Anda di halaman 1dari 48

Analisis Limbah Padat

Miska Mufidah, M.Si


Pendahuluan
waktu dan Jenis dan
Kualitas
jumlah Volume
lingkungan
penduduk limbah
1.Timbulan
2.Karakterstik
Diolah
3.Komposisi
dan
Analisis Ditangani
Limbah
Pengertian Limbah Padat
Jenis limbah berdasarkan sumbernya
• Limbah Pemukiman
• Limbah non Pemukiman Domestik
• Limbah Industri
Non domestik
Jenis Limbah berdasarkan komponennya

• Limbah organik
• Limbah anorganik
Timbulan sampah

• SNI 19-245 tahun 2002 timbulan adalah banyaknya sampah


yang timbul dari masyarakat dalam satuan volume maupun
dalam satuan berat/kapita/hari atau per luas
bangunan/panjang jalan
Metode pengukuran timbulan sampah
1. Secara langsung : SNI 19-3964-1994 dan SNI M 36-1991-03
2. Load-count analysis : mengukur jumlah (berat, volume, sumber sampah
yang masuk ke TPS selama periode tertentu)
3. Weigh-volume analysis : bila ada jembatan timbang, mengukur sampah
harian yang masuk ke fasilitas penerima sampah digabung dengan
perkiraan area layanan.
4. Material balance analysisi : menganalisa secara cermat aliran bahan
masuk, bahan hilang dalam sistem dan yang menjadi sampah
Besarnya timbulan sampah berdasarkan
sumbernya
Manfaat analisis timbulan sampah
Jumlah timbulan sampah ini biasanya akan berhubungan dengan
elemen-elemen pengelolaan seperti :
• Pemilihan peralatan, misalnya wadah, alat pengumpulan, dan
pengangkutan
• Perencanaan rute pengangkutan
• Fasilitas untuk daur ulang
• Luas dan jenis TPA
Komposisi Sampah
Langkah penentuan komposisi sampah
• Pilah dan identifikasi komponen individu sampah ex. dari
kertas, kayu, kulit, karet, plastik, logam, kaca, kain, makanan,
dan lain-lain
• Tentukan jumlah masing-masing komponen dinyatakan sebagai
% berat (biasanya berat basah) atau % volume (basah).

Komposisi dan sifat -sifat sampah menggambarkan


keanekaragaman aktivitas manusia.
Karakteristik sampah
1. Karakteristik fisika:
yang paling penting adalah densitas, kadar air, kadar
volatil, kadar abu, nilai kalor, distribusi ukuran.

2. Karakteristik kimia:
khususnya yang menggambarkan susunan kimia sampah
tersebut yang terdiri dari unsur C, N, O, P, H, S,
Analisis Limbah padat ( sampah)
1. Analisis ukuran partikel sampah
2. Analisis densitas
3. Analisis proksimat
4. Analisis ultimat ( C, H, O2, N, S)
5. Fusing point of ash
6. Heating value (kandungan energi di dalam sampah)
biasanya ditentukan menggunakan alat bom kalorimeter
Analisis Limbah Padat ( sampah)

7. Analisis biodegradability
8. Analisis mikrobiologi dan parasitologi
Analisis Limbah padat ( sampah)

Metode pengambilan sampel limbah


• Pengambilan sampel mengacu pada SNI 19-3964-1994
 Sampel biasanya diambil di TPS atau di TPA
 Bila metodenya adalah sampling dari rumah ke rumah, maka
seluruh sampel terkumpul diangkut dengan gerobak ke TPS, lalu
sampah tsb dituang di pelataran datar dengan alas plastik, diaduk
agar merata
 Bila metodenya adalah sampling dari gerobak
sampah dalam gerobak setelah tiba di TPS kemudian dituang di
pelataran datar dengan alas plastik

• Timbunan sampah tsb kemudian secara metode kuadran,


diambil sebagian membentuk timbunan baru, aduk, lalu bentuk
kuadran lagi, ambil sampel sampai terkumpul sekitar 500 liter (200
kg-an)
• Selanjutnya bentuk kuadran lagi, aduk, ambil sampel sekitar
10-15 liter (3-5 kg), masukkan dalam wadah sampel siap diuji
1. Analisis Ukuran Partikel Sampah

• Partikel sampah diukur menggunakan saringan pada diameter


tertentu (misal berdiameter 40 mm dan 8 mm)
• Masukkan 2 kg sampah ke dalam saringan
• Hitung persentase material sampah yang tertahan pada diameter
40 mm dan 8 mm serta material sampah yang lolos pada 8 mm
Lanjutan Analisis Ukuran Partikel Sampah....

Timbang

𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ>40
Sampah Ukuran >40 = 𝑋 100 %
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ

𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 8
Sampah Ukuran <8 = < x 100 %
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ
2. Penentuan Densitas Sampah
• Pengertian
Densitas sampah merupakan perbandingan antara massa suatu
jenis sampah dengan jumlah volum

• Pengukuran
Dilakukan berdasarkan SNI 19-3964-1994
Lanjutan...

• Sampel sampah siap uji


• Masukkan dalam kotak sampling bervolume 40 liter
(kotak berukuran 20 cm x 20 cm x 100 cm)
• Angkat 20 cm dan jatuhkan, lakukan 3 x dan ditimbang
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ
Densitas =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Lanjutan...

Timbangan Kotak sampling Pengukuran densitas sampah


3. Analisis Proksimat Sampah

 Kadar air (moisture)


jumlah air yang hilang pada sampel sampah setelah dipanaskan pada
oven suhu 1050C selama 3 jam)
SNI 03-1971-1990

Kadar volatil (volatil matter)


sampel sampah yang sudah dikeringkan dalam oven pada suhu 1050C
dipanaskan dalam furnace pada suhu 5500C selama 1 jam
Standard Methode 2540 E
Analisis Proksimat Sampah...

Kadar abu (ash)

 Sampel yang sudah dipanaskan dalam furnace pada suhu 550 0 C


 dipanaskan lagi di dalam furnace hingga suhu 9500C selama 7 menit
 didinginkan dalam desikator dan ditimbang

ASTM E 830-87
Analisis Proksimat.....
Fix carbon
Karbon tetap adalah zat yang tidak menguap dan tersisa setelah
kadar air (moisture), zat terbang (volatile matter) dan kadar abu
dihilangkan
Fix carbon (FC)

% FC = 100% - ( Moisture+ Volatil matter + Ash )%

Semua analisis menggunakan metode gravimetri


4. Analisis Ultimat Sampah

Pengertian
Merupakan analisa laboratorium untuk menetukan kandungan karbon,
hidrogen, oksigen dan belerang sampel limbah

Analisis ultimat dapat dilakukan menggunakan instrumen CHNS analyzer


maupun secara gravimatri dan titrimetri
Analisis Ultimat Sampah menggunakan CHNS
analyzer
Prinsip kerja

Pada pembakaran suhu 1000 0C unsur karbon akan dikonversikan


menjadi karbon dioksida, nitrogen menjadi oksida notrigen atau gas
nitrogen, hidrogen menjadi air, belerang menjadi sulfur dioksida.
Selanjutnya deteksi gas dilakukan menggunakan pemisahan GC dan
dilakukan kuantifikasi menggunakan deteksi konduktivitas termal dan
diidentifikasi menggunakan thermal conductivity spesifik C,H,N
Analisis ultimat sampah
Penentuan Nilai Karbon dan Hidrogen secara Gravimatri
Lanjutan Penentuan nilai karbon dan hidrogen.....
Analisis proksimat sampah
 CaCl2 dan KOH berfungsi mengikat H2O dan CO2
 Kemudian ditimbang kenaikan bobot KOH dan CaCl2
= Bobot KOH/CaCl2 setelah pembakaran sampel – bobot KOH/CaCl2 awal
𝑏𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑛𝑦𝑎 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐾𝑂𝐻 𝑥 12
%C = 𝑋 100 %
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 44

𝑏𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑛𝑦𝑎 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐶𝑎𝐶𝑙2 𝑥 2


%H = 𝑋 100 %
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 18
Penentuan Nilai Nitrogen secara Kjeldahl
Penentuan lokasi, strategi pengambilan dan
proses pengambilan limbah padat
Lanjutan Penentuan Nilai Nitrogen secara Kjeldahl .....
Penentuan lokasi, strategi pengambilan dan
proses pengambilan limbah padat
Mekanisme reaksi
Tahap digesi
N organik/anorganik + H2SO4 (NH4)2SO4 + H2O
+ CO2 + hasil samping
Tahap destilasi
(NH4)2SO4 + 2NaOH 2NH3 + Na2SO4 + 2H2O

2NH3 + 2H2SO4 (NH4)2SO4 + H2SO4


Tahap titrasi
(NH4)2SO4 + H2SO4 + 2NaOH (Na)2SO4
+ (NH4)2SO4 + 2H2O
Analisis
Lanjutan Ultimat
PenentuanSampah
Nilai ....
Nitrogen secaradan
Penentuan lokasi, strategi pengambilan Kjeldahl .....
proses pengambilan limbah padat
Penentuan nilai nitrogen secara kjeldahl ...

Rumus
(V blanko –Vsampel )

[ 𝑉𝑋𝑁 − 𝑉 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜 𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑏𝑎𝑠𝑎 𝑠𝑡𝑑 𝑋 𝑁 𝑏𝑎𝑠𝑎 𝑠𝑡𝑑 𝑋 1,4


%N = 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑠𝑡𝑑
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑔)
Penentuan Nilai Sulfur secara Gravimetri
Penentuan lokasi, strategi pengambilan dan
proses pengambilan limbah padat
Prinsip
Sulfur yang ada di dalam sampah dilarutkan menggunakan
asam (HCl) kemudian diendapkan dengan penambahan
BaCl2 membentuk BaSO4 , endapan dicuci hingga bebas
klorida, dikeringkan dan diabukan menggunakan tanur
700-1100 0C.
Lanjutan Penentuan Nilai Sulfur secara Gravimetri.....
Penentuan lokasi, strategi pengambilan dan
proses pengambilan limbah padat
Perhitungan % S

𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐵𝑎𝑆𝑂4 𝑋 32 𝑋 1000


%S =
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑔 𝑋 233
Penentuan Oksigen Sampel Limbah
Penentuan lokasi, strategi pengambilan dan
proses pengambilan limbah padat
% Oksigen = 100 % - (%C+%H+%N+%S)
5. Analysis Fushing Point
Penentuan lokasi, strategi pengambilan dan
proses pengambilan limbah padat
Pengertiannya
analisis penentuan temperatur dimana bisa terbakarnya
sampel menjadi abu, di atas 1000 0C)

Ash Fusion Tester AFT


Lanjutan analysis fushing point
Penentuan lokasi, strategi pengambilan dan
Prinsip kerjapengambilan limbah padat
proses
Contoh tersebut dalam bentuk cone dipanaskan pada 5°C per menit mulai
900°C sampai maksimum 1600°C. Suhu-suhu tersebut dicatat dan
pengidentifikasian analisis dilakukan menggunakan komputer, rekaman
fotografi atau rekaman video terhadap perkembangan pengujian.

Pengujian dapat dilakukan dengan kondisi reduksi ataupun oksidasi


(reducing bila menggunakan reduktor campuran hidrogen dengan karbon
dioksida) atau oxidizing (menggunakan oksidator udara dan karbon dioksida).
Lanjutan analysis fushing point
Penentuan lokasi, strategi pengambilan dan
Mekanisme
proses pengambilan limbah padat
6. Penentuan Kandungan Energi di Dalam Limbah
Penentuan lokasi, strategi pengambilan dan
(Heating velue)
proses pengambilan limbah padat
Metode Bom Kalorimeter (High Heating Value) ASTM D 5865-3a
 1 gram sampel dimasukkan ke dalam bom, dan dikontakkan
dengan kawat yang menghantarkan arus listrik.
 Ketika listrik mulai dialirkan, terjadi pembakaran di dalam bom.,
panas yang dihasilkan dari pembakaran akan memanaskan
medium air dan kenaikan temperatur yang terjadi akan terukur
oleh termometer dan kemudian dikonversikan menjadi besaran
nilai kalor
Penentuan Kandungan Energi di Dalam Limbah
Prosedur, pengawetan, penanganan dan
(Heating velue)
penyimpanan LP.non B3
Metode Bom Kalorimeter
Penentuan Kandungan Energi di Dalam Limbah
Penentuan lokasi, strategi pengambilan dan
(Heating velue)
proses pengambilan limbah padat
Metode Persamaan proximate analysis (Vesilind, 2002):
Btu/lb = 8000A + 14500B ...(pers 1)
Btu/lb = 2500D - 330W .... (pers 2)

dimana :
A = fraksi volatil, fraksi dari materi kering yang hilang pada 600°C
B = fixed carbon
D = fraksi volatil, dari materi kering yang hilang pada 800°C
W = fraksi air, dry basis.
Penentuan Kandungan Energi di Dalam Limbah
Penentuan lokasi, strategi pengambilan dan
(Heating velue)
proses pengambilan limbah padat
Metode Persamaan proximate analysis (Tchobanoglous,
1993):

1
Btu/lb = 145 C + 610 (H- O) + 40 S+ 10 N .... (pers 3)
8
dimana:
C = fraksi kering karbon S = fraksi kering sulfur
H= fraksi kering hidrogen N = fraksi kering nitrogen
O = fraksi kering oksigen
7. Analisis Biodegradability Limbah padat ( sampah)

Pengertian
penentuan kemampuan sampah untuk diurai dengan
menggunakan mikroorganisme
Lanjutan analisis biodegradability .......

Ditentukan dengan persamaan :


BF = 0.83–0.028 LC
BF =Biodegradable Fraction(fraksi bahan organik yang mudah terurai)
LC =Lignin Content (kandungan lignin)

Semakin tinggi dari nilai BF, maka kemampuan diuraikan oleh


mikroorganisme meningkat
Lanjutan analisis biodegradability.....
8. Analisis Mikrobiologi dan Parasitologi
Mikrobiologi dan Parasitologi Sampah
• Pemeriksaan kualitas mikrobiologi adalah pemeriksaan yang
dilakukan untuk menguji kandungan mikroba yang terdapat dalam
sampel sampah yang diuji.
• Pemeriksaan kualitas parasitologi adalah pemeriksaan yang
dilakukan untuk menentukan parasit yang terkandung pada
sampah yang diuji.
• Sampel yang diuji adalah tanah tempat timbunan sampah
Implementasi Analisis Sampah Padat
 Kadar air, berhubungan akan berhubungan dengan densitas dan
biodegrabilitas limbah

 Kadar abu memiliki hubungan dengan nilai kalori sampah.


Implementasi Analisis Sampah Padat
 Hasil kadar abu yang rendah menunjukan bahwa sampah memiliki
nilai kalori yang tinggi,

 Tititk leleh abu dibutuhkan dalam pengolahan limbah padat


menggunakan insenerator agar proses berjalan sempurna

 Nilai karbon dan nitrogen digunakan dalam penentuan rasio C/N


untuk pengolahan sampah membentuk kompos

Anda mungkin juga menyukai