Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Demam Kejang Pada Anak

OLEH

EZI NELVIA GITA RAHMADINI

FASRAH LILA MAULIANA OKTAVIA

FITRI FEBRIANIM PUTRI TRI KASIH AMELIA

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

PRODI D-III KEBIDANAN BUKITTINGGI

TA. 2016/2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Demam Kejang pada Anak

Sub Pokok Bahasan : Mencegah dan Menangani Kejang Demam

Sasaran : Pengunjung Poli Anak

Hari / tnaggal : Sabtu, 18 Maret 2017

Waktu : 09.00 – 09.30

Tempat : Poli Anak RSUD dr. Achmad Darwis Kabupaten 50 Kota

Penyuluh : Mahasiswa Tingkat III Poltekkes Kemenkes RI Padang

Prodi D-III Kebidanan Bukittinggi

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan ini, diharapkan kepada setiap orangtua dapat mengerti
dan memahami tentang kejang demam pada anak.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, pengunjung ruangan anak RSUD dr. Achmad Darwis
Kabupaten 50 Kota , dapat mengetahui dan memahami tentang :
a. Menjelaskan pengertian demam kejang
b. Menjelaskan penyebab kejang demam
c. Menjelaskan klasifikasi kejang demam
d. Menjelaskan manifestasi klinis /tanda gejala
e. Menjelaskan prognosis
f. Menjelaskan penatalaksanaan
B. MATERI
1. Pengertian
2. Penyebab Kejang Demam
3. Klasifikasi Kejang Demam
4. Manifestasi Klinis /Tanda Gejala
5. Prognosis
6. Penatalaksanaan

C. MEDIA
1. Laptop
2. Leaf leat
3. Power Point

D. METODE PENYULUHAN
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab

E. SETTING TEMPAT
Keterangan :

: Moderator

: Penyaji

: Observer

: Fasilitator

: Audiens

F. Pelaksana
 Moderator : Ezi Nelvia
 Penyaji : Fasrah Lila
 Observer : Gita Rahmadini dan Putri Tri Kasih Amelia
 Fasilitator : Fitri Febrianim dan Maulianan Oktavia
 Audiens : Pengunjung poli anak

G. Pembagian tugas :
1. Peran moderator :
a. Menutup dan memulai acara
b. Memperkenalkan diri
c. Menetapkan tata tertib acara penyuluhan
d. Menjaga kelancaran acara
e. Memimpin diskusi

2. Peran Penyaji :
a. Menyajikan materi penyuluhan
b. Bersama fasilitator menjalin kerjasama dalam acara penyuluhan
c. Menjawab pertanyaan audiens
3. Peran observer :
a. Mengamati jalannya kegiatan
b. Mengevaluasi kegiatan
c. Mencatat prilaku verbal dan non verbal serta kegiatan

4. Peran fasilitator :
a. Memotivasi peserta kegiatan dalam bertanya
b. Bekerjasama dengan penyaji dalam menampilkan Bahan penyuluhan
c. Membagikan leaf leat

H. KEGIATAN PENYULUHAN

No. Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Audience Waktu


1. Pembukaan 5 menit
 Mengucapkan salam  Menjawab salam
 Memperkenalkan mahasiswa dan  Mendengarkan
pembimbing
 Menjelaskan tujuan dan waktu  Mendengarkan
2. Pelaksanaan 20 menit
 Menggali pengetahuan klien  Mengemukakan
 Menjelaskan pengertian demam kejang pendapat
 Menjelaskan penyebab kejang demam  Memperhatikan,
 Menjelaskan klasifikasi kejang demam mendengar dan
 Menjelaskan manifestasi klinis /tanda memahami
gejala demam kejang  Mendengarkan dan
 Menjelaskan prognosis demam kejang memperhatikan

 Menjelaskan penatalaksanaan demam  Mendengarkan dan


kejang memperhatikan

 Memberi kesempatan pada audiens  Mendengarkan dan


untuk bertanya memperhatikan

 Menjawab pertanyaan dan menjelaskan  Mendengarkan dan


jawaban untuk audiens memperhatikan
 Menguatkan pendapat audiens  Mendengarkan dan
memperhatikan
 Bertanya

 Mendengarkan dengan
penuh seksama

 Mendengarkan
3. Penutup 10 m
 Menyimpulkan materi bersama  Menyimpulkan materi en
audience bersama mahasiswa it
 Melakukan evaluasi  Menjawab pertanyaan
 Memberikan kesimpulan  Mendengarkan
 Mengucapkan salam  Menjawab salam

I. EVALUASI
Evaluasi dilaksanakan selama proses dan pada akhir kegiatan penyuluhan dengan
memberikan pertanyaan secara lisan sebagai berikut :
1. Menjelaskan dan menyebutkan pengertian demam kejang
2. Menyebutkan penyebab kejang demam
3. Menjelaskan klasifikasi kejang demam
4. Menjelaskan manifestasi klinis /tanda gejala demam kejang
5. Menjelaskan prognosis demam kejang
6. Menjelaskan penatalaksanaan demam kejang

1. Evaluasi struktur
a. Menyiapkan SAP
b. Menyiapkan materi dan media
c. Kontrak waktu dan sasaran
d. Menyiapkan tempat
e. Menyiapkan pertanyaan
2. Evaluasi proses
a. Sasaran memperhatikan dan mendengarkan selama penyuluhan berlansung
b. Sasaran aktif bertanya bila ada hal yang belum dimengerti
c. Sasaran memberi jawaban atas pertanyaan pemberi materi
d. Sasaran tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan berlansung
e. Tanya jawab berjalan dengan baik
3. Evaluasi Hasil
a. Penyuluhan dikatakan berhasil apabila sasaran mampu menjawab pertanyaan 80%
lebih dengan benar
b. Penyuluhan dikatakan cukup berhasil/ cukup baik apabila sasaran mampu menjawab
pertanyaan antara 50-80% dengan benar
c. Penyuluhan dikatakan kurang berhasil / tidak baik apabila sasaran hanya mampu
menjawab kurang dari 50% dengan benar
MATERI

DEMAM KEJANG PADA ANAK

1. PENGERTIAN

Kejang demam merupakan kejang yang cukup sering dijumpai pada anak–anak yang
berusia dibawah 5 tahun, gejala–gejala yang timbul dapat bermacam–macam tergantung
dibagian otak mana yang terpengaruh, tetapi kejang demam yang terjadi pada anak adalah
kejang umum (Sylvia A. Price, Latraine M. Wikson, 1995).

Kejang merupakan perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai akibat dari
aktivitas neuronal yang abnormal dan pelepasan listrik serebral yang berlebihan (Betz &
Sowden,2002).

Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu
rektal diatas 38 C) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium. Jadi kejang demam adalah
kenaikan suhu tubuh yang menyebabkan perubahan fungsi otak akibat perubahan potensial
listrik serebral yang berlebihan sehingga mengakibatkan renjatan berupa kejang (Mansjoer,
A.dkk. 2000: 434).

2. PENYEBAB KEJANG DEMAM

Menurut Mansjoer, dkk (2000: 434) Lumban Tobing (1995: 18-19) dan Whaley and
Wong (1995: 1929) :

a. Demam itu sendiri, demam yang disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas, otitis
media, pneumonia, gastroenteritis, dan infeksi saluran kemih, kejang tidak selalu timbul
pada suhu yang tinggi.
b. Efek produk toksik daripada mikroorganisme
c. Respon alergik atau keadaan umum yang abnormal oleh infeksi.
d. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit.
e. Ensefalitis viral (radang otak akibat virus) yang ringan, yang tidak diketahui atau
enselofati toksik sepintas.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kejang demam berulang antara lain:

1. Usia < 15 bulan saat kejang demam pertama


2. Riwayat kejang demam dalam keluarga
3. Kejang demam terjadi segera setelah mulai demam atau saat suhu sudah relatif normal
4. Riwayat demam yang sering
5. Infeksi saluran pernafasan atas, otitis media akut, pneumonia, gastroenteritis akut,
exantema subitum, bronchitis, dan infeksi saluran kemih (Goodridge, 1987;
Soetomenggolo, 1989). Selain itu juga infeksi diluar susunan syaraf pusat seperti
tonsillitis, faringitis, forunkulosis serta pasca imunisasi DPT (pertusis) dan campak
(morbili) dapat menyebabkan kejang demam.
6. Produk toksik mikroorganisme terhadap otak (shigellosis, salmonellosis)
7. Respon alergi atau keadaan imun yang abnormal oleh karena infeksi.
8. Perubahan keseimbangan cairan atau elektrolit.
9. Gabungan dari faktor-faktor diatas.

3. KLASIFIKASI KEJANG DEMAM


1. Menurut Livingstone (1970), membagi kejang demam menjadi dua :

Kejang demam sederhana

Diagnosisnya :

1. Umur anak ketika kejang antara 6 bulan & 4 tahun


2. Kejang berlangsung hanya sebentar saja, tak lebih dari 15 menit
3. Kejang bersifat umum, frekuensi kejang bangkitan dalam 1th tidak > 4 kali
4. Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbulnya demam
5. Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal
6. Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya seminggu sesudah suhu normal tidak
menunjukkan kelainan
7. Epilepsi yang diprovokasi demam
b. Menurut sub bagian syaraf anak FK-UI membagi tiga jenis kejang demam, yaitu :

 Kejang demam kompleks

Diagnosisnya :

1. Umur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun


2. Kejang berlangsung lebih dari 15 menit
3. Kejang bersifat fokal/multipel
4. Didapatkan kelainan neurologis
5. EEG abnormal
6. Frekuensi kejang lebih dari 3 kali / tahun
7. Temperatur kurang dari 39 derajat celcius

 Kejang demam sederhana

Diagnosisnya :

1. Kejadiannya antara umur 6 bulan sampai dengan 5 tahun


2. Serangan kejang kurang dari 15 menit atau singkat
3. Kejang bersifat umum (tonik/klonik)
4. Tidak didapatkan kelainan neurologis sebelum dan sesudah kejang
5. Frekuensi kejang kurang dari 3 kali / tahun
6. Temperatur lebih dari 39 derajat celcius
 Kejang demam berulang

Diagnosisnya : Kejang demam timbul pada lebih dari satu episode demam

(Soetomenggolo, 1995).

4. MANIFESTASI KLINIS /TANDA GEJALA


a. Kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat
b. Berlangsung singkat > 15 menit dan berhenti sendiri
c. Umur anak kejang antara 6 bulan & 4 tahun
d. kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbul demam
5. PROGNOSIS

Dengan penanganan cepat dan tepat prognosa baik dan tidak menyebabkan kematian
resiko yang akan dihadapi oleh seorang anak sesudah menderita kejang demam tergantung
dari faktor :

a. Riwayat penyakit kejang tanpa demam dalam keluarga


b. Kelainan dalam perkembangan / kelainan saraf sebelum anak menderita kejang
c. Kejang yang berlangsung lama

6. PENATALAKSANAAN
1. Umum
2. Baringkan pasien di tempat yang rata, kepala dimiringkan dan pasang sudip lidah yang
sudah dibungkus kasa / sapu tangan agar lidah anak tidak terigit akibat kejang.
3. Singkirkan benda-benda yang ada di sekitar anak, lepaskan pakaian yang menganggu
pernafasan.
4. Jangan memegangi anak untuk melawan kejang.
5. Sebagian besar kejang berlangsung singkat dan tidak memerlukan penanganan khusus.
6. Bila suhu tinggi berikan kompres air biasa / kran secara intensif
7. Jangan memberi minuman/makanan segera setelah berhenti kejang karena hanya akan
berpeluang membuat anak tersedak.
8. Jika kejang terus berlanjut selama 10 menit, anak harus segera dibawa ke fasilitas
kesehatan terdekat. Sumber lain menganjurkan anak untuk dibawa ke fasilitas kesehatan
jika kejang masih berlanjut setelah 5 menit. Ada pula sumber yang menyatakan bahwa
penanganan lebih baik dilakukan secepat mungkin tanpa menyatakan batasan menit.
9. Setelah kejang berakhir (jika < 10 menit), anak perlu dibawa menemui dokter untuk
meneliti sumber demam, terutama jika ada kekakuan leher, muntah-muntah yang berat,
atau anak terus tampak lemas.
Cara penggunaan stesolid rectal tube ( Medical ), sbb :

a. Memastikan jalan napas anak tidak tersumbat


b. Pemberian oksigen melalui face mask
c. Pemberian diazepam 0,5 mg/kg berat badan per rektal (melalui anus) atau jika telah
terpasang selang infus 0,2 mg/kg per infus
d. Pengawasan tanda-tanda depresi pernapasan
e. Sebagian sumber menganjurkan pemeriksaan kadar gula darah untuk meneliti
kemungkinan hipoglikemia. Namun sumber lain hanya menganjurkan pemeriksaan ini
pada anak yang mengalami kejang cukup lama atau keadaan pasca kejang (mengantuk,
lemas) yang berkelanjutan (1).

Jika kejang masih berlanjut :

a. Pemberian diazepam 0,2 mg/kg per infus diulangi. Jika belum terpasang selang infus, 0,5
mg/kg per rektal
b. Pengawasan tanda-tanda depresi pernapasan
c. Jika kejang masih berlanjut :
d. Pemberian fenobarbital 20-30 mg/kg per infus dalam 30 menit atau fenitoin 15-20 mg/kg
per infus dalam 30 menit.
e. Pemberian fenitoin hendaknya disertai dengan monitor EKG (rekam jantung).
f. Jika kejang masih berlanjut, diperlukan penanganan lebih lanjut di ruang perawatan
intensif dengan thiopentone dan alat bantu pernapasan.
DAFTAR PUSTAKA

Ngastiyah. 1997. Perawatan anak sakit. Jakarta : EGC. Anderson, Clifford R. 1996.

Dr. Mohamad Kartono. 1991. Pertolongan pertama. Jakarta Petunjuk modern kepada kesehatan.
Bandung.

Arif Mansjoer. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jakarta

http://www.webmd.com/parenting/rectal-ear-oral-and-axillary-temperature-comparison

http://doktersehat.com/mengatasi-step-stuip-kejang-demam-pada-bayi-dan-
balita/#ixzz3DTntyZbc

Anda mungkin juga menyukai