Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Mercumatika Vol. 1 No.

1 Oktober 2016 ISSN: 2548-1819

PERFORMANSI METODE TRAPESIUM DAN


METODE GAUSS-LEGENDRE DALAM PENYELESAIAN INTEGRAL TERTENTU
BERBANTUAN MATLAB

Adi Prasetia
Program Studi Pendidikan Matematika , Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas
Mercu Buana Yogyakarta
email : adi.praspres@yahoo.co.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan performansi perhitungan integral tertentu
menggunakan metode Trapesium dan metode Gauss-legendre dalam lima kasus integral untuk
mengetahui ketelitian nilai hasil integral dari kedua metode tersebut berdasarkan presentase error
relatifnya. Penelitian ini merupakan penelitian literatur yang memformulasikan persoalan matematika
sehingga dapat dipecahkan dengan operasi perhitungan atau aritmatik biasa yaitu tambah, kurang, kali
dan bagi untuk memperoleh bilangan yang dengan keakuratan terbaik. Formula metode trapesium
b
h n 1

yang digunakan adalah  f ( x ) dx  
2
f  a   f  b   2 
i 1
f i  sedangkan formula Gauss-legendre

a
yang digunakan adalah
  1   1 
b   (b  a ) ba  (b  a )  b  a 
ba  3   3
 f ( x )dx  f f 
2   2   2 
 .
a

   
  
Penelitian ini menunjukkan bahwa metode Gauss-Legendre mempunyai performansi lebih baik
dengan memberikan presentase error relatif lebih baik daripada metode Trapesium dalam lima kasus
yang digunakan.

Kata kunci: Metode Numerik, metode Trapesium, metode Gauss-legendre

1
Jurnal Mercumatika Vol. 1 No. 1 Oktober 2016 ISSN: 2548-1819

PERFORMANCE OF TRAPEZOIDAL METHOD AND


GAUSS-LEGENDRE METHOD IN SETTLEMENT OF CERTAIN INTEGRAL ASSISTED
MATLAB

Adi Prasetia
Program Studi Pendidikan Matematika , Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas
Mercu Buana Yogyakarta
email : adi.praspres@yahoo.co.id

Abstract

This study aimed to compare the performance of a particular integral calculation using the
Trapezoid and Gauss-Legendre method in five cases integral to determine the accuracy of the integral
value of the results of both methods are based on the percentage of relative error. This study is a
literature formulate mathematical problem that can be solved with the usual arithmetic operations or
calculations are added, less, times and for numbers to obtain the best accuracy. Formula trapezoidal
b
h n 1

method is used  f ( x ) dx  
2
f  a   f  b   2 
i 1
f i  while the Gauss-Legendre formula used is

a

  1   1 
 (b  a ) ba  (b  a )  b  a 
ba  
b
3  f  3  ,

a
f ( x )dx  f
2   2   2 
  





This study shows that the Gauss-Legendre method has better performance by giving the percentage of
error is relatively better than Trapezoid method used in five cases.

Keywords: Numerical Methods, Trapezoid method, the method of Gauss-Legendre

Pendahuluan perhitungan. Banyak masalah ilmu


Era globalisasi saat ini, ilmu pengetahuan (sciences) maupun teknologi
pengetahuan dan teknologi berkembang yang perlu diselesaikan dengan
sangat pesat, begitu juga dengan menggunakan integral. Menurut definisi
perkembangan matematika. Matematika kamus, mengintegrasi berarti “memadukan
pada dasarnya merupakan alat, sarana atau bersama, sebagian kedalam suatu
pelayanan ilmu lain. Hal ini tidak dapat keseluruhan, menyatukan, menunjukkan
dipungkiri dengan munculnya berbagai jumlah total“.
aplikasi matematika, baik dalam kehidupan Integral tidak lain limit dari
sehari-hari maupun dalam berbagai disiplin penjumlahan suatu partisi kecil pada suatu
ilmu lain yang membutuhkan banyak interval. Interval I : [a,b] yang dibagi atas n
2
Jurnal Mercumatika Vol. 1 No. 1 Oktober 2016 ISSN: 2548-1819

partisi kecil dan memiliki panjang sebesar menggunakan metode Trapesium, (2)
Xk , k = 1,2,…,n. Untuk mengambil n Menyelesaian integral menggunakan
yang cukup besar agar didapat partisi p metode Gauss-legendre,
sangat kecil, jumlah dari luas persegi (3) Membandingkan performansi metode
panjang yang berada di bawah kurva y = yang terbaik berdasarkan ketelitiannya
f(x) (f(x) > 0) dan terbatas dalam interval I : antara metode Trapesium dan metode
[a,b] dapat dinyatakan. Gauss-Legendre dalam penyelesaian
integral. Batasan masalah pada penelitian
 
n
lim  f X k Xk , dengan X k suatu titik
P 0
k 1 ini meliputi: (1) Metode yang dibahas
pada suatu partisi p dan didefinisikan dalam penyelesaian integral tunggal adalah
b metode Trapesium dan metode Gauss-
sebagai integral tunggal I   f ( x)dx .
a Legendre dua titik. (2) Membandingkan
(Pratiwi, 2005:17) performansi metode Trapesium dan metode
Metode numerik merupakan suatu Gauss-Legendre dengan bantuan
cabang atau bidang ilmu matematika yang MATLAB dari segi ketelitian. (3) Kasus
digunakan untuk memformulasikan yang digunakan adalah integral dengan
persoalan matematik sehingga dapat maksimal dua order. Berdasarkan uraian
dipecahkan dengan operasi perhitungan pada alasan pemilihan judul tersebut, maka
atau aritmatik biasa yaitu tambah, kurang, penelitian ini adalah menyelesaikan suatu
kali dan bagi. (Munir, 2003: 5). Setiap permasalahan integral dengan metode
perhitungan dalam metode numerik Trapesium dan metode Gauss-Legendre.
mempunyai suatu tujuan, tetapi perlu Program MATLAB sebagai alat untuk
diperhatikan bahwa maksud utama dari menyelesaikan permasalahan secara
perhitungan adalah penghayatan masalah komputasi. Tujuan penelitian ini adalah
untuk memperoleh bilangan yang tepat. untuk mencari performansi terbaik antara
Oleh karena itu proses perhitungan atau metode Trapesium dan metode Gauss-
algoritma yang tepat sangat dibutuhkan Legendre dalam penyelesaian suatu
dalam menyelesaikan permasalahan yang masalah integral menggunakan MATLAB
menyangkut metode numerik. Sehingga berdasarkan ketelitian. Manfaat penelitian
perhitungan dapat dapat menghasilkan ini adalah untuk mengetahui metode yang
ketelitian yang baik. terbaik dari segi ketelitian dalam
Identifikasi dalam penelitian ini menyelesaikan masalah integral
yaitu: (1) Menyelesaian integral menggunakan metode trapesium dan

3
Jurnal Mercumatika Vol. 1 No. 1 Oktober 2016 ISSN: 2548-1819

metode Gauss-Legendre berbantuan


MATLAB.

Integral Numerik
Integral adalah salah satu hal yang
mendasar disamping turunan (derivative). Gambar 1. Integral Tertentu
Dalam kuliah kalkulus integral, kita telah Diberikan dua buah titik data (0,f(0)) dan
diajarkan cara memperoleh solusi analitik (h,f(h)). Polinom interpolasi yang melalui
dan eksak dari integral tak tentu maupun kedua buah titik itu adalah sebuah garis
integral tentu. Integral tak tentu dinyatakan lurus. Luas daerah yang dihitung sebagai
sebagai hampiran nilai integrasi adalah daerah di
bawah garis lurus tersebut seperti pada
 f (x)dx  F (x)  C
gambar 2.
Solusinya, F(x) adalah fungsi
menerus sedemikian sehingga F’(x) = f(x),
dan C adalah konstanta. Integral tertentu
menangani perhitungan integral di antara y = f (h)

batas-batas yang telah ditentukan, yang


dinyatakan sebagai
b
I   f ( x)dx
a Gambar 2. Kaidah Trapesium
Menurut teorema dasar kalkulus integral di Polinom interpolasi-Gregory derajat 1 yang
atas dihitung sebagai melalui kedua buah titik i adalah
b b
f ( x0 ) f
p1 ( x)  f ( x0 )  x  f0  x 0

a
f ( x) dx  F ( x)  F (b)  F ( a )
h h
a

yang diartikan sebagai integrasi fungsi Integrasikan p1 ( x) di dalam selang [0,1]:


f(x)terhadap variabel x, yang dievaluasikan h h
I   f ( x)dx   p1 ( x ) dx
antara batas x = a hingga x = b. 0 0

Sebagaimana dianjurkan oleh definisi h


 f 
kamus, makna persamaan diatas adalah    f0  x 0 dx
0
2h 
jumlah total atau asumsi f(x) dx yang
x2 xh
meliputi bentangan dari x = a hingga x = b  xf 0  f 0 x0
2h
terlihat pada gambar 1.

4
Jurnal Mercumatika Vol. 1 No. 1 Oktober 2016 ISSN: 2548-1819

h b x1 x2
 hf 0  f 0
2  f ( x)dx
a
  f ( x)dx   f ( x)dx  ...
x0 x1

h xn
 hf 0  ( f1  f 0 ) ,
2
 
xn1
f ( x)dx

sebab
h
f 0  f1  f 0
  f (x0 )  f (x1 )
2
h
h
 f 0  f1
h   f ( x1 )  f (x2 )  ...
2
2 2
h
  f ( xn 1 )  f (xn )
h 2
 ( f 0  f1 )
2 h
  f ( x0 )  2 f ( x1)  2 f ( x2 )  ...  2 f ( xn1 )  f ( xn )
2

Jadi kaidah trapesium adalah h n 1



  f 0  2 f i  f n 
h
h 2 i 1 
I   f ( x)dx  ( f 0  f1 )
0
2 Dengan f r  f ( xr ), r  0,1,2,..., n
Kaidah trapesium untuk integrasi dalam Untuk x0  a dan xn  b maka diperoleh
selang [0,h] dapat diperluas untuk
metode trapesium
menghitung b
h n 1

b  f ( x ) dx  
2
f  a   f  b   2  fi 

I   f ( x)dx a i 1

I sama dengan luas daerah integrasi di Metode Gauss-Legendre


dalam selang [a,b] menjadi n buah Dalam kaidah trapesium jika digunakan
upaselang (subinterval) dengan lebar tiap untuk menghitung
upaselang diinterpolasi dengan polinom 1

derajat 1. Jadi, di dalam selang [a,b] I   f ( x)dx


1
terdapat n buah polinom derajat satu
Daerah integrasi dalam selang [-1,1]
yang terpotong-potong (piecewise).
dihampiri dengan sebuah trapesium
Integrasi masing-masing polinom itu
(Gambar 3) yang luasnya adalah
menghasilkan n buah kaidah trapesium 1
h
yang disebut kaidah trapesium gabungan. I   f ( x)dx   f (1)  f (1)  f (1)  f (1)
1
2
Luas daerah integrasi di dalam selang [a,b] dengan h = (1-(-1)) = 2
adalah jumlah seluruh luas trapesium, yaitu

5
Jurnal Mercumatika Vol. 1 No. 1 Oktober 2016 ISSN: 2548-1819

 f ( x)dx dihampiri dengan kuadraturGauss


1

Sebuah garis lurus ditarik menghubungkan


dua titik sembarang pada kurva y  f (x).
Titik-titik tersebut diatur sedemikian
Gambar 3. Integral
sehingga garis lurus tersebut
1

 f ( x)dx dihampiri dengan kuadratur


1
menyeimbangkan galat positif dan galat
negatif. Luas daerah yang dihitung
trapesium Persamaan
sekarang adalah luas daerah di bawah garis
1
h
I  f ( x)dx  2  f (1)  f (1)  f (1)  f (1)
1
lurus, yang dinyatakan sebagai
1
dapat ditulis sebagai I   f ( x)dx  c1 f ( x1 )  c2 f ( x2 )
1
I  c1 f (a)  c2 f (b)
dengan c1, c2, x1, dan x2 adalah sembarang
dengan a = -1, b = 1, c1= c2= h/2 = 2/2 =
nilai. Persamaan diatas dinamakan
1
persamaan kuadratur Gauss. Perhatikan
Pendekatan integrasi yang berbeda dengan
bahwa bila dipilih x1 = -1, x2 = 1 dan c1= c2
metode Newton-Cotes dikembangkan oleh
= 1, maka persamaan kuadratur Gauss
Gauss dan dinamakan metode Kuadratur
menjadi kaidah trapesium. Jadi kaidah
Gauss (Gaussian Quadrature). Metode ini
trapesium memenuhi persamaan kuadratur
batasan-batasan yang terdapat pada metode
Gauss.
Newton-Cotes dihilangkan sehingga tidak
Persamaan
perlu lagi menentukan titik-titik diskrit 1

yang berjarak sama, tetapi nilai integrasi I   f ( x)dx  c1 f ( x1 )  c2 f ( x2 )


1
numerik cukup diperoleh dengan
mengandung empat buah peubah yang
menghitung nilai fungsi f(x) pada beberapa
tidak diketahui yaitu c1, c2, x1, dan x2. Kita
jarak tertentu. Pemberian gambaran tentang
harus memilih c1, c2, x1, dan x2 sedemikian
kuadratur Gauss pada gambar 4.
sehingga galat integrasinya minimum.
Karena ada empat buah peubah yang tidak
diketahui, maka kita harus mempunyai
empat buah persamaan simultan yang
mengandung c1, c2, x1, dan x2.
Telah dikatakan bahwa kaidah
trapesium bersesuaian dengan kuadratur
Gambar 4. Integral
6
Jurnal Mercumatika Vol. 1 No. 1 Oktober 2016 ISSN: 2548-1819

Gauss. Dapat dilihat bahwa nilai integrasi tetap dan fungsi lanjar, maka penalaran ini
numerik dengan kaidah trapesium akan juga diperluas dengan menambahkan
tepat (galat = 0) untuk fungsi tetap dan anggapan bahwa integrasinya sejati untuk
fungsi lanjar. Misal f(x) = 1 dan f(x) = x. f  x   x2 dan f  x   x 3
Perhatikan gambar 5, dari dua buah fungsi Sekarang kita mendapatkan dua
tersebut, diperoleh dua persamaan: persamaan tambahan, yaitu
f ( x)  1 maka, 1 1

f ( x)  x 2   xdx  1 x 3
2 2
 2 / 3  c1 x1  c2 x2
1 x 1 3
1 1

1dx  x
1
 1  (1)  2  c1  c2 dan,
x  1
dan
f ( x)  x maka, 1
1
f ( x)  x   x dx  1 x 4
3 3
1 x 1
3 2
 0  c1 x1  c2 x2
1 2 1 1 4
1 xdx  2 x  (1)2  (1)2  0
2 2
1 1

x 1

 c1 x1  c2 x2 sehingga didapatkan empat buah persamaan


simultan
c1  c2  2
c1 x1  c2 x 2  0
2 2
c1 x1  c 2 x2  2 / 3
3 3
c1 x1  c2 x2  0
Yang bila dipecahkan menghasilkan:
c1  c2  1
1
x1   0.577350269
3
1
x2    0.577350269
3
1
 1   1 
Jadi,  f ( x) 
1
f 
 3
  f  


3
Persamaan ini dinamakan kaidah Gauss-
Legendre 2-titik. Selanjutnya
b 1
Gambar 5. Integrasi bernilai sejati dengan transformasi 
a
f ( x ) dx menjadi  f (t ) dt
1
kaidah trapesium Memerlukan dua
b
buah persamaan lagi agar c1, c2, x1, dan x2 untuk menghitung integrasi I   f ( x)dx
dapat ditentukan. Berdasarkan penalaran a

bahwa kaidah trapesium sejati untuk fungsi harus dilakukan tranformasi terlebih dahulu

7
Jurnal Mercumatika Vol. 1 No. 1 Oktober 2016 ISSN: 2548-1819

yaitu: (1) Selang a, b menjadi selang 1,1 Selang a, b dan 1,1 dilukiskan oleh
, (2) Peubah x menjadi peubah t, (3) gambar 6.:
Diferensial dx menjadi dt
Gambar 6. Selang a, b dan

1,1

Dari kedua garis itu kita membuat b 1


 (a  b)  (b  a)t  (b  a)
perbandingan:

a
f ( x)dx   f 
1
2  2 dt

1
x  a t  ( 1) (b  a)  (a  b)  (b  a)t 
2 1
  f  dt.
b  a 1  ( 1)  2 

x  a t 1 atau dalam bentuk eksplisit berikut


 
ba 2 b
ba
 2 x  2a  (t  1)(b  a )  f (x)dx 
a
2
 2 x  (t  1)(b  a )  2 a
  (b  a)t1  b  a   (b  a)t2  b  a  
 x
(t  1)(b  a )  2a bt  at  b  a  2 a
 f   f  ,
  2   2 
2 2
a  b  bt  at (a  b)  (b  a )t
 x  .
2 2 di mana
Dari persamaan diatas, diperoleh 1 1
t1  dan t2   .
diferensialnya yaitu: 3 3
ba
dx  dt
2 Analisis Galat
b
Galat (error) berasosiasi denganh
Transformasikan  f ( x)dx
a
menjadi
seberapa dekat solusi hampiran terhadap
1 solusi sejatinya (eksak). Semakin kecil

1
f (t ) dt dilakukan dengan menyulihkan
galat maka semakin teliti solusi numerik
( a  b )  ( b  a )t yang didapatkan. Sebagai contoh, seorang
x dan dx  b  a dt ke
2 2 anak melaporkan panjang kawat 99 cm,
b
padahal nilai sebenarnya 100 cm. Galatnya
dalam  f ( x)dx , sehingga persamaan
a adalah 100 – 99 = 1 cm. Anak lain
menjadi: melaporkan panjang sebatang pensil 9 cm,
padahal panjang sebenarnya 10 cm,
sehingga galatnya juga 1 cm. Kedua galat
pengukuran sama-sama bernilai 1 cm,

8
Jurnal Mercumatika Vol. 1 No. 1 Oktober 2016 ISSN: 2548-1819

namun galat 1 cm pada pengukuran algoritma berlaku untuk semua anggota


panjang pensil lebih berarti daripada galat 1 himpunan masukan.
cm pada pengukuran panjang kawat. Jika
tidak ada informasi mengenai panjang Diagram Alir (Flowchart)
sesungguhnya, kedua galat tersebut terlihat Diagram alir merupakan alat bantu
sama. Untuk mengatasi interpretasi nilai pemrograman yang membantu pembuat
galat ini, maka galat harus dinormalkan program dalam mengatur pemikiran dan
terhadap nilai sejatinya yaitu menggunakan penalaran dalam prosedur program.
galat relatif. Galat relatif disini akan Menurut Yulikispartono (2004:12), sebuah
menujukkan performansi suatu metode algoritma pada hakikatnya merupakan
dalam metode numerik. suatu prosedur yang tepat untuk dapat
memecahkan masalah dengan
Algoritma menggunakan bantuan komputer serta suatu
Definisi algoritma berkembang menjadi bahasa pemrograman.
sebuah himpunan instruksi yang
mempunyai karakteristik sebagai berikut: Pemrograman Menggunakan MATLAB
(a) Presisi, yaitu langkah-langkah dari suatu Sebelum membahas tentang
algoritma harus dinyatakan dengan jelas pemrograman dengan menggunakan
sehingga algoritma tersebut bisa dituliskan MATLAB terlebih dahulu akan dibahas
dalam bahasa pemrograman, (b) Unik, tentang pemrograman. (1) Pemrograman
yaitu pelaksanaan setiap langkah pada adalah Instruksi-instruksi yang diberikan
algoritma bersifat tunggal. Hasil kepada komputer agar komputer dapat
pelaksanaan tersebut semata-mata melaksanakan tugas-tugas tertentu disebut
bergantung pada masukan dan hasil dari program. (Abdul Kadir, 2002: 2). Langkah-
langkah sebelumnya, (c) Terhingga, yaitu langkah dalam penulisan program adalah:
algoritma berhenti setelah beberapa (a) Menulis program, (b) menjalankan
instruksi terhingga dilaksanakan, jadi tidak program untuk menguji kebenaran
mungkin algoritma berjalan terus-menerus program, (c) jika ada kesalahan (logika
tanpa berhenti yaitu: (a) Masukan yang maupun kaidah), program diperbaiki dan
akan diproses. (b) Keluaran dimana sebuah kembali ke langkah b.
algoritma menghasilkan keluaran yang MATLAB adalah sebuah bahasa
merupakan hasil dari proses yang nilainya dengan kemampuan tinggi untuk komputasi
bergantung pada masukan. (c) Umum, yaitu teknis. MATLAB menggabungkan
komputasi, visualisasi, dan pemrograman

9
Jurnal Mercumatika Vol. 1 No. 1 Oktober 2016 ISSN: 2548-1819

dalam satu kesatuan yang mudah perangkat keras dan perangkat lunak
digunakan di mana masalah dan dengan spesifikasi sebagai berikut: (1)
penyelesaiannya diekspresikan dalam Perangkat Lunak yaitu MATLAB 7.1, (2)
notasi matematik yang sudah dikenal. Perangkat Keras yaitu komputer dengan
Pemakaian MATLAB meliputi: spesifikasi Prossesor INTEL CORE 2 DUO
(a) Matematika dan komputasi, e6300 1,89GHz, memori 3GB DDR3,
(b) Pengembangan algoritma, (c) Akuisisi Harddisk 160GB Keyboard, Mouse dan
data, (d) Pemodelan, simulasi dan Monitor.
prototype, (e) Grafik saintifik dan
engineering, (f) Perluasan pemakaian, Diagram Alir (Flowchart) dan Algoritma
seperti Graphical User Interface (GUI). Langkah-langkah dalam diagram
alir metode Trapesium: (1) Memasukkan
Metode Penelitian batas atas dan batas bawah integral,
Metode yang digunakan dalam (2) Selanjutnya memproses masukan
penelitian ini adalah penelitian literatur (input) dan kasus integral, (3) Diperoleh
dengan menggunakan dua metode dalam hasil integral secara numerik. Langkah-
metode numerik yaitu Metode Trapesium langkah diagram alir metode Gauss-
dan Metode Gauss-Legendre. Materi yang Legendre: (1) Memasukkan batas atas dan
dibutuhkan dalam penelitian ini sebagai batas bawah integral., (2) Selanjutnya
berikut: Objek dari penelitian ini adalah memproses masukan (input) dan kasus
Metode Trapesium dan Metode Gauss- integral, (3) Diperoleh hasil integral secara
Legendre yang digunakan untuk numerik.
menyelesaikan sebuah permasalahan
integral dengan performansi terbaik yaitu Galat (Error) Relatif
kecepatan program dalam menyelesaikan Misalkan a adalah nilai hampiran
permasalahan integral dan nilai galat yang terhadap nilai sejati (eksak) a, maka selisih
terkecil. Bahan penelitian ini adalah kasus
  a  a disebut galat. Jika tanda galat
integral. Permasalahan integral ini akan
(positif dan negatif) tidak dipertimbangkan,
diselesaikan menggunakan Metode
maka galat mutlak dapat didefinisikan
Trapesium dan Metode Gauss-Legendre.
sebagai   a  a
Kasus dalam penelitian ini diperoleh dari
buku sebagai sumber literatur berupa Galat relatif didefinisikan sebagai
permasalahan integral. Dalam pembuatan 
R 
program membutuhkan konfigurasi a

10
Jurnal Mercumatika Vol. 1 No. 1 Oktober 2016 ISSN: 2548-1819

atau dalam presentase Kesimpulan


 Hasil penelitian berdasarkan tabel
 R  100%
a perbandingan ketelitian antara metode
(Munir, 2003: 23) trapesium dan metode Gauss-Legendre,
Performansi metode trapesium dan maka dari lima kasus integral diperoleh
metode Gauss-Legendre akan dilihat dari metode Gauss-Legendre mempunyai
galat relatif yang dimiliki oleh kedua ketelitian kerja lebih baik, hal ini dapat
metode tersebut. diketahui dari presentase Error Relatif
yang lebih kecil dibandingkan metode
Hasil Penelitian Trapesium pada setiap kasusnya.
Performansi metode Trapesium dan
metode Gauss-Legendre dapat diketahui Saran
menggunakan Error Relatif yang terdapat Untuk tindak lanjut atau penelitian
pada tabel di bawah ini. selanjutnya hasil penelitian dalam hal
Error Relatif  R  tampilan dapat lebih baik jika
No Kasus integral Trapesium Gauss- menggunakan GUI.
Legendre
2

1  x dx
2
7,1444 % 0,0043 % Daftar Pustaka
1

4
200,0027
2 x
0
x 2  9dx
%
1,9064 % Munir, Rinaldi. 2003. Metode Numerik.
Bandung: Informatika Munir,
2
Rinaldi. 2005. Algoritma dan
 (x  1)dx
2
3 5,0010 % 0%
1
Pemrograman dalam Bahasa Pascal
1
dan C. Bandung: Informatika.
1
4  x
dx 80,0000% 5,5250 %
0, 04 Purcell, Edwin J, Dale Varberg. 1987.
1 Kalkulus dan Geometri Analitis
x
5  (2 x
0
2
 1) 3
dx 83,3483 % 5,0405 % Jilid 1 Jakarta: Erlangga.

Pratiwi, Rr Nanny. 2005. Metode


Trapesium – Kuadratur
Berdasakan tabel metode Gauss- Gauss-Legendre Untuk
legendre menunjukkan presentase error Menyelesaikan Integral Lipat Dua
Dengan Bahasa Pemrograman
relatif lebih kecil daripada metode Pascal. Skripsi, (Universitas
Trapesium. Hal ini menunjukkan Negeri Semarang)
performansi metode Gauss-Legendre lebih Qudratullah, M. Farhan. 2008. Praktikum
baik daripada metode Trapesium. Metode Numerik (Modul).
Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga

11
Jurnal Mercumatika Vol. 1 No. 1 Oktober 2016 ISSN: 2548-1819

Rachmadi, Timotius Iman. 2006. Analisis Satiadi, Adhitya. 2006. Perbandingan


Perbandingan Metode Romberg, Metode Integrasi Boole, Gauss-
Metode Gauss-Legendre, Metode Legendre, dan Adaptive Simpson
Simulasi Monte Carlo, dalam Dalam Menghitung Volume Benda.
perhitungan Integral Tertentu. Skripsi, (Universitas Bina
Skripsi (Universitas Bina Nusantara)
Nusantara)
Sahid. 2005. Pengantar Komputasi Tim Praktikum. 2005. Modul Praktikum
Numerik dengan MATLAB. Pemrograman Komputer.
Yogyakarta: Andi Offset Yogyakarta: Jurusan Elektro
Universitas Islam Indonesia.

12

Anda mungkin juga menyukai