Disusun Oleh :
Kelompok 3
Attik F (2010.0661.056)
Mukmidatul M (2010.0661.078)
Putri Dwi Cahyani (2010.0661.084)
Nailatul Izzah (2010.0661.100)
DIII KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2010/2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Penyakit Yang Menyertai Kehamilan
dan Persalinan Asma”
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuiah Askeb IV patologi di FIK Universitas Muhammadiyah
Surabaya.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada :
1. Rahmawati ika sukarsih, M.Kes dosen pembimbing mata kuliah Asuhan kebidanan patologi
(Askeb IV)
2. Rekan-rekan semua Kelas IV-B D3 Kebidanan FIK Universitas Muhammadiyah Surabaya
3. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah
memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis, baik selama
mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan laporan ini
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam
penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................
2.1 Pengertian Asma........................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan apa pengertian dari asma?
2. Mahasiswa mampu menjelaskan faktor apa saja yang menjadi pencetus asma?
3. Mahasiswa mampu menjekaskan pengaruh asma pada kehamilan dan persalinan?\
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Asma adalah radang kronis pada jalan nafas yang berkaitan dengan obstruksi reversible
dari spasme, edema, dan produksi mucus dan respon yang berlebihan terhadap stimuli. (Varney,
Helen. 2003)
Asma adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkhus
terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan
derajatnya dapat berubah-ubah secara spontan maupun sebagai hasil pengobatan (Soeparman,
1990).
Asma adalah keadaan klinis yang ditandai oleh masa penyempitan bronkus yang
reversibel, dipisahkan oleh masa di mana ventilasi jalan nafas terhadap berbagai rangsang.
(Sylvia Anderson (1995 : 149).
Asma adalah suatu inflamasi kronis saluran nafas yang melibatkan sel eosinofil, sel mast,
sel netrofil, limfosit dan makrofag yang ditandai dengan wheezing, sesak nafas kumat-kumatan,
batuk, dada terasa tertekan dapat pulih kembali dengan atau tanpa pengobatan (Cris Sinclair,
1994).
Asma adalah suatu penyakit peradangan (inflamasi) saluran nafas terhadap rangsangan
atau hiper reaksi bronkus. Sifat peradangan pada asma khas yaitu tanda-tanda peradangan
saluran nafas disertai infliltrasi sel eosinofil. (Samsuridjal dan Bharata Widjaja (1994).
Asma merupakan suatu keadaan gangguan / kerusakan bronkus yang ditandai dengan
spasme bronkus yang reversibel (spasme dan kontriksi yang lama pada jalan nafas) (Joyce M.
Black,1996).
Asma bronkiale didefinisikan sebagai penyakit dari sistem pernafasan yang meliputi
peradangan dari jalan nafas dengan gejala bronkospasme yang reversibel. (Crocket (1997).
2.2 Etiologi
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya serangan asma
bronkhial:
a. Faktor Predisposisi
- Genetik.
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana
cara penurunannya yang jelas penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga
dekat juga menderita alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena
penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan faktor pencetus. Selain itu hipersentifisitas saluran
pernapasannya juga bisa diturunkan.
b. Faktor Prepisitas
- Alergen
Dimana alergen dapat dibagai menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan
Ex : debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi
2. Ingestan, yahg masuk melalui mulut
Ex : Makanan dan obat-obatan
3. Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit.
Ex : perhiasan, logam, dan jam tangan
- Perubahan Cuaca pegunungan
Cuaca lembab dan hawa yang dingin sering mempengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak
dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan
berhubungan dengan musim, seperti : musim hujan, musim kemarau, musim bunga,. Hal ini
berhubungan dengan arah angin serbuk bunga danb debu
- Stress
Stress / gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa
memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul harus segera
diobati penderita asma yang mengalami stress / gangguan emosi perlu diberi nasehat untuk
menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi maka gejala asmanya
belum bisa diobati.
- Lingkungan Kerja
Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal ini berkaitan
dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja dilaboratorium hewan, industri tekstil,
pabrik asbes, polusi lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti.
- Olahraga / aktifitas jasmani yang berat
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani
atau olahraga yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma. Serangan asma
karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas.
Pada kasus asma sedang, hipoksia pada awalnya dapat dikompensasi oleh hiperventilasi
sebagai refleksi dari PO2 arteri normal, menurunnya PO2 dan alkalosis respiratori. Pada obstruksi
berat, ventilasi menjadi berat karena Fatigue menjadikan retensi CO2. pada hiperventilasi,
keadaan ini hanya dapat dilihat sebagai PO2 arteri yang berubah menjadi normal. Akhirnya pada
obstruksi berat yang diikuti kegagalan pernafasan dengan karakteristik hiperkapnia dan asedemia
2.4 Klasifikasi
Asma dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
a. Asma interisik (berasal dari dalam)
Yang sebab serangannya tidak diketahui
b. Asma eksterisik (berasal dari luar)
Yang pemicu serangannya berasal dari luar tubuh (biasanya lewat pernafasan) Serangan asma
dapat berlangsung singkat atau berhari-hari. Bisanya serangan dimulai hanya beberapa menit
setelah timbulnya pemicu. Frekuensi asma berbeda-beda pada tiap penderita. Serangan asma
yang hebat dapat menyebabkan kematian.
2.5 Patofisiologi
Suatu serangan asthma timbul karena seorang yang atopi terpapar dengan alergen yang ada
dalam lingkungan sehari-hari dan membentuk imunoglobulin E ( IgE ). Faktor atopi itu
diturunkan. Alergen yang masuk kedalam tubuh melalui saluran nafas, kulit, dan lain-lain akan
ditangkap makrofag yang bekerja sebagai antigen presenting cell (APC). Setelah alergen
diproses dalan sel APC, alergen tersebut dipresentasikan ke sel Th. Sel Th memberikan signal
kepada sel B dengan dilepaskanya interleukin 2 ( IL-2 ) untuk berpoliferasi menjadi sel plasma
dan membentuk imunoglobulin E (IgE).
IgE yang terbentuk akan diikat oleh mastosit yang ada dalam jaringan dan basofil yang ada
dalan sirkulasi. Bila proses ini terjadai pada seseorang, maka orang itu sudah disensitisasi atau
baru menjadi rentan. Bila orang yang sudah rentan itu terpapar kedua kali atau lebih dengan
alergen yang sama, alergen tersebut akan diikat oleh Ig E yang sudah ada dalam permukaan
mastoit dan basofil. Ikatan ini akan menimbulkan influk Ca++ kedalam sel dan perubahan didalam
sel yang menurunkan kadar cAMP.
Penurunan pada kadar cAMP menimbulkan degranulasi sel. Degranulasi sel ini akan
menyebabkan dilepaskanya mediator-mediator kimia yang meliputi : histamin, slow releasing
suptance of anaphylaksis ( SRS-A), eosinophilic chomotetik faktor of anaphylacsis (ECF-A) dan
lain-lain. Hal ini akanmenyebabakan timbulnya tiga reaksi utama yaitu : kontraksi otot-otot polos
baik saluran nafas yang besar ataupun yang kecil yang akan menimbulkan bronkospasme,
peningkatan permeabilitas kapiler yang berperan dalam terjadinya edema mukosa yang
menambah semakin menyempitnya saluran nafas , peningkatansekresi kelenjar mukosa dan
peningkatan produksi mukus.
Tiga reaksi tersebut menimbulkan gangguan ventilasi, distribusi ventilasi yang tidak merata
dengan sirkulasi darah paru dan gangguan difusi gas ditingkat alveoli, akibatnya akan terjadi
hipoksemia, hiperkapnea dan asidosis pada tahap yangsangat lanjut, (Barbara C.L,1996, Karnen
B. 1994, William R.S. 1995.
Asma berat yang tidak terkontrol juga menimbulkan resiko bagi ibu, kematian ibu biasanya
dihubungkan dengan terjadinya status asmatikus, dan komplikasi yang mengancam jiwa seperti
pneumotoraks, pneumomediastinum, kor pulmonale akut, aritmia jantung, serta kelemahan otot
dengan gagal nafas. Angka kematian menjadi lebih dari 40% jika penderita memerlukan ventilasi
mekanik.
Asma dalam kehamilan juga dihubungkan dengan terjadinya sedikit peningkatan insidensi
preeklampsia ringan, dan hipoglikemia pada janin, terutama pada ibu yang menderita asma berat.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dengan penanganan penderita secara intensif, akan
mengurangi serangan akut dan status asmatikus, sehingga hasil akhir kehamilan dan persalinan
dapat lebih baik.
2.8 Penatalaksanaan
Dasar-dasar Penanganan
Penanganan penderita asma selama kehamilan bertujuan untuk menjaga ibu hamil sedapat
mungkin bebas dari gejala asma, walauoun demikian eksaserbasi akut selalu tak dapat dihindari.
Pengobatan yang harus diusahakan adalah :
1. Menghindari terjadinya gangguan pernapasan melalui pendidikan terhadap penderita,
menghindari pemaparan terhadap alergen, dan mengobati gejala awal secara tepat.
2. Menghindari terjadinya perawatan di unit gawat darurat karena kesulitan pernapasan atau status
asmatikus, dengan melakukan intervensi secara awal dan intensif.
3. Mencapai suatu persalinan aterm dengan bayi yang sehat, di samping melindungi keselamatan
ibu.
4. Dalam penanganan penderita asma diperlukan individualisasi penanganan, karena penanganan
suatu kasus mungkin berbeda dengan kasus asma yang lain, dalam memulai suatu perawatan
obstetri terhadap wanita hamil dengan asma perlu diperhatikan beberapa prinsip tertentu yaitu :
a. Mendeteksi dan mengeliminasi faktor pemicu timbulnya serangan asma pada penderita
tertentu.
b. Menghentikan merokok, baik untuk alasan obstetrik maupun pulmonal
c. Mendeteksi dan mengatasi secara awal jika diduga adanya infeksi pada saluran nafas, seperti
bronkitis, sinusitis.
d. Pembahasan antara ahli kebidanan dan ahli paru, untuk mengetahui masalah-masalah yang
potensial dapat timbul, rencana penanganan umum termasuk penggunaan obat-obatan.
e. Pertimbangan untuk mengurangi dosis pengobatan, tetapi masih dalam kerangka respon
pengobatan yang baik.
f. elakukan penelitian fungsi paru dasar, juga penentuan gas darah khususnya pada penderita
asma berat.
I. Pengkajian
A. Data Subjektif
1. Biodata
Nama Ibu : Ny S
Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA
Alamat : Banyuwangi
Nama Suami : Tn ”D”
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA
Alamat : Banyuwangi
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan merasakan sesak saat bernafas
Riwayat Kesehatan
· Riwayat Penyakit Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC, HIV/AIDS, Hepatitis B
dll, menahun seperti DM, Hipertensi, jantung, dll, Menurun Hipertensi, DM dll
· Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan ibunya pernah menderita penyakit asma
· Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakan pada kehamilannya sekarang disertai penyakit Asma sejak trimester 2 yaitu pada
usia kehamilan 6 bulan.
3. Riwayat Menstruasi
· Amenorhoe : 7 bulan
· Menarche : 12 tahun
· Lama : ± 7 hari
· Banyak/sedikit : Banyak
· Siklus : ± 28 hari
· Dismonerhoe : (+) pada hari 1 – 3 menstruasi
· Fluor albus : (+) kadang-kadang sebelum 2 hari menstruasi
· HPHT : 24 Juli 20011
· TP / HPL : 01 Mei 20012
4. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas
Ibu mengatakan ini adalah kehamilannya yang pertama.
5. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menjadi akseptor KB
6. Riwayat perkawinan
Ibu mengatakan pernikahan 1 x dan usia pernikahannya 1 th
7. Riwayat Psikososial
Ibu mengatakan hubungan dengan keluarga, tetangga dan lingkungan sekitarnya baik
8. Riwayat Sosial Budaya
Ibu mengatakan kadang masih mempercayai adat istiadat yang ada didaerahnya.
9. Pola kebiasaan sehari – hari
Pola Sebelum hamil Sesudah hamil
Kebiasaan
1. Nutrisi - Makan sehari 3x- Makan sehari 3 -4x porsi
porsi biasanya biasanya sayur, lauk
sayur, lauk pauk. pauk. Minum ± 8 gelas sehari
Minum ± 8 gelas
2. Eliminasi sehari
BAB 1 – 2 x/ hari, bau khas,
a. BAB
- BAB 1 – 2 x/ hari, konsistensi lembek warna
bau khas, kuning kecoklatan
konsistensi lembek
BAK
warna kuning
BAK 6 - 7 x/hari, bau khas,
b. kecoklatan
warna jernih kekuningan.
- BAK 5 – 6 x/hari,
- bau khas, warna
jernih kekuningan
Aktifitas
Sejak usia kehamilan 8,5 bln
ibu cuti mengajar, karena asma
- Mengajar dan yang menyertai kehamilannya
Istirahat melakukan kegiatan ibu mengurangi kegiatan Rtnya
sebagai ibu RT
Tidur malam ± 6 – 8 jam/hari,
misal memasak,
tidur siang ± 2 – 3 jam/hari
mencuci dll
-
5.Sexual Tidur malam ± 6 –
8 jam/hari, tidur
5. siang ± 1 – 2 jam Ibu mengatakan jarang
(kadang-kadang) melakukan hub sexual saat
6. Personal - 2 – 3 x dalam 1 dirinya hamil
Hygiene mgg
-
- ibu mengatakan
melakukan
Mandi 2 - 3 x dalam sehari,
hubungan seksual
ganti celana dalam 2 x sehari
3x dalam seminggu
Mandi 2 - 3 x dalam
sehari, ganti celana
dalam 2 x sehari
B. Data Objektive
1. Pemeriksaan Umum
KU : baik
Kesadaran : Composmetis
BB sebelum hamil : 56 Kg
BB sekarang : 66 Kg
TB : 155 cm
Lila : 23 cm
TTV ; TD : 120/90 mmHg
N : 90 x / mnt
RR : 30 x / mnt
S : 367 0 C
2. Pemeriksaan Khusus
1. Inspeksi
- Kepala : Rambut hitam, kulit kepala bersih, luka
(-), ketombe (-), tidak rontok, benjolan
- Muka : (-).
- Mata : Simetris
Konjungtiva merah muda, sklera puith
- Hidung : anemis (-), oedema palpebra (-)
- Bibir : Simetris, tidak polip, tidak ada sekret
hidung
- Gigi : Cyanosis (-), mukosa kering (-),
- Telinga : stomatitis (-), lidah tdk kotor
- Leher : Caries (-)
Bersih, tidak ada serumen
- Buah dada : Pembesaran K. Tyroid (-), pembesaran
vena jugularis
- Perut : Keluarnya colostrum puting susu
menonjol, areola coklat
- Ekstrimitas : Linea nigra (+), strie albican (-),
pembesaran sesuai UK
- Tidak ada varices, tidak odem
Hemoroid (-)
2. Palpasi
- Leher : tidak ada pembengkakan
- Genetalia :-
- Buah dada : Massa (-)
- Abdomen :
a. Leopold I : TFU 3 jari dibawah prsesus xipoideus (UK 36 mgg)
PUKA, DJJ : 130 x/mnt
b. Leopold II : Persentasi Kepala
c. Leopold III : Belum masuk PAP
d. Leopold IV : Variasi :-
Mc. Donald : TFU 31,5 cm
TBJ : 3177,5 gr
3. Auskultasi
- Dada : Menunjukkan Ronkhi dan bising mengi difus inspirasi dan
ekspirasi. Ekspirasi memanjang pada status asmatikus
pernapasan sangat sulit dan bising mengi dapat didengar tanpa
stetoskop
(Kedaruratan ibstetri dan ginekologi Hal : 95)
130 x / mnt
dibawah pusat atau pada kwadran kanan bawah.
- DJJ :
Pucntum Maximum :
4. Pemeriksaan Diagnostik
a. Laboratorium : Dilakukan
1. Px Sputum terdapat adanya
kristal charcot leyden yang
e. merupakan degranulasi dari kristal
eosinopil.
2. Px darah AGD normal, terdapat
peningkatan dari SGOT dan LDH,
Hiponatremia dan kadar leukosit
kadang-kadang diatas 15.000 /
mm3 menandakan terdapatnya
suatu infeksi
3. Px faktor alergi peningkatan IGE
pada waktu serangan dan menurun
pd waktu bebeas dari serangan
b.Laboratorium : Dilakukan
1. Px Radiologi (Foto
thoraks) Normal, juga digunakan
f. untuk mengetahui, jika ada
komplikasi seperti pneomonia.
(Kedaruratan Obstetri dan Gynekologi
; hal 97)
2. Px tes kulit Normal, untuk
mencari faktor alergi
3. EKG terdapatnya tanda-tanda
hipertropi otot jantung
4. Px USG Janin tunggal, hidup,
intrauteri, presentasi kepala
PCO2 mmHg (normalnya
35-45 mmHg)
PO2 mmHg (normalnya 80-
100 mmHg)
II. INTERPRETASI DATA
Dx : NY ”S” GIP0000 UK 36 minggu T/H/I Letkep dengan Asma Bronchial
Ds : Ibu mengatakan adanya serangan asma dan sesak dada disertai oleh batuk dan mengi
Do : Ku Baik
TTV ; TD : 120/90 mmHg Bising mengi (+)
N : 90 x / mnt
S : 367 0 C
Ronchi : (+)
Masalah : - Sesak dada
- Bising mengi
Kebutuhan : - Menganjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat dan minum
- Menganjurkan ibu untuk bernafas normal saat timbul serangan
- Menganjurkan ibu untuk menghindari tempat-tempat polusi
VI. Implementasi
- Menyembuhkan dan mengendalikan gejala asma
- Mengajarkan olahraga atau senam asma
- Mengingatkan agar ibu hanya minum obat-obatan yang dianjurkan oleh dokter
- Memberikan terapi inhalasi kortikosteroid, bronkodilator dan Aminofilin
- Memberikan bronkodilator (terbutaline 2,5 mg oral setiap 4 – 6 jam atau 250 g setiap 15 menit
dalam 3 dosis )
- Memberikan KIE pada ibu untuk tidak memelihara kucing dan hewan berbulu lainnya
- Menempatkan posisi yang nyaman pada pasien. Contoh : meninggikan kepala tempat tidur,
duduk pada sandaran tempat tidur.
- Memberikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya dan mendiskusikan obat pernafasan efek
samping dan reaksi yang tidak diinginkan
- Menganjurkan untuk meningkatkan masukan cairan sampai dengan 3000 ml/hari sesuai toleransi
jantung memberikan air hangat.
VII. Evaluasi
S : Ibu mengatakan sudah mengerti dengan apa yang disampaikan petugas
O : KU Baik,TTV ;TD : 140/80 mmHg,N: 84 x / mnt,RR: 28 x / mnt,S: 367 0 C
A : Ny ”S” GIP00000 UK 36 minggu T/H/I Letkep dengan Asma Brnchial
P : - KIE tentang keadaan Ibu
- Berikan terapi oral hingga serangan asma ibu berkurang
- Anjurkan senam asma
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asma adalah penyakit yang disebabkan oleh peningkatan respon dari trachea dan bronkus
terhadap bermacam – macam stimuli yang ditandai dengan penyempitan bronkus atau
bronkhiolus dan sekresi yang berlebih – lebihan dari kelenjar – kelenjar di mukosa
bronchus. Suatu serangan asthma timbul karena seorang yang atopi terpapar dengan alergen yang
ada dalam lingkungan sehari-hari dan membentuk imunoglobulin E ( IgE ). Faktor atopi itu
diturunkan. Alergen yang masuk kedalam tubuh melalui saluran nafas, kulit, dan lain-lain akan
ditangkap makrofag yang bekerja sebagai antigen presenting cell (APC). Setelah alergen
diproses dalan sel APC, alergen tersebut dipresentasikan ke sel Th. Sel Th memberikan signal
kepada sel B dengan dilepaskanya interleukin 2 ( IL-2 ) untuk berpoliferasi menjadi sel plasma
dan membentuk imunoglobulin E (IgE). Tanda dan gejala
Keluhan yang biasanya dirasakan saat terjadi asma yaitu :
1. Nafas pendek
2. Nafas terasa sesak dan yang paling khas pada penderita asma adalah terdengar bunyi wising
yang timbul saat menghembuskan nafas
3. Kadang-kadang batuk kering menjadi salah satu penyebabnya
4. Pada kehamilan, biasanya serangan akan timbul pada usia kehamilan 24 minggu sampai 36
minggu dan pada akhir kehamilan jarang terjadi