Anda di halaman 1dari 7

PENDIDIKAN DAN PEMBANGUNAN

UNIVERSITAS TADULAKO

MATA KULIAH : PENGANTAR PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 9
 ANGGUN RIZKY LESTARI ( A 241 17 092 )
 ULFA DWIYANTI ( A 241 17 035 )
 SOFYAN WIDIANTO ( A 241 17 080 )
 APRIANTO MALOTONG ( A 241 17 107 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2017
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keunggulan suatu bangsa tidak lagi bertumpu pada kekayaan alam, melainkan
pada keunggulan sumber daya manusia, yaitu tenaga terdidik yang mampu menjawab
tantangan-tantangan yang sangat cepat. Kenyataan ini sudah lebih dari cukup untuk
mendorong pakar dan praktisi pendidikan melakukan kajian sistematik untuk
membenahi atau memperbaiki sistem pendidikan nasional. Agar lulusan sekolah
mampu beradaptasi secara dinamis dengan perubahan dan tantangan itu, pemerintah
melontarkan berbagai kebijakan tentang pendidikan yang memberikan ruang yang luas
bagi sekolah dan masyarakatnya untuk menentukan program dan rencana
pengembangan sendiri sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing.
Pendidikan juga sangat berpengaruh dalam pembangunan, baik itu dalam
pembangunan sumber daya manusia, ekonomi, sosial, dan bahkan masih lebih banyak
lagi peranan pendidikan dalam pembangunan masyarakat, bangsa, dan Negara.

1.2 Tujuan
Tujuan makalah ini adalah :
1.2.1 Menjelaskan perbedaan arah antara pendidikan dan pembangunan.
1.2.2 Menjelaskan sumbangan pendidikan dalam pembangunan (pada umumnya)
1.2.3 Menunjukkan titik temu pendidikan dengan pembangunan.
1.2.4 Menjelaskan posisi manusia sebagai objek dan manusia sebagai subjek pembangunan.
1.2.5 Menjelaskan dengan menggunakan ilustrasi sumbangan pendidikan pada
pembangunan diliat dari segi: sasaran pendidikan, sistem/lingkungan pendidikan, dan
jenjang pendidikan.
1.2.6 Memberikan alasan, mengapa sistem pendidikan perlu selalu disempurnakan.
1.2.7 Menjelaskan aspek-aspek dari sistem pendidikan yang menjadi sasaran pembangunan.
1.2.8 Menjelaskan hubungan antara aspek-aspek sistem pendidikan.
1.2.9 Memberikan contoh yang dapat memperjelas pembangunan terhadap aspek-aspek
sistem pendidikan

1.3 Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini antara lain :
1.3.1 sebagai salah satu referensi dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang terkait
dengan masalah pendidikan dan pembangunan nasional.
1.3.2 salah satu wahana dalam pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang menulis.

BAB 2
KAJIAN TEORI (ISI)
PENDIDIKAN DAN PEMBANGUNAN
2.1 Pengertian
Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya
adalah peningkatan kualitas SDM. Oleh sebab itu, pendidikan juga merupakan alur
tengah pembangunan dari seluruh sektor pembangunan. Terdapat suatu kesan bahwa
persepsi masyarakat umum tentang arti pembangunan lazimnya bersifat menjurus.
Pembangunan semata-mata hanya beruang lingkup pembangunan material atau
pembangunan fisik berupa gedung, jembatan, pabrik, dan lain-lain. Padahal sukses
tidaknya pembangunan itu justru sangat ditentukanoleh keberhasilan di dalam
pembangunan rohaniah/spiritual, yang secara bulat di artikan pembangunan manusia,
dan yang terakhir ini menjadi tugas utama pendidikan.

2.2 Esensi Pendidikan dan Pembangunan Serta Titik Temunya


Menurut paham umumnya kata “pembangunan” lazimnya diasosiasikan dengan
pembangunan ekonomi dan industri yang selanjutnya diaosiasikan dengan
dibangunnya pabrik-pabrik, jalanan, jembatan sampai kepada pelabuhan, alat-alat
transportasi, komunikasi dan sejenisnya. Sedangkan hal yang mengenai sumber daya
manusia tidak secara langsung terlihat sebagai sasaran pembicaraan. Padahal banyak
bukti yang dialami oleh banyak negara menunjukkan bahwa kemajuan di bidang
ekonomi da industri yang di tandai oleh kenaikan GNP, lalu kenaikan volume ekspor
dan impor sebagai indikator, ternyata tidak otomatis membawa kesejahteraan
masyarakatnya.
Pembangunan dalam arti yang terbatas pada bidang ekonomi dan industri saja
beelumlah menggambarkan esensi yang sebenarnya dari pembangunan, jika kegiatan-
kegiatan tersebut belum dapat mengatasi masalah yang hakiki yaitu terpenuhinya hajat
hidup dari rakyat banyak material dan spiritual.
Pembangunan ekonomi dan industri mungkin dapat memenuhi aspek tertentu dan
kebutuhan misalnya: kebutuhan akan sandangan, pangan, dan papan, tetapi mungkin
tidak untuk kebutuhan spiritual yang lain.
Bukankah kenyataan menunjukkan bahwa banyak orang yang secara material
cukup mampu, tetapi secara spiritual menanggung banyak masalah.
Dinyatakan dalam GBHN, hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan
manusia indonesia. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa yang menjadi tujuan
akhir pembangunan adalah manusia, yaitu dapatnya dipenuhi hajat hidup, jasmaniah
dan rohaniah, sebagai makhluk individua, makhluk sosial, dan makhluk religius, agar
dengan demikian dapat meningkatkan martabatnya selaku makhluk.
Sebagai objek pembangunan manusia dipandang sebagai sasaran yang di
bangun. Dalam hal ini pembangunan meliputi ikhtiar ke dalam diri manusia, berupa
pembinaan pertumbuhan jasmani, dan perkembangan rohani yang meliputi
kemampuan penalaran, sikap diri, sikap sosial, dan sikap terhadap lingkungannya,
tekad hidup yang positif serta keterampilan kerja. Ikhtiar ini disebut pendidikan.
Jadi pendidikan mengarah ke dalam diri manusia, sedangkan pembangunan
mengarah ke luar yaitu ke lingkungan sekitar manusia.
Jika pendidikan dan pembangunan dilihat sebagai suatu garis proses, maka
keduanya merupakan suatu garis yang terletak kontinu yang saling mengisi. Proses
pendidikan pada suatu garis menempatkan manusia sebagai titik awal. Pembangunan
yang dapat memenuhi hajat hidup masyarakat luas serta mengangkat martabat
manusia sebagai makhluk.
2.3 Sumbangan Pendidikan Pada Pembangunan
Pendidikan sebagai upaya yang bulat dan menyeluruh hasilnya tidak segera dapat
diliat. Ada jarak penantian yang cukup panjang antara dimulainya proses usaha dengan
tercapainya hasil. Jika pembangunan di pandang sebagai sistem makro maka
pendidikan merupakan sebuah komponen atau bagian dari pembangunan.
Sumbangan pendidikan terhadap pembangunan dapat diliat pada beberapa segi
(a.) Segi sasaran.
(b.) Segi lingkungan.
(c.) Segi jenjang pendidikan.
(d.) Segi pembidangan kerja atau sektor kehidupan.
1. Segi Sasaran Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar yang di tunjukkan kepada peserta didik agar
menjadi manusia yang berkepribadian kuat dan utuh serta bermoral tinggi. Jadi tujuan
citra manusia pendidikan adalah terwujudnya citra manusia yang dapat menjadi sumber
daya pembangunan yang manusiawi.
2. Segi Lingkungan Pendidikan
Klasifikasi ini menunjukkan peran pendidikan dalam berbagai lingkungan atau
sistem. Lingkungan keluarga (pendidikan informal), lingkungan sekolah (pendidikan
formal), lingkungan masyarakat (pendidikan nonformal), ataupun dalam sistem
pendidikan pra-jabatan dan dalam jabatan.
1) Lingkungan Keluarga
Di dalam lingkungan keluarga anak dilatih berbagai kebiasaan yang baik (habit
formation) tentang hal-hal yang berhubungan dengan kecekatan, kesopanan, dan
moral.
2) Lingkungan Sekolah
Di lingkungan sekolah (pendidikan formal),peserta didik dibimbing untuk
memperluas bekal yang telah di peroleh dari lingkungan kerja keluarganya berupa
pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
3) Lingkungan Masyarakat
Di lingkungan masyarakat (pendidikan nonformal) perserta didik memperoleh bekal
praktis untuk berbagai jenis pekerjaan, khususnya mereka yang tidak
sempat melanjutkan proses belajarnya melalui jalur formal.
3. Segi Jenjang Pendidikan
Jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah (SM), dan pendidikan tinggi (PT)
memberikan bekal kepada para peserta didik secara bersinambungan.
4. Segi Pembidangan Kerja Atau Sektor Kehidupan
Pembidangan kerja menurut sektor kehidupan meliputi antara lain: bidang ekonomi,
hukum, sosial politik, keuangan, perhubungan, dan komunikasi, pertanian,
pertambangan, pertahanan, dan lain-lain.
Pembinaan dan pengenmbangan bidang-bidang tersebut hanya mungkin dikerjakan
jika diisi oleh orang-orang yang memiliki kemampuan seperti yang di butuhkan. Orang
orang dimaksud hanya tersedia jika pendidikan berbuat untuk itu.
2.4 Pembangunan Sistem Pendidikan Nasional
Pada bagian ini dikemukakan dua hal, yaitu:
1. Mengapa Sistem Pendidikan Harus Dibangun
Setiap pendidikan selalu berurusan dengan manusia karena hanya manusia yang
dapat dididik dan harus selalu dididik (demikian menurut Langeveld). Manusia adalah
satu-satunya makhluk yang dikarunia potensi untuk selalu menyempurnakan diri.
Bisa dikatakan manusia hanya akan mengejar kesempurnaan agar dekat dengan
kesempurnaan, tetapi tidak pernah akan menyatu dengan kesempurnaan itu sendiri.
Persoalan tentangf bagaimana wujud manusia sebagai makhluk yang ingin
menyempurnakan diri, tetapi yang tidak kunjung dapat sempurna itu, banyak dibahas
oleh para filosofi di dalam bidang filsafat antropologi.
Untuk dapat menyongsong suasana hidup yang diperlukan itu sistem pendidikan
yang harus berubah. Jika tidak, maka pendidikan sebagai an agent of social
change(angen perubahan sosial) tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Strukturnya,
kurikulum, pengelolaannya, tentang kependidikan mau tidak mau harus disesuaikan
dengan tuntutan baru tersebut.
2. Wujud Pembangunan Sistem Pendidikan
Secara makro, sistem pendidikan meliputi banyak aspek yang satu sama bertali erat,
yaitu:
a) Hubungan Antar Aspek-aspek
Aspek filosofi, keilmuan, dan yuridis menjadi landasan bagi butir-butir yang lain,
karena memberikan arah serta mewadahi butir-butir yang lain.
Meskipun aspek filosofi itu menjadi landasan tetapi tidak harus di artikan bahwa
setiap terjadi perubahan filosofi dan yuridis harus diikuti dengan perubahan aspek-
aspek yang lain itu secara total.
b) Aspek Filosofi Keilmuan
Aspek filosofi berupa penggarapan tujuan nasional pendidikan. Rumusan tujuan
nasional yang tentunya memberikan paluang bagi pengembangan sifat hakikat manusia
yang bersifat kodrati yang berarti pula bersifat wajar.
c) Aspek yuridis
Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan hukum pendidikan sifatnya relatif
tetap.
Tetapi kemajuan zaman menimbulkan kebutuhan-kebutuhan baru, khususnya
kebutuhan akan penyempurna sistem pendidikan yang sesuai dengan tuntunan
kebutuhan-kebutuhan baru tersebut.
d) Aspek struktur
Aspek struktur pembangunan sistem pendidikan berperan pada upaya pembenahan
struktur pendidikan yang mencakup jenjang dan jenispendidikan, lama waktu belajar
dari jenjang yang satu ke jenjang yang lain, sebagai akibat dari perkembangan sosial
budaya dan politik.
e) Aspek kurikulum
Kurikulum merupakan sarana pencapaian tujuan. Jika tujuan kurikulum berubah,
maka kurikulum berubah pula. Kurikulum dalam sistem pendidikan persekolahan di
negara kita telah mengalami penyempurnaan dalam perjalanannya.
2.5 Keragaman Persepsi Konsep Pembangunan
Terdapat pula ahli yang berpendapat seperti yangdinyatakan oleh Fletcher (1976) ,
pembangunan adalah suatu yang alami bagaimana manusia, masyarakat , dan Negara
untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Hal ini dapat diibaratkan seperti
halnya biji-bijian atau sel tanaman yang akan berkembang menjadi dewasa.
Bila dianalisis secara filosofi pembangunan terjadi dalam ruang yang berinteraksi
penuh dengan factor budaya, sosial dan historis yang bersaman dalam satu kelompok
atau masyarakat.
2.6 Peranan Pendidikan Dalam Pembangunan
1) Mengembangkan Teknologi Baru
Hasil pendidikan adalah orang terdidik yang mempunyai kemampuan melaksanakan
penelitian dan pengembangan yang dapat menghasilkan teknologi baru. Lembaga –
lembaga penelitian dan pengembangan seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,
Badan-badan Penelitian dan Pengembangan di setiap departemen, dan sebagainya,
orang-orang terdidik hasil pendidikan bekerja, dan menghasilkan berbagai teknologi
baru.
2) Menjadi Tenaga Produktif dalam Bidang Konstruksi
Orang-orang terdidik hasil pendidikan, juga masuk dan aktif bekerja di bidang
konstruksi yang menghasilkan rancang bangun berbagai macam pabrik dan
perusahaan. Pabrik-pabrik ini yang akan menghasilkan berbagai barang kebutuhan
hidup dan jasa.
3) Menjadi Tenaga Produktif yang Menghasilkan Barang dan Jasa
Orang-orang terdidik hasil pendidikan menjadi pula masukan dalam pabrik-pabrik dan
perusahaan-perusahaan, sebagai tenaga kerja produktif yang memproses produksi
barang-barang kebutuhan hidup dan jasa. Dengan demikian, adalah penghasil barang
dan jasa yang diperlukan masyarakat.
4) Pelaku Generasi dan Penciptaan Budaya
Orang-orang terdidik hasil pendidikan tidak hanya merevisi kebudayaan masa lampau,
tetapi juga sekaligus individu-individu atau kelompok individu yang melakukan
perbaikan dan penciptaan unsure-unsur budaya baru berdasarkan budaya lama yang
telah dimilikinya. Mereka inilah yang memelihara dan memperbaiki nilai-nilai budaya
dalam masyarakat.
5) Konsumen Barang dan Jasa
Orang-orang terdidik hasil pendidikan merupakan generasi baru yang mengkonsumsi
barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik dan perusahaan-
perusahaan. Sebagai konsumen, mereka merupakan konsumen yang lebih banyak
jenis kebutuhannya serta lebih kritis dalam menggunakan barang-barang keperluan
hidup dan jasa, apabila dibandingkan dengan orang-orang yang tidak/kurang terdidik.

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan mempunya misi pembangunan. Mula-mula membangun manusianya,
selanjutnya manusia yang sudah terbentuk oleh pendidikan menjadi sumber daya
pembangunan. Pembangunan yang di maksud baik yang bersasaran lingkungan fisik
mau pun yang bersasaran lingkungan social yaitu diri manusia itu sendiri
Jika manusia memiliki jiwa pembangunan sebagai hasil pendidikan maka di
harapkan lingkungannya akan terbangun dengan baik.
Sumbangan pendidikan terhadap pembangunan dapat dilihat dari segi
sasarannya, lingkungan pendidikan, jenjang pendidikan, dan sektor kehidupan.
Secara khusus sumbangan pendidikan terhadap pembangunan adalah
pembangunan atas penyampurnaan sistem pendidikan itu sendiri.

3.2 Saran
 Bila pembangunan di Negara kita ingin maksimal, maka harus meningkatkan mutu
sumber daya manusianya lewat pendidikan yang lebih maju.
 Meningkatkan dan meratakan pendidikan di seluruh Negara.
 Memberikan sarana dan prasarana pendidikan yang lengkap, agar menunjang
peningkatan mutu pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai