Anda di halaman 1dari 4

Pengakuan Indonesia Proklamasi

- De Facto
Pengakuan tanggal kemerdekaan Indonesia oleh Belanda atau Pengakuan Kedaulatan
Indonesia adalah peristiwa di mana Belandaakhirnya mengakui bahwa kemerdekaan Indonesia
adalah tanggal 17 Agustus 1945 sesuai dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia, bukan
tanggal 27 Desember 1949saat soevereiniteitsoverdracht (penyerahan kedaulatan) ditandatangani
di Istana Dam, Amsterdam.

- De Jure
Pengakuan Kemerdekaan dari Mesir
Melansir situs resmi Kementerian Luar Negeri, Mesir merupakan negara Arab pertama
yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada 22 Maret 1946. Mesir juga mendorong agar negara-
negara anggota Liga Arab melakukan hal yang sama.
Terlebih Liga Arab mendukung perjuangan dekolonisasi yang dilakukan bangsa-bangsa
mayoritas muslim. Selain itu, hubungan negara-negara Arab dengan Indonesia juga telah terjalin
sejak lama. Oleh sebab itu, kabar kemerdekaan Indonesia menuai simpati dari rakyat Mesir.
Mengutip buku Seratus Tahun Agus Salim, Muhammad Abdul Mun’im, Konsul Jenderal Mesir
di Mumbai bahkan ditugaskan datang ke Yogyakarta pada Maret 1947. Ia bertugas untuk
membawa pesan dari Liga Arab yang mendukung kemerdekaan Indonesia.

Pengakuan dari India


India merupakan salah satu sahabat Indonesia. Keduanya sama-sama paham sulitnya
hidup di bawah belenggu kolonialisme selama berabad-abad. Oleh sebab itu kedua bangsa ini
saling bekerja sama.
Pada 1946 Indonesia mengirim bantuan sebesar 500.000 ton beras kepada India yang saat
itu sedang mengalami krisis pangan akibat penjajahan Inggris.
India membalas kebaikan hati rakyat Indonesia dengan turut menyuarakan perjuangan
kemerdekaan bangsa Indonesia. Ketika Belanda melakukan agresi militer, India merupakan salah
satu negara yang mengkutuk tindakan tersebut.
Dukungan dari Australia
Ribuan pelaut Australia melakukan boikot besar-besaran terhadap kapal-kapal milik
Belanda yang memuat persenjataan. Akibatnya kapal-kapal tersebut tidak dapat melanjutkan
pelayaran ke Indonesia. Peristiwa ini dinamai “Black Armada”.
Aksi tersebut didukung oleh Partai Buruh yang saat itu menguasai pemerintahan
Australia. Selain itu, Autralia juga secara aktif mendorong Dewan Keamanan PBB untuk
menyelesaikan masalah Indonesia dan mengakui kedaulatannya.

Penolakan Belanda
Setelah Jepang menyerah, Belanda ingin kembali berkuasa di Indonesia. Belanda bahkan
melancarkan Agresi Militer I (1947) dan Agresi Militer II (1948).
Berbagai upaya damai dengan jalan perundingan dilakukan, mulai dari Perjanjian
Linggarjati (1946), Perjanjian Renville (1948), Perjanjian Roem-Royen (1949), hingga
Konferensi Meja Bundar (1949). Belanda akhirnya baru mengakui kedaulatan RI berkat resolusi
Konferensi Meja Bundar 1949.
Annemarie Toebosch, peneliti di Universitas Michigan dalam artikel yang ia tulis di The
Conversation mengatakan bahwa hingga saat ini Belanda tidak mengakui kemerdekaan
Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Sebab jika Belanda mengakui tahun tersebut, berarti mereka telah menyerang negara
berdaulat setelah Perang Dunia II dengan tujuan untuk menjajahnya. Ini dapat dianggap sebagai
kejahatan perang.

Pengakuan PBB
Pengakuan PBB terhadap kemerdekaan Indonesia diberikan pada 28 September 1950
melalui Resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 82, yang mengakui kemerdekaan Indonesia dan
mengundang Indonesia menjadi Anggota PBB.
Perkembangan IPTEK dan Revolusi Hijau
- Perkembangan IPTEK di Indonesia
Berbicara tentang perkembangan IPTEK di Indonesia, tentu tak bisa lepas dari peran
teknologi informasi yang terus berkembang. Sebagai satu di antara negara berkembang di Asia,
penggunaan teknologi di Indonesia tergolong pesat.
Berbagai usaha untuk memajukan kualitas IPTEK di Indonesia pun dilakukan, beberapa
produk buatan anak bangsa pun diakui dunia. Misalnya teknologi konstruksi sistem Cakar Ayam,
Jembatan Sosrobahu hingga teknologi jaringan 4G. Berikut adalah beberapa contoh
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia, antara lain:

Satelit
Di antara kamu tentu sudah tahu kan kalau Indonesia punya satelit? Satelit milik
Indonesia dinamakan Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) Palapa. Satelit ini dibangun
melalui sistem komunikasi yang dikendalikan Indonesia sejak tahun 1974 dan selesai pada tahun
1976.
Sistem satelit Palapa ini memungkinkan Indonesia mengakses berbagai informasi melalui
sinyal yang dipancarkan ke berbagai perangkat elektronik, seperti televisi, radio, telepon dan
sejenisnya.

Telepon Seluler
Jauh sebelum smartphone yang kamu miliki sekarang, teknologi telepon seluler sudah
dikenal Indonesia sejak tahun 1990-an lho. Saat itu, penggunaan teknologi ponsel memang masih
sederhana, yaitu hanya sebatas untuk melakukan dan menerima panggilan, hingga mengirim
pesan singkat Short Message Service (SMS).
Awalnya, jenis telepon seluler yang dipasarkan di Indonesia berteknologi sistem AMPS
(Advance Mobile Phone System). Namun, karena memiliki kelemahan yang tidak dapat
menjangkau daerah terpencil, telepon seluler pun beralih ke teknologi sistem Global System
Mobile (GSM).
Penggunaan GSM terlihat dari banyaknya stasiun pemancar sinyal seluler Base
Transceiver Station (BTS), yang didirikan di daerah terpencil di Indonesia. Seiring
perkembangannya, kini penggunaan telepon seluler pun jauh lebih kompleks. Dari yang hanya
menerima panggilan dan berkirim pesan, menjadi perangkat personal yang lengkap dengan
berbagai aplikasi canggih, mulai dari pemutar lagu, kamera hingga mengakses jaringan internet.
Televisi
Jauh sebelum ditemukannya YouTube, televisi menjadi media penyampai informasi yang
sangat digemari di Indonesia. Perkembangan teknologi siaran televisi bermula dari
ditemukannya alat teleskop elektronik oleh seorang mahasiswa dari Berlin yang bernama Paul
Nipkow yang menggunakan teleskop elektronik tersebut untuk mengirim gambar tanpa kabel
dari satu tempat ke tempat lainnya pada tahun 1884.
Di Indonesia, televisi diperkenalkan tahun 1962 dengan siaran televisi Republik
Indonesia (TVRI) yang kemudian mengalami perkembangan yang sangat signifikan dengan
munculnya beberapa televisi swasta yakni, RCTI, SCTV, TPI, ANTEVE, TV7. Global TV dan
masih banyak lagi yang lainnya.

-Program Revolusi Hijau di Indonesia


Gerakan Revolusi Hijau yang dijalankan di negara – negara berkembang dan Indonesia
dijalankan sejak rezim Orde Baru berkuasa. Sejak awal pemerintahannya, melalui program
Revolusi HIjau, Presiden Soeharto telah menekankan terkait ketersediaan bahan pangan sebagai
salah satu cara untuk menciptakan stabilitas yang diperlukan dalam proses pembangunan
nasional.[5]Sehingga Gerakan ini dianggap merupakan sebuah usaha yang tepat untuk
meningkatkan ketersediaan pangan utama yaitu gandum dan beras.

Anda mungkin juga menyukai