Anda di halaman 1dari 3

Kebutuhan Pupuk Hayat

Nitrogen dan fosfat merupakan dua unsur yang paling banyak diperlukan tanaman dan merupakan faktor
pembatas pertumbuhan dan hasil tanaman. Sampai saat ini permasalahan yang dihadapi dalam program
pemupukan adalah kemangkusannya yang rendah. Meskipun demikian, kebutuhan pupuk N dan P dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan. Untuk mengurangi perbedaan yang besar antara kebutuhan dan
pasokan, tambahan pupuk organik dan pupuk hayat sangat diperlukan. Kemungkinan besar terdapat
kendala yang cukup besar dalam program pengembangan pertanian organik. Akan tetapi kesulitan
tersebut dapat diatasi dengan penggunaan pupuk hayat. Suatu hal yang mungkin dapat dilaksanakan
untuk memproduksi dan memasok pupuk hayat apabila tahapan yang harus dilaksanakan dirancangan
dengan baik (Sugeng. 2005)

Pupuk hayat merupakan alternatf bagi petani untuk memanfaatkan pasokan N udara yang cukup besar,
disamping memanfaatkan bentuk P tak tersediaa menjadi bentuk tersedia. Melalui masukan teknologi
rendah, petani dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Jenis Pupuk Hayat dan Pemanfaatannya

Pupuk hayat yang dibuat mengandung mikroorganisme tertentu dalam jumlah yang banyak mampu
menyediakan hara serta membantu pertumbuhan tanaman. Pupuk hayat dapat diterima sebagai pupuk
yang berharga murah dibanding pupuk kimia, dan tdak berdampak negatf baik terhadap kesehatan
tanah maupun lingkungan. Pupuk hayat yang banyak dikembangkan merupakan pemasok nitrogen dan
fosfor (Susanto. 2002).

Pupuk Hayat Pemasok Nitrogen

Atmosfer mengandung nitrogen dalam jumlah yang banyak (78%) dan beberapa jenis bakteri baik yang
hidup bebas di dlam tanah maupun bersimbiosis dengan tanaman, mampu menambat N-udara yang
selanjutnya diubah menjadi bentuk yan tersedia bagi tanaman. Pada saat ini yang banyak digunakan
untuk pupuk hayat adalah: Rhiobium, Azospirillium, Azotobacter, dan

Phosphobacteria.

1. Rhizobium

Diantara bakteri yang bermanfaat, rhizobium yang paling banyak digunakan untuk pupuk hayat. Koloni
bakteri rhizobium bersimbiose dengan akar tanaman legum, membentuk bintl akar yang berperan
dalam penyematan nitrogen.

2. Azospirillium

Azospirillium mempunyai potensi cukup besar untuk dikembangkan sebagai pupuk hayat. Bakteri ini
banyak dijumpai berasosiasi dengan tanaman jenis rerumputan, termasuk beberapa jenis serealia,
jagung, cantel, gandum. Sampai saat ini ada tga spesies yang telah diketemukan dan mempunyai
kemampuan sama dalam menambat nitrogen ialah, A. Brasilense, A. Lipoferum, A. Amazonesense.
3. Azotobacter

Merupakan bakteri non-simbiosis yang hidup di mintakan perakaran. Dijumpai hampir di semua jenis
tanah tetapi populasinya relatf rendah. Selain kemampuannya dalam menambat nitrogen, bakteri ini
juga menghasilkan sejenis hormon yang kurang lebih sama dengan hormon pertumbuhan tanaman dan
menghambat pertumbuhan jenis jamur tertentu.

Meningkatkan Ketersediaan Hara Fosfat

Ada beberapa jenis mikroorganisme yang cukup pentng dalam memanfaatkan fosfat yang ada di dalam
tanah. Hasil inokulasi bakteri ini kemingkinan meningkatkan hara fosfat secara langsung. Pada tanaman,
atau lebih sederhana fosfat di dalam tanah lebih besar.

1. Bakteri pelarut fosfat

Sebagian besar bentuk fosfat disemat oleh koloid tanah sehingga tdak tersedia bagi tanaman. Pada
kebanyakan tanah tropika diperkirakan hanya 25% fodfat yang diberikan dalam bentuk superfosfat yang
diserap tanaman dan sebagian besar atau 75% diikat tanah.

2. Mikorisa

Mikorisa merupakan jenis fungi yang menguntungkan pertumbuhan tanaman terutama yang mengalami
kekahatan. Mikorisa bersimbiose dengan perakaran tanaman dan membantu dalam penyerapan fosfat.

3. Ektomikoriza

Ektomikoriza berasosiasi dengan tanaman jenis pohon, spert pinus, oak, eukaliptus, dll. Inokolasi
tanaman dengan ektomikoriza akan memberikan keuntungan, bahkan di beberapa tempat tanaman akan
tumbuh baik apabila terinfeksi mikorisa. Inokulasi akan mendorong pertumbuhan tanaman apabila
infeksi secara alami terjadi pada kerapatan yang rendah.

Percobaan kali ini dilakukan percobaan terhadap tanaman selada yang ditanam di polibag. Media tanam
yang digunakan adalah campuan pasir, tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1. Setap
polibag mendapatkan satu perlakuan, perlakuan pertama yaitu kontrol (tanpa pemberian/aplikasi).
Perlakuan kedua yaitu pemberian mikoriza 25gr dengan pupuk kimia 100%, perlakuan ketga pemberian
EM4 5ml/liter air dengan pupuk kimia 100%. Perlakuan keempat pemberian mikoriza 25gr dengan pupuk
kimia 50%, perlakuan kelima pemberian EM4 5ml/liter air dengan pupuk kimia 50%.

Pengamatan dilakukan terhadap tnggi tanaman, jumlah daun, dan hasil per gram tanaman dimana
kesemuanya itu dirata-ratakan. Pengamatan dilakukan sampai tanaman layak panen, atau dalam
percobaan kali ini dilakukan selama kurang lebih 3 minggu.

Pengamatan dilakukan kurang lebih tga minggu, dan hasil pengamatan menunjukkan bahwa
pertumbuhan tanaman lebih cepat dengan kombinasi pupuk P2K2, dimana perlakuan menggunakan
kombinasi EM4 5 ml/Liter air dan 50% pupuk kimia, disini terbukt bahwa besarnya dominasi pupuk
hayat dapat mempercepat dan menyuburkan tanaman.
EM4 merupakan pupuk hayat cair yang mengandung mikroorganisme, salah satunya yaitu bakteri
pelarut fosfat dan mikoriza. Terdapat beberapa jenis fungi dan bakteri, sepert: Bacillus polymyxa,
Pseudomonas striata, Aspergillus awamori, dan Pencillium digitatum yang diidentfikasi mampu
melarutkan bentuk P tak larut menjadi bentuk tersedia bagi tanaman (Susanto. 2002).

Mikoriza merupakan jenis fungi yang menguntungkan pertumbuhan tanaman terutama pada tanah-
tanah yang mengalami kekurangan P. Mikoriza tdak hanya menguntungkan pertumbuhan tanaman,
tetapi juga menekan kebutuhan pupuk P sampai 20% – 30%. Mikoriza bersimbiose dengan perakaran
tanaman dan membantu dalam penyerapan fosfat. Ektomikoriza sepert sepert Pisolitus, Laccaria,
Amanita, Scleroderma, russula, dan Tricolomu. Jenis fungi ini meningkatkan luas permukaan akar
sehingga meningkatkan absorbsi hara, terutama jenis hara fosfat yang mempunyai mobilitas yang rendah
dalam larutan tanah. Disamping itu juga membantu penyerapan air dan melindungi akar dari serangga
pathogen akar (Susanto. 2002).

Tidak hanya membuat tanaman dapat tumbuh dengan cepat, ternyata perpaduan antara pupuk hayat
dengan pupuk anorganik (kimia) juga dapat memperbanyak jumlah daun yang tumbuh. Hal ini
dikarenakan kandungan N yang disediakan oleh pupuk kimia cukup banyak dan diimbangi dengan
mikoriza/mikroorganisme yang terkandung dalam pupuk hayat sehingga perttumbuhan dapat seimbang
dan cepat

Anda mungkin juga menyukai