PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehamilan air ketuban merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi
kehidupan janin dalam kandungan. Kekurangan atau pun kelebihan air ketuban sangat
mempengaruhi keadaan janin. Oleh karena itu penting mengetahui keadaan air ketuban
Namun dalam kehamilan kadang kala terjadi pecah ketuban sebelum waktunya atau
yang sering disebut dengan ketuban pecah dini. Ketuban pecah dini merupakan masalah
penting dalam obstetri berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi
sampai sepsis yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal dan menyebabkan
melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya
melahirkan. Dalam keadaan normal 8-10% perempuan hamil aterm akan mengalami ketuban
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mendeskripsikan asuhan kebidanan pada pasien KPD, mengetahui penyebab dan
2. Tujuan khusus
c. Mendiskusikan penanganan tepat dan cepat pada ketuban pecah dini dan
komplikasinya.
3. Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teoritis kasus
ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun
jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan 37
minggu. KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya
melahirkan.
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan dan
Ketuban merupakan hal yang penting dalam kehamilan karena ketuban memiliki fungsi
seperti:
e. Mungkin untuk menambah suplai cairan janin, dengan cara ditelan atau diminum
f. Meratakan tekanan intra – uterin dan membersihkan jalan lahir bila ketuban pecah.
Oleh sebab itu perlu untuk mengetahui asuhan apa yang harus diberikan.
2. Etiologi
Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran atau
infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks. Selain itu ketuban pecah dini merupakan
Inkompetensia serviks adalah istilah untuk menyebut kelainan pada otot-otot leher
atau leher rahim (serviks) yang terlalu lunak dan lemah, sehingga sedikit membuka ditengah-
tengah kehamilan karena tidak mampu menahan desakan janin yang semakin besar.
b. Peninggian tekanan intra uterin
Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan dapat
a. Gemelli
Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dua janin atau lebih. Pada kehamilan
ketegangan rahim secara berlebihan. Hal ini terjadi karena jumlahnya berlebih, isi
rahim yang lebih besar dan kantung (selaput ketuban ) relative kecil sedangkan
dibagian bawah tidak ada yang menahan sehingga mengakibatkan selaput ketuban
b. Makrosomia
makrosomia menimbulkan distensi uterus yang meningkat atau over distensi dan
menyebabkan tekanan pada intra uterin bertambah sehingga menekan selaput ketuban,
c. Hidramnion
Hidramnion atau polihidramnion adalah jumlah cairan amnion >2000mL. Uterus dapat
mengandung cairan dalam jumlah yang sangat banyak. Hidramnion kronis adalah
peningaktan jumlah cairan amnion terjadi secara berangsur-angsur. Hidramnion akut, volume
tersebut meningkat tiba-tiba dan uterus akan mengalami distensi nyata dalam waktu beberapa
hari saja.
disproporsi).
5. Korioamnionitis
vagina ke atas. Dua factor predisposisi terpenting adalah pecahnyaselaput ketuban >
6. Penyakit Infeksi
ketuban pecah.
10. Serviks (leher rahim) yang pendek (<25mm) pada usia kehamilan 23 minggu
Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina. Aroma
air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau amoniak, Cairan ini tidak akan berhenti atau
kering karena terus diproduksi sampai kelahiran. Tetapi bila Anda duduk atau berdiri, kepala
janin yang sudah terletak di bawah biasanya “mengganjal” atau “menyumbat” kebocoran
untuk sementara. Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin
4. Pengaruh KPD
1. TerhadapJanin
Walaupun ibu belum menunjukan gejala-gejala infeksi tetapi janin mungkin sudah
sebelum gejala pada ibu dirasakan. Jadi akan meninggikan mortalitas dan morbiditas
perinatal.
2. TerhadapIbu
Karena jalan telah terbuka, maka dapat terjadi infeksi intrapartal, apalagi bila
terlalu sering diperiksa dalam. Selain itu juga dapat dijumpai infeksi puerpuralis atau
nifas, peritonitis dan septikemia, serta dry-labor. Ibu akan merasa lelah karena
terbaring di tempat tidur, partus akan menjadi lama, maka suhu badan naik, nadi cepat
5. Komplikasi KPD
Komplikasi yang timbul akibat Ketuban Pecah Dini bergantung pada usia kehamilan.
Dapat terjadi Infeksi Maternal ataupun neonatal, persalinan prematur, hipoksia karena
kompresi tali pusat, deformitas janin, meningkatnya insiden SC, atau gagalnya persalinan
normal.
1. Infeksi
Resiko infeksi ibu dan anak meningkat pada Ketuban Pecah Dini. Pada ibu
Umumnya terjadi korioamnionitis sebelum janin terinfeksi. Pada ketuban Pecah Dini
premature, infeksi lebih sering dari pada aterm. Secara umum insiden infeksi pada
dan derajat oligohidramnion, semakin sedikit air ketuban, janin semakin gawat
Ketuban Pecah Dini yang terjadi terlalu dini menyebabkan pertumbuhan janin
terhambat, kelainan disebabkan kompresi muka dan anggota badan janin, serta hipoplasi
pulmonal.
6. Penanganan
1. Konservatif
Jika ada perdarahan pervaginam dengan nyeri perut, curigai adanya kemungkinan
solusioplasenta. Jika ada tanda-tanda infeksi (demam dan cairan vagina berbau),
Ampisilin 4x 500mg selama 7 hari ditambah eritromisin 250mg per oral 3x perhari selama 7
hari.
Jika usia kehamilan 32 - 37 mg, belum inpartu, tidak ada infeksi, beri dexametason,
janin. Jika usia kehamilan sudah 32 - 37 mg dan sudah inpartu, tidak ada infeksi maka
2. Aktif
Kehamilan lebih dari 37 mg, induksi dengan oksitosin. Bila gagal Seksio Caesaria
dapat pula diberikan misoprostol 25 mikrogram – 50 mikrogram intravaginal tiap 6 jam max
4 x. Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dosis tinggi dan persalinan diakhiri.
Indikasi melakukan induksi pada ketuban pecah dini adalah sebagai berikut :
a. Pertimbangan waktu dan berat janin dalam rahim. Pertimbangan waktuapakah 6, 12,
b. Terdapat tanda infeksi intra uteri. Suhu meningkat lebih dari 38°c, dengan
Penatalaksanaan lanjutan :
a. Kaji suhu dan denyut nadi setiap 2 jam. Kenaikan suhu sering kali didahului kondisi
b. Lakukan pemantauan DJJ. Pemeriksaan DJJ setiap jam sebelum persalinan adalah
tindakan yang adekuat sepanjang DJJ dalam batas normal. Pemantauan DJJ ketat
dengan alat pemantau janin elektronik secara kontinu dilakukan selama induksi
oksitosin untuk melihat tanda gawat janin akibat kompresi tali pusat atau induksi.
hal-hal berikut:
e. Beri perhatian lebih seksama terhadap hidrasi agar dapat diperoleh gambaranjelas dari
setiap infeksi yang timbul. Seringkali terjadi peningkatan suhu tubuh akibat dehidrasi.
B. Teoritis Manajemen Asuhan Kebidanan Menurut Varney
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode
Proses manajemen terdiri dari 7 langkah yang berurutan dimana setiap langkah
disempurnakan secara periodik. Proses dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir
dengan evaluasi.
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang
a. Riwayat kesehatan
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah
dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan
rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
Penanganan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan dan atau untuk dikonsultasikan atau
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien serta
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-
langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manjemen terhadap diagnosa atau
maslah yang telah diidentifikasi atau diantasipasi, pada langkah ini informasi/ data dasar yang
Pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada
langkah ke 5 dilaksankan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya
oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim
kesehatan lainnya. Jika bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab
untuk mengarahkan.
Pada langkah ke VII ini dilakukan evaluasi efektif dari asuhan yang sudah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai
dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosa. Rencana
tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya. Ada
kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif.
Bentuk narative merupakan catatan yang dibentuk oleh sumber asal dari dokumentasi maka
sering disebut sebagai dokumentasi berorientasi pada sumber. Sumber atau asal dokumentasi
dapat dari petugas kesehatan yang bertanggung jawab untuk memberikan informasi. Cara
flowsheet atau checklist adalah cara tercepat dan paling efisien untuk mencatat informasi.
Selain itu tenaga kesehatan akan dengan mudah mengetahui keadaan klien hanya dengan
STUDI KASUS
Laporan kasus ini dilakukan dalam bentuk kegiatan studi kasus community of care
metode penulisan deskriptif yang merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan
Dalam asuhan kebidanan pada persalinan patologi terhadap Ny.M dilakukan dengan
sistematis yaitu melakukan pengkajian data subjektif (hasil wawancara atau anamnesa). Pada
tanggal 8 November 2016 Pukul 20:00 Wib ibu datang ke RSUD Meraxa Banda Aceh Ruang
Bersalin, Ibu mengeluh nyeri didaerah simpisis yang menjalar kepinggang dan rasa ingin
mengendan. Ibu mengatakan sudah keluar lendir bercampur darah dan ketuban sudah pecah,
Istrumen dalam laporan ini dilakukan dengan menggunakan format pengkajian ibu
bersalin
- celemek plastik
- sepatu boot
- masker
- Handuk bersih
- kacamata
- penutup kepala
- 1 buah handuk
- Topi Bayi
- Pakaian ibu
- Pakaian bayi
- 2 buah washlap
3. Peralatan steril atau DTT parus set (Dalam wadah steril yang berpenutup) :
- Kateter nelaton
- Gunting episiotomi
- Gulungan kapas basah (1 kom kapas kapas DTT, 1 kom alat DTT)
- Termometer
- Stetoskop
- Tensimeter
- Bengkok
- Piring plasenta
- Timbangan bayi
- Gunting ferband
- Oksitosin 1 ml 10 U
- Lidokain 1%
- Kanula IV no 16-18G
- Methylergometrin
- Vitamin K
- 1 buah kain untuk mengalas meja dan untuk mengganti kain pembungkus bayi yang basah
- Formulir rujukan
- Formulir kematian
- Washlap 2 buah
BAB IV
TINJAUAN KASUS
I. Pengumpulan Data
A. Identitas
Identitas
Pada tanggal 16 November 2016 Pukul 09:00 Wib ibu datang ke RSUD Meraxa Banda Aceh
Ruang bersalin, Ibu mengeluh nyeri didaerah simpisis yang menjalar kepinggang. Ibu
mengatakan sudah keluar lendir bercampur darah dan ketuban sudah pecah, gerakan anak
masih dirasakan.
2. Perasaan (sejak Terakhir Datang ke RSUD Meraxa Banda Aceh):
3. Tanda-tanda Bersalin
4. Pengeluaran Pervagina
Siklus : 28 Hari
Lamanya : 7 hari
ANC : Teratur
Frekuensi : 4 x, di Puskesmas
dan
persalinan
1 16-11- R.Sakit Bidan Tidak ada Normal 2300gr 45cm Baik
2002
2016
13. Tidur :
2. Tanda Vital :
Polse : 85 x/m
Respirasi : 24x/m,
Suhu : 36 0C
3. Berat badan
Sebelum hamil : 55 Kg
Sekarang : 65 Kg
Lila : 25 Cm
4. Mata
6. Dada
Jantung : Baik
Simestris : Ada
Pinggang : Normal
Varises :Ada
9. Abdomen
Pembesaran : Ada
Konsitensi : keras
a. Palpasi Uterus :
Presentasi : Kepala
Pergerakan : aktif
Penurunan : 0/5
= (35-11) x 155
= 24 x155
= 3720 gram
b. Auskultasi
Frekuensi : teratur
c. Ano-genital Sinspeksi :
Vulva Vagina
Jumlah : 5 cc
Konsistensi : Lunak
d. Pemeriksaan Dalam
D. Uji Diagnostik
Hemoglobin : 11 gr %
Diagnosa :
G3 P2 A0 dengan inpartu kala I fase aktif, janin tunggal hidup intra uteri, letak punggung
Data Dasar
- HPHT 03-02-2016
Data Objektif
- pembukaan 2 cm
- ketuban pecah.
Janin hidup,tunggal, intrauterine, presentasi kepala terdengar jelas DJJ 134 x/menit,
V. Rencana Manajemen
- Anjurkan ibu untuk tirah baring dengan posisi kaki lebih tinggi dari pada kepala.
- Persiapan alat
- Observasi DJJ,HIS, nadi setiap 30 menit, dan TD,suhu, periksa dalam 4 jam kemudian.
Menganjurkan ibu untuk tirah baring dengan posisi kaki lebih tinggi dari kepala
Mempersiapkan alat
Mengobservasi DJJ,HIS, nadi setiap 30 menit, dan TD,suhu, periksa dalam 4 jam kemudian
VII. Evaluasi
Ibu bersedia untuk tidur dengan kaki lebih tinggi dari kepala
Hasil observasi DJJ 140 x/menit, HIS 3 kali dalam 10 menit lamanya 45 menit, nadi 80
O Vital Sign
: - TD : 110/70 mmHg
- Pols : 90 x/i
- RR : 24 x/i
- Temp : 36 0C
Poxxus Xipoideus)
- Kontraksi : 4 x setiap 10 menit lamanya
30 dtik
Presentasi : Kepala
Posisi : Punggung
ibu
Penurunan : 0/5
Pergerakan : Aktif
uteri
bercampur darah
PEMBAHASAN
penerapan Asuhan Persalinan Normal diRSUD Meraxa Banda Aceh, Sudah memenuhi
prosedur dan peralatan untuk SC dengan indikasi KPD sudah lengkap, seperti Masker,
Handscon, kacamata, celemek dan sepatu boot, baju ok, topi pelindung.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemeriksaan dalam dengan jari meningkatkan resiko infeksi dan tidak perlu
dilakukan pada wanita dengan pecah ketuban dini, karena ia akan diurus sesuai kebutuhan
persalinan sampai persalinan terjadi atau timbul tanda dangejala korioamninitis. Jika timbul
persalinan(melalui vagina atau SC) bergantung pada usia gestasi, presentasi dan
beratkorioamnionitis
A. Saran
Dengan adanya presentasi kasus ini dapat meningkatkan pelayanan kebidanan tentang
2. Bagi Pendidikan
normal.
3. Bagi klien/Masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan ibu dan bayi setelah
DAFTAR PUSTAKA
Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. 2003. Jakarta: YBP-SP.
Gede, Ida Bagus. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Manuaba DSOD. EGD