PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Mengenal dan memisahkan kation-kation golongan I dari campurannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kadar air adalah persentase kandungan air suatu bahan yang dapat
dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering (dry
basis). Kadar air berat basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100
persen, sedangkan kadar air berdasarkan berat kering dapat lebih dari 100 persen
(Syarif dan Halid, 1993). Kadar air merupakan pemegang peranan penting,
kecuali temperatur maka aktivitas air mempunyai tempat tersendiri dalam proses
pembusukan dan ketengikan. Kerusakan bahan makanan pada umumnya
merupakan proses mikrobiologis, kimiawi, enzimatik atau kombinasi antara
ketiganya. Berlangsungnya ketiga proses tersebut memerlukan air dimana kini
telah diketahui bahwa hanya air bebas yang dapat membantu berlangsungnya
proses tersebut (Tabrani,1997). Kadar air suatu bahan biasanya dinyatakan dalam
persentase berat bahan basah, misalnya dalam gram air untuk setiap 100 gr bahan
disebut kadar air berat basah. Berat bahan kering adalah berat bahan setelah
mengalami pemanasan beberapa waktu tertentu sehingga beratnya tetap (konstan).
Pada proses pengeringan air yang terkandung dalam bahan tidak dapat seluruhnya
diuapkan. ( Anonim, 2016 ).
Granit adalah batuan beku dalam (batuan plutonik) yang berwarna terang
dengan butiran yang terlihat cukup besar. Butiran-butiran tersebut terbentuk dari
kristalisasi magma yang lambat di bawah permukaan bumi. Granit utamanya
tersusun atas mineral kuarsa dan feldspar, dengan sejumlah kecil mika, amfibol
dan mineral lainnya. Komposisi mineral-mineral inilah yang biasanya
memberikan granit berwarna merah, merah muda, abu-abu atau putih dengan
butiran mineral gelap terlihat di permukaannya. Granit adalah batuan beku yang
paling terkenal. Banyak orang pernah melihat granit karena merupakan batuan
beku yang paling banyak ditemukan di permukaan bumi dan karena granit
digunakan untuk membuat banyak objek yang ada dalam kehidupan sehari-hari,
seperti ubin lantai, "paving stone", tapak tangga, dan monumen pemakaman. (
Anonim, 2016 )
Batu gamping (kapur) adalah salah satu jenis batuan sedimen yang terdiri
dari mineral utama calcite (kalsium karbonat). Pembentukan batu gamping dapat
terjadi secara mekanik, kimia, dan organik. Mineral calcite banyak terdapat pada
organisme laut, oleh karena itu biasanya terbentuk dari cangkang binatang laut,
kerang, dan jasad makhluk hidup laut yang telah mati. Batu gamping
(kapur) mudah larut dalam air terutama yang mengandung CO2, dan bila ditetesi
zat asam maka akan membentuk gas CO2. Batuan ada yang keras adapula yang
lunak. Warna batuan ini umumnya putih keabu-abuan, namun adajuga yang
berwarna merah, kuning, hitam, atau abu – abu gelap. ( Anonim, 2016 ).
BAB III
METODE PERCOBAAN
Dalam praktikum Penentuan kadar air dan kadar abu alat yang digunakan
adalah cawan , porselin, neraca analitik, eksikator dan oven.
Adapun bahan yang di gunakan dalam praktikum penentuan kadar air dan
kadar abu yaitu, batu gamping
Kadar air Kadar abu (g) Kadar air (g) Kadar abu (g) Kadar air (g) Kadar abu (g)
(g)
Batu Batu
Bat Grani Batu Gran Batu granit Batu Granit gamping Granit gamping Grani
u t Gampi it gampin gampin t
Ga ng g g
mp
ing
0,1 0,101 1,500 g 1,502 46,048 37,95 27,532 30,90 47.544 39,48 27,586 30,99
03 5 6 1 5
Analisis Data
Untuk menghitung kadar air dan kadar abu maka digunakan rumus berikut :
𝑎−𝑏
Kadar air = 𝑥 100%
𝑎
Keterangan :
a = (botol+bahan) sebelum dikeringkan
Dalam praktikum ini kita menentukan kadar air dan kadar abu dimana kita
harus menghitung persentase dari kadar air dan kadar abu dari sample batu
gamping dan granit. Hal yang pertama dilakukanya adalah menyiapkan sample
batu gamping dan granit kemudian menimbangnya. Selanjutnya dilakukan adalah
memanaskan cawan dan porselin pada temperatur 105°C selama 2 jam,
dipanasakan didalam desikator . Tujuan pemanasan untuk menentukan bobot
kadar air dan kadar abu. Penentuan kadar air yang pertama di lakukan adalah
cawan dan porselin yang di keringkan pada temperature 105° C selama 2 jam.
Setelah didinginkan dalam eksikator, kemudian ditimbang 1 gr dan 0,1 gr sample
batu. Masukan dalam cawan lalu kemudian dikeringkan pada temperature 105° C
selama 2 jam. Dalam penentuan kadar abu menyiapkan cawan porselin dan
keringkan dalam oven dengan suhu 1050C, setelah dipanaskan dalam eksikator
kemudian timbang berat sample dan catat hasilnya. Selanjutnya masukan sample
kedalam cawan porselin yang sudah diketahui beratnya dan tahap akhir tanur
sample sampai terbentuk abu. Selanjutnya tentukan kadar abu dalam sample
dengan menggunakan persamaan. Setelah didinginkan dalam eksikator ditimbang
kembali. Setelah itu sample tersebut dihitung kadar air dan kadar abunya dari data
yang kita peroleh dari hasil praktikum dan didapatkan hasil, kadar air batu
gamping = 3,01 % , kadar air batu granit = 3,74 % . kadar abu batu gamping = 3,6
%. Dan kadar abu batu granit = 5,92 %.
BAB V
PENUTUP
5.2 Kesimpulan
Kesimpulan
1. Kadar abu merupakan campuran dari komponenan organic atau mineral
yang terdapat pada suatu bahan pangan. Bahan pangan terdiri dari 96% bahan
anorganik dan air, sedangkan sisanya merupakan unsur-unsur mineral.
2. Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang
dinyatakan dalam persen.
3. Hasil perhitungan kadar air batu gamping = 3,01 % , kadar air batu granit =
3,74 % . kadar abu batu gamping = 3,6 %. Dan kadar abu batu granit = 5,92
%.
5.2 Saran
http://misskalabur.blogspot.com/2014/09/penentuan-kadar-air-dan-kadar-
abu.html
https://www.scribd.com/document/330659994/Kadar-Air-Dan-Kadar-Abu-
Dwiki-Copy