ANATOMI FISIOLOGI
Peritoneum parietalis à seluruh rongga abdomen, diafragma
dan pelvis
Peritoneum viseralis à organ visera intra abdomen dan
penggantungnya
Cairan peritoneal + 100 cc à pelicin
Peritoneum parietal à saraf aferen somatik dan viseral , Sangat
sensitif t.u. bagian ventral, pelvis kurang sensitifà Melokalisir
stimulus à nyeri tekan, nyeri tekan lepas, dan DM
Peritoneum viseral à sistem autonom, relatif tidak sensitif à
tidak dapat melokalisir , hanya merespon thd tekanan, tarikan,
dan distensi
PEMERIKSAAN FISIK
1. TV: kesadaran, syok, demam
Perhatikan pada pasien dengan penurunan kesadaran,penggunaan
obat-obat analgetik atau kortikosteroid, toksik dan enchepalopati ILEUS PARALITIK
Usus tidak mampu melakukan kontraksi peristaltic
metabolik, spinal injuri dan pasien post operasi
GK: kembung, anoreksia, mual, muntah, obstipasi, distensi abdomen,
2. Status Lokalis
perkusi timbani, BU ↓/-
I : Distensi abdomen (cembung krn distended usus halus oleh Terapi: puasa, NGT, cairan parenteral sampai usus berfungsi kembali,
karena ileus paralitik) jangan diberi obat perangsang peristaltic
Pa : Nyeri tekan difus, defans muscular
Pe : Pekak hepar menghilang à pada perforasi usus TERAPI
PH menghilang à penumpukan udara 1. Resusitasi
A : BU menurun sampai hilang oleh karena adanya ileus paralitik 2. Antibiotic
3. RT : tonus sfingter turun 3. NGT
4. Kateter
PEMERIKSAAN PENUNJANG 5. Operasi
X -FPA2 posisi
Lemak pre-peritoneal tidak terlihat jelas
Daerah lusen subdiafragme
Obliterasi peritoneal fat line dan psoas shadow à peritoneum
edema
Air-filled loop pada usus , dengan gambaran penebalan dan
dinding yang opaque à usus edema dan ileus paralitik
Free intraperitoneal air à perforasi
USG, CT scan Abdomen, MRI tidak digunakan secara rutin
LAB DARAH
LAB URIN
LAB ELEKTROLIT, U CR, BGA