A. Latar Belakang
Makanan berfungsi untuk menghasilkan energin, mengganti sel-sel yang rusak, untuk
pertumbuhan dan menghasilkan zat pelindung dalam tubuhnya. Namun demikian dalam
pengertian makanan yang bergizi makanan itupun harus cukup pula mengandung vitamin dan
mineral, karena tubuh yang kekurangan vitamin akan mengalami avitaminosis dengan gejala
macam-macam penyakit. Sebaliknya apabila tubuh kelebihan akan vitamin yang diperlukannya
maka tubuh akan mengalami hipertaminosis yang mengakibatkan kurang baik terhadap tubuh.
Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang
berfungsi untuk membantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin, manusia,
hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan kekurangan
vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita.
Sebelum ditemukan vitamin yang larut dalam lemak, orang menduga bahwa lemak hanya
berfungsi sebagai sumber energi. Vitamin yang larut dalam lemak biasanya ditimbun dalam
tubuh dan karenanya tidak perlu disediakan setiap hari dalam makanan. Vitamin yang larut
lemak yaitu vitamin A,D,E dan K. Setiap vitamin larut lemak A,D,E dan K mempunyai peranan
faal tertentu di dalam tubuh.
Absorbs vitamin larut lemak yang normal ditentukan oleh absorbs normal dari lemak.
Gangguan absorbs lemak yang disebabkan oleh gangguan system empedu akan menyebabkan
gangguan absorpsi vitamin-vitamin yang larut lemak. Setelah diabsorbsi, vitamin ini dibawa ke
hepar dalam bentuk kilomikron dan disimpan di hepar atau dalam jaringan lemak. Di dalam
darah, vitamin larut lemak diangkut oleh lipoprotein atau protein pengikat spesifik (Spesific
Binding Protein), dank arena tidak larut dalam air, maka ekskresinya lewat empedu, yang
dikeluarkan bersama-sama feses.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah vitamin A itu, bagaimana struktur kimianya, bagaimana sifat fisik dan
kimianya, faktor-faktorapa saja yang mempengaruhi pengolahan, bahan apa saja yang
termasuk sumber vitamin A, apa saja perannya dalam tubuh apa akibatnya jika
kekurangan, apa akibatnya jika kelebihan, bagaimana cara menyembuhkan?
2. Bagaimana vitamin D itu, bagaimana struktur kimianya, bagaimana sifat fisik dan
kimianya, faktor-faktorapa saja yang mempengaruhi pengolahan, bahan apa saja yang
termasuk sumber vitamin D, apa saja perannya dalam tubuh apa akibatnya jika
kekurangan, apa akibatnya jika kelebihan, bagaimana cara menyembuhkan?
3. Bagaimana vitamin E itu, bagaimana struktur kimianya, bagaimana sifat fisik dan
kimianya, faktor-faktorapa saja yang mempengaruhi pengolahan, bahan apa saja yang
termasuk sumber vitamin E, apa saja perannya dalam tubuh apa akibatnya jika
kekurangan, apa akibatnya jika kelebihan, bagaimana cara menyembuhkan?
4. Bagaimana vitamin K itu, bagaimana struktur kimianya, bagaimana sifat fisik dan
kimianya, faktor-faktorapa saja yang mempengaruhi pengolahan, bahan apa saja yang
termasuk sumber vitamin K, apa saja perannya dalam tubuh apa akibatnya jika
kekurangan, apa akibatnya jika kelebihan, bagaimana cara menyembuhkan?
C. Tujuan
1. Mengetahui vitamin A itu, mengetahui struktur kimianya, mengetahui sifat fisik dan
kimianya, faktor-faktor yang mempengaruhi pengolahan, bahan yang termasuk
sumber vitamin A, perannya dalam tubuh apa akibatnya jika kekurangan, apa
akibatnya jika kelebihan dan cara penyembuhannya.
2. Mengetahui vitamin D itu, mengetahui struktur kimianya, mengetahui sifat fisik dan
kimianya, faktor-faktor yang mempengaruhi pengolahan, bahan yang termasuk
sumber vitamin D, perannya dalam tubuh apa akibatnya jika kekurangan, apa
akibatnya jika kelebihan dan cara penyembuhannya.
3. Mengetahui vitamin E itu, mengetahui struktur kimianya, mengetahui sifat fisik dan
kimianya, faktor-faktor yang mempengaruhi pengolahan, bahan yang termasuk
sumber vitamin E, perannya dalam tubuh apa akibatnya jika kekurangan, apa
akibatnya jika kelebihan dan cara penyembuhannya.
4. Mengetahui vitamin K itu, mengetahui struktur kimianya, mengetahui sifat fisik dan
kimianya, faktor-faktor yang mempengaruhi pengolahan, bahan yang termasuk
sumber vitamin K, perannya dalam tubuh apa akibatnya jika kekurangan, apa
akibatnya jika kelebihan dan cara penyembuhannya.
1. Vitamin A
a. Gambaran Umum
Vitamin A dalam tumbuhan terdapat dalam bentuk prekusor (provitamin). Provitamin
A terdiri dari α, β, dan γ- karoten. β– karoten merupakan pigmen kuning dan salah satu
jenis antioksidan yang memegang peran penting dalam mengurangi reaksi berantai
radikal bebas dalam jaringan. Vitamin A merupakan salah satu jenis vitamin larut dalam
lemak yang berperan penting dalam pembentukan sistem penglihatan yang baik. Terdapat
beberapa senyawa yang digolongkan ke dalam kelompok vitamin A, antara lain retinol,
retinil palmitat, dan retinil asetat. Akan tetapi, istilah vitamin A seringkali merujuk pada
senyawa retinol dibandingkan dengan senyawa lain karena senyawa inilah yang paling
banyak berperan aktif di dalam tubuh
b. Struktur Kimia
Vitamin A terdiri dari 3 biomolekul aktif, yaitu retinol, retinal (retinaldehyde) dan
retinoic acid
2. Vitamin D
a. Gambaran Umum
Vitamin D tergolong vitamin yang mudah larut dalam lemak dan merupakan prohormon
jenis sterol. Vitamin D merupakan kelompok senyawa sterol yang terdapat di alam, terutama
pada hewan, tetapi juga ditemukan di tumbuhan maupun ragi. Vitamin D terdiri dari dua jenis,
yaitu vitamin D2 (ergokalsiferol) dan vitamin D3 (kholokalsiferol). Ergokalsiferol biasanya
terdapat dalam sterol tanaman, sedangkan kholekalsiferol terdapat pada hewan. Kedua jenis
vitamin D tersebut memiliki struktur kimia berbeda, namun fungsinya identik.
Sebenarnya, terdapat lebih kurang 10 derivat sterol yang memiliki aktivitas vitamin D,
namun ergosterol dan 7α-dehidrokolesterol, merupakan provitamin D utama yang
menghasilkan secara berturut-turut D2 dan D3. Pada tumbuhan, iradiasi ergosterol
menyebabkan terbentuknya ergokalsiferol (vitamin D2). Pada hewan, iradiasi 7α-
kholekalsiferol terdapat pada hewan. Kedua jenis vitamin D tersebut memiliki struktur kimia
berbeda, namun fungsinya identik.
Pra zat vitamin D2 dan D3 ialah berturut-turut, ergosterol dan 7α-dehidrokolesterol. Pra
zat ini atau provitamin dapat diubah menjadi vitamin D yang sesuai dengan penyinaran oleh
sinar ultraviolet.
Laju sintesis vitamin D dalam kulit tergantung jumlah sinar matahari yang diterima serta
konsentrasi pigmen di kulit. Vitamin tersebut kemudian diaktifkan oleh sinar matahari dan
diangkut ke bebagai alat tubuh untuk dimanfaatkan atau disimpan di dalam hati.
b. Struktur Kimia
Ergokalsiferol (D2)
Kholekalsifirol (D3)
d. Sumber
Kunign telur
Mentega
Hati
Minyak ikan
Susu
Tumbuh-tumbuhan yang telah disinari oleh cahaya matahari
Stabilitas vitamin D dipengaruhi oleh pelarut pada saat vitamin tersebut dilarutkan,
namun akan stabil apabila dalam bentuk kristal disimpan dalam botol gelas tidak tembus
pandang. Pada umumnya vitamin D stabil terhadap panas, asam dan oksigen. Vitamin ini
akan rusak secara perlahan-lahan apabila suasana sedikit alkali, terutama dengan adanya udara
dan cahaya.
United States national surveys have avoided even attempting this task, the
Menimbulkan rakhitis
Gangguan pada pertukaran zat kapur dan fosfor
Gangguan pada sistem pertulangan
Penebalan dan pembengkakan persendian
Gigi akan lebih mudah rusak
Otot mengalami kejang-kejang
Pertumbuhan tulang tidak normal yang biasanya betis kaki akan membentuk huruf O atau
X
Menurut Recommended Dietary Allowance (RDA), asupan vitamin D yang tepat untuk
setiap kelompok usia adalah sebagai berikut:
1. Vitamin E
a. Gambaran Umum
Vitamin E ditemukan pada tahun 1922 oleh Evans dan Bishop, dengan istilah
tokoferol (dari bahasa Yunani, tocos yang berarti kelahiran anak dan phero berarti
mengasuh). Vitamin E adalah nama umum untuk semua metil-tokol. Terdapat enam jenis
tokoferol yaitu α (alfa), ß (beta), γ (gama), δ (delta), ρ (eta), dan λ (zeta) yang memiliki
aktivitas bervariasi, sehingga nilai vitamin E dari suatu bahan pangan didasarkan pada
jumlah dari aktivitas-aktivitas tersebut. Tokoferol yang terbesar aktivitasnya adalah
tokoferol alfa.
Vitamin E merupakan zat gizi penting dan unik. Disebut penting karena vitamin E
berperan sebagai antioksidan yang mampu menghambat terjadinya penyakit degeneratif.
Namun demikian, vitamin E dikatakan unik karena vitamin ini diklasifikasikan dalam
kelompok vitamin, meskipun tidak berfngsi sebagai kofaktor untuk reaksi enzimatis pada
umumnya.
b. Struktur
d. Sumber
Bahan Makanan (100 gr) Kandungan Vitamin E (U)
Minyak dan Lemak:
Minyak kecambah 177,97
Minyak bunga matahari 72,56
Minyak kacang 28,13
Margarin, lunak 20,66
Mayonaise 19,32
Margarin keras 16,01
Minyak kacang kedelai 11,80
Mentega 3,22
Biji – Bijian dan Produknya:
Kecambah 17,36
Beras merah, rebus 2,01
Roti, roti putih 0,80
Beras putih, rebus 0,13
Kacang – Kacangan:
Kacang, bakar kering 10,73
Peanut butter 9,24
Daging, Ikan, Telur dan Susu:
Hati, rebus 0,94
Udang, beku, bakar 0,89
Ayam, goreng 0,86
Telur 0,69
Susu fullcream 0,06
Buah – Buahan:
Apel segar 0,46
Pisang segar 0,33
Strawberry segar 0,19
Sayuran:
Asparagus 2,68
Bayam segar 2,67
Brokoli segar 0,69
Kentang bakar 0,05
Lamid, 1995
g. Dampak Kekurangan
Lemahnya imunitas tubuh.
Memperlambat perkembangan syaraf otot.
Tubuh menjadi tidak bertenaga.
Menurunnya aktifitas seksual.
Meningkatkan resiko terkena kanker dan kurangnya penyimpanan lemak dalam otot.
Janin yang kekurangan vitamin E maka akan lahir prematur.
Pada bayi prematur, kekurangan vitamin E menyebabkan masalah pada mata
(retinopati) dan pendarahan otak.
Pada anak yang lebih besar, kekurangan vitamin E akan menyebabkan gangguan
penyerapan di usus dan gejala-gejala yang mirip dengan kelainan saraf, seperti refleks
yang menurun, sulit berjalan, penglihatan ganda, hilangnya sensasi posisi dan
kelemahan otot.
h. Dampak Kelebihan
Mengakibatkan hipertensi.
Menyebabkan lemah otot.
Mudah terkena resiko pendarahan dalam tubuh.
Konsumsi suplemen vitamin E secara berlebihan dapat berefek mual, sakit kepala,
penglihatan kabur, kesulitan bernafas, pembengkakan pada wajah atau bibir, dan
gatal-gatal.
Efek jangka panjang adalah timbul penyakit jantung kongestif dan menurunkan
kekebalan tubuh untuk melawan infeksi.
Dosis berlebih pada ibu hamil menyebabkan bayi lahir cacat (tidak boleh melebihi
18mg perhari).
Penyakit ginjal dan pendarahan internal.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para pakar dari Stockholm, Swedia,
seseorang yang mengonsumsi vitamin E berlebihan dapat memicu risiko penyakit
katarak.
i. Cara Penanggulangan
Mengkonsumsi vitamin E dalam dosis yang tepat tidak berlebihan dan tidak
kekurangan. Asupan vitamin E harian sebesar 10-30 mg dianggap cukup untuk
mempertahankan kadar viamin E dalam darah. Namun batas konsumsi vitamin E
yang dianjurkan adalah 8 sampai 10 IU (International Units)
Menjaga pola makan dan gaya hidup sehat denga olahraga secara teratur:
1) Untuk menambah asupan vitamin E dapat dikonsumsi dari vitamin E sintetis.
2) Memilih suplemen vitamin E yang tepat dengan kandungan vitamin E yang baik
diantaranya dengan cara sebagai berikut :
Pilih produk vitamin E dengan kandungan vitamin E alami yaitu yang
bertuliskan d-alpha tocopherol, dan bukan dituliskan dengan dl-alpha
tocopherol.
Pilihlah produk vitamin E yang tidak menimbulkan alergi dan iritasi pada
kulit, yaitu yang bertuliskan dermatologist-tested. Artinya produk vitamin E
tersebut sudah diuji dan di kaji kelayakannya oleh para ahli dermatologi.
Untuk produk vitamin E yang langsung dioleskan pada kulit, sebaiknya pilih
yang mengandung konsentrasi vitamin E antara 0,1 sampai 1 mg. Hal ini
dilakukan supaya antioksidannya masih bisa berfungsi dengan baik.
Vitamin K
a. Gambaran Umum
Vitamin K diberi nama dari kata bahasa Denmark yakni koagulasi oleh
penemunya, Henrik Dan (1964). Kata tersebut bermakna sebagai suatu faktor nutrisional
yang diperlukan untuk pembekuan darah normal. Pada saat itu ditemukan anak ayam
yang diberi makan ransum bebas lemak, ternyata memperlihatkan gejala hemorhagia.
Pada bayi, hemorhagia dapat dicegah dengan memberikan vitamin K pada ibunya
sebelum bayi tersebut dilahirkan. Berdasarkan alasan tersebut maka vitamin K disebut
juga vitamin koagulasi, karena vitamin ini berperan dalam menjaga konsistensi aliran
darah dan membekukannya saat diperlukan.
Vitamin K adalah vitamin yang larut lemak, merupakan suatu naftokuinon yang
berperan dalam modifikasi dan aktivasi beberapa protein yang berperan dalam proses
pembekuan darah, seperti prothrombin, proncovertin, komponen thromboplastin plasma,
dan Stuart-Power Factor. Vitamin K juga adalah senyawa kimia yang terdiri atas
filokuinon yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan dan menakuinon yang terdapat dalam
minyak ikan dan daging. Menakuinon juga dapat disintesi oleh bakteri di dalam usus
halus manusia.
b. Strukur Kimia
Struktur kimia vitamin K terdapat dalam tiga bentuk berbeda. Pertama adalah
vitamin K1 atau filoquinon, yaitu jenis yang ditemukan dan dihasilkan tumbuh-tumbuhan
dan daun hijau. Kedua, adalah K2 atau disebut juga menaquinon, yang dihasilkan oleh
jaringan hewan dan bakteri menguntungkan dalam sistem pencernaan. Dan yang ketiga
adalah K3 atau menadion, yang merupakan vitamin sintetik, bersifat larut dalam air,
digunakan untuk penderita yang mengalami gangguan penyerapan vitamin K dari
makanan.
c. Sifat Fisik dan Kimia
Vitamin k larut dalam lemak dan tahan panas, tetapi mudah rusak oleh radiasi,
asam, dan alkali. Vitamin K juga terdapat di alam dalam dua bentuk, keduanya terdiri
atas cincin 2-metilnaftakinon dengan rantai samping. Vitamin K1 mempunyai rantai
samping fitil. Vitamin K2 merupakan sekumpulan ikatan yang rantai sampingnya terdiri
atas beberapa satuan isoprene (berjumlah 1 samping dengan 14 unit). Vitamin K 3
merupakan sinstesis dari vitamin K, terdiri atas naftakinon tanpa rantai samping yang
mempunyai sifat larut air. Vitamin K atau metadion baru aktif secara biologis setelah
mengalami alkalisasi didalam tubuh.
d. Sumber
Untuk memenuhi kebutuhan vitamin K terbilang cukup mudah karena selain
jumlahnya terbilang kecil, sistem pencernaan manusia sudah mengandung bakteri yang
mampu mensintesis vitamin K, yang sebagian diserap dan disimpan di dalam hati.
Namun begitu, tubuh masih perlu mendapat tambahan vitamin K dari makanan.
Meskipun kebanyakan sumber vitamin K di dalam tubuh adalah sintesis oleh
bakteri di dalam sistem pencernaan, namun Vitamin K juga terkandung dalam makanan,
seperti hati, sayur-sayuran berwarna hijau yang berdaun banyak dan sayuran sejenis kobis
(kol) dan susu. Vitamin K dalam konsentrasi tinggi juga ditemukan pada susu kedele, the
hijau, susu sapi, serta daging sapid an hati. Jenis-jenis makanan probiotik, seperti yoghurt
yang mengandung bakteri sehat aktif, bisa membantu menstimulasi produksi vitamin ini
Tabel 1 Kadar Vitamin K pada berbagai bahan pangan (µg/100 gram)
Bahan Makanan µg Bahan Makanan µg
Susu sapi 3 Asparagus 57
Keju 35 Buncis 14
Mentega 30 Brokoli 200
Ayam 11 Kol 125
Daging sapi 7 Daun selada 129
Hati sapi 92 Bayam 89
Hati ayam 7 Kentang 3
Minyak jagung 10 Tomat 5
Jagung 5 Pisang 2
Gandum 5 Jeruk 1
Tepung terigu 4 Kopi 38
Roti 4 The hijau 712