Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

M DENGAN KANKER PROSTAT


DI RUANG MAWAR RSD dr. SOEBANDI JEMBER

disusun guna memenuhi tugas Program Profesi Ners (P2N)


Stase Keperawatan Bedah

oleh
Riski Dafianto, S.Kep
NIM 122311101052

PROGRAM PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Kanker Protat di Ruang Mawar RSD dr.
Soebandi Jember telah disetujui dan disahkan pada:
Hari, tanggal : , November 2016
Tempat : Ruang Mawar RSD dr. Soebandi Jember

Jember, November 2016

Pembimbing Klinik Mahasiswa

............................................... ...............................................
. .
NIP. NIM.

Mengetahui,

Pembimbing Akademik

...............................................
.
NIP.
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Nama Mahasiswa : Riski Dafianto, S. Kep


NIM : 122311101052
Tempat Pengkajian : Bed 8 Ruang Mawar
Tanggal : 7 November 2016

I. Identitas Klien
Nama : Tn. M No. RM :-
Umur : 61 tahun Pekerjaan : petani
Jenis : Laki-laki Status : menikah
Kelamin Perkawinan
Agama : Islam Tanggal MRS : 2 November 2016
Pendidikan : tidak sekolah Tanggal : 7 November 2016
Pengkajian
Alamat : Tanggul-Jember Sumber Informasi : Pasien & keluarga

II. Riwayat Kesehatan


1. Diagnosa Medik: Ca Prostat

2. Keluhan Utama: kesulitan untuk berkemih

3. Riwayat penyakit sekarang: Pasien mengatakan sudah 3 kali masuk rumah


sakit dengan keluhan sakit pada daerah bawah pusar dan susah kencing.
Setelah dilakukan operasi, pasien pulang ke rumah dan kemudian muncul
keluhan kencing bercampur darah dan kesulitan kencing lagi.

4. Riwayat kesehatan terdahulu:


a. Penyakit yang pernah dialami: pasien mengatakan tidak pernah
mengalami penyakit ini sebelumnya dan juga tidak pernah mengalami
penyakit yang ganas.
b. Alergi (obat, makanan, plester, dll): pasien mengatakan tidak memiliki
alergi makanan.
c. Imunisasi: pasien mengatakan tidak mengetahui kelengkapan
imunisasinya.
d. Kebiasaan/pola hidup/life style: pasien mengatakan sudah tidak
merokok sekitar 10 tahun yang lalu.
e. Obat-obat yang digunakan: pasien mengatakan hanya mengkonsumsi
obat-obatan warung ketika mengalami sakit dan apabila belum sembuh
dibawa ke puskesmas.

5. Riwayat penyakit keluarga: keluarga pasien mengatakan bahwa keluarga


tidak pernah mengalami penyakit yang parah dan juga tidak pernah
mengalami kanker prostat.

Genogram:

Keterangan:

: laki-laki

: perempuan

: meninggal

: tinggal dalam 1 rumah

: pasien

: menikah

: keturunan

: hubungan darah
III. Pengkajian Keperawatan
1. Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan
Sebelum sakit: pasien mengatakan bahwa beliau selalu memelihara
kebersihan diri dengan baik, selalu mandi 3 kali sehari.
Setelah sakit: pasien mengatakan tetap memelihara kebersihan diri pasien
selama di rumah sakit dengan menyeka 2 kali sehari.
Interpretasi: pemeliharaan kesehatan pasien cukup baik walaupun sedang
sakit dan dengan bantuan keluarga

2. Pola nutrisi/ metabolik (ABCD)


- Antropometeri
BB: 55 kg
TB: 160 cm
IMT: 21,4
Interpretasi: status antropometri pasien dalam batas normal.
- Biomedical sign :
Hemoglobin: 11,9 gr/dl (13-16)
Leukosit: 7,0 109/dl (4,5-11)
Hematokrit: 34,8 % (37-49)
Trombosit: 361 109/L (150-450)
Interpretasi: status biomedikal mengalami penurunan pada
hemoglobin dan hematokrit.
- Clinical Sign :
Pasien makan setengah dari porsi, mulut terlihat kering, wajah
pucat.
Interpretasi: tanda klinis menunjukkan bahwa pasien mengalami
penurunan mukosa mulut dan intake makanan.
- Diet Pattern (intake makanan dan cairan):
Input: 3 x PZ 500cc (infus) + 2000cc (minum) = 3500cc/24 jam
Output: IWL + urine= 825cc + 2640cc= 3465cc/24 jam
Balance cairan: +35/24 jam
Interpretasi: input cairan tidak seimbang dengan output cairan.

3. Pola eliminasi (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit):


BAK
- Frekuensi :-
- Jumlah : 2640cc/24 jam
- Warna : kuning sangat cerah
- Bau : amoniak
- Karakter : cair
- BJ :-
- Alat Bantu : kateter urin
- Kemandirian : -
- Lain :-
Sebelum sakit: pasien mengatakan kencing 4-6 kali sehari dengan warna
kuning teh dan berbau khas.
BAB
- Frekuensi : 1 kali sehari
- Jumlah :-
- Konsistensi : lembek
- Warna : kuning kecoklatan
- Bau : khas
- Karakter : lembek
- BJ :-
- Alat Bantu : tidak ada
- Kemandirian : dibantu keluarga
- Lain :-
Sebelum sakit: pasien mengatakan tidak mengalami perubahan dalam
beraknya.
Interpretasi: BAB pasien tidak menunjukkan tanda-tanda terjadinya masalah
eliminasi, sedangkan untuk BAK pasien harus terpasang kateter urin.

4. Pola aktivitas & latihan(saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Sebelum sakit: pasien sering melakukan aktivitas sehari-hari, seperti pergi
kesawah.
Saat di rumah sakit: pasien hanya bed rest dan mobilisasi di tempat tidur.
c.1. Aktivitas harian (Activity Daily Living)
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum x
Toileting x
Berpakaian x
Mobilitas di tempat tidur x
Berpindah x
Ambulasi / ROM x
Ket: 0: tergantung total, 1: dibantu petugas dan alat, 2: dibantu petugas, 3:
dibantu alat, 4: mandiri
Status Oksigenasi: RR 18 kali/menit, pasien tidak terpasang oksigen.
Fungsi kardiovaskuler: TD 110/80 mmHg, Nadi: 65 kali/menit.
Terapi oksigen: Pasien tidak terpasang bantuan oksigen.
Interpretasi: Pola aktivitas pasien mengalami gangguan akibat susah BAK
dan pemasangan kateter urine.

5. Pola tidur & istirahat


Sebelum sakit
Durasi: 8 jam
Gangguan tidur: suara bising
Keadaan bangun tidur: segar bugar
Lain-lain: -

Setelah sakit
Durasi : 6 jam
Gangguan tidur : suara bising, nyeri suprapubik
Keadaan bangun tidur : tidak segar, terkadang segar
Lain-lain : -
Interpretasi: Pola istirahat tidur pasien terganggu akibat pasien tidak
terbiasa di rumah sakit.

6. Pola kognitif & perceptual


Fungsi Kognitif dan Memori : Pasien mampu menghitung dan juga
mengingat tahun lahirnya.
Fungsi dan keadaan indera : Pasien mampu melihat, mendegar dan
merasakan perabaan dengan baik.
Interpretasi : fungsi kognitif dan perceptual pasien dalam batas normal.

7. Pola persepsi diri


Gambaran diri : keluarga dan pasien mengatakan tidak senang dengan
keadaan pasien saat ini.
Identitas diri : pasien mengatakan bahwa beliau adalah seorang kepala
keluarga dan pencari nafkah bagi istrinya.
Harga diri : keluarga dan pasien mengatakan keadaan pasien tidak sesuai
dengan keinginannya.
Ideal diri : keluarga dan pasien menginginkan pasien mampu BAK seperti
semula setelah perawatan di rumah sakit.
Peran diri : pasien mengatakan peran pasien adalah sebagai kepala
keluarga dan petani terganggu akibat sakit yang dialami.
Interpretasi : gambaran diri dan harga diri pasien mengalami gangguan.

8. Pola seksualitas & reproduksi


Pola seksualitas: pasien sudah tidak melakukan hubungan seksual dengan
istrinya karena sudah tua.
Fungsi reproduksi: pasien memiliki 5 anak perempuan dan 1 anak laki-
laki.
Interpretasi : pola seksualitas pasien tidak mengalami gangguan.

9. Pola peran & hubungan


Peran pasien sebagai kepala keluarga dan petani terganggu akibat sakit
yang dialami, yaitu susah BAK dan nyeri. Hubungan keluarga pasien
sangat baik, ditunjukkan dengan anak dan menantunya yang menjenguk
dan merawatnya.
Interpretasi : pola peran pasien mengalami gangguan, namun hubungan
dengan keluarga cukup baik.

10. Pola manajemen koping-stress


Pasien selalu bertanya dan berdiskusi untuk mencari jalan keluar ketika
menghadapi maslah atau stres.
Interpretasi : pola manajemen stres pasien sudah adaptif.
11. System nilai & keyakinan
Keluarga pasien mengatakan bahwa beliau yakin bahwa sakit yang dialami
pasien merupakan takdir dari Allah swt dan beliau akan berusaha untuk
menyembuhkannya.
Interpretasi : keyakinan keluarga pasien mendukung asuhan keperawatan.

IV. Pemeriksaan Fisik


Keadaan umum:
Komposmentis
GCS 4-4-6
Tanda vital:
- Tekanan Darah : 110/80 mm/Hg
- Nadi : 65 x/mnt
- RR : 18 x/mnt
- Suhu : 35,4 oC

Interpretasi : keadaan umum pasien dalam batas normal.

Pengkajian Fisik (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)


1. Kepala
I= kepala dan rambut bersih, rambut berwarna putih sedikit hitam dan
sedikit panjang.
P= tidak ada nyeri tekan pada kepala maupun sinus.
2. Mata
I= tidak ada kotoran, konjungtiva berwarna merah muda, sklera putih,
pupil 3/3, refleks cahaya ++/++.
P= tidak ada nyeri tekan.
3. Telinga
I= tidak ada luka, bersih.
P= tidak ada nyeri tekan pada targus dan aurikel.
4. Hidung
I= tidak ada lesi, tidak ada sedikit kotoran pada lubang hidung.
P= tidak ada nyeri tekan pada tulang hidung.
5. Mulut
I= mukosa mulut kering, lidah berwarna merah muda, dan gigi tidak
lengkap.
P= tidak ada nyeri tekan pada area bibir.
6. Leher
I= warnanya sama dengan kulit sekitarnya, tidak ada benjolan.
P= teraba arteri karotis, ada reflek menelan, tidak ada nyeri tekan.
7. Dada
I= dada terlihat simetris, iktus cordis tidak terlihat.
P= tidak ada nyeri tekan, fokal fremintus +/+.
P= suara lapang paru terdengar sonor, dan jantung redup.
A= terdengar suara vesikuler pada lapang paru, dan BJ 1 BJ 2 (lemah)
pada area jantung.
8. Abdomen
I= terlihat simetris, tidak ada luka maupun benjolan.
A= terdengar suara bising usus 7 kali/menit.
P= tidak ada nyeri tekan baik pada perut maupun suprapubik.
P= suara pada abdomen terdengar timpani, namun pada kuadran kanan
atas suara terdengar pekak (hepar).
9. Urogenital
I= tidak ada luka maupun lesi, terlihat bulu pubis, terpasang kateter urine.
P= tidak terdapat berjolan maupun nyeri tekan.
P= suara pada area suprapubik timpani.
10. Ekstremitas
I= simetris kanan dan kiri baik ekstrimitas atas maupun bawah, terpasang
infus pada tangan kanan pasien, edema (-).
P= tidak ada nyeri tekan.
Kekuatan otot:
5555 5555
5555 5555

11. Kulit dan kuku


I= terlihat sawo matang, kuku terlihat pendek dan bersih.
P= CRT 1 detik
12. Keadaan lokal

V. Terapi
No jenis Farmako Dosis Indikasi dan Efek implikasi
terapi dinamik dan dan Kontra samping keperawa
farmako rute Indikasi tan
kinetik pember
ian
1 Natrium Memelihara 3 x 500 Indikasi: Panas, Mengemb
klorida tekanan cc – dehidrasi infeksi, alikan
0,9% osmosis intra maupun keseimban
darah dan vena Kontraindikasi: plebitis gan
jaringan hipernatremia, pada area elektrolit
asidosis, penyuntika
hipokalemia n
2 Ceftriax Menghambat 2x1 Indikasi: infeksi Gastrointes Menurun
one sintesis gram – saluran napas, tinal : kan risiko
dinding sel intra infeksi THT, faeces infeksi
bakteri vena infeksi saluran encer /
sehingga kemih, sepsis, diare, mual,
terjadi meningitis, muntah,
kebocoran infeksi tulang, stomatitis
sel bakteri sendi dan dan
dan bakteri jaringan lunak, glositis.
lisis. infeksi intra Kulit :
abdominal dll. pruritus,
urtikaria,
Kontraindikasi: dermatitis
Hipersensitif alergi,
terhadap udema,
antibiotik cephal eksantem,
osporin, eritema
Neonatus. multiforma.

3 Kalnex Aktivitas 3 x 500 Indikasi: Gangguan- Menuruk


antiplasminik mg – Fibrinolisis gangguan an risiko
: oral lokal seperti : gastrointest syok
menghambat epistaksis, inal : mual, akibat
aktivitas dari prostatektomi, muntah- perdaraha
aktivator konisasi serviks. muntah,
n
plasminogen Edema anorexia,
dan plasmin. angioneurotik eksantema
herediter. dan sakit
Aktivitas Perdarahan kepala
hemostatis: abnormal dapat
mencegah sesudah operasi. timbul pada
degradasi Perdarahan pemberian
fibrin, sesudah operasi secara oral.
pemecahan gigi pada Dengan
trombosit, penderita injeksi
peningkatan hemofilia. intravena
kerapuhan yang cepat
vaskular dan Kontraindikasi: dapat
pemecahan Penderita menyebabk
faktor perdarahan an pusing
koagulasi. subaraknoid dan dan
penderita hipotensi.
dengan riwayat 
tromboembolik.
Penderita
dengan kelainan
pada
penglihatan
warna.
Penderita yang
hipersensitif
terhadap asam
traneksamat.
4 Paraseta Paracetamol 3 x 500 Indikasi: demam Ruam, Menurunk
mol mengurangi mg – pembengka an
rasa sakit oral Kontraindikasi: kan, hipertermi
dengan cara hipersensitifitas kesulitan a
mengurangi parasetamol bernapas
produksi Tekanan
prostaglandin darah
yang rendah
dilepaskan atau hipote
tubuh nsi
sebagai Trombosit
reaksi dan sel
terhadap rasa darah putih
sakit. menurun
Paracetamol
juga bekerja Kerusakan
dengan pada hati
memengaruh dan ginjal –
i bagian otak ketika
yang mengalami
berfungsi overdosis
mengendalik
an suhu
tubuh.
5 Vit K Vitamin K 1 x 10 Indikasi: Efek Menurun
merupakan mg – perdarahan dan samping kan risiko
vitamin larut oral kekurangan vit yang telah syok
dalam lemak k dilaporkan akibat
yang dalam perdaraha
dibutuhkan penggunaa
Kontraindikasi n
tubuh dalam n Kaywan
modifikasi : bayi adalah
post-translasi gangguan
beberapa saluran
jenis protein pencernaan
yang , gejala
dibutuhkan yang dapat
dalam timbul
koagulasi seperti mua
darah, l, perut
beberapa mulas,
metabolisme dan diare.
pada tulang
dan jaringan
lainnya.
6 Ranitidi di dalam 3x1– Indikasi: sakit Sakit Mengatas
n lambung, oral maag, rasa nyeri kepala, i mual
ranitidin ulu hati, rasa Sulit buang dan
akan terbakan di air besar, muntah
menurunkan dada, perut Diare,
produksi terasa penuh, Mual,
asam mual, banyak Nyeri
lambung bersendawa perut,
tersebut ataupun buang Gatal-gatal
dengan cara gas. pada kulit.
memblok
langsung sel Kontraindikasi:
penghasil Riwayat alergi
asam terhadap
lambung. ranitidin;
Ibu yang sedang
menyusui;
Pemberian
ranitidin juga
perlu diawasi
pada kondisi
gagal ginjal.

VI. Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium


No Jenis Nilai normal Hasil
pemeriksaan (rujukan) (hari/tanggal)
nilai Satuan 03-11-16
1. Hb 13,5- gr/dl 11,9
17,5
2. Trombosit 150 - 109/L 361
450
3. Leukosit 4,5 - 11 109/L 7
4. Hematokrit 37 - 49 % 34,8

Jember, 7 November 2016


Pengambil Data,

(Riski Dafianto, S.Kep)


NIM 122311101052
ANALISA DATA
NO DATA PENUNJANG ETIOLOGI MASALAH
1 S: pasien mengatakan Kanker prostat Gangguan
kesulitan saat kencing dan eliminasi urine
kencing bercampur darah Penyempitan uretra

O: Eliminasi urine
Pasien terpasang kateter urine. terganggu
Balance cairan: +35/ 24 jam.
Akumulasi urine
dalam VU

Gangguan
eleminasi urine
2 S: Pasien mengatakan tidak Kanker prostat Ketidakseimbangan
nafsu makan dengan makanan nutrisi kurang dari
rumah sakit, hanya habis Prosedur kebutuhan tubuh
setengah porsi. kemoterapi

O: Efek mual dan


Mukosa mulut terlihat kering, muntah
wajah terlihat pusat.
Porsi makan terlihat habis Penurunan nafsu
setengah. makan

Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Daftar Diagnosa Keperawatan (sesuai prioritas):


No Diagnosa Tanggal Tanggal Keterangan
perumusan pencapaian
1 Gangguan eliminasi urine 7 November
berhubungan dengan 2016
penyempitan saluran
uretra akibat kanker
prostat
2 Ketidakseimbangan nutrisi 7 November
kurang dari kebutuhan 2016
tubuh berhubungan
dengan penurunan nafsu
makan dan kemoterapi
PERENCANAAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Intervensi
Hasil
1. Gangguan Setelah dilakukan NIC
eliminasi urine asuhan keperawatan 1) Monitoring intake dan
selama 3x24 jam, output cairan pasien.
eliminasi urine pasien 2) Monitoring tanda-tanda
kembali normal. vital pasien.
NOC: eliminasi urine 3) Lakukan pemasangan
Indikator: kateter urine jika
1) Jumlah urine sesuai diperlukan.
dengan intake 4) Kolaborasikan dengan
cairan. dokter terkait
2) Warna dan bau pengobatan pasien.
urine normal. 5) Berikan pendidikan
3) Mampu merasakan kesehatan terkait
sensasi untuk penyebab pasien
berkemih dan mengalami kesulitan
mampu BAK.
mengosongkan 6) Lakukan bladder
kandung kemih. training jika
diinstruksikan untuk
pelepasan kateter urine

2. Ketidakseimbangan Setelah diberikan Manajemen nutrisi


nutrisi kurang dari asuhan keperawatan 1) Ciptakan lingkungan
kebutuhan tubuh Selama 3x24 jam optimal pada saat
diharapkan nutrisi klien pasien mengkonsumsi
dapat seimbang dengan makanan
kriteria hasil : 2) Anjurkan pasien untuk
Nafsu makan duduk saat makan
1) Klien melaporkan makanan.
keinginan untuk 3) Anjurkan pasien untuk
makan membawa makanan
2) Klien mengatakan favorit pasien untuk
senang dengan sementara
makanan yang 4) Bantu pasien untuk
disajikan menyiapkan makanan
3) Klien mampu maupun makan
menghabiskan makanan.
makanan yang 5) Anjurkan pasien untuk
disajikan makan makanan yang
tinggi serat
6) Kolaborasikan dengan
dokter terkait terapi
farmakologi
7) Berikan pendidikan
kesehatan terkait
pentingkan asupan
nutrisi
CATATAN PERKEMBANGAN
DIAGNOSA: Gangguan eliminasi urine
WAKTU IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI
7 S: pasien mengatakan untuk
November BAK sehingga dipasang
2016, jam kateter urine
10.15 wib 1) Melakukan pemasangan Pasien mengerti terkait
kateter urine jika penyebab kondisi BAK
diperlukan. yang sulit
12.00 wib 2) Memonitoring intake dan
output cairan pasien. O:
12.30 wib 3) Memonitoring tanda-tanda TD 110/80 mmHg. N 65
vital pasien. x/menit, RR 18x/menit, S
12.45 wib 4) Memberikan pendidikan 35,6 oC
kesehatan terkait penyebab Balance cairan: +35/24 jam
pasien mengalami Pasien terpasang kateter
kesulitan BAK. urine
15.00 wib 5) Mengkolaborasikan Pasien mendapatkan terapi
dengan dokter terkait ceftriaxone dan kalnex.
pengobatan pasien.
A: masalah gangguan
eliminasi urine teratasi
sebagian

P: lanjutkan intervensi,
pendidikan kesehatan
dihentikan, lakukan bladder
training jika diindikasikan
untuk pelepasan kateter
urine
8 S: pasien mengatakan sudah
November mampu merasakan
2016, jam keinginan kencing, dan
12.00 wib 1) Memonitoring intake dan mampu kencing ditoilet
output cairan pasien. tanpa bantuan keluarga.
12.45 wib 2) Memonitoring tanda-tanda
vital pasien. O:
13.00 wib 3) Melakukan bladder TD 120/80 mmHg. N 80
training dan aff kateter x/menit, RR 18x/menit, S
urine. 36,3 oC.
Pasien tidak terpasang
kateter urine.
Pasien terlihat mampu
berjalan ke kamar mandi.
A: masalah gangguan
eliminasi urine teratasi

P: intervensi dihentikan

DIAGNOSA: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


WAKTU IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI
7 S: pasien mengatakan tidak
November nafsu makan sehingga
2016, jam hanya memakan setengah
10.15 wib 1) Menganjurkan pasien porsi makanannya
untuk duduk saat makan Pasien mengatakan mengerti
makanan. tentang pentingnya makanan
10.20 wib 2) Menganjurkan pasien yang disajikan.
untuk membawa makanan
favorit pasien untuk O: terlihat makanan sisa
sementara setengah porsi.
10.25 wib 3) Menyarankan keluarga Terlihat keluarga membawa
untuk membantu apel dan membantu pasien
menyiapkan makanan untuk mengelupas apel.
maupun menyuapi pasien. Pasien mendapatkan terapi
10.30 wib 4) Memberikan pendidikan ranitidin dan PZ 3 kali
kesehatan terkait sehari.
pentingnya asupan nutrisi
bagi pasien A: masalah
15.00 wib 5) Mengkolaborasikan ketidakseimbangan nutrisi
dengan dokter terkait terapi kurang dari kebutuhan
farmakologi dan terapi tubuh teratasi sebagian
cairan pasien
P: lanjutkan intervensi
kolaborasi dengan dokter
terkait terapi farmakologi
dan cairan.
8 S: pasien mengatakan nafsu
November makannya cukup meningkat
2016, jam dibandingkan dengan
09.00 wib 1) Menciptakan lingkungan kemarin.
yang nyaman dan tanpa Pasien mengatakan akan
bau yang tidak sedap saat memakan makanan tinggi
pasien makan serat saat di rumah.
09.10 wib 2) Menganjurkan pasien
untuk makan makanan O: pasien terlihat makan
yang tinggi serat dan dengan mandiri dan lahap.
buah-buahan. Makanan pasien tersisa
seperempat porsi.
A: masalah
ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh teratasi.

P: intervensi dihentikan.

Anda mungkin juga menyukai