Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Pendidikan Fisika Vol. 4 No.

2, September 2016 ISSN 2355-5785


http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO


EXCHANGE (RTE) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA
DIDIK PADA MATA PELAJARAN FISIKA
Yuni Yuliyati, Baharuddin, Rafiqah
Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, yuniyuliyati1212@gmail.com
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
rotating trio exchange pada mata pelajaran fisika kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1
Polongbangkeng Utara, meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran fisika
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe RTE kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1
Polongbangkeng Utara.. Jenis penelitian tindakan kelas dan instrumen dalam penelitian
adalah lembar observasi, tes tertulis, kuisioner respon siswa dan rekaman foto. Menggunakan
analisis deskriptif dan analisis kualitatif. Hasil observasi aktivitas peserta didik pada siklus I
berada pada kategori cukup dan siklus II pada kategori baik. Respon siswa terhadap
pembelajaran termasuk kategori sangat baik. Simpulan dari penelitian ini adalah penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe rotating trio exchange meningkatkan hasil belajar
peserta didik kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara pada mata pelajaran
fisika dilihat dari persentase ketuntasan belajar klasikal pada siklus I sebesar 50,00%
meningkat menjadi 78,12% pada siklus II.

Kata kunci: Rotating Trio Exchange, Hasil Belajar

PENDAHULUAN Berdasarkan informasi yang diperoleh oleh


penulis dari guru mata pelajaran fisika di SMA
1. Latar Belakang
Negeri 1 Polongbangkeng Utara bahwa hasil
Pendidikan merupakan salah satu aspek belajar fisika peserta didikdi kelas XI IPA 3
penentu keberhasilan suatu bangsa. Indonesia sebagian masih dibawah nilai Kriteria Ketuntasan
merupakan negara yang sedang berkembang Minimum (KKM). Hal ini disebabkan karena
dalam segala bidang, salah satunya adalah hanya sebagian saja peserta didik yang aktif
pendidikan. Pentingnya pendidikan bagi dalam pembelajaran, bahkan masih ada peserta
masyarakat Indonesia sudah ditekankan pada
didik yang tidak mengikuti pelajaran karena
masa sebelum maupun sesudah kemerdekaan.
merasa bosan. Selain itu berdasarkan wawancara
Pembukan UUD 1945 alinea III (..mencerdaskan
kehidupan bangsa..) merupakan salah satu bukti dengan siswa didapatkan informasi bahwa
bahwa pemerintah sangat mengedepankan biasanya guru hanya menjelaskan materi
pendidikan. kemudian memberikan contoh soal.
Mewujudkan hal tersebut diperlukan suatu Oleh karena itu, peneliti menyimpulkan
proses dan upaya kerja keras yang sejalan dengan bahwa kurangnya kerja sama antara peserta didik
sistem pendidikan tersebut. Kurikulum sangat erat dalam pembelajaran juga menjadi faktor sehingga
hubungannya dengan pendidikan. Adanya hanya sebagian peserta didik yang aktif dalam
kurikulum, maka pembelajaran dapat menjadi pembelajaran dan peneliti ingin melakukan
kegiatan yang terencana. Karena kurikulum perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan
memberikan keluasan bagi guru untuk berkreasi aktifitas dan antusias peserta didik dalam
dalam proses pembelajaran. Guru dapat mengikuti pembelajaran serta hasil belajar siswa
memberikan aktivitas belajar yang inovatif sesuai dalam pelajaran fisika. Untuk itu peneliti akan
dengan kemampuan sekolah, kebutuhan menerapakan model pembelajaran kooperatif.
masyarakat di sekitar, dan karakteristik peserta Model pembelajaran kooperatif (kelompok)
didik. diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar
baik afektif, kognitif, dan psikomotor peserta
P a g e | 100
Jurnal Pendidikan Fisika Vol. 4 No. 2, September 2016 ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika

didik. Model pembelajaran yang dipilih adalah


model kooperatif dengan tipe rotating trio 3. Tinjauan Pustaka
exchange. Rotating trio exchange yaitu pada saat
Menurut Syaiful Salaga, pembelajaran ialah
pembelajaran peserta didik akan dikelompokkan membelajarkan siswa menggunakan azaz
dalam kelompok kecil, yang nantinya akan pendidikan maupun teori belajar yang merupakan
diberikan nomor 0, 1, 2 pada setiap kelompok lalu penentu utama keberhasilan pendidikan.
diberikan pertanyaan. Setelah itu dirotasi searah Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua
jarum jam untuk menemukan kelompok baru. arah. Mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai
Dari kelompok, peserta didik akan saling pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta
berdiskusi dan bertukar pendapat untuk didik (Ramayulis, 2002: 239).
memecahkan suatu masalah. Pembelajaran kooperatif tipe rotating trio
Model pembelajaran koopertatif tipe exchange (RTE) yang dikembangkan oleh Melvin
rotating trio exchange (RTE) ini berpengaruh L. Silberman adalah sebuah cara mendalam bagi
terhadap aktifitas belajar peserta didik sesuai siswa untuk berdiskusi mengenai berbagai
dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh masalah dengan beberapa teman kelasnya. Dalam
Arifin, S. khanafiyah di SMA Negeri 21 Jakarta rotating trio exchange siswa dapat saling
kelas X Semester II pokok bahasan kalor, rata- bekerjasama dan saling mendukung, selain itu
rata aktifitas belajar fisika peserta didik yang juga dapat mengembangkan social skill siswa
diajar dengan strategi rotating trio exchange (Reynolds dan Daniel Muijs, 2005: 52)
(RTE) lebih tinggi dari pada rata-rata aktifitas Rotating Trio Exchange adalah Suatu metode
belajar fisika peserta didik yang diajar dengan yang dilakukan didalam kelas yang melibatkan
pembelajaran konvensional.Selain itu, data lain peserta didik yaitu dengan cara membagi
dari penelitian A. Iqbal bahwa hasil belajar fisika kelompok 3 orang dan melakukan perputaran,
peserta didik dapat meningkat melalui strategi setiap putaran guru memberi soal atau tugas dan
rotating trio exchange. tingkat kesulitan berbeda – beda bagi tiap – tiap
Berdasarkan latar belakang di atas maka putaran kelompok tersebut, sehingga di harapkan
penulis dalam penelitian ini mengambil judul " peserta didik dapat memahami pelajaran yang
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe sudah diajarkan dengan mudah melalui metode
Rotating Trio Exchange (RTE) Untuk Rotating Trio Exchange ( Mas’ud, 2012: - ).
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik Pada “Merotasi pertukaran pendapat kelompok
Mata Pelajaran Fisika Kelas XI IPA 3 SMA tiga orang merupakan cara terperinci bagi peserta
Negeri 1 Polongbangkeng Utara ” didik untuk mendiskusikan permasalahan dengan
sebagian (dan biasanya memang tidak semua)
2. Tujuan teman sekelas mereka. Pertukaran pendapat ini
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini bisa dengan mudah diarahkan kepada materi yang
adalah: akan diajarkan di kelas (Silberman, 2007: 103 -
1) Mengetahui langkah-langkah penerapan 104)
model pembelajaran kooperatif tipe rotating trio Adapun langkah – langkah model
exchange pada mata pelajaran fisika kelas XI pembelajaran kooperatif Rotating Trio Exchange
IPA 3 SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara. 2) adalah sebagai berikut: 1) Pembentukan
Mengetahui hasil belajar peserta didik pada mata kelompok guru yang terdiri dari 3 murid masing-
pelajaran fisika dengan menerapkan model masing diberi simbol 0,1,2. 2) Penyampaian
pembelajaran kooperatif tipe rotating trio prosedur yang akan dilakukan yaitu rotating trio
exchange kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 exchange cara: guru memberikan bahan diskusi
Polongbangkeng Utara. untuk dipecahkan trio tersebut, elanjutnya murid
yang mempunyai simbol 1 berpindah searah
jarum jam dan simbol nomor 2 berlawanan jarum
jam sedangkan nomor 0 tetap di tempat, guru
P a g e | 101
Jurnal Pendidikan Fisika Vol. 4 No. 2, September 2016 ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika

memberikan pertanyaan baru untuk didiskusikan rnengetahui sejauh mana peserta didik telah
oleh trio baru tersebut dan rotasikan kembali berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh
sesuai setiap pertanyaan yang disiapkan. 3) guru. Di samping itu guru dapat mengetahui
Penyajian hasil diskusi oleh kelompok. 4) sejauh mana keberhasilan guru dalam proses
Memberikan tugas kepada murid (Muhaimin, belajar mengajar di sekolah.
2012: - )
4. Manfaat Penelitian
Keunggulan dari model pembelajaran
kooperatif tipe Rotating Trio Exchange yaitu Hasil penelitian diharapkan memberi manfaat
sebagai berikut: 1) struktur yang jelas yang dapat sebagai berikut: a) Untuk Peserta didik
memungkinkan peserta didik untuk berbagi Penelitian ini dapat bermanfaat untuk
dengan pasangan dalam kelompoknya dengan meningkatkan hasil belajar peserta didik Selain
waktu yang teratur. 2) peserta didik mempunyai itu kerja sama antar peserta didik juga akan
banyak kesempatan untuk mengolah informasi terjalin dengan baik. b) Untuk Sekolah
yang diperoleh. 3) tidak terdapat kebosanan pada
saat proses pembelajaran karena peserta didik Penelitian ini dapat memperbaiki pengajaran di
akan dirotasi. Oleh karena itu, pembelajaran tipe sekolah sehingga hasil yang diperoleh dapat
ini sangat membantu peserta didik untuk meningkatkan kualitas sekolah. c) Untuk Peneliti
memperoleh hasil belajar yang maksimal
Penelitian ini merupakan pengalaman yang sangat
(Dipayana, 2014:8-9)
berharga yang dapat dijadikan bekal jika terjun
Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat sebagai pendidik, bagaimana mengoptimal
disimpulkan bahwa model kooperatif tipe pembelarajan di masa yang akan datang serta
Rotating Trio Exchange adalah salah satu model sebagai bahan referensi dan perbandingan baik
yang dilakukan dengan cara membagi peserta peneliti maupun bagi yang akan mengkaji
didik secar berkelompok yang beranggotakan 3 masalah yang relevan dengan penelitian ini.
orang untuk memecahkan pertanyaan yang METODE PENELITIAN
diberikan oleh guru dimana peserta didik diberi
simbol 0,1, dan 2 kemudian nomor 1 berpindah Jenis penelitian ini, yaitu penelitian tindakan kelas
searah jarum jam dan nomor 2 sebaliknya (Classroom Action Research).
berlawan dengan arah jarum jam, sedangkan Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan pada
peserta didik yang diberi nomor 0 tetap semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 di SMA
ditempatnya sebagai anggota permanen didalam Negeri 1 Polongbangkeng Utara. Dimulai pada
kelompok itu pada pertemuan itu juga. awal bulan November sampai awal Desember.
Hasil belajar adalah perubahan perilaku
yang diperoleh peserta didik setelah melakukan Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik
kegiatan belajar (Kasmadi dan Nia, 2014:44). kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Polongbangkeng
Menurut Sudjana (2009), hasil belajar adalah hasil Utara tahun pelajaran 2015/2016 semester ganjil
yang dicapai (dilakukan, dikerjakan), dalam hal dengan jumlah peserta didik sebanyak 32 orang
ini hasil belajar merupakan hasil pekerjaan, hasil terdiri dari 23 perempuan dan 9 orang laki – laki.
penciptaan oleh seseorang yang diperoleh dengan
ketelitian kerja serta perjuangan yang Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam 2
membutuhkan pikiran. siklus. Siklus I selama 2 pekan (4 kali
Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik pertemuan) dan untuk siklus II selama 2 pekan ( 3
dengan melibatkan seluruh potensi yang kali pertemuan). Pelaksanaan setiap siklus
dimilikinya setelah peserta didik itu melakukan masing-masing terdiri dari satu kali tes.
kegiatan belajar. Pencapaian hasil belajar tersebut Instrumen pengumpulan data yang digunakan
dapat diketahui dengan mengadakan penilaian tes adalah lembar obsevasi, tes tertulis, angket
hasil belajar. Penilaian diadakan untuk (kuisioner siswa), rekaman foto.

P a g e | 102
Jurnal Pendidikan Fisika Vol. 4 No. 2, September 2016 ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika

Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis KESIMPULAN


deskriptif dan analisis kuantitatif .
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, maka
Yang menjadi indikator keberhasilan dalam dapat disimpulkan bahwa penerapan model
penelitian ini yaitu apabila peserta didik dapat pembelajaran kooperatif tipe Rotating Trio
mencapai (KKM) kriteria ketuntasan minimal Exchange pada mata pelajaran fisika di kelas XI
yaitu 75 secara individu sedangkan indikator IPA 3 SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara
keberhasilan secara klasikal apabila peserta didik dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik Di
dapat mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal lihat dari presentase ketuntasan belajar klasikal
pada sisklus I sebesar 50,00% meningkat menjadi
sebesar 75 %.
78,12% pada siklus II.
HASIL DAN PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Dipayana, Dyatma. 2014. “Pengaruh Strategi
peneliti terhadap populasi diperoleh: Pembelajaran Rotating Trio Exchange
(RTE) Terhadap Hasil Belajar
1. Hasil Statistik Deskriptif Matematika” Mimbar PGSD Universitas
Rata – rata persentase aktivitas belajar fisika Pendidikan Ganesha 2, no. 1: h. 8-9.
peserta didik pada siklus I sebesar 52,82 % masih Kasmadi dan Nia. 2014. Panduan Modern
berada pada kategori cukup.. Dari segi sikap Penelitian Kuantitatif. Bandung:
peserta didik belajar melalui model pembelajaran Alfabeta
kooperatif tipe rotating trio exchange (RTE) ,dari Mas”ud, Yellis. 2012
aspek sikap kerja sama dalam kelompok, santun (http:yellismasud.blogspot.com/2012/rotat
ing-trio-exchange.html) pada tanggal 25
terhadap teman, toleran terhadap pendapat teman, November 2015.
responsif dan bersikap proaktif hal ini terdapat
9,38 % dari 32 siswa yang temasuk kategori Muhaimin. 2012. Model Pembelajaran
sangat baik, 31,25% dari 32 siswa yang termasuk Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange.
kategori baik dan 59,37% yang termasuk kategori Tombolo Pao: -,2012. http://muhaimin-to-
tombolo- pao.blogspot.co.id/2012/04/model-
kurang. pembelajaran-kooperatif-tipe.html (1 Maret
Sedangkan pada siklus II rata – rata persentase 2016).
aktivitas belajar peserta didik sebesar 74,78 % Muijs, Daniel dan David Reynolds. 2005.
dimana berada pada kategori baik Dari segi Effective Teaching, Evidence and
afektif siswa dalam belajar melalui model Practice, California: SAGE Publications
pembelajaran kooperatif tipe Rotating Trio Ltd.
Exchange (RTE) , dari aspek kerja sama dalam Ramayulis, H. 2002. Ilmu Pendidikan
kelompok, santun terhadap teman, toleran Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
responsif dan proaktif terdapat 15,62%
Sillberman, Mel. 2007. Active Learning: 101
berkategori sangat baik, 62,5% yang termasuk Strategi Pembelajaran Aktif. Penerjemah:
kategori baik, untuk kategori kurang baik yaitu Sarjuli. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani
21,88% dan kategori sangat kurang 0%
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses
2. Hasil Analisis Kuantitaif Belajar Mengajar. Bandung; Remaja
Rosdakarya.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai
rata-rata pada siklus II meningkat dari 72,97
menjadi 78,90 sedangkan untuk ketuntasan
belajar klasikal diperoleh bahwa pada siklus II
juga meningkat dari 50,00% menjadi 78,12 % dan
ini berarti sudah mencapai indikator keberhasilan
yang telah ditentukan yaitu sebesar 75%.

P a g e | 103

Anda mungkin juga menyukai