Anda di halaman 1dari 7

NAMA : MOH MUHTAR

STAMBUK : A24117101

KELAS : B

Soal Dari Niken Rizkiyanti (A 241 17 044)

1. Bagaimana cara mencapai tujuan filsafat melalui aliran behaviorisme yang


ditinjau dari keadaan pendidikan di indonesia saat ini?
Jawab : Tujuan pembelajaran menurut teori behaviorisme ditekankan pada
penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagai aktivitas “mimetic”, yang
menuntut pebelajar untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah
dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes. Penyajian isi atau materi pelajaran
menekankan pada ketrampilan yang terisolasi atau akumulasi fakta mengikuti
urutan dari bagian ke keseluruhan. Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum
secara ketat, sehungga aktifitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku
teks/buku wajib dengan penekanan pada ketrampilan mengungkapkan kembali isi
buku teks/buku wajib tersebut. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil
belajar. Evaluasi menekankan pada respon pasif,ketrampilan secara terpisah, dan
biasanya menggunakan paper and pencil test. Evaluasi hasil belajar menuntut
jawaban yang benar. Maksudnya bila pebelajar menjawab secara “benar” sesuai
dengan keinginan guru, hal ini menunjukkan bahwa pebelajar telah menyelesaikan
tugas belajarnya. Evaluasi belajar dipandang sebagai bagian yang terpisah dari
kegiatan pembelajaran, dan biasanya dilakukan setelah selesai kegiatan
pembelajaran. Teori ini menekankan evaluasi pada kemampuan pebelajar secara
individual.

Soal Dari Risky Mbayowo (A241 17 032)

2. Apakah peranan filsafat dan pentingnya filsafat dalam dunia pendidikan di era
industri 4.0?
Jawab :
Filsafat adalah metode berpikir kritis dan mandiri. Tantangan dan perubahan
zaman hanya dapat dihadapi secara kreatif oleh pribadi yang mandiri, kritis dan
terbuka terhadap peluang-peluang baru. Di sini, filsafat dapat memberikan
kontribusi yang berarti
Irmayanti M Budianto pernah mencatat beberapa peran filsafat, baik dalam
kehidupan maupun dalam bidang keilmuan: Pertama, filsafat atau berfilsafat
mengajak manusia bersikap arif dan berwawasan luas terdapat berbagai masalah
yang dihadapinya, dan manusia diharapkan mampu untuk memecahkan masalah-
masalah tersebut dengan cara mengidentifikasinya agar jawaban-jawaban dapat
diperoleh dengan mudah. Kedua, berfilsafat dapat membentuk pengalaman
kehidupan seseorang secara lebih kreatif atas dasar pandangan hidup dan atau ide-
ide yang muncul karena keinginannya. Ketiga, Filsafat dapat membentuk sikap
kritis seseorang dalam menghadapi permasalahan, baik dalam kehidupan sehari-
hari maupun dalam kehidupan lainnya (interaksi dengan masyarakat, komunitas,
agama, dan lain-lain) secara lebih rasional, lebih arif, dan tidak terjebak dalam
fanatisme yang berlebihan. Keempat, terutama bagi para ilmuwan ataupun para
mahasiswa dibutuhkan kemampuan untuk menganalisis, analisis kritis secara
komprehensif dan sistematis atas berbagai permasalahan ilmiah yang dituangkan di
dalam suatu riset, penelitian, ataupun kajian ilmiah lainnya.

Soal Dari Puput Andriyani (A241 17 071)

3. Menurut pendapat kalian, apa itu filsafat dan hubungannya dengan dunia
pendidikan?
Jawab : Filsafat itu adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-
dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio. Filsafat adalah
pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar
mengenai kehidupan yang dicita-citakan.
Hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan menjadi sangat penting
sekali, sebab ia menjadi dasar, arah, dan pedoman suatu sistem pendidikan. Filsafat
pendidikan adalah aktivitas pemikiran teratur yang menjadikan filsafat sebagai
medianya untuk menyusun proses pendidikan, menyelaraskan, mengharmoniskan
dan menerangkan nilai-nilai dan tujuan yang ingin dicapai. Jadi, terdapat kesatuan
yang utuh antara filsafat, filsafat pendidikan, dan pengalaman manusia.
Dari uraian di atas, diperoleh hubungan fungsional antara filsafat dan teori
pendidikan berikut:
a. filsafat, dalam arti filosofis merupakan satu cara pendekaatan yang dipakai
dalam memecahkan problematikan.
b. filsafat berfungsi memberi arah bagi teori pendidikan yang telah ada menurut
aliran tertentu yang memiliki relevansi dengan kehidupan nyata.
c. filsafat, dalam hal ini filsafat pendidikan, mempunyai fungsi untuk
memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan
menjadi ilmu pendidikan (pedagogik).
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa antara filsafat
pendidikan dan pendidikan terdapat suatu hubungan yang erat sekali dan tak
terpisahkan. Filsafat pendidikan mempunyai peranan yang amat penting dalam
sistem pendidikan karena filsafat merupakan pemberi arah dan pedoman dasar bagi
usaha-usaha perbaikan, meningkatkan kemajuan dan landasan kokoh bagi tegaknya
sistem pendidikan

Soal Dari Mucherji Burhan (A241 17 026)

4. Coba anda jelaskan permasalahan yang dikaji oleh filsafat secara metafisika
beserta solusinya?
Jawab : Metafisika adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan proses analitis atas
hakikat fundamental mengenai keberadaan dan realitas yang menyertainya. Kajian
mengenai metafisika umumnya berporos pada pertanyaan mendasar mengenai
keberadaan dan sifat-sifat yang meliputi realitas yang dikaji.

a. Metafisika Umum (Ontologi)


Cabang metafisika ini membahas segala sesuatu yang ada secara menyeluruh
dengan cara memisahkan eksistensi dari penampilan eksistensi itu.

b. Metafisika Khusus: Kosmologi


Kosmologi berasal dari bahasa Yunani kosmos=dunia/ketertiban, logos=kata, ilmu.
Kosmologi berarti percakapan tentang alam/ketertiban paling fundamental dr
seluruh realitas. Kosmologi memandang alam sebagai totalitas dari fenomena.
Argumen kosmologis: setiap akibat pasti punya sebab. Dunia (kosmos) adalah
akibat. Penyebab adanya dunia ialah Tuhan.

c. Metafisika Khusus: Teologi Metafisik


Teologi metafisik, dikenal juga dengan theodicea, membahas kepercayaan pada
Allah di tengah realitas kejahatan yang merajalela di dunia. Argumen
teleologis: segala sesuatu ada tujuannya. Seluruh realitas tidak terjadi dengan
sendirinya. Pengatur tujuan adalah Tuhan.

d. Metafisika Khusus: Filsafat Antropologi


Bagian metafisika khusus yang mempersoalkan tentang apakah manusia itu?
Apakah hakikat manusia? Bagaimana hubungannya dengan alam dan sesamanya?

Soal Dari Zulkifli Syam (A241 17 086)

5. Bagaimana pandangan filsafat mengenai bakat seseorang untuk mempelajari


atau mengerjakan sesuatu?
Jawab : Menanggapi pertanyaan mengenai bagaimana pandangan Filsfat mengenai
bakat seseorang untuk mempelajari atau mengerjakan sesuatu? Bakat merupakan
sebuah keahlian yang dimiliki oleh seseorang. Setiap orang pastinya memiliki bakat
yang berbeda-beda. Untuk dapat mengasah bakat yang dimiliki dengan baik, maka
hal yang harus dilakukan yaitu belajar dan belajar. Belajar akan membawa kita
kedalam suatu pengalaman dalam memahami sesuatu. Semakin banyak pengalaman
maka yang kita lakukan maka akan semakin berkembang bakat yang dimiliki.

Soal Dari Besse Rahmawati (A241 17 116)

6. Bagaimana cara kalian untuk mengatasi permasalahan yang akan dikaji dalam
filsafat seperti yang kita ketahui bahwa permasalahan yang dikaji dalam filsafat
ada 5 diantaranya yaitu logika, etika, dan politik. Bagaimana cara kalian
mengaplikasikan dalam dunia pendidikan yang ada di indonesia?

Jawab :A. Filsafat tentang etika terdapat pada filsafat Aksiologi yang mempelajari
hakekat nilai. Berdasar pada pokok penekanannya, aksiologi dapat dibagi menjadi
etika (filsafat tentang baik buruk perilaku manusia) atau filsafat moral dan estetika
atau filsafat keindahan. Cara Pengaplikasikan terhadap etika yaitu dengan cara guru
wajib mendisiplikan siswa-siswa yang melanggar aturan sekolah.

B. Filsafat tentang Logika terdapat pada filsafat Epistemologis ialah bidang filsafat
yang menyelidiki sumber, syarat, dan proses terjadinya ilmu pengetahuan, berupa
gabungan logika deduktif dan logika induktif dengan pengajuan hipotesis. Cara
mengaplikasikannya dengan seorang guru yang sedang menjelaskan sebuah mata
pelajaran tetapi menghubungkannya dengan kehidupan di sekitar atau nyata.
Sehingga siswa lebih dapat memahami pembelajaran
C. Filsafat tentang politik terdapat pada filsafat Progesivisme

 Ciri karakteristik: bahwa manusia mampu memperbaiki dan


menyempurnakan lingkungannya dengan menerapkan intelegensi manusia
dan metode ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah sosial, politik dan
ekonomi. Yang diajarkan didalam pendidikan: perhatian khusus yang yang
diberikan pada aktivitas kreatif yang mencakup: menari, membuat sketsa,
menggambar, menyanyi, mengayam, dan aktivitas ekspresif lain.
 Cara mengajarkan: Cara pengajaran umumnya adalah dengan metode
diskusi bebas.
 Hubungan guru dan murid: guru yang membimbing siswanya lebih
merupakan seorang sutradara aktifitas riset daripada sebagai seorang yang
menguasai tugas (task-master), terdapat kerjasama antara guru, murid dan
orang tua murid untuk mempertemukan kebutuhan murid demi pertumbuhan
danperkembangannya.
 Kurikulum: mendorong perkembangan alami anak dan pertumbuhan melalui
aktivitas yang menanamkan inisiatif, kreatifitas dan ekspresi diri, seluruh
pelajaran dibimbing oleh siswa sendiri yang distimulasi oleh kontak dengan
dunia nyata. Prestasi siswa diukur berdasarkan perkembangan mental, fisik,
moral dan sosial.

Soal Dari Febriana S Ahmad (A241 17 002)

7. Mengapa filsafat dapat diartikan sebagai “berpikir reflektif dan kritis”?


Jawab : Jawabannya simpel, filsafat ada ilmu yang menuntut kita berpikir ke
arah memecahkan masalah. Mengapa filsafat dapar diartikan berpikir reflektif
dan kritis?.

Berpikir reflektif yaitu yaitu suatu proses berpikir aktif, hati-hati, yang dilandasi
proses berpikir ke arah kesimpulan-kesimpulan yang definitif melalui langkah
memecahkan masalah. Berpikir kritis adalah konsep untuk merespon sebuah
pemikiran atau teorema yang kita terima. Jadi berpikir reflektif dan kritis terdapat
juga di filsafat.

Soal Dari Rostina (A241 17 098)

8. Coba anda jelaskan apa hubungan antara filsafat pendidikan dan filsafat
pendidikan pancasila

Jawab : Dalam Filsafat Pancasila terdapat banyak nilai-nilai luhur yang menjadi ciri
khas dan perekat bangsa Indonesia. Filsafat yang terkandung didalam pancasila
harus disoroti dari titik tolak pandangan yang holistic mengenai
kenyataan kehidupan bangsa yang beranekaragam. Ini menekankan pada semangat
Bhineka Tunggal Ika, semangat ini diharapkan mendasari seluruh kehidupan
bangsa Indonesia. Yaitu adanya kesatuan didalam keaneka ragaman yang ada.

Dari penjelasan itu dapat dinyatakan bahwa Bhineka Tunggal Ika adalah inti
Filsafat Pancasila. Kerinduan bangsa Indonesia akan terwujudnya kesatuan didalam
pengalaman akan kepelbagaian tersebut merupakan cerminan kerinduan umat
manusia sepanjang zaman.

Hal ini digambarkan melalui sila-sila dalam Pancasila. Notonagoro, 1984 dalam
kaitannya menyebutkan “ kalau dilihat dari segi intisarinya, urut-urutan lima sila
Pancasila menunjukkan suatu rangkaian tingkat dalam luasnya isi, tiap-tiap sila
yang lima sila dianggap maksud demikian, maka diantara lima sila ada
hubungannya yang mengikat yang satu kpada yang lain, sehingga Pancasila
merupakan satukesatuan yang bulat.

Tegasnya tiada system pendidikan nasional tanpa filsafat pendidikan. Jadi, jelas
bahwa tidak mungkin system pendidikan nasional Pancasila dijiwai dan didasari
oleh system pendidikan yang lain, kecuali Filsafat Pendidikan Pancasila.
Soal Dari Nita Carolina (A241 17 008)

9. Jelaskan bagaimana metode kontemplatif diterapkan pada ilmu pendidikan?

Jawab : kontemplatif. Ciri pemikiran filsafat ini diarahkan untuk menajamkan


kepekaan diri, ketajaman bathin, serta kemampuan mengenal kekuatan dan
kelemahan, dan kesadaran otodidik dalam diri. Melalui pemikiran kontemplatif
dimaksud, setiap pemikir, filsuf, atau ilmuwan mampu menasihati dan
membimbing diri (menangani diri) dengan penuh kerendahan hati, kesabaran,
dan kesetiaan. Ciri berpikir kontemplatif mampu membimbing para subyek
(pemikir) sedemikian rupa, sehingga mampu melalukan koreksi, perbaikan, dan
penyempurnaan atas segala cara berpikir maupun hasil pemikiran itu sendiri
sehingga tidak terjebak dalam keangkuhan, sikap ideologis, dan pembenaran diri
menjadi “kekuatan serba oke”, yang secara buta mentukangi aneka kebohongan
dan kejahatan. Berpikir kontemplatif membimbing orang untuk makin memiliki
sebuah jangkar keberadaan dan fondasi eksistensi yang kokoh sebagai pribadi
(personal), maupun sebagai bangsa dan masyarakat yang beradab dan
bermartabat.

Soal Dari Evirahyani W Lapame (A241 17 041)

10. Coba anda realisasikan mengenai pandangan pemikiran dalam pemahaman


ontologi dalam dunia pendidikan

Jawab : Ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Ontos berarti yang berada
(being) dan Logos berarti pikiran (logic). Jadi, Ontologi berarti ilmu yang
membahas tentang hakiket sesuatu yang ada/berada atau dengan kata lain artinya
ilmu yang mempelajari tentang “yang ada” atau dapat dikatakan berwujud dan
berdasarkan pada logika. Sedangkan, menurut istilah adalah ilmu yang membahas
sesuatu yang telah ada, baik secara jasmani maupun secara rohani. Disis lain,
ontologi filsafat adalah cabang filsafat yang membahas tentang prinsip yang paling
dasar atau paling dalam dari sesuatu yang ada.

Objek kajian Ontologi disebut “ Ada” maksudnya berupa benda yang terdiri
dari alam , manusia individu, umum, terbatas dan tidak terbatas (jiwa). Di dalam
ontologi juga terdapat aliran yaitu aliran monoisme yaitu segala sesuatu yang ada
berasal dari satu sumber (1 hakekat).

Dalam aspek Ontologi diperlukan landasan-landasan dari sebuah pernyataan –


pernyataan dalam sebuah ilmu. Landasan-landasan itu biasanya kita sebut dengan
Metafisika. Metafisika merupakan cabang dari filsafat yang menyelidiki gerakan
atau perubahan yang berkaitan dengan yang ada (being).

Dalam hal ini, aspek Ontologi menguak beberapa hal, diantaranya:

1. Obyek apa yang telah ditelaah ilmu?


2. Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut?
3. Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti
berpikir, merasa, dan mengindera) yang membuahkan pengetahuan?
4. Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa
ilmu?
Aspek ontologi ilmu pengetahuan tertentu hendaknya diuraikan/ditelaah secara
:

1. Metodis : menggunakan cara ilmiah.


2. Sistematis : saling berkaitan satu sama lain secara teratur dalam satu
keseluruhan.
3. Koheren : Unsur – unsur harus bertautan tidak boleh mengandung uraian
yang bertentangan.
4. Rasional : Harus berdasarkan pada kaidah berfikir yang benar (logis)
5. Komprehensif : Melihat obyek tidak hanya dari satu sisi/sudut pandang,
melainkan secara multidimensional atau secara keseluruhan.
6. Radikal : Diuraikan sampai akar persoalan, atau esensinya.
7. Universal : Muatan kebenaranya sampai tingkat umum yang berlaku
dimana saja.

Jadi, Ontologi pengetahuan filsafat adalah ilmu yang mempelajari suatu yang ada
atau berwujud berdasarkan logika sehigga dapat diterima oleh banyak orang yang
bersifat rasional dapat difikirkan dan sudah terbukti keabsahaanya.

Anda mungkin juga menyukai