PROPOSAL SKRIPSI
Disusun oleh :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Baru, dalam hal ini militer sebagai institusi bukan berada pada seseorang sebagai
media penyiaran tak luput dari genggamannya. TVRI sebagai lembaga penyiaran
jam per hari dihari senin-jumat itu pun terkadang tidak menyiarkan siaran atau
hanya siaran ulang siaran sebelumnya. Hal ini disebabkan keterbatasan SDM,
awal tahun TVRI adalah sebagai berikut: siaran berita berupa film, siaran hasil
produksi sendiri di studio Jakarta berbentuk show atau wawancara dengan orang-
orang penting seperti pejabat asing, atlet, pejabat dalam negeri dll, siaran lainnya,
perayaan-perayaan hari besar; operasi trikora, siaran film-film dari PFN, acara-
acara peringatan TVRI, dan iklan-iklan sederhana yang ditampilkan berupa slides
siaran. Antara tahun 1964 – 1970 siaran televisi agak berbeda, karena siaran yang
dipancarkan sebagian besar hasil dari produksi sendiri dan lainnya film-film asing
kebudayaan nasional yang diambil dari budaya-budaya lokal seperti tarian Jawa,
Bali, Sumatera dan siaran pendidikan bagi anak SD, SMP, SMA serta orang
dewasa.
yang acaranya menjadikan Soeharto sebagai peran utama sebagai pusat informasi
begitu dekat dengan masyarakatnya yang dari kalangan bawah seperti petani,
pada masa Orde Baru hanya berfokus pada program-program acara tentang
sebagai menteri penerangan pada 23 Oktober tahun 1961 untuk mengagas proyek
media massa televisi yang dimasukkan kedalam proyek Asian Games, yang telah
tahun 1962 sebelum Asian Games di Jakarta dimulai. Kedua proyek tersebut
itu pada tanggal 20 Oktober 1963 untuk melanjutkan siaran televisi secara continu
5
Krishna S. dan David T. Hill, Media, Budaya dan Politik di Indonesis,
(Jakarta: PT Sembrani Aksara Nusantara, 2001), hlm. 126.
dibentuk Yayasan Televisi Republik Indonesia (TVRI) yang diketuai langsung
deregulasi ekonomi akibat turunnya harga minyak dunia maka pemerintah tidak
liberalisasi ekonomi di segala bidang.7 Pada Bidang industri Media pun mulai
tidak bisa dihindari lagi. Melalui surat bernomor 190A/1987, Menteri Penerangan
tv swasta bergerak sebagai tv lokal (RCTI, SCTV, TPI, ANTV, Indosiar). 8 Mulai
dari sini siaran-siaran TVRI sudah mulai ditinggal oleh penontonnya karena
masyarakat mulai berpindah pada TV swasta yang lebih beragam acara siarannya.
6
Philip Kitley, Television, Nation, and Cultures in Indonesia, (Ohio : Ohio
University Press, 2000), hlm. 34.
7
Agus Sudibyo, Ekonomi Politik Media Penyiaran, (Yogyakarta: Lkis
Pelangi Aksara, 2004), hlm. 15.
8
Agus Maladi Irianto, “Siaran Televisi, Kontestasi Nan Tak Pernah
Berhenti”, Makalah disampaikan dalam Proceeding International Seminar Culture
Across Perspectives: Contestation Among Global, National and Local Cultures,
UNDIP, Semarang, 20 November 2012.
Media masa dalam kaitannya kepemelikan media, praktik-praktik
politik spesifik yang berkembang di suatu negara, serta pada gilirannya juga
siaran TVRI tentu mengikuti kebijakan pemerintah karena TVRI sendiri milik
Soeharto saat itu, media massa merupakan alat yang tepat bagi Soeharto untuk
pemerintah mempunyai kekuasaan untuk mengatur pers dan media massa sebagai
langkah untuk menegakkan ketertiban melalui hukum dan mengontrol pers guna
TVRI dari masa perintisan era Soekarno 1962-1966 yang berorientasi ke luar
dalam Dedy N, Hidayat et.al, Pers dalam Revolusi Mei, Runtuhnya Sebuah
Hegemoni, PT Gramedia Pustaka Utama, 2000, hlm. 441.
10
Pidato Kenegaraan Presiden Soeharto pada tanggal 16 Agustus 1971.
“Pers yang bebas dan bertanggung jawab harus ikut mengadakan pembaharuan dan pembangunan.
Bukan hal yang menyenangkan apabila alat-alat negara harus menindak pers atau mengajukannya
kedepan Pengadilan. Tindakan-tindakan itu tidak berarti tanda berakhirnya kembali kebebasan
pers. Tindakan terhadap pers melalui pengadilan berarti langkah untuk menegakkan ketertiban
melalui hukum, yang juga dikehendaki oleh Orde Baru. Dan langkah-langkah semacam ini akan
ditempuh oleh Pemerintah.”
pembangunan nasionalnya. Serta menganalisa isi siaran-siaran TVRI yang
Baru dan siaran yang membangun citra Soeharto yang baik dikacamata
TVRI Sebagai Alat Propaganda Orde Baru Tahun 1968-1990-an. Penelitian ini
juga mendeskripsikan siaran-siaran produksi TVRI di awal tahun saat Orde Lama
dengan Orde Baru sebab menarik untuk dibandingkan. Tulisan ini menjabarkan
pula mengapa siaran iklan TVRI tidak ditayangkan pada tahun 1981 mengingat
iklan memiliki nilai ekonomis yang menghidupi organisasi dan manajemen media.
saat dimulainya liberalisasi ekonomi di bidang industri media pada tahun 1980-an
yang mengakibatkan TVRI mulai tidak memiliki posisi kuat sebagai tontonan
1993.
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1990-an
D. Manfaat Penelitian
Baru.
E. Kajian Pustaka
dasar kerangka pikir yang baik. Dengan melakukan studi pustaka terlebih dahulu
literasi yang sesuai dan relevan dengan tema yang akan ditulis. Ada banyak
literasi yang berkaitan dengan kebijakan media pers dan media peyiaran di Orde
Baru (2003) yang ditulis oleh Daniel Dhakidae menjelaskan banyak hal dari
sejarah, politik, intelektual, media, dan organisasi agama dibawah rezim Orde
cirinya menjelaskan bagaimana kekuasaan negara masa Orde Baru dipegang oleh
sekelompok orang dalam hal ini pihak dominan di pemerintahan berasal dari
semakin berkembang besar sebagai bentuk dari pers industri. Produk siaran berita
dan hiburan menjadi komponen penting sebagai komoditas yang dijual kepada
publik. Buku Daniel Chakidae dapat membantu penulis dalam memahami model
masa Orde Baru terkait peristiwa-peristiwa penting yang berdampak pada TVRI
Buku yang ditulis oleh Agus Sudibyo berjudul Ekonomi Politik Media
Penyiaran (2004). Buku ini membahas tentang peran media massa dan
pengaruhnya dalam kehidupan bernegara, media massa tak hanya sebagai ruang
publik yang menentukan dinamika sosial, politik, budaya ditingkat lokal maupun
massa terdapat iklan dari suatu produk, media massa sebagai penghubung
situasi media penyiaran khususnya televisi yang dikuasai anak-anak Soeharto dan
keuntungan tetapi juga sebagai alat politisasi kepentingan pemerintah Orde Baru.
Buku ini membantu penulis untuk memahami studi ekonomi-politik kritis media
budaya televisi dan kebijakan televisi selama periode dari awal berdirinya tv di
Indonesia pada tahun 1962 sebagai lembaga layanan penyiaran publik yang
anggarannya berasal dari gabungan sektor publik dan privat, hingga ke kebijakan
deregulasi penyiaran televisi pada tahun 1990 dan siaran komersial percepatan
sekitar, dan diluar konten televisi secara langsung. Buku Philip Kitley merupakan
kajian ilmu sosial tentang kajian kebudayaan asia tenggara khususnya Indonesia
yang lengkap dengan sumber-sumber data primer maupun sekunder, banyak data
kredibelitas tulisannya diakui. Oleh karena itu buku tersebut bisa menjadi acuan
penulis untuk sebagai referensi sumber tentang TVRI yang terdapat didalamnya .
Buku yang ditulis oleh dua orang peneliti asing Krishna (India) dan David
Hill (Australia) berjudul Media, Culture and Politics in Indonesia (2001) adalah
Sebuah buku karya sastra budaya sosial politik mengenai Indonesia. Penulisan
dipetakan sesuai tema dari tiap-tiap bab, memudahkan penulis memahami inti
bacaan tiap bab. Pada bab ke-4 tentang televisi menjelaskan bahwa pertelevisian
Indonesia di era Orde Baru strategi lembaga dan naskah berkembang bersama
kebijakan pemerintah, dan selaras dengan Kitley, televisi sebagai media rezim
bermuatan lokal tidak ada, yang ada hanya seni pertunjukan tarian dan lagu
daerah, hal ini disebabkan karena TVRI fokus pada acara yang bersifat nasional
dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baku dan muatannya harus bisa
diterima oleh khalayak dari latar belakang budaya yang berbeda. Berbeda dengan
TVRI, televisi swasta RCTI menggunakan budaya lokal seperti budaya betawi
pada serial Si Doel dengan ciri khas bahasa daerahnya serta budayanya yang lebih
menarik banyak pemirsa. Buku ini membantu penulis dalam mengalisis faktor-
Skripsi dari Arif Angga Pramana yang berjudul “Program acara TVRI
Surabaya Tahun 1978-1989”. Skripsi ini meneliti tentang program acara yang
disiarkan oleh TVRI lokal di Surabaya, baik yang diproduksi sendiri maupun
para pegiat seni lokal namun seiring berjalannya waktu terjadi kesenjangan
pengelola TVRI dan seniman lokal tersebut serta ditambah masalah pendanaan
kemajuan nasional.
F. Metode Penelitian
ilmu pengetahuan yang lain, sejarah juga memiliki metode dan metodologinya
perubahan yang terjadi dan kecenderugan (trend) pada suatu peristiwa sejarah.
dan narasi.
peninggalan masa lampau serta usaha melakukan sintesa terhadap data masa
11
Maryaeni, Metode Penelitian Kebudayaan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2005), hlm.58.
lampau tersebut menjadi kisah sejarah.12 Adapun metode sejarah yang digunakan
1. Heuristik
sumber tulisan, benda maupun sumber lisan yang masih berkaitan dengan
dokumen berupa foto, film siaran lawas, koran secara online atau offline
an.
2. Verifikasi
otentisitas sumber. Kritik sumber terdiri dari kritik internal dan kritik
12
Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, (Jakarta: UI Press, 1975), hlm.32.
pengujian atas asli tidaknya sumber, berarti juga menyeleksi segi-segi fisik
3. Interpretasi
sejarah. Menganalisa data yang diperoleh dari sumber tertulis dan lisan
peristiwa itu harus dilihat dari pelbagai sudut pandang penyebab, inilah
4. Historiografi
jelas mengenai proses penelitian, dari fase awal hingga akhir dan ada
13
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, (Yogyakarta: Yayasan Bentang
Budaya, 2005), hlm.100.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran terperinci, skripsi ini disusun bab demi bab.
Penyusunan ini dilandasi keinginan agar skripsi ini dapat menyajikan gambaran
Bab I, dalam bab pendahuluan ini berisi tentang latar belakang masalah,
Bab II, dalam bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang
TVRI, perubahan kebijakan iklan dan pedoman pokok pelaksanaan siaran televisi
Bab IV, dalam bab ini membahas deregulasi pemerintahan Orde Baru
dikemukakan diatas. Pada bab ini merupakan intisari dari hasil penelitian yang
penulis lakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku-buku:
Pelangi Aksara.
Direktorat Televisi.
Dedy N. Hidayat, et.al., 2000. Pers dalam Revolusi Mei, Runtuhnya Sebuah
Kitley, Philip. 2000. Television, Nation, And Cultures In Indonesia. Ohio: Ohio
University Press.
Budaya.
Sen, Krishna, dan David T. Hill. 2001. Media, Budaya dan Politik di Indonesis.
Sumber Artikel:
Agus Maladi Irianto. 2012 “Siaran Televisi, Kontestasi Nan Tak Pernah
Berhenti”. Makalah disampaikan dalam Proceeding International Seminar
Culture Across Perspectives: Contestation Among Global, National and Local
Cultures. Semarang: UNDIP. 20 November.
Arif Angga Pramana. 2016 “Program Acara TVRI Surabaya Tahun 1978-1989”.
Skripsi. Program Studi Sejarah. Universitas Airlangga.
Sumber Koran:
Surakarta.