mengenai perkembangan media komunikasi di Hindia-Belanda.
Buku Engineers of Happy Land karya Rudolf Mrazek. Buku ini terbagi menjadi 6
bagian. Bagian pertama menjelaskan awal mula pembangunan jalan dan rel kereta api di
Hindia Belanda. Bab ini mencatat bahwa pembangunan jalan pos dianggap kurang
penting selama pemerintahan Dandels. Pasalnya, pembangunan jalan tersebut dinilai
akan menciptakan lalu lintas yang padat, dengan muatan kargo dan penumpang yang
terlalu berat untuk ditarik kuda. Pembangunan kereta api juga dilakukan di Hindia
Belanda. Menurut Kopiist, pembangunan perkeretaapian di Hindia Belanda sebenarnya
tidak mengalami kendala dari segi biaya, karena pada dasarnya sebagian besar
masyarakat di Hindia Belanda saat itu bekerja sebagai buruh. Pembangunan jalur utama
akan menelan biaya setidaknya 21 juta gulden, menurut Kopiist. Hingga tahun 1888,
setidaknya ada 8 jalur utama yang beroperasi di Pulau Jawa. Perkembangan transportasi
motor di Hindia Belanda telah menyebabkan peningkatan jumlah kecelakaan, misalnya
sedikitnya 524 kecelakaan di Surabaya. Hal ini membuktikan kualitas jalan yang
dibangun Belanda pada masa itu bukan merupakan kualitas jalan yang baik.
Secara universal novel ini membagikan kita pemikiran baru kalau sejarah tidak
melulu menimpa perang serta tokoh saja. Novel ini pula menggambarkan dengan jelas
gimana pertumbuhan teknologi dalam bermacam bidang. Novel ini pula dilengkapi
dengan gambar- gambar sehingga terus menjadi menolong pembaca dalam
mengimajinasikan apa yang di informasikan oleh penulis. Sayangnya ada sebagian
kekurangan yang aku temukan disini antara lain ada sebagian kesalahan penyusunan,
selaku contoh pada taman 43“ Di Volksraad suatu tubuh penasihat gupernur….”
Sepatutnya “ gubernur”. Berikutnya, penulis masih menciptakan sebagian sebutan
bahasa asing yang tidak diberi arti.