Anda di halaman 1dari 10

Modul Praktikum 4

VLSM (Variable Length Subnet Mask) dan Supernetting

Modul Praktikum
Authored by :
Laboratorium Jaringan Komputer
Progr am Ilmu Komputer Universitas Pendidikan Indonesia

A. VLSM (Variable Length Subnet Mask)


Subneting biasa memiliki kelemahan, yaitu karena setiap subnet mendapatkan jatah host
yang sama. Padahal bisa saja ada subnet yang memerlukan banyak host ada subnet yang
hanya membutuhkan sedikit host. Jika subnet yang hanya memerlukan sedikit host tapi
diberi banyak, maka akan banyak host yang tidak terpakai, sehingga bisa mubazir.
VLSM adalah pengembangan mekanisme subneting, digunakan untuk menghemat IP
Adrress yang digunakan agar sesuai dengan kebutuhan.
Contoh:
Diketahui IP 192.168.1.0/24. Kita membutuhkan 4 subnet. Masing-masing subnet berisi A
= 26 host, B = 10 host, C = 6 host, D = 58 host,
Penyelesaian :
1. Urutkan subnet dari kebutuhan host terbesar ke terkecil
58(D), 26(A)10(B), 6(C)
2. Cari IP tiap subnet, dari subnet terbesar ke subnet terkecil
a. Hitung IP untuk subnet D
Net Mask
255.255.255.0
255.255.255.128
255.255.255.192
255.255.255.224
255.255.255.240
255.255.255.248
255.255.255.252

Net Mask (biner)


11111111.11111111.11111111.00000000
11111111.11111111.11111111.10000000
11111111.11111111.11111111.11000000
11111111.11111111.11111111.11100000
11111111.11111111.11111111.11110000
11111111.11111111.11111111.11111000
11111111.11111111.11111111.11111100

Prefix
/24
/25
/26
/27
/28
/29
/30

Jumlah host
256
128
64
32
16
8
4

Lihat tabel diatas, subnet D membutuhkan 58 host jika kita menggunakan /24 yang
menyediakan 256 host maka akan banyak host yang tersisa. Kita tentukan net mask
memiliki host lebih dari 58 tapi hanya memiliki sisa host sedikit. Dari table diatas yang
paling cocok adalah /26 (64 host) dengan subnet 255.255.255.192
Maka subnet D menggunakan IP address 192.168.1.0 /26
Net Id
: 192.168.1.0
Range
: 192.168.1.1 192.168.1.62
Broadcast : 192.168.1.63
b. Hitung IP untuk subnet A
Net Mask
255.255.255.0
255.255.255.128
255.255.255.192

Net Mask (biner)


11111111.11111111.11111111.00000000
11111111.11111111.11111111.10000000
11111111.11111111.11111111.11000000

Prefix
/24
/25
/26

Jumlah host
256
128
64

255.255.255.224
255.255.255.240
255.255.255.248
255.255.255.252

11111111.11111111.11111111.11100000
11111111.11111111.11111111.11110000
11111111.11111111.11111111.11111000
11111111.11111111.11111111.11111100

/27
/28
/29
/30

32
16
8
4

Lihat tabel diatas, subnet A membutuhkan 26 host jika kita menggunakan /26 yang
menyediakan 64 host maka akan banyak host yang tersisa. Kita tentukan net mask
menyediakan host lebih dari 26 tapi hanya memiliki sisa host sedikit. Dari table diatas yang
paling cocok adalah /27 (32 host).
Karena subnet D telah menggunakan IP 192.168.1.0 - 192.168.1.63/26 maka subnet A akan
menggunakan IP setelahnya yang belum digunakan yaitu 192.168.1.64
Maka subnet A menggunakan IP address 192.168.64 /27
Net Id
: 192.168.1.64
Range
: 192.168.1.65 192.168.1.94
Broadcast : 192.168.1.95
c. Hitung IP untuk subnet B
Net Mask
255.255.255.0
255.255.255.128
255.255.255.192
255.255.255.224
255.255.255.240
255.255.255.248
255.255.255.252

Net Mask (biner)


11111111.11111111.11111111.00000000
11111111.11111111.11111111.10000000
11111111.11111111.11111111.11000000
11111111.11111111.11111111.11100000
11111111.11111111.11111111.11110000
11111111.11111111.11111111.11111000
11111111.11111111.11111111.11111100

Prefix
/24
/25
/26
/27
/28
/29
/30

Jumlah host
256
128
64
32
16
8
4

Lihat tabel diatas, subnet B membutuhkan 10 host jika kita menggunakan /27 yang
menyediakan 32 host maka akan banyak host yang tersisa. Kita tentukan net mask
menyediakan host lebih dari 10 tapi hanya memiliki sisa host sedikit. Dari table diatas yang
paling cocok adalah /28 (16 host).
Karena subnet A telah menggunakan IP 192.168.1.64 - 192.168.1.95 /22 maka subnet B
akan menggunakan IP setelahnya yang belum digunakan yaitu 192.168.1.96
Maka subnet B menggunakan IP address 192.168.96 /28
Net Id
: 192.168.1.96
Range
: 192.168.1.65 192.168.1.94
Broadcast : 192.168.1.111
d. Hitung IP untuk subnet C
Net Mask
255.255.255.0
255.255.255.128
255.255.255.192
255.255.255.224

Net Mask (biner)


11111111.11111111.11111111.00000000
11111111.11111111.11111111.10000000
11111111.11111111.11111111.11000000
11111111.11111111.11111111.11100000

Prefix
/24
/25
/26
/27

Jumlah host
256
128
64
32

255.255.255.240
255.255.255.248
255.255.255.252

11111111.11111111.11111111.11110000
11111111.11111111.11111111.11111000
11111111.11111111.11111111.11111100

/28
/29
/30

16
8
4

Lihat tabel diatas, subnet C membutuhkan 6 host jika kita menggunakan /27 yang
menyediakan 32 host maka akan banyak host yang tersisa. Kita tentukan net mask
menyediakan host lebih dari 6 tapi hanya memiliki sisa host sedikit. Dari table diatas yang
paling cocok adalah /29 (8 host).
Karena subnet B telah menggunakan IP 192.168.1.96 - 192.168.1.111 /28 maka Subnet C
akan menggunakan IP setelahnya yang belum digunakan yaitu 192.168.1.112
Maka subnet C menggunakan IP address 192.168.112 /29
Net Id
: 192.168.1.112
Range
: 192.168.1.65 192.168.1.94
Broadcast : 192.168.1.119

B. Supernetting
Supernetting adalah proses menggabungkan dua atau lebih blok IP address menjadi satu
kesatuan. Jika proses subnetting dapat membagi sebuah network menjadi beberapa subnet,
maka supernetting merupakan proses kebalikannya. Supernetting menggabungkan
beberapa network yang berdekatan sehingga terbentuklah sebuah supernet. Supernetting
umumnya diterapkan pada network yang cukup besar untuk memudahkan proses routing,
biasanya dilakukan oleh kelas C karena kelas C hanya memiliki jumlah host sedikit pada
tiap jaringannya. Untuk kelas C, ada beberapa aturan:
a. Jumlah jaringan yang digabungkan harus merupakan perpangkatan 2, misal 16 (24).
b. Blok harus merupakan angka yang berkelanjutan atau berurut.
c.

Byte ke-3 (pake biner)dari alamat pertama harus habis dibagi jumlah blok. Misal, jika
ada 22 blok, maka byte ke-3 harus kelipatannya yakni 4, 8, 12, 16, 20, dst.

Contoh:
1. Diinginkan membuat Supernetwork dari 16 jaringan kelas C. Berapakah Supernet
Mask-nya?
Penyelesaian:
16 berarti 24. Maka bit 1 sebanyak 4 buah diganti dengan 0 dari default mask-nya
sebagai berikut:
Default Mask: 255.255.255.0

= 11111111 11111111 11111111 00000000

Default Mask yang telah dirubah

= 11111111 11111111 11110000 00000000

Maka Supernet Mask-nya adalah 255.255.240.0


2. Sebuah supernet memiliki alamat pertama 205.16.32.0 dan Supernet mask
255.255.248.0. Berapa blok yang dalam supernet tersebut dan berapa range
alamatnya?
Penyelesaian :
Supernet mask 255.255.248.0

= 11111111 11111111 11111000 00000000

Default mask 255.255.255.0

= 11111111 11111111 11111111 00000000

Maka: ada 23= blok 8 dalam Supernet dan


Range-nya = 205.16.32.0 205.16.39.255
3. Diketahui 6 buah jaringan kelas C dengan 192.168.32, 192.168.33, 192.168.34,
192.168.35, 192.168.36, dan 192.168.37, yang masing-masing memiliki 254 host yang
valid, akan digabungkan membentuk suatu supernet. Ditanyakan :
a. Tentukan penambahan bit host yang dibutuhkan dan supernet-mask dari jaringan
tersebut!
b. Tentukan jumlah host maksimum yang dapat ditampung oleh supernet tersebut!
c. Tentukan supernet id, blok host range, dan supernet broadcast dari supernet
tersebut!
Penyelesaian :

a. 6 buah jaringan
23 = 8, maka jumlah bit host yang ditambahkan adalah 3 bit.
Sebelum supernetting = 110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh
Setelah supernetting = 110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnhhh.hhhhhhhh
Proses netmasking

= 11111111.11111111.11111000.00000000

Supernet-mask

= 255.255.248.0

b. Jumlah bit 0 pada supernet-mask adalah 11. Dengan rumus 2n - 2 maka


: 211 2 = 2048 2
= 2046 host
c. Supernet id

= 192.168.32.0/21

Host range

= 192.168.32.1 - 192.168.39.254

Broadcast

= 192.168.39.255

C. Simulasi Paket Tracer untuk Supernetting


Sebuah supernet memiliki alamat pertama 205.16.32.0 dan Supernet mask 255.255.248.0.
Berapa blok yang ada dalam supernet tersebut dan berapa blok range alamatnya?
Penyelesaian:
Supernet mask 255.255.248.0 = 11111111 11111111 11111000 00000000
Default mask 255.255.255.0 = 11111111 11111111 11111111 00000000
Maka: ada 23 = 8 blok dalam Supernet
dan Range-nya 211 2 = 2048 2
= 2046 host
205.16.32.0 205.16.39.255
Blok 1 = 205.16.32.0 205.16.32.255
Blok 2 = 205.16.33.0 205.16.33.255
Blok 3 = 205.16.34.0 205.16.3

Blok 4 = 205.16.35.0 205.16.35.255


Blok 5 = 205.16.36.0 205.16.36.255
Blok 6 = 205.16.37.0 205.16.37.255
Blok 7 = 205.16.38.0 205.16.38.255
Blok 8 = 205.16.39.0 205.16.39.255
Langkah-langkahnya :
1) Buka aplikasi Cisco Paket Tracer
2) Kemudian akan terlihat lembar kerja Cisco Paket Tracer

3) Klik End Devices,

4) Lalu untuk subnet yang pertama pilih gambar PC dan drag ke lembar kerja sebanyak
dua kali, sehingga seperti berikut:

5) Kemudian klik Toolbar Connection, lalu pilih kabel Cross Over untuk menghubungkan
PC dengan PC

6) Pasangkan kabel Cross Over pada kedua PC tersebut dengan memilih FastEthernet

7) Lalu berikan IP Address pada setiap PC dengan ketentuan berikut:


a) Ketikkan IP untuk DNS Server pada kedua komputer tersebut dengan: 205.16.32.2
b) Ketikkan IP Address untuk PC0 dengan: 205.16.32.3
c) Ketikkan IP Address untuk PC1 dengan: 205.16.32.254
d) Ketikkan subnet mask-nya dengan: 255.255.248.0

8) Lanjutkan sampai blok-8, sehingga menjadi:

Anda mungkin juga menyukai