A. Latar Belakang
kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang, agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu diusahakan upaya
kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dan dapat diterima serta
dan perilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil
dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi- tingginya (Astuti,
2005).
Menurut Djuariah (1999) dalam Vionita (2006), pelayanan kesehatan melalui jalur
rumah sakit dihadapkan pada tuntutan kualitas pelayanan. Kualitas pelayanan rumah
sakit sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh rumah
sakit tersebut. Tenaga perawat merupakan salah satu jenis tenaga yang selalu ada
pada setiap rumah sakit, juga merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan di
rumah sakit , karena tenaga keperawatan yang selalu berhubungan dengan pasien
selama 24 jam. Pelayanan yang diberikan tenaga keperawatan antara lain pelayanan
1
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan perawatan di suatu unit pelayanan
kesehatan atau rumah sakit, banyak faktor yang mempengaruhinya. Kualitas kerja
sangat dipengaruhi oleh motivasi kerja yang dimiliki oleh setiap individu tenaga.
Walaupun fasilitas memadai, organisasi dan manajemen baik, prosedur kerja baik,
tanpa motivasi kerja yang tinggi, maka sulit untuk memberikan hasil pekerjaan yang
baik. Kualitas kehidupan kerja akan tercipta dengan baik jika ada dukungan
manajemen dan lingkungan kerja yang kondusif serta motivasi kerja yang tinggi,
. Peran kinerja pada dasarnya terdiri dari dua faktor yang saling berhubungan yaitu
kemampuan yang terdiri dari pengetahuan dan keterampilan seseorang, dan motivasi
yang terdiri dari sikap dan keadaan kerja. Jadi ada interaksi antara motivasi dan
kemampuan untuk kinerja. Faktor motivasi memiliki hubungan langsung dengan kinerja
memiliki hubungan yang tidak langsung dengan kinerja. Kedua faktor tersebut
dan hubungannya itu, maka sangatlah strategis jika pengembangan kinerja individual
bahwa faktor intrinsik yang diperkuat oleh faktor ekstrinsik dan faktor ekstrinsik yang
diikuti oleh faktor intrinsik sangat mempengaruhi motivasi lulusan D III keperawatan
berasal dari keinginan yang keras untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Mengenai
2
Keberhasilan pelayanan keperawatan kepada seluruh lapisan masyarakat di
tentukan oleh kinerja perawat pada Rumah Sakit. RSUD dr Rubini mempawah
petugas perawat dituntut harus siap melaksanakan tugas dan meningkatkan kwalitas
masyarakat. Sesuai dengan visinya RSUD dr. Rubini Mempawah adalah “Terwujudnya
efektif, berdayaguna dan berhasil guna apabila perawat yang bertugas di rumah sakit
ini mempunyai motivasi kerja yang tinggi, namun fenomena umum sering terdengar
mengeluhkan bahwa perawat di Ruang IRNA RSUD dr. Rubini Mempawah kurang
ramah, kurang perhatian kepada pasien, jika ada keluhan dari pasien keluarga yang
harus memanggil perawat ke ruang jaga, sedang yang aktif ke pasien adalah
mahasiswa praktik.
Rubini antara lain : Jumlah perawat yang kurang, beban kerja yang berlebihan, Insentif
yang kurang ,kurangnya supervisi dari pimpinan, kejenuhan akibat rutinitas kerja
karena jarang diadakan pelatihan atau seminar dan workshop. semua faktor diatas
3
perawat yang menurun sehingga kepuasaan pasien menurun terhadap pelayanan
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut di atas, permasalahan pokok dalam penelitian ini
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
Mempawah
kondisi kerja, rekan kerja, kebijakan organisasi, nama besar organisasi, hubungan
dengan teman sekerja yang mempengaruhi motivasi kerja perawat di unit rawat
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perawat di Ruang IRNA RSUD dr. Rubini Mempawah, dapat dijadikan untuk
4
2. Bagi RSUD dr. Rubini Mempawah, sebagai masukan dalam membuat kebijakan
E. Keaslian Penelitian
Ruang IRNA RSUD dr. Rubini Mempawah sebelumnya belum ada yang meneliti,
kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bantul
a. Motivasi kerja faktor internal sudah tinggi, paling tinggi pada sub variabel prestasi
dan sub variabel pengakuan berada pada posisi sedang. Motivasi kerja faktor
eksternal juga cukup tinggi yaitu kepemimpinan. Sedangkan gaji, supervisi dan
b. Kinerja perawat yang meliputi tanggung jawab, sikap dan penampilan, serta peran
c. Motivasi kerja dengan kinerja perawat menunjukan adanya hubungan. Bila dilihat
masing masing sub variabel paling erat adalah prestasi kerja, sedangkan sub
variabel tanggung jawab kurang erat dan sub variabel pengakuan, perkembangan,
menunjukan hubungan yang erat, hubungan yang paling erat pada sub variabel
kebijakan organisasi.
Jadi perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan terletak
sedangkan yang akan peneliti lakukan lebih menekankan kepada faktor-faktor yang
5
mempengaruhi motivasi kerja perawat.
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Motivasi
1. Pengertian
Secara umum motivasi artinya mendorong untuk berbuat atau beraksi. Menurut
Sarwono, (2007), motivasi merujuk pada proses gerakan, termasuk situasi yang
mendorong yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi
bagian yang paling mendasar dari kehidupan manusia. Sebagai bagian yang paling
dasar, kerja akan memberikan status sosial seseorang dalam masyarakat dimana dia
berada. Juga bisa dapat mengikat individu lain baik yang bekerja atau tidak. Sehingga
akan memberi isi dan makna dari kehidupan manusia yang bersangkutan.
Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan.
Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia
umumnya dan bawahan pada khususnya. Sehingga dengan adanya motivasi manusia
mau bekerja secara produktif agar dapat mewujudkan tujuan yang ingin dicapai.
perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan antusias dalam mencapai hasil yang
Hastono (2007), motivasi adalah suatu tenaga atau faktor yang terdapat dalam diri
7
2. Teori Motivasi
Ada cukup banyak teori-teori tentang motivasi yang telah dikemukan oleh para ahli
antara lain :
Maslow menyusun suatu teori tentang kebutuhan manusia yang bersifat hirarkis
1) Kebutuhan defisiensi.
2) Kebutuhan pengembangan.
Teori ini mengatakan bahwa tingkah laku seseorang didorong kearah suatu tujuan
tertentu karena adanya suatu kebutuhan. Dorongan tersebut adalah suatu yang
dibawa sejak lahir atau bersifat instrinsik, dapat dikembangkan melalui belajar dan
pengalaman dimasa lalu sehingga berbeda untuk tiap orang (Morgan , 1986, hal 32 ).
Teori ini berasal dari Robert White, yang mengatakan bahwa setiap manusia
lingkungannya.
8
d. Teori Fisiologi.
Teori ini juga disebut Behavior Theories. Menurut teori ini semua tindakan manusia
itu berakar pada usaha memenuhi kepuasaan dan kebutuhan organik atau kebutuhan
untuk kepentingan fisik atau disebut sebagai kebutuhan primer, seperti kebutuhan
tentang makan,minum, udara dan lain-lain yang diperlukan untuk kepentingan tubuh
seseorang.
e. Teori Psikoanalitik.
Teori ini mirip dengan teori intrinsik, tetapi lebih ditekankan pada unsur-unsur
kejiwaan yang ada pada diri manusia. Bahwa setiap tindakan manusia karena adanya
unsur pribadi manusia yaitu Id dan ego dan super ego. Tokoh dari teori ini adalah
S.Freud.
Menurut Abraham dan Shanley (2008) cit Sunaryo (2009), menyebutkan bahwa
a. Kepuasan kerja
kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar
pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan. Kepuasan kerja dipengaruhi oleh
berbagai faktor, yaitu: balas jasa yang adil dan layak, penempatan yang sesuai dengan
keahlian, berat ringannya pekerjaan, suasana dan lingkungan kerja, peralatan yang
9
b. Pengembangan profesional
Yang dimaksud kondisi kerja tidak terbatas hanya pada kondisi kerja di tempat
penerangan lampu yang memadai, kebersihan tempat pekerjaan, keamanan dan hal-
hal yang sejenis, tetapi juga salah satunya tempat kerja yang dikaitkan dengan tempat
tinggal seseorang. Kondisi kerja yang mendukung antara lain tersedianya sarana dan
prasarana kerja yang memadai dengan sifat tugas yang harus diselesaikan (Siagian,
1995).
d. Tingkat penggajian
Upah atau gaji adalah imbalan yang diterima oleh seseorang dari organisasi atas
jasa yang diberikannya, baik berupa waktu, tenaga keahlian atau keterampilan
(Siagian, 2007). Rencana gaji individual atau bonus merupakan alternatif yang baik,
jika manajemen mencoba mengkaitkan upah dengan prestasi. Program bonus secara
khusus dikaitkan dengan prestasi kerja karyawan yang terbaru. Program bonus pada
umumnya adalah jenis program gaji dan upah yang paling baik, dimanapun program
tersebut diterapkan. Dan program yang didasarkan secara individual lebih baik
10
1) Motivasi intrinsik
yaitu motivasi yang muncul dari isi jabatan atau pekerjaan, motivasi intrinsik ini
2) Motivasi ekstrinsik
yaitu motivasi yang bersumber dari daya tarik setelah pekerjaan selesai dan
setelah ada orang yang memotivasinya (motivator). Motivasi ini muncul apabila
dua faktor, dinamakannya dengan dua faktor yang membuat orang merasa tidak puas
dan puas (disatifiers-satisfiers) atau disebut juga sebagai faktor yang membuat orang
Hasil dari penelitian Herzberg faktor dissatisfiers atau hygiene atau ekstrinsik
adalah: upah, keamanan kerja, kondisi kerja, status, prosedur organisasi / perusahaan,
mutu dari supervisi teknis dan mutu dari hubungan interpersonal antara teman sejawat,
atasan dan bawahan. Sedangkan faktor satisfiers atau motivators atau intrinsik adalah
kemungkinan berkembang.
Dalam penelitian ini teori yang akan penulis gunakan adalah gabungan dari teori-
teori yang dikemukakan di atas. Dari teori-teori yang dikemukakan di atas pada
prinsipnya sama yaitu motivasi kerja sangat dipengaruhi oleh dua faktor penting yaitu
11
B. Perawat
1. Pengertian perawat
Menurut PPNI (1999:4) perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan
formal dalam bidang keperawatan yang program pendidikannya telah disahkan oleh
pemerintah.
2. Kategori perawat
Menurut PPNI (1999:4) saat ini perawat Indonesia terdiri dari beberapa kategori
pada jenjang pendidikan tinggi. Perawat jenis ini ada dua macam, yaitu :
3. Peran perawat
a. Perawat pelaksana
memberikan pelayanan keperawatan dari yang bersifat sederhana sampai yang paling
kompleks kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Pada peran ini pula
12
perawat melakukan praktik keperawatan profesional, menerapkan ilmu, teori, prinsip,
b. Pengelola
rencana dan mengevaluasi proses serta hasil yang diperoleh. Peran ini merupakan
Selain itu perawat juga bertanggung jawab dalam hal administrasi baik di masyarakat
c. Pendidik
atau penyuluhan kesehatan dengan anggapan bahwa klien memiliki potensi sehingga
dengan interaksi ini dapat merubah perilaku klien yang menunjang peningkatan
kesehatan. Disamping itu perawat juga sebagai pendidik bagi perawat lainnya maupun
Semua perawat menjadi peneliti walaupun dalam lingkup kecil atau sederhana.
tercapai.
4. Fungsi perawat
a. Fungsi Dependent
Adalah fungsi mandiri, perawat tidak tergantung kepada orang lain. Fungsi ini
13
keperawatan sebagai responnya terhadap stressor yang menyebabkan gangguan
homeostasis atau gangguan equilibrium. Kegiatan ini diprakarsai oleh perawat sendiri
dan perawat bertanggung jawab serta bertanggung gugat atas keputusan rencana dan
tindakannya.
b. Fungsi independent
c. Fungsi interdependent
Fungsi ini berupa kerja tim baik dalam keperawatan maupun kesehatan
14
BAB III
Gambar 1 Kerangka konsep gambaran fakor – faktor intrinsik dan ektrinsik motivasi
perawat di ruang IRNA RSUD dr Rubini Mempawah
Error: Reference source not found
15
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
metode survei data kuantitatif, untuk meneliti gambaran faktor intrinsik dan
ekstrinsik motivasi kerja perawat di Ruang IRNA RSUD dr. Rubini Mempawah
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 3 Juni 2013 sampai tanggal 15 Juni
2013.
2. Tempat
Mempawah
1. Populasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang bertugas di ruang
rawat inap RSUD Dr RUBINI Mempawah yang berjumlah 108 orang yang
meliputi ruangan Puring, Kenanga, Asoka, Cempaka, Anggrek, IGD dan HCU
dan SPK.
2. Sampel
a. Besar sampel
15
dapat diambil 25-30%, sehingga jumlah sampel yang diperoleh adalah
sebanyak 30 orang.
D. Variabel Penelitian
Variabel pada penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu faktor intrinsik dan
ekstrinsik motivasi kerja perawat. Faktor intrinsik terdiri dari sub variabel:
kerja, tingkat kepuasan dan faktor ekstrinsik terdiri dari sub variabel:
besar organisasi, hubungan dengan teman sejawat perawat di IRNA RSUD Dr.
RUBINI Mempawah.
E. Instrumen Penelitian
16
Faktor intrinsik terdiri dari 25 pertanyaan yang meliputi: Tanggung jawab ada
kepuasan 2 pertanyaan.
pertanyaan.
Sangat setuju 4
Setuju 3
Tidak setuju 2
Sangat tidak setuju 1
Sangat setuju 1
Setuju 2
Tidak setuju 3
Sangat tidak setuju 4
Tabel 2: Kisi-kisi kuisioner faktor intrinsik dan ekstrinsik motivasi kerja perawat
17
Variabel Jumlah
Favorable Unfavorable
Faktor Internal
A.Tanggung Jawab 1,2,3,4,5,6,7
B.Pengakuan 8,9,10,11
C.Prestasi 12 13
D.Perkembangan 14,15,16,18 17
E.Pengalaman 19 20
G.Tingkat Kepuasan 24
Faktor Eksternal
A.Kepemimpinan 1,2,4,5,6,7,8 3
B.Gaji 9,10,11,12,13
C.Supervisi 14,15,16,17
D.Kondisi Kerja 18,19 20
E.Rekan Kerja 21 22
F.Kebijakan Organisasi 23,24 25
G.Nama Besar Organisasi 26
h.Hubungan Dengan Teman 27,28,29,30
Sejawat
F. Jalannya Penelitian
pelaksanaan penelitian
18
b. Pelaksanaan Pengambilan sampel: Pengambilan sampel dengan cara
peneliti datang kesetiap ruang rawat inap yang terdiri dari delapan
setiap ruangan untuk mengambil hasil kuesioner yang telah di isi oleh
informasi yang jelas. Oleh karena itu perlu diolah agar dapat
2. Seleksi Data
semua item dalam kuesioner tersebut benar-benar diisi oleh responden secara
keseluruhan.
3. Tabulasi Data
19
Dalam tabulasi data penulis membuat lajur sesuai kebutuhan, kemudian
menghitung nilai dari kuesioner dengan cara memberi bobot setiap aspek
yang diteliti.
25-50 = Kurang
51-76 = Sedang
20
77-100 = Tinggi
(Gunardi, 1999)
30-57 = Kurang
58-85 = Sedang
86-112 = Tinggi
(Gunardi,1999)
4. Analisa data
penafsiran dalam bentuk prosentasi untuk tiap-tiap sub variabel dan variabel
P = n x 100%
Rumus:
∑Xi
Me =
n
Dimana :
21
∑Xi = Total skor setiap subvariabel
n = Jumlah pertanyaan setiap sub variabel
F. Etika Penelitian
tentang kegiatan penelitian, tujuan dan dampak bagi penderita, serta setelah
3. Benefience (Manfaat)
4. Justice (Keadilan)
G. Kelemahan Penelitian
22
23