Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL RENCANA KEGIATAN

TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK : PENINGKATAN HARG DIRI


RENDAH
DI RUANG BRATASENA

DISUSUN OLEH :

1. ALDA NOVA RAULAN (16002)


2. DESI NAWANG WULAN (16013)
3. INTAN KUSUMA DEWI (16026)
4. NIRMALASARI (16036)
5. SILVIA WIDIASTUTI (16049)
6. YOSSI VITRI (16060)
7. DARINA LUTHFIANA ZUHDI (16069)
8. FEPTI NURMALASARI (16079)
9. MARGONO (16091)
10. REKA YOANDA (16101)
11. TRIVENA ANGGUN LESTARI S (16114)

AKADEMI KEPERAWATAN KERIS HUSADA JAKARTA


2017/20

KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
dengan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan proposal
dengan judul “Terapi Aktivitas Kelompok :peningkatan harga diri rendah”
Pada kesempatan ini tidak lupa pula kami ucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Ns.Henny K, M.kep.,Sp.Kep.J selaku dosen pembimbing lapangan yang
telah memberi banyak arahan maupun pelajaran kepada kami demi
tersusunnya tugas proposal ini dengan baik
2. Segenap staf di Ruang bratasena yang telah banyak meluangkan waktunya
untuk kami, sehingga kami dapat menyusun tugas proposal ini dengan baik

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik maupun saran yang bersifat membangun akan
sangat kami harapkan demi sempurnanya penyusunan tugas – tugas selanjutnya.
Terima kasih.

Bogor, 14 juli 2018

Penyusun

TAK PENINGKATAN HARGA DIRI


A. Latar Belakang Masalah

Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negative yang dapat secara langsung atau tidak
langsung diekspresikan (Townsend, 1998) Penyebab lain dari masalah harga diri
rendah diperkirakan juga sebagai akibat dari masa lalu yang kurang
menyenangkan, misalnya terlibat napza. Berdasarkan hasil dari overview
dinyatakan bahwa pecandu napza biasanya memiliki konsep diri yang
negative dan harga diri rendah. Perkembangan emosi yang terhambat, dengan
ditandai oleh ketidakmampuan mengekspresikan emosinya secara wajar, mudah
cemas, pasif agresif dan cenderung depresi. (Shives, 1998) Terapi keperawatan
yang dapat diberikan pada klien sendiri bisa dalam bentuk terapi kognitif. Terapi
ini bertujuan untuk merubah pikiran negative yang dialami oleh klien dengan
harga diri rendah kronis kea rah berfikir yang positif. Pada keluarga
terapi yang diperlukan dapat berupa triangle terapy yan g bertujuan untuk
membantu keluarga dalam mengungkapkan perasaan mengenai permasalahan yang
dialami oleh anggota keluarga sehingga diharapakan keluarga dapat
mempertahankan situasi yang mendukung pada pengembalian fungsi hidup
klien. Pada masyarakat juga perlu dilakukan terapi psikoedukasi yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang masalah harga
diri rendah kronis yang merupakan salah satu bagian dari masalah gangguan
jiwa dimasyarakat.

A. MASALAH KEPERAWATAN
Terapi aktivitas kelompok peningkatan harga diri ditujukan pada klien dengan
masalah keperawatan :
1. Isolasi sosial : Menarik diri
2. Harga diri rendah

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Klien dapat menumbuhkan rasa percaya dirinya

2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat mengenal dirinya
b. Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
c. Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
d. Klien dapat mengungkapkan perasaannya dan menyampaikan masalah
pribadinya kepada orang lain

C. Kriteria Inklusi dan Ekslusi Terapi Aktifitas Kelompok

Sesuai dengan terapi pada aktifitas kelompok menurut Stuart dan Laraia
(2001) jumlah kelompok adalah 7-10 orang, maka jumlah klien yang diambil
pada terapi ini adalah 8 orang dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai
berikut :

1. Kriteria Inklusi
a. Klien yang di rawat di ruang bratasea, dengan riwayat menarik
diri/isolasi diri dan harga diri rendah
b. Klien berusia 17 – 50 tahun
c. Klien telah berada pada tahap maintenance
d. Klien dapat membaca dan menulis
e. Klien tidak mengalami gangguan persepsi sensori, gangguan
pendengaran atau tuna rungu dan tuna wicara
2. Kriteria Eksklusi
a. Klien yang masih dalam tahap akut atau krisis
b. Klien berusia > 50 tahun
c. Klien dari ruang lain atau bangsal lain
d. Klien yang tidak mengalami gangguan proses pikir
D. Daftar Peserta
Tabel 1. Daftar Peserta TAK di Ruang
No Nama Umur Diagnosa Medis Keterangan
1. Cepi Skizofrenia Maintenance
2. Aldo bayu Skizofrenia Maintenance
3. Mulyadi Skizofrenia parsial Maintenance
4. Jajang Skizofrenia residual Maintenance
5. Pentang Skizofrenia residual Maintenance
6. Agus Skizofrenia residual Maintenance
7. Irfan Skizofrenia parsial Maintenance
8. Aldi Psikosis Maintenance

E. Waktu dan Tempat Kegiatan


Kegiatan di ruang BRATASENA pada hari selasa tanggal: 17 juli 2018
pukul 08.30 WIB sampai dengan pukul 09.15 WIB, selama empat puluh lima
menit.
F. Setting
1. Terapis dan klien duduk melingkar saling berhadapan
2. Terapis berada di samping klien, fasilitator berada diantara klien dan observer
berada di samping terapis, motivator berada di belakang klien.
3. Ruangan nyaman dan tenang.
Keterangan :

: Terapis/leader
: Co Leader

: Fasilitator

: Observer

: Klien

G. Struktur Pelaksana
a. Terapis/Leader : Margono
b. Co Terapis/ Co leader :Tripena anggun lestari
c. Fasilitator :
1. Alda raulan
2. Desi Nawang Wulan
3. Nirmalasari
4. Silvia Widiastuti
5. Yossi Vitri
6. Darina Luthfiana Zuhdi
7. Fepti Nurmalasari
8. Reka yoanda

d. Observer : Intan kusuma dewi

H. Alat
1. Kertas hvs
2. spidol

Metode
1. Permainan
2. Langkah Kegiatan

J. Langkah - langkah kegiatan


1. Persiapan
a) Terapis mempersiapkan alat dan tempat
b) Terapis mengingatkan kontrak kepada klien
2. Orientasi
a. Salam terapeutik : terapis mengucapakan salam
a. Salam terapeutik
1. Salam terapis kepada klien dengan membuka kegiatan dengan baik
dan memperkenalkan diri anggota terapis dan tugas masing –
masing
2. Peserta dan terapis memakai papan nama.

b. Evaluasi / Validasi
(1) Terapis menanyakan perasaan klien hari ini
(2) Terapis menanyakan apakah klien pernah menghargai orang lain

c. Kontrak
(1) Terapis menjelaskan tujuan TAK
(2) Terapis menjelaskan aturan main
a) Masing-masing klien mengikuti kegiatan TAK dari awal smapai
akhir.
b) Jika ada klien yang akan keluar dari kelompok, harus meminta
izin kepada terapis
c) Kegiatan akan berlangsung selama 60 menit
3. Tahap kerja a) Terapis membagikan kertas dan spidol, masing-masing
sebuah untuk
setiap klien
b) Terapis meminta klien untuk membagi kertas menjadi sejumlaj klien
yang ikut TAK
c) Terapis meminta klien menuliskan nama klien yang lain di sudut
kanan
atas kertas. Satu kertas untuk satu klien.
d) Terapis meminta klien menuliskan hal-hal positif temannya,
sebanyakbanyaknya yang bisa ditulis
e) Terapis meminta klien menyerahkan hasil tulisannya ke klien sesuai
nama di masing-masing kertas.
f) Terapis meminta masing-masing klien secara berurtan searah jarum
jam, dimulai dari klien yamg ada di kiri terapis membacakan kertas
yang telah diberikan dan mengungkapkan perasaan klien setelah
membaca kertas tersebut.
g) Terapis memberikan pujian, dan meminta klien bertepuk tangan,
setiap satu klien selesai membacakan kertas yang ada di tangannya

4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
 Menayakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
 Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindakan lanjut
 Menganjurkan tiap kelompok bercakap – cakap tentang kehidupan
pribadi dengan orang lain pada kehidupan sehari - hari
 Memasukan kegiatan bercakap – cakap pada jadwal kegiatan
harian klien
c.Kontrak yang akan datang
 Menyepakati kegiatan berikut yaitu menyampaikan dan
membicarakan topik tertentu serta menyepakati tempat dan waktu
K. Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja untuk menilai kemampuan masing – masing klien untuk
melakukan TAK. Aspek yang dievaluasi meliputi kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAKS , dievaluasi kemampuan klien
berkomunikasi dengan kelompok secara verbal dan non verbal dengan
menggunakan formulir evaluasi berikut :

Anda mungkin juga menyukai