MODEL FRAGMENTED
DISUSUN OLEH:
KELAS :B
UNIVERSITAS TADULAKO
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala restu dan ilmu
pengetahuan atas bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “ Model Pembelajaran Fragmented”. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan
kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan serta
menyampaikan kepada kita semua ajaran Rukun Iman dan Rukun Islam yang telah terbukti
kebenarannya, serta makin terus terbukti kebenarannya.
Terwujudnya makalah ini merupakan tujuan penulis untuk memenuhi kebutuhan akan ilmu
pengetahuan dan pendidikan. Melalui makalah ini, diharapkan mempermudah pembaca untuk
mengetahui “Model Pembelajaran Fragmented”. Tersusunnya makalah ini adalah berkat
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala hormat dan ketulusan
hati saya ucapkan terima kasih. Untuk bapak ibu dosen dan teman-teman semua yang telah
memberi saya support baik.
Penulis sangat menyadari makalah ini masih ada banyak kesalahan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun diharapkan dapat menyempurnakan kekurangan-kekurangan ini,
sehingga dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya mahasiswa Universitas
Tadulako.
BESSE RAHMAWATI
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................i
Daftar isi ................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan .................................................................................iii
A. Latar Belakang……………………………………………...……… 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………….. 2
C. Tujuan……………………………………………………………… 2
Bab II Pembahasan
A. Pengertian Dari Model Pembelajaran Fragmented……………..…. 4
B. Keuntungan Dari Model Fragmen………….………………..…….. 5
C. Kekurangan Dari Model Fragmen ………………...………………. 5
D. Hal – hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan model pembelajaran
frgamented.………………………………..…….…............................ 6
E. Kegunaan Model Fragmen …………………………………..….... 6
F. Cara Penerapan Model Fragmen Dalam Pembelajaran…………….7
A. LATAR BELAKANG
Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang di
anjurkan untuk di aplikasikan pada semua jenjang pendidikan, di aplikasikan terutama pada
jenjang pendidikan dasar, mulai dari tingkat Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI)
maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs), tetapi juga tidak menutup kemungkinan
untuk di kembangkan pada tingkat pendidikan menengah, baik Pendidikan Menengah Umum
(SMA/MA) maupun Pendidikan Menengah Kejuruan (SMK/MAK). Hal ini bergantung pada
kecenderungan materi-materi yang memiliki potensi untuk di padukan dalam suatu tema
tertentu. Model pembelajaran ini pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran
yang memumngkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari,
menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistis dan autentik (Depdikbud,
1996: 3). Pembelajaran ini merupakan model yang mencoba memadukan beberapa pokok
bahasan (Beane, 1995, dalam Puskur, 2007: 1).
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja
mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.
Dengan adanya pemaduan itu siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara
utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini memberikan arti
bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka
pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang mengubungkan antar konsep dalam
intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Jika dibandingkan dalam konsep
konvensional, maka pembelajaran terpadu tampak lebih menekankan keterlibatan siswa
dalam belajar, sehingga siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran untuk pembuatan
keputusan. Setiap siswa memerlukan bekal pengetahuan dan kecakapan agar dapat hidup di
masyarakat dan bakal ini diharapkan diperoleh melalui pengalaman belajar di sekolah.
Oleh karena itu pengalaman belajar di sekolah sedapat mungkin memberikan bekal siswa
dalam mencapai kecakapan untuk berkarya. Kecakapan ini disebut kecakapan hidup yang
cakupannya lebih luas hanya sebanding dengan keterampilan. Ditinjau dari cara memadukan
konsep, keterampilan, topik, dan unit tematisnya, menurut Robin Fogarty (1991) terdapat
sepuluh cara atau model dalam merencanakan pembelajaran terpadu. Kesepuluh cara atau
model tersebut adalah: (1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) sequenced, (5) shared,
(6) webbed, (7) threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan (10) networked. Dalam bab ini
akan dibahas mengenai pembelajaran terpadu model fragmented,
Model fragmented adalah penyusunan kurikulum tradisional berdasarkan ilmu – ilmu yang
berbeda dan terpisah. Dalam kurikulum standar, mata pelajaran diajarkan secara terpisah,
dengan tidak ada usaha untuk menghubungkan atau mengintegrasikannya. Setiap mata
pelajaran dipandang sebagai satu kesatuan yang murni, baik dalam kelompok disiplin
ilmunya maupun pada disiplin ilmunya sendiri. Pembelajaran yang dilaksanakan secara
terpisah yaitu hanya terfokus pada satu disiplin mata pelajaran.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari Model pembelajaran fargmen ?
2. Apa kelebihan dari model fragmen ?
3. Apa kekurangan dari model fragmen ?
4. Apa saja yang harus diperhatikan dalam melakukan model fragmen ?
5. Apa kegunaan model fragmen ?
6. Bagaimana cara penerapan model fragmen dalam pembelajaran ?
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui model fragmen.
2. Untuk mengetahui kelebihan dari model fragmen.
3. Untuk mengetahui kekurangan dari model fragmen.
4. Untuk mengetahui hal – hal yang harus diperhatikan dalam melakukan model fragmen.
5. Untuk mengetetahui kegunaan model fragmen.
6. Untuk mengetetahui cara penerapan model fragmen dalam pembelajaran ?
BAB II
PEMBAHASAN
Beberapa kelemahan dari model fragmented ini adalah pelajar diberikan tugas yang sangat
berat untuk menghubungkan atau mengintegrasikan konsep yang dipelajari secara sendiri.
Selain itu, overlap konsep, keterampilan dan sikap pelajar tidak diperhatikan dan proses
pembelajaran pada situasi yang nyaman (roman) kemungkinan sedikit terjadi. Untuk pelajar
yang kurang pengawasan dalam menghubungkan kedua konsep antar atau lintas disiplin ilmu
adalah melihat beberapa penelitian terbaru pada proses pembelajaran sebagai pengalihan
panggilan untuk penghubung yang jelas. Dalam disiplin ilmu berbasis model ini, siswa dapat
dengan mudah terjebak dalam tugas atau pekerjaan yang berat. Meskipun setiap guru
memberikan jumlah yang wajar, efek kumulatif dapat datang luar biasa bagi para siswa.
1) pelajar yang tersisa untuk sumber daya sendiri untuk membuat koneksi atau
mengintegrasikan konsep serupa. di samping itu, konsep yang tumpang tindih, keterampilan,
dan sikap yang tidak menyala untuk pelajar dan transfer belajar dengan situasi baru kurang
mungkin terjadi.
2) meninggalkan siswa tanpa pengawasan dalam membuat koneksi baik whithin dan
panggilan untuk menjembatani eksplisit.juga, dalam model disiplin berbasis, siswa dapat
dengan mudah terjebak dalam longsoran salju dari pekerjaan. meskipun setiap guru
memberikan jumlah yang wajar, efek kumulatif dapat menjadi luar biasa bagi siswa
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
The Fragmented Model (model fragmen) Yaitu model pembelajaran konvensional yang
terpisah secara mata pelajaran atau model tradisional yang memisahkan secara diskrit
masing-masing mata pelajaran. Pembelajaran fragmented sebagai suatu pendekatan belajar
mengajar suatu mata pelajaran yang utuh tanpa mengaitkan dengan mata pelajaran lain
(Fogarty, 1991). Oleh Forgaty pembelajaran frgamented disimbolkan dengan sebuah periskop
yang artinya memandang satu arah, fokus yang sempit untuk setiap mata pelajaran. Model
fragmen mempunyai keuntungan dan kekurangan. Keuntungan model fragmen adalah Siswa
mampu menguasai secara penuh satu kemampuan tertentu untuk tiap mata pelajaran,
sehingga siswa akan ahli dan terampil dalam bidang tertentu. Kekurangan model fragmen
adalah Siswa belajar hanya pada tempat dan sumber belajar Keterhubungan menjadi tidak
jelas dan terjadi lebih sedikit transfer pembelajaran. fragmented terjadi jika seorang guru
memiliki keinginan agar siswa setelah menempuh pembelajaran satu kurun waktu tertentu
memiliki kemampuan atau kecakapan tertentu. Yang cara penerapannya dapat dilakukan
dengan lebih memperhatikan segi kebutuhan perkembangan siswa.
B. Saran
Karena makalah yang kami susun masih jauh dari sempurna , untuk itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun, dari para pembaca sebagai bahan untuk
membentuk kesempurnaan makalah ini.Semoga makalah yang kami susun ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca khususnya mahasiswa FAKULTAS KEGURUAN dan
ILMU PENDIDIKAN.
DAFTAR PUSTAKA