Anda di halaman 1dari 10

IT-CHAPTER#3 |1

SUBNETTING
Subnetting adalah cara membagi satu jaringan menjadi beberapa sub jaringan. Beberapa bit
dari bagian Host ID dialokasikan menjadi bit tambahan pada bagian NetID. Cara ini
menciptakan sejumlah NetID tambahan dan mengurangi jumlah maksimum host yang ada
dalam tiap jaringan tersebut. Gambar di bawah adalah contoh sebuah jaringan dengan IP
Address 172.16.0.0.

Gambar 1. Satu jaringan dengan IP Address 172.16.0.0


Gambar diatas menunjukkan bahwa jaringan tersebut hanya memiliki satu IP jaringan
yaitu 172.16.0.0 (Kelas B). Jadi untuk HostID akan menggunakan NetID sebagai acuan
pembagian IP Address dalam jaringan tersebut. Dengan Subnetting, sebuah alamat jaringan
tunggal ini dapat dipecah menjadi banyak sub jaringan (sub network, atau disingkat dengan
subnet). Gambar di bawah adalah contoh sebuah jaringan yang dipecah menjadi beberapa sub
jaringan.

Gambar 2. Sebuah jaringan dipecah menjadi 3 subnet melalui subnetting


Untuk Hirarki dari subnetting yang dapat dijelaskan adalah dapat diterangkan melalui
gambar dibawah ini.

Gambar 3. Hirarki Subnet Address


IT-CHAPTER#3 |2

Jumlah bit yang dipinjam ini dapat bervariasi yang ditentukan oleh nilai subnet mask.
Sebagai contoh, NetID kelas B yaitu 172.16.0.0, subnetting dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut.

Gambar 4. Bit-bit yang dipinjam dari HostID untuk membuat alamat subnet
Beberapa alasan membangun subnetting ialah sebagai berikut :
• Mereduksi Trafik Jaringan
Alasan dasar menggunakan subnetting yaitu untuk mereduksi ukuran broadcast domain.
Broadcast secara berkesinambungan dikirim ke semua hoat yang ada di jaringan dan sub
jaringan. Saat trafik broadcast mulai mengasumsi begitu banyak bandwidth tersedia, maka
administrator perlu mengambil langkah subnetting untuk meredukasi ukuran broadcast
domain tersebut.
• Mengoptimasi Performansi Jaringan
Sebagai hasil dari reduksi jaringan, maka otomatis akan diperoleh performansi jaringan
lebih baik.
• Memudahkan manajemen
Dengan membagi-bagi jaringan diharapkan akan memudahkan administrator dalam
mengatur jaringan terutama untuk keperluan identifikasi.
• Mengefektifkan jaringan yang dibatasi area geografis yang luas
Sebuah jaringan tunggal dan besar yang dibatasi oleh area geografis yang luas dapat
menimbulkan berbagai masalah, terutama dari sisi kecepatan. Dengan mengkoneksikan
multi jaringan yang lebih kecil maka diharapkan dapat membuat sistem lebih efesien.

Hal pertama yang harus diketahui untuk melakukan subnetting adalah mengingat nilai
dari bit-bit Subnet Mask. Nilai ini yang akan dijadikan panduan untuk proses subnetting.
Perhatikan tabel di bawah ini.
IT-CHAPTER#3 |3

Tabel 1. Tabel Bit-Bit Subnet Mask


128 64 32 16 8 4 2 1
27 2 6 2 5 2 4 2 3 2 2 2 1 20
1 0 0 0 0 0 0 0 = 128
1 1 0 0 0 0 0 0 = 192
1 1 1 0 0 0 0 0 = 224
1 1 1 1 0 0 0 0 = 240
1 1 1 1 1 0 0 0 = 248
1 1 1 1 1 1 0 0 = 252
1 1 1 1 1 1 1 0 = 254
1 1 1 1 1 1 1 1 = 255
Berdasarkan tabel di atas, nilai Subnet Mask yang digunakan untuk subnetting adalah
128, 192, 224, 240, 248, 252, 254, dan 255. Dengan demikian, kemungkinan kemungkinan
subnet yang tersedia seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. Nilai-nilai subnet Mask yang mungkin untuk subnetting

Subnet Mask Nilai CIDR Subnet Mask Nilai CIDR


255.128.0.0 /9 255.255.240.0 /20
255.192.0.0 /10 255.255.248.0 /21
255.224.0.0 /11 255.255.252.0 /22
255.240.0.0 /12 255.255.254.0 /23
255.248.0.0 /13 255.255.255.0 /24
255.252.0.0 /14 255.255.255.128 /25
255.254.0.0 /15 255.255.255.192 /26
255.255.0.0 /16 255.255.255.224 /27
255.255.128.0 /17 255.255.255.240 /28
255.255.192.0 /18 255.255.255.248 /29
255.255.224.0 /19 255.255.255.252 /30

Catatan : maksud dari /9 berarti dari 32 bit IP Address, terdapat 9 bit bernilai 1,
dihitun dari oktet pertama. Bit selanjutnya bernilai 0.
IT-CHAPTER#3 |4

Contoh Subnetting Kelas C


Apabila sebuah NetID 192.168.1.0/26, maka untuk menentukan Kelas dan Subnet Mask
dari NetID tersebut adalah sebagai berikut:
IP 192.168.1.0 tergolong IP dari kelas C.
Subnet Mask /26 berarti
11111111.11111111.11111111.11000000
128+64 = 192 (lihat Tabel 1)
Sehingga Subnet Mask adalah 255.255.255.192
Penghitungan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per
subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi perhitungan tentang
subnetting dapat diurutkan sebagai berikut :
1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya bit 1 pada oktet terakhir subnet mask (2
oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah
22 = 4 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya
bit 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 - 2 = 62 host
3. Blok Subnet = 256 - 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah
64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
4. Alamat host dan broadcast yang valid dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Sebagai
catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka
sebelum subnet berikutnya.
Tabel 3. Tabel hasil subnetting 192.168.1.0/26

Subnet 192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192


Host Pertama 192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129 192.168.1.193
Host Terakhir 192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190 192.168.1.254
Broadcast 192.168.1.63 192.168.1.127 192.168.1.191 192.168.1.255

Dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk
subnetting kelas C adalah seperti di bawah.
IT-CHAPTER#3 |5

Tabel 4. Subnet Mask yang dapat digunakan untuk subnetting Kelas C

Subnet Mask Nilai CIDR


255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30

Contoh Subnetting Kelas B


Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B seperti pada tabel di bawah
ini (sengaja pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masingmasing berbeda
teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya).
Tabel 5. Subnet Mask yang dapat digunakan untuk subnetting Kelas B

Subnet Mask Nilai CIDR Subnet Mask Nilai CIDR


255.255.128.0 /17 255.255.255.128 /25
255.255.192.0 /18 255.255.255.192 /26
255.255.224.0 /19 255.255.255.224 /27
255.255.240.0 /20 255.255.255.240 /28
255.255.248.0 /21 255.255.255.248 /29
255.255.252.0 /22 255.255.255.252 /30
255.255.254.0 /23
255.255.255.0 /24

CIDR /17 sampai /24 caranya sama dengan subnetting Kelas C, hanya blok subnetnya
kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Klass C yang “dimainkan” di oktet
keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet
keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (counter) dari 0, 1, 2, 3, dst.
IT-CHAPTER#3 |6

Contoh subnetting Kelas B adalah sebagai berikut. Apabila alamat jaringan


172.16.0.0/18, maka subnetting dapat dilakukan sebagai berikut.
IP 172.16.0.0 tergolong Kelas B.
Subnet Mask /18 berarti :
11111111.11111111.11000000.00000000.
128+64 = 192 (untuk oktet ketiga)
Oktet terakhir tidak memiliki bit 1, sehingga dapat disimpulkan bahwa Subnet Mask yang
digunakan adalah 255.255.192.0 (lihat tabel 5).
Penghitungan:
1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya bit 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah
Subnet adalah 22 = 4 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya
bit 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 - 2 = 16.382 host
3. Blok Subnet = 256 - 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192.
Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
4. Alamat host dan broadcast yang valid seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 6. Tabel hasil subnetting 172.16.0.0/18
Subnet 172.16.0.0 172.16.64.0 172.16.128.0 172.16.192.0
Host Pertama 172.16.0.1 172.16.64.1 172.16.128.1 172.16.192.1
Host Terakhir 172.16.63.254 172.16.127.254 172.16.191.254 172.16.255.254
Broadcast 172.16.63.255 172.16.127.255 172.16.191.255 172.16..255.255

Contoh yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Apabila alamat jaringan
172.16.0.0/25, maka dapat ditentukan :
172.16.0.0 tergolong Kelas B
Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
1. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 27 - 2 = 126 host
3. Blok Subnet = 256 - 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
4. Alamat host dan broadcast yang valid seperti pada tabel di bawah ini.
IT-CHAPTER#3 |7

Tabel 7. Tabel hasil subnetting 172.16.0.0/25


Subnet 172.16.0.0 172.16.0.128 172.16.1.0 … 172.16.255.128
Host Pertama 172.16.0.1 172.16.0.129 172.16.1.1 … 172.16.255.129
Host Terakhir 172.16.0.126 172.16.0.254 172.16.1.126 … 172.16.255.254
Broadcast 172.16.0.127 172.16.0.255 172.16.1.127 … 172.16.255.255

Contoh Subnetting Kelas A


Konsep subnetting sama dengan Kelas B dan C, hanya berbeda pada oktet mana pada
blok subnet yang akan dimainkan. Kalau Kelas C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di oktet 3 dan
4 (2 oktet terakhir), kalau Kelas A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask
yang bisa digunakan untuk subnetting Kelas A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai
/30.
Contoh alamat jaringan 10.0.0.0/16, maka dapat ditentukan :
IP 10.0.0.0 tergolong Kelas A
Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan:
1. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 216 - 2 = 65534 host
3. Blok Subnet = 256 - 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
4. Alamat host dan broadcast yang valid seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 8. Tabel hasil subnetting 10.0.0.0/16


Subnet 10.0.0.0 10.1.0.0 … 10.254.0.0 10.255.0.0
Host Pertama 10.0.0.1 10.1.0.1 … 10.254.0.1 10.255.0.1
Host Terakhir 10.0.255.254 10.1.255.254 … 10.254.255.254 10.255.255.254
Broadcast 10.0.255.255 10.1.255.255 … 10.254.255.255 10.255.255.255
IT-CHAPTER#3 |8

WORKSHOP SUBNETTING

Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan antara lain :
1. Switch 1 buah
2. Kabel Straight @ 2 meter 2 buah
3. Komputer dengan NIC dan OS Windows XP 2 unit

Gambar Topologi

Komputer A Komputer B
Gambar 5. Konfigurasi peer to peer

Langkah Kerja
1. Hubungkan 2 unit komputer ke switch menggunakan kabel straight seperti pada Gambar
5.
2. Aturlah IP Address masing-masing komputer seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 9. Konfigurasi IP Address
PC IP Address Subnet Mask
Komputer A 192.168.1.65 255.255.255.192
Komputer B 192.168.1.120 255.255.255.192

3. Periksa koneksi Komputer A ke Komputer B menggunakan perintah “ping”. Apakah


Komputer A dan B berada dalam satu jaringan ? Berapakah IP subnet dan broadcast dari
komputer A dan B ?
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
IT-CHAPTER#3 |9

4. Ganti IP Address Komputer A dengan 192.168.1.190 dan Komputer B dengan


192.168.1.194. Periksa koneksi komputer A dan B. Apakah komputer A dan B berada dalam
satu jaringan ? Berapakah IP subnet dan broadcast dari komputer A dan B?
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
5. Aturlah IP Address masing-masing komputer seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 10. Konfigurasi IP Address
IP Address Subnet Mask
Komputer A 172.16.2.122 255.255.255.128
Komputer B 172.16.2.126 255.255.255.128

6. Periksa koneksi Komputer A ke Komputer B menggunakan perintah “ping”. Apakah


Komputer A dan B berada dalam satu jaringan ? Berapakah IP subnet dan broadcast dari
komputer A dan B ?
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
7. Ganti IP Address Komputer A dengan 172.16.2. 126 dan Komputer B dengan 172.16.2.129.
Periksa koneksi komputer A dan B. Apakah komputer A dan B berada dalam satu jaringan
? Berapakah IP subnet dan broadcast dari komputer A dan B?
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
I T - C H A P T E R # 3 | 10

2. EVALUASI
1. Tentukan subnet, alamat broadcast, dan jangkauan host yang valid untuk tiap IP berikut ini:
a. Alamat Node = 192.168.10.33 dan Subnet Mask = 255.255.255.224
b. Alamat Node = 192.168.10.33 dan Subnet Mask = 255.255.255.240
c. Alamat Node = 192.168.10.174 dan Subnet Mask = 255.255.255.240
d. Alamat Node = 192. 168.10.17 dan Subnet Mask = 255.255.255.252
2. Tentukan subnet, alamat broadcast, dan range host yang valid untuk subnetting:
a. 172.16.0.0/20
b. 10.0.0.0/17

Anda mungkin juga menyukai