Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berbagai jenis makanan yang sering dikonsumsi sehari-hari terdiri dari


berbagai macam kandungan yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Seperti
karbohidrat, protein, mineral, lemak, dan vitamin. Kelima komponen tersebut
harus ada dalam tubuh manusia untuk mencukupi gizi yang dibutuhkan oleh tubuh
setiap harinya.
Jenis makanan yang dikonsumsi sebagian besar mengandung air yang
berlebihan. Terdapat jumlah kandungan air yang berbeda pada setiap bahan
pangan dan hal itu dapat ditentukan dengan berbagai metode dan prinsip. Selain
kadar air, kadar abu juga merupakan satu hal yang penting dalam suatu bahan
pangan. Kadar abu juga berbeda untuk setiap jenis bahan pangan.
Salah satu metode yang digunakan untuk menetapkan Kadar air pada suatu
bahan adalah dengan menggunakan metode “Penetapan air dengan metode oven“,
yaitu suatu metode yang dapat digunakan untuk seluruh produk makanan, kecuali
produk tersebut mengandung komponen-komponen yang mudah menguap atau
jika produk tersebut mengalami dekomposisiPenentuan kadar air dan kadar abu
sangat penting utuk diketahui. Bagaimana proses penentuannya dan apasaja
kelebihan serta kekurangan dari metode-metode penentuan kadar air dan kadar
abu. Berdasarkan hal di atas maka perlu dilakukan praktikum mengenai kadar air
dan kadar abu agar mahasiswa juga mengetahui metode penentuan kadar air dan
kadar abu pada bahan pangan.

1.3 Tujuan
Mengenal dan memisahkan kation-kation golongan I dari campurannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kadar air adalah persentase kandungan air suatu bahan yang dapat
dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering (dry
basis). Kadar air berat basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100
persen, sedangkan kadar air berdasarkan berat kering dapat lebih dari 100 persen
(Syarif dan Halid, 1993). Kadar air merupakan pemegang peranan penting,
kecuali temperatur maka aktivitas air mempunyai tempat tersendiri dalam proses
pembusukan dan ketengikan. Kerusakan bahan makanan pada umumnya
merupakan proses mikrobiologis, kimiawi, enzimatik atau kombinasi antara
ketiganya. Berlangsungnya ketiga proses tersebut memerlukan air dimana kini
telah diketahui bahwa hanya air bebas yang dapat membantu berlangsungnya
proses tersebut (Tabrani,1997). Kadar air suatu bahan biasanya dinyatakan dalam
persentase berat bahan basah, misalnya dalam gram air untuk setiap 100 gr bahan
disebut kadar air berat basah. Berat bahan kering adalah berat bahan setelah
mengalami pemanasan beberapa waktu tertentu sehingga beratnya tetap (konstan).
Pada proses pengeringan air yang terkandung dalam bahan tidak dapat seluruhnya
diuapkan. ( Anonim, 2016 ).

Kadar abu merupakan campuran dari komponen anorganik atau mineral


yang terdapat pada suatu bahan pangan. Bahan pangan terdiri dari 96% bahan
anorganik dan air, sedangkan sisanya merupakan unsur-unsur mineral. Unsur juga
dikenal sebagai zat organik atau kadar abu. Kadar abu tersebut dapat menunjukan
total mineral dalam suatu bahan pangan. Penentuan kadar abu total dapat
digunakan untuk berbagai tujuan, antara lain untuk menentukan baik atau
tidaknya suatu pengolahan, mengetahui jenis bahan yang digunakan, dan sebagai
penentu parameter nilai gizi suatu bahan makanan. Penggilingan gandum,
misalnya, apabila masih banyak lembaga dan endosperm maka kadar abu yang
dihasilkannya tinggi. Banyaknya lembaga dan endosperm pada gandum
menandakan proses pengolahan kurang baik karena masih banyak mengandung
bahan pengotor yang menyebabkan hasil analisis kadar abu menjadi tidak murni.
Kandungan abu juga dapat digunakan untuk memperkirakan kandungan dan
keaslian bahan yang digunakan. Kadar abu sebagai parameter nilai gizi,
contohnya pada analisis kadar abu tidak larut asam yang cukup tinggi menunjukan
adanya kontaminan atau bahan pengotor pada makanan tersebut. ( Astuti, 2012)

Batuan adalah kumpulan-kumpulan atau agregat dari mineral-mineral yang


sudah dalam kedaan membeku/keras. Batuan adalah salah satu elemen kulit bumi
yang menyediakan mineral-mineral anorganik melalui pelapukan yang
selanjutnya menghasilkan tanah. Batuan mempunyai komposisi mineral, sifat-sifat
fisik, dan umur yang beraneka ragam. Jarang sekali batuan yang terdiri dari satu
mineral, namun umumnya merupakan gabungan dari dua mineral atau lebih.
Mineral adalah suatu substansi anorganik yang mempunyai komposisi kimia dan
struktur atom tertentu. Jumlah mineral banyak sekali macamnya ditambah dengan
jenis-jenis kombinasinya. ( Anonim, 2016 )

Granit adalah batuan beku dalam (batuan plutonik) yang berwarna terang
dengan butiran yang terlihat cukup besar. Butiran-butiran tersebut terbentuk dari
kristalisasi magma yang lambat di bawah permukaan bumi. Granit utamanya
tersusun atas mineral kuarsa dan feldspar, dengan sejumlah kecil mika, amfibol
dan mineral lainnya. Komposisi mineral-mineral inilah yang biasanya
memberikan granit berwarna merah, merah muda, abu-abu atau putih dengan
butiran mineral gelap terlihat di permukaannya. Granit adalah batuan beku yang
paling terkenal. Banyak orang pernah melihat granit karena merupakan batuan
beku yang paling banyak ditemukan di permukaan bumi dan karena granit
digunakan untuk membuat banyak objek yang ada dalam kehidupan sehari-hari,
seperti ubin lantai, "paving stone", tapak tangga, dan monumen pemakaman. (
Anonim, 2016 )

Batu gamping (kapur) adalah salah satu jenis batuan sedimen yang terdiri
dari mineral utama calcite (kalsium karbonat). Pembentukan batu gamping dapat
terjadi secara mekanik, kimia, dan organik. Mineral calcite banyak terdapat pada
organisme laut, oleh karena itu biasanya terbentuk dari cangkang binatang laut,
kerang, dan jasad makhluk hidup laut yang telah mati. Batu gamping
(kapur) mudah larut dalam air terutama yang mengandung CO2, dan bila ditetesi
zat asam maka akan membentuk gas CO2. Batuan ada yang keras adapula yang
lunak. Warna batuan ini umumnya putih keabu-abuan, namun adajuga yang
berwarna merah, kuning, hitam, atau abu – abu gelap. ( Anonim, 2016 ).
BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal : Senin,19 November 2018
Waktu : Pukul 14.00 s/d 16.00 WITA
Tempat : Laboratorium Kimia Analitik FMIPA UNTAD

3.2 Bahan dan Alat

Dalam praktikum Penentuan kadar air dan kadar abu alat yang digunakan
adalah cawan , porselin, neraca analitik, eksikator dan oven.
Adapun bahan yang di gunakan dalam praktikum penentuan kadar air dan
kadar abu yaitu, batu gamping

3.1 Prosedur Kerja


1. Penentuan kadar air
Botol timbang di keringkan pada temperature 500°C selama 30 menit.
Setelah didinginkan dalam eksikator, kemudian ditimbang 0,1 gr dan
1,5 gr sample batu. Masukan dalam cawan lalu kemudian dikeringkan
pada temperature 500°C selama 2 jam. Setelah didinginkan dalam
eksikator ditimbang kembali.
2. Penentuan kadar abu
Pertama menyiapkan cawan porselin dan keringkan dalam oven, lalu
timbang beratnya. Selanjutnya timbang berat sample dan catat
hasilnya Kemudian masukan sample kedalam cawan porselin yang
sudah diketahui beratnya dan yang terakhir tanur sample sampai
terbentuk abu. Selanjutnya tentukan kadar abu dalam sample dengan
menggunakan persamaan.
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑏𝑢
Kadar abu = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒 𝑥 100%
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan

Berat sample sebelum Beratalat Berat sample setelah dikeringkan


dikeringkan Cawan Porselin

Kadar air Kadar abu (g) Kadar air (g) Kadar abu (g) Kadar air (g) Kadar abu (g)
(g)
Batu Batu
Bat Grani Batu Gran Batu granit Batu Granit gamping Granit gamping Grani
u t Gampi it gampin gampin t
Ga ng g g
mp
ing

0,1 0,101 1,500 g 1,502 46,048 37,95 27,532 30,90 47.544 39,48 27,586 30,99
03 5 6 1 5

Analisis Data
Untuk menghitung kadar air dan kadar abu maka digunakan rumus berikut :

𝑎−𝑏
Kadar air = 𝑥 100%
𝑎
Keterangan :
a = (botol+bahan) sebelum dikeringkan

b = (botol+bahan) setelah dikeringkan


𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑏𝑢
Kadar abu = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒 𝑥 100%

Perhitungan kadar air :


46,151−47,544
Kadar air Batu gamping = 𝑥 100% = 3,01%
46,151
38,056−39,481
Kadar air Batu granit = 𝑥 100% = 3,74%
38,056

Perhitungan kadar abu :


0,054
Kadar abu Batu gamping =1,500 𝑥 100% = 3,6%
0,089
Kadar abu Batu granit = 1,502 𝑥 100 % = 5,92 %
4.2 Pembahasan

Dalam praktikum ini kita menentukan kadar air dan kadar abu dimana kita
harus menghitung persentase dari kadar air dan kadar abu dari sample batu
gamping dan granit. Hal yang pertama dilakukanya adalah menyiapkan sample
batu gamping dan granit kemudian menimbangnya. Selanjutnya dilakukan adalah
memanaskan cawan dan porselin pada temperatur 105°C selama 2 jam,
dipanasakan didalam desikator . Tujuan pemanasan untuk menentukan bobot
kadar air dan kadar abu. Penentuan kadar air yang pertama di lakukan adalah
cawan dan porselin yang di keringkan pada temperature 105° C selama 2 jam.
Setelah didinginkan dalam eksikator, kemudian ditimbang 1 gr dan 0,1 gr sample
batu. Masukan dalam cawan lalu kemudian dikeringkan pada temperature 105° C
selama 2 jam. Dalam penentuan kadar abu menyiapkan cawan porselin dan
keringkan dalam oven dengan suhu 1050C, setelah dipanaskan dalam eksikator
kemudian timbang berat sample dan catat hasilnya. Selanjutnya masukan sample
kedalam cawan porselin yang sudah diketahui beratnya dan tahap akhir tanur
sample sampai terbentuk abu. Selanjutnya tentukan kadar abu dalam sample
dengan menggunakan persamaan. Setelah didinginkan dalam eksikator ditimbang
kembali. Setelah itu sample tersebut dihitung kadar air dan kadar abunya dari data
yang kita peroleh dari hasil praktikum dan didapatkan hasil, kadar air batu
gamping = 3,01 % , kadar air batu granit = 3,74 % . kadar abu batu gamping = 3,6
%. Dan kadar abu batu granit = 5,92 %.
BAB V
PENUTUP
5.2 Kesimpulan

Kesimpulan
1. Kadar abu merupakan campuran dari komponenan organic atau mineral
yang terdapat pada suatu bahan pangan. Bahan pangan terdiri dari 96% bahan
anorganik dan air, sedangkan sisanya merupakan unsur-unsur mineral.
2. Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang
dinyatakan dalam persen.
3. Hasil perhitungan kadar air batu gamping = 3,01 % , kadar air batu granit =
3,74 % . kadar abu batu gamping = 3,6 %. Dan kadar abu batu granit = 5,92
%.

5.2 Saran

Perlunya dampingan dari asisten dosen dalam praktikum, karena perlunya


bantuan asisten dalam percobaan praktikum kimia analitik dalam percobaan
penentuan kadar air dan kadar abu.
DAFTAR PUSATAKA

http://misskalabur.blogspot.com/2014/09/penentuan-kadar-air-dan-kadar-
abu.html
https://www.scribd.com/document/330659994/Kadar-Air-Dan-Kadar-Abu-
Dwiki-Copy

Anda mungkin juga menyukai