Anda di halaman 1dari 3

PERITONITIS GENERALISATA

peradangan rongga peritoneum >2 kuadran

1. Primer: Infeksi cairan peritoneum tanpa adanya perforasi viseral


2. Sekunder : dari intra abdomen biasanya dari perforasi visceral
3. Tersier : peritonitis generalisata yang menetap biasanya sebagai
lanjutan perawatan awal pada peritonitis sekunder, akibat adanya
kegagalan respon tubuh dan superinfeksi

ANATOMI FISIOLOGI
 Peritoneum parietalis à seluruh rongga abdomen, diafragma
dan pelvis
 Peritoneum viseralis à organ visera intra abdomen dan
penggantungnya
 Cairan peritoneal + 100 cc à pelicin
 Peritoneum parietal à saraf aferen somatik dan viseral , Sangat
sensitif t.u. bagian ventral, pelvis kurang sensitifà Melokalisir
stimulus à nyeri tekan, nyeri tekan lepas, dan DM
 Peritoneum viseral à sistem autonom, relatif tidak sensitif à
tidak dapat melokalisir , hanya merespon thd tekanan, tarikan,
dan distensi

Akibat adanya peradangan peritonium:


1. Plasma akan mengalir kedaerah yang alami peradangan
2. Air dan elektrolit akan mengalir ke lumen usus oleh karena
paralitik usus à cairan intravaskuler ↓ à hipovolemia
3. Dilatasi PD à CO meningkat à kerja jantung >>
4. Toksemia
5. Distensi perut à gangguan kardiopulmonar
Endotoksin yang terlepas dari bakteri yang mati berakibat :
1. Kerusakan/ lisis sel2 platelet, lekosit, PMN à serotonin, histamin
dan kinin à mempengaruhi timbulnya syok
2. Merusak sel2 jaringan secara langsung
3. Membebaskan enzin lisosom dari lekosit
4. Mengaktivasi sistem komplemen
5. Gangguan metabolik ok anoksia jaringan
ANAMNESIS
1. Nyeri perut:
- Biasanya bermula pada lokal peritoneum yang inflamasi
kemudian menyebar ke sebagian besar permukaan peritoneum
- Sifat nyeri biasanya, menetap, seperti terbakar,
bertambah berat bila bergerak
2. Nausea , kadang dengan muntah
3. Anoreksia
4. Demam
5. Perut kembung
6. Haus dan oligouria

PEMERIKSAAN FISIK
1. TV: kesadaran, syok, demam
Perhatikan pada pasien dengan penurunan kesadaran,penggunaan
obat-obat analgetik atau kortikosteroid, toksik dan enchepalopati ILEUS PARALITIK
Usus tidak mampu melakukan kontraksi peristaltic
metabolik, spinal injuri dan pasien post operasi
GK: kembung, anoreksia, mual, muntah, obstipasi, distensi abdomen,
2. Status Lokalis
perkusi timbani, BU ↓/-
I : Distensi abdomen (cembung krn distended usus halus oleh Terapi: puasa, NGT, cairan parenteral sampai usus berfungsi kembali,
karena ileus paralitik) jangan diberi obat perangsang peristaltic
Pa : Nyeri tekan difus, defans muscular
Pe : Pekak hepar menghilang à pada perforasi usus TERAPI
PH menghilang à penumpukan udara 1. Resusitasi
A : BU menurun sampai hilang oleh karena adanya ileus paralitik 2. Antibiotic
3. RT : tonus sfingter turun 3. NGT
4. Kateter
PEMERIKSAAN PENUNJANG 5. Operasi
X -FPA2 posisi
 Lemak pre-peritoneal tidak terlihat jelas
 Daerah lusen subdiafragme
 Obliterasi peritoneal fat line dan psoas shadow à peritoneum
edema
 Air-filled loop pada usus , dengan gambaran penebalan dan
dinding yang opaque à usus edema dan ileus paralitik
 Free intraperitoneal air à perforasi
USG, CT scan Abdomen, MRI tidak digunakan secara rutin
LAB DARAH
LAB URIN
LAB ELEKTROLIT, U CR, BGA

Anda mungkin juga menyukai