,Gr
SEJARAH
INDONESI BAB XIII
A
Untuk SMK
Kelas X Semester 2
Taukah kamu???
Siapakah beliau???
Apa hasil karyanya???
Tanggal 11 September itu menjadi hari ulang tahun RRI (Radio Republik
Indonesia). Sampai akhir tahun 1966 RRI adalah satu-satunya radio siaran di Indonesia
yang dikuasai dan dimiliki oleh pemerintah. Peran dan fungsi radio siaran ditingkatkan.
Selain berfungsi sebagai media informasi dan hiburan, pada masa orde baru, radio siaran
melalui RRI menyajikan acara pendidikan persuasi. Acara pendidikan yang berhasil
adalah “Siaran Pedesaan” yang mulai diudarakan pada bulan September 1969 oleh
stasiun RRI Regional. Selanjutnya, stasiun RRI Regional juga membantu
menginformasikan program-program pemerintah, seperti Keluarga Berencana,
transmigrasi, kebersihan lingkungan, imunisasi ibu hamil dan balita. Sejalan dengan
perkembangan social budaya serta teknologi, maka bermunculan beberapa radio siaran
amatir yang diusahakan oleh perorangan.
Pemerintah kemudian mengeluarkan Peraturan Pemerintah No.55 Tahun 1970
tentang Radio Siaran Non Pemerintah. Karena jumlah radio siaran swasta niaga semakin
lama semakin banyak, serta fungsi dan kedudukannya penting bagi masyarakat, maka
pada tahun 1974 stasiun-stasiun radio siaran swasta niaga berhimpun dalam wadah yang
dinamakan Persatuan Radio siaran Swasta Niaga Indonesia (PRSSNI).
b. Pesawat Terbang
Kegiatan penerbangan di Indonesia dimulai pertengahan tahun 1905 orang
Belanda yang bernama Ir. Onnen memulai percobaan untuk membuat pesawat terbang
dengan menggunakan bahan bambu dan kulit kerbau di daerah Sukabumi, Jawa Barat. Di
Jawa Timur, pada tahun 1914 VOC Belanda membuat lembaga khusus untuk membuat
ekseperimen percobaan penerbangan dengan nama Proef Vlieg Afdeling dimana memang
lembaga ini memiliki tujuan untuk memproduksi pesawat terbang yang nantinya akan
beroperasi di wilayah Asia terutama di Indonesia. Pada tahun 1923, Belanda berhasil
mendirikan Technische Dienst Luchtvaart Afdeling yang berlokasi di daerah Sukamiskin,
Bandung, Jawa Barat. Lembaga ini merupakan cikal bakal dari berdirinya industri
pesawat terbang di Indonesia. Pusat lembaga ini pada tahun 1924 dipindah ke lapangan
udara Andir, yang mana lapangan Andir yang saat ini sudah berganti nama menjadi
Lapangan Udara Husein Sastranegara. Pada saat itu investasi pemerintah Belanda melalui
VOC banyak mengucurkan fasilitas dan dana untuk kegiatan perakitan pesawat pembom
yang memang pada saat itu digunakan untuk melawan serangan bangsa Jepang yang juga
ingin berkuasa di Indonesia. Pada tahun tersebut muncullah insiyur perakit pesawat
terbang seperti Akhmad Taslim dan Tossin yang merupakan tokoh Indonesia yang diajak
bekerjasama dengan pemerintah Belanda pada saat itu yang diwakili oleh Ir. M.V. Pattist
dan L.W. Walvaren. Mereka berempatlah pioner yang mampu menciptakan beberapa
pesawat terbang bermesin tunggal seperti PW1 dan PW2 yang berhasil terbang di udara
dengan lancar. Terutama PW2 yang berhasil melakukan perjalanan udara mencapai
negeri Belanda pada tahun 1935 dimana pesawat PW2 berhasil mencuri perhatian dunia
pada saat itu. Dengan rangkaian peristiwa inilah Indonesia memang menjadi bagian dari
sejarah penerbangan kedirgantaraan dunia, bahkan pelopor industri pesawat terbang
dunia yang legendaris seperti Anton Herman Gerard Fokker pendiri perusahaan pesawat
Fokker ini lahir di Indonesia tepatnya di kota Kediri Jawa Timur.
SKSD Palapa adalah sistem satelit komunikasi yang dikendalikan oleh sistem
satelit komunikasi pengendali bumi yang dibuat oleh HAC (Hughes Aircraff
Company) Perumtel Indonesia. Untuk mewujudkan hal tersebut, pada tanggal 15
Februari 1975 Indonesia menandatangani pengadaan dua satelit yaitu satu stasiun
pengendali utama dan 40 stasiun bumi. Para pakar teknologi komunikasi Indonesia
dibantu oleh tenaga ahli dari luar negeri, bekerja sama mengoprasikan teknologi
komunikasi modern yang kemudian diberi nama Sistem Komunikasi Satelit Domestik
(SKSD) Palapa. Satelit ini dibangun pada tahun 1974-1976 dengan peluncuran
generasi 1-A1. Nama palapa ini diambil dari Sumpah Palapa Gajah Mada yang akan
mempersatukan Nusantara. Berturut-turut dari generasi satelit yang diluncurkan
adalah sebagai berikut:
(i) Palapa A-2 (10 Maret 1977);
(ii) Palapa B-1 (19 Juni 1983);
(iii) Palapa B-2 (6 Februari 1984);
(iv) Palapa B-2P (20 Maret 1987);
(v) Palapa B-2R (20 Maret 1990);
(vi) Palapa B-4 (7 Mei 1992);
(vii)Palapa C-1 (Februari 1996);
(viii) Palapa C-2 yang diluncuran pada tanggal 16 mei 1966.
Sampai tahun 1996 sudah generasi ke tiga dengan kode C2 yang jarak
jangkaunya dari Irian (Papua) sampai Vladivostok (Rusia), dari Australia sampai
Selandia Baru, satelit ini juga dipakai oleh negara-negara tetangga. Selain SKSD
Palapa sekarang ini kita mengenal satelit komunikasi yang lain, yaitu Telkom-1 dan
Garuda-1.
Fungsi dari SKSD Palapa adalah sebagai berikut:
Hubungan komunikasi antar daerah, antar Negara lebih mudah.
Mempererat penyebaran informasi melalui televisi, internet, facsimile.
Mempermudah komunikasi telepon SLI, SLJJ, STO (Sentral Telepon Otomat).
Sebagai satelit penghubung (repeater). U
b. Televisi
d. Revolusi Hijau
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian di dunia ditandai
dengan munculnya Revolusi Hijau. Revolusi Hijau di Indonesia diformulasikan dalam
konsep ‘Pancausaha Tani’ yaitu:
(1) Pemilihan dan penggunaan bibit unggul atau varitas unggul;
(2) Pemupukan yang teratur;
(3) Pengairan yang cukup;
(4) Pemberantasan hama secara intensif;
(5) Teknik penanaman yang lebih teratur.
Untuk meningkatkan produksi pangan dan produksi pertanian umumnya
dilakukan dengan empat usaha pokok, yaitu sebagai berikut:
(1) Intensifikasi pertanian yaitu usaha meningkatkan produksi pertanian dengan
menerapkan pancausaha tani.
(2) Ekstensifikasi pertanian yaitu usaha meningkatkan produksi pertanian dengan
membuka lahan baru termasuk usaha penangkapan ikan dan penanaman rumput
untuk makanan ternak.
(3) Diversifikasi pertanian yaitu usaha meningkatkan produksi pertanian dengan
keanekaragaman usaha tani.
(4) Rehabilitasi pertanian yaitu usaha meningkatkan produksi pertanian dengan
pemulihan kemampuan daya produkstivitas sumber daya pertanian yang sudah
kritis.
Dampak negatif munculnya Revolusi Hijau bagi para petani Indonesia, antara lain:
(1) Sistem bagi hasil mengalami perubahan. Sistem panen secara bersamasama pada
masa sebelumnya mulai digeser oleh sistem upah. Pembeli memborong seluruh
hasil dan biasanya menggunakan sedikit tenaga kerja. Akibatnya, kesempatan
kerja di pedesaan menjadi berkurang.
(2) Pengaruh ekonomi uang di dalam berbagai hubungan sosial di daerah pedesaan
makin kuat.
(3) Ketergantungan pada pupuk kimia dan zat kimia pembasmi hama juga berdampak
pada tingginya biaya produksi yang harus ditanggung petani.
(4) Peningkatan produksi pangan tidak diikuti oleh pendapatan petani secara
keseluruhan karena penggunaan teknologi modern hanya dirasakan oleh petani
kaya.
3. MASA REFORMASI
Pada awalnya perkembangan IPTEK di masa reformasi mengalami kendala akibat
berkurangnya porsi anggaran yang disebabkan oleh krisis moneter pada tahun 1998,
namun sejak tahun 2008 terjadi krisis kredit rumah yang terjadi di Amerika Serikat,
mengakibatkan Indonesia mengalami peningkatan ekonomi dan berbarengan peningkatan
pengembangan riset dan teknologi. Meningkatkan prestasi pelajar Indonesia dalam
Olimpiade Internasional baik dalam bidang Ilmu Pengetahuan maupun bidang teknologi,
kemudian pemerintah dalam hal ini Kemendikbud maupun Kemenristekdikti mengambil
kebijakan dengan menaikan kembali porsi anggaran untuk pengembangan IPTEK di
Indonesia. Saat ini perkembangan yang sedang pesatnya adalah media elektronik (HP,
Komputer, TV, dsb.) sebagai alat penunjang kehidupan. Untuk saat ini Ilmu Pengetahuan
banyak di pelopori sebagian besar mahasiswa akibat didukungnya pemerintah dalam
meningkatkan penemuan- penemuan yang bertujuan memajukan Indonesia.
a. Sedyatmo (Sedijatmo)
Dikenal karena menemukan "Konstruksi Cakar Ayam" pada tahun 1962. Prof.
Dr. Ir. Sedyatmo nama lengkap adalah putra asli Karanganyar Jawa Tengah, ia adalah
tokoh insinyur sipil sekaligus seorang cendikiawan, praktisi, ilmuwan dan guru besar
teknik sipil di Institut Teknologi Bandung (ITB). Sebagai seorang pejabat di
perusahaan listrik Negara, beliau mengemban tanggung jawab untuk membangun
menara listrik bertegangan tinggi di daerah rawa rawa di kawasan Yogyakarta.
Saat itu dia dihadapkan dengan persoaalan struktur tanah di daerah rawa rawa
yang lembek dan labil. Sedyatmo pun berpikir keras untuk mencari metode yang lebih
efektif hingga muncullah gagasan mendirikan menara diatas pondasi pelat beton
dengan ditopang oleh pipa pipa beton dibawahnya. Teknologi ini ditemukan oleh
Sedijatmo ketika ia sebagai pejabat PLN diminta mendirikan 7 menara listrik tegangan
tinggi di daerah rawa-rawa Ancol, Jakarta. Pondasi yang dibuatnya ternyata mampu
mengurangi hingga 75% tekanan pada permukaan tanah di bawahnya dibandingkan
dengan pondasi biasa. Pondasi cakar ayam ini kemudian digunakan di Bandara
Juanda, Surabaya yang memungkinkan landasan menahan beban hingga 2.000 ton
atau seberat pesawat super jumbo jet. Selain di Indonesia teknologi yang sudah
dipatenkan ini juga digunakan di 9 negara lain, seperti Jerman, Inggris, Perancis,
Italia, Belgia, Kanada, AS, Belanda.
Dr. Ir. Tjokorda Raka Sukawati (lahir di Ubud, Bali, 3 Mei 1931 – meninggal
di Ubud, Bali, 11 November 2014 pada umur 83 tahun) adalah seorang insinyur
Indonesia yang menemukan “konstruksi Sosrobahu”, yang memudahkan
pembangunan jalan layang tanpa mengganggu arus lalu lintas pada saat
pembangunannya. Sekitar tahun 1980-an, Tjokorda Raka Sukawati nama lengkapnya,
menerima tantangan untuk membangun jembatan layang diatas padatnya lalu lintas di
ibukota Jakarta yang membentang antara Cawang hingga Tanjung priok. Insinyur asal
Bali ini mengajukan gagasan untuk membangun tiang tersebut sejajar dengan jalur
dibawahnya. Barulah setelah tiang ini didirikan, lengannya yang berbentuk huruf T
akan diputar 90 derajat hingga melintang dan siap digunakan untuk jalan beton
diatasnya. Ia kemudian menggunakan sistem hidrolik sehingga lengan beton seberat
180 ton dapat diputar dengan mudah. Dengan efektivitas waktu pembuatan dan
minimnya gangguan terhadap arus lalu lintas jalan raya dibawahnya, teknologi ini
menuai berbagai pujian dari seluruh kalangan pada waktu itu.
Presiden Soeharto yang saat itu ikut menyaksikan kemudian memberi nama
“Sosrobahu” untuk metode yang diciptakan Tjokorda R Sukawati ini. Sosrobahu
sendiri merupakan nama salah satu tokoh sisipan dalam cerita Mahabarata. Hasil karya
anak bangsa yang membanggakan ini kemudian digunakan untuk berbagai rancangan
di dunia. Termasuk diantaranya adalah jembatan Seatle di Amerika Serikat, jalan raya
metro Filiphina dan masih banyak lainnya. Temuan ini juga mendapatkan lisensi hak
paten dari beberapa Negara, seperti jepang, Malaysia dan Filipina. Tjokorda R
Sukawati, yang juga pendiri Fakultas Teknik Universitas Udayana, telah pensiun dari
PT. Hutama Karya, namun masih tetap berkarya bahkan menghasilkan teknologi
sosrobahu versi kedua yang lebih unggul soal kepraktisan dibandingkan versi
sebelumnya.
c. B. J. Habibie
e. Khoirul Anwar
Prof. Dr. Khoirul Anwar adalah pemilik paten sistem telekomunikasi 4G
berbasis OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) adalah seorang Warga
Negara Indonesia (WNI) yang kini bekerja di Nara Institute of Science and
Technology, Jepang. Khoirul Anwar adalah lulusan dari Jurusan Teknik Elektro,
Institut Teknologi Bandung dengan cum laude di tahun 2000. Meraih gelar master dan
doktor dari Nara Institute of Science and Technology (NAIST) pada tahun 2005 dan
2008.
Pria asal Kediri kelahiran 1978 ini menciptakan sistem yang mampu
menurunkan energi hingga 5 dB atau seratus ribu kali lebih kecil dari yang diperlukan.
Khoirul Anwar berhasil menemukan metode komunikasi yang lebih cepat, tapi energi
lebih sedikit. Kecepatan pengiriman datanya juga meningkat tajam. Masalah
komunikasi di kota-kota besar yang memiliki gedung pencakar langit maupun daerah
pegunungan pun bisa diatasi. Di daerah-daerah seperti inilah gelombang yang
ditransmisikan mengalami pantulan dan jeda lebih panjang. Ia menemukan teknik
transmisi wireless dengan dua buah Fast Fourirer transform (FFT). Teknik ini
mendapatkan penghargaan pada Januari 2006 dari IEEE Radio and Wireless
Symposium (RWS) tahun 2006, di California dan menjadi standard International
Telecommunication Union (ITU), ITU-R S.1878, dan ITU-R S.2173. Pada paten
keduanya ini menghapus sama sekali Guard Interval/GI. Hasilnya, membuat frekuensi
yang berbeda akan bertabrakan. Prof. Khoirul mengombinasikan dengan algoritma
khusus di laboratorium. Hasil temuan lulusan cum laude Teknik Elektro ITB tahun
2000 ini telah digunakan perusahaan elektronik besar asal Jepang. Juga, tengah
dijajaki oleh raksasa telekomunikasi asal Tiongkok yakni Huawei Technology.
Sumber:
Modul Sejarah Indonesia PPG Dalam Jabatan Tahun 2018